Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(PPPK)

ZURRIYATUL AINI, S.Pd

SD NEGERI AIK BERIK

KECAMATAN BATUKLIANG UTARA

KABUPATEN LOMBOK TENGAH


TUGAS RESUME

Judul : MOOC PPPK


Jumlah Halaman : 14
Tahun : 2023
Penulis : ZURRIYATUL AINI S.Pd.
Jabatan : Guru Kelas
Satuan Kerja : SDN Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara
Instansi : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah NTB

A. Latar belakang
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD1945),
diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Lembaga Administrasi Negara Menyediakan MOOC PPPK dengan niat dan itikad baik
yaitu mendorong budaya belajar secara efektif dan efisien, dari hasil belajar secara mandiri
kami peserta MOOC PPPK diharapkan mampu merangkum materi yang telah kami pelajari
Secara mandiri sebagai persyaratan mengikuti evalusi sikap prilaku peserta PPPK.

B. Tujuan

Untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan PPPK terutama dalam hal cara
belajar yang efektif dan efesien, mengembangkan pengetahuan terkait apa yang menjadi
tugas dan tanggungjawab sebagai ASN PPPK.
AKTIVITAS 1
- Sambutan kepala LAN oleh Dr. Adi Suryanto, M.Si
- Penjelasan kebijakan pengembangan kompetensi ASN oleh Dr. Muhammad Taufiq DEA
- Penjelasan manajemen penyelenggaraan PPPK oleh Erna Irawati, S.Sos. M Pol. Adm Kepala
pusat pembinaan dan kebijakan pengembangan kompetensi ASN LAN RI.
AKTIVITAS 2
Agenda 1
Sikap perilaku Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran
terhadap system nasional yang bersumber dari pancasila, UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadai
bangsa dan Negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtra.
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia
Fakta- fakta sejarah Indonesia dapat dijadikan pembelajaran bahwa kebangsaan Indonesia
terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan pengakuan
terhadap keberagaman sehungga mencapai puncaknnya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Proses
panjang tersebut dapat kiata lihat dari terbentuknya berbagai macam organisasi diantaranya:
- 20 Mei 1908 berdirinya organisasi Budi Utomo
- 25 oktober 1908 diprakarsainya organisasi Perhimpunan Indonesia (PI)
- 30 April 1926 Kongres Pemuda I
- 27-28 Oktober kongres Pemuda II
- 1 Maret 1945 terbentukknya BPUPKI
- 7 Agustus 1945 terbentuknya PPKI
Presiden RI menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi nusa dan bangsa Indonesia sebagai
hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur antara lain :
- Hari pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei
- Hari kebangkitan nasional 20 Mei
- Hari angkatan perang 5 Oktober
- Hari sumpah pemuda 28 Oktober
- Hari pahlawan 10 Nopember
-
4 Kosensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh
tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau
Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat
atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai
cita-cita nasional.
2. UUD 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Adapun tujuan NKRI seperti tercam dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial .
Atribut Negara
- Bendera sang Merah Putih
- Lambang Negara Garuda Pancasila
- Bahasa Indonesia
- Lagu kebangsaan Indonesia raya
2. Analisis Isu Kontemporer
A. Perubahan Lingkungan Strategis
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia
Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Menjadi PNS yang professional
1. Mengambil Tanggung Jawab
2. Menunjukkan Sikap Mental Positif
3. Mengutamakan Keprimaan
4. Menunjukkan Kompetensi
5. Memegang Teguh Kode Etik
Perubahan Lingkungan Strategis
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron,N.C.,2017,empat level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai
bidang tugas masing-masing, yakni : individu, keluarga(family), Masyarakat pada level local
dan regional (Community/Culture), Nasional(Society) ,dan Dunia(Global).
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal ketabahan (adversity)
5. Modal etika/moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
B. Isu-Isu Strategis Kontemporer
- Korupsi
Secara etimologis, Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin“corruptio” (Fockema Andrea: 1951)
atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Kata “corruptio” berasal dari kata
“corrumpere”,suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah
“corruption, corrupt”(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/ korruptie”(Belanda). Secara harfiah
korupsi mengandung arti: kebusukan,keburukan, ketidakjujuran, dapat disuap. Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi” diartikan sebagai:“perbuatan yang buruk seperti:
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan)
untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
- Narkoba
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani
yaitu”Narke” yangberarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang
berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata”Narcissus”yang berarti jenis tumbuh-
tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri.
- Terorisme dan Radikalisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan
korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap
objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
- Money Laundring
“Money laundering”dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang.
- Proxy War
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik diantara dua negara, dimana Negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’
atau kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari modus perang asimetrik, sehingga
berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat irregular dan tak
dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran. Perang proxy
memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau
kepemilikan territorial lawannya.
- Kejahatan Mass Communication ( Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)
Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya terbagi atas tiga jenis media, yaitu:
1. Media cetak, berupa surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan sebagainya
2. Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi
3. Media online, yaitu media internet seperti website,blog, portal berita, dan media sosial.
3. Kesiapan Bela Negara
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan
sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD
Tahun1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara”. Ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar BelaNegara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Agenda II
Nilai-nilai Dasar PNS
1. Berorientasi Pelayanan
Adapun peyelenggara pelayanan public menurut UU pelayanan public adalah adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang
untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik. Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
salah satu dari penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi
ASN adalah sebagai pelayan public.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1)
penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat,
stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan
Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN
menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan
Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani
Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Jawaban Evaluasi 1
1. B 6. C
2. C 7. C
3. C 8. C
4. B 9. B
5. A 10. D

2. Akuntabel
a. Peribahasa ‘Waktu Adalah Uang’ digunakan oleh banyak ‘oknum’ untuk memberikan layanan
spesial bagi mereka yang memerlukan waktu layanan yang lebih cepat dari biasanya.
Sayangnya, konsep ini sering bercampur dengan konsep sedekah dari sisi penerima layanan
yang sebenarnya tidak tepat. Waktu berlalu, semua pihak sepakat, menjadi kebiasaan, dan
dipahami oleh hampir semua pihak selama puluhan tahun.
b. Tugas berat Anda sebagai ASN adalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi dalam proses
menjaga dan meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena, bisa jadi, secara aturan dan
payung hukum sudah memadai, namun, secara pola pikir dan mental, harus diakui, masih
butuh usaha keras dan komitment yang ekstra kuat.
c. Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga Melayani Bangsa”, menjadi
udara segar perbaikan dan peningkatan layanan publik. Namun, Mental dan Pola Pikir berada
di domain pribadi, individual. Bila dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan
dampak sistemik. Ketika perilaku koruptif yang negatif bisa memberikan dampak sistemik
seperti sekarang ini, sebaliknya, mental dan pola pikir positif pun harus bisa memberikan
dampak serupa.
Jawaban Soal Latihan
a. Pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor, yang awalnya kita biasanya akan
menunggu sangat lama bisa sampai memakan waktu sampai satu hari, tetapi sekarang bisa
hanya dengan 15 menit.
b. Pelayanan di CAPIL, baik itu pembuatan, perbaikan KTP atau KK, ketika kita datang langsung
sendiri untuk memperbaiki KTP , petugas CAPIL akan bilang belangko KTP kosong,
sementara ketika kita menggunakan calo, satu hari KTP kita bisa langsung jadi.
c. Pelayanan yang sangat baik, birokrasi lancer, ini yang seharusnya dilakukan oleh semua
instansi pelayan masyarakat agar masyarakat puas.

3. Kompeten
 Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru.
 Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
 Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efesien.
Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
b. Bertindak proaktif.
Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

4. Harmonis
Peran ASN
Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang
historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam
mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan separatism dan
berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas
pegawai ASN adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

5. Loyal
Definisi : berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Berbangsa dan Bernegara.
Kata konci : - Komitmen, dedikasi, kostribusi, nasionalisme, pengabdian.
Kode etik :
- Memegang teguh idiologi Pancasila dan UUD 1945, setia pada NKRI dan pemimpin
yang sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan Negara
- Menjaga rahasia dan jabatan Negara
6. Adaptif
Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ketingkat mahir
(personal mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(sharedvision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan
visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
Cirri-ciri individu adaptif
- Eksperimen orang yang beradaptasi
- Melihat peluang dimana orang lain melihat kegagalan
- Memiliki sumberdaya
- Selalu berpikir kedepan
- Tidak mudah mengeluh
- Tidak menyalahkan
7. Kolaboratif
AKTIVITAS KOLABORASI ANTAR ORGANISASI
1. Kerjasama informal
2. Perjanjian bantuan bersama
3. Memberikan pelatihan
4. Menerima pelatihan
5. Perencanaan bersama
6. Menyiapkan peralatan
7. Menerima peralatan
8. Memberikan bantuan teknis
9. Menerima bantuan teknis
10 Memberikan pengelolaan hibah
11. Menerima pengelolaan hibah

Hari /Tanggal : Rabu, 23 Agustus 2023


AGENDA III

A. SMART ASN
1. LITERASI DIGITAL
a. Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi,
diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru, berpikir
dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru
dan menjadi tipe orang baru. Affordance dalam literasi digital adalah akses, perangkat,
dan platform digital.
Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan hal-
hal lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint dalam
literasi digital bisa meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan
literasi digital (Jones dan Hafner, 2012).
b. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital yang
dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital
meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur
digital.Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital.
Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan
riset inovasi digital.
c. Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi jumlah
masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan data dari
APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total Serviceable Market penting untuk
menentukan target spesifik program literasi digital. Saat ini, tingkat penetrasi internet di
Indonesia sebesar 73,7%.
d. Tantangan Kesenjangan Digital
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan memiliki
(ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses (Internet).
e. Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat
menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas.
f. Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat
menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas.
g. Implementasi Literasi Digital
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology),
muncul berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah
sekolah berbasis web (web-school). Bermula dari kedua istilah tersebut, munculah
berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang menggunakan internet, seperti online
learning, distance learning, web-based learning, dan elearning (Kuntarto dan Asyhar,
2016). Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari
Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa indikator
terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan keluarga.

B. MANAGEMEN ASN
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Pengembangan kompe-tensi antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus,
dan penataran. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan
digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
Dalam mengembangkan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan
instansi masing-masing. Dalam mengembangkan kompetensi PNS diberikan kesempatan
untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat dan daerah dalam waktu paling lama 1 (satu)
tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.

1. Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :


a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan.
b. Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas.
c. Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kode Etik ASN : Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat
dan Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana dan Pengawas Penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.
2. Fungsi Kode Etik ASN
 sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan
tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
 Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,
 Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan
tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas
kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai