MATERI I
Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Oleh : Dr. Adi Suryanto, M.Si
Fokus mempersiapkan ASN untuk menyongsong masa depan yang kompeten dan profesional
karena era revolusi industry 4.0 menuntut kita supaya cepat beradaptasi dan mengembangkan
teknologi. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN untuk mencetak ASN
yang unggul dan kompeten.
MATERI II
Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI
Oleh : DR. Muhammad Taufiq DEA
Penguasaan Core Value ASN untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, dikenal dengan
singkatan BerAKHLAK yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif.
MATERI III
Manajemen penyelenggaraan PPPK
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN LAN RI,
Oleh : Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
PPPK diharapkan dapat belajar secara mandiri pada MOOC PPPK. Soal evaluasi bertujuan untuk
mengetahui pemahaman materi dalam MOOC. Pembelajaran dibagi menjadi 3 yaitu, sikap
perilaku bela Negara, nilai-nilai rol value, dan kedudukan dalam penyelenggara pemerintahan.
AGENDA I
AGENDA II
A. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur pelayanan publik yaitu penyelenggara,
penerima, dan kepuasan penerima layanan. Prinsip pelayanan public yang baik
diantaranya adalah partisipatif, transparan, responsive, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan. berkeadilan
B. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik. Aspek-aspek antara lain, akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
berorientasi pada hasil, adanya laporan, memerlukan konsekuensi, memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu: menyediakan kontrol demokratis;
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu, akuntabilitas personal,
individu, kelompok kinerja, organisasi, dan stakeholder Stakeholder yang dimaksud
adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.
C. KOMPETEN
Standar Kompetensi ASN meliputi, kompetensi teknis, kompetensi manajerial,
kompetensi sosial kultural. Perilaku kompeten seorang ASN diantaranya, berkinerja yang
BerAkhlak, meningkatkan kompetensi diri, membantu orang lain belajar, melakukan
kerja terbaik.
D. HARMONIS
Tantangan disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kondisi yaitu, disharmonis antarsuku, disharmonis antaragama, disharmonis antarras,
disharmonis antargolongan.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman
dan berenergi positif, yaitu:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah harus bersikap netral dan adil,
mengayomi kepentingan kelompok, memiliki sikap toleran atas perbedaan, suka
menolong, teladan di lingkungan masyarakatnya.
E. LOYAL
Loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai
hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya.
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
F. ADAPTIF
Beberapa hal yang mengharuskan kita untuk adaptif yaitu, perubahan lingkungan
strategis, kompetisi di sekotor publik, komitmen mutu, pekembangan teknologi,
tantangan praktek administrasi publik. Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki
makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan
antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2. Mendorong jiwa kewirausahaan
3. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
4. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
5. Terkait dengan kinerja instansi. Budaya adaptif seyogyanya diinternalisasi dan
diwujudkan
G. KOLABORATIF
1) Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi
dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White,
2012). Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
2) Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
Praktek dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah
Panduan perilaku kolaboratif, menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018),
organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan
upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika
terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas)
Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di
beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan
yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia
AGENDA III
A. SMART ASN
1. LITERASI DIGITAL
Literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital culture, digital
ethics, dan digital safety.
1. Kecakapan menggunakan media digital (digital skills)
Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital
dalam kehidupan sehari-hari
2. Budaya menggunakan digital (digital culture),
Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
3. Etis menggunakan media digital (digital ethics),
digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
4. Aman menggunakan media digital (digital safety).
Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
3. Implementasi
➢ Implementasi
Beberapa implementasi literasi digital yaitu, lanskap digital (hardware dan software),
mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, aplikasi dompet
digital, loka pasar (marketplace), dan transaksi digital lokapasar (marketplace).
➢ Etika Berinternet (Nettiquette)
Netiquette (Network Etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet.
Terdapat dua jenis netiket yaitu,
1. One to one communications adalah komunikasi yang terjadi antara satu individu
dengan individu lainnya. Contohnya adalah ketika mengirim email.
2. One to many communication adalah komunikasi yang terjadi antar individu
dengan beberapa orang atau kelompok atau sebaliknya, contohnya adalah media
sosial, blog, komunitas, situs web, dan lain-lain.
➢ Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten Negatif
Lainnya
Hoax adalah informasi bohong. Cara melindungi diri dari Hoax:
1) Evaluasi dan evaluasi
Gunakan kriteria berikut ini untuk mengevaluasi sumber sebagai salah satu cara
menghindari hoax, :
a) Currency (keterbaruan informasi)
b) Relevance (relevansi)
c) Authority (Penulis)
d) Accuracy (Akurasi/Ketepatan)
2) Google it
3) Dapatkan berita dari sumber berita
4) Bedakan opini dan fakta
B. MANAJEMEN ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS);
dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari 17 Manajemen
ASN pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan pemersatu
bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerinta