Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

AGENDA I

WAWASAN KEBANGSAAN, ANALISIS ISU KONTEMPORER DAN


KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Nama : Ns. Septina Fitrianti, S.Kep


Gelombang/Kelompok : Gel. VI/Kelompok III
Nomor Absen : 39
NIP : 199409072022032003
Modul 1 : Wawasan Kebangsaan

A. Pengertian
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi,
Gubernur Lemhanas, menyebut jika wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan
kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Empat Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa,
sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai
perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
3. Bhineka Tunggal Ika
Berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu
bangsa dan negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan NKRI yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
C. .Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara yang
dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera 17 Pusaka Sang Saka
Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bahasa
Indonesia,bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang Negara Kesatuan
Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh
lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan
rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di
atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Garuda dengan perisai
sebagaimana dimaksud dalam memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang
mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda memiliki sayap yang
masingmasing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan
leher berbulu 45.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan
adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

D. NILAI-NILAI BELA NEGARA


Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Nilai dasar Bela Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara
Pasal 7 Ayat (3) :
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Kemampuan awal Bela Negara
Kepentingan pribadi, kelompok atau golongan harus diletakkan di bawah
kepentingan bangsa dan Negara. Hal penting pada pengembangan kesadaran
bela Negara berikutnya adalah kesetiaan pada Pancasila sebagai ideologi
Negara, sebagai dasar Negara yang mempersatukan bangsa yang majemuk
dengan kebhinekaanya.
ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan dalam pengabdian
sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha
Bela Negara.

E. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


UUD 1945 sebagai sistem yang mewadahi peran Aparatur Sipil Negara
(ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang aparatur Sipil Negara. Pada
masa UUDS 1950, administrasi negara tidak dapat tumbuh dalam suatu wadah
yang penyelenggaraan negaranya tidak mengindahkan norma-norma hukum
dan asas- asas hukum yang hidup berdasarkan falsafah hukum atau ideologi,
yang berakar kepada faham demokrasi.
Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa :
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang bertanggung jawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk mewujudkan Cita-Cita Reformasi
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Dari
sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta
normanorma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi
norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran
negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang
mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusianya.
Modul 2 : Analisis Isu Kontemporer

A. Fungsi dan Tugas ASN Berdasarkan Undang-Undang yang Harus


Dipahami
 Melaksanakan : kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Memberikan : pelayanan publik dan kesatuan Negara Republik Indonesia
 Memperat : kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia
B. Menjadi PNS yang professional
a) Mengambil Tanggung Jawab;
Menncerminkan sikap dan perilaku disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan
memperbaiki kesalahan yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data,
menindaklanjuti dan menuntaskan komitmen, serta menghargai integritas
pribadi.
b) Menunjukkan Sikap Mental Positif ;
Bersedia menerima tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukkan
respek dan membantu orang lain sepenuh hati, tidak tamak dan tidak arogan,
serta tidak bersikap diskriminatif atau melecehkan orang lain.
c) Mengutamakan Keprimaan :
Belajar terus menerus, semangat memberi kontribusi melebihi harapan, dan
selalu berjuang menjadi lebih baik.
d) Menunjukan kompetensi
Belajar terus menerus, semangat memberi kontribusi yang melebihi harapan,
dan selalu berjuang menjadi lebih baik.
e) Memegang Teguh Kode Etik
Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk terhadap masyarakat
yang dilayani maupun rekan kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan
menjunjung tinggi etika-moral PNS.
C. Perubahan lingkungan strategis
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017, empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global)
D. Modal insani

Ada enam modal Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis:

 Modal Intelektual Modal Emosional


 Modal sosial Modal ketabahan (adversity)
 Modal etika/moral Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

E. Isu-isu Strategis Kontemporer


 Korupsi
 Narkoba
 Terorisme/radikalisme
 Money laundry
 Proxy war
 Mass communication

F. Teknik Analisis Isu


 Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok :
1.CURRENT ISSUE :Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang
mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas dan memerlukan
penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan.
2. EMERGING ISSUE: Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang
perlahanlahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai
menyadari adanya isu tersebut.
3.ISU POTENSIAL: Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun
dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis
intelijen, dsb) yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu
dimaksud di masa depan.
 Issue scan
Media scanning: Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti
surat kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat
diakses publik secara luas.
Existing data: Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga
resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis.
Knowledgeable others: Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin
opini dan sebagainya
Public and private organizations: Komisi independen, masjid atau gereja,
institusi bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
Public at large: Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara
langsung atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.
 Teknik Tapisan
Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria;
1.Aktual:isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyaraka
2.Kekhalayakan:Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
3.Problematik:Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif
4.Kelayakan: Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
 Teknik Analisis Isu
1. Mind Mapping : bermanfaat untuk fleksibel, dapat memusatkan diri,
meningkatkan pemahaman dengan peta pikiran, menyenagkan
imajinasi dan kreativitasi
2. Fishbone Diagram : Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone
diagram juga berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu
berdasarkan cabang-cabang terkait.
3. Analisis SWOT: Analisis SWOT adalah suatu metode analisis yang
digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan
memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Modul 3 : Kesiapan Bela Negara

A. Konsep Kesiapsiagan Bela Negara

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki
oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi
situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga
yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat,
dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

B. Kesiapsiagaan Bela Negara dalam Latsar CPNS

Kesiapsiagan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah kemampuan


setiap CPNS untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah
pikir, dan olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di
dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara (termasuk kemampuan
baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata
tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.

CPNS yang siap siaga adalah CPNS yang mampu meminimalisir


terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja.
Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka CPNS akan mampu
mengatasi segala ancaman tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) baik
dari dalam maupun dari luar. Sebaliknya jika CPNS tidak memiliki
kesiapsiagaan, maka akan sulit mengatasi ancaman, tantangan, hambatan,
dan ganguan (ATHG) tersebut. Oleh karena itu melalui Pelatihan Dasar CPNS
ini, peserta diberikan pembekalan berupa pengetahuan/kesadaran dan praktek
internalisasi nilai- nilai berbagai kegiatan kesiapsiagaan.

Nilai- Nilai Bela Negara, bahwa ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela
Negara mencakup:

a. Cinta Tanah Air;


b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
f. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

C. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara

Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik,


maka dapat diambil manfaatnya antara lain:

a. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.


b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
dalam materi Team Building.
f. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan.
i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin.
j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

D. Kemampuan Awal Bela Negara


 Kesehatan Jasmani dan Mental
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam
batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu,
dan sebagainya) dan atau kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah secara
berlebihan. Seseorang harus memliki kebugaran jasmani agar dapat
melakukan tugasnya dengan mudah tanpa takut untuk mudah kelelahan.
Seseorang juga harus mempunyai pola hidup sehat dengan cara makan
makanan yang sehat, beraktifitas dengan sehat, berpikir sehat, berada
dilingkungan yang sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga dengan
teratur.
 Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental
Kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melakuksanakan tugas atau
kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Pada tahap ini seseorang harus
bisa mengontrol manajemen stress nya mengantisipasi dan menyiapkan
pemicu pendorong terjadinya stress, menganal sumber utama stres dalam
kehidupan sehari-hari, mengubah cara berpikir dan cara merespon stress.
 Memiliki Etika, Etiket, dan Moral
Etika : sebagai suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan
dan kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan
norma kehidupan melalui tutur, sikap, dan perilaku yang baik serta
bermanfaat yang berlaku dalam suatu golongan, kelompok, dan
masyarakat serta pada institusi formal maupun informal.
Etiket : sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai
aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam
berhubungan sesama manusia dengan cara yang baik, patut, dan
pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan komunikasi,
hubungan.
Moral : nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

E. Aksi Bela Negara


Sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai
luhur bangsa untuk mewujudkan negara.

F. Indikator Nilai- Nilai Bela Negara:


1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Mempunyai kemampuan awal bela negara
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai