Anda di halaman 1dari 96

JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

1. WAWASAN KEBANGSAAN
A. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Bangsa Indonesia terbangun dari serangkaian proses panjang yang mendahulukan
kepentingan bersama daripada kepentingan kelompok atau individu. Ada beberapa hari
bersejarah yang ditetapkan sebagai Hari Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, antara lain:
1. 8 Mei (2 Mei) : Hari Pendidikan Nasional (hari lahirnya Ki Hajar Dewantara)
2. 20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional (hari dibentuknya Budi Utomo, organisasi
mahasiswa yang memajukan pendidikan dan kebudayaan di Hindia Belanda)
3. 5 Oktober : Hari Angkatan Perang
4. 28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda (Kongres Pemuda II, diperdengarkan lagu
Indonesia Raya melalui alunan biola Wage Rudolf Soepratman)
5. 10 November : Hari Pahlawan
6. 22 Desember : Hari Ibu

14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. 16 Agustus, Soekerno Hatta dibawa
pemuda ke Rengasdengklok agar segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia. 17 Agustus
pukul 10.00 WIB, Teks Proklamasi dibacakan, Sang Saka Merah Putih dikibarkan, dan lagu
Indonesia Raya dikumandangkan.

B. Pengertian Wawasan Kebangsaan


Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia yang dilandasi jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika dalam memecahkan
masalah bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan
sejahtera.
C. 4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno dalam sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945. Pancasila merupakan filsafat, fundamen, dasar atau landasan
negara merdeka. Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu (leitsar), sebagai
ideologi nasional, pandangan hidup bangsa, pemersatu bangsa dan wawasan pokok bangsa
dalam mencapai cita-cita.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-undang Dasar dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh
BPUPKI. (28 Mei-1 Juni penyampaian gagasan dasar pembentukan negara dan membuat
rancangan UUD. Berkas rancangan kemudian dibahas dan diperiksa ulang untuk mencapai
kesempurnaan. 22 Juni pembentukan Panitia 9 yang bertugas untuk merancang rumusan
pembukaan yang disebut Piagam Jakarta.)
3. Bhinneka Tunggal Ika
Berasal dari Kakawin Sutasoma (Purusadanta) oleh Mpu Tantular pada masa
Majapahit. Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa merupakan sebuah
pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi keberagaman.
Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 1951 tentang lambang negara. Bahwa
usaha bina negara berlandaskan pada semangat rasa persatuan dan kebersamaan sebagai
modal dasar menegakkan negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berdasarkan hukum tata negara, pada 17 Agustus 1945 NKRI baru memiliki
sebagian unsur konstitusif. NKRI memiliki tujuan untuk:
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
D. Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
Merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi
simbol kedaulatan dan kehormatan negara.
1. Bendera
Bendera Merah Putih berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebar ⅔ panjangnya.
Bagian atas berwarna merah dan bawah berwarna putih.
2. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah
NKRI sesuai UUD pasal 36 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat
nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentassi niaga, serta
sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa
media massa.
3. Lambang Negara
Lambang negara yaitu Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke kanan,
perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher garuda, dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika tertulis di pita yang dicengkram oleh garuda. Bulu pada burung
garuda berjumlah 17 helai di setiap sayap, ekor 8 helai bulu, pangkal ekor 19 helai dan
leher 45 helai.
4. Lagu Kebangsaan
Yaitu lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang diciptakan Wage Rudolf Soepratman.
E. Evaluasi
1. Menurut Anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga harus
menjadi bagian kompetensi ASN?
Setiap ASN harus berwawasan kebangsaan agar mampu menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan.
2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia!
Secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia diawali dengan berdirinya
organisasi mahasiswa yaitu Budi Utomo yang bertujuan untuk memajukan pendidikan di
tanah air. Dari organisasi tersebut, berkembang pemikiran para cendekiawan dan tokoh
sehingga persiapan kemerdekaan terutama dalam mempersatukan rakyat dapat dilakukan.
3. Menurut Anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam mewujudkan profesionalitas ASN?
Setiap bangsa harus memiliki konsensus bersama demi keutuhan bangsa. Dengan
memahami Pancasila sebagai ideologi negara, berpedoman pada Undang-undang Dasar
1945, mengutamakan bhinneka tunggal ika, dan menyadari bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan tanah air yang harus kita bela, diharapkan ASN dapat
mencapai tujuan negara meski dengan keadaan yang berbhinneka dalam mewujudkan
NKRI.
2. NILAI-NILAI BELA NEGARA
A. Sejarah Bela Negara
Pada bulan Desember 1948, tentara Belanda menyerbu beberapa daerah di Indonesia
seperti Bandara Maguwo, wilayah di Pulau Jawa dan Sumatra, termasuk ibukota Indonesia
yang berlokasi di Yogyakarta yang kemudian dikenal dengan Agresi Militer Belanda II.
Indonesia merespon dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia periode 22
Desember 1948-13 Juli 1949 di bawah pimpinan Mr. Syafruddin Prawiranegara di Sumatra.
Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 19 Desember ditetapkan sebagai
Hari Bela Negara karena merupakan hari dibentuknya Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
B. Ancaman
Di era reformasi, ancaman tak lagi berupa serangan senjata dari luar negeri. Ancaman
dapat diartikan sebagai kondisi, tindakan, potensi baik alamiah maupun rekayasa, fisik atau
non fisik, dari dalam atau luar negeri yang diperkirakan atau diduga dapat membahayakan
tatanan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Ancaman juga dapat terjadi
akibat perbedaan kepentingan, mulai dari kepentingan individu hingga kepentingan nasional.
Maka dari itu, kesadaran bela negara perlu ditumbuhkembangkan agar potensi ancaman tidak
berubah menjadi ancaman.
C. Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan NKRI. Kewaspadaan
dini diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat kepada pihak yang
berwenang. Setiap potensi ancaman dapat segera diantisipasi apabila warga negara memiliki
kepekaan terhadap fenomena atau gejala mencurigakan yang terjadi di lingkungannya dan
memiliki kesiagaan terhadap potensi ancaman.
D. Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara. Negara akan kuat apabila
warga negaranya bersatu padu dan kompak dalam membela negara. Sedangkan warga negara
akan merasa aman dan nyaman apabila negaranya kuat.
E. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan UU No 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara pasal 7 ayat (3), nilai dasar bela negara meliputi:
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan
5. Kemampuan awal bela negara.
Kepentingan pribadi, kelompok atau golongan harus diletakkan di bawah kepentingan
bangsa dan negara. Kesadaran bela negara perlu diaktualisasikan sesuai dengan kompetensi
dan profesi masing-masing warga negara.
F. Pembinaan Kesadaran Bela Negara Lingkup Pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan dan atau pelatihan kepada
warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar
bela negara. Pembinaan ini dilaksanakan di lingkup pendidikan, masyarakat dan pekerjaan.
G. Indikator Nilai Dasar Bela Negara
1. Cinta Tanah Air (jiwa raga yang bangga sebagai bangsa Indonesia, menjaga nama baik,
memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara.)
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara (berpartisipasi aktifdi masyarakat, menjalankan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
3. Setia pada Pancasila (memahami nilai Pancasila, mengamalkan nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari)
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara (bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan
pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, berpartisipasi aktif dalam membangun
masyarakat)
5. Kemampuan awal bela negara (memiliki kecerdasan emosional, spiritual, dan intelejensia,
memelihara jiwa dan raga, menjaga kesehatan)
H. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
ASN harus profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari KKN, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Usaha bela
negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib serta pengabdian sesuai profesi. Demi tercapainya tujuan dan kepentingan
nasional harus memiliki sikap dan perilaku:
1. Cinta tanah air bagi ASN:
a. Setia dan mempertahankan UUD dan pemerintahan yang sah
b. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
c. Menjaga seluruh ruang wilayah Indonesia sesuai peran dan tugasnya masing-masing
d. Menjadi contoh di masyarakat dalam menunjukkan kebanggaan sebagai bagian dari
Bangsa Indonesia
e. Mengambil pembelajaran dari kisah pahlawan
f. Menjaga nama baik bnagsa Indonesia tanpa menjelekkan negara lain
g. Memberikan kontribusi melalui ide kreatif dan inovatif guna mewujudkan kemandirian
bangsa
h. Mengutamakan produk Indonesia
i. Mendukung secara moril maupun materiil putra putri terbaik bangsa
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
a. Menjalankan tugas secara professional
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
c. Memegang teguh prinsip netralitas
d. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar peraturan
e. Menggunakan hak pilih dengan baik dan mendukung pemilu
f. Berpikir, bersikap dan berbuat sesuai peran, tugas dan fungsi ASN
g. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa sesuai bidang tugas masing-masing
h. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
i. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
3. Setia pada Pancasila
a. Memahami nilai-nilai dalam Pancasila
b. Memegang teguh ideologi Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari
c. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
d. Meyakini Pancasila sebagai dasar negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannuntuk kemajuan bangsa dan negara
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat
d. Gemar membantu sesama yang kesulitan
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia
5. Kemampuan awal bela negara
a. Memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan intelegensia
b. Meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Memelihara jiwa dan raga, menjaga kesehatan dan menghindarkan diri dari kebiasaan
yang dapat mengganggu kesehatan
d. Senantiasa bersyukur dan berdoa
I. Rangkuman
Bangsa Indonesia berhasil mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dengan penuh
perjuangan yang dilandasi semngan bela negara. Nilai dasar bela negara kemudian diwariskan
kepada generasi penerus agar Republik Indonesia tetap terjaga.
Sebagai aparatur negara, ASN wajib mengimplementasikan semangat dan usaha bela
negara dalam kehidupan sehari-hari.
J. Evaluasi
1. Menurut Anda, apakah nilai-nilai dasar bela negara masih relevan saat ini?
Selama Negara Indonesia masih berdiri, ancaman akan selalu ada, maka nilai-nilai dasar
bela negara harus selalu ada dan berkembang sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Jelaskan menurut pendapat Anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini dan
mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Di era modern ini, ancaman yang mungkin terjadi tidak lagi berupa serangan senjata, tapi
lebih ke ancaman terselubung. Seolah-olah keadaan di sekitar aman, padahal banyak
intervensi asing dan ketidakadilan yang dilatarbelakangi oleh perbedaan kepentingan yang
seringkali lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan daripada
kepentingan bangsa dan tanah air.

3. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


A. Perspektif Sejarah Negara Indonesia
Pada awal masa kemerdekaan, pemerintahan masih bersifat transisi. Sebelum
membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung, urusan
negara dikuasakan kepada presiden dan wakilnya dengan bantuan Komite Nasional.
B. Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara
Kesatuan bangsa Indonesia mencakup kesatuan psikologis, politis, geografis, dan
kesatuan visi. Filosofi dasar persatuan dan kesatuan bangsa dapat ditemukan dalam Kitab
Sutasoma karya Mpu Tantular yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma
mangrwa, artinya berbeda-beda tapi tetap satu tak ada kebenaran yang mendua. Frasa tersebut
diadopsi sebagai semboyan yang tertera dalam lambang negara Garuda Pancasila. Kemudian
adanya peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang membentuk kesatuan
psikologis bangsa Indonesia.
Kesatuan politis ditandai dengan dibacakannya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta
atas nama Rakyat Indonesia. Kesatuan geografis ditandai oleh Deklarasi Juanda pada 13
Desember 1957 yang menjadi awal konsep wawasan nusantara. Sedangkan kesatuan visi
berarti ada koherensi antara tujuan dan cita-cita nasional yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945. Tujuan nasional tersebut dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang, Menengah baik secara Nasional maupun Daerah sehingga membentuk langkah serasi
menuju cita-cita nasional.
C. Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Pemerintahan
bersifat unitaris meski penyelenggaraannya didesentralisasikan. Indonesia merupakan
konstruksi masyarakat modern yang tersusun dari kekayaan sejarah, social, budaya, ekonomi,
politik dan ideologi yang tersebar di bumi nusantara. Maka dari itu NKRI dibagi atas daerah-
daerah berupa provinsi yang kemudian dibagi menjadi kabupaten dan kota. Pembagian
tersebut diselenggarakan sebagai pendelegasian tugas atau urusan pemerintahan.
D. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Kesatuan bangsa Indonesia terjadi dalam proses yang dinamis dan dalam waktu yang
lama. Unsur-unsur sosial budaya masyarakat seperti gotong royong dan sifat kekeluargaan
serta unsur lainnya yang berasal dari luar diseleksi oleh bangsa Indonesia. Hal itulah yang
mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Tahap pembinaan persatuan bangsa
yang paling menonjol ialah: perasaan senasib, kebangkitan nasional, sumpah pemuda, dan
proklamasi kemerdekaan.
E. Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan CIta-Cita Reformasi
F. Nasionalisme
Nasionalisme ialah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi
harus diserahkan kepada negara (Hans Kohn). Meski mencintai diri sendiri, bukan berarti
mengganggap bangsa lain lebih rendah kedudukannya. Ada tiga hal yang harus dilakukan
guna membina nasionalisme Indonesia, yaitu:
1. Mengembangkan persamaan di antara suku-suku bangsa
2. Mengembangkan sikap toleransi
3. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan di antara sesama bangsa Indonesia
Sebagai warga negara, kita juga harus memiliki sikap patriotism, yaitu sudi berkorban
demi mempertahankan kejayaan negara yang memiliki ciri: cinta tanah air; rela berkorban;
menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan/ atau golongan; berjiwa
pembaharu; dan tidak kenal menyerah dan putus asa.
Dalam kehidupan sehari-hari, sikap patriotisme dapat diimplementasikan dengan cara:
menyaksikan film perjuangan, membaca buku perjuangan, mengibarkan bendera merah putih
pada hari tertentu (keluarga); melaksanakan upacara bendera, mengaitkan materi dengan nilai
perjuangan, belajar dengan sungguh-sungguh (sekolah); setia kawan, memelihara kerukunan
(masyarakat); dan meningkatkan persatuan dan kesatuan, melaksanakan Pancasila dan UUD
1945, mendukung kebijakan pemerintah (kehidupan berbangsa bernegara).
G. Kebijakan Publik dalam Format Keputusan dan/ atau Tindakan Administrasi Pemerintahan
Administrasi pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan dan
Tindakan oleh badan atau pejabat pemerintahan. Keputusan yang dibuat menjadi ketetapan
tertulis.
H. Landasan Idiil: Pancasila
Pancasila sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa Indonesia, kedudukannya
dipertegas dalam UU no 12 tahun 2011 bahwa setiap materi muatan kebijakan negara tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
I. UUD 1945: Landasan Konstitusionil SANKRI
1. Kedudukan UUD 1945
Dari sudut hukum, UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
Pancasila. Menjadii norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum SANKRI pada
umumnya atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya. Konstitusi atau UUD
termasuk hasil amandemen-amandemennya merupakan hukum dasar tertulis dan sumber
hukum tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
2. Pembukaan UUD 1945 sebagai Norma Dasar
Pembukaan UUD 1945 tidak akan berubah atau dirubah, berisi cita-cita luhur atau
visi negara Indonesia. Negara memiliki misi pelayanan (melindungi segenap bangsa
Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia) yang menjadi tugas negara atau tugas nasional. Artinya
bukan hanya tanggung jawab presiden atau lembaga eksekutif pemerintah saja, tapi juga
penyelenggara pemerintah beserta lembaga negaranya.
J. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU no 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
Dalam mencapai tujuan nasional, seorang ASN dituntut harus professional, bebas dari
intervensi politik, bebas KKN, menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu berperan merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Berdasarkan pasal 11 UU ASN, tugas pegawai ASN adalah:
1. Melaksanakan kebijakan publik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
K. Rangkuman
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia, baik sebagai dasar ideologi maupun
filosofi bangsa. Pancasila merupakan sumber yang nilainya harus dimuat dalam berbagai
kebijakan negara. UUD 1945 sebagai tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma
dasar negara menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
penyelenggaraan negara mencakup aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusianya.
L. Evaluasi
1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia!
Dalam konteks penyelenggaraan Negara Indonesia, kedudukan Pancasila adalah sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Artinya, setiap undang-undang dan/ atau aturan yang
dibuat harus selaras dengan Pancasila.
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia!
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia merupakan hukum dasar tertulis dan
sumber hukum tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia.
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945!
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 mengandung nilai
universal, artinya pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh bangsa di seluruh dunia. Juga mengandung nilai lestari yang berarti dapat
menampung dinamika masyarakat dan akan menjadi landasan perjuangan bangsa.
Pembukaan UUD 1945 berisi motivasi, dasar dan pembenaran perjuangan (alinea I); cita-
cita bangsa yang ingin mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur (alinea II); petunjuk atau tekad dalam melaksanakaan kemerdekaan
(alinea III); dan tujuan nasional negara Indonesia.
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD 1945!
Dari segi hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara Pancasila beserta norma lainnya menjadi kerangka
dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia.
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia!
Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, ASN harus dapat
melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan
tertentu sesuai bidangnya masing-masing secara profesional, non diskriminatif, bebas dari
intervensi politik, bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Analisis Isu Kontemporer

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN
dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen,
integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.

Ada pun yang dimaksud dengan Kontemporer adalah sesuatu hal yang modern,
yang eksis, dan terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan
dengan saat ini.

1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu
memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas


3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menghadapi hal tersebut PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan
(inovasi) dalam melaksanakan pelayanan kepada masya PNS bisa menunjukan perannnya
dalam koridor peraturan perudang- undangan (bending the rules), namun tidak boleh
melanggarnya (breaking the rules). Sejalan dengan tujuan Reformasi Birokrasi terutama
untuk mengembangkan PNS menjadi pegawai yang transformasional, artinya PNS bersedia
mengembangkan cita-cita dan berperilaku yang bisa diteladani, menggugah semangat serta
mengembangkan makna dan tantangan bagi dirinya, merangsang dan mengeluarkan
kreativitas dan berupaya melakukan inovasi, menunjukkan kepedulian, sikap apresiatif,
dan mau membantu orang lain.

2. Perubahan Lingkungan Strategis


Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (PERRON, N.C., 2017) ada empat level
yang mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjannya sesuai bidang tugas
masing-masing yakni :

1. Individu

2. Keluarga

3. Masyarakat pada level local dan regional

4. Nasional

5. Dunia

3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis


Modal insani yang dimaksud, disini Istilah modal atau capital dalam konsep modal
manusia (human capital concept). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia
merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan
(ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. Modal manusia adalah komponen
yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan segala kemampuannya bila
dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar biasa.

4. Isu-isu Strategis Kontemporer


Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang
berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari
sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran
pengertian tentang nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global.

5. Teknik Analisis Isu


a. Memahami Isu Kritikal

Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan
tingkat urgensinya, yaitu

1. Isu saat ini (Current Issue)

2. Isu Berkembang

3. Isu Potensial

Teknik analisis isu :

1. Mind Mapping

Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan


citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter, 2009:
153). Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak
secara natural.

2. Fishbone Diagram

Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya


memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.
Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih
menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut
sebagai Cause-andEffect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari
tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan
ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama

ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).

3. Analisis Swot

Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan
dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah
disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu
pendekatan memahami isu kritikal dengan cara menggali aspek- aspek kondisi yang
terdapat di suatu wilayah yang direncanakan maupun untuk menguraikan berbagai
potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut.

JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Kesiapsiagaan Bela Negara

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga yang di miliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap NKRI berdasarkan pancasila
dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.

Kegiatan dan pelatihan dasar bela negara bagi CPNS meliputi: 1) kegiatan olah raga dan
kesehatan fisik; 2) kesiapsiagaan dan kecerdasan mental; 3) kegiatan baris-berbaris dan tata
upacara; 4) keprotokolan; 4) pemahaman dasar fungsi-fungsi intelijen dan badan pengumpul
keterangan; 6) kegiatan ketangkasan dan permainan dalam membangun tim; 7) kegiatan caraka
malam dan Api Semangat Bela Negara (ASBN); 8) membuat dan melaksanakan rencana aksi.

Kesehatan jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau
aktifitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau
berlebihan (Agus Mukholid, 2007). Komponen kebugaran jasmani diantaranya: komposisi tubuh,
kelenturan/ fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, daya tahan jantung/ paru-paru, daya tahan otot, dan
pola hidup sehat. Kesehatan mental berkaitan dengan sistem berpikir, kesehatan berpikir, kendali
diri, manajemen stres, emosi positif dan makna hidup.

Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan


tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Kesiapsiagaan jasmani merupakan
serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang di miliki oleh seorang ASN.

Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau memaksimalkan


kekuatan fisik, dengan melatih kekuatan fisik yang menghasilkan power, endurance, muscle
strength, speed, accuracy, agility, coordination, balance, fleksibity.

Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,


perkembangan mental dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan
perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalan diri sendiri maupun luar dirinya
sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan
masyarakat. Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan mengembangkan dan/atau
memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani.

Kecerdasan emosional adalah gabungan dari semua emosional dan kemampuan sosial
untuk menghadapi seluruh aspek kehidupan manusia. Kemampuan emosional meliputi, sadar akan
kemampuan emosi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri,
kemampuan menyatakan perasaan orang lain, dan pandai menjalin hubungan dengan orang lain.

Peraturan Baris Berbaris (PBB) bertujuan untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar
dapat menunjang pelayanan yang prima pula, juga dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin,
membina kebersamaan dan kesetiakawanan dan lain sebagainya. Keprotokolan menurut UU
Nomor 9 Tahun 2010, adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan
sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukan nya
dalam negara, pemerintah atau masyarakat.

Etika keprotokolan adalah suatu bentuk tutur, sikap dan perbuatan yang baik dan benar
berdasarkan kaidah norma universal yang dilakukan secara sadar dalam tata pergaulan yang
berlaku pada tempat, waktu dan ruang lingkup serta situasi tertentu, untuk menciptakan
komunikasi dan hubungan kerjasama positif dan harmonis baik antar individu, kelompok
masyarakat, dan lembaga/organisasi, maupun antar bangsa dan negara.
Kemampuan kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan untuk mendukung
sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga
terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi
ancaman.

Intelijen negara berperan melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan dan tindakan untuk
deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan
terhadap setiap hakikat ancaman kepentingan dan keamanan nasional. Hal-hal mengenai intelijen
negara diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2011. Deteksi dini dan peringatan dini dalam
penyelenggaraan otonomi daerah di atur dalam Permendagri Nomor 16 Tahun 2011.

Implementasi dan aplikasi kewaspadaan dini bagi CPNS yaitu kesadaran lapor cepat
terhadap setiap potensi ancaman, baik di lingkungan pekerjaan maupun lingkungan pemukiman
dan mendorong terbentuknya FKDM di lingkungan masing-masing atau berkontribusi pada
Kominda.

Beberapa contoh permainan yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan bela negara yaitu
Birma Crosser, Hell Barier, Carterpillar Race, Folding Carpet, Hulahoop, Log Line, Flying Fox,
Toxic Waste, Spider Web, Trust Fall, Grass In The Wind, Almost Infinite Circle, Tupai dan
Pemburu, Helium stick, Pipa Bocor, Evakuasi Bambu, Blind Walk, dan Atomic Bom serta Caraka
“Malam”.

Contoh Rencana Aksi Bela Negara

RENCANA AKSI BELA NEGARA PESERTA LATSAR PPPK

Instansi : SMPN 1 KADUHEJO

Nama : 1. USEP HIDAYAT, S.Pd 7. ASEP DARUL IRFAN, S.Pd

2. RIZZA, S.Pd 8. ST. DINNAR NURAENI R, S.Pd

3. DEVI SUSIALIS ANGGRAENI, S.Pd 9. EKA PIANI PRAMITA, S. Pd

4. NENI AHYUNI, S. Pd 10. ENONG YULIA, S. Pd

5. ANNISA NURHIDAYANTI, S.Pd 11. ENTIN SUHARTINI, S.H

6. ELIES ROSIANA, S. Pd 12. MAMAH NURUL FATIMAH, S. Pd

Pendamping : HENDRI SETIAWAN, SE


Tempat : SMPN 1 KADUHEJO (Instansi tempat peserta Latsar PPPK bekerja selama Off
Campus)

No Nilai Indikator Aksi Tempat Penanggung Jawab Paraf


Bela Sikap dan dan Aksi Pendampi
Negara Perilaku Waktu ng
Pelaksana
an
1. Cinta Mencintai, • Menjaga Di semua 1. USEP TTD
Tanah menjaga dan kebersihan tempat HIDAYAT,
Air melestarikan • dan S.Pd
Lingkungan Membuang waktunya 2. DEVI
hidup sampah terus SUSIALIS
pada menerus ANGGRAEN
tempatnya I, S.Pd
• Rabu, 24
Memelihara Agustus
pohon 2022
• Menanam Tempat
pohon Di SMPN
1
Kaduhejo
2. Sadar Menghargai • Di semua 1. ASEP TTD
Berbang dan Mengingatk tempat DARUL
sa dan menghormati an kepada dan IRFAN, S.Pd
Bernega keanekaragam teman saat waktunya 2. NENI
ra an suku, memasuki terus AHYUNI, S.
agama, ras waktu menerus Pd
dan antar ibadah
golongan • Belajar
bahasa Rabu, 24

daerah dari Agustus

temen latsar 2022


CPNS yang Di SMPN
berasal dari 1
suku lain Kaduhejo
• Memakai
pakaian
batik dari
daerah lain.
3. Setia Meyakini • Di semua 1. ANNISA TTD
kepada Pancasila Melakukan tempat NURHIDAY
Pancasil sebagai dasar musyawara dan ANTI, S.Pd
a negara serta h mufakat waktunya 2. RIZZA, S.Pd
Menjadikan pada setiap terus
Pancasila diskusi menerus
sebagai dalam
pemersatu mengambil
bangsa dan keputusan
negara yang
disepakati.
• Membuat
komitmen
belajar
dalam
rangka
menciptaka
n suasana
kelas yang
koundusif
untuk
menjaga
dan
memelihara
kekompaka
n di kelas.
4. Rela Menyumbang • Menolong Di semua 1. ST. DINNAR TTD
Berkorb k an tenaga, teman tempat NURAENI R,
an untuk pikiran, apabila dan S.Pd
Bangsa kemampuan membutuhk waktunya 2. EKA PIANI
dan untukkepentin an bantuan. terus PRAMITA, S.
Negara gan • Memberi menerus Pd
masyarakat, dan
kemajuan menerima
bangsa dan masukan
negara pada saat
diskusi di
kelas.
5. Memilik Senantia sa • Di semua 1. ENONG TTD
i menjaga Melakukan tempat YULIA,
kemamp kesehata nnya olah raga dan S. Pd
uan awal sehingga secara waktunya 2. ENTIN
bela memiliki teratur dan terus SUHARTI
negara kesehata n terukur. menerus NI, S.H
fisik dan • Menjaga
mental yang pola makan
baik yang sehat.

Melakukan
General
Check Up
6. Semang Mempraktekk • Tidak Di semua 1. ELIES TTD
at a n Clean and memberika tempat ROSIANA, S.
Mewuju Good n sesuatu dan Pd
dk an Governance kepada waktunya 2. MAMAH
Negara dalam panitia terus NURUL
yang bermasyaraka penyelengg menerus FATIMAH, S.
berdaula t berbangsa ara, Pd
t, adil dan bernegara fasislitator,
dan pendampin
makmur g maupun
coach
dalam
bentuk
apapun
terkait
dengan nilai
akademik
selama
mengikuti
Latsar
CPNS.
• Tidak
melakukan
plagiat

Menyelesai
kan tugas
tepat waktu.
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Berorientasi Pelayanan

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

BERORIENTASI PELAYANAN

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut
mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan
administratif sebagaimana tercantum dalam penjelasan atas UUD Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik). Pelayanan publik yang prima merupakan muara dari
Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010.

Pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu,
menyiapkan, dan mengurus. Baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak kepada pihak yang
lain (Hardiyansyah (2011:11)). Istilah lain yang sejenis dengan pelayanan itu adalah pengabdian
dan pengayoman.

Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Undang-undang
tersebut dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN).

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat,
stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan.

Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespons
berbagai kebutuhan , prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
a. Partisipasif e. Efektif dan efisien
b. Transparan f. Aksesibel
c. Responsif g. Akuntabel
d. Tidak diskriminatif. h. Berkeadilan
e. Mudah dan Murah

Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
yaitu:

1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat


Nilai Dasar ini dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
pertama ini diantaranya: Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak, membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian,
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan


Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika yang luhur, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah, memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun,
3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
yang ketiga ini diantaranya: mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik; dan mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something
better and better).
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era
digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan
business as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan
cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi
pelayanan publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam
memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi pelayanan publik.
Dalam lingkungan pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya inovasi pelayanan publik, diantaranya komitmen dari pimpinan, adanya
budaya inovasi, dan dukungan regulasi. Adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi
masyarakat, dan stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk mendorong
tumbuh dan berkembangnya inovasi.

EVALUASI MATERI POKOK 1


1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar. Hal tersebut
tertuang dalam:
b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
2. Undang-Undang yang mengatur tentang Pelayanan Publik adalah:
c Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
3. Sebutkan yang bukan merupakan fungsi ASN:
c pengawas kegiatan publik
4. Yang dimaksud dengan berorientasi pelayanan adalah...
b Komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
5. Secara sederhana, definisi pelayanan publik berdasarkan Agus Dwiyanto adalah
a. Semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa
6. Yang bukan merupakan unsur penting dalam pelayanan publik adalah
c Tempat pelayanan
7. Yang bukan prinsip pelayanan publik yang baik adalah
c Kompleks namun murah
8. “Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu
warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara,
seperti status sosial, pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual,
difabel, dan sejenisnya” adalah prinsip dari …
d Tidak diskriminatif
9. “Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan
publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya,
dan sejenisnya” adalah prinsip dari …
b Transparan
10. Nilai berorientasi pelayanan dijabarkan dalam ... panduan perilaku
a. 3
EVALUASI MATERI POKOK 2

1. Yang manakah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai
berorientasi pelayanan ?
c. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

2. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai
berorientasi pelayanan?
a. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai
berorientasi pelayanan?
d. Melakukan perbaikan tiada henti
4. Dalam memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat kedudukan masyarakat dalam
konteks tersebut adalah sebagai ...
d masyarakat sebagai penerima layanan
5. Pengertian masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik
adalah …
a. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
6. Beberapa perilaku pelayanan prima yang perlu dibudayakan dalam organisasi antara lain
sebagai berikut, kecuali …
c. Cepat dan terlihat sibuk
7. Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara
berkelanjutan melalui berbagai cara berikut ini, kecuali …
b Standardisasi dan sertifikasi kompetensi pemberi layanan
8. Seorang ASN diharapkan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan prima yang
dicontohkan dengan …
a Melakukan pelayanan maksimal sesuai dengan tugas fungsinya
9. Memberikan layanan melebihi harapan customer ditunjukkan dengan ..
a. meningkatkan mutu layanan dan tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi.
10. Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah …
b Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja yang
mendukung tercapainya kinerja terbaik.
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Akuntabel

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

AKUNTABEL

1. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami.
Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke,
2017).
2. Aspek-Aspek Akuntabilitas
● Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat.
● Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
● Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan
kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakuka
● Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
● Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat
proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan
proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal,
penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
3. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya. Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan
berbeda-beda
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti
kejujuran, integritas, moral dan etika.
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya,
yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
3. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak
ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik
pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja
organisasi kepada stakeholders lainnya.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar
pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.

1. Potret Layanan Publik di Indonesia


Dalam konteks kehidupan bermasayarakat, Kita sebagai individu ataupun ASN pun mungkin
sudah bosan dengan kenyataan adanya perbedaan ‘jalur’ dalam setiap pelayanan. Proses mengurus
sebuah dokumen, dengan harga, misal, 100.000, membutuhkan waktu 3 hari, tapi pada
kenyataanya, banyak orang yang dapat memperoleh dokumen tersebut dalam hitungan jam
dengan tambahan dana yang ‘beragam’.
Baik sadar atau tidak, kenyataan layanan publik di negeri ini kerap dimanfaatkan oleh ‘oknum’
pemberi layanan untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok. Peribahasa ‘Waktu
Adalah Uang’ digunakan oleh banyak ‘oknum’ untuk
2. Tantangan Layanan Publik
Payung hukum terkait Layanan Publik yang baik tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Layanan Publik. Pasal 4 menyebutkan Asas Pelayanan Publik yang meliputi:
a. kepentingan Umum,
b. kepastian hukum,
c. kesamaan hak,
d. keseimbangan hak dan kewajiban,
e. keprofesionalan,
f. partisipatif,
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
h. keterbukaan,
i. akuntabilitas,
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan,
k. ketepatan waktu, dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
m. Undang-Undang ini dengan mantab memberikan pijakan sebuah layanan publik, yang
seharusnya dapat tercermin di setiap layanan publik di negeri ini.
3. Keutamaan Mental Melayani
Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga Melayani Bangsa”, menjadi
udara segar perbaikan dan peningkatan layanan publik. Namun, Mental dan Pola Pikir berada di
domain pribadi, individual. Bila dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan dampak
sistemik. Ketika perilaku koruptif yang negatif bisa memberikan dampak sistemik seperti
sekarang ini, sebaliknya, mental dan pola pikir positif pun harus bisa memberikan dampak serupa.

Mochtar Lubis
Koentjaraningra
t
Lima sikap mental bermuatan pola pikir koruptif Ciri manusia Indonesia yang berkonotasi negatif
yang merupakan warisan koloni- al yang “hidup” sebagai warisan zaman penindasan. Ciri manusia
dalam pola pikir manusia bangsa kita. Kelima sikap Indonesia yang disebutkan Mochtar Lubis yakni:
mental itu adalah:
● mempunyai penampilan yang berbeda di
● mentalitas yang meremehkan mutu; depan dan di belakang;
mentalitas yang suka menerabas (instan); ● segan dan enggan bertanggung jawab atas
● tidak percaya pada diri sendiri; perbuatannya, putusannya, kelakuannya,
● tidak berdisiplin murni; pikirannya, dan sebagainya;
● mentalitas yang suka mengabaikan tanggung ● jiwa feodalistik.
jawab.

PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL


1. Akuntabilitas dan Integritas
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi
landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam
memberikan layanang kepada masyarakat
2. Integritas dan Anti Korupsi
Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi. Secara harafiah,
integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan. Jika ucapan
mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun demikian. Dalam bahasa sehari-hari di
masyarakat, integritas bisa pula diartikan sebagai kejujuran atau ketidakmunafikan.
3. Mekanisme Akuntabilitas
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat
diartikan secara berbeda- beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk perilaku
yang berbeda-beda pula. Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem
penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV,
finger prints, ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan komputer atau
website yang dikunjungi).
Yang Diharapkan dari Seorang ASN
Perilaku Individu (Personal Behaviour)
● ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik yang
berlaku untuk perilaku mereka;
● ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota
masyarakat;
● Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional hubungan
berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;
● ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh kesopanan,
kejujuran dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk kepentingan mereka, hak-hak,
keamanan dan kesejahteraan;PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera,
memberikan pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan
kebijakan dan prosedur institusi tersebut;
● ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan
informasi dan kebijakan

Transparansi dan Akses Informasi


Seperti bunyi Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik,
tercantum beberapa tujuan, sebagai berikut:
1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan
pengambilan suatu keputusan publik;
2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;
4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
5) Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
6) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
7) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi.
Prinsip Kerterbukaan Informasi Publik
1. Maximum Access Limited Exemption (MALE) Pada prinsipnya semua informasi
bersifat terbuka dan bisa diakses masyarakat. Suatu informasi dapat dikecualikan hanya
karena apabila dibuka, informasi tersebut dapat merugikan kepentingan publik.
Pengecualian itu juga harus bersifat terbatas, dalam arti : (i) hanya informasi tertentu
yang dibatasi; dan (ii) pembatasan itu tidakberlaku permanen.
2. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan. Akses terhadap informasi merupakan hak setiap
orang. Konsekuensi dari rumusan ini adalah setiap orang bisa mengakses informasi
tanpa harus disertai alasan untuk apa informasi tersebut diperlukan. Seorang pengacara
publik tidak perlu menjelaskan secara detail untuk apa ia membutuhkan informasi
tentang suatu putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Prinsip ini
penting untuk menghindari munculnya penilaian subjektif pejabat publik ketika
memutuskan permintaan informasi tersebut. Pejabat publik bisa saja khawatir informasi
itu disalahgunakan. Argumentasi ini sebenarnya kurang kuat, karena penyalahgunaan
informasi tetap bisa dipidanakan.
3. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu informasi
sangat ditentukan oleh konteks waktu. Seorang wartawan misalnya, terikat pada deadline
saat ia meminta informasi yang berkaitan dengan berita yang sedang dia tulis. Dalam
kasus lain, seorang penggiat hak asasi manusia membutuhkan informasi yang cepat,
murah, dan sederhana dalam aktivitasnya. Informasi bisa jadi tidak berguna jika
diperoleh dalam jangka waktu yang lama, karena bisa tertutup oleh informasi yang lebih
baru. Selain itu, mekanisme penyelesaian sengketa informasi juga harus sederhana
4. Informasi Harus Utuh dan Benar Informasi yang diberikan kepada pemohon haruslah
informasi yang utuh dan benar. Jika informasi tersebut tidak benar dan tidak utuh,
dikhawatirkan menyesatkan pemohon. Dalam aktivitas pasar modal biasanya ada
ketentuan yang melarang pemberian informasi yang tidak benar dan menyesatkan
(misleading information). Seorang advokat atau akuntan publik biasanya mencantumkan
klausul disclaimer. Pendapat hukum dan pendapat akuntan dianggap benar berdasarkan
dokumen yang diberikan oleh pengguna jasa.
5. Informasi Proaktif Badan publik dibebani kewajiban untuk menyampaikan jenis
informasi tertentu yang penting diketahui publik. Misalnya, informasi tentang bahaya
atau bencana alam wajib disampaikan secara proaktif oleh Badan Publik tanpa perlu
ditanyakan oleh masyarakat.
6. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik Perlu ada jaminan dalam undang-undang
bahwa pejabat yang beriktikad baik harus dilindungi. Pejabat publik yang memberikan
informasi kepada masyarakat harus dilindungi jika pemberian informasi dilandasi itikad
baik. Misalnya, pejabat yang memberikan bocoran dan dokumen tentang praktik korupsi
di instansinya.

EVALUASI DAN SOAL LATIHAN


Soal Latihan (Modul Hal : 14 )
1. Banyak perbaikan yang terjadi di layanan publik yang bisa ditemukan di keseharian Anda,
pilihlah salah satu kasus yang pernah Anda alami, dan tulislah perubahan/perbaikan yang
terjadi dari kondisi sebelumnya.
2. Masih ada beberapa layanan publik yang belum berubah dari versi buruknya, pilihlah salah
satu layanan yang Anda ketahui masih belum berubah tersebut, dan tuliskan harapan
perubahan yang Anda inginkan.
3. Lihatlah video unik pada tautan ini yang berakting terkait sebuah layanan yang sudah berubah
dari bentuk selebelumnya: https://www.instagram.com/reel/CX3Oa0rJoQ7/?
utm_medium=share_sheet dan tuliskan pendapat Anda.

JAWABAN
1. Pelayanan Rumah Sakit dalam penggunaan BPJS. instansi yang tidak memiliki prosedur yang
jalas dalam menyediakan pelayanan yang berbelit belit sangat menyusahkan kita sebagai
pengguna pelayanan public terutama masyarakat menengah ke bawah. Perubahan yang terjadi
pada kondisi sebelumnya:
a. Perbaikan sistem alur BPJS
b. Pemekaran infrastruktur kesehatan
2. Masih banyak instansi yang tidak memiliki prosedur yang jelas contohnya dalam alur
pelayanan Rumah Sakit dalam penggunaan BPJS. instansi yang tidak memiliki prosedur yang
jalas dalam menyediakan pelayanan yang berbelit belit sangat menyusahkan kita sebagai
pengguna pelayanan public terutama masyarakat menengah ke bawah, masih banyak petugas
menunjukan sikap, cara berbicara atau memberitahukan sesuatu yang tidak ramah bahkan
sebagian yang ada merasa berada pada posisi superior dan arogan.
Harapan perubahan yang diinginkan : untuk dapat mewujudkan pelayanan public yang baik
maka dalam menempatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana, staf, yang menjadi
pelayanan public tidak bekerja sesuai bidangnya dan beberapa pelayanan public juga belum
kompeten dan cepat tanggap untuk melayani masyarakat.
3. Menjadi pelayan publik sudah kewajiban kita memberikan pelayanan yang memuaskan.
Harus profesional, jujur, berintegritas yang tinggi serta bebas dari korupsi. ebagai pelayan
publik kita harus bekerja secara profesional, berintegritas yang tinggi utk menjadi SMART
ASN serta terbebas dari suap, korupsi (KKN)

Soal Latihan ( Modul Hal : 24 )

1. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata responsibilitas dan
akuntabilitas. Kedua kata tersebut mempunyai arti dan makna yang berbeda. Apa yang
membedakan antara responsibilitas dan akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan berikan
pendapat anda terkait konsep responsibiltas dan akuntabilitas tersebut?
2. Bacalah kembali pembuka Bab II yang dikutip dari Laporan Tahun 2020 Ombudsman
Republik Indonesia, menurut Anda, bagaimana kasus itu bila dilihat dari konteks
Akuntabilitas?
3. Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat terhadap
kinerja pelayan publik. Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun
tidak efisien ketika berhadapan dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal
sejatinya sebagai abdi negara, birokrasi publik harus memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat, Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas publik jika
dikaitkan dengan fenomena tersebut? Jelaskan.

JAWABAN

1. Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami.
Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat
penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata
akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
2. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi, Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi
3. Nilai – nilai akntabilitas dapat meningkatkan
 Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
 untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Soal Latihan (Modul Hal : 46 )


1. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum,
Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas Program, serta Akuntabilitas Kebijakan.

Ada Studi Kasus Seperti Berikut :


Pemerintah Pusat maupun daerah sudah memulai program pengadaan barang dan jasa dengan
mekanisme secara elektronik yang disebut e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak ada
main mata antara pengada proyek dan pihak yang mengadakan proyek (Meminimalisir Kasus KKN).
Kedua, agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan cepat dan teratur.

2. Simaklah video berikut:


Pertanyaannya, termasuk dimensi akuntabilitas apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
Video ini bercerita tentang Seseorang yang menang dalam sebuah tender pengadaan yang
berniat ingin memberikan ‘hadiah’ kepada Pejabat Lelang yang dianggapkan telah berjasa
atas pemilihan perusahaannya. Namun, dalam perjalanan memberikan ‘hadiah’ tersebut
banyak rintangan yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya, simaklah video tersebut pada tautan
berikut. https://youtu.be/4Yle_pbs9aA
Berdasarkan video yang Anda yang Anda simak, isilah tabel berikut:
No Poin-poin yang dianalisis Jawaban

Kondisi apa yang membuat cerita di video itu Terjadinya pemberian hadiah.
berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana Korupsi?
1

Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan Menerima sebuah hadiah
dengan cerita di video itu?
2

Siapa saja pihak di dalam video itu yang akan Pemenang lelang
terjerat dalam kasus korupsi?
3

Kondisi apa yang bisa menjadikan cerita di dalam Adanya terjadi sogok
video itu menjadi sebuah kasus Tindak Pidana menyogok antara pemenang
4
Korupsi? lelang dan pejabat lelang

Apa dampak yang akan terjadi ke depannya bila Akan berdampak pada
cerita tersebut menjadi sebuah kasus Tindak konflik kepentingan dapat
5
Pidana Korupsi? mempengaruhi objektivitas
penilaian profesional

Apakah menurut Anda apa yang dilaukan oleh Sudah benar, karena pejabat
Pejabat Lelang sudah benar? Jelaskan kenapa? lelang tidak menerima hadiah
6

Selain Pemenang Lelang dan Pejabat Lelang, Pemenang lelang dan Pejabat
siapa lagi yang bisa berperan agak kasus itu tidak lelang
7
terjadi

Bila Anda harus memilih salah satu perang dalam Sebagai pejabat lelang saya
video itu, Apa yang akan Anda lakukan? akan menolak hadiah
8
JAWABAN
1. - Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan
eksternal
- Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan
- Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
- Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
Soal Latihan (Modul Hal : 61 )
1. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan
pribadi bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan
(Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur
untuk keuntungan pribadi) dan Non-Keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk
membantu diri sendiri dan / atau orang lain). Ada contoh studi kasus seperti berikut:
Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk satu pemenang tender
proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses yang akuntabel dan
transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi dan penerima
proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis konflik kepentingan
apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.

2. Pelajari tulisan berikut:

Selain SPPD Fiktif, BPK Juga Temukan Dugaan Mark Up Anggaran di Pemko Dumai
DUMAI, RIAULINK.COM - Selain menemukan surat pertanggungjawaban (SPJ) fiktif
pada perjalanan dinas aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Kota Dumai, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Riau juga menemukan Mark up atau
penggelembungan anggaran di bagian umum.
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) pada tahun anggaran 2017 lalu, BPK
menemukan sejumlah keanehan di satker tersebut pada kegaiatn penyediaan makan dan
minum yang tak sesuai dengan bukti kuintansi pembelian.
Bukti kuitansi tersebut dapat ditunjukkan oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK)
bagian umum selaku pihak penanggungjawab dalam penyediaan makan minum rapat,
penyambutan tamu dan kegiatan pemerintah Kota Dumai. Sesuai LHP BPK terdapat
selisih bayar mencapai Rp20.238.622,- antara SPJ makan dan minum yang dibayarkan
Pemko Dumai melalui bagian keuangan kepada rekan kerja dengan bukti kuitansi
pembelian yang bisa ditunjukkan PPTK kepada BPK RI saat melakukan
pemeriksaan.Selain itu BPK juga menemukan kejanggalan dalam laporan yang
disampaikan kepada mereka, yakni setiap laporan bulanan pengadaan makanan dan
minuman oleh bagian umum Sekretariat Daerah Kota Dumai jumlah dan jenisnya selalu
sama.
Dalam laporan BPK juga menunjukkan upaya mark up anggaran pengadan makan dan
minum petugas jaga rumah dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai. Disebutkan ada
25 petugas jaga rumah kediaman dua pemimpin Kota Dumai ini yang dibagi menjadi tiga
shift. Dimana setiap shift bagian umum menyediakan snack dan makan bagi petugas jaga.
Pada shift pagi, BPK menemukan adanya pengelembungan jumlah pengadaan snack.
Dimana dari SPJ yang disampaikan bagian umum menyediakan 25 kotak snack namun
bukti pemeriksaan hanya ditemukan sembilan kotak untuk sembilan orang petugas jaga
pagi.
Sementara untuk makan siang petugas juga juga terdapat selisih yang sangat signifikan.
Dimana untuk makan dalam pemeriksaan hanya menyediakan sembilan kotak namun
dalam SPJ pencairan digelembungkan mencapai 15 kotak. Sementara di lain kesempatan
saat media ini meminta tanggapan dari salah seorang warga Dumai terkait kabar yang
sempat menghebohkan di kalangan masyarakat ini, Ar sangat mengutuk keras aksi
penyelewengan tersebut. Tindakan tersebut menurutnya tidak hanya merugikan daerah,
namun juga masyarakat.

Sumber: https://riaulink.com/index.php/news/detail/6531/selain-sppd-fiktif-bpk-juga-temukan-
dugaan-mark-up-anggaran-di-pemko-dumai

Berdasarkan tulisan tersebut, isilah tabel berikut:

No Poin-poin yang dianalisis Jawaban

1 Kondisi apa yang membuat berita itu BPK terdapat selisih bayar mencapai
berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana Rp20.238.622,- antara SPJ makan dan
Korupsi? minum yang dibayarkan Pemko Dumai
melalui bagian keuangan kepada rekan
kerja dengan bukti kuitansi pembelian yang
bisa ditunjukkan PPTK kepada BPK RI saat
melakukan pemeriksaan.

2 Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan Upaya mark up anggaran pengadan makan
dengan berita itu? dan minum petugas jaga rumah dinas Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Dumai dan
pengelembungan jumlah pengadaan snack. 

3 Siapa saja pihak di dalam berita itu yang Petugas jaga rumah dinas Wali Kota dan
Wakil Wali Kota Dumai.
akan terjerat dalam kasus korupsi

4 Kondisi apa yang bisa menjadikan cerita di Dari SPJ yang disampaikan bagian umum
dalam berita itu menjadi sebuah kasus Tindak menyediakan 25 kotak snack namun bukti
Pidana Korupsi? pemeriksaan hanya ditemukan sembilan
kotak untuk sembilan orang petugas jaga
pagi. 

5 Apa dampak yang akan terjadi ke depannya Akan ada aksi penyelewengan karena akan
setelah berita itu terjadi? merugikan negara

6 Bila Anda harus memilih salah satu perang Saya akan melakukan laporan dan
dalam berita itu, Apa yang akan Anda lakukan? menindak tegas

7 Kondisi apa yang membuat berita itu Adanya penyelewangan jumlah kotak snack
berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana yang tidak seharusnya.
Korupsi?

8 Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan Kerugian keuangan negara
dengan berita itu?

JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Kompeten

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

KOMPETEN
Implikasi VUCA World yaitu dunia yang penuh dengan gejolak (volatility) disertai penuh
ketidakpastian (uncertainty). menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien
3. Kompeten
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya
b. Suka mendorong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. loyal
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan bersama nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan
yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang
bersifat subyektif. Pembangunan Aparatur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang
semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas,
nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan
berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan
pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua
puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam
menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut.

Evaluasi Bab II
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian
baru sesuai dengan tren keahlian 2025 dari World Economic Forum.
(B – S). Jawab : B
1. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri
(B – S). Jawab : B
2. Lingkarilah jawaban paling sesuai, Perilaku ASN untuk masing- masing aspek BerAkhlak
sebagai berikut:
1) Berorientasi Pelayanan:
Jawab : b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
2) Akuntabel
Jawab : c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
3) Kompeten
Jawab : a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
4) Harmonis
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efesien.
5) Loyal
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang
sah
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6) Adaptif
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas
c. Bertindak proaktif.
7) Kolaboratif
a. kesempatan kepadaberbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan kerjasama nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Evaluasi Bab III


1. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yaknii seluruh aspek pengelolaan ASN
harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh
ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek
primodial lainnya yang bersifat subyektif. Jelaskan secara ringkas, mengapa sistem merit
tersebut penting dalam pengelolaan ASN?
Jawab: karena penerapan sistem Merit adalah untuk memastikan jabatan di birokrasi
pemerintah diduduki oleh orang orang yang professional, dalam arti kompeten dan
melaksanakan tugas bedasarkan nilai dasar, kode etik dan perilaku ASN. Guna mendorong
terwujudnya tujuan tersebut, ASN selaku lembaga yang diberi wewenang mengawasi
pelaksanaan sistem Merit, melakukan pemetaan guna mengetahui sejauh mana sistem
Merittelah diterapkan di masing masing instansi pemerintah. Informasi tersebut digunakan
untuk pembuatan kebijakan dan pembinaan.

2. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik
yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Jelaskan secara
ringkas, mengapa pembangunan birokrasi berkelas dunia tersebut penting?
Jawab: karena untuk mempercepat tata kelola pemerintahan yang baik memerlukan
reformasi birokrasi diseluruh kementerian/lembaga /pemerintah daerah. Reformasi
Birokrasi memiliki tujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang professional
dengan karakteristik adaptif, berintegrasi, berkinerja,tinggi, bersih dan bebas KKN,
melayani public, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai nilai dasar dan
kode etik aparatur negara. Visi dari Reformasi Birokrasi adalah terwujudnya pemerintahan
kelas Dunia. Pemerintah Kelas Dunia merupakan pemerintahan yang profesional dan
berintegritas tinggi, mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat serta
memiliki manajemen pemerintahan demokratis agar mampu menghadapi tantangan abad
21 melalui tata pemerintahan yang baik di tahun 2025.

3. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi:
integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing,
hospitality, networking, dan entrepreneurship. Jelaskan secara ringkas, mengapa 8
(delapan) karakteristik ini penting bagi ASN?
Jawab : karena setiap ASN harus dapat brsikap adaptif terhadap teknologi agar kinerja
pelayanan lebih cepat, akurat dan efisien. Kementerian PANRB telah mencanangkan
kebijakan Manajemen ASN menuju Smart ASN 2024.Melalui kebijakan tersbut
diharapkan akan dapat terbentuk Birorasi berkelas Dunia. Seorang ASN yang Smart
diharapkan dapat berperan sebagai digital talent dan digital leader yang mendukung
transformasi birokrasi di Indonesia .
Evaluasi Bab IV

1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan peranan jabatan (B – S). Jawab : B
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan (B – S). Jawab : B
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan digital dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan social kultural (B – S). Jawab : B
4. Salah satu kebijkan yang penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat)
Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) (B – S).
Jawab : B
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine
box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut (B – S). Jawab : B

Evaluasi Bab V

1. Sebutkan ciri-ciri yang berkaitan dengan ASN berkinerja yang berAkhlak dengan
memberikan tanda silang (X) pada pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan pelayanan, kompetensi, dan berkinerja
(B - S). Jawab : B
b. ASN terikat dengan etika profesi ASN sebagai pelayan publik (B - S). Jawab : B
c. Perilaku etika professional ASN secara operasional tunduk pada perilaku berAkhlak
(B - S). Jawab : B
2. Berikut pernyataan di bawah ini menggambarkan perilaku kompeten ASN untuk
meningkatkan kompetensi diri yang relevan/tepat dengan memberikan tanda Benar (B)
atau Salah (S):
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah
diperlukan diutamakan untuk jabatan strategis di lingkungan ASN (B - S). Jawab : B
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
sebagai teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (B - S).
Jawab :B
c. Perilaku ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network (B
- S). Jawab :B
d. Sumber pembelajaran bagi ASN antara lain dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja
(B - S). Jawab : B
e. Pengetahuan ASN dihasilkan jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri
dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi (B - S). Jawab : B
3. Perilaku kompeten ASN dalam membantu orang lain belajar yang tepat di bawah ini
dengan memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering kali tidak
menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan santai kurang
bermakna pengetahuan (B - S). jawab : B
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum terbuka
(Knowledge Fairs and Open Forums), dimana setiap ASN wajib melanjutkan kepada
pendidikan lebih tinggi (B - S). jawab : B
c. Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo,
laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori
di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories)
merupakan bagian perilaku kompeten yang diperlukan (B - S) Jawab:B.
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam
bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned) adalah bagian ciri dari perilaku kompeten ASN (B - S).
jawab : B
4. Upaya melakukan kerja terbaik sebagai bagian perilaku kompeten ASN yang sesuai di
bawah ini dengan memberikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun
swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui adaptasi terhadap perubahan
lingkungan dan melakukan karya terbaik bagi pekerjaannya. (B-S) jawab :B
b. Berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang
menjadi terpenting dalam nilai hidup seseorang (B-S). jawab : B
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Harmonis

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

HARMONIS

Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi


sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah
menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah
yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi
nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari
pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan
dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran
persatuan berbangsa tersebut.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara,
perilaku pejabat publik harus berubah:
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’perana
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah

1. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak
bagi berbagai bentuk organisasi.
2. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana
harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan
bermasyarakat.
EVALUASI BAB 1
1. Sebutkan dan Jelaskan keanekaragaman suku bangsa dan budaya dari tempat anda
berasal dan berikan contohnya?
2. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja?
3. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan keberagaman?
Jawaban :
1. Suku bangsa di Pandeglang : Sunda dan Baduy
Budaya di Pandeglang : Rampak Bedug dan Seni Dodot
Contohnya : Gendreh Bendrong, Seni Ubrug, Bendrong Lesung, Kendang Pencak,
Patingtung, Wayang Golek, Kuda Lumping, Jaipong, Seni Singa Depok, Wayang
2. Potensi : menciptakan tempat kerja yang inklusif, meningkatkan berbagai pengetahuan,
keterlibatan guru, mengurangi pengurangan guru, meningkatkan produktivitas
Tantangan : kurangnya rasa menghargai kemajemukan yang bersifat heterogen, kurang
toleransi antargolongan, kesadaran terahadap ancaman luar yang rendah, ketidakpuasan atas
ketimpangan dan ketidakmerataan hasil pembangunan.
3. - Bersikap dan menghormati orang lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras
dan budaya
- Tidak membicarakan kejelekan orang lain
- Mendengarkan orang lain ketika berbicara tanpa memotong pembicaraan
- Berbicara sopan dan santun
- Tidak mengganggu orang lain sedang beribadah

EVALUASI BAB 2

1. Jelaskan keberadaan dan pemberlakuan kode etik dilingkungan


tempat anda bekerja?
2. Sebutkan etika ASN yang mendukung terwujudnya suasana harmonis?
3. Berikan contoh kejadian yang menunjukkan nilai etika dan pelanggaran etika
dilingkungan anda bekerja. Apa upaya yang dapat anda lakukan untuk
mengantisipasi kemungkinan pelanggaran etika tersebut.
4. Jelaskan pengertian kondisi harmonis dan manfaatnya dalam bekerja melayani
masyarakat?
5. Apakah suasana harmonis telah anda rasakan dilingkungan anda bekerja saat ini?
Jelaskan jawaban anda ? Apa upaya anda dalam turut mewujudkam suasana
harmonis dilingkungan anda bekerja?
Jawaban :

1. Menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, memelihara dan


meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai pengabadiannya.
2. - Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
- Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
- Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
3. Nilai etika : berpenampilan baik dan rapih, dapat bekerjasama, berani mengakui
kesalahan, bertanggung jawab terhadap pekerjaan, menghargai pekerjaan orang lain.
Pelanggaran etika : datang terlambat, bolos pada saat bekerja, terlalu sering memakai
hp di saat bekerja, bertengkar waktu kerja, menggunakkan waktu dinas kerja untuk
perjalanan pribadi.
Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi pelanggaran etika : meningkatkan
religious, meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan, membangun
keteladanan, mendesain system, menciptakan kultur etis.
4. Kondisi harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian
rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Manfaatnya dalam bekerja melayani masyarakat : merasakan hidup yang lebih
tenang, hidup lebih mudah dengan saling membantu, tercipta lingkungan yang
aman, masyarakat hidup dengan sejahtera, tali persaudaraan yang kuat, terhindar
dari konflik, masyarakat lebih toleran
5. Ya, ada nya saling toleransi sesama, saling bekerjasama sehingga menciptakan suasana
yang harmonis
Upaya yang dilakukan turut mewujudkan suasana harmonis : Membuat tempat
kerja yang berenergi, Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
kontribusi, Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi.
Materi Studi Kasus

Latihan dan Tugas


1. Anda diminta mengidentifikasi potensi disharmonis yang terjadi dalam artikel
tersebut.
2. Analisis penyebabnya.
3. Analisis bagaimana solusi yang dilakukan olehentitas untuk mengatasi
permasalahan tersebut.

Jawaban :

1. Ketidaktauan masyarakan tentang adanya peraturan pemanfaatan hasil hutan,


adanya oknum masyarakat yang tidak memegang izin usaha pamanfaat hasil
hutan kayu (IUPHHK)

2. Disharmonis sosial dalam kawasan hutan produksi masih marak terjadi. Mulai
dari oknum hingga masyarakat adat atau sekitar terlibat disharmonis di dalam
kawasan hutan produksi dengan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan
kayu (IUPHHK).

3. Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), membuat terobosan yang


disebut dengan Simplik. Simplik adalah sistem informasi pemetaan
disharmonis yang bertujuan untuk dapat melakukan pemetaan dan resolusi
disharmonis pada IUPHHK

Praktik Studi Kasus Mandiri


1. Sebagai ASN anda diharapkan mampu mengatasi kondisi disharmoni
dilingkungan bekerja
2. Identifikasi permasalahan yang dapat menimbulkan potensi disharmonis
dilingkungan anda bekerja
3. Analisis penyebab dari potensi disharmonis tersebut
4. Analisi solusi yang adapat anda berikan untuk mengatasi potensi
disharmonis tersebut
5. Sebagai alat bantu anda dapat menggunakan matriks berikut:

No Masalah/Potensi Penyebab Alternatif Prosedur


Disharmonis Solusi
1.Kesulitan dalam Kurangnya Membuat tempat kerja Pertama adanya
mewujudkan hubungan komunikasi yang berenergi, kumpulan untuk
yang harmonis dengan yang baik memberikan membahas
sesama guru keleluasaan untuk disharmonis yang
belajar dan terjadi, kemudian dcari
memberikan akar permasalahannya,
kontribusi, berbagi lalu mencari solusi
kebahagiaan bersama pemecahan masalah
seluruh guru
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Nilai-Nilai Dasar PNS “Loyal”

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

NILAI-NILAI DASAR PNS “LOYAL”

Salah satu nilai-nilai dasar ASN berdasarkan SE Menpan RB 20/2021 adalah “Loyal”. Loyal
berarti berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Sehingga tujuan dari
pembelajaran modul ini adalah memfasilitasi pembentukan nilai loyal, sehingga peserta memiliki
dedikasi yang tinggi dan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara pada saat
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai ASN.
Materi-materi Pokok yang disajikan meliputi : 1) Konsep Loyal; 2) Panduan Perilaku Loyal; dan 3)
Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah.
1. Konsep Loyal:
a. Urgensi Loyalitas ASN: nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core
values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Urgensi
loyalitas ini dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
b. Pengertian Loyal dan Loyalitas: Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat
emosional, karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa karakteristik untuk mengukur
loyalitas tersebut adalah; taat pada peraturan, bekerja dengan Integritas, tanggung jawab pada
organisasi, kemauan untuk bekerjasama, rasa memiliki yang tinggi, hubungan antar pribadi,
kesukaan terhadap pekerjaan, keberanian mengutarakan ketidaksetujuan, menjadi teladan bagi
pegawai lain.
c. Loyal dalam Core Values ASN: Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran
bagaimana panduan perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap
ASN di instansi tempatnya bertugas.
d. Membangun Perilaku Loyal
1) Dalam Kontek Umum
2) Memantapkan Wawasan Kebangsaan
3) Meningkatkan Nasionalisme
2. Panduan Perilaku Loyal:
a. Panduan Perilaku
1) Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
2) Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
3) Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
b. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara

3. Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah:


a. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS: Sikap loyal seorang PNS dapat
tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika
diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS: Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas
yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.
c. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS: Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari
implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi
Pemerintah.
d. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas: Kemampuan ASN dalam memahami
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan
nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi
pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal
tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian,
yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi,
hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala

Studi Kasus 1: Jadi Tersangka KPK, Anak Buah Walkot “X”: Ini Bentuk Kesetiaan
Oleh: Faiq Hidayat – detikNews
Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Pemkot “X” Mr. E mengaku hanya membantu Wali Kota “X”
nonaktif Mr. R dalam pengadaan proyek. Apalagi dalam kepegawaian ada indikator soal loyalitas.
"Yang penting ini, bagi orang seperti saya entah nanti Kementerian “Z” atau bagian yang mengurusi
masalah kepegawaian mungkin perlu ada definisi atau redefinisi atau mungkin pemberian batasan-
batasan yang jelas tentang makna kesetiaan atau loyalitas, yang jadi salah satu indikator bagi pegawai
untuk dinilai tentang kesetiaan dan loyalitasnya itu," ujar Mr. E usai diperiksa penyidik KPK di
Gedung KPK, Jakarta.
"Soalnya kalau tidak ada definisi yang jelas nanti ya, banyak yang seperti saya gitu," tambah Mr. E
yang menyandang status tersangka kasus suap proyek yang dilakukan Wali Kota “X” nonaktif Mr. R.
Mr. E mengaku melakukan hal tersebut sebagai bentuk kesetiaan terhadap pimpinannya. Sehingga dia
meminta perlu ada definisi yang jelas soal makna kesetiaan atau loyalitas indikator penilaian pegawai.
"Ya kan saya melakukan ini kan sebagai bentuk kesetiaan saya kepada pimpinan. Nah ini bener tidak
seperti itu, ini tolong didefinisikan yang lebih jelas dan tegas," ucap Mr. E. Selain itu, Mr. E
mengatakan Wakil Wali Kota “X” Mr. P saat diperiksa penyidik KPK hanya dimintai konfirmasi posisi
dirinya di Pemkot “X”. Namun ia mengaku tidak mengetahui apakah Mr. P mengaku proses pengadaan
proyek senilai Rp 5,26 miliar, yang dimenangi “PT. D”
"Itu menjelaskan kedudukan saya mungkin, saya nggak tahu pasti," ujar Mr. E. Dalam kasus ini, Wali
Kota “X” nonaktif Mr. R ditangkap terkait suap proyek senilai Rp 5,26 miliar, yang dimenangi “PT.
D”. Mr. R mendapatkan komisi 10 persen atau Rp 500 juta dari proyek yang dianggarkan Kota “X”
pada 2017 itu.
Dari OTT tersebut, KPK menyita uang tunai Rp 200 juta yang diberikan kepada Mr. R. Sedangkan Rp
300 juta sebelumnya diberikan untuk keperluan pelunasan mobil Toyota Alphard milik Mr. R. KPK
juga menyita uang tunai Rp 100 juta yang diberikan tersangka pengusaha “Mr. F” kepada Kepala
Bagian Layanan dan Pengadaan Pemkot “X” “Mr. S” sebagai panitia pengadaan. Ketiganya kemudian
ditetapkan sebagai tersangka.
Pertanyaan :
1. Dari kasus tersebut, uraikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang pada
sebuah organisasi.
2. Terdapat 3 (tiga) panduan perilaku loyal dalam Core Value ASN, berikan contoh tindakan yang
dapat Anda lakukan di Instansi/Unit Kerja Anda sebagai perwujudan dari masing-masing panduan
perilaku loyal tersebut.
3. Berdasarkan kasus di atas jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
loyalitas seorang ASN terhadap bangsa dan negaranya.
Jawaban:
1. Berdasarkan kasus di atas, aspek yang mempengaruhi loyalitas seseorang pada sebuah organisasi,
adalah bekerja dengan integritas dan hubungan antar pribadi. Dalam hal ini hanya bertumpu pada
integritas dan hubungan pribadi dengan atasannya, sehingga Mr.E merasa dirinya hanya membantu
Mr.R (Walikota “X) dalam pengadaan proyek, yang ternyata malah menyeretnya masuk kedalam
kasus suap pengadaan proyek yang dilakukan oleh Walikota X tersebut.
2. 3 panduan perilaku loyal dalam Core Value ASN:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
Contoh tindakan: berkomitmen tinggi dengan cara mematuhi tiap peraturan yang berlaku di
sekolah.
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan Negara;
Contoh tindakan: Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara
Contoh tindakan: Menyimpan rahasia jabatan instansi dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas seorang ASN terhadap bangsa
dan negaranya:
1. Panduan Perilaku
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
2. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
3. Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah

Evaluasi Materi Pokok 1


Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 1 ini,
cobalah Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu
jawaban yang menurut Anda benar).
1. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya:
a. Mutu dari sikap patuh
b. Mutu dari sikap taat
c. Mutu dari sikap setia
d. Mutu dari sikap hormat
Jawaban: C
2. Loyalitas seseorang terhadap organisasinya akan timbul melalui :
a. Paksaan
b. Kesadaran sendiri
c. Pelatihan
d. Doktrinasi
Jawaban: B
3. Loyalitas merupakan kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu
(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui:
a. Ide dan pemikiran
b. Sikap dan tindakan
c. Ketaatan dan pemikiran
d. Integritas dan idealism
Jawaban: B
4. Terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawai
diantaranya:
a. Tanggung Jawab pada Pimpinan
b. Kemauan untuk Bekerja Sama
c. Rasa Percaya Diri
d. Hubungan Antar Organiasi
Jawaban: B
5. Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia
akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap organisasinya, yang ditunjukannya
dengan cara:
a. Berhati-hati dan lambat dalam mengerjakan tugas-tugasnya
b. Mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan
c. Berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi
d. Loyal terhadap pimpinan
Jawaban: C
6. Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa besar dia menunjukkan
integritas mereka saat bekerja. Integritas yang sesungguhnya adalah:
a. Melakukan hal yang masif, dengan mengetahui bahwa oranglain tidak mengetahuinya apakah
Anda melakukannya atau tidak.
b. Melakukan hal yangcerdas, dengan mengetahui bahwa oranglain tidak mengetahuinya apakah
Anda melakukannya atau tidak.
c. Melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah
Anda melakukannya atau tidak.
d. Melakukan hal yang inovatif, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya
apakah Anda melakukannya atau tidak.
Jawaban: C
7. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan terhadap:
a. Pimpinan
b. Pekerjaan
c. Profesi
d. NKRI
Jawaban: D
8. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus:
a. Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
b. Setia dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
c. Berintegritas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
d. Berakuntabilitas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara
Jawaban: A
9. Salah satu tindakan yang merupakan perwujudan dari panduan perilaku “Menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan instansi dan negara” adalah:
a. Tidak melaporkan pimpinan yang melakukan pelanggaran
b. Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kebudayaan bangsa
c. Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
d. Tidak menyebarluaskan informasi penting instansi secara sembarangan
Jawaban: B
10. Secara umum, sikap loyal seorang pegawai terhadap organisasinya dapat dibangun dengan cara:
a. Membangun rasa kecintaaan dan memiliki serta meningkatkan ketakwaan
b. Meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rohani
c. Memberikan kesempatan peningkatan karir dan evalusi komprehensif
d. Melakukan evaluasi berkala dan meningkatkan kinerja
Jawaban: B

Studi Kasus 2: ASN, Radikalisme, dan Loyalitas Ideologi Negara


Oleh : Trisno Yulianto - detiknews
Paparan paham radikalisme bukan hanya menyasar kalangan mahasiswa di lingkungan kampus, namun
juga pada komunitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Komunitas ASN yang menjadi ujung tombak
pelayanan publik banyak yang mengalami proses radikalisasi dalam pemikiran dan tindakan.
Tidak mengherankan apabila banyak ASN yang menjadi anggota organisasi yang berpaham anti
Pancasila dan anti NKRI. Saat sebuah Ormas dibubarkan oleh pemerintah pada 2017, terbongkar
"kotak pandora" tentang daftar keanggotaan Ormas tersebut. Ribuan anggota Ormas itu dari Aceh
sampai Papua banyak yang berstatus ASN. Bukan hanya menjadi anggota Ormas tersebut, banyak ASN
dalam berbagai profesi bergabung dalam organisasi/perkumpulan yang pahamnya radikal dan intoleran.
Organisasi/perkumpulan radikal yang diikuti oleh ASN ada yang legal, namun kebanyakan illegal
sebagai sel organisasi radikal.
Aktualisasi pemikiran radikal ASN tampak kasat mata dalam berbagai unggahan status mereka melalui
laman media sosial pribadi, dan juga pernyataan-pernyataan yang disampaikan dalam forum sosial-
keagamaan. Pemikiran radikal ASN tersebut bisa dipetakan dalam berbagai jenis. Pertama, pemikiran
ASN yang menolak konsepsi negara Pancasila, dan justru menyepakati konsepsi negara Khilafah atau
negara Islam (teokrasi). Banyak PNS/ASN yang terkontaminasi ajaran radikal menolak eksistensi
negara Pancasila dan enggan melaksanakan kegiatan yang mengekspresikan spirit nasionalisme.
Mereka menolak mengikuti upacara bendera dan melaksanakan ritual menghormati bendera yang
dianggap musyrik.
Kedua, pemikiran ASN yang menyetujui tindakan kekerasan dan atau terorisme yang berlabel "jihad".
Pemikiran ASN tersebut didasari doktrin yang mereka yakini bahwa kekerasan dan atau terorisme yang
bermotivasi jihad sesuai prinsip "teologis" yang mereka anut. Tidak dipungkiri akhirnya banyak kasus
ASN terlibat dalam kegiatan jaringan kelompok radikalisme dan terorisme. Beberapa tahun yang lalu
puluhan ASN bahkan nekad pergi ke Suriah dan meninggalkan profesi kerja sebagai ASN dengan dalih
memenuhi panggilan jihad.
Ketiga, pemikiran "ambigu" atau paradoks ASN yang membenci pemerintahan yang sedang berkuasa.
Banyak ASN yang kecewa terhadap kepemimpinan presiden terpilih mengekspos ujaran kebencian
terhadap simbol negara (presiden) dan pemerintah melalui status dan komentar di media sosial. Mereka
menerima gaji dan tunjangan dari negara namun bersikap "oposan" dalam pemikiran terhadap
pemerintahan yang sah dan sedang "berkuasa". ...
Sedangkan aktivitas pro radikalisme yang dilakukan "oknum-oknum" ASN memiliki tendensi
sosiologis di antaranya, ASN yang memiliki kemampuan sebagai "pendakwah" atau "propagandis"
justru lebih banyak menyebarkan ujaran intoleran-pro radikalisme melalui forum-forum pertemuan
yang mereka hadiri sebagai narasumber. Banyak ASN yang menyebarkan virus ajaran radikal dalam
berbagai rembuk sosial di lingkungan kerja dan lingkungan sosial masyarakat.
Berbagai ASN yang memiliki penghasilan besar karena terkait jabatan dan profesi juga beberapa kali
terbukti sebagai penyumbang (pendonor) dana kegiatan radikalisme dan terorisme. Terungkapnya
pengakuan terduga teroris di Palembang bahwa dana kegiatan mereka disumbang oleh ASN yang
menjabat di BUMN, menjadi salah satu bukti yang tidak terpungkiri.
Terpaparnya ASN dalam paham radikalisme jelas merupakan pengkhianatan sumpah dan janji ASN.
Semua ASN di Indonesia tergabung dalam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), dan ketika
diangkat sebagai calon ASN maupun pascadiklat prajabatan/latsar dilantik sebagai ASN "penuh"
mereka diwajibkan menandatangani dan mengucap sumpah Korpri, yang salah satu pasalnya berbunyi:
“Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia bersumpah setia dan taat kepada pemerintah dan
negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila."
Lebih jauh ASN juga bersumpah senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi-golongan. Undang-Undang No 5 tahun
2014 tentang ASN secara tegas mewajibkan ASN untuk setia pada ideologi negara yakni Pancasila dan
pada konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN sebagai aparatur birokrasi wajib untuk
mentaati segala aturan dan prinsip kerja yang diatur oleh pemerintah. ASN tidak boleh mengkhianati
prinsip dasar ideologi negara dalam pemikiran dan tindakan.
Lantas, bagaimanakah melihat fenomena suburnya radikalisme pemikiran dan tindakan di kalangan
ASN yang secara langsung akan membahayakan eksistensi kehidupan bernegara? Ada beberapa
tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian PAN dan Reformasi
Birokrasi serta Kemendagri. Pertama, perlunya reedukasi ideologi negara di kalangan ASN yang telah
terpapar paham radikalisme/terorisme. Reedukasi dilakukan kepada ASN yang terbukti terlibat dalam
kepengurusan organisasi radikal dan/atau terlarang.
Kedua, dibutuhkan penelitian khusus (litsus) terhadap ASN yang berpotensi terpapar pemikiran dan
konsepsi radikalisme. Litsus dilakukan bagi ASN yang nyata-nyata menolak paham negara Pancasila
dalam berbagai sikapnya. Ketiga, mengambil tindakan tegas --pemberhentian-- bagi ASN yang telah
terbukti aktif dalam kegiatan radikalisme dan terorisme. ASN yang nyata-nyata telah melanggar
sumpah Korpri harus dikeluarkan dari jabatan/status ASN.
ASN di Indonesia memang harus memiliki loyalitas ideologi. ASN di Indonesia diwajibkan untuk setia
dan menjalankan prinsip ideologi Pancasila dalam pekerjaan di lembaga birokrasi pemerintahan
maupun dalam relasi sosial kemasyarakatan. Loyalitas ASN terhadap ideologi negara dan konstitusi
adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar dan merupakan harga mati. ASN bekerja untuk mengabdi
kepada kepentingan rakyat dan keutuhan negara.
Pertanyaan:
1. Jelaskan tentang Loyal sebagai Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN kaitannya dengan
radikalisme dan/atau intoleran.
2. Berdasarkan kasus di atas jelaskan jenis pemikiran radikal ASN yang tidak mencerminkan
keloyalan terhadap bangsa dan negara.
3. Berdasarkan kasus di atas jelaskan beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah,
terhadap ASN yang telah terpapar paham radikalisme dan/atau intoleran.
Jawaban:
1. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan
sehari-harinya. Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Bela Negara merupakan
tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman
sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 UU No 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumberdaya
Nasional untuk Pertahanan Negara.
2. Saat sebuah Ormas dibubarkan oleh pemerintah pada 2017, terbongkar "kotak pandora" tentang
daftar keanggotaan Ormas tersebut. Ribuan anggota Ormas itu dari Aceh sampai Papua banyak
yang berstatus ASN. Bukan hanya menjadi anggota Ormas tersebut, banyak ASN dalam
berbagai profesi bergabung dalam organisasi/perkumpulan yang pahamnya radikal dan
intoleran. Organisasi/perkumpulan radikal yang diikuti oleh ASN ada yang legal, namun
kebanyakan illegal sebagai sel organisasi radikal.
3. beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah, terhadap ASN yang telah terpapar
paham radikalisme dan/atau intoleran yaitu :
Pertama, perlunya reedukasi ideologi negara di kalangan ASN yang telah terpapar paham
radikalisme/terorisme. Reedukasi dilakukan kepada ASN yang terbukti terlibat dalam
kepengurusan organisasi radikal dan/atau terlarang.
Kedua, dibutuhkan penelitian khusus (litsus) terhadap ASN yang berpotensi terpapar pemikiran
dan konsepsi radikalisme. Litsus dilakukan bagi ASN yang nyata-nyata menolak paham negara
Pancasila dalam berbagai sikapnya. Ketiga, mengambil tindakan tegas --pemberhentian-- bagi
ASN yang telah terbukti aktif dalam kegiatan radikalisme dan terorisme. ASN yang nyata-nyata
telah melanggar sumpah Korpri harus dikeluarkan dari jabatan/status ASN.
ASN di Indonesia memang harus memiliki loyalitas ideologi. ASN di Indonesia diwajibkan
untuk setia dan menjalankan prinsip ideologi Pancasila dalam pekerjaan di lembaga birokrasi
pemerintahan maupun dalam relasi sosial kemasyarakatan. Loyalitas ASN terhadap ideologi
negara dan konstitusi adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar dan merupakan harga mati. ASN
bekerja untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan negara.

Evaluasi Materi Pokok 2


1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar. Hal tersebut tertuang
dalam:
a. PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 4
b. PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 5
c. UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 4
d. UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 5
Jawaban: C
2. Loyalitas seorang ASN dapat diwujudkan dengan cara melaksanakan dengan sebaik-baiknya Kode
Etik dan Kode Perilaku ASN. Kode Etik dan Kode Perilaku tersebut dirumuskan dengan tujuan
untuk:
a. Meningkatkan produktivitas kerja ASN
b. Menjaga martabat dan kehormatan ASN
c. Menjaga wibawa pemerintah
d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Jawaban: B
3. Yang tidak termasuk panduan perilaku Loyal dalam Core Values ASN adalah:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Melindungi segenap tumpah darah Indonesia dengan integritas dan semangat juang yang tinggi
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
d. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Jawaban: B
4. Kode etik dan kode perilaku ASN yang terkait dengan Panduan Perilaku Loyal “Memegang Teguh
ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada
NKRI serta Pemerintahan yang Sah” adalah:
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pemerintahan yang sah
b. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
Jawaban: B
5. Panduan Perilaku Loyal “Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara” yang
terkait dengan Kewajiban ASN adalah:
a. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
b. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
c. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
d. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN
Jawaban: C
6. Panduan Perilaku Loyal “Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara” yang terkait dengan Kewajiban
ASN adalah:
a. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
b. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
c. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
d. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
Jawaban: C
7. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan
dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya.
Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa:
a. Setiap ASN berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
b. Setiap penduduk Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
c. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Setiap Aparatur Pemerintah Sipil dan Militer berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
Jawaban: C
8. Berdasarkan UU No 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumberdaya Nasional untuk Pertahanan
Negara, yang tidak termasuk Nilai-Nilai Dasar Bela Negara adalah:
a. Cinta Bangsa Indonesia
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
d. Kemampuan Awal Bela Negara
Jawaban: A
9. Nilai Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, dapat diaktualisasikan dengan sikap dan
perilaku sebagai berikut:
a. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor dalam
penegakan peraturan/perundangan di tengah-tengah masyarakat
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pemerintahan yang sah
c. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
d. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
Jawaban: C
10. Nilai Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, dapat diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku
sebagai berikut:
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
b. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN
c. Bersedia secara sadar untuk membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
d. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
Jawaban: C

Studi Kasus 3 : Pengebiran Makna Loyalitas PNS


(Ahmad Turmuzi. Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pengebiran Makna
Loyalitas PNS”)
Makna umum dari loyalitas adalah kesetiaan atau kepatuhan. Dalam organisasi modern, termasuk
organisasi pemerintahan mengkondisikan loyalitas pada aturan, bukan person. Tetapi dalam praktiknya
loyalitas selalu disimpangkan sebagai kesetiaan pada person. Pemimpin dalam pemerintahan yang
ingin berkuasa kembali, sering kali menuntut bawahannya untuk loyal kepadanya. Ingin
mempertahankan kekuasaannya dengan mengharap dukungan dari anak buahnya. Misalnya saja
seorang presiden dan wakil presiden, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati atau wali
kota dan wakil wali kota yang ingin terpilih kembali dalam pemilu atau pemilukada untuk melanjutkan
kekuasaannya, menuntut agar PNS atau pegawai yang dipimpinnya untuk memilih diri dan
pasangannya. Sering kali tuntutan itu dilakukan dengan cara biasa-biasa saja, sekedar harapan atau
permohonan dukungan. Tetapi, acap kali juga disertai dengan cara yang luar biasa, misalnya diikuti
dengan intimidasi atau memberikan “harapan-harapan” tertentu.
Cara yang biasa dilakukan oleh pemimpin yang sedang berkuasa untuk menggalang dukungan dari
kalangan PNS adalah dengan melibatkannya menjadi tim sukses, dan memerintahkan PNS tertentu
untuk turut mengkampanyekan diri dan pasangannya. Oknum-oknum PNS yang terlibat, ada yang
termotivasi karena “dijanjikan” sesuatu, ada yang karena ditekan supaya tidak kehilangan jabatan yang
sedang disandangnya, dan ada yang melakukannya dengan sukarela yang didasari oleh sifat fanatisme
yang berlebihan. Mereka ini, secara aktif mencari dukungan di lapangan (masyarakat), baik terang-
terangan atau secara tersembunyi. Mereka manfaatkan organisasi profesi untuk menggalang dukungan
di kalangannya yang seprofesi. Ada juga yang memanfaatkan momen acara atau pertemuan kedinasan
untuk kampanye (kegiatan kampanye yang dibungkus/numpang dalam kegiatan kedinasan). Yang
terakhir ini yang sering penulis alami, mengingat saat ini di Provinsi “X” sedang berlangsung tahapan-
tahapan (proses) pemilukada untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi “X”, serta Bupati
dan Wakil Bupati Kabupaten “Y”. Dalam beberapa pertemuan atau rapat dinas yang penulis ikuti,
pejabat-pejabat dari SKPD tertentu selalu menyisipkan kampanye untuk pasangan calon yang sedang
berkuasa (incamben) dalam pidato atau sambutannya, dengan mengatasnamakan (mengedepankan)
loyalitas terhadap pimpinan.
Perlu kembali kita sadari, bahwa PNS terikat oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 tahun 2010
tentang disiplin PNS (telah dirubah dengan PP Nomor. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS),
terutama isi yang terdapat pada pasal 4. Pasal ini berisi tentang larangan terhadap PNS untuk
memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon. Dengan demikian, upaya mobilisasi
dukungan dari kelangan PNS seperti itu, jelas merupakan cara ilegal, tidak dibenarkan menurut
ketentuan yang adaatau melawan hukum. Bagi pasangan calon yang menempuh cara tersebut,
merupakan tindakan pengecut (tidak kesatria), merasa takut kalah dan tidak percaya diri. Sedangkan
bagi oknum PNS yang tidak netral, berarti yang bersangkutan tidak bisa menahan “hawa nafsunya” dan
tidak bisa mengendalikan rasa takutnya karena akan kihilangan jabatan atau tidak memperoleh jabatan
tertentu. Singkatnya, mereka tidak bisa bersikap profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Langkah di atas jelas merupakan upaya untuk mengalihkan atau mengebiri makna sejati dari loyalitas
PNS. Sesungguhnya sebagi bagian dari masyarakat, PNS juga memiliki hak pilih sendiri. Oleh karena
itu setiap PNS bebas menentukan pilihannya dalam pemilu atau pemilukada. Berarti seorang PNS tidak
perlu merasa takut untuk kehilangan atau tidak mendapat jabatan tertentu, tidak perlu takut dengan
intimidasi. Sepanjang berada pada jalur (koridor) kebenaran, dan selalu bersikap profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsi.
Pertanyaan:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Pengebiran Makna Loyalitas PNS” dan berikan contohnya.
2. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan beberapa ciri/karakter pegawai yang loyal terhadap
organisasinya.
3. Terangkanlah bagaimana Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS berdasarkan contoh
kasus di atas.
Jawaban:
1. “Pengebiran Makna Loyalitas PNS” memiliki makna penyimpangan kesetiaan yang dilakukan oleh
PNS yang seharusnya setia kepada instansi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku,
tetapi dalam praktiknya loyalitas selalu disimpangkan sebagai kesetiaan pada person, dalam hal ini
adalah pimpinan atau atasannya. Contohnya seorang pasangan Bupati/wakil bupati, sering kali
menuntut bawahannya untuk loyal kepadanya dengan cara memilihnya kembali dalam PEMILU.
Seringkali tuntutan itu menggunakan cara-cara yang mengintimidasi atau memberikan harapan-
harapan tertentu, seperti melibatkan PNS dalam proses kampanye, menjadi tim sukses dan lain
sebagainya. Padahal hal tersebut sudah bertentangan dengan kode etik PNS yang harus bersikap
netral.
2. Ciri-ciri atau karakter pegawai yang loyal terhadap organisasinya: Komitmen pada Sumpah/Janji
sebagai Wujud Loyalitas PNS, Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS, Pelaksanaan
Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS, Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud
Loyalitas.
3. Berdasarkan contoh kasus di atas bahwa penegakkan disiplin PNS bisa dilakukan dengan cara tidak
mengikuti salah satu partai politik, tidak menjadi tim sukses salah satu pasangan dalam PEMILU,
tidak terlibat dalam kampanye-kampanye baik sifatnya terbuka maupun terselubung.
Evaluasi Materi Pokok 3
1. Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana
dalam bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya
dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS. Ketentuan mengenai sumpah/janji tersebut
diatur dalam UU ASN pasal:
a. 63
b. 64
c. 65
d. 66
Jawaban: D
2. Dalam sumpah/janjinya PNS berkomitmen untuk:
a. Melaksanakan fungsi ASN dengan baik
b. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta
akan senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan saya sendiri,
seseorang atau golongan
c. Menjadi PNS yang profesional dan berkompeten
d. Taat kepada Tuhan Yang Maha Esa
Jawaban: B
3. ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan,
oleh karena itu ASN harus memiliki:
a. Nilai-nilai kepublikan
b. Nilai-nilai kelayakan
c. Nilai-nilai kesopanan
d. Nilai-nilai loyal
Jawaban: A
4. Sebagai wujud loyalitasnya, seorang ASN ketika melaksanakan berbagai kebijakan publik
hendaknya senantiasa:
a. Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat terbatas
b. Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
c. Berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
d. Mengutamakan mutu pelayanan
Jawaban: B
5. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pelayanan publik yang harus dipahami dan dipraktikkan oleh
setiap Aparatur Sipil Negara yang berada di garis depan dalam memberikan pelayanan publik bagi
masyarakat:
a. Partisipatif; Transparan; Tidak diskriminatif; serta Mudah dan murah.
b. Efektif dan efisien; Aksesibel, Akuntabel dan Ramah.
c. Responsif; Berkeadilan; Tepat waktu dan Sabar
d. Tidak diskriminatif; Akuntabel; Jujur dan Berkeadilan.
Jawaban: A
6. Berikut adalah beberapa contoh persoalan pelayanan publik yang masih kerap terjadi di Indonesia:
a. Pemberi layanan yang humanis dan diskriminatif
b. Tidak ada kepastian jumlah dan waktu penyelesaian layanan
c. Prosedur yang sulit dipenuhi dan harus melalui tahapan yang berbelit-belit
d. Tidak responsif terhadap ketersediaan sumberdaya
Jawaban: C
7. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu
kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam
melaksanakan pekerjaan. Pernyataan tersebut merupakan salah satu dari beberapa karakteristik dari:
a. Budaya birokrasi yang berkualitas
b. Budaya birokrasi yang akuntabel
c. Budaya birokrasi yang melayani
d. Budaya birokrasi yang mengayomi
Jawaban: C
8. Agar seorang ASN dapat menjalankan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa sebagai
wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara, maka dia harus mampu untuk:
a. Bersikap netral dan adil sesuai kebutuhan
b. Mengayomi kepentingan kelompok-kelompok mayoritas
c. Menjadi figur dan teladan di dalam keluarga
d. Menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah
(trouble maker)
Jawaban: D
9. Nilai Ketuhanan dalam Pancasila dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan juga dapat diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika
moral di masyarakat
b. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan melengkapi nilai-nilai lain yang dibutuhkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara seperti persatuan, kemanusiaan, permusyawaratan, dan keadilan
sosial
c. Bahwa kekuasaan (jabatan) itu tidak hanya amanat manusia tapi juga amanat Tuhan. Maka,
kekuasaan (jabatan) harus diemban dengan penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh
d. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan
kepribadian, melahirkan etos kerja yang seadanya, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri sebagai ASN
Jawaban: C
10. Loyalitas seorang ASN dapat tercermin dari kemampuannya mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung pada sila ke-3 Pancasila dengan cara:
a. Menghargai, mentoleransi dan menseragamkan keberagaman
b. Memberikan pelayanan yang partisipatif, diskriminatif dan prima
c. Membangun rasa kebangsaan dengan membangkitkan sentimen nasionalisme
d. Menumbuhkkembangkan semangat gotong royong di kalangan tertentu
Jawaban: C
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Adaptif

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun
organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif
perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik,seperti di antaranya
perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim,
perkembangan
teknologi dan lain sebagainya
Dalam hal ini diperlukan perubahan cara kerja melalui adaptasidunia industri dan sektor terkait
dengan cara beralih dari tradisi industri yang lama. Aktivitas industri yang masih berbasis kegiatan
eksploitasi sumber daya alam, khususnya minyak dan batu baramisalnya, harus segera dialihkan ke
sumber-sumber yang lebih ramah lingkungan. Adaptasi ini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
pembangunan yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Indeksasi atau pemeringkatan juga dilakukan oleh berbagai lembaga Internasional untuk
dijadikan rujukan umumdalam menilai keberhasilan kinerja negara, seperti dalam menangani korupsi
dengan Corruption Perception Index oleh Transparency International, atau pemeringkatan kapasitas
penggunaan teknologi informasi dalam business-process pemerintahan melalui E-government
development index (EGDI) yang dikelola oleh UNDESA. Pun demikian dengan pengukuran daya saing
sebuah negara oleh, misalnya, the Global Competitiveness Index dari World Economic Forum serta
penilaian kapasitas governance melalui World Governance Index yang dilakukan secara rutin oleh
Bank Dunia.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN di sektornya
masing masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan berbagai tuntutan pelayanan
terbaik yang iinginkan oleh masyarakat. Kurang berkualitasnya layanan selalu muncul dalam berbagai
bentuk narasi, seperti misalnya
1. terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan penyelenggaraanm pemerintahan yang
tidak efisien;
2. banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai, sebagai cerminan ketidak-
efektifan roda pemerintahan;
3. kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan sebatas menjalankan rutinitas
kewajiban, sebagai cerminan tidak adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi; serta terutama
4. masih adanya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu layanan aparatur, sebagai
cerminan penyelenggaraan layanan yang kurang bermutu. Dari seluruh contoh perubahan
lingkungan strategis, maka kita dapat melihat bahwa untuk memastikan bahwa negara tetap dapat
menjalankan fungsinya, dan pelayanan publik dapat tetap berjalan ditengah-tengah perubahan ini,
maka kemampuan adaptasi menjadi penting dan menentukan.
Sehingga birokrasi pun dipaksa untuk turut mengubah cara kerjanya untuk mengimbangi yang
menjadi tuntutan perubahan. Praktek administrasi publik yang terus berubah dan bercirikan adanya
distribusi peran negara dan masyarakat juga telah dikenal dalam banyak literatur. Literatur terkait New
Public Management dan New Public Service menjadi rujukan penting bagaimana perubahan praktek
administrasi publik yang lebih
Pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu sama lain. Selain karena
saling beririsan yang cukup besar, kedua istilah ini memang secara konteks boleh jadi mempunyai
hubungan kasual sebab-akibat. Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah kreativitas.
Tanpa daya kreativitas, inovasi akan sulit hadir dan diciptakan. Menginovasi sebuah barang atau proses
akan memerlukan kemampuan kreatif untuk menciptakan inovasi. Inovasi pada tataran ide akan sulit
berwujud jika kreativitas inovatornya tidak bekerja dengan baik. Namun demikian, dalam
kenyataannya, kehadiran inovasi juga tidak mutlak mensyaratkan adanya kreativitas.
Dalam sejarahnya, kosakata kreatif jauh lebih dulu dikenal dibandingkan dengan inovasi.
Kreatif (creative) baru masuk menjadi kosakata dalam bahasa Inggris pada akhir abad ke-14. Istilah
kreatif ini lebih ditujukan untuk menjelaskan sifat Creator (atau Tuhan). Jadi istilah kreatif adalah hal
yang berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan Tuhan dalam mencipta. Istilah ini pada masa itu
tidak dilekatkan pada manusia, yang dipandang tidak mempunyai hak untuk ”mencipta”. Selanjutnya
kreativitas mempunyai pengertian yang lebih melunak dan melekat pada sifat manusiawi. Kreativitas
dapat dipandang sebagai sebuah kemampuan (an ability) untuk berimajinasi atau menemukan sesuatu
yang baru. Ini artinya kreativitas sudah mengalami pergeseran makna dari pengertian ”menciptakan”
menjadi ”menemukan”. Jadi bukan kemampuan menciptakan sesuatu dari yang tidak ada (creativity is
not the ability to create out of nothing), tetapi kemampuan memunculkan ide dengan cara
mengkombinasikan, merubah atau memanfaatkan kembali ide. Dari sini kemudian irisan
antara keativitas dan inovasi menjadi membesar. Karakteristik kreativitas menjadi lebih melekat
dengan keinovativan.
Di sisi lain, kreativitas juga dipandang sebagai sebuah sikap (anattitude), yaitu kemampuan
untuk menerima perubahan dan hal-hal baru, kesediaan menerima ide baru, fleksibel dalam
memandang suatu Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai
bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku
tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN
merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Merupakan faktor yang sangat penting di dalam
organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat
dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai
sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja.
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif, yang dapat terus
berkembang dan survive meski berada di lingkungan yang terus berubah perlu konsep dan strategi
sebagai berikut:
1.Landscape
Adaptif erat hubungannya dengan kemampuan untuk berubah dan terus berupaya antisipatif. Untuk
mengetahui kapan seharusnya organisasi berubah, seorang eksekutif atau pemimpin bisnis harus
melakukan survey pada jangkauan, bentangan yang ada pada pandangan bisnis mereka. Langkah
berikutnya membuat IFAS (internal factor analysis summaries) berupa strength dan weakness, serta
EFAS (external factor analysis summaries) berupa opportunity dan strength organisasi yang mereka
pimpin. Seorang pemimpin harus lebih dahulu memahami organisasi tersebut sebelum mulai
mengubahnya. Memahami landscape organisasi dari peran perubahan terhadap perusahaan adalah poin
utama untuk memikirkan kembali critical strategies perusahaan: (a)melihat jauh ke depan; (b)
memahami landscape bisnis; (c) memahami prinsip ketidaktentuan dunia bisnis; dan (d)
memahami rencana strategis pada organisasi yang adaptif.
2.Learning
Perusahaan yang sukses menciptakan sebuah kultur adaptif adalah yang tidak hanya sekedar
mendorong setiap individunya untuk terus belajar, nanmun juga men-share-nya. Dengan upaya
pembelajaran terus-menerus ini, perusahaan akan mampu merespon lebih cepat pada perubahan kondisi
market. Upaya learning erat hubungannya dengan knowledge management yang sangat dibutuhkan
sebuah organisasi yang ingin terus berkembang dan survive. Karena pembelajaran ini akan
meningkatkan kreativitas dan produktivitas anggota yang otomatis berpengaruh pada reliability
organisasi.
3.Leadership
Mengelola sebuah organisasi yang adaptif memerlukan visi dan skill nontradisional. Disini dibutuhkan
jiwa kepemimpinan tidak hanya sebagai penujuk arah namun pembimbing menuju keberhasilan dalam
melawan kompleksitas dan menciptakan sebuah organisasi yang ulet (resilient organization). Pemimpin
organisasi harus berpikir tidak hanya dengan siapa mereka menciptakan hubungan tetapi juga tentang
tipe hubungan apa yang mereka inginkan beserta risiko yang terkait dengan berbagai relationship.
Dalam hal ini diperlukan juga sebuah adaptive leadership dalam lingkungan yang kompleks,
sehingga pemimpin akan berperan lebih dari sebagai ‘pahlawan’ yang menjadi figure tersendiri yang
mencoba mengontrol dan mengemudikan organisasi, namun juga sebagai katalisator dan fasilitator.
Dalam buku “Shaping the Adaptive Organization” Gary Beinger seorang eksekutif e-Bay mengatakan
bahwa organisasi yang adaptif akan mampu bergerak 10 kali lebih cepat dari organisasi normal.
Organisasi adaptif juga cenderung mempunyai powerful dan mampu mengatasi permasalahan sendiri
dengan cepat.
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat
dan imajinatif:
1. Kecerdasan organisasi: Organisasi menjadi cerdas ketika mereka berhasil mengakomodasi
banyak suara dan pemikiran yang beragam.
2. Sumber Daya: Organisasi memiliki banyak akal ketika mereka berhasil mengurangi perubahan
atau bahkan lebih baik, menggunakan kelangkaan sumber daya untuk terobosan inovatif.
3. Desain: Organisasi dirancang dengan kokoh ketika karakteristik strukturalnya mendukung
ketahanan dan menghindari jebakan sistemik.
4. Adaptasi: Organisasi adaptif dan fit ketika mereka melatih perubahan.
5. Budaya: Organisasi mengekspresikan ketahanan dalam budaya ketika mereka memiliki sisu—
nilai-nilai yang tidak memungkinkan organisasi untuk menyerah atau menyerah tetapi malah
mengundang anggotanya untuk bangkit menghadapi tantangan. (Välikangas, L. 2010: 92-93).
Berdasarkan pengamatan dankajian yang dilakukan Bappenas, diperoleh prediksi tantangan yang akan
dihadapi Indonesia seiring tren masyarakat global pada 25 tahun yang akan datang adalah sebagai
berikut:
1. Demografi Global
Penduduk dunia diperkirakan akan mengalami pertambahan populasi yang diperkirakan
terbesar berasal dari wilayah Asia.
2. Urbanisasi Global
Arus urbanisasi ini diperkirakan akan terus meningkat yang akan mempengaruhi kualitas daya
saing, pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Urbanisasi ini merupakan persoalan
domestic, regional dan bahkan internasional, karena merupakan kegiatan trans nasional. Berbagai
kebijakan buruh migran dan perdagangan bebas menjadi instrument penting untuk memastikan
momentum urbanisasi ini menjadi pendorong kesejahteraan, bukan sebaliknya
3. Perdagangan Internasional
Negara-negara di Asia diperkirakan akan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebanyak 54%
dari total pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini dipengaruhi oleh investasi di bidang SDM dan
infrastruktur, serta reformasi pada birokrasi pemerintah, dan didukung oleh meningkatnya iklim usaha
di negara-negara tersebut. Perdagangan Internasional diperkirakan akan terjadi peningkatan
pertumbuhan sebanyak 3,4% dan terjadi pergeseran di perdagangan di wilayah asia pasifik dengan
fokus pada antar negara-negara berkembang.
4. Perubahan Geo Ekonomi Global dan geopolitik
Kekuatan ekonomi Cina di tingkat regional bahkan global sudah menyaingi pemain lama seperti
Amerika Serikat dan Jepang. Peta ekonomi global telah bergeser dari kawasan yang secara tradisional
dipandang maju ke kawasan Asia yang dipimpin oleh ekonomi Cina. Hal ini ditandai dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi negara-negara di wilayah Asia Pasifik menjadi salah satu poros ekonomi global
terbaru mengingat sumber daya
5. Perubahan Iklim
Perubahan iklim merupakan isu global, tidak mengenal batas- batas territorial, sehingga setiap
negara akan meraskan dampak yang timbul, baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini turut
mempengaruhi segala aspek kehidupan baik ekomoni, kesehatan
6. Perkembangan Teknologi
Pertumbuhan dan inovasi teknologi di bidang informasi dalam dua dekade ini memberikan
dampak yang luar biasa terhadap kegiatan ekonomi, dan terutama perubahan cara kerja.Teknologi ini
turut melahirkan ide dan kreativitas baru dalam bidang perdagangan, kesehatan, dan tatanan kehidupan
normal baru berbasis media sosial.
DISKUSI : HAL 18
1. Mendiskusikan perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan public secara menyeluruh.
JAWAB:
Salah satunya untuk melakuakan perubahan adalah adanya Teknolgi informasi,karena adanya
pemakian Internet . Dengan internet banyak keuntungan dan manfaat dalam mendukung semua
kegiatan, dianatarnya kecepatan pemberian pelayanan, meningkatkan kualitas informasi dan
data menjadi kebutuhan masyarakat, memperepat sampai inya informasi kepada semua
masyarakat yang membutuhakan.

2. Mendengarkan pendapat dan pemahaman peserta mengenai pentingnya karakter adaptif dalam
merespon perubahan lingkungan strategis tersebut.
JAWAB :
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian
adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri) Penting nya karakter Adaptif
yaitu menumbuhkan semangat dan kememapuan berinovasi keratif, serta proaktif menghadapi
perubahan. Pelayan terhadap masyarakat yang tadinya di selnnggarkan secara manual,sekarang
berubah menjadi modern
3. Membahas bagaimana perubahan lingkungan strategis terjadi dalam konteks Indonesia, dan
bagaimana ASN dapat beradaptasi dengan perubahan dimaksud.

Jawab:
ASN dapat beradaptasi dengan kreativitas, Kreativitas adalah sebuah kemampuan, sikap
maupun proses dapat dipandang dalam konteks tersendiri yang terpisah dari inovasi. Sementara
dalam dimensinya, nampak adanya keterhubungan langsung antara kreativitas dengan
inovasi. Dalam prakteknya, hubungan kausalitas di antara keduanya seringkali tidak
terhindarkan. Kreativitas yang terbangun akan mendorong pada kemampuan pegawai yang
adaptif terhadap perubahan. Tanpa kreativitas, maka kemampuan beradaptasi dari pegawai akan
sangat terbatas. Kreativitas bukan hanya berbicara tentang kemampuan kreatif, tetapi juga
bagian dari mentalitas yang harus dibangun
LATIHAN : HAL 42
1. Diskusikan dalam kelompok bagaimana praktek dari penerapan adaptasi dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang merespon perubahan
lingkungannya, baik dari sudutu pandang praktek individu maupun organisasi.
JAWAB:
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula dengan
organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-tujuan Penyelenggaraan fungsinya yang sudah
ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan organisasi menjadi elemen budaya
adaptif pertama yang diperlukan, di mana pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel
lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan organisasi, tetapi
adaptasi akan menyesuaikan cara organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.

2. Paparkan secara singkat dalam kelas, bagaimana persamaan dan perbedaan yang mungkin
muncul dalam praktek penerapan adaptasi dari organisasi yang berbeda.
JAWAB :
Persamaan :
Organisasi birokrasi cenderung mekanistik bercirikan yang otoritas atau kewenangan yang
tersentralisasi atau diselenggarakan oleh kelompok kecil dalam level elit organisasi. Sebaliknya
organisasi yang adaptif akan lebih cenderung menyebarkan fungsi kewenangan ke berbagai lini
organisasi.
PERBEDAAN:
Perbedaan ini akan terihat dalam kecepatan merespon perubahan lingkungan. Fungsi
kewenangan yang melekat di satu figur atau kelompok akan menyulitkan dan memperlambat
pengambilan keputusan, karena organisasi harus menunggu kata putus dari otoritas di pucuk
struktur organisasi. Sedangkan pengambilan keputusan dalam struktur organisasi adaptif akan
terdistribusi pada fungsi ininya, sehingga lebih pendek prosesnya dan pada akhirnya lebih cepat
pengambilan keputusannya.
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Kolaboratif

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

KOLABORATIF
Kolaberatif merupakan salah satu akronim dari berakhlak. Kolaboratif merupakan nilai dasar
yang harus dimiliki oleh CPNS, dalam menjalankan tugasnya. Dengan sikap kolaboratif akan
membantu ASN dalam menghilangkan sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah
saat ini. Dalam organisasi pemerintahan dikenal istilah Collaboration Governance. Menurut Ansen dan
Gash (2012) collaboratif governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Sebuah pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama dimana mitra
saling menghasilkan tujuan dan strategi, berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Collaboratioon
governance lebih menekankan semua aspek yang terlibat harus sungguh-sungguh membangun
kolaborasi, membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”.
Konsep kolaborasi yang lain dikenal dengan istilah Whole of Goverment (WOG). Pendekatan
WOG ini sudah dikenal dalamlama berkembang terutama di negara Inggris, Australia, dan Selandia
Baru. WOG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-
sekat sektoral. WOG sangat menekankan keseluruhan elemen pemerintahan dan tidak terbatas pada
sektor-sektor tertentu yang dipandang relevan. Ansen dan Gash (2012) mengungkapkan beberapa
proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu: 1) Trust Building, yaitu membangun
kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi; 2) Face to Face Dialoge, yaitu melakukan
diagnoisasi yang baik dan bersungguh-sunguh; 3) Komitmen terhadap proses, bagaimana
kemampuan saling ketergantungan, sharing ownership dalam proses serta keuntungan bersama; 4)
Pemahaman bersama, yakni berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan
serta mengidentifikasi nilai bersama; 5) Menetapkan outcame antara;
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan
harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya
diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah
Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Penerapan nilai kolaboratif :
1. Memberikan kesempatan kepada berbagi pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
Penerapan nilai kolaboratif sangat diharapkan bagi para ASN

LATIHAN EVALUASI
1. Jelaskan Konsep Collaborative Governance dan Pendekatan Whole of Government!
Konsep Collaborative Governance adalah Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “
Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance .
Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance mencakup kemitraan
institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
2. Buatlah rancangan pelaksanaan kolaborasi antar unit kerja Saudara dengan unit kerja lainnya di
instansi Saudara !

Berbagai bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan dengan berbagai institusi tersebut antara
lain, Pemberian dan atau penggunaan fasilitas bersama, Pelaksanaan kegiatab peningkatan
kemampuan siswa, Pemanfaatan sumber daya manusia secara mutualisme.
Kerja Sama Sekolah dengan Institusi Lainnya. Institusi Kesehatan, Organisasi Olahraga dan
Kesenian, Organisasi Keagaman, Organisasi Kepramukaan dan Museum dan Tempat Peninggalan
Sejarah Lainnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya yang hidup sebagai
anggota masyarakat yang terdiri atas berbagai macam golongan, jabatan, status sosila, dan
bermacam-macam pekerjaan sangat memerlukan adanya hubungan kerjasama itu. Dengan adanya
hubungan ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain, baik berupa tenaga
pengajar, pemberi ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan
materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat yang diperlukan bagi
kelancara program sekolah.
3. Jelaskan permasalahan kolaborasi di instansi Saudara!
Permasalahan di instansi saya yaitu
- kesulitan komunikasi antarpribadi, terlebih jika ada orang yang tidak ingin berkomunikasi sama
sekali
- perbedaan gaya bekerja, hal tersebut terkadang jadi salah satu permasalahan kolaborasi di
instansi
4. Presiden Jokowi sangat fokus pada pembangunan infrastruktur yang salah satunya adalah
pembangunan jalan tol di daerah pantai utara Jawa (PANTURA). Bagaimanakah langkah
kolaborasi yang bisa dilakukan oleh daerah-daerah (dapat mengambil
contoh 3 Kabupaten/Kota) di area jalan tol tersebut guna meningkatkan ekonomi daerahnya?
Jelaskan
Jalan tol merupakan sarana penting yang sering digunakan oleh masyarakat setiap harinya.
Pengaturan mengenai jalan tol sendiri diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005
tentang Jalan Tol tetapi peraturan ini beberapa kali telah mengalami perubahan.
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah (PP) ini, maka terdapat beberapa perubahan
ketentuan pada PP Nomor 15 Tahun 2005 yang juga pernah diubah beberapa kali dengan PP
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005 tentang
Jalan Tol , PP Nomor 43 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol dan PP Nomor 30 Tahun 2017 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
PP ini mengatur terkait sarana yang harus tersedia dalam jalan tol, sarana tersebut antara lain yaitu
sarana komunikasi, sarana deteksi pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan untuk
sampai segera ketempat kejadian serta upaya pengamanan baik terhadap pelanggaran, kecelakaan,
dan gangguan keamanan. PP ini mengharuskan tersedianya tempat istirahat dan pelayanan yang
ditujukkan untuk kepentingan pengguna jalan tol baik pada Jalan Tol Antarkota dan untuk jalan
tol perkotaan, tempat istirahat dan pelayanan dapat disediakan.

Selain itu, PP ini juga mengatur mengenai pengusahaan tempat istirahat dan pelayanan yang
melibatkan UMKM melalui pola kemitraan. UMKM di sini terlebih dahulu haruslah memiliki
sueat keterangan yang menyatakan sebagai UMKM. Bada usaha dalam hal ini harus
mengalokasikan lahannya paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari total luas laha area
komersial untuk UMKM dimana ketentuan ini baik untuk jalan tol yang sudah beroperasi ataupun
yang masih dalam tahap perencanaan dan kostruksi, hal ini sebagaimana disebutkan dalam pasar
7A ayat (2)
Dengan diundangkan dan diberlakukannya PP ini maka memberikan peluang besar bagi UMKM
untuk turut andil dalam pembangunan jalan tol serta meningkatkan perekonomian Indonesia.
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Smart ASN

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

SMART ASN
Berdasarkan arahan presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM
talenta digital, lierasi digital berperan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan koginitif sumber
daya manusia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Menurut UNESCO literasi
digital adalah kemampuan untuk mengakses mengelola, memahami, mengintegrasikan.
mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Pendukung percepatan
transformasi digital ada 5 langkah yang harus dijalankan yaitu:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2. Pesiapan roadmap transformasi digital disektor-sektor strategis, baik di pemerintahan. layanan
publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan. sektor industri, sektor
penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagai mana sudah dibicarakan.
4. Pesiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5. Persiapan terkait dengan regulasi skema-skema pendanaan dan pembiayaan transpormasi digital
dilakukan secepat-secepatnya.
Empat pilar literasi digital antara lain: Etika, Budaya, Keamanan, Kecakapan.
1. Dalam Etika di dunia digital perlu adanya penguatan pada: Penguatan dasar akan peraturan regulasi
yang berlaku, tatakrama, dan etika, berinternet, Penguatan dasar membedakan informasi apa saja
yang mengandung hoak dan tidak sejalan, seperti pornografi, perundungan dll,
2. Dalam budaya didunia digital antara lain: penguatan dasar akan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia, Pengetahuan dasar
membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila dimesin telusuri seperti
perpecahan, radikalisme, dll.
3. Dalam aman bermedia berdigital perlu adanya penguatan pada: Pengetahuan dasar fitur perangkat
keras,pengetahuan dasar memproteksi identitas digital, Pengetahuan dasar dalam mencari informasi
dan data yang valid dari sumber yang ada terpercay, Pengetahuan dasar dalam memahami fitur
keamanan platform digital yang menayadari adanya rekaman jejak digital dalam memuat sosmed.
4. Dalam cakap didunia digital perlu adanya penguatan pada: Pengetahuan dasar menggunakan
perangkat keras digital, Pengetahuan tentang dasar mesin telusur dalam mencari informasi dan data
memasukan kata kunci dan memilah berita benar, Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat
dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting,
Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk memantau
keuangan dan bertransasksi secara digital.
Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk
perilaku kita berinternet. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh
masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga.
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti,
2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digital
skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital
(digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety). Indonesia digital nation
bermartabat, keadilan, dan berdaya saing meliputi pemerintah digital, masyarakat digital, dan ekonomi
digital.
Pilar literasi digital memiliki 3 tantangan etika bermedia antara lain :
1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bukan
hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastis
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari media konvensional ke media digital. Karakter
media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big data,
telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi,
hingga berkolaborasi.
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19 yang
menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan
berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua orang berkumpul di media
guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas.
Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi dan
setiap individu dalam mengakses , berinteraksi, berpartisipasi dan kolaborasi diruang digital sehingga
digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif. Berdasarkan survey indeks
literasi digital nasional dapat diakses dan dijangkau tersebar kepelosok. Data yang diambil dalam ICT
Development per 2017.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi
yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan
kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat
tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia
yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas
masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan
bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap
warga.
Soal Latihan
1) Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang ada di Indonesia
2) Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety
3) Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan bermedia
digital

Jawaban
1. literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan memakai informasi dari berbagai
sumber, yang bisa diakses melalui komputer Menurut Paul Gilster didalam buku digital literacy,
perkembangan komputer ini terjadi di tahun 1980-an kemudian, komputer dipakai dilingkungan
terbatas kemudian menyebar di tahun 1990-an.Pada Tahun 2021, Menteri Johny menyatakan
Program Literasi Nasional direncanakan diselenggarakan setidaknya melalui 2.000 pelatihan
berdasarkan modul dan kurikulum yang menyasar empat pilar literasi digital yaitu digital ethics,
digital safety, digital skill dan digital culture.
2. Digital skiil adalah kemampuan dalam memahami, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi
perangkat digital dalam mengakses dan mengelola informasi
Digital etnics adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam
kehidupan sehari-hari
Digital culture adalah hasil olah pikir, kreasi, dan cipta karya manusia yang berlandaskan
teknologi internet
Digital safety adalah aktivitas untuk melindungi informasi dari terjadinya tindakan kriminal
(cyber crime) terhadap sumber daya digital
3. Menggunakan internet untuk belajar
Memaksimalkan aplikasi meeting online untuk belajar daring
Menggunakan internet untuk mengakses jurnal ilmiah
Mengirimkan tugas dengan email

Studi Kasus:
Anda dan kelompok telah diutus untuk melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di Desa Kuta
Paya, salah satu desa di pelosok Sumatera yang selama ini belum tersentuh internet. Baru-baru ini,
pembangunan infrastruktur yang semakin menyentuh daerah pelosok akhirnya mendatangkan sinyal
internet ke desa tersebut. Dengan dana bantuan, Desa Kuta Paya juga kini difasilitasi dengan ruang
komputer yang dapat digunakan untuk keperluan bersama. Namun, warga desa masih membutuhkan
banyak adaptasi untuk bisa menggunakan layanan internet dengan optimal untuk keperluan mereka. Di
desa tersebut, Anda dan kelompok diminta untuk membuat program atau memfasilitasi kegiatan dalam
rangka menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi warga desa menggunakan dasar-
dasar literasi digital dan konsep percepatan transformasi digital. Kelompok Anda dijadwalkan untuk
melakukan kunjungan ke desa tersebut selama 3 kali dalam setahun untuk mengamati dan mengontrol
berjalannya program yang Anda susun, tidak termasuk satu kali kunjungan survei lapangan di awal.
Dalam kunjungan survei lapangan, Anda dan kelompok melakukan wawancara pada beberapa warga
desa dan memperoleh informasi berikut:
- Menurut Kepala Desa, ruang komputer jarang sekali ada yang menggunakan sejak dibangun. Anak
muda di desa masih belum memiliki ketertarikan untuk menggunakan fasilitas yang ada dengan
optimal
- Desa memiliki usaha kerajinan kain tenun buatan tangan. Salah satu pengrajin mengaku mengalami
kesulitan untuk menjual produk karena jarak desa yang cukup jauh dari kota dan kurangnya minat beli
di kota terdekat
- Warga desa atas nama Ibu B mengeluhkan sulitnya mendapat layanan pencatatan sipil di desa.
Menurut Ibu B, masih banyak keluarga di desa yang belum memiliki catatan sipil seperti Kartu
Keluarga, Akta Kelahiran, dan sebagainya Secara berkelompok, buatlah contoh susunan
kegiatan/program yang akan Anda dan kelompok lakukan di Desa Kuta Paya. Rincikan pula
perencanaan susunan kegiatan yang akan Anda dan kelompok lakukan pada kunjungan pertama, kedua,
dan ketiga. Fokuslah membentuk kemandirian digital warga desa secara jangka panjang setelah
kegiatan pendampingan selesai. Presentasikan rekomendasi yang telah dibuat, dan jika memungkinkan,
tampilkanlah role-play singkat berdasarkan rekomendasi yang telah dibuat!

Jawaban
Studi kasus nya Ada sebuah desa terpencil namanya desa kutapaya dipelosok sumatera yang belum
tersentuh internet dan kelompok kami akan mengunjungi desa itu untuk mewawancarainya dengan
membuat program karena kurang ketertarikan anak muda menggunakan fasilitas,kurangnya transfortasi
karena jauh dari perkotaan, belum adanya pendataan warga.
3. Soal Latihan
1). Peserta diminta mengaitkan fenomena-fenomena di media sosial sesuai dengan 4 pilar literasi
digital?
2). Peserta diminta menganalisis perilaku masyarakat Indonesia didunia digital?
3). Peserta diminta mengelaborasi cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan
bermedia digital?
Jawaban
1.Etika digital contohnya tidak menyebarkan berita bohong dan tidak melakukan perundungan dunia
maya. Budaya digital contohnya aktivitas menggunakan media sosial hingga berbelanja online.
Keterampilan digital contohnya menggunakan media sosial hingga menggunakan platform belanja
online. Keamanan digital contohnya penggunaan pasword hingga pemahaman mengenai OTP
2.Indonesia termasuk salah satu negara yang terkena dampak wabah covid-19. Kebijakan pemerintah
mengenai PSBB memberikan dampak terhadap berbagai sektor di Indonesia, baik itu sector ekonomi,
hiburan, keagamaan dan pendidikan. Perlunya pemahaman literasi digital di masyarakat sangat
menentukan pola pikir masyarakat dalam menghadapi pandemic ini. Kegiatan pendidikan yang
dihentikan selama masa pandemi ini, dirubah dalam bentuk pembelajaran daring dengan
memanfaatkan media digital. Kemudahan mengakses segala informasi dapat didapatkan melalui
beberapa aplikasi dalam gadget di kehidupan masyarakat, namun tidak semua masyarakat
memanfaatkan peluang tersebut secara posisitif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan
literasi digital dalam kehidupan masyarakat di masa pandemic covid-19.metode penelitian yang
dipakai adalah metode deskripstif melalui pendekatan kualitatif fenomenologi, penelitian ini
dilakukan selama masa beberapa bulan setelah adaptasi kebiasaan baru. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa kebiasaan masyarakat di masa pandemic covid-19 adalah mayoritas
melakukan hal yang sama yaitu memesan makanan, berbelanja secara online, juga sering berolahraga
dan memulai berkebun. Kemudian keluarga menjadi tolak ukur keberhasilan meningkatkan literasi
digital untuk anggota keluarganya dengan memanfaatkan akses internet melalui media digital secara
bijak. Selain itu keluarga memiliki tanggungjawab memotivasi anggota keluarga untuk menggali
bahan bacaan secara digital dan tidak terjebak dalam penyebaran informasi yang tidak benar.
Kesimpulan penelitian ialah literasi digital sangat berperan dalam kehidupan masyarakat pada masa
pandemic covid-19.
3.Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan
memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina
komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan Diskusi
Kini mari kita berdiskusi dengan isu-isu terkini terkait etika berinteraksi dan bertransaksi.
1. Apakah pernah nomor atau akun anda ter-hack atau disalahgunakan orang lain? Atau mendengar
kisah ini?Kemudian apa yang dilakukan hacker tersebut? Kira- kira mengapa hal ini bisa terjadi?
2. Kejahatan atau penipuan dalam transaksi daring semakin beragam, mari kita berdiskusi bersama
apa saja motif-motif terbaru dalam penipuan atau kisah negatif dari berbelanja daring!
3. Apakah dari peserta ada yang menjadi penjual melalui media daring? Mari kita berdiskusi
mengenai bagaimana memulai dan permasalahan apa yang sering ditemui sebagai pelapak/penjual!

Jawaban
1. Tidak,pernah mendengar yang dilakukan oleh heckar mencuri data pribadi pada website toko
online untuk diperjual belikan,hal terjadi karena kebutuhan yang mendesak dan ada kesempatan
2. Ketidaksesuaian pesanan dengan barang yang datang
3. Ada, jualan online, melalui media sosial Whatshap, Instagram,facebook, pesanan dicancel tiba-
tiba,sulit promosi
Kasus
Dalam kelompok berisi 5-6 orang, peserta diminta untuk menyelesaikan contoh kasus berikut.
Studi Kasus:
SMA Sinar Bulan di Kota A baru-baru ini ramai dibicarakan di media sosial karena tragedy
cyberbullying yang terjadi di SMA tersebut. Pasalnya, siswa di SMA tersebut telah membuat sistem
pengiriman pesan secara anonymous di akun sosial media atas nama sekolah yang dikelola bersama
oleh siswa. Meski pada awalnya sistem pengiriman pesan tersebut bermanfaat bagi banyak siswa
untuk saling berbagi keluh kesah, semakin lama semakin banyak bermunculan pesan yang berbau
perundungan dan mengarah pada cyberbullying. Naasnya, kejadian ini telah menyebabkan salah
seorang siswa mengalami tekanan mental yang sangat berat hingga harus berhenti bersekolah. Anda
dan kelompok ditugaskan untuk memberi intervensi terkait pilar-pilar literasi digital di SMA Sinar
Bulan. Susunlah perencanaan kegiatan intervensi yang akan Anda dan kelompok lakukan di SMA
tersebut! Kegiatan intervensi yang dilakukan bisa dalam bentuk seminar, workshop, atau bentuk
lainnya yang menurut Anda sesuai.

1. Bagi peserta menjadi kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 orang, cobalah untuk berdiskusi
mengenai poin-poin di bawah ini, kemudian presentasikan hasil diskusi dalam waktu 3 menit!
a. Apa saja gawai yang dimiliki oleh setiap anggota?
b. Berapa rata-rata waktu yang digunakan masing-masing anggota untuk mengoperasikan gawai-
gawai tersebut dalam sehari?
c. Apa Gawai yang paling sering digunakan? Mengapa?
d. Apa fitur yang paling sering digunakan dalam gawai tersebut? Mengapa?
Jawaban
a. Smart Phone(HP), komputer, notebook, laptop
b. Rata-rata mengoperasikan gawai 2-3 jam perhari
c. smart Phone karena mudah untuk mengakses agar tidak terbelakang dan meningkatkan produk
d. fiture yang menarik karena biar tidak bosan dan jenuh dalam mengaplikasikannya
Soal Latihan
Bagi peserta menjadi kelompok diskusi yang terdiri dari 3-4 orang, cobalah untuk berdiskusi mengenai
salah satu dari topik di bawah ini, setiap orang harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
menggunakan mesin pencarian informasi serta metode pencarian yang berbeda, lalu rangkum informasi
menjadi satu paragraf yang padat informasi. Kemudian, salah satu anggota diminta untuk menjabarkan
mekanisme pencarian materi, perbedaan informasi yang didapat, dan rangkuman hasil diskusi.
Daftar tema:
a. Sejarah Soto Nusantara
b. Perkembangan Media Sosial Masyarakat Indonesia
c. Permainan Anak Indonesia dan Dunia
d. Penggunaan Gawai Masyarakat Indonesia dari Dulu hingga Kini
Persiapan : Seluruh peserta diminta untuk berdiri di depan kursi masing-masing tanpa membawa
barang apapun
Jawaban
a. Sejarah soto mengungkapkan bahwa kuliner ini berasal dari tiongkok sebuah buku berjudul Nusa
jawa silang budaya Denys Lombard membahas tentang asal usul soto disana disebutkan bahwa soto
berasal dari china yang dikenal dengan sebutan caudo atau jau to
b. Berdasarkan laporan we are Social jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191
juta orang pada januari 2022 jumlah itu telah meningkat 12,35 % dibandingkan pada tahun sebelumnya
yang sebanyak 170 juta orang. Melihat trennya jumlah pengguna media sosial di indonesia terus
meningkat setiap tahunnya.
c. Indonesia memiliki ragam budaya sehingga tiap daerah mempunyai permainan tradisional yang unik
dan seru harus dilestarikan agar tidak punahsetiap anak suka bermain. mereka bermain dengan
menggunakan suara tangan kaki maupun berbagai benda yang ada disekitarnya.mereka bermain sendiri
atau kelompokdan permainan juga dibedakan menjadi dua permainan modern dan tradisional pada
dewasa ini lebih banyak permainan modern karena mudah diakses internet padahal permainan
tradisional juga tak kalah seru.
d. Gawai dikalangan masyarakat indonesia bahkan masuarakat dunia sangat pesat perkembangan
teknologi digital dan internet yang semakin maju saat ini pengguna gawai internet diIndonesia sangat
tinggi pengguna gawai sulit dihindari dan dipungkiri.tidak seperti zaman dulu.
Soal Video Cara Bermain :
1. Pembicara akan menyebutkan berbagai contoh sosial media atau aplikasi percakapan satu per satu
secara berurutan seperti di bawah ini:
a. Whats App
b. Facebook
c. Instagram
d. Tiktok
e. Telegram
f. Twitter
g. Friendster
h. Snapchat
i. We Chat
j. QQ
k. Plurk
2. Jika peserta merasa memiliki akun di media sosial atau aplikasi percakapan tersebut maka peserta
diminta tetap berdiri, jika tidak memiliki salah satunya, maka peserta dipersilakan duduk (sistem
gugur)
3. Ketika jumlah peserta tinggal 2-3 orang, peserta diminta untuk maju ke depan dan menjawab
pertanyaan berikut ini:
a. Apa tujuan membuat media sosial tersebut?
b. Apa saja pertimbangan sebelum membuat akun dimedia sosial atau aplikasi percakapan tersebut?
(kaitkan dengan empat dimensi persiapan)

Jawaban
1. facebook
2. punya media sosial
3. -media sosial tempat menyimpan dokumentasi dan tulisan dalam bentuk fhoto ,video, atau
tulisan dengan mengungah konten dimedia sosial
-sebelum menyebarkan konten pikirkan konsep terlebih dahulu
-jangan asal menyebarkan pahami target konten
-gunakan media sosial yang banyak digunakan
-lakukan branding agar semakin dikenal
-bagikan konten yang berkualitas
-hindari meniru karya oranglain
-gunakan website untuk menganalisi reputasi konten
-ukur hasil kerja secara rutin

Soal Video Cara Bermain :


1. Pembicara menanyakan siapa peserta yang sudah melakukan transaksi menggunakan aplikasi
dompet digital, loka pasar (marketplace), maupun transaksi digital hari ini. Jika tidak ada, maka
periode waktu dapat diubah menjadi sejak kemarin, seminggu terakhir, maupun sebulan terakhir.
2. Pilih 2-3 orang untuk maju ke depan.
3. Tanyakan beberapa pertanyaan di bawah ini:
a. Aplikasi dompet digital atau loka pasar (marketplace)apa yang terakhir digunakan?
b. Mengapa memilih aplikasi tersebut?
c. Berapa kali dalam sebulan bertransaksi menggunakan aplikasi tersebut?
d. Apa barang/jasa yang sering dibeli melalui aplikasi tersebut?
4. Ajak peserta lain untuk ikut berpartisipasi dengan menanyakan, “siapa pengguna aplikasi yang
sama?” sambil sesekali memberikan kesempatan kepada peserta lain yang sedang duduk untuk
berpendapat/menjawab pertanyaan.
Jawaban
1. semua orang yang memiliki dompet digital seperti gopay, dana, ovo
2. 2
3. a. satu minggu
b.-mudah digunakan
- banyak promosi
- mengurangi virus corona
- keamanan terjamin
- mudah mengakses pembelian
c.Seminggu sekali
d. transfer, baju dll

Soal Video
Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, masing-masing anggota
kelompok bertugas untuk mencari sebuah contoh kasus pelanggaran etika dan etiket dari sosial media
maupun aplikasi lain (yang relevan) dari akun yang dimiliki, baik yang terjadi padanya maupun tidak.
Diskusi dilakukan selama 10 menit, kemudian salah satu anggota kelompok memaparkan satu contoh
kasus yang telah didiskusikan selama 1-2 menit.
Cara Bermain :
Persiapan : 4 halaman A4 yang berisi contoh bentuk perundungan di media sosial, misalnya
1. Percakapan di grup WhatsApp yang menjelek-jelekkan salah satu anggota grup dengan maksud
bercanda. Contoh: Hahaha kamu mandi ga sih sebelum ke kantor? Kok bau-nya sampai kemeja aku?
2. Komentar seseorang di Facebook yang mengkritik orang lain dengan bahasa yang menyakitkan.
Contoh: Kok ibunya masih gendut ya padahal anaknya sudah 3 tahun?
3. Unggahan Instastory yang menampilkan dua dengan caption sindiran pedas. Contoh: Bisa-bisanya
dia masih pakai baju yang sama seperti baju zaman SMA dulu, warnanya dulu putih sekarang sampai
coklat gini hahaha
4. Reply Instagram dari berbagai teman yang mengomentari fisik setelah mengunggah wajah pribadi.
Contoh: Eh, pipinya mau tumpah tuh!/ Kok jadi jerawatan ya sekarang?/Ga mau mulai diet, nih? Awas
nggak dilirik doi Mekanisme Diskusi:
1. Bagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
2. Masing-masing kelompok diberikan satu lembar A4 yang berisi foto contoh kasus perundungan di
media sosial
3. Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan hal berikut :
a. Mengapa kasus tersebut tergolong cyberbullying?
b. Apa yang harus dilakukan jika terjadi pada kita?
c. Apa makna dari diskusi ini?
Jawaban
contoh kasus pelanggaran etika antara lain menyebar berita hoax, pencemaran nama baik, penipuan
online, bullying ,perjudian online, menyebar berita kebencian,menggugah fhoto yang tidak pantas,
pembajakan, spam, privacy violation.
1. pencemaran nama baik
2. Bullying
3. Menyebar kebencian
4. Privacy violation

1. ya
2. ya
3. a. karena cyber bullying adalah kejahatanyang dilakukan secara sengajadalam bentuk fitnah,
cemooh kata-kata kasar pelecehan, ancaman dan hinaan
b. -mencari bantuan dari orang yang percaya
- blokir akun sosial media pelaku
- melaporkan kepada yang berwajib
- mengaktifkan mode filter komentar
c. makna diskusi ini agar kita lebih mengetahui tentang pelanggaran etika dan cara
mengatasinya sehingga hidup rukun dan tentram.

Soal Video Persiapan:


1. Bola plastik berbagai warna
2. Dua buah ember kecil untuk masing-masing kelompok, satu berisi bola plastik, satu ember
kosong
Cara Bermain :
1. Bagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri atas 3-4 orang
2. Pada Babak Pertama, setiap kelompok mengutus satu orang. Orang tersebut bertugas untuk
memisahkan warna bola diluar ember, dan memasukkan semua bola berwarna merah ke ember
lainnya dalam waktu 10 detik.
3. Pada babak kedua, setiap kelompok bekerja sama melakukan tugas yang sama dalam waktu 10
detik.
4. Pembicara menanyakan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana kesan orang pertama yang diutus sendiri menyelesaikan tugas?
b. Bagaimana kesan kelompok mengerjakan tugas bersama-sama?
c. Bagaimana metode pembagian peran yang terjadi dalam kelompok?
d. Apa makna permainan ini jika dikaitkan dengan penyebaran informasi? (Jawaban: bola
diibaratkan sebagai informasi, ember yang berisi bola merupakan kumpulan informasi (fakta
maupun hoaks), seluruh masyarakat berperan untuk memilah dan menyebarkan fakta serta
menghentikan dan membuang konten hoaks, yang dalam permainan ini diibaratkan sebagai bola
berwarna merah.
Jawaban
1.ya
2.ya
1.ya
2.ya
3.ya
4. a. menarik
b. menarik
c. menarik
d. kita harus memilah mana yang fakta dan mana yang hoax pada zaman ini.
Soal Video Persiapan:
Bagi peserta menjadi 4 kelompok besar. Tuliskan peran di bawah ini menggunakan kertas kecil yang
lipat, kemudian acak kertas-kertas tersebut, lalu berikan satu kertas kepada masing-masing perwakilan
kelompok. Pembagian peran kelompok adalah sebagai berikut:
1. Pembeli
2. Penjual Palsu/Penipu
3. Penjual Palsu/Penipu
4. Penjual Asli
Cara Bermain:
1. Buatlah satu akun media sosial (misalnya instagram) untuk berjualan sebuah produk.
2. Setiap kelompok penjual harus posting berbagai konten yang dapat meyakinkan pembeli bahwa
mereka ada penjual asli. Aktivitas dilakukan selama 10 menit. (pembicara dapat memberikan tips,
“misalnya mau pakai chat admin atau bikin video singkat, dsb”)
3. Setelah 10 menit, kelompok pembeli menelusuri ketiga akun penjual untuk memastikan maan
penjual yang asli dan yang palsu. Penelusuran dilakukan selama 5-7 menit. (pembicara dapat
memberikan tips, “misalnya mau coba chat nomor admin atau minta foto realpict, dsb”)
4. Kelompok pembeli menentukan mana kelompok penjual palsu dan penjual asli disertai alasan dan
metode pengecekan yang dilakukan
5. Seluruh kelompok mengungkapkan mana yang penjual palsu dan mana yang asli
6. Pembicara membahas permainan dan memberikan umpan balik

Jawaban
1. Instagram
2. Chat
3. Coba chat nomor admin
4. bisa ditelusuri melalui aplikasi
5. misal si A penjual palsu si B penjual asli
6. dalam berjualan kita harus bisa menjaga akun dan mengetahui pembeli yang asli dan yang palsu
bisa ditelusuri dalam aplikasi digital

Soal Video Cara Bermain :


Bentuk 5 kelompok yang beranggotakan 3 orang. Masing-masing kelompok akan mendapatkan kotak
harta karun yang menyimpan semua misi rahasia anggota kelompok. Setiap kelompok wajib
menyembunyikan dan menjaga kotak tersebut agar tidak diketahui oleh kelompok. Aturan main:
1. Semua kelompok akan mendapatkan misi rahasia untuk mendapatkan diamond, mereka akan
mendapatkan clue untuk melanjutkan perjalanan mereka.
2. Misi setiap kelompok yaitu memecahkan semua clue dan menjaga kotak mereka (yang
tersembunyi)
3. Jika kotak ditemukan oleh kelompok lain, maka kelompok tersebut akan langsung mendapatkan
diamond dan bisa memerintahkan apa saja kepada kelompok yang kalah
Pertanyaan:
1. Apa kaitan permainan ini password
2. Sepenting kotak yang harus dijaga tersebut, mengapa yang berhasil menemukan bisa
memerintahkan apa saja ke kelompok yang kalah? kaitkan dengan fenomena pencurian password
(jawaban: sama halnya dengan password yang harus dijaga, jika password kita berhasil dibobol
orang, maka segala identitas, akun, tgl lahir, dll bisa dengan mudah mereka dapatkan, dan itu yang
dimanfaatkan orang-orang, misal untuk peminjaman online dll)

Jawaban
1.ya
2.ya
3.ya
1 -permainan password adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh pengguna
jaringan atau sebuah sistem operasi yang mendukung banyak pengguna untuk memverifikasi data
diri kepada sistem keamanan yang dimiliki oleh jaringan atau sistem tersebut
- pencurian pasword adalah jenis malware yang bertujuan mencuri informasi.jadi pasword harus
dijaga agar terhindar dari heacker.

Soal Video Cara Bermain :


Bentuk kelompok beranggotakan 10 orang. Setiap orang mengambil bola yang berisikan peran untuk
setiap orang. Peran tersebut terdiri dari:
1 moderator
1 seer/peramal
3 werewolf
5 penduduk biasa
Aturan main:
1. Diantaranya peran tersebut, hanya moderator yang boleh memberitahukan perannya kepada yang
lain, sedangkan 9 yang lain wajib merahasiakan peran yang didapatkan. Hanya moderator yang
mengetahui semua peran 9 orang tersebut. Moderator bertugas memimpin jalannya permainan dan
mengumumkan pemenang di akhir permainan
2. Werewolf memiliki kesempatan untuk membunuh semua orang kecuali moderator
3. Seer/peramal memiliki kesempatan untuk mengetahui siapa werewolf sebenarnya dan bisa memilih
untuk memihak pada warga atau werewolf
4. Peran warga adalah sebagai pihak yang harus mengetahui siapa musuh dalam selimut diantara
mereka, mereka tidak mengetahui siapa yang berperan sebagai warga yang lain (sekawan), disinilah
peran werewolf untuk memanipulatif identitas mereka dengan cara menfitnah warga yang lain
5. Orang yang tertuduh paling banyak di siang hari, dia akan mati
6. Orang yang dipilih oleh werewolf di malam hari juga akan mati
7. Pemenang dari game ini adalah jika jumlah warga lebih banyak dibanding werewolf, maka warga
menang, namun jika jumlah werewolf lebih banyak, maka werewolf menang.
Pertanyaan:
1. Coba kaitkan dengan materi pentingnya menjaga identitas
dan data pribadi
2. Menurut anda peran werewolf di dunia digital bagaikan?
3. Menurut anda peran warga di dunia digital bagaimana?
4. Jika anda sebagai bermedia digital, peran apa yang cocok bagi anda?
5. Menurut Anda apa yang akan terjadi jika kita menjadi individu yang terlalu terbuka dengan orang
lain
6. Siapakah kawan dan lawan di permainan ini, kaitkan dengan identitas dan data pribadi di dunia
digital
7. Apakah anda mengetahui siapa yang sedang anda hadapi di dunia digital?
Jawaban
1. Kaitan pentingnya identitas mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai pemersatu bangsa
sebagai landasan negara dan juga perlindungan diri dari dampak buruk globalisasi
2. Peran yang menuntut para pemain untuk melakukanperanan nya sesuai kartu
3. Menciptakan keamanan serta menghindari permasalahan dari dunia maya digital memberikan hak
kewajiban hukum serta keamanan
4. Digital marketing
5. Berbahaya,karena jika anda memiliki pikiran terbuka tapi tidak diiringi dengan kemampuan kritis
6. Kawan
7. Warga sekitar

Soal Video Cara Bermain :


Bagi peserta ke dalam kelompok berisi 4-5 orang. Peserta dalam kelompok kemudian diminta untuk
memilih salah satu jenis penipuan digital yang telah dibahas pada uraian di atas. Setiap kelompok lalu
akan mendapatkan satu lembaran kosong yang akan diisi secara bergiliran oleh setiap anggota
kelompok. Masing-masing anggota kelompok memiliki waktu 1 menit untuk mengisi lembar tersebut
dengan segala informasi tentang bentuk penipuan digital yang telah disepakati kelompok. Hal yang
dituliskan dapat berupa pemahaman yang dimiliki, contoh pengalaman atau kasus, opini dan
tanggapan, tips-tips untuk mencegah, maupun rekomendasi solusi untuk menyelesaikan bentuk
penipuan digital tersebut. Setelah semua anggota kelompok mendapat giliran menulis, kelompok akan
berdiskusi selama 5 menit untuk membahas bagian-bagian yang masih perlu ditambahkan atau
menyepakati poin-poin yang masih diperdebatkan. Beberapa kelompok terpilih kemudian
mempresentasikan hasil diskusinya di depan teman-teman yang lain

Soal Video.Cara Bermain :


Saat mengunjungi situs di internet untuk pertama kalinya, pengunjung seringkali dihadapkan pada
notifikasi yang berbunyi “This website uses cookies to ensure you get the best experience on our
website” atau jika diterjemahkan kira-kira“Situs ini menggunakan cookies untuk menjamin Anda
mendapat pengalaman terbaik selama menggunakan situs”, yang diikuti dengan opsi untuk menerima
cookies (“Accept”) atau tidak. Secara berpasangan (2 orang), peserta diminta untuk berdiskusi
mengenai opsi apa yang sebaiknya dipilih, dengan mempertimbangkan pengetahuan yang telah
dipelajari mengenai rekam jejak digital. Jika masing-masing pasangan telah sepakat, dua pasangan
berbeda akan dipertemukan dalam kelompok berisi 4 orang dan berdiskusi kembali mengenai topik
yang sama hingga mencapai kata sepakat. Lanjutkan aktivitas mempertemukan kelompok
(pembentukan kelompok berikutnya akan berisi 8 orang, 16 orang, dan seterusnya) hingga akhirnya
seluruh peserta dapat mencapai kesepakatan mengenai topik tersebut
Soal
Setelah membaca, setiap kelompok mendiskusikan ketiga fenomena tersebut untuk menjawab
pertanyaan berikut ini:
1. Apakah role play termasuk tindakan catfishing?
2. Mengapa role play termasuk/tidak termasuk tindakan catfishing?
3. Apakah kamu/teman/kenalanmu pernah melakukan role play?
4. Apa tujuan kamu/teman/kenalanmu melakukan role play?
5. Bagaimana pendapatmu tentang fenomena ini? (sisi positif/negatif)
Pilih satu orang untuk mewakilkan kelompok menjelaskan hasil
diskusi dan buatlah sebuah kesimpulan umum dari seluruh pendapat kelompok.
Jawaban
1. bukan
2. karena role play adalah permainan peran kalau catsfhising adalah merujuk kepada kegiatan
penipuan yang dilakukan individu didunia daring
3. ya
4. agar pembelajaran variatif dan menarik
5. positif bila dikerjakan sesuai aturan,negatif bila tidak sesuai

Soal Video Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4
orang. Setiap kelompok harus mendiskusikan sebuah permainan/kegiatan/ program sederhana dengan
tema “Pancasila dan Era Digital”. Masing-masing kelompok memiliki sasaran yang berbeda,
1. Pelajar usia SD
2. Pelajar usia SMP
3. Pelajar usia SMA
4. Mahasiswa sederajat
5. Kelompok usia kerja
6. Kelompok lansia
Setiap kelompok berdiskusi hal-hal berikut dalam waktu 10-15 menit:
a. Apa permainan/kegiatan/program yang sesuai dengan kelompok usia tersebut?
b. Apa tujuan permainan/kegiatan/program tersebut?
c. Bagaimana mekanisme permainan/kegiatan/program tersebut?
d. Apa keluaran yang diharapkan melalui permainan/kegiatan/program tersebut?
Jawaban
1. ya
2. menanamkan nilai-nilai pancasila dalam era digital
3. dengan melibatkan pelajar disekolah-sekolah
4. diharapkan untuk bisa memanfaatkan menjadi tempat untuk memupuk nasionalisme dan
membangkitkan kembali nilai-nilai pancasila

Soal Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4orang. Setiap kelompok
mendiskusikan selam 10-15 menit mengenai bagaimana metode digitalisasi kebudayaan dari produk
kebudayaan di bawah ini agar lebih dikenal di mancanegara:
a. Angklung
b. Tari Sekapur Sirih
c. Wayang Kulit
d. Saloi
e. Koteka
Pilih satu orang untuk mewakilkan kelompok menjelaskan hasil
diskusi
Jawaban
Wayang kulit adalah seni tari tradisional yang terutama berkembang dijawa tengah dan jawa timur
wayang berasal dari kata Ma Hyang yang artinya menuju kepada roh spiritual dewa atau tuhan Yang
Maha Esa
Soal Video Pembicara menanyakan hal-hal berikut ini kepada seluruh peserta
1. Siapa yang dalam sebulan terakhir membeli tas/sepatu/baju buatan luar negeri?
2. Apa alasan membeli barang tersebut? (minta 2-3 orang yang menunjuk tangan untuk berpendapat)
3. Siapa yang dalam sebulan terakhir membeli tas/sepatu/baju buatan Indonesia?
4. Apa alasan membeli barang tersebut? (minta 2-3 orang yang menunjuk tangan untuk berpendapat)
5. Menurutmu, bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap
produk dalam negeri? Kemudian pembicara memberikan umpan balik kepada peserta atas jawaban
yang diberikan.
Jawaban
1. si A
2. Tertarik dengan modelnya
3. si B
4. cintai produk Indonesia
5. dengan cara membelinya
membuat poster
menulis blog
bantu memasarkan
Soal Video Pembicara menanyakan hal-hal berikut ini kepada seluruh peserta
1. Siapa yang pernah menerima pesan “kami menawarkan pinjaman online, syarat mudah, dan
proses cepat?” atau “Buah mangga buah anggur, enak dimakan dingin-dingin, daripada BPKB
nganggur, mending titip di kami untuk disekolahin”?
2. Berapa kali biasanya dalam sehari menerima pesan tersebut?
3. Kira-kira mengapa hal tersebut bisa terjadi?
4. Apa kaitan fenomena tersebut dengan hak dan kewajiban kita sebagai warga digital?
Setelah berdiskusi 10-15 menit, pembicara dapat memberikan
umpan balik.
Jawaban
1. tidak
2. beberapa kali
3. penetrian digital yang tak seimbang dengan literasi pada lapisan masyarakat sampai level
pedesaan
kemudahan administrasi
tidak melakukan croschek
tidak membandingkan suku bunga
4. ada,hak dan kewajiban, hak segala sesuatu yang harus didapatkan setiap sejak lahir kewajiban
adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan seseorang yang menjalankan kewajibannya.

Soal Latihan
1) Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks
2) Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat, bukan hanya
kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi fenomena
tersebut
3) Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital
Jawaban
1. Mencari sumber berita cek kelengkapan informasi jangan termakan judul periksa keasliannya
perhatikan tanggal artikel jangan asal share
2. Maraknya fenomena pinjaman online dimanfaatkan oleh pijol
3. Bijak bermedia digital berarti tau batasan penggunaan teknologi menggunakan media

Kasus
Dalam kelompok berisi 5-6 orang, peserta diminta untuk menyelesaikan contoh kasus berikut.
Studi Kasus 1:
Bacalah potongan berita berikut!
“Pada pertengahan Agustus 2019, terjadi kerusuhan di beberapa daerah di Papua. Insiden tersebut
terjadi pasca-adanya dugaan tindakan rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Tindakan
rasisme yang terlanjur menyebar melalui media sosial tersebut akhirnya memicu aksi unjuk rasa di
Manokwari, Sorong, Jayapura, dan beberapa daerah lain di Papua dan Papua Barat. Aksi tersebut
diwarnai kericuhan,blokade jalan, dan pembakaran. Akibatnya gedung DPRD, lembaga
pemasyarakatan, sejumlah tempat usaha, fasilitas umum, dan kendaraan yang berada di sekitar lokasi
kejadian, rusak diamuk massa. Kemkominfo menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 230.000 URL
hoax di Papua yang diviralkan melalui media sosial, terutama melalui Twitter. Konten tersebut bersifat
masif, menghasut, bahkan mengadu domba (news.detik.com, 26 Agustus 2019).” Diskusikanlah
fenomena ini dalam kelompok. Posisikan diri Anda dan kelompok sebagai pihak yang dapat membuat
kebijakan untuk menanggapi situasi tersebut. Kemudian, buatlah rekomendasi untuk kemungkinan
penyelesaian masalah tersebut berdasarkan sudut pandang dan pemahaman yang telah Anda miliki
mengenai literasi digital.
Jawaban
Kasus yang terjadi adalah kerusuhan rasisme diasrama mahasiswa papua surabaya yang mengakibatkan
unjuk rasa sehingga fasilitas yang tersedia diamuk masa .masalah yang terjadi bersifat masif menghasut
bahkan mengadu domba
tanggapan dari masalah ini perlunya kordinasi kepada semua pihak agar tidak terjadi kerusuhan karena
dengan masalah ini akan memicu kurang aman nya daerah papua.dan akhirnya mengakibatkan
kericuhan tetapi setelah ditelusuri ternyata kabar itu hoax
Studi Kasus 2: Kasus Jejak Digital
Diskusikan dalam grup fenomena berikut. Lalu jawab dan diskusikan pertanyaan di bawahnya.Seorang
gadis gagal magang di Badan Antariksa milik Amerika Serikat
(NASA) karena berkomentar kasar di Twitter. Singkat cerita, NASA menarik kesempatan magang
gadis tersebut setelah banyak warganet yang menangkap layar kata-kata kasarnya, dan
menyebarkannya di media sosial dengan tagar NASA. Sumber:
Terkait berita di atas, apakah jejak digital begitu penting saat ini? Seberapa penting untuk kehidupan
pribadi, keluarga, teman, dan pekerjaan? Uraikan masing-masing.
● Jika kamu berada dalam berita viral yang mengungkap jejak digital diri yang memalukan, apa
yang akan kamu lakukan? Temukan solusi yang dianggap praktis sekaligus komprehensif?
● Apa yang kamu lakukan dengan jejak digital pribadimu? Bagikan tips kamu dengan teman
kelompok.
Jawaban
1. Dimusyawarahkan dengan baik baik sekaligus memberi arahan yang baik
2. Memastikan data pribadi tidak disalah gunakan langkah-langkah
-mamastikan data terenskripsi
-berhati-hati saat menggunakan jaringan wifi
-waspada phising
-gunakan pasword yang sulit
-gunakan metode incognito
Bacalah dan telaah berita berikut, kemudian diskusikan dalam forum.
Jawablah pertanyaan yang menyertainya
Pemilik akun FB mendapat video mesum setelah menerima permintaan pertemanan
● Mengapa banyak orang tertipu dengan scam romance? Apakah ada keluarga/teman/kenalan yang
pernah mengalaminya? Ceritakan dengan tidak menyertakan nama (anonim).
● Apa yang bisa kamu pelajari dari kasus tersebut? Bagaimana tips mengenali dan menghindari scam
romance menurutmu?Diskusikan.
Jawaban
1. karena ketertarikan,tidak ada, Hoax, sebagaimana wabah corona, tidak akan menyebar tanpa ada
yang ikut menyebarkannya. Ibarat tanaman, hoax akan tumbuh subur jika ada yang memberinya
pupuk dan menyiraminya. Terkadang sebuah informasi memang samar apakah itu benar atau hanya
sebuah hoax.

Terlebih informasi itu kita dapatkan dari orang yang cukup dekat dengan kita, atau kita dapatkan
dari grup percakapan di mana anggota-anggotanya, semuanya atau banyak yang kita kenal. Dengan
kemajuan internet, sebenarnya untuk melacak sebuah informasi apakah benar atau tidak, cukup
mudah. Salah satunya dengan memanfaatkan mesin penelusur semacam Google. Cukup menyalin
teks informasi yang kita dapatkan dan memasukkannya sebagai kata kunci penelusuran. Maka
Google pun akan memaparkan semua hasil penelusurannya, yang dalam banyak kasus hoax, Google
akan menampilkan pula berbagai bantahannya.

Atau jika informasi yang kita terima berupa gambar atau video, kita pun masih bisa menelusurinya
lewat Google dengan memasukkan kata kunci yang berkaitan dengan konteks yang ada pada gambar
atau video yang kita terima, atau dengan mengunggah gambar dan screenshoot video melalui
halaman Google Images atau melalui aplikasi Google Lens di ponsel kita.

Setelah kita mengetahui kebenarannya, bahwa informasi yang ada ternyata adalah hoax, untuk
memutus rantai penyebarannya, kita pun mesti menyampaikannya kepada yang mengirimkan
informasi, atau membalasnya dalam grup. Sebagai Kompasianer, kita pun dapat menuliskan temuan
kita, sebagai edukasi yang lebih luas kepada masyarakat.

Setidaknya, kita dan atau orang-orang di sekitar kita, terhindar dari hoax tersebut. Kita telah
berusaha untuk memutus rantainya agar tidak menjerat kita dan orang-orang di sekitar kita.

Berikut ini merupakan tips untuk melindungi diri dari berita hoaks menurut LibGuides at University
of West Florida ( 2021).

Gunakan kriteria berikut ini untuk mengevaluasi sumber:

1) Currency (keterbaruan informasi): Apakah informasi terkini? Bisa saja, misalnya, di Facebook,
kita akan mengklik sebuah cerita dan melihat bahwa tanggalnya berasal dari beberapa bulan atau
tahun yang lalu, tetapi teman kita memberikan komentar emosional seolah-olah itu baru saja terjadi.

2) Relevance (relevansi): Kriteria ini berlaku jika kita mencari informasi. Apakah informasi yang
kita temukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan? Sudahkah kita melihat berbagai sumber sebelum
memilih informasi ini?

3) Authority (Penulis): Siapa penulis/penerbit/sponsor berita? Apakah penulis memiliki maksud


tertentu di balik tulisannya?

4) Accuracy (Akurasi/Ketepatan): Apakah informasi didukung oleh bukti? Apakah penulis mengutip
sumber yang kredibel? Apakah informasi tersebut dapat diverifikasi di tempat lain?

5) Purpose (Tujuan): Apa tujuan dari berita tersebut?

Provokasi? Untuk menginformasikan? Untuk menjual? Ini dapat memberi kita petunjuk tentang bias
yang mungkin terjadi.

Google It!

Jika kita menemukan sesuatu melalui media sosial, cobalah untuk mencari di mesin pencari
informasi, seperti google, terlebih dahulu! Cobalah telusuri apakah mesin pencari menunjukkan tiga
hal berikut:
1) Ada/tidaknya situs berita terkemuka lainnya melaporkan hal yang sama

2) Ada/tidaknya situs web cek fakta telah membantah klaim tersebut

3) Jika hanya oknum tertentu yang melaporkan klaim tersebut, maka dalam

kasus ini, mungkin diperlukan lebih banyak penggalian.

c. Dapatkan Berita dari Sumber Berita

Salah satu cara termudah untuk menghindari jebakan berita palsu adalah dengan membuka langsung
situs web berita yang kredibel mengenai berita tersebut. Mengandalkan media sosial untuk melihat
apa yang sedang tren semakin mewajibkan kita untuk memverifikasi setiap meme atau artikel berita
yang ditemui.

Bedakan Opini dengan Fakta

Opini sekarang banyak digunakan dalam sumber berita. Kita mungkin setuju dengan pendapat yang
disajikan atau penulis mungkin hanya mengkontekstualisasikan fakta. Namun, kita harus memahami
bahwa penulis menyajikan fakta dengan cara yang sesuai dengan agenda mereka dan pikirkan
mereka sendiri untuk menarik perhatian pembaca sebanyak mungkin

Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat, bukan hanya
kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi fenomena
tersebut.

2. Harus berhati hati dalam memilih teman

Identitas pribadi adalah salah satu hal yang mesti diperhatikan dan diwaspadai dari kejahatan siber.
Alasannya adalah karena identitas pribadi bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.

Dengan identitas/data, mereka bisa membobol akun pribadi, membuat akun pinjaman online
menggunakan data kita, menjadikan kita sasaran iklan internet, dan menjual data untuk kepentingan
marketing. Maka dari itu sebaiknya kita harus mengetahui 5 cara untuk melindungi identitas pribadi
di internet :

Memastikan data terenkripsi

Setiap situs memiliki sistem keamanan enkripsi untuk memastikan data terkode dengan amat saat
dikirimkan lewat situs website. Contohnya seperti Secure HTTP atau yang disebut dengan HTTPS
dan sertifikasi SSL. Biasanya situs yang memiliki keamanan enkripsi data bisa diketahui dengan
alamat situs yang diawali dengan https. Selain itu, keamanan juga bisa dilihat dengan adanya logo
gembok di kiri atas sebelah tautan situs.

Berhati-hati saat menggunakan jaringan Wi-Fi

Kalian harus berhati-hati ketika sedang berada di tempat umum dan menemukan Wi-Fi yang bisa
diakses secara gratis. Jaringan Wi-Fi ini bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung
jawab untuk mencuri data pribadi. Biasanya menggunakan access point palsu yang jika seseorang
login maka data pribadinya akan tercuri. Hindarilah access point yang berpotensi meminta
username, password, dan informasi pribadi lainnya.

Waspadai tautan phising


Saat ini banyak sekali tautan (link) yang mengatasnamakan instansi atau organisasi. Dalam beberapa
kasus, link tersebut dapat mengarahkan ke halaman login palsu sebagai jebakan dan mencuri data
pribadi. Caranya adalah jangan asal memberikan data pribadi di situs yang tidak tepercaya. Periksa
kembali alamat (domain) situs, contohnya untuk situs pemerintahan menggunakan domain .go.id
seperti http://ditsmp.kemdikbud.go.id/.

Gunakan password yang sulit ditebak

Password atau kata sandi adalah hal yang paling penting dalam akses login. Oleh karena itu,
gunakanlah kata sandi yang sulit untuk ditebak. Hindari penggunaan kata sandi menggunakan
tanggal lahir ataupun nama. Selain itu, ganti kata sandi setiap tiga bulan sekali.

Gunakan mode Incognito ketika berselancar Saat berselancar di internet, gunakanlah mode
Incognito (penyamaran). Saat ini kebanyakan browser canggih sudah memiliki mode ini. Di dalam
mode ini akan mematikan perekaman data ketika browsing. Browser tidak akan merekam alamat
situs dan laman yang telah dikunjungi. Browser juga tidak dapat merekam datapribadi, seperti nama
pengguna untuk login, password, juga cache dan cookies dari situs web yang dikunjungi.

Jawab :

Banyaknya pengguna media sosial di Indonesia terbukti bahwa begitu pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi di zaman 4.0 ini, apabila tidak digunakan secara bijak, maka
dapat menimbulkan sebuah permasalahan yaitu penyalahgunaan media sosial berupa menyebarkan
informasi yang dapat menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan kelompok tertentu (SARA),
berita bohong atau hoaks, sehingga perilaku tersebut akan dikenakan sanksi berupa kurungan
penjara dan denda.

Mengambil sebuah konsep tindakan sosial dari salah seorang tokoh sosiologi yaitu Max Weber
tentang tindakan rasionalitas instrumental. Tindakan rasionalitas instrumental adalah tindakan yang
ditentukan oleh pengharapan-pengharapan mengenai perilaku objek-objek di dalam lingkungan dan
perilaku manusia lainya; pengharapan-pengharapan itu digunakan sebagai kondisi atau alat untuk
pencapaian tujuan sang aktor atau pelaku sendiri yang dikejar dan diperhitungkan secara rasional
(George ritzer, 2012).

Maka dari itu, sebagai penguna media sosial yang bijak, kita harus bisa menggunakan dan
memanfaatkan media sosial untuk tujuan yang sekiranya berdampak positif bagi diri sendiri dan
orang lain. Bentuk tindakan tersebut, antara lain :

Jangan terlalu mudah percaya pada informasi yang disebarkan.

Sebagai pengguna media sosial yang bijak, alangkah baiknya jangan membagikan informasi yang
diperoleh secara sembarangan dan lebih baik melakukan pengecekan kembali informasi yang kita
peroleh di media sosial melalui aplikasi, seperti Turn Back Hoax, Cekfakta.com, Babe, Hoax Buster
Tools (HBT), dll. Supaya kita tidak terjebak pada siklus penyebaran berita bohong atau hoaks.

Jaga etika dalam bermedia sosial.

Selain pengecekan informasi yang tidak kalah pentingnya yaitu perilaku dan etika kita dalam ber-
media sosial, alangkah baiknya kita harus menghargai karya orang lain ("hargailah orang lain jika
dirimu ingin dihargai") dan memberikan komentar maupun tanggapan positif yang sifatnya
membangun terhadap konten yang dibagikan, supaya konten tersebut bisa mengalami perubahan
menuju pada nilai-nilai positif yang sekiranya bisa memberikan edukasi.

Filter atau saring informasi yang akan dibagikan.

Konten atau informasi yang akan dibagikan dapat mempengaruhi perilaku individu maupun
kelompok, alangkah baiknya jangan membagikan konten atau informasi yang sifatnya mengandung
pornografi, SARA, hoaks, karena dari tindakan tersebut akan memberikan dampak negatif bagi diri
sendiri maupun orang lain. Selain itu orang yang terbukti melakukan tindakan tersebut akan
dikenakan sanksi berupa kurungan penjara dan denda, sesuai dengan pasal 28 ayat 2 dan pasal 45A
ayat 1 dalam UU ITE.

Merujuk pada Pasal 28 ayat (2) UU ITE melarang setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA).

Adapun ancamannya dalam Pasal 45A ayat (1), setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan dipidana dengan pidana penjara enam tahun dan
denda paling banyak Rp 1 miliar.

Jangan bagikan informasi atau data pribadi anda secara mudah di media sosial. Kasus cyber crime
marak dan rawan terjadi di media sosial. Salah satu bentuk kasusnya seperti phising yaitu pencurian
data (user id, pasword, dan lain sebagainya), sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan
perizinan akses pada aplikasi, baca syarat dan ketentuan aplikasi (didalam term and condition
terdapat informasi tentang perizinan, dan kebanyakan user atau penguna asal langsung melakukan
ceklis atau setuju dan tidak memperhatikan itu, karena tindakan tersebut bisa menjadi telah
kejahatan di media sosial).

Media sosial sebagai sarana dalam mengekspresikan karya. Sebagai penguna media sosial yang
bijak, selalu memberikan infromasi yang sifatnya membangun dan memotivasi orang lain untuk
berkembang. Salah satu caranya yaitu dengan membagikan karya ke dalam media sosial. Bentuk
contoh karya, bisa berupa foto estetik, video edukasi, dll.
JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK 2022

Agenda I : Manajemen ASN

Nama Peserta : Devi Susialis Anggraeni, S.Pd

NIP : 199112242022212011

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Administrasi Negara (LAN)

MANAJEMEN ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU
No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

c. Hak dan Kewajiban ASN


Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1. gaji dan tunjangan;
2. cuti;
3. perlindungan; dan
4. pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan
bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1. jaminan kesehatan;
2. jaminan kecelakaan kerja;
3. jaminan kematian; dan
4. bantuan hukum.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kode Etik
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi
acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga
keadilan.Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa
masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi
pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek
pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain
bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkatkan kinerja.

3. Mekanisme Pengelolaan ASN


Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
 Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan
 Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan;pengadaan; penilaian kinerja; penggajian
dantunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,kepangkatan, pendidikan dan
latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang
ditentukan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama
5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan
jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN
diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan
terintegrasi antar-Instansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative.

Evaluasi
a. Coba jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan UU ASN dan apa
impilkasi esensi tersebut terhadap Anda sebagai pegawai ASN
• Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
• Menjadikan dasar komitmen bagi saya sebagai aparatur Negara yang professional dan
berkarakter serta berintegritas tinggi terhadap menjalankan tugas sebagai ASN.
b. Coba jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan apa yang perlu dilakukan oleh
Anda sebagai pegawai ASN.
• Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
Peran ASN sebagai berikut :
1. Pelaksana kebijakan public;
2. Pelayan public; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
• Yang harus dilakukan oleh saya sebagai pegawai ASN yaitu melaksanakan seluruh kebijakn
yang telah ditetapkan oelh pimpinan intansi pemerintahan dan Memberikan pelayanan public
yang professional dan berkualitas
c. Coba jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban ASN dan bagaimana Anda harus bersikap agar hak
dan kewajiban tersebut seimbang
• Hak ASN terbagi atas hak PNS dan hak PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan kompetensi
• Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1. gaji dan tunjangan;
2. cuti;
3. perlindungan; dan
4. pengembangan kompetensi
• Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Sikap yang harus dilakukan agar hak dan kewajiban seimbang yaitu Melaksanakan
kewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dengan baik maka akan mendapatkan
hak sesuai yang telah di tetapkan.

d. Coba jelaskan kode etik dan kode perilaku ASN dan bagaimana Anda dapat melaksanakan kode etik
dan kode perilaku tersebut.
• Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
• Dengan cara kode etik dan kode prilaku sebagai panduan norma dalam menjalankan tugas
pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan
priabdi, kelompok dan organisasinya.

 Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


a. Jelaskan makna dan keuntungan penerapan sistem merit?
Makna dan keuntungan penerapan sistem merit yaitu Untuk mendapatkan profil pegawai yang
produktif, efektif dan efisien agar menjamin keadilan dan juga menyediakan ruang keterbukaan
dalam perjalanan karir seorang pegawai.
b. Berikan contoh penerapan sistem merit dalam penilaian kinerja pegawai?
Adanya promosi pangkat dan atau jabatan kepada pegawai yang dilakukan berdasarkan pada
kompetensi, kuaifikasi dan kinerja pegawai.

 Mekanisme Pengelolaan ASN


a. Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS dan Manajemen PPPK
• Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan, kebutuhan, pengadaan pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, pengembangan karier,pola
karier, promosi, mutasi,penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisundan hari tua, dan perlindungan.
• Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan,pengadaan, penilaian kinerja,penggajian
dan tunjangan,pengembangan kompetensi,pemberian,penghargaan, disiplin,pemutusan
hubungan perjanjian, kerja,dan perlindungan.
b. Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan penggantian
jabatan pimpinan tinggi ASN.
• Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya padakementerian, kesekretariatan l
lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan, syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan,
lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan
mekanisme sebagai berikut pembentukan panitia seleksi,pengumuman jabatan
lowong,pelaksanaan seleksi,pengusulan nama calon,penetapan calon,pelantikan.
• Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun,memenuhi target kinerja tertentu,seleksi ulang uji
kopetensi.
c. Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN
• untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN dan Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data dalam Sistem
Informasi ASN.

Anda mungkin juga menyukai