Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

MOOC PPPK 2023


Massive Open Online Coure

NAMA : HENIK ATUL ASIAH, S.Pd.


NI PPPK : 19930926 202221 2 026
GOLONGAN : IX
JABATAN : AHLI PERTAMA - GURU IPA
UNIT KEJA : SMPN 1 SEJANGKUNG
INTANSI : PEMERINTAH KAB. SAMBAS
AGENDA 1. SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia
membuktikan bahwa para pendiri bangsa (founding fathers) mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok atau golongan. Beberapa
organisasi didirikan pada masa kemerdekaan, seperti Budi Utomo dan Perhimpunan
Indonesia (PI). Kemudian diadakan dan dibentuk beberapa badan untuk
memperjuangkan kemerdekaan dan membahas nilai-nilai dasar yang harus dimiliki
oleh negara Republik Indonesia, yaitu diadakannya kondres pemuda I dan II,
dibentuknya BPUPKI dan PPKI. Pembahasan pada persiapan kemerdekaan indonesia
meliputi bendera, bahasa, lambang negara dan lagu kebangsaan Indonesia serta 4
konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
a. Bendera : Bendera Negara adalah Sang Merah Putih
b. Bahasa : Bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda adalah
Bahasa Indonesia
c. Lambang Negara : Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke
sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher
Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram
oleh Garuda
d. Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman
e. Konsensus dasar berbangsa dan bernegara : Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Nilai-Nilai Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Hari Bela
Negara ditetapkan pada tanggal 19 Desember, yang mana pada tanggal ini merupakan
hari bersejarah dimana terbentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia.
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan
melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara
dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
a. Cinta tanah air
Cara untuk mewujudkannya diantaranya, menjaga nama baik bangsa dan negara,
memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara, bangga menggunakan
hasil produk bangsa Indonesia.
b. Sadar berbangsa dan bernegara
Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik, Ikut
serta dalam pemilihan umum, berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
adalah beberapa bentuk dari sikap sadar berbangsa dan bernegara.
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
Paham nilai-nilai dalam Pancasila, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
merupan beberapa bentuk setia pada pancasila.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Beberapa sikap yang dapat kita tanamkan, diantaranya bersedia mengorbankan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara, berpartisipasi
aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu
sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
e. Kemampuan awal Bela Negara
Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia, senantiasa
memelihara jiwa dan raga, senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang
telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa merupakan sikap awal dalam bela negara.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


1. Perubahan Lingkungan Strategis
Sejalan dengan tujuan Reformasi Birokrasi terutama untuk mengembangkan
PNS menjadi pegawai yang transformasional, artinya PNS bersedia mengembangkan
cita-cita dan berperilaku yang bisa diteladani, menggugah semangat serta
mengembangkan makna dan tantangan bagi dirinya, merangsang dan mengeluarkan
kreativitas dan berupaya melakukan inovasi, menunjukkan kepedulian, sikap
apresiatif, dan mau membantu orang lain. Menjadi PNS yang profesional berarti
mampu mengambil tanggung jawab, menunjukkan sikap mental positif,
mengutamakan keprimaan, menunjukkan kompetensi, memegang teguh kode etik.
Modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis ada beberapa hal,
yaitu Modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan (adversity),
modal etika/ moral, modal kesehatan (kekuatan) fisik/ jasmani.
2. Isu-Isu Strategis Kontemporer
Pada perubahan globalisasi dan pasar bebas adalah konsekuensi logis dari
interaksi peradaban dan bangsa. Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah
berkaitan dengan terorisme. perlu disadari bahwa PNS sebagai Aparatur Negara
dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama
kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena
tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal
seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang akan
diuraikan berikut ini:
3. Teknik Analisis Isu
Perubahan lingkungan yang begitu cepat, massif, dan complicated saat ini
menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam pemetaan global untuk meningatkan
daya saing sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada perubahan ini perlu
disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negatif sebenarnya adalah
sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi
peradaban antar bangsa.
Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah menyita ruang
publik harus dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan terhadap
isu-isu tersebut. Isu-su strategis kontemporer yang dimaksud yaitu: korupsi, narkoba,
terorisme dan radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring), dan proxy war
dan isu Mass Communication dalam bentuk Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax.
Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga
dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa
yang matang dan tertata.

C. SIKAP-SIKAP SIAGAAN BELA NEGARA


1. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Bela negara merupakan sebuah
implementasi dari teori kontrak sosial atau teori perjanjian sosial tentang terbentuknya
negara.
2. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. Rasa cinta tanah air
Contoh sikap yang dapat kita lakukan mencintai dan melestarikan lingkungan
hidup, mengahrgai dan menggunakan karya anak bangsa, dll.
b. Sadar berbangsa dan bernegara
Contoh sikap yang dapat dilakukan adalah disiplin dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang dibebankan, menghormati dan menghargai keanekaragaman
suku, agama, ras, dan golongan, dll.
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
Contoh sikap yang dapat dilakukan adalah memahami dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menghormati dan menjunjung tinggi Hak
Asasi Manusia, dll.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Contoh sikap yang dapat dilakukan adalah mendahulukan kepentingan Bangsa dan
Negara daripada kepentingan pribadi dan golongan, membela bangsa dan negara
sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing, dll.
e. Kemampuan awal Bela Negara
Contoh sikap yang dapat dilakukan adalah memiliki kemampuan integritas dan
kepercayaan diri yang tinggi dalam membela bangsa dan negara, memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensi tinggi, dll.
Nilai-nilai dasar bela negara adalah nilai yang diwariskan generasi pendahulu sejak era
pergerakan nasional hingga era mempertahankan kemerdekaan. Aksi nasional Bela
Negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa
untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
AGENDA 2. NILAI-NILAI DASAR ASN

A. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam
Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu :
- Kepentingan umum - Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
- Kepastian hukum - Keterbukaan
- Kesamaan hak - Akuntabilitas
- Keseimbangan hak dan kewajiban - Fasilitas dan perlakuan khusus
kelompok rentan
- Kprofesionalan - Ketepatan waktu
- Partisipatif - Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam
rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan
kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan.

B. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak
hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Amanah seorang ASN menurut SE Menetri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas dan
integritas, perilaku tersebut adalah:
- Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
- Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
- Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
- Kemampuan membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan

C. KOMPETEN
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar kompetensi
dari International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan
dengan perilaku kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun
2017, Pasal 210 sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan
pengembangan kompetensi tertentu
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen. Pengembangan
kompetensi bagi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 dalam pasal 39 diatur sebagai berikut:
- Dalam rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas,
PPPK diberikan kesempatan untukpengayaan pengetahuan.
- Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk di ikutsertakan dalam
pengembangan kompetensi.
- Pengembangan kompetensi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pengembangan
kompetensi pada Instansi Pemerintah.
- Dalam hal terdapat keterbatasan kesempatan pengembangan kompetensi, prioritas
diberikan dengan memper-hatikan hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan.
Beberapa kompetensi ASN yang diukur adalah :
1. Kompetensi Teknis : diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan
teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis.
2. Kompetensi Manajerial : diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau
manajemen, dan pengalaman kepemimpinan.
3. Kompetensi Sosiokultural : diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.

D. HARMONIS
Peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
1. Posisi ASN sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.
2. ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan
tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok
tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai, penyusunan
program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.
3. ASN juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral
dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban ASN juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega ASN lainnya yang
membutuhkan pertolongan.
5. ASN menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. ASN juga harus menjadi
tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari problem solver
(pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble maker).
Membangun budaya harmonis tempat kerja sangat penting dalam suatu organisasi.
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk
organisasi. Identifikasi potensi harmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana
harmonis harus dapat diterapkan dalamkehidupan ASN di lingkungan bekerja dan
bermasyarakat. Harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian
rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
E. LOYAL
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara, dengan panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Terdapat beberapab ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1. Taat pada Peraturan
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan Pengabdian. Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa
setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan, yaitu
membangun rasa Kecintaaan dan memiliki, meningkatkan kesejahteraan, memenuhi
kebutuhan rohani, memberikan kesempatan peningkatan karir, serta melakukan evaluasi
secara berkala.

F. ADAPTIF
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan
adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat
berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan
untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya
tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan
lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
Ciri-ciri individu adaptif adalah dapat melihat peluang dimana orang lain
mengalami kegagalan, memiliki sumberdaya, selalu berpikir ke depan, tidak mudah
mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa ingin tau,
memperhatikan sistem, membuka pikiran, dan memahami apa yang sedang diperjuangkan.
G. KOLABORATIF
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan
berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Enam kriteria penting untuk kolaborasi :
1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga
2. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
dikonsultasikan oleh Agensi Publik
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik)
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
Beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
2. Face tof face Dialogue : melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh
3. Komitmen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan, sharing ownership
dalam proses, serta keterbukaan terkait keuntungan bersama
4. Pemahaman bersama : berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama
5. Menetapkan outcome antara
AGENDA 3. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

A. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna
media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Peta Jalan Literasi Digital
2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi
panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital
dalam konteks literasi digital. Dalam peta jalan ini, dirumuskan kurikulum literasi digital
yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu, kecakapan digital (digital skills), budaya
digital (digital culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety).
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan,
pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam
disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. Guna
mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sector pendidikan, sector
kesehatan,perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor
indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehinggamliterasi
digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survey harus diperkuat. Penguatan
literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo Durasi penggunaan internet
harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit
(APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya.

B. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri
atas :
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayan publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi pemerintah. Setiap ASN harus mentaati beberapa
hal, diantaranya :
1. Harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik, Setia dan
Taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan pemerintah yang Sah
2. Menjaga Kesatuan dan Kesatuan Bangsa
3. Melaksanakan Kebijakan Pemerintah
4. Menaati ketentuan Peraturan Per UU
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan
tanggungjawab
6. Menunjukan Integritas dan Keteladanan
7. Menyimpan Rahasia Jabatan
Kode Etik ASN dan Kode Prilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana dan Pengawas Penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Fungsi Kode Etik ASN sebagai pedoman dan panduan birokrasi
publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya
dinilai baik, sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur
sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, etika birokrasi penting sebagai
panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat
dan menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai