Anda di halaman 1dari 15

Nama Peserta : Deasy Rahmawati

NIPPPK 199412142023212038

Instansi : SDN KAMAL 07

Nomor Absen 4301

AGENDA I

MODUL 1

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

A.WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka


mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap system nasional yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

4 Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara

1. Pancasila
2. Undang-undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Negara kesatuan Republik Indonesia

Tujuan NKRI seperti tercantum dalam UUD 1945 alinea IV, meliputi :

a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia;


b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan
fungsi negara Indonesia)

Bendera, Bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan Indonesia


merupakan sarana pemersatu, identitas dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi
symbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah Sang merah Putih. Bendera negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 dari panjang serta
bagain atas berwarna merah dan bagian bawah berarna putih yang kedua
bagiannya berukuran sama.

2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah Bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Lambang Negara aalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.

4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage
Rudolf Supratman.

B.NILAI-NILAI BELA NEGARA

Bela negara adalah tekad, sikap da perilaku serta Tindakan warga negara, baik
secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar Negara Reublik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.

Secara ontologis bela negara merupakan tekad, sikap dan perilaku serta
tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif secara
epistemologis fakta-fakta sejarah membuktikan bahwa bela negara terbukti mampu
mejaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdarakan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945. Secara aksio,ogis bela negara diharapkan dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara Berdasarkan Undang-undang No.
23 tahun 2019 tentang pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara
pasal 7 ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :

a. Cinta tanah air


b. sadar berbangsa dan bernegara

c. setia pada Pancasila sebegai idelogi negara

d. rela berkorban untuk bangsa dan negara dan

e. kemampuan awal Bela Negara

Pembinaan kesadaran bela negara adalah segala usaha, Tindakan dan


kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, Pendidikan
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menunbuhkembangkan sikap dan
perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan kesadaran bela
negara diselenggarakan di lingkup : Pendidikan, masrakat dan pekerjaan.

Pentingnya wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara:

- Memahami dan menerapkan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara


membantu PPPK menjadi warga negara yang sadar akan peran dan tanggung
jawab mereka terhadap negara.
- Menciptakan lingkungan kerja yang berintegrasi dan etis dalam pelayanan
publik.
- Nilai-nilai bela negara juga mendukung pertahanan dan keamanan negara,
serta kestabilan sosial.

PPPK perlu menjadikan pemahaman dan pengalaman wawasan kebangsaan dan


nilai-nilai bela negara sebagai integral dari tugas dan tanggung jawab mereka
sebagai pegawai pemerintah.

MODUL 2

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan
tugasnya, yaitu :

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, serta
3. Mempererat persatuan kesatuan Negara Republik Indonesia.

PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan (inovasi) dalam
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan dengan tujuan Reformasi
Birokrasi terutama untuk mengembangkan PNS menjadi pegawai yang
transformasional, artinya PNS bersedia mengembangkan cita-cita dan berperilaku
yang bisa diteladani, menggugah semangat serta mengembangkan makna dan
tantangan
bagi dirinya, merangsang dan mengeluarkan kreativitas dan berupaya melakukan
inovasi, menunjukkan kepedulian, sikap apresiatif dan mau membantu orang lain.

Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa


persyaratan berikut :

1. Mengambil tanggungjawab
2. Menunjukkan sikap mental positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik

PNS sebagai Aparatur Sipil Negara dihadapkan padapengaruh yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsesus
dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap
PNS mengenal dan memahami secara kritis tekait isu-isu trategis kontemporer
diantaranya : korupsi, narkoba, paham radikalisme/terorisme, money laundry, proxy
war dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, hate speech, dan Hoax.

MODUL III
KESIAPAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatansegenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation
and character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadar akan
ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara,
kerelaan berkorban demi bangsa dan negara.
Bela negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang
dialndasi oleh kecintaan terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945
untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.

Kesiapsiagaan Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) dalam berbagai bentuk


pemahaman konsep yang disertai Latihan dan aktivitas baik fisik maupun mental untuk
mendukung pencapaian tujuan dari bela Negara dalam mengisi dan melanjutkan cita-
cita kemerdekaan. Sebagaimana tercantum pelatihan Dasar CPNS tentang wawasan
Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara, bahwa ruang lingkup Nilai-nilai dasar Bela
Negara mencakup :
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran berbangsa dan berbegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan Makmur

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di


berbagai kehidupan :

1. Menciptakan suasana rukun, damai dan harmonis dalam keluarga


2. Membentuk keluarga yang sadar hukum
3. Meningkatkan iman dan takwa dan Iptek kesadaran untuk menaati tata tertib
pelatihan
4. Menciptakan suasana rukun, damai dan aman dalam masyarakat.
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku
7. Membayar pajak tepat pada waktunya.

Apabila kegiatan kesiap siagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat
diambil manfaatnya antara lain :

1. Membentul sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.


2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan
seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang Tangguh
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu
7. Berbakti pada orang tua, bangsa dan agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksnakan
kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros , egois dan tidak
disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
AGENDA II

MODUL 1
BERORIENTASI PELAYANAN

Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU


Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pelayan publik yang baik adalah partisipatif, transparan, responsive, tidak


diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan
berkeadilan. Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa tiga unsur penting
dalam pelayanan public khususnya dalam koteks ASN yaitu :

1. Penyelenggaraan pelayan public yaitu ASN/ Birokrasi


2. Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders atau sector privat
3. Kepuasaan yang diberikan dan / atau diterima oleh penerima layanan.

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi
palayanan yang pertama ini diantaranya :

1. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;


2. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

Adapun beberapa nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya :

1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur


2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun

MODUL II

AKUNTABEL

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang /


organisasi yang memberikan amanat. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari Amanah yang
dipercayakan kepadanya. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

MODUL III

KOMPETEN

Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilkau yang


diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan dan kompetensi menjadi factor penting
untuk mewujudkan pegawai professional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai
profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,
termasuk mewujudkannya dalam kinerja.

Pengembangan kompetensi bagai Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kerja


(PPPK), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 dalam pasal 39 diatur
sebagai berikut :

1. Daam rangka pengembangan kompetensi untuk meendukung pelaksanaan


tugas, PPPK diberikan kesempatan untuk pengayaaan pengetahuan.
2. Setiap PPPk memiliki kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam
pengembangan kompetensi.
3. Pengembangan kompetensi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
pengembangan kompetensi pada Instansi pemerintah
4. Dalam hal terdapat keterbatasan kesempatan pengembangan ompetensi,
prioritas diberikan dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK yang
bersangkutan

Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang-undang Nomor 5


Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya
20 jam pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 Jam pelajaran bagi Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja.

Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan bahwa


panduan prilaku kompetensi yaitu :

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.


b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dan kualitas terbaik.
MODUL IV

HARMONIS

Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki


pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah
proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai
macam Gerakan-gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan
perpecahan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.. Beberapa peran ASN
dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan
tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :

a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil
b. PNS juga harus bisa menyayomi kepentingan kelompok-kelompok
minoritas, dengan tidak membuat kebijakan peraturan yang
mendeskriminasikan keberadaan kelompok tersebut.
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menjunjung
sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam meberikan layanan.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS
lainnya yang membutuhkan pertolongan.
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

MODUL V

LOYAL

Secara etimologis, istilah “Loyal” diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada
masa lalu. Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makan “loyalitas” sebagai
berikut :

a. Kepatuhan atau kesetiaan


b. Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada
organisasi tempatnya bekerja.
c. Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu
(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan Tindakan orang
tersebut.
d. Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan
memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau sesuatu.
e. Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga
untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi
sisi emosional orang tersebut.
f. Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki,
mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan menciptakan
keterikatan emosional.
g. Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk
mengikuti pihak yang mempekerjakannya.

Terdapat beberapa ciri/karakteritik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk


mengukur loyalitas pegawainya, antara lain :

a. Taat pada peraturan


b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk bekerjasama
e. Rasa memiliki yang tinggi
f. Hubungan antar pribadi
g. Kesukaan terhadap pekerjaan
h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi pegawai lain.

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwaa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara dengan panduan perilaku:

a. Memegang teguh edologi Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpina instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai
terhadap organisasinya, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:

1. Membangun rasa kecintaan dan memiliki


2. Meningkatkan kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan kesempatan peningkatan karir
5. Melakukan evaluasi secara berkala

Adapun beberapa nilai-nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
Perilaku Loyal yang kedua ini diantaranya :
1. Menjalan tugas secara professional dan tidak berpihak
2. Membuat keputusan berdsarkan prinsip keahlian
3. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
4. Mempertanggungjawabkan Tindakan dan kinerjanya kepada public
5. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun
6. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
7. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan Kerjasama
8. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
9. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
10. Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.

Sedangkan beberapa Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Loyal yang kedua ini diantaranya :

1. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran dan tanggung jawab.
2. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun diluar kedinasan.

MODUL VI

ADAPTIF

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lingkungan
strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompleks dan terus berubah
adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek administrasi publik, proses-proses
kebijakan publik dan penyelenggaraan pemerintahan kedepan.

Pelayanan publik yang diselenggrakan oleh pemerintah melalui kerja ASN


disektornya masing-masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan
berbagai tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat. Kurang
berkualitasnya layanan selalu muncul dalam berbgaia bentuk narasi, seperti misalnya :

1. Terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan penyelenggaraan


pemerintahan yang tidak efisien.
2. Banyaknya program pembangunan sarana fisikyang terbengkalai, sebagai
cerminan ketidak-efektifan roda pemerintahan.
3. Kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan sebatas
menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak danya kreativitasuntuk
melahirkan inovasi
4. Masih adanya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu
layanan aparatur, sebagai cerminan penyelenggaraan layanan yang kurang
bermutu.

MODUL VII

KOLABORATIF

Kolaborasi dikatakan meliputi segala spek pengambilkan keputusan,


implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau
interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian
strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki
kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan berasama dengan “berbagi
kekuatan”.

AGENDA III

MODUL I

SMART

ASN

Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan


Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemic maupun pandemic
yang akan dating akan mengubah secara structural cara kerja, beraktivitas,
berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik
menjadi lebih banyak ke daring. 5 arahan presiden untuk percepatan transformmasi
digital :

1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital


2. Persiapkan betul rodmap transportasi digital di sector-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan public, bantuan sosial, sektor Pendidikan, sektor
Kesehatan, perdagangan, sector industry, sector penyeiaran
3. Percepat integrasi Pusat data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020)

Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan


yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorongproduksi, berbagi, diskusi dan
evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013). Affordance berarti
alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru, berpikir dengan cara
baru,
mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru dan menjadi
tipe orang baru.

Seiring tumbuhnya inovasi TIK di Indonesia, literasi digital pun menjadi


bagian penting dalam kurikulum, sehingga menjadi penting untuk diketahui konsep
literasi digital dengan kompetensinya. Kompetensi adalah keterampilan yangd apat
dipahami sebagai disposisi yang memungkinkan seseorang untuk mengatasi tuntunan
situasional tertentu (lieme dan Leutner, 2006), secara umum, perkembangan konsep
literasi digital berikut kompetensinya telah di adaptasi dari dan ke dalam program-
program.Telah disusun pula 4 modul yang dibuat untuk menunjang percepatan
transformasi digital yaitu :

1. Cakap Bermedia Digital


2. Budaya Bermedia Digital
3. Etis Bermedia Digital
4. Aman Bermedia Digital

Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital juga menjadi hal yang
perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah lama ada. Pada
awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan
memiliki(ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (computer) dan akses
(internet). Namun konsep ini telah berkembang menjadi beberapa aspek yang lebih
komprehensif.

MODUL II

MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilakn pegawai


ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan


2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam
manajemen ASN menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk
pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak
dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru
menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai


berikut :

1. Pelaksana kebijakan public


2. Pelayan public dan
3. Perekat dan pemersatu

bangsa Pegawai ASN bertugas :

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar
pegawai ASN :

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas


tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

Manajemen PPPK meliputi :

a. Penetapan kebutuhan.
Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden.
Setiap instansi pemerintah wajib Menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

b. Pengadaan
Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama utuk
melamar mejadi calon PPPK setelah memenuhi persyaratan. Pengadaan calon
PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi
Pemerintah.

c. Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang


sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antar Pejabat Pembina
Kepegawaian dengan pegawai yang bersangkutan.

d. Penggajian dan tunjangan


Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PPPK. Gaji
diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan dan resiko
pekerjaan.

e. Pengembangan Kompetensi
PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.

f. Pemberian Penghargaan
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan.
g. Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,
PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK.

Anda mungkin juga menyukai