Anda di halaman 1dari 13

Nama Lengkap : Achmad Fitroh, Amd.

Kep

NIP 198506222023211002

Jabatan : TERAMPIL - PERAWAT

Instansi : PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

MATERI KEBIJAKAN

 Kepala LAN RI, Bapak DR. Adi Suryanto, M.Si memberi semangat dan motivasi kepada
ASN untuk menjadi ASN kompeten dan unggul dalam menghadapi era revolusi industri 4.0
mewujudkan Indonesia emas pada masa mendatang.
 Bapak DR. Muhammad Taufiq, DEA, Deputi Bidang Kebijakan Bangkom ASN LAN RI
memberi apresiasi sebuah kebanggaan menjadi ASN karena dapat melayani bangsa dan
negara dengan core values berAKHLAK yang mampu berdaya saing dan berinovasi
terhadap tantangan dunia (SMART ASN)
 Ibu Erna Irawati, S,Sos., M.Pol.Adm, Kepala Pusat Pembinaan Program & Kebijakan
Pengembangan Kompetensi ASN, memaparkan tentang manajemen penyelenggaraan PPPK
melalui orientasi MOOC, ASN dituntut untuk mempelajari materi secara mandiri mengenai
sikap perilaku bela negara, core values ASN dan kedudukan ASN.

Rangkuman

AGENDA 1

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

MODUL 1 : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

A. Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia


 Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional
 Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya
organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908
 Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah „Indonesia‟. Bahkan PI menjadi pelopor kemerdekaan bangsa
Indonesia di kancah Internasional. Perhimpunan Indonesia diprakarsai oleh Sutan
Kasayangan dan R.N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda.
1
 Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang
kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh
wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun,
Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda
Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
 Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres
Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Indonesische
Clubgenbouw Jl. Kramat 106 Jakarta
 Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
 PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945
 Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia.
B. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. NKRI
C. Atribut Negara
1. Bendera Sang Merah Putih
2. Bahasa Indonesia (pasal 36 UUD 1945)
3. Lambang Negara Garuda Pancasila
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
D. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai
Ancaman.
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr.H. Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara.
E. Nilai Dasar Bela Negara
1. Cinta tanah air;
2. Sadar berbangsa dan bernegara;
3. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Kemampuan awal bela negara.
F. Nilai-nilai Dasar ASN
1. Memegang teguh ideologi Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pemerintahan yang sah;
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
2
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepadapublik;
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan danprogram pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun;
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerjapegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yangdemokratis sebagai perangkat sistem
karier.
G. Fungsi ASN
Sebagai ASN mengimplementasikan Nilai Dasar Bela Negara dan nilai-nilai dasar ASN
yaitu mengabdikan diri sebagai: pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; dan perekat dan
pemersatu bangsa.

MODUL 2 : ANALISIS ISU KONTEMPORER

Analisis isu kontemporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini. Jadi solusi
penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern, terbagi menjadi current
issue dan emerging issue.

A. Perubahan Lingkungan Strategis

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik
untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017, empat level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang
tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
B. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Modal insani yang dimaksud adalah modal manusia (human capital concept) yaitu komponen
yang sangat penting di dalam organisasi.
1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal Ketabahan (adversity)

3
5. Modal Etika/Moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
C. Isu-Isu Strategis Kontemporer
Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan
dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan
lingkungan strategis. Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya
sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi
peradaban dan bangsa
Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme,
money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan
Hoax, dan lain sebagainya.

MODUL 3 : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlasdan sadar disertai kerelaan berkorban
sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik
secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesiapsiagaan
diri yaitu menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara
menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati
diri bangsa yang luhur dan terhormat.

AGENDA 2

NILAI-NILAI DASAR ASN (BERakhlak)

MODUL 1 : BERORIENTASI PELAYANAN

Berorientasi pelayanan artinya keinginan memberikan pelayanan prima demi kepuasan


masyarakat. Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi

4
para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:

1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat


2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti

MODUL 2 : AKUNTABEL

Akuntabel artinya bertanggungjawab atas semua yang diberikan. Panduan perilaku/kode


etik:

1. Melaksanaan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,cermat, disiplin danberintegritas tinggi


2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien
3. Menggunakan Kewenangan jabatannyadengan berintegritas tinggi

MODUL 3 : KOMPETEN

Kompeten artinya terus belajar dan kembangkan kapabilitas. Panduan perilaku/kode etik kompeten
sebagai wujud nilai kompeten sebagai bagian nilai-nilai dasar ASN, BerAkhlak yaitu:

1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi


2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

MODUL 4 : HARMONIS

Harmonis artinya saling peduli dan menghargai perbedaan. Salah satu kunci sukses kinerja suatu
organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa
memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi
produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Panduan perilaku/kode etik
untuk menerapkan nilai harmonis, sebagai berikut:

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya


2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusiif

MODUL 5 : LOYAL

Loyal artinya berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Adapun beberapa
Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang dapat diwujudkan, diantaranya:

1. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945, Setiakepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
2. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara

MODUL 6 : ADAPTIF

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
5
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Adaptif artinya terus
berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan. Panduan perilaku/kode
etik adaptif yaitu:

1. Cepat menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan zaman


2. Terus berinovasi mengembangkan kreativitas
3. Bertindak proaktif

MODUL 7 : KOLABORATIF

Kolaborasi artinya membangun kerja sama yang sinergis. Panduan perilaku/kode etik
kolaboratif yaitu:

1. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


2. Terbuka dan bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM

NKRI MODUL 1 : SMART ASN

Smart ASN yaitu aparatur yang memiliki nasionalisme, integritas, wawasan global,
hospitality, networking, penguasaan teknologi informasi, bahasa asing, dan entepreneurship yang
berperan sebagai digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.

A. Literasi Digital

Menurut Gilster (1997) literasi digital mengacu kepada kemampuan untuk memahami,
mengevaluasi dan mengintegrasi ke dalam berbagai format (multiple formats) dalam bentuk digital.
Buckingham (2010) menambahkan bahwa literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional
belajar bagaimana menggunakan komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian secara
daring. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasI,
kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia merepresentasikan realita di dunia; dan
memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas.

Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan
media digital secara bertanggung jawab. Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses
media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan media
digital dengan aman (digital safety),dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills).

B. Empat Pilar Literasi Digital


1. Digital Skill (kecakapan)
2. Digital Culture (budaya)
6
3. Digital Ethics (etika)
4. Safety (keamanan)

7
8
9
MODUL 7 : KOLABORATIF

Kolaborasi artinya membangun kerja sama yang sinergis. Panduan perilaku/kode etik
kolaboratif yaitu:

4. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


5. Terbuka dan bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
6. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM

NKRI MODUL 1 : SMART ASN

Smart ASN yaitu aparatur yang memiliki nasionalisme, integritas, wawasan global,
hospitality, networking, penguasaan teknologi informasi, bahasa asing, dan entepreneurship yang
berperan sebagai digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.

C. Literasi Digital

Menurut Gilster (1997) literasi digital mengacu kepada kemampuan untuk memahami,
mengevaluasi dan mengintegrasi ke dalam berbagai format (multiple formats) dalam bentuk digital.
Buckingham (2010) menambahkan bahwa literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional
belajar bagaimana menggunakan komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian secara
daring. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasI,
kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia merepresentasikan realita di dunia; dan
memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas.

Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan
media digital secara bertanggung jawab. Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses
media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan media
digital dengan aman (digital safety),dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills).

D. Empat Pilar Literasi Digital


1. Digital Skill (kecakapan)
2. Digital Culture (budaya)
3. Digital Ethics (etika)
4. Safety (keamanan)

1
0
E. Etika Bermedia Digital
Ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi
kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata
kelola, berinteraksi, berpartisipasi,berkolaborasi dan bertransaksi elektronik. Contohnya:
1. Pilah pilih pesan
2. Tetap kritis dan berpikir
3. Ingat sebutkan sumbernya
4. Perhatikan gaya bahasa
5. Perjelas nama dan gambar akun
F. Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada perangkat sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi
dari permasalahan kita sehari-hari. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki
oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara.

MODUL 2 : MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, beretika profesi, bebas dari intervensi, dan bebas dari praktik
KKN.

A. Kedudukan ASN
1. Pegawai Negeri Sipil (ASN)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhisyarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
B. Fungsi dan Tugas ASN
1. Pelaksana kebijakan public
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan
2. Pelayan public
Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Hak dan Kewajiban
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Hak PNS dan PPPK yang
diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;

1
1
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi

Sedangkan PPPK berhak memperoleh:


1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

1. setia dan taat pada Pancasila


2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabatpemerintah yang berwenang
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
7. menyimpan rahasia jabatan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

D. Kode Etik ASN


Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,dan berintegritas tinggi
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
6. menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara
7. menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN

1
2
E. Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Sistem merit merupakan kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi.

1. Manfaat sistem merit bagi organisasi:


 mendukung keberadaan penerapan prinsip akuntabilitas
 dapat mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggungjawabkan tugas dan fungsinya
 instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai
visi dan misinya
2. Manfaat sistem merit bagi pegawai:
 menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjanjian karir seorang pegawai
 memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri
F. Mekanisme Pengelolaan ASN
Kebijakan dan praktik dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalam
organisasi termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan,
penilaian, dan penghargaan
G. Manajemen PPPK
1. Penetapan Kebutuhan
2. Pengadaan
3. Penilaian Kinerja
4. Penggajian dan Tunjangan
5. Pengembangan Kompetensi
6. Pemberian Penghargaan
7. Disiplin
8. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
9. Perlindungan

1
3

Anda mungkin juga menyukai