TEMA 2 : BerAKHLAK
2.1 Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang diselenggarakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting yang harus diperhatikan
sebelum pelayanan publik diselenggarakan, ketiga unsur tersebut adalah ASN sebagai
penyelenggara, publik dan masyarakat sebagai penerima layanan, dan kepuasan masyarakat
masyarakat ketika mendapatkan pelayanan mengingat bahwa pelayanan publik merupakan
hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
Dalam realisasinya, pelayanan publik harus dapat diselenggarakan secara prima.
Pentingnya pelayanan prima didasari oleh beberapa alasan bahwa dengan pelayanan yang
prima akan diperoleh kepuasan pelanggan yang berguna sebagai sarana untuk menghadapi
kompetisi di masa yang akan datang, kepuasan pelanggan merupakan aset terpenting yang
akan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi dan pada akhirnya akan membuat
pelangga kembali (customer retention).
Untuk memberikan peningkatan dalam mewujudkan pelayanan prima terdapat
statetgi-strategi yang berlandaskan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
diantaranya yakni menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan, melaksanakan
survei kepuasan masyarakat minimal 1 tahun sekali, pengelolaan pengaduan masyarakat,
menyediakan sarana dan prasaran pelayanan, pengembangan inovasi, replikasi best practice
dan perbaikan berkelanjutan. Adapun prinsip dalam pelayanan publik yang juga harus
diperhatikan, yakni partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PAN-RB Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Core values Berorientasi Pelayanan memiliki makna bahwa ASN sebagai pelayan
publik harus berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
sebagaimana konsep pelayanan publik yang diberlakukan sesuai peraturan perundang-
undangan.
Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa
kriteria, yakni ASN harus memiliki kode etik (code of ethics), ASN harus mematuhi kode
perilaku (code of conducts), dan ASN harus menerapkan budaya pelayanan dan melayani
sebagai suatu kebanggaan. Adapun beberapa bentuk perilaku dari nilai Berorientasi
Pelayanan diantaranya yakni memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat ; ramah,
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan ; melakukan perbaikan tiada henti
2.2 Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.
Core values Akuntabilitas dapat dijabarkan ke dalam beberapa perilaku diantaranya
yakni, kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi ; kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawa, efektif, dan efisien ; dan kemampuan menggunakan kewenangan
jabatannya dengan berintegritas tinggi.
Aspek-Aspek akuntabilitas meliputi akuntabilitas adalah sebuah hubungan
(accountability is relationship), akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is result-
oriented), akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires reporting),
akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without consequences),
dan akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
2.3 Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Untuk
mengoptimalisasi hak akses pengembangan kompetensi maka dapat dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment, dan job
enlargment termasuk coaching dan mentoring.
Core values kompeten dapat dijabarkan ke dalam beberapa perilaku diantaranya
yakni, meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah,
membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Terdapat tiga
bentuk kompetensi ASN, yakni kompetensi teknis diukur dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis ; kompetensi
manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen dan
pengalaman kepemimpinan ; dan kompetensi sosial kultural diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, budaya sehingga memiliki
wawasasn kebangsaan.
Perilaku kompeten diharapkan dapat menjadi bagian ecosystem pembangunan budaya
instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizational learning) guna mewujudkan
pemerintahan yang unggul dan kompetitif sejalan dengan perubahan lingkungan strategis dan
teknologi yang berubah cepat.
2.4 Harmonis
Harmonis merupakan kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Core values harmonis dapat dijabarkan ke dalam beberapa bentuk perilaku
diantaranya yakni, bersikap netral dan adil ; dapat mengayomi kepentingan kelompok
minoritas dengan tidak membuat kebijakan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok
tersebut ; memiliki sikap toleran atas perbedaan ; bersikap tolong menolong baik kepada
pengguna layanan maupun kepada kolega ; dan menjadi figur dan teladan di lingkungan
masyarakat.
Penting untuk menciptakan suasana harmoni dalam lingkungan kerja, karena iklim
kerja yang harmonis akan membuat kita secara individu tenang, dapat menciptakan kondisi
yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
2.5 Loyal
Loyal merupakan sebuah sikap dedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Terdapat beberapa kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan nilai
loyal, yakni komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.
Core values loyal dapat dijabarkan ke dalam beberapa bentuk perilaku diantaranya
yakni, memegang teguh ideologi Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 ; setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah ; menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan instansi dan negara ; dan menjaga rahasia jabatan dan negara.
Sebagai wujud loyalitasnya, seorang ASN ketika melaksanakan berbagai kebijakan
publik hendaknya senantiasa mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat,
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik, berintegritas tinggi
dalam menjalankan tugas, dan mengutamakan mutu pelayanan.
2.6 Adaptif
Adaptif merupakan suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial
yang berubah-ubah agar tetap bertahan.
Core values adaptif dapat dijabarkan ke dalam beberapa bentuk perilaku diantaranya
yakni, terus mengasah pengetahuan hingga ke tingkat mahir (personal mastery) ;
berkomunikasi secara rutin hingga memiliki persepsi yang sama terhadap suatu visi yang
akan dicapai bersama (shared vision) ; memiliki mental model yang mencerminkan realitas
yang organisasi ingin wujudkan ; selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk mewujudkan visi (team learning) ; harus berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda atau
bermental silo (system thinking).
Penerapan budaya adaptif yang dapat dilakukan adalah dengan mengantisipasi dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, memanfaatkan peluang yang berubah-ubah,
mendorong jiwa kewirausahaan, terkait dengan kinerja instansi dan memperhatikan
kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra dan masyarakat.
2.7 Kolaboratif
Kolaboratif merupakan sebuah nilai yang dihasilkan dari proses aliansi dua atau lebih
perusahaan dengan tujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan kegiatan
bersama. sementara itu, dalam kolaborasi pemerintahan (collaborative governance)
merupakan sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governanve.
Whole-of-Government merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Dengan makna yang lebih sederhana, WoG dapat
dipandang sebagai bagaimana suatu instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas
sektor guna mencapai tujuan bersa,a.
Core values kolaboratif dapat dijabarkan ke dalam beberapa aktivitas organisasi
diantaranya yakni, kerjasama informal ; perjanjian bantuan bersama ; memberikan pelatihan ;
menerima pelatihan ; perencanaan bersama ; menyediakan peralatan ; menerima peralatan ;
memberikan bantuan teknis ; menerima bantuan teknis ; memberikan pengelolaan hibah dan
menerima pengelolaan hibah.