Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

MOOC (Massive Open Online Course)


PEGAWAI PEMERINTAH PERJANJIAN KERJA (PPPK)

DISUSUN OLEH;

NAMA : MASHA, S.Pd.


NI PPPK : 197208132022212001
GOLONGAN : IX
JABATAN : AHLI PERTAMA - GURU KELAS
UNIT KERJA : SD NEGERI BLUMBUNGAN 6
KECAMATAN : LARANGAN
KABUPATEN : PAMEKASAN
RESUME JURNAL
MOOC ASN PPPK GURU 2024

MOOC atau Massive open online Course salah satu metode atau cara dalam pelathan dasar
(Latsar) untuk para calon pegawai pemerintah perjanjian kerja (PPPK). Latsar dilakukan
untuk membangun dan mewujudkan ASN yang profesional dan berkarakter yang berakhlak.

Sambutan Kepala LAN (Dr. Adi Suryanto, M.Si)


Untuk menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045. Era revolusi industry 4.0, menuntut
kita supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pondasi penting mewujudkan
smart ASN, melalui latsar sebagai bekal menghadapi tantangan dunia yang semakin
kompleks. MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar tanpa batas untuk interaksi fisik.

Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI (Dr, M Taufiq Dea)
Penguasaan core value bagi ASN dan employer yang dikenal dalam singkatan
berAKHLAK antara lain: berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal,
adaptif dan kolaboratif.

Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan


Kompetensi ASN LAN RI, (Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm)
Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK) dituntut untuk belajar secara mandiri pada
MOOC, diantaranya adalah belajar sikap dan prilaku bela Negara.
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara


1. Pengertian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa
Indonesi dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi
oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(national system) yang bersumber dari Pancasila, UU NRI tahun 1945, NKRI dan
Bineka Tunggal Ika, guna memecahkan persoalan yang dihadapi bangsa dan negara
demi mencapai masyarakat yang aman, adil, Makmur dan sejahtera.
2. Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara ada 4.
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan
sidang BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945. Oleh Bungkarno dinyatakan bahwa
pancasila merupakan philosofishe grondslag, suatu fondamen, filsafat, pikiran yang
sedalam-dalamnya, merupakan landasan atau dasar bagi mereka yang akan didirikan.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, pancasila
juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau lietsar, sebagai Ideologi nasional
sebagai pandangan hidup bangsa,sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai
wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
2. Undang-undang dasar 1945
Sejarah kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari penjajahan asing membuktikan
bahwa sejak semula salah satu gagasan dasar dalam membangun sekoguru negara
Indonesia adalah konstitusiondisme dan paham negara hukum. Di dalam negara-
negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional. Undang-undang
dasar memiliki fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian
rupa. Sehingga penyelenggaran kekuasaan pemerintsh sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak-hak warga negara terlindungi. Gagasan ini dinamakan
Konstitusionalisme.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan semboyan bhinneka Tunggal Ika
ditetapkan peraturan pemerintah nomor 66 tahun 1951 pada tanggal 17 Oktober di
undangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang lembaga negara. Bahwa usaha
bina negara baik pada masa pemerintah majapahit maupun pemerintah NKRI
berdasarkan pada pandangan sama yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan
kebersamaan sebagai modal dasar dalam menegakkan negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam
sidang periode II BPUPKI ( 10-16 Juli 1945 ) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 pada alimia IV, meliputi :
a). Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b). Memajukan kesejahteraan umum.
c). Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d). Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
3. Bendera, Bahasa, Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan.
Bendera, Bahasa dan Lambang negara serta lagu kebengsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, Identitas dan wujud eksitensi bangsa yang menjadi simbol
kedaulatan dan kehormatan Negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Nilai-Nilai Bela Negara
a. Pengertian Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan rakyat, keutuhan wilayah
dan kerakmatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI
berdasarkan pancasila dan UUD Negara Republik Tahun 1945.
b. Nilai Dasar Bela Negara Meliputi;
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangasa dan negara
c. Setia pada pancasila
d. Rela berkorban untuk berbangsa dan negara
e. Kemampuan awal bela negara.
c. Pembinaan Kesadaran Bela Negara Lingkup adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan dan/atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuh kembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan
nilai dasar bela negara.
d. Indikator Nilai Dasar Bela Negara
a). Indikator cinta tanah air.
b). Indikator sadar, berbangsa dan bernegara
c). Indikator setia pada pancasila sebagai Ideologi bangsa
d). Idikator rela berkorban
e). Indikator kemampuan awal bela negara.

B. Analisis Isu Kontemporer


1. Konsepsi Perubahan Lingkungan Strategis
Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai
miniature dari kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang kebablasan akan
menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga.
2. Isu-isu Strategis Kontemporer
1. Korupsi
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi beserta revisi nya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara
substansi Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus
operasi.
2. Narkoba
Sebagian orang berpendapat bahwa Narkotika berasal dari kata ”Narcissus” yang
berarti jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak
sadarkan diri.
3. Terorisme dan Radikalisme merupakan perbuatan yang menggunakan kekerasan
atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara
meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis.
3. Analisis Isu-isu dengan Menggunakan Kemampuan Berpikir Kritis
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok
a. Current Issue
b. Emerging Issue
c. Isu Potensial

C. Kesiapsiagaan Bela Negara


1. Kerangka Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan
sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga.
2. Kemampuan Awal Kesiapsiagaan Bela Negara
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat
diambil manfaatnya antara lain: 1) Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan
pengaturan kegiatan lain; 2) Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar
sesama rekan seperjuangan; 3) Membentuk mental dan fisik yang tangguh; 4)
Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri; 5) Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building; 6) Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh
individu; 7) Berbakti pada orang tua, bangsa, agama; 8) Melatih kecepatan,
ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan; 9) Menghilangkan
sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin; 10) Membentuk perilaku
jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
3. Rencana Aksi Bela Negara
Aksi Nasional Bela Negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-
nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
AGENDA II
NILAI- NILAI DASAR ASN BERAKHLAK

A. Berorientasi Pelayanan
1. Pelayanan Publik Secara Konseptual/Teoretis
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
2. Panduan Perilaku (kode etik) Nilai Berorientasi Pelayanan
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari, yaitu: a) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat; b) Ramah,
Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan; c) Melakukan Perbaikan Tiada Henti

B. Akuntabel
1. Difinisi dari Akuntabel adalah melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang
milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien, dan tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan sehingga menjadi amanah. Akuntabel merupakan prinsip dasar
bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban
jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
2. Aspek-Aspek Akuntabel
a. Mempunyai hasrat atau kemauan dalam mencapai kesatuan, kemerdekaan,
kehormatan bangsa.
b. Mempunyai hasrat atau kemauan untuk berkonsekuensi
c. Mempunyai hasrat atau kemauan untuk memeperbaiki kinerja
d. Mempunyai hasrat atau kemauan
3. Tingkatan Akuntabel
a) akuntabilitas stakholder
b) akuntabilitas organisasi
c) akuntabilitas kelompok
d) akuntabilitas individu
e) akuntabilitas personal.
4. Panduan Perilaku (kode etik) Nilai Akuntabel
Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang
akuntabel adalah; a) kepemimpinan, b) transparansi, c) integritas, d) tanggung jawab
(responsibilitas), e) keadilan, f) kepercayaan, g) keseimbangan, h) kejelasan, dan i)
konsistensi.

C. Kompeten
1. Konsepsi Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik; 2)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya;
2. Perilaku Kompeten
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa
panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu: a) Meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubahi; b) Membantu orang lain belajar; dan c)
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

D. Harmonis
Harmonis merupakan Kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Peran ASN Dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E. Loyal
1. Konsep Loyal
Istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap
setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
2. Panduan Perilaku (kode etik) Loyal
Beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku
Loyal diantaranya:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; dan
d. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

F. Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan


individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir
kreatif. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.

G. Kolaboratif
1. Konsep Kolaboratif merupakan sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan
dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema
M. White, 2012).
2. Panduan Perilaku (kode etik) Nilai Kolaboratif
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki
collaborative culture indikator nya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi.
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan
upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka.
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika
terjadi kesalahan).
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai.
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik.
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong.
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

A. Smart ASN
Smart ASN merupakan kompetisi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga
mampu beradaptasi dan semakin responsip terhadap perubahan dan pencapaian tujuan
organisasi. Karena hal tersebut ASN memerlukan kemampuan yakni literasi digital.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan
media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya dapat ditinjau dari etis
dalam mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital
culture), menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan
menggunakan media digital (digital skills).
1. Literasi Digital
a. Percepatan Transformasi Digital
Ada 5 arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
1) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital; 2) Persiapkan betul
roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan
publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor
industri, sektor penyiaran; 3) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana
sudah dibicarakan; 4) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital; 5) Persiapan
terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi
digital.
b. Pengertian Literasi Digital
Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu
kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
c. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital
yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat
digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital.
d. Lingkup Literasi Digital
Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital (digital divide) juga menjadi
hal yang perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah lama
ada.
e. Implementasi Literasi Digital
Transformasi digital di sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana yang
baru. Berbagai perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret menerapkan
transformasi digital di lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di
Indonesia telah dilakukan. Sejalan dengan perkembangan ICT (Information,
Communication and Technology)
2. Pilar Literasi Digital
a. Etika Bermedia Digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
b. Budaya Bermedia Digital
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka
literasi digital dapat diklasifikasikan menjadi dua pokok besar, yaitu:
1. Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan
Kecakapan Digital Dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa dan Bernegara.
2. Internalisasi (Penerapan) Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di
Ruang Digital. Adapun kompetensi yang dibutuhkan adalah Cakap Produksi,
Cakap Distribusi, Cakap Partisipasi dan Cakap Kolaborasi
c. Aman Bermedia Digital
Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib
dimiliki oleh pengguna media digital. Pertama, kecakapan keamanan digital yang
bersifat kognitif untuk memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik
terhadap perangkat digital (lunak maupun keras). Kedua, kecakapan keamanan
digital yang bersifat afektif, yang pada dasarnya bertumpu pada empati agar
pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar
tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga
menjaga keamanan pengguna lain.

B. Manajemen ASN
1. Kedudukan, peran, Hak dan Keawajiban dan kode etik ASN
a. Manajemen ASN adalah pengrelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memilki niali dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu bersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
c. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas yaitu : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik.
e. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut : pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
f. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
a. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakuakn untuk
menerapakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan
objektivitasnya dalam pelaksanaan seleksi.
b. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bedperfoemens
mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkat kinerja.
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
a. Manajemen ASN terdiri dari manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun dan hari tua.

c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan penetapan kebutuhan, pengadaan,


penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian
penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian dan perlindungan.
d. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 tahun terhitung
sejak pelantikan pejabat pimpinan tinggi, kecuali pejabat pimpinan tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat negara, pegawai ASN dari PNS yang diangkat
menjadi pejabat negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak
kehilangan status sebagai PNS.
f. Pegawai ASNterhimpun dalam wadah Korps profesi pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi pegawai ASN RI memiliki tujuan menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN dan mewujudkan jiwa Korps ASN
sebagai pemersatu bangsa.
g. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
manajemen ASN diperlukan sistem informasi ASN. Sistem informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan berintegrasi antar instansi pemerintah.
h. Sengketa pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administrati. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative.

Anda mungkin juga menyukai