Anda di halaman 1dari 69

JURNAL MOOC PPPK 2022

NIP : 198304182022211018
Nama : Tahmil, S.Pd.I
Tempat, Tanggal Lahir : Bontonyeleng, 18 April 1983
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Instansi : Kementrian Agama

Rabu, 14 September 2022


MATERI KEBIJAKAN

Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara


Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi industry 4.0
menuntut kita supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pondasi
penting mewujudkan Smart ASN melalui Latsar sebagai bekal menghadapi
tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar
yang tidak terbatas pada interaksi fisik. Namun dapat dilakukan secara mandiri
dan dikembangkan dalam skama pembelajaran kolaboratif, aktualisasi dan
penguatan secara klasikal. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi
ASN secara nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk
menuju birokrasi berkelas dunia dan menuju Indonesia Emas 2045.

Sambutan Deputi Bidang Kebijakan Bangkom ASN LAN RI


Dr. Muhammad Taufiq. DEA.
Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia. Penguasaan
Core Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan Berakhlak:
1. Berorientasi Pelayanan;
2. Akuntabel;
3. Kompeten;
4. Harmonis;
5. Loyal;
6. Adaptif;
7. Kolaboratif.
Kata kunci: Kempuan berinovasi. Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi
digital (SMART ASN) Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya
menjadi ASN yang unggul dan mendukung daya saing bangsa.

Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan


Kompetensi ASN LAN RI
Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK P3K dituntut belajar mandiri pada
materi MOOC. Pembelajaran dibagi 3, yaitu:
1. Sikap perilaku Bela Negara;
2. Nilai-nilai rol value dalam penyelenggaraan pemerintahan;
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Rabu, 14 September 2022


AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
MODUL 1: WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA
1. Wawasan Kebangsaan
1. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh
jati diri bangsa (nation character) dankesadaran terhadap sistem nasional
(national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman,
adil, makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara:
a. Pancasila;
b. Undang-Undang Dasar 1945 ;
c. Bhinneka Tunggal Ika;
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
a. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah
Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-
pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian
bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera
Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor
56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen
Nasional Jakarta.
b. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang
digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.

Evaluasi
Latihan Soal (Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara Hal. 18)
1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan
sehingga menjadi bagian kompetensi ASN ?
Jawaban:
Untuk menjadi ASN, pengetahuan wawasan kebangsaan diperlukan untuk
membangun karakter yang memiliki wawasan dan motivasi yang kuat serta
memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masa depan bangsa dan negara.
2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia!
Jawaban:
Pergerakan nasional dilakukan dengan adanya rasa ketidakpuasan
masyarakat Indonesia yg merasa terancam dan diperbudak, sehingga
beberapa tokoh bangsa melakukan beberapa Gerakan nasional yaitu:
a. Budi Utomo
b. Serikat Islam
c. Muhammadiyah
d. Indische Partij
3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam mewujudkan profesionalitas ASN?
Jawaban:
Mewujudkan Profesionalitas ASN perlu didasari oleh 4 konsensus dasar,
yakni NKRI, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, dan
mengimplementasikan profesionalitas kinerja ASN agar tidak menyimpang
dari norma-norma budaya yang ada di lingkungan masyarakat.

2. Nilai-Nilai Bela Begara


Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.
Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara
meliputi:
A. Cinta tanah air;
B. Sadar berbangsa dan bernegara;
C. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
D. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
E. Kemampuan awal Bela Negara.
Evaluasi
Latihan Soal (Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara Hal. 33)
1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan saat ini ?
2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini
dan mengancam eksistensi NKRI ?
Jawaban:
1. Iya, supaya seluruh masyarakat Indonesia mempunyai rasa nasionalisme, cinta
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila, dan rela
untuk berkorban. Jika kesadaran itu terbentuk, akan mudah mempertahankan
negara dari berbagai ancaman. Dan bela negara yang dimaksudkan untuk
menciptakan rasa ikut memiliki negeri ini. Dari sana muncul kewajiban untuk
membela, jangan sampai negeri ini susah, jangan sampai negeri ini repot, jangan
sampai negeri ini terganggu. Dan bela negara juga bisa dilakukan lewat
kewajiban masing-masing.
2. Aancaman terhadap NKRI dari dalam negeri yang pertama adalah masalah
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). selain itu peredaran narkoba juga menjadi
salah satu ancaman yang nyata terhadap NKRI. Sebab karena peredaran narkoba
ini dapat merusak generasi penerus bangsa sehingga para remaja ini mengalami
ketergantungan zat-zat adiktif yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat
menyebabkan kematian. Serta, penggantian Ideologi Bangsa baru-baruini kita
sering melihat kasus terorisme dengan tujuan untuk jihad dan bertujuan untuk
mengganti Ideologi Pancasila menjadi Ideologi Khilafah yang tentu saja tidak
pas untuk diterapkan di Indonesia. Sebab, Indonesia terdiri atas suku majemuk
dan memeluk beberapa kepercayaan agama yang berbeda-beda

3. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia


Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam
arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan.
Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya,
setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dari sudut
hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima
norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya
yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau
khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan,
aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.Konstitusi atau UUD,
yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut UUD 1945 hasil
Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945) merupakan
hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu penyelenggaraan negara
harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan kebijakan penyelenggaraan
negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar
belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan
dasar dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang akan atau mungkin dibuat.
Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia dalam
penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea.

Evaluasi
Latihan Soal (Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara Hal. 58)
1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia!
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
konteks penyelenggaraan negara Indonesia!
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945!
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945!
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan!
jawaban:
1. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai
dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila
menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di
Indonesia.
2. Kedudukan UUD Negara Republik Indonesia dalam sistem hukum nasional
adalah sebagai sumber hukum dasar nasional. Sebagai sumber hukum dasar
nasional, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menempati kedudukan
paling tinggi serta sebagai sumber hukum bagi peraturan perundang-undangan
lainnya.
3. Ada tujuh nilai kebangsaan yang terkandung dalam UUD 1945 yaitu nilai
religius, nilai kemanusiaan, nilai produktivitas, nilai keseimbangan, nilai
demokrasi, nilai kesamaan derajat, dan nilai ketaatan hukum. Masing-masing
dariketujuh nilai kebangsaan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan dengan
cara yang positif.
4. Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila
beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
administrasi negara Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan,
aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Batang Tubuh UUD 1945 hasil Amandemen I-IV pada tahun 2002 terdiri atas 21
bab, 74 pasal, serta tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan.
Dalam UUD 1945 hasil Amandemen 2002 sebagaimana dipraktekkan di berbagai
negara tidak ada lagi Penjelasan Pasal- Pasal. Pasal-pasal UUD 1945 dimaksud
merupakan penjabaran dari pokok-pokok pikiran.
5. ASN dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
PNS melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah.
Dalam menjalankan tugasnya, PNS harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Berikut tugas PNS dan PPPK sebagai pegawai
ASN:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kamis, 15 September 2022


MODUL 2: ANALISIS ISU KONTEMPORER
Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia
sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang
harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya
terjadi pergeseran pengertian tentang nasionalisme yang berorientasi kepada
pasar atau ekonomi global. Dengan menggunakana logika sederhana. “Pada tahun
2020, diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 10 milyar dan akan
terus bertambah, sementara sumber daya alam dan tempat tinggal tetap, maka
manusia di dunia akan semakin keras berebut untuk hidup, agar mereka dapat
terus melanjutkan hidup”. Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi
dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan
bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa.
Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan
radikalisasi yang terjadi dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh
ideologi laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan yang buruk atau globalisasi
secara umum. Bahaya narkoba merupakan salah satu isu lainnya yang
mengancam kehidupan bangsa. Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan saiber
(cyber crime) dan tindak pencucian uang (money laundring). Bentuk kejahatan
saat ini melibatkan peran teknologi yang memberi peluang kepada pelaku
kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi identitasnya dan
penyebarannya bersifat masif. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari
bahwa PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan
pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/
terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang akan
diuraikan berikut ini:
1. Korupsi
2. Narkoba
3. Terorisme dan radikalisme
4. Money Loundring
5. Proxy war
6. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)

Kamis, 15 September 2022


SUB MODUL 3: KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS adalah kesiapan untuk mengabdikan diri
secara total kepada negara dan bangsa dan kesiagaan untuk menghadapi berbagi
ancaman multidimensional yang bisa saja terjadi di masa yang akan datang
Kesiapsiagaan bela negara bagi ASN menjadi titik awal langkah penjang
pengabdian yang didasari oleh nilai-nilai dasar negara. Ketangguhan mental yang
didasarkan pada nilai-nilai cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
yakin Pancasila sebagai idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan
negara akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam pengabian sebagai abdi
negara dan abdi rakyat.
Kesiapsiagaan bela negara bagi ASN bukanlah kesiapsiagaan untuk melaksanaan
perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu, tetapi bagaimana melanjutkan
perjuangan mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan bangsa dan
negara Indonesia.
Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap ASN
untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah
tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi
pengaturan tata tempat, tata upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam
pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat, dan
tatapenghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan-
undangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap ASN diharapkan selalu membawa
motto “melayani untuk membahagiakan” dimanapun dan dengan siapapun
mereka bekerja, dalam segala kondisi apapun serta kepada siapapun mereka akan
senantiasa memberikan pelayanan terbaik dan profesional yang merupakan
implementasi kesiapsiagaan Bela Negara. ASN yang siap siaga adalah ASN yang
mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan
pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka ASN akan
mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai perekat dan pemersatu Negara bangsa
dari segala Ancaman, Ganguan, Hambatan, dan Tantangan baik dari dalam
maupun luar negeri. Sehingga, setiap Calon Pegawai Negeri Sipil dapat selalu siap
dan memberikan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu setiap CPNS diharapkan
selalu membawa motto “melayani untuk membahagiakan” dimanapun dan
dengan siapapun mereka bekerja, dalam segala kondisi apapun serta kepada
siapapun mereka akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik dan profesional
yang merupakan implementasi kesiapsiagaan Bela Negara. CPNS yang siap siaga
adalah CPNS yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
terkait dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik,
maka CPNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun dari luar.

Jumat 16 September 2022


AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR PNS

MODUL 1: BERORIENTASI PELAYANAN


A. Pengertian Pelayanan Publik
Sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Prinsip pelayanan publik
yang baik adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak diskriminatif.
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan Efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
ASN sebagai Pelayan Publik pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan


1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dapat diwujudkan
dengan :
a. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
a. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
b. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
c. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
a. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
dan
b. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Evaluasi

Evaluasi Materi Pokok 1 &2 (Modul Berorientasi Pelayanan Hal. 30 & 47)
1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar.
Hal tersebut tertuang dalam:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015
2. Undang-Undang yang mengatur tentang Pelayanan Publik adalah:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019
3. Sebutkan yang bukan merupakan fungsi ASN:
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan publik
c. Pengawas kegiatan publik
d. Perekat dan pemersatu bangsa
4. Yang dimaksud dengan berorientasi pelayanan adalah …
a. Bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan
b. Komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
c. Saling peduli dan menghargai perbedaan
d. Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan
5. Secara sederhana, definisi pelayanan publik berdasarkan Agus Dwiyanto
adalah …
a. Semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang
atau jasa
b. Pelayanan yang dirasakan melalui loket-loket pelayanan
c. Sumber daya air dan sumber daya mineral yang dikelola oleh
Negara/pemerintah
d. Perintah pimpinan/atasan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat pada jam-jam pelayanan
6. Yang bukan merupakan unsur penting dalam pelayanan publik adalah …
a. Penyelenggara
b. Penerima layanan
c. Tempat pelayanan
d. Kepuasan pelanggan
7. Yang bukan prinsip pelayanan publik yang baik adalah …
a. Partisipatif dan transparan
b. Responsif dan tidak diskriminatif
c. Kompleks namun murah
d. Aksesibel
8. “Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara, seperti status sosial, pandangan politik,
agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya”
adalah prinsip dari …
a. Akuntabel
b. Aksesibel
c. Berkeadilan
d. Tidak diskriminatif
9. “Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya” adalah prinsip dari …
a. Responsif
b. Transparan
c. Efektif dan efisien
d. Tidak diskriminatif
10. Nilai berorientasi pelayanan dijabarkan dalam ... panduan perilaku
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
11. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik
dari nilai berorientasi pelayanan?
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
c. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
d. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
12. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik
dari nilai berorientasi pelayanan?
a. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, setia
kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
d. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
13. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik
dari nilai berorientasi pelayanan?
a. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
d. Melakukan perbaikan tiada henti
14. Dalam memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, kedudukan
masyarakat dalam konteks tersebut adalah sebagai …
a. Masyarakat sebagai wajib pajak
b. Masyarakat sebagai pengawas kinerja pemerintah
c. Masyarakat sebagai elemen adanya negara
d. Masyarakat sebagai penerima layanan
15. Pengertian masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang
Pelayanan Publik adalah …
a. Seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-
perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung
b. Warga negara Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan 49 sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung
c. Seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-
perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara langsung d. warga
negara Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan
hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik
secara langsung
16. Beberapa perilaku pelayanan prima yang perlu dibudayakan dalam organisasi
antara lain sebagai berikut, kecuali …
a. Menyapa dan memberi salam
b. Ramah
c. Cepat dan terlihat sibuk
d. Berpenampilan rapih
17. Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya
perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara berikut ini, kecuali …
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Standardisasi dan sertifikasi kompetensi pemberi layanan
c. Pengembangan ide kreatif
d. Kolaborasi dan benchmark
18. Seorang ASN diharapkan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan
prima yang dicontohkan dengan …
a. Melakukan pelayanan maksimal sesuai dengan tugas fungsinya
b. Melakukan pelayanan maksimal untuk kepuasan masyarakat meskipun
dengan menyerobot tugas fungsi rekan yang lain
c. Melakukan pelayanan maksimal jika diminta oleh atasan/pimpinan
d. Melakukan pelayanan terbaik jika akan dilakukan evaluasi eksternal
19. Memberikan layanan melebihi harapan customer ditunjukkan dengan ...
a. Meningkatkan mutu layanan dan tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
customer sudah dapat terpenuhi
b. Selalu menanyakan dan melakukan survey kepuasan masyarakat
c. Mencari tahu ekspektasi customer di masa yang akan datang tentang
layanan apa yang diharapkan
d. Menunggu perintah atasan terkait terobosan baru
20. Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah …
a. Menjadi dasar pembentukan peraturan internal tentang kewajiban masuk
kerja
b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja
yang mendukung tercapainya kinerja terbaik
c. Menjadi pertimbangan pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan
dalam proyek strategis
d. Menjadi instrumen pengukuran kinerja ASN oleh masyaraka
Sabtu, 17 September 2022
SUB MODUL 2: AKUNTABEL
A. Pelayanan Publik
Peribahasa ‘Waktu Adalah Uang’ digunakan oleh banyak ‘oknum’ untuk
memberikan layanan spesial bagi mereka yang memerlukan waktu layanan yang
lebih cepat dari biasanya. Sayangnya, konsep ini sering bercampur dengan konsep
sedekah dari sisi penerima layanan yang sebenarnya tidak tepat. Waktu berlalu,
semua pihak sepakat, menjadi kebiasaan, dan dipahami oleh hampir semua pihak
selama puluhan tahun.
Tugas berat Anda sebagai ASN adalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi
dalam proses menjaga dan meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena, bisa
jadi, secara aturan dan payung hukum sudah memadai, namun, secara pola pikir
dan mental, harus diakui, masih butuh usaha keras dan komitment yang ekstra
kuat.
Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga
Melayani Bangsa”, menjadi udara segar perbaikan dan peningkatan layanan
publik. Namun, Mental dan Pola Pikir berada di domain pribadi, individual. Bila
dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan dampak sistemik. Ketika
perilaku koruptif yang negatif bisa memberikan dampak sistemik seperti
sekarang ini, sebaliknya, mental dan pola pikir positif pun harus bisa
memberikan dampak serupa.
Pasal 4 menyebutkan Asas Pelayanan Publik yang meliputi:
a. kepentingan Umum;
b. Kepastian Hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan Hak dan Kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Mental Melayani:
a. Mulai dari Diri Sendiri
b. Mulai dari yang kecil
c. Mulai dari SEKARANG!

Evaluasi

Soal Latihan (Modul Akuntabel Hal. 14)


1. Banyak perbaikan yang terjadi di layanan publik yang bisa ditemukan di
keseharian Anda, pilihlah salah satu kasus yang pernah Anda alami, dan
tulislah perubahan/perbaikan yang terjadi dari kondisi sebelumnya.
2. Masih ada beberapa layanan publik yang belum berubah dari versi buruknya,
pilihlah salah satu layanan yang Anda ketahui masih belum berubah
tersebut, dan tuliskan harapan perubahan yang Anda inginkan.
3. Lihatlah video unik pada tautan ini yang berakting terkait sebuah layanan
yang sudah berubah dari bentuk selebelumnya:
https://www.instagram.com/reel/CX3Oa0rJoQ7/?utm_mediu m=share_sheet
dan tuliskan pendapat Anda.

Jawaban:
1. Kasus pelayanan kesehatan. Dulu pelayanan kesehatan di berbagai rumah
sakit hanya orang kaya yang merasakan pelayanan, dan warga yang kurang
mampu susah untuk mendapatkan pelayanan karena terkendala biaya. Tapi
sekarang pemerintah lebih responsif terhadap kasus tersebut dan
memberikan pelayanan terbaik melalui program kartu BPJS.
2. Petugas pelayanan publik, karena masih banyak petugas menunjukkan sikap,
cara berbicara atau memberitahukan sesuatu yang tidak ramah, bahkan
sebagian ada yang merasa berada pada posisi superior dan arogan. Saya
harap pemerintah bisa memberikan pelatihan dan evaluasi terhadap semua
petugas pelayanan publik.
3. Birokrasi yg baik adalah yg memihak dan memudahkan rakyat serta tidak
berbelit belit sehingga mudah di gunakan siapa saja. Dan dibutuhkan
pegawai yang berdedikasi dan berintegritas tinggi.

B. Konsep Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai.
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas
adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan adanya 24 laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta
akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama,
untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga,
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas
publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.

Evaluasi
Soal Latihan (Modul Akuntabel Hal. 24)
1. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata
responsibilitas dan akuntabilitas. Kedua kata tersebut mempunyai arti dan
makna yang berbeda. Apa yang membedakan antara responsibilitas dan
akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan berikan pendapat anda terkait
konsep responsibiltas dan akuntabilitas tersebut?
2. Bacalah kembali pembuka Bab II pada modul yang dikutip dari Laporan Tahun
2020 Ombudsman Republik Indonesia, menurut Anda, bagaimana kasus itu bila
dilihat dari konteks Akuntabilitas?
3. Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari
masyarakat terhadap kinerja pelayan publik. Masyarakat merasakan kinerja
yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak efisien ketika berhadapan dengan
pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal sejatinya sebagai abdi negara,
birokrasi publik harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,
Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas publik jika dikaitkan
dengan fenomena tersebut? Jelaskan.
Jawaban:
1. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari
moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. jadi pendapat
saya responsibilitas itu bentuk tanggung jawab yang di dasarkan pada
dirisendiri tanapa adanya mandat atau amanat dari orang lain. sedangkan
akuntabilitas itu pertanggung jawaban seseorang yang telah diberikan amanat
oleh orang lain dan bentuk dari tanggung jawab itu adalah pelaporan.
2. Bila dilihat dari konteks akuntabilitas pihak polsek seharusnya memiliki dedikasi
tinggi terhadap tugasnya dan tidak menunda-nunda proses penyidikan sehingga
pelpor melaporkan kembali ke polres karena birokrasi yang dilakukan polsek
sangat lamban dan berbelit-belit bahkan menawarkan uang damai kepada
pelapor dan itu merupakan bukan cerminan dari akuntabilitas.
3. Nilai akuntabilitas sangat penting diadopsi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa eksistensi atau keberadaan
sebuah negara, tergantung pada masyarakatnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi
kewajiban bagi negara untuk memberikan pelayanan dengan baik dan
bertanggung jawab.
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan
amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan Zonke, 2017).

C. Panduan Perilaku Akuntabel


Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi
negara sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang
pelayan publik. Namun, integritas memiliki keutamaan sebagai dasar seorang
pelayan publik untuk dapat berpikir secara akuntabel. Kejujuran adalah nilai
paling dasar dalam membangun kepercayaan publik terhadap amanah yang
diembankan kepada setiap pegawai atau pejabat negara.
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini
dapat diartikan secara berbedabeda dari setiap anggota organisasi hingga
membentuk perilaku yang berbeda-beda pula. Contoh mekanisme akuntabilitas
organisasi, antara lain sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem
akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV, finger prints, ataupun software untuk
memonitor pegawai menggunakan komputer atau website yang dikunjungi).
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang
akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4) tanggung
jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan,
dan 9) konsistensi. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program,
dan Akuntabilitas kebijakan.
Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat membantu
pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja. Akuntabilias
dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir dan
budaya antikorupsi.
Evaluasi
Soal Latihan (Modul Akuntabel Hal. 46)
1. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi Akuntabilitas Kejujuran
dan Hukum, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas Program, serta Akuntabilitas
Kebijakan. Ada Studi Kasus Seperti Berikut : “Pemerintah Pusat maupun daerah
sudah memulai program pengadaan barang dan jasa dengan mekanisme secara
elektronik yang disebut e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak
ada main mata antara pengada proyek dan pihak yang mengadakan proyek
(Meminimalisir Kasus KKN). Kedua, agar pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa dapat dilaksanakan dengan cepat dan teratur”. Pertanyaannya, termasuk
dimensi akuntabilitas apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
2. Simaklah video berikut:
Video ini bercerita tentang Seseorang yang menang dalam sebuah tender
pengadaan yang berniat ingin memberikan ‘hadiah’ kepada Pejabat Lelang yang
dianggapkan telah berjasa atas pemilihan perusahaannya. Namun, dalam
perjalanan memberikan ‘hadiah’ tersebut banyak rintangan yang dihadapi.
Untuk lebih jelasnya, simaklah video tersebut pada tautan berikut.
https://youtu.be/4Yle_pbs9aA

Jawaban:
1. Termasuk ke dalam akuntabilitas proses.
Akuntabilitas proses terkait dengan: apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi?
Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang
cepat, responsif, dan murah. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas
proses dilakukan untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme.
2. Hasil observasi video
a. Kondisi apa yang membuat cerita di video itu berpotensi menjadi kasus
Tindak Pidana Korupsi?
b. Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan dengan cerita di video itu?
c. Siapa saja pihak di dalam video itu yang akan terjerat dalam kasus korupsi?
d. Kondisi apa yang bisa menjadikan cerita di dalam video itu menjadi sebuah
kasus Tindak Pidana Korupsi?
e. Apa dampak yang akan terjadi ke depannya bila cerita tersebut menjadi
sebuah kasus Tindak Pidana Korupsi?
f. Apakah menurut Anda apa yang dilaukan oleh Pejabat Lelang sudah
benar? Jelaskan kenapa?
g. Selain Pemenang Lelang dan Pejabat Lelang, siapa lagi yang bisa berperan
agar kasus itu tidak terjadi?
h. Bila Anda harus memilih salah satu peran dalam video itu, Apa yang akan
Anda lakukan?
Jawaban:
a. pemberian hadiah dari pemenang tender
b. Suap
c. Pemberi suap
d. Menerima hadiah atau suap dari pemenang tender
e. Penerimaan gritifikasi
f. Benar, karena penerimaan gritifikasi merupakan pelanggaran hukum.
g. Rekan keja dari pemenang lelang
h. Saya akan memilih pejabat tender, dan saya akan tetap teguh pada dedikasi
saya sebagai pejabat tender dan tidak menerima grtifikasi dari siapapun
walaupun itu dalam bentuk hadiah ucapan terimakasih.

D. Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan


Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar pada
berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang
berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi tata kelola
keterbukaan informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang
baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika
birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika
pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh
para pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik
untuk publik. Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan (Penggunaan sumber
daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk
keuntungan pribadi) dan non-keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang
untuk membantu diri sendiri dan/atau orang lain).
Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat
mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan Konflik
Kepentingan:
 Penyusunan Kerangka Kebijakan;
 Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan;
 Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan; dan
 Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan.

Evaluasi
Soal Latihan (Modul Akuntabel Hal. 61)
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan
kepentingan pribadi bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan
yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan
atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-Keuangan
(Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau
orang lain). Ada contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk satu pemenang tender proyek
pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses yang akuntabel dan
transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi dan
penerima proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis
konflik kepentingan apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
Jawab:
Konfik Kepentingan Non-Keuangan. Karna PPK tersebut menggunakan
kekuasaannya untuk kepentingan yg dia kehendaki saja tampa melalui proses
yg adil.
Senin, 19 September 2022
MODUL 3: KOMPETEN
A. Tantangan Lingkungan Strategis
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru.
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
b. Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efesien.
Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara; c. Menjaga
rahasia jabatan dan negara.
Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Evaluasi 1
Latihan Soal (Modul Kompoten Hal. 9)
Berikan tanda Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah
ini, dengan memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang benar:
1. Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru sesuai dengan tren keahlian 2025 dari World Economic
Forum (B – S).

2. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai


kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran
perubahan teknologi itu sendiri (B – S).

3. Lingkarilah jawaban paling sesuai, Perilaku ASN untuk masing-masing aspek


BerAkhlak sebagai berikut:

Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.

Akuntabel:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawabtantangan yang selalu
berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efesien.

Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.

Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan kersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

B. Kebijakan Pembangunan Aparatur


Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN
harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak
boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau
aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.
Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas
dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu
pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif
dan efisien
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik
tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan
Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.

Evaluasi
Latihan Soal (Modul Kompoten Hal. 17)
Berikan alasan untuk masing-masing pernyataan di bawah ini:
1. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk
tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan
atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif. Jelaskan secara
ringkas, mengapa sistem merit tersebut penting dalam pengelolaan ASN?
2. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas
dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu
pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif
dan efisien. Jelaskan secara ringkas, mengapa pembangunan birokrasi berkelas
dunia tersebut penting?
3. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik
tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT
dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship. Jelaskan secara
ringkas, mengapa 8 (delapan) karakteristik i ini penting bagi ASN?
Jawaban:
1. Penerapan merit system memberikan manfaat dalam manajemen
institusi/organisasi, khususnya PNS, di antaranya pertama, tentang
pengorganisasian perencanaan ASN didasarkan pada fungsi organisasi melalui
analisis jabatan dan analisis beban kerja, audit kepegawaian penyesuaian arah
kebijakan nasional. Kedua, perekrutan berorientasi pada talenta terbaik,
rekrutmen berbasis jabatan (diversifikasi tes) & sertifikasi, TKD & TKB sistem
komputerisasi, orientasi & engagement untuk setiap penugasan pada jabatan
baru. Ketiga, pengembangan kapasitas dalam mengurangi kesenjangan
kompetensi dengan cara pelatihan 20 jam per tahun untuk setiap
PNS, Training Need Analysis (TNA), Diklat, Coaching & Mentoring berbasis kinerja.
Keempat, penilaian kinerja yang berkelanjutan dengan cara membentuk Tim
Penilai Kinerja, Performance dialogue dan Merit & performance based incentives.
Kelima, promosi dan rotasi menuju PNS yang dinamis dengan
cara talent mapping, succession & career planning dan rotasi nasional sebagai
perekat NKRI. Open recruitment adalah salah satu cara sebelum mendapatkan
calon terbaik di organisasi (talent management). Talent mapping perlu dibentuk
melalui assessment center yang distandardisasi oleh BKN, sehingga setiap
organisasi perlu membentuk asesor internal untuk mendapatkan talent terbaik.
Dan keenam, mengapresiasi secara layak dengan perubahan sistem pensiun dan
sistem kompensasi yang memadahi. Pemerintah saat ini akan mengubah sistem
pensiun, yaitu PNS berkontribusi melalui iuran pasti sehingga tidak terlalu
membebani anggaran negara.
2. Karena wujud birokrasi berkelas dunia tersebut dicirikan denganapa yang
disebut dengan SMART ASN, yaitu ASN yang memiliki kemampuan dan karakter
meliputi: integritas, profesinal, hospitality, networking, enterprenership,
berwawasan global, dan penguasaan IT dan Bahasa asing.
3. Dalam upaya membentuk Birokrasi berkelas Dunia tersebut, diharapkan setiap
pegawai dapat memiliki profil sebagai Smart ASN, yang terdiri dari nasionalisme,
integritas, wawasan global, hospitality, networking, penguasaan teknologi
informasi, bahasa asing dan entrepreneurship. Seorang ASN yang ‘Smart’ juga
diharapkan dapat berperan sebagai digital talent dan digital leader yang
mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.

C. Perkembangan Kompetensi
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan 29 sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi dan Jabatan.
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik
untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
4. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran
bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta
nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan
hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.

Evaluasi
Latihan Soal (Modul Kompoten Hal. 29)
Berikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah
ini dengan memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang dianggap sesuai:
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam pelaksanaan peranan jabatan (B – S).
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Sosial Kultural adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh
setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi
dan Jabatan (B – S).
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan digital dan non-klasikal, baik
untuk kompetensi teknis, manajerial, dan social kultural (B – S).
4. Salah satu kebijkan yang penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh
empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) (B
– S).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan
peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai
dengan pemetaan pegawai dalam nine box tersebut (B – S).
D. Perilaku Kompeten
1. Berkinerja dan BerAkhlak
2. Learn, Unlerarn dan Relearn
3. Meningkatkan Potensi Diri
4. Membantu Orang Lain Belajar

Evaluasi 1
Tugas Individu (Modul Kompoten Hal. 46)
Buka dan baca artikel Energi Baik itu Bernama “Berbagi Ilmu” ditulis Fifin Nurdiyana,
tanggal 3 Agustus 2018, link:
https://www.kompasiana.com/fifinfiqih/5b6416ea5a676f4a 33429e45/energi-baik-
itu-bernama-berbagi-ilmu
1. Belajar dari artikel di atas, buatlah dalam kalimat aktif, tindakan apa yang akan
Saudara lakukan dalam upaya berbagi ilmu pengetahuan di lingkungan pekerjaan
Saudara nanti? Tulis dan ungkapkan dalam kelas!
2. Pelajari contoh lain berbagi ilmu dalam tokoh atau sosok yang Saudara anggap
penting, tuliskan praktek berbagi yang akan dan atau telah Saudara praktekan
dalam kehidupan Saudara!

Jawaban:

1. Berbagi ilmu cepat berbahasa inggris


2. Ki Hajar Dewantara adalah contoh teladan dalam dunia pendidikan. Saya akan
terus berbagi ilmu kepada siswa saya di sekolah sampai mereka mahir berbicara
bahasa inggris.

Evaluasi 2
Tugas: Identifikasi Tipikal Individu (Modul Kompoten Hal.49)
Tandai daftar tipikal individu yang dapat menahan kesuksesan pekerjaan Anda:
1. Frustrasi.
2. Ketakutan
3. Kemalasan
4. Penundaan
5. Kegembiraan
6. Kecemasan
7. Kebahagiaan
8. Kelelahan
9. Kantuk
10. Kebosanan
11. Depresi
Bagaimana dalam pengalaman Saudara terkait dengan tipikal tersebut diatas,
jelaskan!
Jawab:
Frustasi, kemalasan, penundaan dan kebosanan adlah rintangan terbesar saya
ketika saya bekerja. Sehingga ke empat tipikal tersebut harus saya lawan dan
berantas ketika saya bekerja guna mensukseskan pekerjaan saya.

Latihan Soal (Modul Kompoten Hal. 54)


1. Sebutkan ciri-ciri yang berkaitan dengan ASN berkinerja yang berAkhlak
dengan memberikan tanda silang (X) pada pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan pelayanan, kompetensi, dan
berkinerja (B - S).
b. ASN terikat dengan etika profesi ASN sebagai pelayan publik (B - S).
c. Perilaku etika professional ASN secara operasional tunduk pada perilaku
berAkhlak (B - S).
2. Berikut pernyataan di bawah ini menggambarkan perilaku kompeten ASN untuk
meningkatkan kompetensi diri yang relevan/tepat dengan memberikan tanda
Benar (B) atau Salah (S):
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah diperlukan diutamakan untuk jabatan strategis di lingkungan
ASN (B - S).
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau
disebut juga sebagai teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan
berbasis pada sumber pembelajaran utama dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (B - S).
c. Perilaku ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network (B - S).
d. Sumber pembelajaran bagi ASN antara lain dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau
instansi tempat ASN bekerja (B - S).
e. Pengetahuan ASN dihasilkan jejaring informal (networks), yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi (B - S).
3. Perilaku kompeten ASN dalam membantu orang lain belajar yang tepat di
bawah ini dengan memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering
kali tidak menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan
santai kurang bermakna pengetahuan (B - S).
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum
terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums), dimana setiap ASN wajib
melanjutkan kepada pendidikan lebih tinggi (B - S).
c. Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti
memo, laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil
(Knowledge Repositories) merupakan bagian perilaku kompeten yang
diperlukan (B - S).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya atau pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned) adalah
bagian ciri dari perilaku kompeten ASN (B - S).
4. Upaya melakukan kerja terbaik sebagai bagian perilaku kompeten ASN yang
sesuai di bawah ini dengan memberikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah
maupun swasta, bersifat dinamis hidup dan berkembang melalui adaptasi
terhadap perubahan lingkungan dan melakukan karya terbaik bagi
pekerjaannya (B - S).
b. Berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa
yang menjadi terpenting dalam nilai hidup seseorang (B - S).

Selasa, 20 September 2022


MODUL 4: HARMONIS
A. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan
tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali,
mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa
menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan
dan kesatuan bangsa.
B. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara
disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan
bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal
Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
C. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-
nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan- ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya
kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
1. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
2. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan;
3. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah.
D. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting
dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif
juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
E. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan
susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

Evaluasi
Latihan dan Tugas 1 (Modul Harmonis Hal. 20)
1. Sebutkan dan Jelaskan keanekaragaman suku bangsa dan budaya dari
tempat anda berasal dan berikan contohnya?
2. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda
bekerja?
3. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan
keberagaman?

Jawab:
1. Suku Bugis merupakan kelompok etnik pribumi yang berasal dari
provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun populasinya hanya sekitar enam juta,
orang Bugis berpengaruh dalam politik di Indonesia modern, dan secara
historis berpengaruh di Semenanjung Malaysia dan bagian lain kepulauan
tempat mereka bermigrasi, dimulai pada akhir abad ketujuh belas.
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, adalah orang Bugis. Di
Malaysia, Perdana Menteri keenam, Najib Razak, dan mantan Perdana
Menteri Muhyiddin Yassin memiliki darah keturunan Bugis.
Orang Bugis berbicara bahasa daerah yang berbeda selain bahasa
Indonesia, yang disebut Bugis (Basa Ugi), dengan beberapa dialek yang
berbeda. Bahasa Bugis termasuk dalam kelompok bahasa Sulawesi
Selatan; anggota lainnya termasuk Makassar, Toraja, Mandar, dan
Massenrempulu. Nama Bugis adalah eksonim yang mewakili bentuk lama
dari nama tersebut.
2. Adanya perbedaan latar belakang dapat membawa perusahaan Anda
kepada jenjang yang lebih tinggi. Keberagaman latar belakang tentunya
membantu Anda memperluas networking perusahaan Anda. Misalnya
Anda memiliki seorang karyawan yang sebelumnya bekerja di perusahaan
yang berpotensi menjadi client Anda. Tentunya akan lebih mudah
menjalin kerja sama dengan orang yang sudah dikenal sebelumnya. Selain
dari netoworking yang luas, keberagaman latar belakang dapat membuat
perbedaan cara berpikir dalam mengatasi suatu masalah yang ada.
3. Bersikap dan menghormati orang lain dengan baik tanpa memandang
usia, agama, ras, dan budaya. Merupakah salah satu sikap dan prilaku ASN
dalam lingkungan yang penuh keberagaman. Walaupun terdapat banyak
perbedaan tetapi dengan saling menghormati sesama akan tercipta
lingkungan kerja yang harmonis.

Latihan dan Tugas 2 (Modul Harmonis Hal. 36)


1. Jelaskan keberadaan dan pemberlakuan kode etik dilingkungan tempat
anda bekerja?
2. Sebutkan etika ASN yang mendukung terwujudnya suasana harmonis?
3. Berikan contoh kejadian yang menunjukkan nilai etika dan pelanggaran etika
dilingkungan anda bekerja. Apa upaya yang dapat anda lakukan untuk
mengantisipasi kemungkinan pelanggaran etika tersebut.
4. Jelaskan pengertian kondisi harmonis dan manfaatnya dalam bekerja
melayani masyarakat?
5. Apakah suasana harmonis telah anda rasakan dilingkungan anda bekerja saat
ini? Jelaskan jawaban anda? Apa upaya anda dalam turut mewujudkam
suasana harmonis dilingkungan anda bekerja?

Jawaban :

1. Etika Tempat Kerja tidak lain adalah peraturan dan ketentuan yang telah
dipatuhi oleh atasan maupun bawahan baik ASN dan Non-ASN yang telah
disepakati dari hasil musyawarah dari semua pihak yang terkait dalam organisasi
untuk menjaga budaya dalam organisasi. Ini adalah seperangkat aturan dan
regulasi yang mengatur perilaku yang diinginkan dari seorang individu
yang bekerja dalam organisasi.
2. Menerapkan nilai harmonis sesuai kode etik ASN secara konseptual teoritis
yang meliputi saling peduli dan meghargai perbedaan, serta memberikan
contoh perilaku dengan menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, suka menolong orang lain serta membangun lingkungan
kerja yang kondusiif.
3. Menghargai pendapat orang lain ketika rapat merupakan salah satu nilai
etika dan memotong pembicaraan orang ketika sedang berbicara
merupakan salah satu pelanggaran etika. Dan upaya yang harus dilakukan
memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk melanjutkan
pembicaraannya sampai selesai.
4. Harmonis dalam kehidupan merupakan suatu keadaan dimana setiap
orang dapat saling merangkul bersama di setiap masalah sehingga terjadi
keselarasan hidup guna mencapai kebahagiaan bersama.
5. Ya. karena setiap rekan kerja di kantor saya bekerja semuanya saling
menghargai satu sama lain. Saling menyapa ketika tiba dikantor dan saling
menghargai dari semua latar belakang yang berbeda.

Latihan dan Tugas 3 (Modul Harmonis Hal. 41)


1. Anda diminta mengidentifikasi potensi disharmonis yangterjadi dalam
artikel tersebut.
2. Analisis penyebabnya.
3. Analisis bagaimana solusi yang dilakukan olehentitas untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Praktik Studi Kasus Mandiri
1. Sebagai ASN anda diharapkan mampu mengatasi kondisi disharmoni
dilingkungan bekerja.
2. Identifikasi permasalahan yang dapat menimbulkan potensi disharmonis
dilingkungan anda bekerja.
3. Analisis penyebab dari potensi disharmonis tersebut
4. Analisi solusi yang adapat anda berikan untuk mengatasi potensi
disharmonis tersebut
5. Sebagai alat bantu anda dapat menggunakan matriks berikut:

Jawaban:

1. Simplik merupakan platform online yang nantinya akan menjadi media bagi
perusahaan untuk dapat melaporkan segala konflik sosial yang terjadi di
lapangan. Perusahaan bahkan berkewajiban untuk memberikan laporan secara
rutin terkait konflik kawasan hutan produksi yang terjadi dan perkembangan
penyeleseaiannya. Jadi menurut saya konflik yang terjadi di kasus tersebut
ketidakharmonisan atau disharmonis antara masyarakat dan perushaan
pengelolaan kayu huta. Dan biasanya terjadi perselisihan sengketa lahan antara
masyarakt dan perusahaan. Sengketa lahan Cara mengatasinya dengan
melporkannya melalui aplikasi simplik tersebut sehingga nantinya akan
ditinjau oleh pemerintah tentang keberadaan dan kepemilikan lahan tersebut.
a. Masalah/Potensi Disharmonis
b. Penyebab
c. Alternatif solusi
d. Prosedur
2. Tidak bertegur sapa
3. Pembagian honoraraium tidak merata
4. Mendiskusikan bersama permasalahan tersebut
5. Mengklarifikasi permasalahan tersebut kepada bendahara selaku pengelola
keuangan.

Selasa, 20 September 2022


MODUL 5: LOYAL
A. Konsep Loyal
a. Urgensi Loyalitas ASN
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana
tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara.
b. Pengertian Loyal dan Loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia.
c. Loyal dalam Core Values ASN
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara.
d. Membangun Perilaku Loyal
a. Dalam Kontek Umum
Untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
a) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki;
b) Meningkatkan Kesejahteraan;
c) Memenuhi Kebutuhan Rohani;
d) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir;
e) Melakukan Evaluasi secara Berkala.
b. Memantapkan Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national
system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
c. Meningkatkan Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Sedangkan
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila.
B. Panduan Perilaku Loyal
1. Panduan Perilaku
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan
yang Sah;
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara;
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
2. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar
Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun
1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
3. Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah:
a. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Sedangkan
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan.
b. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
c. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS.

Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila


menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam
kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi
pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.

C. Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah


1. Komitmen pada Sumpah/Janji Sebagai Wujud Loyalitas PNS
Di dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat
diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana dalam
bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang
merupakan bagian atau komponen sebuah organisasi pemerintah.

2. Menegakkan Disiplin Sebagai Wujud Loyalitas PNS


Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Sedangkan
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS tidak disiplin
adalah turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi, dan/atau
pemerintah/negara. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat
menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.

3. Pelaksanaan Fungsi ASN Sebagai Wujud Loyalitas PNS


Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan
perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu
maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.

4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Wujud Loyalitas PNS


a. Sila Ke-1 (Nilai-Nilai Ketuhanan)
Dalam mengimplementasikan nilai-nilai Ketuhanan, kita perlu
mendudukkan Pancasila secara proporsional. Dalam hal ini, Pancasila
bukan agama yang bermaksud mengatur sistem keyakinan, sistem
peribadatan, sistem norma, dan identitas keagamaan masyarakat.
Ketuhanan dalam kerangka Pancasila bisa melibatkan nilai-nilai moral
universal agamaagama yang ada. Pancasila bermaksud menjadikan nilai-
nilai moral Ketuhanan sebagai landasan pengelolaan kehidupan dalam
konteks masyarakat yang majemuk, tanpa menjadikan salah satu agama
tertentu mendikte negara.

b. Sila Ke-2 (Nilai-Nilai Kemanusiaan)


Embrio bangsa Indonesia berasal dari pandangan kemanusiaan universal
yang disumbangkan dari berbagai interaksi peradaban dunia. Penjajahan
yang berlangsung di berbagai belahan dunia merupakan upaya masif
internasional dalam merendahkan martabat kemanusiaan. Sehingga
perwujudan Indonesia merdeka merupakan cara dalam memuliakan nilai-
nilai kemanusiaan universal. Kemerdekaan Indonesia merupakan
ungkapan kepada dunia bahwa dunia harus dibangun berdasarkan
kesederajatan antarbangsa dan egalitarianisme antarumat manusia. Dalam
hal ini semangat nasionalisme tidak bisa lepas dari semangat
kemanusiaan, sehingga belum dapat disebut sebagai seorang yang
nasionalis jika ia belum mampu menunjukkan jiwa kemanusiaan.

c. Sila Ke-3 (Nilai-Nilai Persatuan)


Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural seperti
Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sejak awal berdirinya
Indonesia, agenda membangun bangsa (nation building) meruapkan
sesuatu yang harus terus menerus dibina, dilakukan dan
ditumbuhkembangkan. Bung Karno misalnya, membangun rasa
kebangsaan dengan membangkitkan sentimen nasionalisme yang
menggerakkan suatu i‘tikad, suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat ini
adalah satu golongan, satu bangsa. Soekarno menyatakan bahwa yang
menjadi pengikat manusia menjadi satu jiwa adalah kehendak untuk hidup
bersama, dengan ungkapan khasnya: “Jadi gerombolan manusia, meskipun
agamanya berwarna macammacam, meskipun bahasanya bermacam-
macam, meskipun asal turunannya bermacam-macam, asal gerombolan
manusia itu mempunyai kehendak untuk hidup bersama, itu adalah
bangsa”. Selanjutnya Soekarno menyatakan bahwa Semangat kebangsaan
itu mengakui manusia dalam keragaman, meskipun terbagi dalam
golongan-golongan.

d. Sila Ke-4 (Nilai-Nilai Permusyarawatan)


Kesepahaman para pendiri bangsa untuk membangun demokrasi yang
sesuai dengan karakter bangsa, yakni demokrasi permusyawaratan,
menunjukkan bahwa demokrasi bukan sekedar alat. Demokrasi
permusyawaratan merupakan cerminan dari jiwa, kepribadian, dan cita-
cita bangsa Indonesia. Dalam pandangan Soekarno, demokrasi bukan
sekedar alat teknis saja, tetapi suatu kepercayaan atau keyakinan untuk
mencapai suatu bentuk masyarakat yang dicita-citakan.

e. Sila Ke-5 (Nilai-Nilai Keadilan Sosial)


Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Untuk itulah diperlukan dua syarat
yaitu adanya emansipasi dan partisipasi bidang politik, yang sejalan
dengan emansipasi dan partisipasi bidang ekonomi. Kedua partisipasi
inilah yang oleh Soekarno seringkali disebut dengan istilah Sosio-
Demokrasi. Dengan kedua pendekatan tersebut, diharapkan akan mampu
menghindarkan Negara Indonesia dari konsep negara liberal, tapi lebih
condong pada pada konsep negara kesejahteraan, yaitu suatu bentuk
pemerintahan demokratis yang menegaskan bahwa negara bertanggung
jawab terhadap kesejahteraan rakyat dan negara juga berhak mengatur
pembagian kekayaan negara agar rakyat tidak ada yang kelaparan, rakyat
bisa memperoleh jaminan sosialnya serta negara bertanggung jawab untuk
mengawasi pelaksanaan dari fungsi sosial atas hak milik pribadi sehingga
bisa terwujud kesejahteraan umum.
Evaluasi
Pertanyaan Study Kasus (Modul Loyal Hal. 25):
1. Dari kasus tersebut, uraikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas
seseorang pada sebuah organisasi.
2. Terdapat 3 (tiga) panduan perilaku loyal dalam Core Value ASN, berikan contoh
tindakan yang dapat Anda lakukan di Instansi/Unit Kerja Anda sebagai
perwujudan dari masing-masin panduan perilaku loyal tersebut.
3. Berdasarkan kasus di atas jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan loyalitas seorang ASN terhadap bangsa dan negaranya.

Jawaban:

1. Aspek yang mempengaruhi loyalitas seseorang yaitu adanya aturan peraturan yang
dibuat oleh atasan secara sepihak. Bila diliat dari kasus tersebut jelas bahawa Mr. E
hanya menjalankan semua yang diperintahkan atasannya sebagai bentuk loyalitas.
2. - Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
- Suka menolong orang lain;
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
3. Mematuhi dan mentaati semua peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Sekalipun itu diperintahkan dari atasan tetapi perintah tersebut harus didasarkan
pada aturan pemerintah.

Materi Pokok 1 (Modul Loyal Hal. 28)

Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi


Pokok 1 ini, cobalah Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap
soalnya, pilihlah satu jawaban yang menurut Anda benar).

1. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya:
a. Mutu dari sikap patuh
b. Mutu dari sikap taat
c. Mutu dari sikap setia
d. Mutu dari sikap hormat
2. Loyalitas seseorang terhadap organisasinya akan timbul melalui:
a. Paksaan
b. Kesadaran sendiri
c. Pelatiha
d. Doktrinasi
3. Loyalitas merupakan kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang
lain atau sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui:
a. Ide dan pemikiran
b. Sikap dan tindakan
c. Ketaatan dan pemikiran
d. Integritas dan idealisme
4. Terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur
loyalitas pegawai diantaranya:
a. Tanggung Jawab pada Pimpinan
b. Kemauan untuk Bekerja Sama
c. Rasa Percaya Diri
d. Hubungan Antar Organiasi
5. Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka
secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
organisasinya, yang ditunjukannya dengan cara:
a. Berhati-hati dan lambat dalam mengerjakan tugas-tugasnya
b. Mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan
c. Berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi
d. Loyal terhadap pimpinan
6. Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa besar dia
menunjukkan integritas mereka saat bekerja. Integritas yang sesungguhnya
adalah:
a. Melakukan hal yang masif, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak
mengetahuinya apakah Anda melakukannya atau tidak.
b. Melakukan hal yang cerdas, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak
mengetahuinya apakah Anda melakukannya atau tidak.
c. Melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak
mengetahuinya apakah Anda melakukannya atau tidak.
d. Melakukan hal yang inovatif, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak
mengetahuinya apakah Anda melakukannya atau tidak.
7. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan
terhadap:
a. Pimpinan
b. Pekerjaan
c. Profesi
d. NKRI
8. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus:
a. Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
b. Setia dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
c. Berintegritas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
d. Berakuntabilitas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
9. Salah satu tindakan yang merupakan perwujudan dari panduan perilaku “Menjaga
nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara” adalah:
a. Tidak melaporkan pimpinan yang melakukan pelanggaran
b. Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kebudayaan bangsa
c. Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
d. Tidak menyebarluaskan informasi penting instansi secara sembarangan
10. Secara umum, sikap loyal seorang pegawai terhadap organisasinya dapat
dibangun dengancara:
a. Membangun rasa kecintaaan dan memiliki serta meningkatkan ketakwaan
b. Meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rohani
c. Memberikan kesempatan peningkatan karir dan evalusi komprehensif
d. Melakukan evaluasi berkala dan meningkatkan kinerja
Materi Pokok 2 Konsep Loyal (Modul Loyal Hal. 45)
No Jawaban No Jawaban No Jawaban No Jawaban No Jawaban
1 C 2 B 3 B 4 B 5 C
6 C 7 D 8 A 9 B 10 B

Studi Kasus (Modul Loyal Hal. 42)


Pertanyaan:
1. Jelaskan tentang Loyal sebagai Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
kaitannya dengan radikalisme dan/atau intoleran.
2. Berdasarkan kasus di atas jelaskan jenis pemikiran radikal ASN
3. yang tidak mencerminkan keloyalan terhadap bangsa dan negara
4. Berdasarkan kasus di atas jelaskan beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh
pemerintah, terhadap ASN yang telah terpapar paham radikalisme dan/atau
intoleran.

Jawaban:

1. ASN di Indonesia memang harus memiliki loyalitas ideologi. ASN di Indonesia


diwajibkan untuk setia dan menjalankan prinsip ideologi Pancasila dalam
pekerjaan di lembaga birokrasi pemerintahan maupun dalam relasi sosial
kemasyarakatan. Loyalitas ASN terhadap ideologi negara dan konstitusi adalah
sesuatu yang tidak bisa ditawar dan merupakan harga mati. ASN bekerja untuk
mengabdi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan negara.
2. Aktivitas pro radikalisme yang dilakukan "oknum-oknum" ASN memiliki
tendensi sosiologis di antaranya:
a. Pemikiran radikal ASN tersebut bisa dipetakan dalam berbagai jenis. Pertama,
pemikiran ASN yang menolak konsepsi negara Pancasila, dan justru
menyepakati konsepsi negara khilafah atau negara Islam (teokrasi). Banyak
PNS/ASN yang terkontaminasi ajaran radikal menolak eksistensi negara
Pancasila dan enggan melaksanakan kegiatan yang mengekspresikan spirit
nasionalisme. Mereka menolak mengikuti upacara bendera dan melaksanakan
ritual menghormati bendera yang dianggap musyrik.
b. pemikiran ASN yang menyetujui tindakan kekerasan dan atau terorisme yang
berlabel "jihad". Pemikiran ASN tersebut didasari doktrin yang mereka yakini
bahwa kekerasan dan atau terorisme yang bermotivasi jihad sesuai prinsip
"teologis" yang mereka anut. Tidak dipungkiri akhirnya banyak kasus ASN
terlibat dalam kegiatan jaringan kelompok radikalisme dan terorisme.
Beberapa tahun yang lalu puluhan ASN bahkan nekad pergi ke Suriah dan
meninggalkan profesi kerja sebagai ASN dengan dalih memenuhi panggilan
jihad.
c. pemikiran "ambigu" atau paradoks ASN yang membenci pemerintahan yang
sedang berkuasa. Banyak ASN yang kecewa terhadap kepemimpinan presiden
terpilih mengekspos ujaran kebencian terhadap simbol negara (presiden) dan
pemerintah melalui status dan komentar di media sosial. Mereka menerima
gaji dan tunjangan dari negara namun bersikap "oposan" dalam pemikiran
terhadap pemerintahan yang sah dan sedang "berkuasa".
3. Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini
Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi serta Kemendagri. Pertama, perlunya
reedukasi ideologi negara di kalangan ASN yang telah terpapar paham
radikalisme/terorisme. Reedukasi dilakukan kepada ASN yang terbukti terlibat
dalam kepengurusan organisasi radikal dan/atau terlarang.

Studi Kasus (Modul Loyal Hal. 70)


Pertanyaan:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Pengebiran Makna Loyalitas PNS” dan
berikan contohnya.
2. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan beberapa ciri/karekter pegawai yang loyal
terhadap organisasinya.
3. Terangkanlah bagaimana Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
berdasrkan contoh kasus di atas.

Jawaban :

1. Makna umum dari loyalitas adalah kesetiaan atau kepatuhan. Dalam organisasi
modern, termasuk organisasi pemerintahan mengkondisikan loyalitas pada
aturan, bukan person. Tetapi dalam praktiknya loyalitas selalu disimpangkan
sebagai kesetiaan pada person. Pemimpin dalam pemerintahan yang ingin
berkuasa kembali, sering kali menuntut bawahannya untuk loyal kepadanya.
Ingin mempertahankan kekuasaannya dengan mengharap dukungan dari anak
buahnya. Misalnya saja seorang presiden dan wakil presiden, gubernur dan wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati atau wali kota dan wakil wali kota yang ingin
terpilih kembali dalam pemilu atau pemilukada untuk melanjutkan
kekuasaannya, menuntut agar PNS atau pegawai yang dipimpinnya untuk
memilih diri dan pasangannya. Sering kali tuntutan itu dilakukan dengan cara
biasa-biasa saja, sekedar harapan atau permohonan dukungan. Tetapi, acap kali
juga disertai dengan cara yang luar biasa, misalnya diikuti dengan intimidasi
atau memberikan “harapan- harapan” tertentu.
2. Loyal kepada aturan bukan person.
3. Tidak ikut serta menjadi tim sukses untuk calon yang mencalonkan sebagai
pemimpin daerah atau negara.

Rabu, 21 September 2022


MODUL 6: ADAPTIF
Adaptif (Adaptasi) merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi
dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk
hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi
juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam
diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana
individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.Pada level
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan
budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri
individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu
dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi,
karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugasdan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan
budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan –
baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah
situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility
dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan
clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang
memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti
harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan
faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah
strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk
meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan
kapasitas pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut: (a)
Pengembangan sumber daya manusia adaptif; (b) Penguatan organisasi adaptif dan
(c) Pembaharuan institusional adaptif. Terkait membangun organisasi pemerintah
yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi pengalaman bagaimana Pemerintah
Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya, mereka
menyebutnya dengan istilah dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat tiga
kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk pemerintahan dinamis
yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas
(think across).
Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk
pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient
organization). Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang
membuat organisasi kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain,
adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang menunjukkan keuletan).

Evaluasi

Diskusi (Modul Adaptif Hal. 18)


1. Mendiskusikan perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik secara menyeluruh.
2. Mendengarkan pendapat dan pemahaman peserta mengenai pentingnya
karakter adaptif dalam merespon perubahan lingkungan strategis tersebut.
3. Membahas bagaimana perubahan lingkungan strategis terjadi dalam konteks
Indonesia, dan bagaimana ASN dapat beradaptasi dengan perubahan dimaksud.
Jawab:
1. ASN Khususnya Perlu di bekali Penguatan Pendidikan karakter yang dapat
menyesuaikan atau beradaptasi dengan prkembanga zaman terutama yang
berkaitan dengan tekhnologi.
2. ASN perlu dibekali penguatan karakter yang adaptif. Misalnya karakter yang
sesuai dengan konteks zaman sekarang seperti kreatif, inovatif, dan memiliki
kemampuan berteknologi digital.
3. ASN mengutamakan nilai-nilai atau esensi seperti akidah, mental,dan fisik, serta
tetap berakhlatul karimah.

Latihan (Modul Adaptif Hal. 42)


1. Diskusikan dalam kelompok bagaimana praktek dari penerapan adaptasi dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang merespon perubahan
lingkungannya, baik dari sudutu pandang praktek individu maupun organisasi.
2. Paparkan secara singkat dalam kelas, bagaimana persamaan dan perbedaan
yang mungkin muncul dalam praktek penerapan adaptasi dari organisasi yang
berbeda
Jawab:
1. ASN untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public, menyongsong tatanan
adaptasi kebiasaan baru yang produktif dan aman.
2. Persamaan dan perbedaan dalam praktekpenerapan adaptasi
Persamaan Perbedaan
Sama-melakukan interaksi sosial Dengan karakter yang berbeda sulit
beradaptasi dengan orang yang baru
di kenal

Rabu, 21 September 2022


MODUL 6: KOLABORATIF

A. Definisi Kolaborasi
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi
dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019)
mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “value generated from an alliance
between two or more firms aiming to become more competitive by developing
shared routines”. Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa :
Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see
different aspects of a problem, can constructively explore differences and find
novel solutions to problems that would have been more difficult to solve without
the other’s perspective (Gray, 1989). Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan
bahwa kolaborasi adalah: Collaboration is a complex process, which demands
planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all
parties (Lindeke and Sieckert, 2005).

B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)


Selain diskursus tentang definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga
perlu dijelaskan yaitu collaborative governance. Irawan (2017 P 6)
mengungkapkan bahwa “Collaborative governance“ sebagai sebuah proses yang
melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar actor
governance. Collaborative governance dalam artian sempit merupakan
kelompok aktor dan fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik.
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,
implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau
interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai
bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek
yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama
dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012).
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi
yaitu:
1) Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
2) Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
3) Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
4) Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus (bahkan
jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
6) Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang
mampu membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan
mempertahankan tata kelola stuktur horizontal sambal mendorong
pembangunan hubungan dan pembentukan ide. Selain itu, Kolaboratif harus
memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,
terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

Evaluasi

Latihan Evaluasi Modul Kolaboratif Hal.27


1. Jelaskan Konsep Collaborative Governance dan Pendekatan Whole of
Government!
Jawab:
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang terutama di negara-
negara Anglo- Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia Baru. Di Inggris,
misalnya, ide WoG dalam mengintegrasikan sektor-sektor ke dalam satu cara
pandang dan sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony
Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi program pemerintahan,
dikenal dengan istilah „joined-up government‟ (Bissessar, 2009; Christensen &
L\a egreid, 2006). Di Australia, WoG dimotori oleh Australian Public Service
(APS) dalam laporannya berjudul Connecting Government: Whole of Government
Responses to Australia's Priority Challenges pada tahun 2015. Namun demikian
WoG bukanlah sesuatu yang baru di Australia. Fokus pendekatan pada
kebijakan. pembangunan dan pemberian layanan publik. Sementara di Selandia
Baru WoG juga dikembangkan melalui antara lain integrasi akunting
pemerintahan, pengadaan barang dan jasa, ICT, serta sektor- sektor lainnya.

2. Buatlah rancangan pelaksanaan kolaborasi antar unit kerja Saudara dengan


unit kerja lainnya di instansi Saudara!
a. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan
Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta
dengan syarat: Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas
yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;
b. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan
Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta
dengan syarat: Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan
sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan;
c. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat pemerintah;
d. Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
melaksanakannya sendiri;
e. Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan
publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat
keterangan dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau jika penyelenggaraan
pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan
fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.
f. Dalam hal pelaksanaan Bantuan Kedinasan menimbulkan biaya, maka
beban yang ditimbulkan ditetapkan bersama secara wajar oleh penerima
dan pemberi bantuan dan tidak menimbulkan pembiayaan ganda. Yang
dimaksud dengan “secara wajar” adalah biaya yang ditimbulkan sesuai
kebutuhan riil dan kemampuan penerima Bantuan Kedinasan
g. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat menolak memberikan Bantuan
Kedinasan apabila: mempengaruhi kinerja Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan pemberi bantuan; surat keterangan dan dokumen yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
bersifat rahasia; atau ketentuan peraturan perundang-undangan tidak
memperbolehkan pemberian bantuan.

3. Jelaskan permasalahan kolaborasi di instansi Saudara!

Di tempat kerja, pasti ditemukan tantangan serta masalah saat melakukan kerja
sama atau kolaborasi.
Tantangan-tantangan tersebut tentunya dapat menghambat produktivitas tim
mu ketika bekerja.
Makanya, Glints sudah merangkum apa saja tantangan yang biasa terjadi dan
cara-cara untuk mengatasinya.

Jawab:

Tantangan Kolaborasi di Tempat Kerja


1. Komunikasi
Tantangan pertama dalam melakukan kolaborasi di tempat kerja adalah
kesulitan komunikasi antarpribadi. Terlebih jika ada orang yang tidak ingin
berkomunikasi sama sekali. Penyebabnya bisa karena kurangnya
kesempatan untuk komunikasi dengan terbuka atau tidak adanya platform
yang memungkinkan setiap orang mengekspresikan pendapat. Solusi yang
bisa dilakukan adalah dengan sering terlibat dengan rekan kerja dan
mendorong mereka untuk menyampaikan ide dan pikirannya. Kamu juga bisa
menghadirkan kesempatan untuk berdiskusi secara terbuka saat rapat atau
diskusi.

2. Tidak ada visi yang jelas


Tidak ada visi yang jelas ketika bekerja adalah tantangan selanjutnya ketika
melakukan kolaborasi. Apabila tidak ada kejelasan apa yang harus
diselesaikan dan goal dari sebuah pekerjaan, setiap orang akan kebingungan
ketika bekerja. Tak hanya bingung, tantangan juga mengakibatkan hilangnya
produktivitas, motivasi, dan efisiensi kerja. Solusi yang bisa kamu lakukan
adalah dengan melakukan meeting secara rutin untuk membahas dan
mengingatkan apa saja yang harus diselesaikan. Selama meeting, beritahu
juga semua orang yang terlibat mengenai progress dari pekerjaan hingga
implementasi perubahan. Hal ini akan membuat mereka ikut paham sejauh
mana sebuah pekerjaan sudah berjalan.

3. Perbedaan gaya bekerja


Beberapa orang ada yang lebih senang bekerja sendiri, tapi ada juga orang yang
lebih senang bekerja di dalam grup atau tim. Ada orang yang tidak
membutuhkan bantuan ketika bekerja, namun ada juga orang yang
membutuhkan input setiap waktu. Sama seperti tantangan pertama, hal yang
bisa kamu lakukan adalah mendorong adanya komunikasi terbuka antara
sesama anggota. Selain itu, pendelegasian tugas dan penyelesaian konflik
yang efektif pun mesti dilakukan.

4. Sulit membangun kepercayaan


Namun, kepercayaan membutuhkan waktu agar terbangun dan tidak akan
terbentuk tanpa komunikasi yang jelas dan terbuka antarpribadi. Hal ini pun
menjadi salah satu tantangan ketika melakukan kerja sama dalam sebuah tim.
Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong setiap orang untuk
berkomunikasi satu sama lain..

5. Produktivitas
Kurangnya produktivitas adalah salah satu tantangan kolaborasi di tempat
kerja selanjutnya. Faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas bisa
terjadi karena kurangnya feedback hingga sulit melakukan komunikasi satu
sama lain. Solusi yang bisa kamu lakukan adalah dengan memberi respons
dengan cepat dan memberi feedback secara rutin ke rekan kerjamu. Selain itu,
pertimbangkan juga kamu dan rekan kerja lebih baik berkomunikasi.
Pemikiran negatif dapat menyebar dengan cepat ke semua orang dan tentunya
sangat berbahaya. Sebagai contoh, jika ada seseorang berpikirbahwa proyek
yang sedang dikerjakan tidakmungkin atau sulit diselesaikan, anggota lain pun
bisa terpengaruh dan memikirkan hal serupa.
Oleh karena itu, cobalah untuk support satu sama lain saat bekerja. Hal ini
akan menjaga moral setiap orang dan juga mendorong orang lain untuk
berpikir kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

6. Tanggung jawab
Perbedaan hingga tidak adanya tanggung jawab yang jelas untuk setiap
orang dapat menjadi tantangan kolaborasi ketika di tempat kerja. Tantangan
ini pun dapat menghambat komunikasi karena ada kemungkinan seseorang
tidak mau membagikan informasi penting disebabkan perbedaan tanggung
jawab. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memahami tanggung jawab
setiap orang. Selain itu, tuliskan SOP bekerja di sebuah memo atau dokumen
dan pastikan semua orang bisa membacanya.

4. Presiden Jokowi sangat fokus pada pembangunan infrastruktur yang salah


satunya adalah pembangunan jalan tol di daerah pantai utara Jawa (PANTURA).
Bagaimanakah langkah kolaborasi yang bisa dilakukan oleh daerah-daerah (dapat
mengambil contoh 3 Kabupaten/Kota) di area jalan tol tersebut guna
meningkatkan ekonomi daerahnya?Jelaskan!

Jawab:

Pembangunan infrastruktur khususnya Jalan Tol terus menjadi prioritas


Pemerintah dalam menghasilkan infrastruktur jalan bebas hambatan yang
ekstensif sehingga nantinya dapat mendongkrak produktifitas melalui
transformasi yang bersifat struktural. Secara spesifik, konektivitas Jalan Tol
merupakan sebuah komponen penting dalam mendorong tranformasi ekonomi
menuju ke sektor manufaktur dan jasa. “Kita harus tetap percaya diri, bahwa kita
mampu menjalankan tugas sesulit dan sekompleks apapun. Apabila kita mampu
memiliki leadership yang kuat, didukung integritas tinggi dan “teamwork” yang
baik, pasti semua tugas akan bisa kita laksanakan dengan baik. Pengetahuan dan
teknologi terbaru bidang konstruksi bisa lebih mudah kita akses dibandingkan 10
atau 20 tahun yang lalu, dengan biaya yang rendah. Investasi di jalan tol juga
dapat kita rancang sebaik mungkin agar lembaga pembiayaan dapat ikut
berpartisipasi Wilayah Indonesia telah menghasilkan infrastruktur konektivitas
yang memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional dan menstimulasi
pembangunan daerah. Manfaat pembangunan infrastruktur jalan harus terfokus
pada investasi, baik investasi Pemerintah maupun investasi swasta dalam
proyek-proyek KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) seperti di Jalan
Tol. Hasil kajian PROSPERA di tahun 2019 memperlihatkan bahwa transformasi
ekonomi akibat jaringan jalan tol Trans Jawa mulai memberikan hasil. Seperti
halnya daerah-daerah yang berada di koridor Jalan Tol Trans Jawa
memperlihatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Tentu
transformasi tersebut harus dilakukan secara terencana dan terstruktur dengan
peran aktif dari Pemerintah Daerah.

Rabu, 21 September 2022


AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

MODUL 1: SMART ASN


Literasi digital sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif
sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilan yang tidak terbatas
mengoperasikan gawai literasi digital adalah pengetahuan atau kemampuan untuk
menggunakan media digital dengan bijak. Seorang pemuda yang memiliki literasi
digital yang bagus hanya Mampu mengoperasikan alat melainkan juga mampu ber
media digital dengan penuh tanggung jawab beras digital menjadi empat:
1. Kompetensi yaitu kecakapan menggunakan media digital atau digital skill
2. Budaya menggunakan digital atau digital culture
3. Etis menggunakan media digital
4. Aman menggunakan media digital resepsi
Empat pilar yang menopang literasi digital yaitu:
1. Etika
2. Budaya
3. Keamanan dan
4. Kecakapan dalam media digital
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu Dalam menyadari
menontohkan menyesuaikan diri merasionalkan mempertimbangkan dan
mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan seharihari,konten
negatif perkembangan dunia digital para pengguna internet yang substansinya
mengarah pada penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan suku agama
ras dan golongan.

Soal Latihan (Modul SMART ASN Hal. 256)


1. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks
Jawab:
a. Pikirkan Sebelum Menyebarkan Anda ingin menjaga agar keluarga dan teman-
teman terdekat terhindar dari misinformasi dan kabar-kabar hoax yang kini
makin sering berseliweran? Hal pertama yang dapat Anda lakukan untuk
menghentikan rantai setan ini adalah berhenti meneruskan kabar tersebut dan
segera lakukan verifikasi. Serta jangan lupa untuk memikirkan matang-matang
terlebih dulu, terutama ketika Anda mendapatkan informasi baru, baik dari
email, WhatsApp, Facebook atau Twitter, sebelum Anda teruskan kepada
lingkaran terdekat Anda. Jika Anda memiliki keraguan, jangan sebar informasi
itu, sebelum Anda memeriksa lebih lanjut.
b. Periksa Sumber Berita Untuk memeriksa validitas informasi, Anda dapat
langsung mengonfirmasi ke pihak yang membagikan berita pada Anda dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang dari mana informasi itu
berasal. Jika sumbernya tidak jelas, jangan meneruskan informasi tersebut
kepada orang lain.
c. Waspadai Konten Emosional Konten-konten yang membuat kita takut, marah,
atau cemas adalah konten yang berpotensi viral. Muatan yang bersifat
emosional ini merupakan salah satu pendorong terbesar berkembangnya
Hoaks atau informasi yang tidak benar apalagi disaat kita menghadapi
kondisi krisis seperti ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu
berpikir proporsional ketika mencerna informasi. Kesampingkan terlebih
dahulu sisi emosionalnya dan segera periksa dari mana informasi tersebut
berasal.
2. Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan
masyarakat, bukan hanya kerugian materi namun juga pencurian identitas
korban. Peserta diminta menyikapi fenomena tersebut!
Jawab:
a. Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan sebutan OJK merupakan
salah satu lembaga pemerintah di Indonesia, yang dibentuk dengan tujuan
agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat:
1)terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, 2) mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan 3) mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di sektor jasa keuangan. OJK sendiri mempunyai tugas melakukan
pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.
b. Kembali lagi ke fintech, dikutip dari Fintech Weekly, financial technology
yang kini lebih dikenal dengan istilah fintech, adalah bentuk usaha yang
bertujuan menyediakan layanan finansial dengan menggunakan perangkat
lunak dan teknologi modern. Tujuannya jelas: untuk memudahkan
masyarakat dalam mengakses produk-produk keuangan dan
menyederhanakan proses transaksi.
Namun, tak sedikit masyarakat yang menganggap fintech adalah saingan
perbankan karena keseluruhan sektornya hampir mirip dengan bank.
Padahal bila ditelisik lebih jauh, platform fintech justru mampu menjadi
strategi penting untuk meningkatkan dan mengakeselerasi perbankan
melalui kolaborasi dan kemitraan. Fintech dan platform digital menawarkan
model bisnis dan alternatif solusi yang dapat membantu pemerintah dan
institusi finansial lainnya untuk memperluas jangkauan pemberian layanan
finansial yang memadai.
Kehadiran industri fintech dalam menawarkan produk keuangan berbasis
digital seakan membuka pintu baru bagi masyarakat yang ingin mengajukan
pinjaman. Berbanding terbalik dengan layanan pinjaman konvensional yang
ditawarkan bank atau koperasi, berbagai fintech menawarkan produk
pinjaman peer to peer lending (P2P Lending) atau pinjaman online yang
dapat diajukan dengan sangat mudah dan tanpa persyaratan yang rumit.
Karena kemudahan dan kecepatannya itulah, fintech menjadi sangat
populer di kalangan generasi milenial dan diprediksi akan terus
berkembang.
c. Cukup dengan menunjukkan dokumen pribadi, seperti, KTP, KK, NPWP, dan
slip gaji, siapa saja dapat menjadi pengguna pinjaman online untuk
tuntaskan berbagai problema keuangan. Bahkan, sejak awal diajukan hingga
dana sampai ke tangan nasabah, fintech hanya memerlukan waktu tidak lebih
dari 24 jam. Kelebihan inilah yang membuat produk keuangan begitu cepat
meraih popularitas dan semakin gandrung dimanfaatkan oleh masyarakat
berbagai kalangan.
Sayangnya, di balik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkannya, tak
sedikit orang yang memanfaatkan produk pinjaman online ini dengan tidak
bijak. Padahal, jika dibandingkan dengan pinjaman konvensional, pinjaman
online memiliki tingkat suku bunga yang cenderung lebih tinggi dan tenor
cicilan yang lebih ringkas. Pada pinjaman online, biaya administrasi tidak
transparan. Alhasil para nasabah berisiko harus membayar hutang lebih
besar dari kesepakatan diawal. Selain itu, nasabah juga harus membayar
biaya denda keterlambatan dan denda lainnya yang notabene tidak masuk
akal.
3. Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia
digital!
Jawab:
Setelah adanya internet maka diatur dalam ketentuan Undang-Undang ITE,
yaitu : Pasal 27 ayat (3) UU ITE, yang berbunyi : "Setiap orang dengan sengaja
dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik",
Pasal 45 UU ITE, yang berbunyi : (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Hal ini bertujuan agar
masyarakat lebih bijak dalam menggunakan internet dan bagi yang
melanggar dapat ditindak pidana sesuai dengan tindakan terdakwa.
Setiap individu diberikan kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi,
selama tidak melanggar hak-hak orang lain, karena kunci negara yang maju
adalah yang memberikan masyarakatnya kebebasan untuk mengeluarkan
pendapatnya, baik melalui tulisan, seni, maupun secara langsung lisan, dan
cara lain yang diinginkan.

Setiap orang juga dapat ditindak pidana karena hal apapun, seperti
pencemaran nama baik atau penistaan melalui media sosial yang telah diatur
di dalam Pasal-Pasal UU ITE. Pencemaran nama baik secara langsung maupun
tidak langsung (melalui media sosial) termasuk delik yang bisa diproses jika
laporan yang diterima penyidik selambat-lambatnya enam bulan setelah
kejadian tersebut berlangsung, hal ini dijelaskan berdasarkan Pasal 74 KUHP.
Kalimat yang mengandung hinaan, mencemarkan nama baik, penistaan dapat
diproses jika disebutkan didepan umum, maksudnya harus diketahui dua
orang atau lebih, jika hinaan tersebut melalui pesan pribadi atau chat tidak
bisa diproses karena belum memenuhi kriteria diterimanya kasus tersebut.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kemajuan IPTEK memang sangat membantu kehidupan masyarakat di era
sekarang, namun juga tetap menerapkan hukum yang berlaku agar tidak
merugikan yang lain, dan menghindari sisi buruk dari perkembangan zaman
ini, sehingga masyarakat bsa bebas dalam berpendapat dan berekspresi tanpa
harus melanggar hak-hak orang lain.
Rabu, 21 September 2022
MODUL 2: MANAJEMEN ASN
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, disebutkan bahwa berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja).

Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur Aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Contohnya sebagai ASN Guru dalam Undang – undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan
bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai pendidik professional dengan tugas
utama yaitu : mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Peran dan Tugas ASN
Peran dan Tugas ASN terdiri dari 3 peranan yaitu :
1. Pelaksana Kebijakan Publik yang tugasnya melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pelayan Publik yang tugasnya memberikan pelayanan public yang professional
dan berkualitas.
3. Perekat dan pemersatu bangsa yang tugasnya mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonsia.
Sebagai ASN guru, guru memiliki tugas untuk melaksanakan berbagai kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian yang sesuai dengan perundang –
undangan guru.

Hak dan Kewajiban ASN


Hak dan Kewajiban ASN antara PNS dan PPPK terdapat perbedaan diantaranya :
1. Hak Pegawai Negeri Sipil (PNS) diantaranya :
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi
2. Hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK):
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Perlindungan
d. Pengembangan kompetensi Kewajiban Aparatur Sipil Negara

3. Kewajiban ASN:
a. Setia dan taat pada Pancasila dan UUD tahun 1945, NKRI, dan pemerintah
yang sah
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
d. Mentaati ketentuan peraturan perundang – undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab.
f. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan,
dan Tindakan kepada setiap orang baik didalam maupun diluar kedinasan.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
h. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia Kode etik dan kode perilaku ASN

Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Adapun fungsi dari kode etik ASN adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik / Aparatur Sipil Negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan agar Tindakannya dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan Tindakan birokrasi publik /
Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
3. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayananan pada masyarakat dan menempatkan
kepentingan public diatas kepentingan pribadi kelompok ataupun
organisasinya.

Sebagai seorang guru juga harus memiliki Kode etik guru diantaranya adalah :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangun yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu Profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan maupun didalamhubungan keseluruhan.
8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu
Organisasi Guru Profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
Pemerintah dalam bidang Pendidikan.

Evaluasi

Latihan/Tugas 1 (Modul Manajemen Hal.17)


Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari modul
ini, latihan berikut bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Kedudukan, Peran,
Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN. Anda dapat mengerjakan
latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.
a. Coba jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan
UU ASN dan apa impilkasi esensi tersebut terhadap Anda sebagai pegawai ASN
b. Coba jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan apa yang
perlu dilakukan oleh Anda sebagai pegawai ASN.
c. Coba jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban ASN dan bagaimana Anda
harus bersikap agar hak dan kewajiban tersebut seimbang
d. Coba jelaskan kode etik dan kode perilaku ASN dan bagaimana Anda dapat
melaksanakan kode etik dan kode perilaku tersebut
Jawaban:

a. Pengelolaan SDM/ASN dilakukan untuk memotivasi dan juga meningkatkan

produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga mampu


berkontribusi pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
b. Kedudukan PNS dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi

sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan


pemersatu bangsa. PNS melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:
- Gaji dan tunjangan.
- Cuti.
- Perlindungan.
- Pengembangan kompetensi.

Kewajiban ASN:
- Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Melaksanakan kebijakan yang
dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang. Menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab. Menunjukkan integritas
dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
- Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bersedia ditempatkan
di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,


kode etik adalah serangkaian norma-norma yang memuat hak dan kewajiban
yang bersumber pada nilai-nilai etik yang dijadikan sebagai pedoman berfikir,
bersikap, dan bertindak dalam aktivitas sehari-hari yang menuntut tanggung
jawab suatu profesi. Tujuan kode etik yaitu mendorong pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi, meningkatkan disiplin pegawai, menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan tugas, meningkatkan etos kerja, kualitas kerja dan perilaku PNS
yang professional, serta meningkatkan citra dan kinerja PNS di lingkungan
Kementerian/Lembaga Pemda. Prinsip Dasar Kode Etik yaitu: ketaqwaan,
kesetiaan, ketaatan, semangat nasionalisme, mengutamakan kepentingan
Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan, penghormatan, tidak
diskriminatif, profesionalisme, netralitas, bermoral dan semangat jiwa korps.
- Menghargai harkat dan martabat
- Peduli dan bertanggung jawab
- Integritas dalam hubungan
- Tanggungjawab terhadap masyarakat

Soal Latihan 2 (Modul Manajemen ASN Hal. 31)


1. Jelaskan makna dan keuntungan penerapan sistem merit?
2. Berikan contoh penerapan sistem merit dalam penilaian kinerja pegawai?

Jawaban:

1. Penerapan merit system memberikan manfaat dalam manajemen


institusi/organisasi, khususnya PNS, di antaranya pertama, merit system dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas, menurunkan biaya
produksi dan meningkatkan pendapatan.
2. Penerapan Sistem Merit bagi Aparatur Sipil Negara Melakukan rekrutmen, seleksi
dan promosi berdasarkan kompetisi yang terbuka dan adil dengan menyusun
perencanaan sumber daya manusia aparatur secara berkelanjutan. Memperlakukan
Pegawai ASN secara adil dan setara. Mengelola pegawai ASN secara efektif dan
efisien.
Latihan/Tugas 3 (Modul Manajemen ASN Hal. 69)

Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari
modul ini, latihan berikut bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Mekanisme
Pengelolaan ASN. Anda dapat mengerjakan latihan berikut sendiri atau
mendiskusikan dengan teman Anda.
a. Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS dan Manajemen PPPK
b. Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan
penggantian jabatan pimpinan tinggi ASN
c. Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN

Jawaban:

a. Dari segi Pengertian PNS (Pegawai Negeri Sipil) merupakan WNI yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian (PPK) untuk menduduki jabatan pemerintahan.
PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) merupakan WNI yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Batas usia saat melamar CPNS dan PPPK PNS (berdasarkan pasal 23 ayat (1)
huruf a PP No.11/2017)
- usia minimal 18 tahun
- usia maksimal 35 tahun
PPPK (berdasarkan pasal 16 huruf a PP No.49/2018)
- usia minimal 20 tahun
- usia maksimal 1 tahun sebelum batas usia tertentu pada jabatan yang akan
dilamar.
Tahapan seleksi CPNS dan PPPK
PNS (berdasarkan Pasal 26 PP No. 11/2017)
- Seleksi Administrasi
- Seleksi Kompetensi Dasar
- Seleksi Kompetensi Bidang
PPPK (berdasarkan pasal 19 PP No.49/2018)
- Seleksi Administrasi
- Seleksi Kompetensi
a. Manajerial;
b. Teknis;
c. Sosial kultural.
b. Peiabat pimpinan tinggi harus memenuhi target kinerja tertentu sesuai
perjanjian kinerja yang sudah disepakati dengan pejabat atasannya. Pejabat
pimpinan tinggi yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu
1 (satu) tahun pada suatu Jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam)
bulan untuk memperbaiki kinerjanya.
c. Sistem Informasi ASN merupakan aturan yang berhubungan dengan
manajemen ASN, karena dengan adanya Sistem Informasi ASN akan
memberikan jaminan untuk efektivitas, efisiensi, dan akurasi pengambilan
keputusan Manajemen ASN tersebut. Karena Manajemen ASN merupakan
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki
nilai-nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Keseimbangan antara Manajemen ASN dan
Sistem Informasi.
ASN mampu memberikan pedoman kepada pemerintah pusat untuk
menganalisis jabatan setiap pegawai yang tersebar di instansi daerah dan
pusat, serta mencapai tujuan dari Manajemen ASN.

Anda mungkin juga menyukai