Anda di halaman 1dari 12

Nama : Gabriel Nong Tonce, ST

NI.PPPK : 198204182022211014
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Teknik Pengelasan
Unit Kerja : SMKN 1 Maumere

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA


Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Seorang ASN, khususnya para guru PPPK wajib menguasai dan menghayati pentingnya
wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara, dan juga sistem administrasi negara. Tindak lanjut
dari penguasaan dan penghayatan tersebut adalah aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, terutama
dalam mengemban tugas sebagai seorang guru pada institusi pendidikan masing-masing.
ASN harus mampu mengetahui secara jelas alur pergerakan kebangsaan Indonesia yang
mana salah satu momen pentingnya, yakni sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober
1928. Peristiwa penting lainnya adalah penetapan 17 Agustus sebagai peringatan proklamasi
kemerdekaan. Selain itu, masih terdapat berbagai tanggal penting yang berkaitan dengan
peringatan hari besar keagamaan. ASN guru PPPK tidak hanya sekedar menghafal tanggal-tanggal
tersebut, namun mengetahui peristiwa yang melatarbelakanginya, sehingga dapat memahami
makna penting dan pada tingkat yang lebih tinggi adalah mampu membagikan pemahaman
tersebut kepada pada peserta didik dalam tindak perbuatan yang baik dan bagus untuk ditiru.
Cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang
bersumber pada 4 konsensus bangsa Indonesia guna memecahkan berbagai persoalan yang

1
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera
dapat dipahami sebagai wawasan kebangsaan. 4 konsensus yang dimaksud adalah Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Wawasan kebangsaan yang perlu dimiliki oleh seorang
ASN Guru PPPK lainnya adalah menyangkut bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia. Bendera resmi Indonesia adalah bendera merah putih, bahasa resmi
Indonesia adalah bahasa Indonesia, lambang resmi negara Indonesia adalah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan lagu kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya.
Selain materi wawasan kebangsaan, seorang ASN juga patut memahami dan menghayati
nilai-nilai bela negara. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,

secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD RI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman. Hal ini penting untuk menangkal ancaman, yakni kondisi, tindakan,
potensi alamiah ataupun rekayasa yang berbentuk fisik maupun non-fisik yang berasal dari dalam
ataupun luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diduga atau yang sudah nyata dapat
membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian
tujuan nasionalnya. Setiap ASN wajib pula memiliki kewaspadaan dini terhadap berbagai ancaman
ini, yakni kewaspadaan terhadap setiap potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya
tangkal dari segala potensi ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik sosial.
Terdapat 5 nilai dasar bela negara, yakni cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara,
setia pada Pancasila sebagai Ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan
kemampuan awal bela negara. Bela negara perlu diaktualisasikan dengan aksi nyata berupa
kemampuan awal bela negara. Di lapangan pengabdian sesuai profesi masing, kompetensi menjadi
awal dari terbentuknya kemampuan untuk membela negara menghadapi berbagai bentuk ancaman.
Hal lain yang harus menjadi perhatian seorang ASN guru PPPK adalah terkait sistem administrasi
negara NKRI. Konstitusi dan sistem administrasi negara Indonesia mengalami perubahan sesuai
tantangan dan permasalahan pembangunan negara bangsa yang dirasakan oleh elite politik dalam
suatu masa. Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia, yaitu perasaan senasib,
kebangkitan nasional, sumpah pemuda, dan proklamasi kemerdekaan.
Terdapat beberapa prinsip persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu prinsip Bhinneka Tunggal
Ika, prinsip nasionalisme Indonesia, prinsip kebebasan yang bertanggungjawab, prinsip wawasan

2
nusantara, prinsip persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita-cita reformasi. Nasionalisme
sendiri dapat dipahami dalam arti sempit dan luas. Ada 3 hal yang penting dalam pembinaan sikap
nasionalisme, yakni mengembangkan persamaan di antara suku-suku bangsa penghuni nusantara,
mengembangkan sikap toleransi, dan memiliki rasa senasib dan sepenanggungan di antara sesama
bangsa Indonesia. Selain hal ini, masih terdapat 4 hal yang harus dihindari dalam memupuk
semangat nasionalisme adalah sukuisme: menganggap suku bangsa sendiri paling baik,
chauvinisme: mengganggap bangsa sendiriu paling unggul, ektrimisme ; sikap mempertahankan
pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan kekerasan dan senjata, provinsialisme ; sikap
selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Analisis Isu Kontemporer


Peserta diharapkan mampu memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan
strategis melalui isuisu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari
pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan
masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian yang
selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Terdapat beberapa isu strategis kontemporer yang
telah menyita ruang publik antara lain korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisasi, tindak
pencucian uang, proxy war dan isu mass communication dalam bentuk cyber crime, hate speech,
dan hoax. Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan berpikir
kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif
pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang

Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

3
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik
secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan
(kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non
fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang
mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil
manfaatnya antara lain: membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain,
membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antarsesama rekan seperjuangan, membentuk mental
dan fisik yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri, melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building, membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu,
berbakti pada orang tua, bangsa, agama, melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam

4
melaksanakan kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin, dan membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antarsesama.

NILAI-NILAI DASAR ASN

Berorientasi Pelayanan
Seorang guru PPPK yang merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara, perlu
memperhatikan 5 prioritas kerja yang dicanangkan oleh presiden dan wakil presiden Indonesia,
yaitu pembangunan SDM, pembangunan infrakstuktur, simplifikasi regulasi, penyederhanaan
birokrasi, dan transformasi ekonomi. Seorang ASN harus berbenah diri dalam pelayanannya
kepada masyarakat dan menghasilkan efek domino ASN profesional, yakni birokrasi
memudahkan, sektor ekonomi tumbuh dengan cepat, pendapatan pajak bisa optimal, dan
kesejahteraan ASN bisa ditingkatkan.
Terdapat sejumlah nilai yang menunjukkan kualitas ASN profesional, yaitu berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Empat ekspektasi
menjadi ASN adalah terbukanya kesempatan membuka diri, terbukanya kesempatan untuk
mengembangkan karir, kesejahteraan melalui sistem reward dan recognation (pengakuan dan
penghargaan) yang adil, dan adanya rasa bangga untuk melayani bangsa. ASN memiliki fungsi
dan tugas khusus. Hal ini telah diatur di dalam undang-undang. Hal-hal yang terkait di dalamnya
adalah pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Seorang ASN juga perlu memperhatikan hal-hal fundamental dalam pelayanan publik.
Beberapa di antaranya adalah pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi, pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara,
pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi
kemajuan bangsa di masa yang akan datang, dan pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi berfungsi untuk
memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).
Perilaku pelaksana pelayanan publik termaksud ASN telah diatur dalam pasal 34 UU
Pelayan Publik. Beberapa nilai penting di dalamnya adalah adil dan tidak diskriminatif, cermat,
santun dan ramah, tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut, profesional,
tidak mempersulit, patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar, menjunjung tinggu nilai-nilai
akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara, tidak membocorkan informasi atau dokumen

5
yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terbuka dan mengambil
langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan, tidak menyalahgunakan sarana dan
prasarana serta fasilitas pelayanan publik, tidak memberikan informasi yang salah atau
menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepentingan masyarakat, tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan atau kewenangan yang
dimiliki, sesuai dengan kepantasan, serta tidak menyimpang dari prosedur. Seorang ASN haruslah
berpedoman pada panduan perilaku/kode etik dari nilai berorientasi pelayanan dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari. Kode etik ini terkait dengan hal-hal sebagai berikut. Memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, melakukan
perbaikan tiada henti.

Akuntabel
Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga Melayani Bangsa”, menjadi
udara segar perbaikan dan peningkatan layanan publik. Namun, mental dan pola pikir berada di
domain pribadi, individual. Bila dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan dampak
sistemik. Ketika perilaku koruptif yang negatif bisa memberikan dampak sistemik seperti sekarang
ini, sebaliknya, mental dan pola pikir positif pun harus bisa memberikan dampak serupa.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Aspek-aspek akuntabilitas adalah
sebuah hubungan, berorientasi pada hasil, membutuhkan adanya laporan, memerlukan
konsekuensi, dan memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol demokratis
(peran demokrasi), mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) dan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang
berbeda, yaitu akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan stakeholder.
Akuntabilitas dan integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi negara sebagai dua
aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang pelayan publik. Namun, integritas
memiliki keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat berpikir secara akuntabel.
Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun kepercayaan publik terhadap amanah yang
diembankan kepada setiap pegawai atau pejabat negara. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam

6
membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah kepemimpinan, transparansi, integritas,
tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi. Untuk
memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel maka mekanisme akuntabilitas
harus mengandung 3 dimensi, yaitu akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

Kompeten
Terdapat 9 misi pembangunan yang dikenal sebagai Nawacita Kedua, yaitu peningkatan
kualitas manusia Indonesia, struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing,
pembangunan yang merata dan berkeadilan, mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan,
kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa, penegakan sistem hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya, perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada setiap warga, pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, dan
sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Perilaku ASN terkait dengan kompeten adalah meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik. Terdapat delapan karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan, yaitu integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship. Pengertian kompetensi dalam konteks ASN adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan, dan kompetensi
menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN
sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja.
Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk
meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak akses
pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal,
diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement. Coaching dan mentoring selain
efesien karena dapat dilakukan secara masif, dengan melibatkan antara lain atasan peserta
pelatihan sebagai mentor sekaligus sebagai coach. Cara lain untuk membantu orang lain melalui
kegiatan aktif untuk akses dan transfer pengetahuan, dalam bentuk pengembangan jejaring ahli,

7
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari
refleksi pengalaman. ASN pembelajar dapat juga berpartisipasi untuk aktif dalam jaringan para
ahli sesuai dengan bidang kepakarannya dalam proses transfer pengetahuan keahlian. Jadi ASN
dapat aktif dalam jejaring pengetahuan tersebut untuk memutakhirkan pengetahuannya dan dapat
juga menyediakan dirinya sebagai ahli/sumber pengetahuan.

Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi
positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya
memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi.
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus
dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

Loyal
Bagi seorang ASN, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-
cita organisasi, dan lebih-lebih kepada NKRI. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain taat pada peraturan,
bekerja dengan integritas, tanggungjawab pada organisasi, kemauan untuk bekerja sama, rasa
memiliki yang tinggi, hubungan antarpribadi, kesukaan terhadap pekerjaan, keberanian
mengutarakan ketidaksetujuan, dan menjadi teladan bagi pegawai lain.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku :memegang teguh ideologi Pancasila, UUD tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara, serta
menjaga rahasia jabatan dan negara. Beberapa kata kunci yang berkaitan dengan hal ini, yakni
komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.
Setiap pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan yang kuat
sebagai wujud loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan mampu mengaktualisasikannya dalam
pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat
dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945. Setiap ASN harus

8
senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil,
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau
golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Kemampuan ASN dalam
memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam
wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari
organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.

Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi
merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan. Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu
lanskap, pembelajaran, dan kepemimpinan. Organisasi adaptif esensinya adalah organisasi yang
terus melakukan perubahan, mengikuti perubahan lingkungan strategisnya.
Terdapat 9 elemen budaya adaptif, yakni purpose, cultural values, vision, corporate values,
structure, problem solving, partnership working, dan rules. Untuk memastikan agar organisasi
terus mampu memiliki pengetahuan yang mutakhir, maka organisasi dituntut untuk melakukan
lima disiplin, yaitu pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir,
pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang
sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama, pegawainya memiliki mental
model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan, pegawainya perlu selalu
sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan visinya, pegawainya harus
selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental systems thinking.
Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain dapat
mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa kewirausahaan,
memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah, memperhatikan kepentingan-kepentingan
yang diperlukan antara instansi, masyarakat dan sebagainya, dan terkait dengan kinerja instansi.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi
merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan

9
organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka
budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja.

Kolaboratif
Terdapat 6 kriteria penting untuk kolaborasi, yakni forum yang diprakarsai oleh lembaga
publik, peserta dalam forum termaksud aktor nonstarter, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan, forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum bertujuan
untuk membuat keputusan dengan konsensus, dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau
manajemen. Beberapa aktivitas kolaborasi antarorganisasi, yaitu kerjasama informal, perjanjian
bantuan bersama, memberikan dan menerima pelatihan, perencanaan bersama, menyediakan dan
menerima peralatan, memberikan dan menerima bantuan teknis, memberikan pengelolaan hibah,
dan menerima pengelolaan hibah. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah
saat ini dapat dihilangkan. ASN diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut.

KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

SMART ASN
Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami,
mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan Smart ASN 13 informasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer,
literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. Terdapat 4 kompetensi literasi digital, yaitu
kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital
(digital safety). Transformasi digital di sektor pendidikan Indonesia telah dilakukan. Jika
sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0
belum berhasil membuat industri pendidikan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik,
akademi, hingga sekolah dasar dan menengah mencapai progress signifikan pada transformasi
digital pendidikan Indonesia, terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak luar
biasa dalam aspek ini.

10
Ada 2 hal penting saat berinteraksi di dunia digital. Pertama, penghargaan pada diri sendiri
akan menjaga kepentingan kita di dunia digital. Kita akan bijak mengekspos diri kita melalui pesan
yang kita buat dan bagikan. Kedua, penghargaan pada orang lain bisa kita lihat contoh penerapan
prinsip tersebut pada media sosial. Perkembangan media sosial yang awalnya untuk mempererat
hubungan antarpengguna, lalu mulai bergeser ketika ada ada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan ekonomi, politik, dan SARA. Sehingga ada baiknya kita memahami konten negatif
dan mewaspadainya.
Menjadi seorang warga digital yang Pancasilais harus memiliki sikap berpikir kritis,
meminimalisir unfollow, unfriend dan block untuk menghindari echo chamber dan filter bubble,
gotong-royong kolaborasi kampanye literasi digital. Hak digital adalah hak asasi manusia yang
menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan
media digital. Hak digital terdiri dari hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk
merasa aman.
Ada 5 indikator atau kompetensi yang perlu ditingkatkan dalam membangun area
kompetensi keamanan digital, yaitu pengamanan perangkat digital, pengamanan identitas digital,
mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital
bagi anak. Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk
melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Malware, singkatan dari malicious
software, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam,
bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik perangkat.
Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam
kehidupan sehari-hari. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi
dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Manajemen ASN

11
ASN mempunyai peran penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945. Manajemen ASN
adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
ASN juga memiliki tugas melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Hak PNS
dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan,
dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, pengembangan
kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh gaji dan tunjangan, cuti, perlindungan, dan
pengembangan kompetensi.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar ASN melaksanakan tugasnya
dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi, cermat, disiplin, melayani dengan sikap
hormat, sopan, dan tanpa tekanan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan, menjaga kerahasian
yang menyangkut kebijakan negara, menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien, menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya, memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan, tidak menyalahgunakan informasi
internal negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain, memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin ASN.

12

Anda mungkin juga menyukai