Anda di halaman 1dari 39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW)


Sambungan Tumpul 3G/PF
Komp. Keahlian : Teknik Pengelasan
Kelas/Semester : XII / Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Pertemuan ke : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 2 JP ( 2x 45 menit )

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan langsung.
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.7 Menerapkan teknik 3.7.1 Menentukan peralatan
pengelasan pelat dengan yang digunakan untuk
pelat pada sambungan mengelas pelat dengan
pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal
Tumpul posisi vertical
dengan las busur manual dengan las busur manual
(SMAW) (SMAW) sesuai fungsi. C2

Menerapkan sambungan
3.7.2
tumpul pada posisi vertical
sesuai job sheet. C3
4.7 Melakukan pengelasan 4.7.1 Merancang langkah
pelat dengan pelat pada kerja pengelasan pelat
sambungan tumpul posisi dengan pelat pada
vertikal dengan las busur sambungan tumpul posisi
manual (SMAW). vertikal dengan las busur
manual (SMAW)
berdasarkan urutan
kerja. P3
Melakukan pengelasan
4.7.2
pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi
vertikal dengan las busur
manual (SMAW) sesuai
dengan rancangan. P4
B. Tujuan Pembelajaran :
1 Melalui penggalian referensi, studi literatur, dan berdiskusi dengan
guru, peserta didik mampu menentukan peralatan yang digunakan
untuk mengelas pelat dengan pelat pada sambungan tumpul posisi
vertikal dengan las busur manual (SMAW) sesuai fungsi.
2 Peserta didik mampu menerapkan sambungan tumpul pada posisi
vertikal sesuai job sheet.
3 Setelah menggali referensi, studi literatur, dan berdiskusi dengan guru
dan peserta didik, peserta didik dapat merancang langkah kerja
pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul posisi vertical
dengan las busur manual (SMAW) berdasarkan urutan kerja.
4 Peserta didik mampu melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW)
sesuai dengan rancangan.

C. Model / Metode dan Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Projek Based Learning
3. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi dan penugasan

D. Sumber Belajar :
Mengelas plat posisi tegak/vertical dengan proses las busur manual
JIP.SM02.011.01 Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung 2018
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Pendahuluan Kegiatan Awal 10 menit
Dalam kegiatan pendahuluan,
guru :
1. Berdoa bersama
2. Presensi kehadiran
3. Menyampaikan lingkup dan
teknik penilaian yang akan
digunakan.
2 Kegiatan Inti Stimulan/guru memberi 70 menit
rangsangan :
4. Peserta didik diberi motivasi
atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian,
focus mengamati, dilandasi
rasa ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah.
5. Guru menyajikan
presentasi berupa slide
powerpoint terkait materi
Cacat Pengelasan. (Materi
Cacat Pengelasan)
6. Guru memberikan tayangan
presentasi tentang prosedur
pengelasan plat sambungan
tumpul posisi 3G dengan
Las Busur Manual.
7. Guru menayangkan video
aktifitas pengelasan materi
yang mudah dipahami,
dianalisis, serta memiliki
keterkaitan erat dengan
aktifitas pengelasan yang
akan dilakukan oleh peserta
didik.

Identifikasi masalah
8. Peserta didik
mengidentifikasi prosedur
pengelasan plat sambungan
tumpul posisi 3G dengan Las
Busur Manual
9. Peserta didik secara
berkelompok berdiskusi
menyampaikan gagasan
dan pemecahan masalah
dari identifikasi masalah
yang sudah ditemukan
terkait materi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
pada Pengelasan SMAW
Pengumpulan data melalui
eskperimen
10. Peserta didik berdiskusi,
menyusun rencana proyek
Prosedur Pengelasan Plat
Sambungan Tumpul Posisi
3G dengan Las SMAW
11. Peserta didik
mempresentasikan tentang
penentuan Prosedur
Pengelasan Plat Sambungan
Tumpul Posisi 3G SMAW
dengan menggunakan
bahasa dan caranya sendiri.
12. Peserta didik berdiskusi
bersama untuk menyusun
jadwal Prosedur Pengelasan
Plat Sambungan Tumpul
Posisi 3G SMAW
Verifikasi dan pembuktian
13.Peserta didik menarik
kesimpulan dari diskusi terkait
identifikasi masalah dan solusi
(sumber cetak maupun sumber
elektronik/internet) materi
Cacat Pengelasan (Materi Cacat
Pengelasan)
14. Peserta didik menarik
kesimpulan dari hasil diskusi
bersama dari materi
Pemeriksaan dan Pengujian
Hasil Pengelasan SMAW
(Materi Pemeriksaan dan
Pengujian Hasil Pengelasan
SMAW)
15. Guru bersama-sama peserta
didik membuat resume hasil
diskusi tentang Prosedur
Pengelasan Plat Sambungan
Tumpul Posisi 3G SMAW yang
nantinya akan menjadi
pedoman dan diuji pada
aktifitas pembelajaran
praktikum berbasis Jobsheet.
(Materi Prosedur Pengelasan
Plat Sambungan Tumpul
Posisi 3G dengan Las Busur
Manual)
Generalisasi / menarik
kesimpulan
16. Peserta didik membuat
simpulan Prosedur
Pengelasan Plat Sambungan
Tumpul Posisi 3G SMAW
3 Penutup Kegiatan penutup 10 menit
17. Kegiatan guru bersama
peserta didik yaitu:
a. Melakukan refleksi
kelompok yang sudah
dilaksanakan
b. Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran

18. Kegiatan guru yaitu :


a. Melakukan penilaian
b. Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran
remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik
tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
c. Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
Total Waktu 90 Menit

F. Alat/Bahan dan Media Pembelajaran


1. Alat:
a) Laptop, LCD
c) Peralatan Mesin Las SMAW

2. Bahan:
a) Modul
b) WPS/LKPD
3. Media:
a) Slide power point (terlampir)
b) Video terkait materi belajar
https://www.youtube.com/watch?v=X8KJUKQQyyA

G. Materi
Teknik pengelasan sambungan tumpul posisi vertikal pada las busur
manual (SMAW)
1. Cacat Pengelasan
2. Pemeriksaan dan Pengujian Hasil Pengelasan
3. Prosedur Pengelasan Pelat Posisi 3G Sambungan Tumpul 3G/PF
Vertikal Up
H. Penilaian Pembelajaran :
1. Teknik Penilaian
Penilaian dengan Tes tertulis
2. Kisi – kisi, Instrument penilaian dan Rubik penilaian

Mengetahu, Bali, Januari 2023


Kepala Sekolah Guru Mapel
Mahasiswa PPG

Lutfi Kamal, M.Pdi Galih Darminto, ST


BAHAN AJAR

Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW)


Sambungan Tumpul 3G/PF
DAFTAR ISI

1. JUDUL UNIT 1
…………………………………………………………………………… 2
2. DAFTAR ISI 3
……………………………………………………………………………… 3
3. KOMPETENSI INTI 4
…………………………………………………………………… 5
4. KOMPETENSI DASAR 5
………………………………………………………………… 6
A. Latar Belakang 8-13
……………………………………………………………………… 14
B. Tujuan 15-
………………………………………………………………………………... 16
C. Ruang Lingkup 17
……………………………………………………………………..
D. Penjelasan Mengelas Pelat Posisi Tegak/Vertical
…………………………..
E. Cacat Pengelasan
…………………………………………………………………..
F. Pengujian Tidak Merusak
………………………………………………………..
G. Pengertian WPS
……………………………………………………………………..
H. Daftar Pustaka
………………………………………………………………………
Kompetensi inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.7 Menerapkan teknik 3.7.1 Menentukan peralatan
pengelasan pelat dengan yang digunakan untuk
pelat pada sambungan mengelas pelat dengan
pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal
Tumpul posisi vertical
dengan las busur manual dengan las busur manual
(SMAW) (SMAW) sesuai fungsi. C2

Menerapkan sambungan
3.7.2
tumpul pada posisi vertical
sesuai job sheet. C3
4.7 Melakukan pengelasan pelat 4.7.1 Merancang langkah
dengan pelat pada kerja pengelasan pelat
sambungan tumpul posisi dengan pelat pada
vertikal dengan las busur sambungan tumpul posisi
manual (SMAW). vertikal dengan las busur
manual (SMAW)
berdasarkan urutan
kerja. P3
Melakukan pengelasan
4.7.2
pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi
vertikal dengan las busur
manual (SMAW) sesuai
dengan rancangan. P4

URAIAN SINGKAT MATERI


A. Latar Belakang
Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan Proses Las SMAW merupakan
salah satu dari beberapa proses pengelasan dan posisi pengelasan
dimana pengelasan posisi ini merupakan posisi pengelasan yang umum
disebut posisi vertikal dari sambungan sudut 3 F ( fillet joint ) dan sambungan
tumpul 3 G (Butt joint ) dilakukan untuk membentuk suatu konstruksi
dan merupakan posisi pengelasan yang dapat dilakukan dari bawah menuju
atas ( Vertikal –Up ) dan dari posisi atas menuju bawah (Vertikal – Down ).
Pengelasan dengan proses las SMAW atau disebut dengan pengelasan
busur listrik merupakan proses pengelasan yang menggunakan busur
listrik yang mengalir sebagai pemanas dalam kawat las ( Electrode ) yang
dilindungi oleh Fluk atau terak ( Fluxs ). Elektrode yang digunakan dilapisi
oleh fluk.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan, ketrampilan
dan sikap kerja dimana berisi Informasi tentang :
a. Membuat perencanaan/ persiapan sambungan las
b. Menerapkan teknik-teknik pengontrolan distorsi pada pengelasan
c. Melaksanakan pengelasan sambungan sudut (fillet) dan tumpul (butt)
pada pelat posisi tegak
d. Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara visual
dan melaporkan hasil pengelasan
Dengan disusunnya Modul ”Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan
Proses Las SMAW” ini diharapkan akan dapat membantu Pelatih
dalam menjelaskan dan menerapkan pengelasan sesuai dengan
kompetensi yang dikehendaki.

B. Tujuan
Modul “Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan Proses Las SMAW” ini
bertujuan agar peserta mampu untuk melakukan pengelasan sesuai dengan
SOP. Dimana Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan Proses Las SMAW
dalam Modul ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
menerapkannya dalam proses pengelasan, disamping itu juga bertujuan agar
peserta mampu melakukan
pemeriksaan hasil pengelasan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul “Mengelas Pelat Posisi vertikal (3F, 3G) dengan
Proses Las SMAW” ini terdiri dari: Membuat perencanaan/persiapan
sambungan las , Menerapkan teknik-teknik pengontrolan distorsi pada
pengelasan, Identifikasi posisi pengelasan, Melaksanakan pengelasan
sambungan sudut (fillet) dan tumpul (butt) pada pelat posisi vertikal (3F, 3G),
Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara visual dan
melaporkan hasil pengelasan

D. Penjelasan Mengelas Pelat Posisi Tegak/Vertical Dengan Proses Las


Busur Manual
a. Membuat perencanaan/ persiapan sambungan las
Pengetahuan
1) Disain Sambungan Las
Disaat pembuatan produk-produk pengelasan, penting untuk
merencanakan material pengelasan dan sambungan-sambungan las
secara hati-hati agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan,
menampilkan fungsi-fungsi disain, dan tersedia dengan harga yang
pantas. Disaat merancang sebuah sambungan las, tentukan rencana-
rencana tersebut didalam format gambar.
Retak-retak pada struktur las disebabkan karena material, prosedur
pengelasan dan disain yang kurang baik, dsb. Dari penyebab-penyebab
tersebut, disain yang kurang baik menyebabkan hampir 50% keretakan.
Disain yang kurang baik yang menyebabkan retak dapat disebabkan
perhitungan kekuatan yang salah (perhitungan penentuan muatan dan
tegangan), disain struktur yang tidak tepat (jenis sambungan yang tidak
tepat, garis bentuk yang terputus, dan material yang tidak tepat), dsb.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam disain dan
yang harus diperhatikan ketika merancang sambungan.

b. Keterampilan
Pengelasan Vertikal
1) Pengelasan Vertikal Rigi Las Lurus
(a) Persiapan
Sebagai langkah persiapan, perhatikan hal-hal berikut ini : (1) Pasanglah
lurus vertikal logam dasar dengan penahan /
penyangga.
2) Atur posisi logam dasar kira-kira 50 mm lebih rendah dari arah pandang
lurus.
3) Bersihkan permukaan logam dasar dengan sikat kawat.

Penyangga

Sikat kawat

Gambar 3.1 Persiapan permukaan las pada pengelasan vertikal rigi las lurus

c. Posisi badan saat pengelasan


(1) Masukkan elektroda kedalam pengait pada tangkai pemegang
(2) Letakkan kabel dipundak
(3) Posisi anda berdiri harus kaki melebar supaya tubuh anda stabil

Elektoda

Tangkai
pemegangg

Kabel
Gambar 3.2. Posisi pengelasan saat pengelasan vertical

d. Penyalaan busur
(1) Aturlah arus las sekitar 100-120 A.
(2) Sudut elektroda terhadap logam dasar harus 90o.
(3) Nyalakan busur kira-kira 10-20 mm didepan titik awal dan putar balik
melalui titik awal itu

Logam
Arah pengelasan dasar

Elektrod
a

Elektroda

Gambar 3.3 Penyalaan busur

e. Pengelasan rigi - rigi


1) Kemiringan elektroda terhadap arah pengelasan harus 70-80º.
2) Laskan lurus sepanjang jalur las sambil melihat titik lumer logam dasar.
3) Panjangnya busur harus tetap.
4) Jaga agar posisi busur selalu didepan terak.

E. CACAT PENGELASAN
Cacat las/welding defect itu bisa terjadi pada bagian luar yang bisa dilihat
mata/visual dan juga ada cacat las dalam/internal defect atau yang terjadi
di dalam hasil las.
Bagus atau tidaknya kualitas sambungan las itu tergantung dari ada atau
tidaknya cacat las pada material. Khusus untuk cacat las dalam hanya bisa
dideteksi menggunakan alat seperti x-Ray dan ultrasonic flaw detector
testing.

1. Cacat Las Slag Inclusion (SI)


Pengertian slag adalah terak, cacat las ini kemungkinan besar terjadi
pada jenis proses pengelasan yang memiliki terak seperti SMAW dan
FCAW.
Seharusnya slag itu melindungi hasil pengelasan dari udara dan ketika
dia tertinggal didalam/terjebak maka itu menjadikan cacat las slag
inclusion.
Pada Proses GMAW juga ada teraknya, namanya silica. Silica ini bisa
menjadi penyebab terjadinya slag inclusion.
Jika terjadi di area surface luar maka ini bisa dengan mudah untuk di
perbaiki, tetapi jika terjadi didalam maka ini merupakan cacat las yang
tidak dapat ditolerir.

Gambar 6 untuk cacat las slag inclusion

2. Cacat Las Undercut (UC)


Cacat undercut sering sekali terjadi di semua proses las listrik.
Terutama pada welder/juru las junior. Penyebabnya cacat undercut
adalah penggunaan ampere yang sangat tinggi dibarengi dengan gerakan
travel speed pengelasan yang sangat cepat dan tidak memberi
kesempatan filler metal mengisi lajur las dengan sempurna.
Akibatnya pinggir jalur las base material tergerus berbentuk coakan.
Nah, jika coakan ini berbentuk tajam dan tergerus dalam, maka tidak
ada toleransi kecuali di repair. Tapi kalau tidak dalam dan tajam maka
itu masih dalam batas toleransi.

Gambar 7 cacat las Undercut

3. CACAT LAS SPATTER


Spatter disebut juga dengan percikan las/logam panas yang menempel
pada base material. Jika terlalu banyak maka daerah bekas spatter akan
mengalami crack.
Solusinya adalah menyesuaikan setting mesin yaitu antara ampere dan
travel speed pengelasan. Untuk las SMAW kesalahan pemilihan polaritas
mesin juga bisa menjadi penyebab banyaknya spatter.

Gambar 8 cact las spatter


4. CACAT LAS ARC STRIKE (AS)
Cacat las arc strike adalah ketika seorang juru las tanpa sengaja
menyentuh stang elektroda ke base metal sehingga terjadi goresan lasan.
Cacat ini nampak sepele tapi efeknya bisa membuat material yang dilas
atau yang terkena arc strike menjadi retak dalam.

Gambar 9 cacat las Arc Strike ( AS )

5. Cacat Las Underfill (UF)


Underfill merupakan jenis cacat pengelasan karena kurangnya pengisian
logam las pada jalur lasan. Penyebab dari underfill terjadi karena
ampere terlalu rendah dibarengi dengan travel speed terlalu tinggi dan
wide bead tidak sesuai sehingga jalur lasan belum cukup terisi.
Gambar 10 cacat las undrfil

6. Cacat las Incomplete Fusion


Lack of Fusion (lof) dan Incomplete Fusion (if)
Kedua cacat las ini memiliki penyebab yang sama yaitu penggunaan
ampere yang rendah yang mengakibatkan logam pengisi tidak fusi
secara sempurna terhadap base material.

Gambar 11 Cacat las Incomplete Fusion

7. Cacat Las Porosity (P)


Bentuk dari cacat las porosity adalah lubang-lubang kecil pada deposit
hasil lasan di base material yang menyerupai kropos atau sarang semut.
Penyebab utama cacat las porosity pada las SMAW berbeda dengan Las
argon/CO. Berikut penjelasannya SMAW
Banyak faktor yang menyebabkan porosity di SMAW, diantaranya adalah
1. Banyaknya kadar air didalam elektroda atau elektroda lembab.
2. Rusak/hilangnya sebagian lapisan flux karena buruknya
penyimpanan elektroda.
3. Penggunaan ampere yang sangat rendah.
4. Arc length yang terlalu jauh saat pengelasan.

Gambar 12 cacat las porosity

8. Cacat Las Crack (C)


Terjadinya retak pada daerah lasan atau pada daerah HAZ. Umumnya
dikarenakan oleh pendinginan cepat setelah dilas. Pada baja karbon,
kelebihan unsur karbon juga bisa menjadi penyebab
Gambar 13 cacat las crack

9. Cacat Las Overlap (OL)


Cacat las overlap dikenal juga dengan nama cold lap adalah kondisi
ketika didalam pengelasan logam pengisi (filler atau elektroda) tidak
melebur sempurna pada logam dasar.

Gambar 14 cacat las overlap

F. Pengujian Tidak Merusak


Pengujian non-destruktif/Non Destruktive Test (NDT) adalah teknik analisa
material tanpa merusak material tersebut untuk menentukan performa dari
bahan, komponen atau struktur. Karena memungkinkan pemeriksaan
tanpa ada gangguan pada produk bahan (tanpa merusak specimen), maka
NDT memberikan keseimbangan yang sangat baik antara kontrol kualitas
dan efektivitas biaya.
Tujuan utama dari NDT adalah untuk memeriksa, memprediksi atau
menilai performa dan umur dari komponen atau sistem pada berbagai
tahap manufaktur dan siklus kerja suatu alat. Salah satu tujuan NDT ialah
dapat digunakan untuk kontrol kualitas fasilitas dan produk (life cycle
assesement) untuk mengevaluasi sisa masa pengoperasian komponen hasil
pengelasan.
Metode NDT yang sebagian besar digunakan dalam pengujian rutin untuk
industri pengelasan adalah: Inspeksi Visual, Pengujian Dengan Cairan
Penentrant, Pengujian Dengan Partikel Magnet, Pengujian Dengan
Metode Eddy Current / Elektromagnetik, Pengujian Radiography dan
Pengujian Ultrasonic

1. Uji visual
Visual test (VT) merupakan teknik pemeriksaan yang paling banyak
digunakan, seringkali penglihatan (mata)seorang inspektor
merupakan satu-satunya peralatan yang dipakai untuk pemeriksaan.
VT hampir dapat diaplikasikan pada semua jenis material pada
semua tahapan manufaktur pada semua usia pakai suatu komponen
atau struktur. Agar pengujian VT berhasil disyaratkan pencahayaan
yang memadai dan penglihatan inspektor yang baik. Jika akases
terhadap daerah tertentu dari benda yang diuji terbatas dapat
digunakan alat bantu seperti borescope, fiberscope, videoscope dan
CCTV untuk melakukan VT jarak jauh

2. Prosedur uji visual.


Pengujian harus dilakukan di bawah cahaya tampak dengan
intensitas cahaya minimum 1000 Lux (100 fc) pada permukaan yang
sedang diuji. Untuk memperoleh pencahayaan yang diperlukan
selama pengujian dapat digunakan lampu senter, lampu portabel,
lampu-lampu berintensitas tinggi, atau memindahkan benda kerja ke
daerah yang lebih terang jika memungkinkan.
Permukaan las yang diuji dan daerah disekitarnya selebar 25 mm
harus
dibersihkan. Wire brushing dapat dilakukan untuk membersihkan
permukaan. Penguji harus memiliki akses untuk melakukan
pemeriksaan. Untuk melakukan pemeriksaan langsung, harus ada
akses untuk melihat pada jarak 600 mm dari permukaan yang diuji
dan pada sudut tidak kurang dari sekitar 30o. Cermin dapat
digunakan untuk meningkatkan sudut penglihatan, dan kaca
pembesar dapat digunakan untuk membantu pemeriksaan.

G. Pengertian WPS
WPS adalah sebuah dokumen yang menjelaskan metode dan
variabel pengelasan yang diperlukan untuk menghasilkan sambungan las.
WPS mengarahkan tukang las bagaimana mengelas sambungan secara
khusus yang mencakup persyaratan seperti persiapan kampuh, proses
las, perlakuan panas, jenis dan diameter elektroda, tegangan dan arus
pengelasan, serta kecepatan pengelasan. Dokumen ini dianjurkan untuk
semua operasi pengelasan yang didalamnya banyak sekali kode dan
standar penggunaan. Sedangkan informasi yang terkandung didalamnya
cukup detail sehingga membutuhkan orang yang kompeten untuk mampu
mengaplikasikan informasi sehingga menghasilkan hasil las yang diterima
kualitasnya.
Tujuan utama dari penggunaan WPS adalah untuk membuat operasi
pengelasan dapat diproduksi berulang-ulang dengan kualitas hasil las yang
konsisten

Aplikasi WPS
Di dalam sebuah proses di mana hasil kinerja proses tersebut tidak dapat
diinterupsi saat proses berlangsung dan hanya bisa diketahui
kesesuaiannya dengan standard mutu yang diharapkan pada hasil akhir,
maka prosesnya harus DIVALIDASI.
Validasi dibutuhkan untuk memperlihatkan/membuktikan/meyakinkan
bahwa proses tersebut efektif dalam mencapai hasil yang diharapkan oleh
standard umum yang disepakati atau standard khusus yang diinginkan.
Proses yang akan divalidasi tersebut dituangkan dalam sebuah WPS yang
didesain dan mengandung parameter-parameter yang ditetapkan dan harus
diikuti oleh welder/operator saat proses aktivitas pengelasan.
Ketetapan parameter-parameter yang dinyatakan dalam WPS tersebut
diujicobakan di atas sampel, kemudian dilakukan verifikasi, inspeksi dan
uji kepada hasil pengelasan yang menggunakan batasan-batasan dan
parameter WPS. Inspeksi- inspeksi adalah visual, NDT/NDE,
Radiography, inspeksi jumlah Ferro, dll. Uji yang dilakukan adalah uji
mekanikal antara lain; uji tarik, uji impak, dan uji komposisi kimia, uji
kekerasan, dll. Hasil uji ini lah yang dimaksud dengan WPQR
(Welding ProcedureQualification Record) atau WPAR (Welding Procedure
Approval Record) yang membuktikan bahwa WPS tersebut VALID dan
efektif untuk mencapai hasil mutu/standard yang diinginkan. WPS/PQR
keduanya adalah dokumen yang tak dapat dipisahkan sebagai bukti
VALIDASI sebuah proses pengelasan yang telah didesain dan ditetapkan
Gambar WPS
DAFTAR PUSTAKA
1. ASME Section IX Qualification Standard for Welding and Brazing
Procedures, Welders, Brazers, and Welding and Brazing Operators,
Edition 1995.
2. Sri Widharto, Welding Inspection, Mitra Wacana Media, Jakarta:2013
FORMAT LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
(F-LKPD)

Mata Pelajaran : Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW)


Kelas/Semester : XII/Genap
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 2 JP ( 2x 45 menit )
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
5. ………………………………

JUDUL :
Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) Sambungan Tumpul 3G/PF

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. KOMPETENSI DASAR
3.7 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertical dengan las busur manual (SMAW)
4.7 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW).

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.7.1 Menentukan peralatan yang digunakan untuk mengelas pelat
dengan pelat pada sambungan Tumpul posisi vertical dengan las
busur manual (SMAW) sesuai fungsi. C2
3.7.2 Menerapkan sambungan tumpul pada posisi vertical sesuai job
sheet. C3
4.7.1 Merancang langkah kerja pengelasan pelat dengan pelat pada
sambungan tumpul posisi vertikal dengan las busur manual
(SMAW) berdasarkan urutan kerja. P3
4.7.2 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW) sesuai
dengan rancangan. P4
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
Peralatan las SMAW
Bevel protactor
Gerinda tangan

2. Bahan:
Job sheet / WPS
Mild Steel
Elektroda

WELDING PROCEDURE SPESIFICATION (WPS)


(Section IX ASME Boiler and Pressure Vessel Code, Edition: 2007)

Company Name :…..


By : Supporting PQR N0. 002/PQR/ASME/…./2023
WPS No. :
Date : januari 2023
002/WPS/ASME/…./2023
Revision No. :0
Welding Process : SMAW Type : Manual

JOINT (QW-402)
Joint design : Groove
Backing : N/A

Sketches, Production Drawing, Weld


symbol or Written Description should 3
show the general arrangement of the
parts to be welded. Where applicable,
the root spacing and the details of
weld groove may be specified. (At the 1 2
option the Manufacturer, sketches
may be attached to ilustrate joint Wire feed Gas flow
Pass Ampere Polarity
design, weld layers and bead (m/mnt) (L/mnt)
sequences, (e.g., for notch toughness 1 (Root) 50-60 4 5 DCEN
procedure, for multiple process 2 (Filler) 70-110 5 5 DCEP
procedure, etc) 3 (Cover) 80-120 6 5 DCEP

BASE METALS (QW-403)


P-No. : 1 Group No. : 1 to P-No. :1 Group No. :1
Specification Type and Grade : SA 1548
To specification Type and Grade : SA 1548
Thickness Range :
Base metal Groove : All Fillet :-
FILLER METALS (QW-404)
Spec. No. (SFA) : A 5.18 (SMAW)
AWS No. ( Class) : ER 70S-2
F- No :1
A. No. :1
Size of Filler Metal : 1 mm
Deposite Weld Metal
Thickness Range : 12 mm
Groove : All
Fillet :-
POSISITION (QW-405)
POSTWELD HEAT TREATMENT (QW-407)
Position of Groove : 3G
Temperature Range : N/A
Welding Progresssion : Up Hill
Time Range : N/A
Position of Fillet :-

Manufacturer of Plant Process


Equipment Plant Mechanical, Civil,
Electrical
Head Office : ................................

E. LANGKAH KEGIATAN
1. Siapkan empat buah pelat ukuran 200 x 300 x 10 mm.
2. Buat kampuh miring sebesar 30° pada salah satu sisi yang berukuran
300 mm.
3. Pertemukan dua buah pelat yang bersisi miring sehingga membentuk
kampuh V.
4. Ikat dengan tack weld pada bagian belakang pelat.
5. Perlakukan dengan sama pada dua buah pelat yang lain.
6. Setelah dua buah pasang pelat selesai di-tack weld, maka salah satu
pasang pelat ditekuk ke bawah sebesar ± 3°. Penekukan dapat
dilakukan dengan cara melakukan pemukulan dengan menggunakan
palu, atau sepasang pelat tersebut dipukulkan pada landasan paron.
7. Selanjutnya, lakukan pengelasan pada kedua kampuh V tersebut!
8. Amati dan tuliskan perbedaan bentuk pelat setelah pengelasan antara
pengelasan kampuh V yang pelatnya ditekuk sebesar ± 3° dengan
kampuh V yang pelatnya tanpa ditekuk!
9. Berdasarkan pengamatan tersebut, buatlah kesimpulan mengenai
pengaruh pemberian tekukan ± 3° pada benda kerja terhadap distorsi
yang terjadi.
F. PENGAMATAN
Buatlah data hasil pengamatan dengan mengisi table berikut:
NO Bentuk Kampuh Sudut distorsi pelat setelah pengelasan
1 Kampuh V dengan tekukan ± 3°
2 Kampuh V tanpa tekukan

G. ANALISIS
Berdasarkan data table pengamatan, buatlah analisis pengaruh pemberian
sudut ± 3° tekukan terhadap distorsi yang terjadi pada pengellasan busur
manual.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan tersebut, buatlah kesimpulan mengenai
pengaruh pemberian tekukan ± 3° pada benda kerja terhadap distorsi yang
terjadi.
1. RUBIK PENILAIAN DAN KISI-KISI

Kompetensi Dasar Indicator Materi Teknik


Pencapaian penilaian
Kompetensi
Menerapkan teknik 1. Menentukan 1. Cacat
pengelasan pelat peralatan yang Pengelasan
dengan pelat pada digunakan untuk 2. Pemeriksaan
sambungan mengelas pelat dan Pengujian
tumpul posisi dengan pelat pada Hasil
vertical dengan las sambungan Tumpul Pengelasan
busur manual posisi vertical 3. Prosedur
(SMAW) dengan las busur Pengelasan
manual (SMAW) Pelat Posisi
sesuai fungsi 3G
2. Menerapkan Sambungan
sambungan tumpul Tumpul
pada posisi vertical 3G/PF
sesuai job sheet Vertikal Up
Melakukan 1. Merancang langkah Tes Tertulis
Esay
pengelasan kerja pengelasan
pelat dengan pelat dengan pelat
pelat pada pada sambungan
sambungan tumpul posisi
tumpul posisi vertikal dengan las
vertikal dengan busur manual
las busur manual (SMAW)berdasarkan
(SMAW). urutan kerja
2. Melakukan
pengelasan pelat
dengan pelat pada
sambungan tumpul
posisi vertikal
dengan las busur
manual (SMAW)
sesuai dengan
rancangan

2. Instrument Penilaian Tes Tertulis

Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Pengolahan Nilai

Mata Pelajaran: Melakukan Pengelasan SMAW Sambungan Tumpul Posisi


3G Vertikal Up

Kompetensi Dasar:
3.7. Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul posisi vertikal dengan las busur manual (SMAW)

Indikator (IPK):

3.7.1. Menentukan peralatan yang digunakan untuk mengelas pelat dengan


pelat pada sambungan tumpul posisi vertikal dengan las busur manual
(SMAW) sesuai fungsi

3.7.2 Menerapkan sambungan tumpul pada posisi vertikal sesuai job sheet

Materi:

Teknik pengelasan sambungan tumpul posisi vertikal pada las busur


manual

(SMAW)

1. Cacat Pengelasan

2. Pemeriksaan dan Pengujian Hasil Pengelasan

3. Prosedur Pengelasan Pelat Posisi 3G Sambungan Tumpul Vertikal Up

Indikator Soal:
1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang cacat Overlap dan Distorsi
berikut penyebab dan cara mengatasi/menghindari-nya.
2. Peserta didik dapat menerangkan tentang proses pengujian pengelasan.
3. Peserta didik dapat membuat peta konsep Prosedur Pengelasan Pelat
Posisi 3G Sambungan Tumpul Vertikal Up

Bentuk Tes:

Tes tertulis (Essay)

Butir Soal:
1. Cacat dalam pengelasan merupakan hal yang sangat mengganggu dan
mengurangi kualitas pengelasan. Berikan pendapat terkait cacat
pengelasan, penyebab, dan cara mengatasi/menghindarinya!
2. Pemeriksaan dan Pengujian hasil pengelasan merupakan bagian
tak terpisahkan dari proses pengelasan itu sendiri. Mengapa
Pemeriksaan dan Pengujian Hasil Pengelasan penting untuk dilakukan?
3. Aktifitas pembelajaran pengelasan senantiasa mengedepankan
penerapan prosedur baku dan tetap. Menurut pendapat peserta didik,
bagaimana sekiranya jika prosedur yang sudah ditetapkan tidak
dijadikan sebagai panduan dalam pengelasan?

Kunci Jawaban Soal Pengetahuan:


1. Cacat Pengelasan:

Overlap, yaitu kelebihan logam las pada bagian tepi yang menempel logam
dasar dan tidak terjadi perpaduan antara logam las. Hal ini dapat terjadi
karena arus yang terlalu rendah, sudut atau ayunan/gerakan elektroda yang
salah.

Distorsi yaitu cacat las akibat terjadinya kontraksi logam las ketika
pengelasan berlangsung sehingga menarik atau mendorong material atau
logam sehingga terjadi perubahan bentuk pada logam yang dilas
2. Pengujian terbagi dalam dua proses, yaitu proses destruktif (Destructive
Test/DT) dan proses non-destruktif (Non Destructive Test/NDT). Pengujian
destruktif meliputi: Pengujian kimia, Pengujian mekanik, dan Pengujian
struktural. Pengujian non-destruktif meliputi: Pemeriksaan radiografik (RT),
Pemeriksaan untrasonik (UT), Pemeriksaan magnetik (MT), dan penggunaan
Cairan penetrant (PT).
3. Prosedur pengelasan merupakan hasil pengujian dan aktifitas yang
berlangsung terus-menerus selama bertahun-tahun. Kegiatan ini melibatkan
Juru Las terbaik dan menghasilkan pendekatan paling tepat dalam aktifitas
Pengelasan Pelat Sambungan Tumpul Posisi 3G/PF. Prosedur yang dihasilkan
juga sudah menjadi kesepakatan antara lembaga-lembaga pengelasan di
seluruh dunia seperti, ISO, AWS, JIS, DIN, dan lain sebagainya, sehingga
ketika ada tahapan kerja yang tidak sesuai dengan standar/prosedur, akan
menghasilkan pengelasan yang kurang sempurna. Misalnya: dalam
pembentukan bevel/kampuh V dengan standar root face 1-3 mm, diubah
dengan root face kurang dari 1 mm atau diatas 3 mm, maka hasil
penembusan (root pass)nya akan gagal (sobek karena terlalu tipis, atau
penembusannya akarnya kurang sempurna.

3. Rubik Penilaian

Butir
Rubik Skor
Soal
Peserta didik dapat menyebutkan
20
jawaban dengan benar dan lengkap
Peserta didik dapat menyebutkan
jawaban dengan benar, tetapi kurang 15
lengkap.
Peserta didik dapat menyebutkan
1-4 jawaban kurang benar dan kurang 10
lengkap

Peserta didik dpat menyebutkan


5
jawaban kurang benar, tidak lengkap
jika jawaban tidak sesuai dengan
0
kunci jawaban
Skor maksimum 20 x 5 = 100
4. Rubik Penilaian Unjuk Kerja

Aspel yang dinilai Indicator penilaian Nilai


A. Aktif dalam 1. Aktif memberikan solusi pada diskusi kelompok 4
diskusi 2. Mengikuti diskusi dengan aktif dan siap
kelompok memberikan bantuan tetapi belum bisa 3
memberikan solusi permasalahan
3. Aktif mengikuti diskusi tetapi tidak memberi
2
solusi dan bantuan
4. Kurang tanggap terhadap diskusi kelompok 1
B. Terampil dalam 1. Mampu menyelesaikan langkah awal sampai
4
menemukan kesimpulan pada LKPD dan sudah benar
konsep 2. Mampu menyelesaikan langkah awal sampai
penyelesaian akhir pada LKPD namun ada bagian-bagian 3
LKPD yang belum tepat
3. Hanya menyelesaikan langkah yang dipahami
2
saja
4. Belum mampu menyelesaikan langkah awal
1
sampai kesimpulan pada LKPD
C. Terampil dalam 1. Mampu mempresentasikan dengan bahasa yang
mengkomunikas baik, dengan hasil yang benar dan mampu 4
ikan hasil diskusi menjawab pertanyaan
2. Mampu mempresentasikan dengan bahasa
yang baik, dengan hasil yang benar tetapi 3
belum mampu menjawab pertanyaan
3. Mampu mempresentasikan dengan bahasa
yang baik, namun hasilnya belum tepat dan 2
belum mampu menjawab pertanyaan
4. Belum mampu mempresentasikan dengan
bahasa yang baik, dengan hasil yang benar 1
dan belum mampu menjawab pertanyaan.
5. Hasil Penilaian Unjuk Kerja

ASPEK PENILAIAN
NO NAMA NILAI
A B C D
1 Alen Yoga
2 Alhafis Khoirul
3 Ahmad Dzatul K
4 Alfito Nugroho
5 Dian Faiq Y
6 Feri Novianto
7 M Zulfansyah
8 Hendra Ristiono
9 Hendri Pujiono
10 Nadif Khoirul A
11 Rehan
12 Riko

Anda mungkin juga menyukai