Anda di halaman 1dari 13

JURNAL MATERI MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) PPPK 2023

Nama : Istinganah, S.Pd.I


Tempat, Tanggal Lahir : Banyumas, 05 Oktober 1983
NIP : 198310052023212015
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Pendidikan Agama Islam
Instansi : Pemerintah Kabupaten Banyumas
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Kalibagor

MATERI I
Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Oleh : Dr. Adi Suryanto, M.Si

Fokus mempersiapkan ASN untuk menyongsong masa depan yang kompeten dan profesional
karena era revolusi industry 4.0 menuntut kita supaya cepat beradaptasi dan mengembangkan
teknologi. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN untuk mencetak ASN
yang unggul dan kompeten.

MATERI II
Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI
Oleh : DR. Muhammad Taufiq DEA

Penguasaan Core Value ASN untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, dikenal dengan
singkatan BerAKHLAK yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif.

MATERI III
Manajemen penyelenggaraan PPPK
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN LAN RI,
Oleh : Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.

PPPK diharapkan dapat belajar secara mandiri pada MOOC PPPK. Soal evaluasi bertujuan untuk
mengetahui pemahaman materi dalam MOOC. Pembelajaran dibagi menjadi 3 yaitu, sikap
perilaku bela Negara, nilai-nilai rol value, dan kedudukan dalam penyelenggara pemerintahan.
AGENDA I

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA


1. WAWASAN KEBANGSAAN
a. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Beberapa titik penting dalam sejarah bangsa Indonesia yaitu tanggal 20 Mei yang
diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional, pembentukan Perhimpunan
Indonesia (PI), diadakannya Kongres Pemuda I, Kongres Pemuda II yang
menghasilkan Sumpah Pemuda dan penetapan lagu kebangsaan, pembentukan
BPUPKI, pembentukan PPKI untuk melanjutkan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang sebelumnnya telah menjadi tugas BPUPKI, kemudian tanggal 17
Agustus 1945 ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
b. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi jati diri bangsa dan
kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD ‘45,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan persoalan yang dihadapi
demi masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
c. 4 (Empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1) Pancasila
Pancasila merupakan fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya,
merupakan landasan atau dasar bagi negara. Pancasila juga sebagai bintang
pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup
bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok
bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional. Untuk menjaga,
memelihara, memperkokoh dan mensosialisasikan Pancasila maka para
penyelenggara Negara dan seluruh warga Negara wajib memahami, meyakini
dan melaksankaan kebenaran nilai-nilali Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Undang-Undang Dasar 1945
Pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 oleh PPKI. Di dalam Negara-negara yang mendasarkan
dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-undang dasar memiliki fungsi
yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. D
3) Bhinneka Tunggal Ika
Dapat diuraikan makna Bhinna Ika-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi
pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki
perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik
Indonesia.
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi : a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum; c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; d.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
d. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
1) Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih.
2) Bahasa
Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi Negara, bersumber
dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan
yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban Bangsa.
3) Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila
yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
4) Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh WR Supratman.

2. NILAI – NILAI BELA NEGARA


a. Sejarah Bela Negara
Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Renville. Terjadi penyerbuan yang
kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II. Wakil Presiden
menganjurkan melakukan perang gerilya terhadap Belanda, anjuran itu dikenal
dengan “Order Harian”. Panglima Besar Jendral Sudirman mengeluarkan perintah
untuk menghadapi Belanda sesuai rencana yang ditetapkan.
Pemerintah Darurat Republik Indonesia jatuh ke tangan Belanda, Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta ditangkap.
Dunia internasional mengecam agresi militer, kemudian diadakan perundingan
yang menghasilkan perjanjian Roem-Royen.
b. Ancaman
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari 23 dalam negeri
maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. Kesadaran bela Negara perlu
ditumbuhkembangkan agar potensi ancaman tidak menjelma menjadi ancaman.
c. Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini adalah kewaspadaan setiap warga Negara terhadap setiap
potensi ancaman. Kemampuan kewaspadaan dini dikembangkan untuk
mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan
nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi
setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman.
d. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
e. Nilai Dasar Bela Negara
nilai dasar Bela Negara meliputi : a. cinta tanah air; b. sadar berbangsa dan
bernegara; 26 c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban
untuk bangsa dan negara; dan e. kemampuan awal Bela Negara.
f. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau
pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku
serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan
g. Indikator Nilai Dasar Bela Negara
Beberapa indikator nilai dasar Bela Negara yaitu indikator cinta tanah air, sadar
berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi Bangsa, rela
berkorban untuk bangsa dan Negara, kemampuan awal bela Negara.
h. Aktualisasi Bela Negara bagi ASN
Usaha memelihara jiwa nasionalisme diantaranya cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila, rela berkorban.

3. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi
muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan
tataran utama dari penjabaran 5 norma dasar negara Pancasila beserta norma-norma
dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum
yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


1. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
a. Perubahan Lingkungan Strategis
Empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya, yakni: individu, keluarga, masyarakat, Nasional, dan
Dunia. Perubahan global memaksa semua Negara untuk berperan serta jika tidak
maka arus perubahan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. PNS
dihadapkan pada pengaruh eksternal juga internal yang kian lama menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara.
b. Modal Insani Dalam menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Ada enam komponen modal manusia yaitu modal intelektual, emosional, social,
ketabahan, etika/ moral, kesehatan.

2. ISU –ISU STRATEGIS KONTEMPORER


a. Korupsi
Faktor yang mendorong manusia melakukan korupsi diantaranya yaitu faktor
individu (tamak, moral lemah, konsumtif), dan faktor lingkungan. Lingkungan
kerja yang korup akan memarjinalkan orang yang baik. Dampak korupsi yaitu
menghancurkan tatanan bidang kehidupan sehingga banyak menimbulkan
kemiskinan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Tindakan
membangun sikap anti korupsi diantaranya bersikap jujur, menghindari konflik
kepentingan, melaporkan jika menjadi korban korupsi.
b. Narkoba
Maraknya produksi narkotika, penyelundupan, peredaran gelap dan bisnis ilegal
yang melibatkan masyarakat, semakin memperparah kondisi penanggulangan
narkoba. Narkotika merupakan masalah besar yang dihadapi seluruh bangsa di
dunia, terutama negara miskin. Indonesia menggugah kesadaran ASN khususnya
PNS untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk menyelamatkan
negara dari bahaya Tindak Pidana Narkotika yang pada saat ini Darurat Narkoba.
c. Terorisme dan Radikalisme
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/ golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan
senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.
“Kelompok radikal-teroris sering kali mengklaim mewakili Tuhan untuk
menghakimi orang yang tidak sefaham dengan pemikiranya,”. Upaya
Memberantas Terorisme Internasional telah dilakukan melalui kewenangan PBB
dengan mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
d. Money Laundring
Umumnya dilakukan oleh pihak yang ingin memperoleh kekayaan melalui hasil
usaha illegal sehingga seakan-akan terlihat sah. PPATK berperan mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang di Indonesia.
e. Proxy War
Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak
yang bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Dimensi ketahanan
nasional suatu bangsa bukan hanya ditentukan oleh kekuatan militernya, tetapi
juga ada aspek ideologi, politik, ekonomi, dan 184 sosial-budaya, aspek-aspek ini
juga bisa dieksploitasi untuk melemahkan lawan. Pengamalan Pancasila sebagai
dasar falsafah negara harus benar-benar direalisasikan dalam rangka mencegah
terjadinya konflik antar suku, agama, dan daerah yang timbul akibat dari proxy
war. Sumber daya yang kaya untuk memajukan kesatuan dan persatuan.
f. Kejahatan Mass Communication
Empat tipe kejahatan yang terjadi di masyarakat, yaitu kejahatan kerah putih,
kejahatan tanpa korban, kejahatan terorganisir, kejahatan korporasi.

3. TEKNIK ANALISIS ISU


Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu 1. Isu saat ini (current issue) 2. Isu berkembang (emerging issue),
dan 3. Isu potensial. Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut:
a. Mind Mapping Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan
(DePorter, 2009: 153).
b. Fishbone Diagram Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga
berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang
terkait.
c. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan
untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi
perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam
yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup: 1. Cinta Tanah Air; 2. Kesadaran Berbangsa
dan bernegara; 3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara; 4. Rela berkorban untuk
bangsa dan negara; dan 5. Memiliki kemampuan awal bela negara. 6. Semangat untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur. Salah satu nilai-nilai dasar bela
negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non fisik.
Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental; Etika, Etiket dan Moral; serta Kearifan Lokal. Istilah
“mensana in corporesano” artinya: didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.

AGENDA II

NILAI-NILAI DASAR PNS:

A. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur pelayanan publik yaitu penyelenggara,
penerima, dan kepuasan penerima layanan. Prinsip pelayanan public yang baik
diantaranya adalah partisipatif, transparan, responsive, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan. berkeadilan

B. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik. Aspek-aspek antara lain, akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
berorientasi pada hasil, adanya laporan, memerlukan konsekuensi, memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu: menyediakan kontrol demokratis;
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu, akuntabilitas personal,
individu, kelompok kinerja, organisasi, dan stakeholder Stakeholder yang dimaksud
adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.
C. KOMPETEN
Standar Kompetensi ASN meliputi, kompetensi teknis, kompetensi manajerial,
kompetensi sosial kultural. Perilaku kompeten seorang ASN diantaranya, berkinerja yang
BerAkhlak, meningkatkan kompetensi diri, membantu orang lain belajar, melakukan
kerja terbaik.

D. HARMONIS
Tantangan disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kondisi yaitu, disharmonis antarsuku, disharmonis antaragama, disharmonis antarras,
disharmonis antargolongan.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman
dan berenergi positif, yaitu:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah harus bersikap netral dan adil,
mengayomi kepentingan kelompok, memiliki sikap toleran atas perbedaan, suka
menolong, teladan di lingkungan masyarakatnya.

E. LOYAL
Loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai
hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya.
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain

F. ADAPTIF
Beberapa hal yang mengharuskan kita untuk adaptif yaitu, perubahan lingkungan
strategis, kompetisi di sekotor publik, komitmen mutu, pekembangan teknologi,
tantangan praktek administrasi publik. Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki
makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan
antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2. Mendorong jiwa kewirausahaan
3. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
4. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
5. Terkait dengan kinerja instansi. Budaya adaptif seyogyanya diinternalisasi dan
diwujudkan

G. KOLABORATIF
1) Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi
dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White,
2012). Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
2) Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
Praktek dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah
Panduan perilaku kolaboratif, menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018),
organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan
upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika
terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas)
Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di
beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan
yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia

AGENDA III

A. SMART ASN
1. LITERASI DIGITAL
Literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital culture, digital
ethics, dan digital safety.
1. Kecakapan menggunakan media digital (digital skills)
Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital
dalam kehidupan sehari-hari
2. Budaya menggunakan digital (digital culture),
Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
3. Etis menggunakan media digital (digital ethics),
digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
4. Aman menggunakan media digital (digital safety).
Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

2. PILAR LITERASI DIGITAL


Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital.
a) Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari. Tiga
tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital yaitu: 1.
Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia, 2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari media
konvensional ke media digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba
instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah
perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi,
hingga berkolaborasi. 3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin
tinggi.
b) Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
c) Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan
kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
d) Kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari

3. Implementasi
➢ Implementasi
Beberapa implementasi literasi digital yaitu, lanskap digital (hardware dan software),
mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, aplikasi dompet
digital, loka pasar (marketplace), dan transaksi digital lokapasar (marketplace).
➢ Etika Berinternet (Nettiquette)
Netiquette (Network Etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet.
Terdapat dua jenis netiket yaitu,
1. One to one communications adalah komunikasi yang terjadi antara satu individu
dengan individu lainnya. Contohnya adalah ketika mengirim email.
2. One to many communication adalah komunikasi yang terjadi antar individu
dengan beberapa orang atau kelompok atau sebaliknya, contohnya adalah media
sosial, blog, komunitas, situs web, dan lain-lain.
➢ Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten Negatif
Lainnya
Hoax adalah informasi bohong. Cara melindungi diri dari Hoax:
1) Evaluasi dan evaluasi
Gunakan kriteria berikut ini untuk mengevaluasi sumber sebagai salah satu cara
menghindari hoax, :
a) Currency (keterbaruan informasi)
b) Relevance (relevansi)
c) Authority (Penulis)
d) Accuracy (Akurasi/Ketepatan)
2) Google it
3) Dapatkan berita dari sumber berita
4) Bedakan opini dan fakta

B. MANAJEMEN ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS);
dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari 17 Manajemen
ASN pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan pemersatu
bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerinta

2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas
dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini
baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan
seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas
untuk mencapai visi dan misinya. 31 Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam
organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang
sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif
dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai
diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.

3. Mekanisme Pengelolaan ASN


Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan
jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan
berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. 31 Manajemen ASN Pasca recruitment,
dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit
yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang
obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan
pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain
bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai