DISUSUN OLEH;
MOOC atau Massive open online Course salah satu metode atau cara dalam pelathan dasar
(Latsar) untuk para calon pegawai pemerintah perjanjian kerja (PPPK). Latsar dilakukan
untuk membangun dan mewujudkan ASN yang profesional dan berkarakter yang berakhlak.
Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI (Dr, M Taufiq Dea)
Penguasaan core value bagi ASN dan employer yang dikenal dalam singkatan
berAKHLAK antara lain: berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal,
adaptif dan kolaboratif.
A. Berorientasi Pelayanan
1. Pelayanan Publik Secara Konseptual/Teoretis
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
2. Panduan Perilaku (kode etik) Nilai Berorientasi Pelayanan
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari, yaitu: a) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat; b) Ramah,
Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan; c) Melakukan Perbaikan Tiada Henti
B. Akuntabel
1. Difinisi dari Akuntabel adalah melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang
milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien, dan tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan sehingga menjadi amanah. Akuntabel merupakan prinsip dasar
bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban
jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
2. Aspek-Aspek Akuntabel
a. Mempunyai hasrat atau kemauan dalam mencapai kesatuan, kemerdekaan,
kehormatan bangsa.
b. Mempunyai hasrat atau kemauan untuk berkonsekuensi
c. Mempunyai hasrat atau kemauan untuk memeperbaiki kinerja
d. Mempunyai hasrat atau kemauan
3. Tingkatan Akuntabel
a) akuntabilitas stakholder
b) akuntabilitas organisasi
c) akuntabilitas kelompok
d) akuntabilitas individu
e) akuntabilitas personal.
4. Panduan Perilaku (kode etik) Nilai Akuntabel
Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang
akuntabel adalah; a) kepemimpinan, b) transparansi, c) integritas, d) tanggung jawab
(responsibilitas), e) keadilan, f) kepercayaan, g) keseimbangan, h) kejelasan, dan i)
konsistensi.
C. Kompeten
1. Konsepsi Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik; 2)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya;
2. Perilaku Kompeten
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa
panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu: a) Meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubahi; b) Membantu orang lain belajar; dan c)
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
D. Harmonis
Harmonis merupakan Kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Peran ASN Dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E. Loyal
1. Konsep Loyal
Istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap
setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
2. Panduan Perilaku (kode etik) Loyal
Beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku
Loyal diantaranya:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; dan
d. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
F. Adaptif
G. Kolaboratif
1. Konsep Kolaboratif merupakan sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan
dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema
M. White, 2012).
2. Panduan Perilaku (kode etik) Nilai Kolaboratif
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki
collaborative culture indikator nya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi.
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan
upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka.
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika
terjadi kesalahan).
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai.
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik.
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong.
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
A. Smart ASN
Smart ASN merupakan kompetisi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga
mampu beradaptasi dan semakin responsip terhadap perubahan dan pencapaian tujuan
organisasi. Karena hal tersebut ASN memerlukan kemampuan yakni literasi digital.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan
media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya dapat ditinjau dari etis
dalam mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital
culture), menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan
menggunakan media digital (digital skills).
1. Literasi Digital
a. Percepatan Transformasi Digital
Ada 5 arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
1) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital; 2) Persiapkan betul
roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan
publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor
industri, sektor penyiaran; 3) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana
sudah dibicarakan; 4) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital; 5) Persiapan
terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi
digital.
b. Pengertian Literasi Digital
Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu
kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
c. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital
yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat
digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital.
d. Lingkup Literasi Digital
Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital (digital divide) juga menjadi
hal yang perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah lama
ada.
e. Implementasi Literasi Digital
Transformasi digital di sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana yang
baru. Berbagai perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret menerapkan
transformasi digital di lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di
Indonesia telah dilakukan. Sejalan dengan perkembangan ICT (Information,
Communication and Technology)
2. Pilar Literasi Digital
a. Etika Bermedia Digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
b. Budaya Bermedia Digital
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka
literasi digital dapat diklasifikasikan menjadi dua pokok besar, yaitu:
1. Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan
Kecakapan Digital Dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa dan Bernegara.
2. Internalisasi (Penerapan) Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di
Ruang Digital. Adapun kompetensi yang dibutuhkan adalah Cakap Produksi,
Cakap Distribusi, Cakap Partisipasi dan Cakap Kolaborasi
c. Aman Bermedia Digital
Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib
dimiliki oleh pengguna media digital. Pertama, kecakapan keamanan digital yang
bersifat kognitif untuk memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik
terhadap perangkat digital (lunak maupun keras). Kedua, kecakapan keamanan
digital yang bersifat afektif, yang pada dasarnya bertumpu pada empati agar
pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar
tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga
menjaga keamanan pengguna lain.
B. Manajemen ASN
1. Kedudukan, peran, Hak dan Keawajiban dan kode etik ASN
a. Manajemen ASN adalah pengrelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memilki niali dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu bersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
c. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas yaitu : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik.
e. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut : pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
f. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
a. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakuakn untuk
menerapakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan
objektivitasnya dalam pelaksanaan seleksi.
b. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bedperfoemens
mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkat kinerja.
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
a. Manajemen ASN terdiri dari manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun dan hari tua.