A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan langsung.
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :
Menerapkan sambungan
3.7.2
tumpul pada posisi vertical
sesuai job sheet. C3
4.7 Melakukan pengelasan 4.7.1 Merancang langkah
pelat dengan pelat pada kerja pengelasan pelat
sambungan tumpul posisi dengan pelat pada
vertikal dengan las busur sambungan tumpul posisi
manual (SMAW). vertikal dengan las busur
manual (SMAW)
berdasarkan urutan
kerja. P3
Melakukan pengelasan
4.7.2
pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi
vertikal dengan las busur
manual (SMAW) sesuai
dengan rancangan. P4
B. Tujuan Pembelajaran :
1 Melalui penggalian referensi, studi literatur, dan berdiskusi dengan
guru, peserta didik mampu menentukan peralatan yang digunakan
untuk mengelas pelat dengan pelat pada sambungan tumpul posisi
vertikal dengan las busur manual (SMAW) sesuai fungsi.
2 Peserta didik mampu menerapkan sambungan tumpul pada posisi
vertikal sesuai job sheet.
3 Setelah menggali referensi, studi literatur, dan berdiskusi dengan guru
dan peserta didik, peserta didik dapat merancang langkah kerja
pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul posisi vertical
dengan las busur manual (SMAW) berdasarkan urutan kerja.
4 Peserta didik mampu melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW)
sesuai dengan rancangan.
D. Sumber Belajar :
Mengelas plat posisi tegak/vertical dengan proses las busur manual
JIP.SM02.011.01 Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung 2018
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Pendahuluan Kegiatan Awal 10 menit
Dalam kegiatan pendahuluan,
guru :
1. Berdoa bersama
2. Presensi kehadiran
3. Menyampaikan lingkup dan
teknik penilaian yang akan
digunakan.
2 Kegiatan Inti Stimulan/guru memberi 70 menit
rangsangan :
4. Peserta didik diberi motivasi
atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian,
focus mengamati, dilandasi
rasa ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah.
5. Guru menyajikan
presentasi berupa slide
powerpoint terkait materi
Cacat Pengelasan. (Materi
Cacat Pengelasan)
6. Guru memberikan tayangan
presentasi tentang prosedur
pengelasan plat sambungan
tumpul posisi 3G dengan
Las Busur Manual.
7. Guru menayangkan video
aktifitas pengelasan materi
yang mudah dipahami,
dianalisis, serta memiliki
keterkaitan erat dengan
aktifitas pengelasan yang
akan dilakukan oleh peserta
didik.
Identifikasi masalah
8. Peserta didik
mengidentifikasi prosedur
pengelasan plat sambungan
tumpul posisi 3G dengan Las
Busur Manual
9. Peserta didik secara
berkelompok berdiskusi
menyampaikan gagasan
dan pemecahan masalah
dari identifikasi masalah
yang sudah ditemukan
terkait materi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
pada Pengelasan SMAW
Pengumpulan data melalui
eskperimen
10. Peserta didik berdiskusi,
menyusun rencana proyek
Prosedur Pengelasan Plat
Sambungan Tumpul Posisi
3G dengan Las SMAW
11. Peserta didik
mempresentasikan tentang
penentuan Prosedur
Pengelasan Plat Sambungan
Tumpul Posisi 3G SMAW
dengan menggunakan
bahasa dan caranya sendiri.
12. Peserta didik berdiskusi
bersama untuk menyusun
jadwal Prosedur Pengelasan
Plat Sambungan Tumpul
Posisi 3G SMAW
Verifikasi dan pembuktian
13.Peserta didik menarik
kesimpulan dari diskusi terkait
identifikasi masalah dan solusi
(sumber cetak maupun sumber
elektronik/internet) materi
Cacat Pengelasan (Materi Cacat
Pengelasan)
14. Peserta didik menarik
kesimpulan dari hasil diskusi
bersama dari materi
Pemeriksaan dan Pengujian
Hasil Pengelasan SMAW
(Materi Pemeriksaan dan
Pengujian Hasil Pengelasan
SMAW)
15. Guru bersama-sama peserta
didik membuat resume hasil
diskusi tentang Prosedur
Pengelasan Plat Sambungan
Tumpul Posisi 3G SMAW yang
nantinya akan menjadi
pedoman dan diuji pada
aktifitas pembelajaran
praktikum berbasis Jobsheet.
(Materi Prosedur Pengelasan
Plat Sambungan Tumpul
Posisi 3G dengan Las Busur
Manual)
Generalisasi / menarik
kesimpulan
16. Peserta didik membuat
simpulan Prosedur
Pengelasan Plat Sambungan
Tumpul Posisi 3G SMAW
3 Penutup Kegiatan penutup 10 menit
17. Kegiatan guru bersama
peserta didik yaitu:
a. Melakukan refleksi
kelompok yang sudah
dilaksanakan
b. Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
2. Bahan:
a) Modul
b) WPS/LKPD
3. Media:
a) Slide power point (terlampir)
b) Video terkait materi belajar
https://www.youtube.com/watch?v=X8KJUKQQyyA
G. Materi
Teknik pengelasan sambungan tumpul posisi vertikal pada las busur
manual (SMAW)
1. Cacat Pengelasan
2. Pemeriksaan dan Pengujian Hasil Pengelasan
3. Prosedur Pengelasan Pelat Posisi 3G Sambungan Tumpul 3G/PF
Vertikal Up
H. Penilaian Pembelajaran :
1. Teknik Penilaian
Penilaian dengan Tes tertulis
2. Kisi – kisi, Instrument penilaian dan Rubik penilaian
1. JUDUL UNIT 1
…………………………………………………………………………… 2
2. DAFTAR ISI 3
……………………………………………………………………………… 3
3. KOMPETENSI INTI 4
…………………………………………………………………… 5
4. KOMPETENSI DASAR 5
………………………………………………………………… 6
A. Latar Belakang 8-13
……………………………………………………………………… 14
B. Tujuan 15-
………………………………………………………………………………... 16
C. Ruang Lingkup 17
……………………………………………………………………..
D. Penjelasan Mengelas Pelat Posisi Tegak/Vertical
…………………………..
E. Cacat Pengelasan
…………………………………………………………………..
F. Pengujian Tidak Merusak
………………………………………………………..
G. Pengertian WPS
……………………………………………………………………..
H. Daftar Pustaka
………………………………………………………………………
Kompetensi inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menerapkan sambungan
3.7.2
tumpul pada posisi vertical
sesuai job sheet. C3
4.7 Melakukan pengelasan pelat 4.7.1 Merancang langkah
dengan pelat pada kerja pengelasan pelat
sambungan tumpul posisi dengan pelat pada
vertikal dengan las busur sambungan tumpul posisi
manual (SMAW). vertikal dengan las busur
manual (SMAW)
berdasarkan urutan
kerja. P3
Melakukan pengelasan
4.7.2
pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi
vertikal dengan las busur
manual (SMAW) sesuai
dengan rancangan. P4
B. Tujuan
Modul “Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan Proses Las SMAW” ini
bertujuan agar peserta mampu untuk melakukan pengelasan sesuai dengan
SOP. Dimana Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan Proses Las SMAW
dalam Modul ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
menerapkannya dalam proses pengelasan, disamping itu juga bertujuan agar
peserta mampu melakukan
pemeriksaan hasil pengelasan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul “Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan
Proses Las SMAW” ini terdiri dari: Membuat perencanaan/persiapan
sambungan las , Menerapkan teknik-teknik pengontrolan distorsi pada
pengelasan, Identifikasi posisi pengelasan, Melaksanakan pengelasan
sambungan sudut (fillet) dan tumpul (butt) pada pelat posisi vertikal (3F, 3G),
Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara visual dan
melaporkan hasil pengelasan
b. Keterampilan
Pengelasan Vertikal
1) Pengelasan Vertikal Rigi Las Lurus
(a) Persiapan
Sebagai langkah persiapan, perhatikan hal-hal berikut ini : (1) Pasanglah
lurus vertikal logam dasar dengan penahan /
penyangga.
2) Atur posisi logam dasar kira-kira 50 mm lebih rendah dari arah pandang
lurus.
3) Bersihkan permukaan logam dasar dengan sikat kawat.
Penyangga
Sikat kawat
Gambar 3.1 Persiapan permukaan las pada pengelasan vertikal rigi las lurus
Elektoda
Tangkai
pemegangg
Kabel
Gambar 3.2. Posisi pengelasan saat pengelasan vertical
d. Penyalaan busur
(1) Aturlah arus las sekitar 100-120 A.
(2) Sudut elektroda terhadap logam dasar harus 90o.
(3) Nyalakan busur kira-kira 10-20 mm didepan titik awal dan putar balik
melalui titik awal itu
Logam
Arah pengelasan dasar
Elektrod
a
Elektroda
E. CACAT PENGELASAN
Cacat las/welding defect itu bisa terjadi pada bagian luar yang bisa dilihat
mata/visual dan juga ada cacat las dalam/internal defect atau yang terjadi
di dalam hasil las.
Bagus atau tidaknya kualitas sambungan las itu tergantung dari ada atau
tidaknya cacat las pada material. Khusus untuk cacat las dalam hanya bisa
dideteksi menggunakan alat seperti x-Ray dan ultrasonic flaw detector
testing.
1. Uji visual
Visual test (VT) merupakan teknik pemeriksaan yang paling banyak
digunakan, seringkali penglihatan (mata)seorang inspektor
merupakan satu-satunya peralatan yang dipakai untuk pemeriksaan.
VT hampir dapat diaplikasikan pada semua jenis material pada
semua tahapan manufaktur pada semua usia pakai suatu komponen
atau struktur. Agar pengujian VT berhasil disyaratkan pencahayaan
yang memadai dan penglihatan inspektor yang baik. Jika akases
terhadap daerah tertentu dari benda yang diuji terbatas dapat
digunakan alat bantu seperti borescope, fiberscope, videoscope dan
CCTV untuk melakukan VT jarak jauh
G. Pengertian WPS
WPS adalah sebuah dokumen yang menjelaskan metode dan
variabel pengelasan yang diperlukan untuk menghasilkan sambungan las.
WPS mengarahkan tukang las bagaimana mengelas sambungan secara
khusus yang mencakup persyaratan seperti persiapan kampuh, proses
las, perlakuan panas, jenis dan diameter elektroda, tegangan dan arus
pengelasan, serta kecepatan pengelasan. Dokumen ini dianjurkan untuk
semua operasi pengelasan yang didalamnya banyak sekali kode dan
standar penggunaan. Sedangkan informasi yang terkandung didalamnya
cukup detail sehingga membutuhkan orang yang kompeten untuk mampu
mengaplikasikan informasi sehingga menghasilkan hasil las yang diterima
kualitasnya.
Tujuan utama dari penggunaan WPS adalah untuk membuat operasi
pengelasan dapat diproduksi berulang-ulang dengan kualitas hasil las yang
konsisten
Aplikasi WPS
Di dalam sebuah proses di mana hasil kinerja proses tersebut tidak dapat
diinterupsi saat proses berlangsung dan hanya bisa diketahui
kesesuaiannya dengan standard mutu yang diharapkan pada hasil akhir,
maka prosesnya harus DIVALIDASI.
Validasi dibutuhkan untuk memperlihatkan/membuktikan/meyakinkan
bahwa proses tersebut efektif dalam mencapai hasil yang diharapkan oleh
standard umum yang disepakati atau standard khusus yang diinginkan.
Proses yang akan divalidasi tersebut dituangkan dalam sebuah WPS yang
didesain dan mengandung parameter-parameter yang ditetapkan dan harus
diikuti oleh welder/operator saat proses aktivitas pengelasan.
Ketetapan parameter-parameter yang dinyatakan dalam WPS tersebut
diujicobakan di atas sampel, kemudian dilakukan verifikasi, inspeksi dan
uji kepada hasil pengelasan yang menggunakan batasan-batasan dan
parameter WPS. Inspeksi- inspeksi adalah visual, NDT/NDE,
Radiography, inspeksi jumlah Ferro, dll. Uji yang dilakukan adalah uji
mekanikal antara lain; uji tarik, uji impak, dan uji komposisi kimia, uji
kekerasan, dll. Hasil uji ini lah yang dimaksud dengan WPQR
(Welding ProcedureQualification Record) atau WPAR (Welding Procedure
Approval Record) yang membuktikan bahwa WPS tersebut VALID dan
efektif untuk mencapai hasil mutu/standard yang diinginkan. WPS/PQR
keduanya adalah dokumen yang tak dapat dipisahkan sebagai bukti
VALIDASI sebuah proses pengelasan yang telah didesain dan ditetapkan
Gambar WPS
DAFTAR PUSTAKA
1. ASME Section IX Qualification Standard for Welding and Brazing
Procedures, Welders, Brazers, and Welding and Brazing Operators,
Edition 1995.
2. Sri Widharto, Welding Inspection, Mitra Wacana Media, Jakarta:2013
FORMAT LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
(F-LKPD)
JUDUL :
Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) Sambungan Tumpul 3G/PF
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR
3.7 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertical dengan las busur manual (SMAW)
4.7 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW).
2. Bahan:
Job sheet / WPS
Mild Steel
Elektroda
JOINT (QW-402)
Joint design : Groove
Backing : N/A
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Siapkan empat buah pelat ukuran 200 x 300 x 10 mm.
2. Buat kampuh miring sebesar 30° pada salah satu sisi yang berukuran
300 mm.
3. Pertemukan dua buah pelat yang bersisi miring sehingga membentuk
kampuh V.
4. Ikat dengan tack weld pada bagian belakang pelat.
5. Perlakukan dengan sama pada dua buah pelat yang lain.
6. Setelah dua buah pasang pelat selesai di-tack weld, maka salah satu
pasang pelat ditekuk ke bawah sebesar ± 3°. Penekukan dapat
dilakukan dengan cara melakukan pemukulan dengan menggunakan
palu, atau sepasang pelat tersebut dipukulkan pada landasan paron.
7. Selanjutnya, lakukan pengelasan pada kedua kampuh V tersebut!
8. Amati dan tuliskan perbedaan bentuk pelat setelah pengelasan antara
pengelasan kampuh V yang pelatnya ditekuk sebesar ± 3° dengan
kampuh V yang pelatnya tanpa ditekuk!
9. Berdasarkan pengamatan tersebut, buatlah kesimpulan mengenai
pengaruh pemberian tekukan ± 3° pada benda kerja terhadap distorsi
yang terjadi.
F. PENGAMATAN
Buatlah data hasil pengamatan dengan mengisi table berikut:
NO Bentuk Kampuh Sudut distorsi pelat setelah pengelasan
1 Kampuh V dengan tekukan ± 3°
2 Kampuh V tanpa tekukan
G. ANALISIS
Berdasarkan data table pengamatan, buatlah analisis pengaruh pemberian
sudut ± 3° tekukan terhadap distorsi yang terjadi pada pengellasan busur
manual.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan tersebut, buatlah kesimpulan mengenai
pengaruh pemberian tekukan ± 3° pada benda kerja terhadap distorsi yang
terjadi.
1. RUBIK PENILAIAN DAN KISI-KISI
Kompetensi Dasar:
3.7. Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW)
Indikator (IPK):
3.7.2 Menerapkan sambungan tumpul pada posisi vertikal sesuai job sheet
Materi:
(SMAW)
1. Cacat Pengelasan
Indikator Soal:
1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang cacat Overlap dan Distorsi
berikut penyebab dan cara mengatasi/menghindari-nya.
2. Peserta didik dapat menerangkan tentang proses pengujian pengelasan.
3. Peserta didik dapat membuat peta konsep Prosedur Pengelasan Pelat
Posisi 3G Sambungan Tumpul Vertikal Up
Bentuk Tes:
Butir Soal:
1. Cacat dalam pengelasan merupakan hal yang sangat mengganggu dan
mengurangi kualitas pengelasan. Berikan pendapat terkait cacat
pengelasan, penyebab, dan cara mengatasi/menghindarinya!
2. Pemeriksaan dan Pengujian hasil pengelasan merupakan bagian
tak terpisahkan dari proses pengelasan itu sendiri. Mengapa
Pemeriksaan dan Pengujian Hasil Pengelasan penting untuk dilakukan?
3. Aktifitas pembelajaran pengelasan senantiasa mengedepankan
penerapan prosedur baku dan tetap. Menurut pendapat peserta didik,
bagaimana sekiranya jika prosedur yang sudah ditetapkan tidak
dijadikan sebagai panduan dalam pengelasan?
Overlap, yaitu kelebihan logam las pada bagian tepi yang menempel logam
dasar dan tidak terjadi perpaduan antara logam las. Hal ini dapat terjadi
karena arus yang terlalu rendah, sudut atau ayunan/gerakan elektroda yang
salah.
Distorsi yaitu cacat las akibat terjadinya kontraksi logam las ketika
pengelasan berlangsung sehingga menarik atau mendorong material atau
logam sehingga terjadi perubahan bentuk pada logam yang dilas
2. Pengujian terbagi dalam dua proses, yaitu proses destruktif (Destructive
Test/DT) dan proses non-destruktif (Non Destructive Test/NDT). Pengujian
destruktif meliputi: Pengujian kimia, Pengujian mekanik, dan Pengujian
struktural. Pengujian non-destruktif meliputi: Pemeriksaan radiografik (RT),
Pemeriksaan untrasonik (UT), Pemeriksaan magnetik (MT), dan penggunaan
Cairan penetrant (PT).
3. Prosedur pengelasan merupakan hasil pengujian dan aktifitas yang
berlangsung terus-menerus selama bertahun-tahun. Kegiatan ini melibatkan
Juru Las terbaik dan menghasilkan pendekatan paling tepat dalam aktifitas
Pengelasan Pelat Sambungan Tumpul Posisi 3G/PF. Prosedur yang dihasilkan
juga sudah menjadi kesepakatan antara lembaga-lembaga pengelasan di
seluruh dunia seperti, ISO, AWS, JIS, DIN, dan lain sebagainya, sehingga
ketika ada tahapan kerja yang tidak sesuai dengan standar/prosedur, akan
menghasilkan pengelasan yang kurang sempurna. Misalnya: dalam
pembentukan bevel/kampuh V dengan standar root face 1-3 mm, diubah
dengan root face kurang dari 1 mm atau diatas 3 mm, maka hasil
penembusan (root pass)nya akan gagal (sobek karena terlalu tipis, atau
penembusannya akarnya kurang sempurna.
3. Rubik Penilaian
Butir
Rubik Skor
Soal
Peserta didik dapat menyebutkan
20
jawaban dengan benar dan lengkap
Peserta didik dapat menyebutkan
jawaban dengan benar, tetapi kurang 15
lengkap.
Peserta didik dapat menyebutkan
1-4 jawaban kurang benar dan kurang 10
lengkap
ASPEK PENILAIAN
NO NAMA NILAI
A B C D
1 Alen Yoga
2 Alhafis Khoirul
3 Ahmad Dzatul K
4 Alfito Nugroho
5 Dian Faiq Y
6 Feri Novianto
7 M Zulfansyah
8 Hendra Ristiono
9 Hendri Pujiono
10 Nadif Khoirul A
11 Rehan
12 Riko