Anda di halaman 1dari 5

RESUME MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2023

Nama : Andi Magfirah. A, S.M.


NIP : 19960314 202203 2 014
No. Urut : 40 (empat puluh)
Angkatan : VII (tujuh) LAN RI
Hari/ Tanggal : Kamis, 02 Maret 2023

Agenda I - Sikap Perilaku Bela Negara

1. Wawasan Kebangsaan

Segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik ideologi, politik, ekonomi dan
sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, peran Aparatur Sipil Negara (ASN)
memiliki andil yang besar untuk menjamin terselenggaranya roda pemerintahan secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap ASN harus memiliki rasa tanggung jawab dan
integritas yang kuat dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dalam rangka
mencapai tujuan nasional tersebut, diperlukan ASN yang profesional dan bersih dari
praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta mampu melaksanakan fungsinya.
Kepentingan negara harus selalu ditempatkan di atas kepentingan pribadi maupun
golongan, maka dari itu dibutuhkan upaya-upaya yang nyata, antara lain :

a. Memantapkan wawasan kebangsaan


b. Menumbuhkebangkan kesadaran bela negara
c. Mengimplementasikan sistem administrasi NKRI

Sejarah perkembangan Indonesia menjadi bukti bahwa Bangsa Indonesia dibangun


dari serangkaian proses panjang berdasarkan kesepakatan dan pengakuan terhadap
keberagaman bangsa, hingga menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945. Kekuatan para pendiri bangsa (founding fathers), jelas menunjukkan jiwa
besarnya untuk tidak memaksakan kepentingan pribadinya saat menjelang
kemerdekaan terkhusus saat menyusun dasar negara serta memproklamirkan
kemerdekaan negara Indonesia. Hal ini perlu dipahami oleh para Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) sebagai dasar menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan secara
lebih komprehensif. Di samping itu, komitmen dari berbagai elemen bangsa serta para
pemimpinnya dari masa ke masa, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi yang
konsisten berpegang teguh pada 4 (empat) konsensus dasar, antara lain :

1) Pancasila
2) UUD NKRI tahun 1945
3) NKRI
4) Bhinneka Tunggal Ika
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat di artikan bahwa Wawasan
Kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sIstem nasional (nasional system) yang bersumber dari 4 (empat)
konsensus dasar diatas, guna menjadi solusi dalam berbagai permasalahan yang
dihadapi bangsa dan negara demi menuju masyarakat yang aman, adil, makmur dan
sejahterah. Selanjutnya, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa simbol kedaulatan dan
kehormatan negara meliputi bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia yang merupakan sarana pemersatu bangsa, identitas dan wujud
eksistensi bangsa.

2. Nilai- Nilai Bela Negara

Pada tanggal 18 Desember 2006, Dr.H. Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Hari
Bela Negara akan diperingati setiap tanggal 19 Desember. Dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia
karena pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam rangka bela negara serta dalam upaya lebih mendorong
semangat kebangsaan dan bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan negara dari berbagai ancaman. Yang dimaksud dengan
ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik
alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam
atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau
yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan
negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya.

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa, usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri dapat mengancam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan
keamanan. Dalam berbagai bentuk ancaman, peran kementerian/ lembaga negara
sangat dominan. Sesuai dengan bentuk ancaman dibutuhkan sinergitas antar
kementerian dan lembaga negara dengan keterpaduan yang mengutamakan pola kerja
lintas sektoral dan menghindarkan ego sektoral, dimana salah satu kementerian atau
lembaga menjadi leading sector, sesuai tugas.
Dalam konteks kesehatan masyarakat dikenal Sistem Kewaspadaan Dini KLB. Sistem
Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan
tekonologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk sikap tanggap
kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan kejadian luar
biasa yang cepat dan tepat. Sementara dalam penyelenggaraan pertahanan negara,
kemampuan kewaspadaan dini dikembangkan untuk mendukung sinergisme
penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga
terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi
potensi ancaman.

Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak


ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi
kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa. Dalam penyelenggaraan otonomi
daerah, kewaspadaan dini adalah serangkaian upaya/ tindakan untuk menangkal
segala potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dengan meningkatkan
pendeteksian dan pencegahan dini.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber


Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara
meliputi :

 Cinta tanah air


 Sadar berbangsa dan bernegara
 Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
 Rela berkorban untuk bangsa dan negara
 Kemampuan awal Bela Negara.

Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/ atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang
masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa
dilakukan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong
terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong,
musyawarah dan lain sebagainya. Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa
Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:

a. Perasaan senasib.
b. Kebangkitan Nasional
c. Sumpah Pemuda
d. Proklamasi Kemerdekaan
3. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Konstistusi dan sistem administrasi negara Indonesia mengalami perubahan sesuai


tantangan dan permasalahan pembangunan negara bangsa yang dirasakan oleh elite
politik dalam suatu masa. Sebagai sebuah negara kesatuan (unitary state), sudah
selayaknya dipahami benar makna “kesatuan” tersebut. Dengan memahami secara
benar makna kesatuan, diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki
pandangan, tekat, dan mimpi yang sama untuk terus mempertahankan dan
memperkuat kesatuan bangsadan negara. Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan
makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang
juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan, meliputi :

1) Prinsip Bhinneka Tunggal Ika


2) Prinsip Nasionalisme Indonesia
3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
4) Prinsip Wawasan Nusantara
5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi

Hans Kohn dalam bukunya Nationalism it’s meaning and History mendefinisikan
nasionalisme sebagai suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu
tertinggi harus diserahkan pada negara. Perasaan yang mendalam akan ikatan
terhadap tanah air sebagai tumpah darah. Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa
dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas :

 Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme
ini disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa
Hitler.
 Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri
dan menganggap semua bangsa sama derajatnya.

Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia, meliputi :

a. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara


b. Mengembangkan sikap toleransi
c. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia

Empat hal yang harus kita hindari dalam memupuk sermangat nasionalisme, yaitu :

1) Sukuisme, menganggap suku bangsa sendiri paling baik


2) Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiri paling unggul
3) Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu
dengan kekerasan dan senjata
4) Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.
Sikap patriotisme adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa
sekalipun untuk mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme antara lain :

 Cinta tanah air


 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
 Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan
 Berjiwa pembaharu
 Tidak kenal menyerah dan putus asa

Dengan ditetapkannya Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
dasar negara sebagaimana diuraikan terdahulu, dengan demikian Pancasila menjadi
ideologi negara. Artinya, Pancasila merupakan etika sosial, yaitu seperangkat nilai yang
secara terpadu harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila merupakan suatu sistem, karena keterkaitan antar sila-silanya, menjadikan
Pancasila suatu kesatuan yang utuh.

Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(UU ASN), dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN
yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN), mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN. Pegawai ASN diserahi
tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan
pelayanan atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan
Pegawai ASN. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan
kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka
pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa
(cultural and political development) serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial
(economic and social development) yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh masyarakat.

Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai