Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu Hari Ke - II

Nama : Ns. Dhesi Agustiyaningsih, S. Kep

Kelompok :1

Angkatan : 88

Tugas : Membuat Rangkuman Mata Pelatihan yang ada di Agenda I

( Wawasan Kebangsaan dan Nilai – Nilai Bela Negara )

Pada zaman yang serba modern pada saat ini sangat penting menanamkan wawasan
kebangsaan dan nilai-nilai bela negara kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya
ASN. ASN yang memiliki fungsi sebagai pelayan, pelaksana kebijakan dan pemersatu bangsa
wajib mengetahui, mempelajari, mengajak serta menerapkan nilai-nilai bela negara
berdasarkan wawasan kebangsaan yang dimilikinya. Pemerintah, TNI, Polri bahkan warga
negara biasa di seluruh Indonesia hendaknya mengetahui dan memahami apa tujuan dan
kepentingan dari bangsa Indonesia. Demi mewujudkan kepentingan bangsa Indonesia maka
setiap warga negara Indonesia harusl memantapkan wawasan kebangsaan, menumbuhkan
kesadaran bela negara dan megimplementasikan wawasan kebangsaan dan bela negara.

Wawasan kebangsaan merupakan suatu pandangan dari seluruh rakyat Indonesia dalam
berprilaku, sikap yang bersumber dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sumber lain dari wawasan
kebangsaan dari dilihat dari simbol-simbol yang meliputi Bendera Negara Sang Merah Putih,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, hal tersebut bukan hanya sekedar symbol, akan tetapi merupakan gambaran bangsa
Indonesia secara keseluruhan, mulai dari sejarah bangs Indonesia hingga identitas bangsa.

Bela negara adalah sikap, perilaku dan Tindakan warga negara yang di jiwai oleh
kecintaan terhadap NKRI berdasarkan UUD 1945 dalam menjamin hidup bangsa dan
bernegara seutuhnya. Atas dasar rasa cinta terhadap tanah air ini, bersama kita bela
indonesia melalui ragam profesi kita.
Bela negara buat hanya tugas TNI, POLRI maupun pemimpin saja bahkan warga negara
biasa pun harus mempunyai rasa bela negara Indonesia. Bela negara adalah kita. Kita lebih
dari 260 juta jiwa warga Indonesia harus mempunyai sikap bela negara.
Bela negara dapat diaplikasikan melalui perilaku baik keseharian kita, saling
menghormati, saling berbagi kasih, saling mengingatkan dalam kebaikan, saling bergandeng
tangan untuk kebaikan. Bela negara adalah perilaku baik kita pejabat, politisi, artis, public
figure maupun warga negara biasa memilihi hak dan kewajban yang sama dalam bela
negara.
Bela negara dilaksanakan melalui Pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan
Kesadaran Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui Pendidikan kewarganegaraan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara
yang meliputi : cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, seia pada Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara dan kemampuan awal Bela Negara.
(1) cinta tanah air seperti menjaga tanah air dan perkarangan seluruh ruang wilayah
Indonesia, jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia, menjaga nama baik bangsa
dan negara, bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia. (2) kesadaran berbangsa
dan bernegara seperti berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun
politik, menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku, ikut serta dalam pemilihan umum, berpartisipasi
menjaga kedaulatan bangsa dan negara. (3) paham nilai-nilai dalam Pancasila, mengamalkan
nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan sehari – hari, menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara, senantiasa mengembangkan nilai – nilai Pancasila, yakin dan
percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara. (4) rela berkorban untuk bangsa dan negara
seperti bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
negara, siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman, berpartisipasi aktif
dalam pembangunan masyarakat berbangsa dan bernegara, gemar membantu sesama
warga negara yang mengalami kesulitan. (5) kemampuan awal bela negara seperti memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual secara intelejensia, senantiasa memelihara iiwa dan raga,
gemar berolahraga, senantiasa menjaga kesehatannya.
Tugas Individu Hari Ke - II

Nama : Ns. Dhesi Agustiyaningsih, S. Kep

Kelompok :1

Angkatan : 88

Tugas : Membuat Rangkuman Mata Pelatihan yang ada di Agenda I

( Analisis Isu Kontemporer )

Terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara
signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN
dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen,
integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.

Kontemporer dapat diartikan sesuatu hal yang modern, yang ekis dan terjadi dan
masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Sebagai
ASN harus memiliki konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu
strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari pentingnya modal
insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan
lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS professional pelayan
masyarakat.

Konsep perubahan atau perubahan dapat diartikan seagala sesuatu yang tidak bisa
di hindari dan menajdi bagian dari perjalanan peradaban manusia. Menurut Undang – Undang
setiap PNS harus memahami dengan baik tugas dan fungsinya, yaitu ;

1. Melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan perundang – undangan.
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
3. Memperat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia

Dan untuk menjadi PNS yang professional, PNS harus mempunyai sikap antara lain :
(1) mengambil tanggung jawab yang dalam arti tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui
kesalahan yang dibuat, dan fair dalam berkerja. (2) menunjukan sikap mental positif seperti
bersedia menerima tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukan respek dan
membantu orang lain. (3) mengutamakan keprimaan seperti belajar terus menerus, semangat
memberi kontribusi melebihi harapan dan selalu berjuang untuk menjadi lebih baik. (4)
menunjukan kompetisi dalam artian kesadaran diri, keyakinan diri dan mengambil keputusan
serta mampu dan mendengarkan dan memberi informasi yang di perlukan. (5) memegang
teguh kode etik yang mampu tidak melakukan hal yang buruk terhadap masyarakat yang
dilayani, berpakaian sopan sesuai ONS dan menjunjung tinggi etika moral PNS.

Perubahan Lingkungan Start Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron,


N.C., 2017, empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society),
dan Dunia (Global). Dan bisa di gambarkan tingaktan perubahan lingkungan start berikut :

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan lingkungan yang


terjadi saat ini, memaksa semua bangsa Negara untuk berperan aktif serta terhadap
perubahan, jika tidak mengikuti dan berperan aktif serta terhadap perubahan, maka arus
perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan yang memang susah untuk
yang tidak mau berubah.

Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis (Ancok,2002)


terdapat 6 modal insani yaitu :

1. Modal intelektual ; adalah komponen yang diperlukan untuk menemukan dan


menjadikan perubahan. Hal ini didasari bahwa pada dasarnya manusia memiliki
sifat dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk
mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.
Penerapannya dalam dunia pemerintahan adalah, hanya pegawai yang memiliki
pengetahuan yang luas dan terus menambah pengetahuannya dan mampu
beradaptasi dengan kondisi perubahan lingkungan.
2. Modal emosional ; Kemampuan kedua dalam menyikapi perubahan ditentukan
oleh kecerdasan emosional. Setiap PNS pasti bekerja dengan orang lain dan untuk
orang lain. Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan
kesuksesan PNS dalam melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola
emosi tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi. Menurut Goleman, et. al.
(2013) menggunakan istilah emotional intelligence untuk menggambarkan
kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta
memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai
dalam berinteraksi dengan orang lain.
3. Modal social ; Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat
yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka.
(rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat
anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal sosial ditujukan untuk
menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal yang
mendukung kesuksesan, khususnya kesuksesan sebagai PNS sebagai pelayan
masyarakat
4. Modal ketabahan ; Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997).
Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi. Berdasarkan
perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe manusia:
quitter, camper dan climber.
5. Modal etika/moral ; Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan,
dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar
dan salah. Empat komponen modal moral/etika yakni: 1. Integritas (integrity),
Bertanggung-jawab (responsibility), 3.Penyayang (compassionate), dan 4. Pemaaf
(forgiveness).
6. Modal Kesehatan / kekuatan fisik dan jasmani ; Badan adalah tempat untuk
mendukung berkerja dan berhubunga semua modal insani yang dibahas
sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak
muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal
manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif. Tolok ukur kesehatan
adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power),
daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed),
ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan
keseimbangan (balance).

Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya
sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari logis dari
interaksi antar bangsa. Isu lainya yang sangat banyak dan memang sangat
berpengaruh pada saat ini seperti korupsi yang masih banyak sekali di Indonesia ini
dan masih belum bisa teratasi dengan sempurna. Isu lainya pun seperti narkoba yang
sangat banyak di Indonesia yang sangat mempunyai bahaya dari mengkonsumi zat
tersebut, bahkan penggunanya juga masih muda dan menjadi efek samping akan
menggangu kehidupan.

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS sebagai aparatur


Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian
lama semakin menghilangkan kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi,
narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya
Tugas Individu Hari Ke - II

Nama : Ns. Dhesi Agustiyaningsih, S. Kep

Kelompok :1

Angkatan : 88

Tugas : Membuat Rangkuman Mata Pelatihan yang ada di Agenda I

(Kesiapsiagaan Bela Negara)

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan
maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman. (UU No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional
untuk Pertahan Negara)

Aksi nasional bela negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai
luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

Menurut Inpres No. 7 Tahun 2018 aksi nasional bela negara seperti Mengamanatkan
setiap K/L dan Pemda untuk melaksanakan program-program Aksi Nasional Bela Negara
yang aplikatif sesuai dengan spesifikasi, tugas dan fungsinya masing-masing dan melibatkan
seluruh komponen bangsa dan mencakup seluruh segmentasi masyarakat. Dan Rencana
Aksi Nasional Bela Negara adalah wujud aktualisasi dari nilai-nilai Bela Negara yang
dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan Bela Negara yang akan dilakukan oleh peserta
baik selama belajar di lembaga diklat maupun di instansi tempat bekerja peserta masing-
masing.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi dari nilai-nilai bela negara oleh
seorang warga negara berdasarkan profesi yang dimiliki. Seorang ASN harus mampu
menyusun dan menjelaskan kerangkan bela negara dan melakukan kegiatan kesiapsiagaan
bela negara. Terdapat 5 rumusan bela negara :

1. Rasa cinta tanah air


2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Seyia kepada Pancasila sebai ideologi bangsa
4. Rela berkorban untuk bangsa dna negara
5. Mempunyai kemampuan awal untuk bela negara

Beberapa hal yang butuhkan seorang dalam melakukan kesiapsiagaan bela negara
yaitu kesiapsiagaan jasmani, kesiapsiagaan mental, etika etiket dan moral serta kearifan lokal.
Setiap orang yang sudah memiliki hal diatas maka akan siap melaksanakan kesiapsiagaan
bela negara dengan baik. Dalam akan melaksanakan kesiapsiagaan bela negara dapat
dijalankan dengan baik dengan membuat rencana aksi. Dimana rencana aksi tersebut
terdapat indikator – indikator yang harus di capai dan dilalui dengan baik dalam melaksanakan
kesiagsiagaan bela negara .

Indikator – indikator dalama rencana aksi tersebut terdapat dalam 5 nilai – nilai bela
negara. Seperti Rasa cinta tanah air, Sadar berbangsa dan bernegara, Setia kepada
Pancasila sebai ideologi bangsa, Rela berkorban untuk bangsa dan negara, Mempunyai
kemampuan awal untuk bela negara.

Pelaksanaan kesiapsiagaan bela negara dapat dijalan dengan membuat rencana aksi,
dimana rencana aksi ini terdiri dari indicator-indikator yang harus dicapai dalam melaksankan
kesiapsiagaan bela negara. Rencana aksi dapat disusun dengan cara membuat susunan
rencana aksi yang, setelah susunan rencana sudah dibuat maka melakukan aktualisasi
dikehidupan berbangsa dan bernegara . Implementasi dari kesiapsiagaan belaa negara dapat
dilihat dari kedisiplinan baris berbaris, adanya pelatihan keprotokolan, kewaspadaan diri dari
segala hal yang sifatnya dapat mengancam, membangun tim yang solid dan kompak serta
dengan diadakannya ceraka malam dan Api Semangat Bela Negara yang bertujuan
memeberika stimulus rasa cinta tanah air yang membara, rasa ingin membela bangsa dan
negara serta menumbuhkan sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Sehingga
kesiapsiagaan bela negara bukan hanya dilakukan dalam hal megangkat senjata ditengah
peperangan, melainkan memberikan kemampuan terbaik sesuai dengan profesi yang dimiliki
merupak sikap aksi bela negara yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai