Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JURNAL

Program Pelatihan : Latihan Dasar CPNS Golongan II


Angkatan : VI ( Enam )
Nama Mata Pelatihan : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Nama Pesera : Marlisa Arianti, A.Md
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BDA Sukamandi

A. POKOK PIKIRAN
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri bangsa
(founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok
atau golongan. Sejak awal pergerakan nasional, kesepakatan-kesepakatan tentang
kebangsaan terus berkembang hinggga menghasilkan 4 (empat) konsensus dasar serta
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia sebagai alat
pemersatu, identitas, kehormatan dan kebanggaan bersama.
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Hal ini tidak lepas dari sejarah
kebangkitan nasional yang dilatar belakangi dari pembentukan organisasi Boedi Oetomo
di Jakarta pada Tanggal 20 Mei 1908. Dalam maklumat yang ditandatangani oleh
Soewarno selaku Sekretaris diumumkan bahwa : “Boedi Oetomo berdiri untuk
memperbaiki keadaan rakyat kita, terutama rakyat kecil”
Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara terdiri dari 4 Hal yaitu, Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan Negara, UUD 1945 sebagai sumber hokum tertinggi Negara, Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pemersatu bangsa dari segala macam perbedaan serta yang terakhir adalah NKRI yang
memiliki tujuan a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ; b.
Memajukan kesejahteraan umum; c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan d. Ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia
merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi
simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bendera, bahasa, dan
lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi
kebudayaanyang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman
budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Agresi Militer II Belanda yang berhasil meguasai Ibukota Yogyakarta dan
menwawan Soekarno Hatta tidak meluruhkan semangat perjuangan Bangsa Indonesia.
Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dilaksanakan baik dengan hard power
(perang gerilya) maupun soft power (0emerintahan darurat) di Kota Buktinggi. Yang
menjadi sejarah Bela Negara, Semua Negara dan bangsa memiliki ancamannya masing-
masing, termasuk Indonesia sehingga dibtuhkan kewaspadaan dini untuk mencegah
potensi ancaman menjadi ancaman. Dengan sikap dan perilaku yang didasarkan pada
kesadaran bela Negara dan diaktualisasikan oleh ASN tujuan nasional dapat tercapai.
Ancaman merupakan sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil
suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, secara
langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat
membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka
pencapaian tujuan nasionalnya. Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. Potensi ancaman kerap tidak
disadari hingga kemudian menjelma menjadi ancaman. Dalam konteks inilah, kesadaran
bela Negara perlu ditumbuhkembangkan agar potensi ancaman tidak menjelma menjadi
ancaman.
Sementara dalam penyelenggaraan pertahanan Negara, kemampuan
kewaspadaan dini dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan
pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud
kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi
ancaman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kewaspadaan dini sesungguhnya
adalah kewaspadaan setiap warga Negara terhadap setiap potensi ancaman. Sebagai
CASN kita harus mampu mewujudkan kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi dalam
menghadapi berbagai potensi ancaman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan
Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi Cinta tanah air, Sadar berbangsa
dan bernegara, Setia pada Pancasila sebagai ideologi Negara, Rela berkorban untuk
bangsa dan Negara, dan Kemampuan awal Bela Negara.
Bela negara merupakan sebuah implementasi dari teori kontrak sosial atau teori
perjanjian sosial tentang terbentuknya negara. Dalam pandangan para penganut kontrak
teori sosial dinyatakan bahwa negara terbentuk karena keinginan warga negara atau
masyarakat untuk melindungi hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat
agar supaya terjalin hubungan yang harmonis, damai, dan tentram. Setiap warga negara
memiliki kepentingan masing-masing, setiap kepentingan pasti berpotensi menimbulkan
konflik kepentingan di tengah masyarakat.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-
4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang
dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut
tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para generasi penerus guna
menjaga eksistensi RI. Sebagai Calon Aparatur Sipil Negara, kita memiliki kewajiban
untuk mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan
atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang
ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara.
Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional
Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam
upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.
Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN), dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN
yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN.
Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan
dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan Pegawai ASN.
Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi
umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan
ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu
dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural and political development) serta
melalui pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social development) yang
diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Sebagai Calon Aparatur Sipil Negara, kita mempunyai peran pentig dalam
mewujudkan tujuan Nasional. Adapun Tugas ASN berdasarkan Pasal 11 UU ASN, yaitu
Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas; dan Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
B. PENERAPAN
Calon Aparatur Sipil Negara sebagai panutan serta pelayan dari masyarakat harus
menerapkan ilmu “Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara” ke dalam
kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja agar dapat menjalankan tugas sesuai dengan
UUD, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, Calon Aparatur Sipil Negara harus
menjadi contoh yang baik bagi masyarakat seperti membayar pajak tepat waktu, tidak
menyebarkan berita Hoax, bekerja sesuai dengan jam kerja, bangga memakai produk
dalam negeri, memberi pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan tidak membeda-
bedakan siapapun masyarakat yang dilayani, baik dari kalangan menegah atas maupun
menegah bawah, apapun suku dan ras nya.
Sebagai Penyuluh Perikanan saya bekerja dilapangan dan berhubungan langsung
dengan masyarakat yang mempunyai karater yang berbeda-beda tapi kita harus tetap
professional dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Terkadang dilapangan
kita sering menemui masyarakat yang selalu ingin didahulukan dalam pengajuan
proposal bantuan, tetapi saya sendiri sebagai penyuluh perikanan harus tetap
professional dan tetap bersikap serta tidak melupakan sila-sila yang ada dalam Pancasila.
Karena sejatinya, sebagai penyuluh bertugas untuk melayani dan memfasilitasi
masyarakat guna menigkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai