Anda di halaman 1dari 10

MOOC PPPK

Massive Open Online Course


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN
KERJA (PPPK)

RESUME
AGENDA I, II, DAN III

Oleh:

Nama Guru : AHMAD FAUZI, S.Pd.I


NIP PPPK : 199006282023211006
Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 28 Juni 1990
Golongan : IX
Jabatan
: Ahli Pertama – Guru Agama Islam
Instansi
: Pemerintah Kabupaten Semarang
Unit Kerja
: UPTD SPF SDN Gedong 02
Kecamatan Banyubiru

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)


TAHUN 2023
RESUME AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA


1. Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri bangsa
(founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok
atau golongan.
2. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
3. Konsensus Dasar
a. Pancasila
b. Undang-undang Dasar 1945
c. Bhinneka Tunggal Ika
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol
kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Sejarah Bela Negara
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara.
6. Ancaman
Ancaman pada era reformasi dapat diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan,
potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal
dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga
atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara dalam rangka tujuan nasionalnya.
7. Kewaspadaan Dini
Dalam penyelenggaraan pertahanan Negara, kemampuan kewaspadaan dini
dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan
antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman.
8. Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
9. Nilai Dasar Bela Negara
Dalam Undang Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan
melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara.
10. Pembinaan Kesadaran Bela Negara Lingkup Pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuh kembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara.
11. Indikator Nilai Dasar Bela Negara

a. Indikator Cinta Tanah Air


b. Indikator Sadar Berbangsa Dan Bernegara
c. Indikator Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
d. Indikator Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara
e. Indikator Kemampuan Awal Bela Negara
12. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
13. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa.
B. ANALISIS ISU KOTEMPORER
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.
1. Konsep Perubahan Menurut
Charles Handy 1997, kita akan membuat kesalahan bila kita beranggapan bila masa
depan adalah kelanjutan masa lalu.
2. Undang-undang ASN setiap ASN perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:
a. Melaksanakan : Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
b. Memperat : Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia Menjadi ASN yang
professional.
c. Mengambil Tanggung Jawab : Tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan
memperbaiki kesalahan yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data,
menindaklanjuti dan menuntaskan komitmen, serta menghargai integritas pribadi.
d. Menunjukkan Sikap Mental Positif : Bersedia menerima tanggung jawab kerja,
suka menolong, menunjukkan respek dan membantu orang lain sepenuh hati, tidak
tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap diskriminatif atau melecehkan orang lain.
e. Mengutamakan keprimaan: Belajar terus menerus, semangat memberi kontribusi
melebihi harapan, dan selalu berjuang menjadi lebih baik
f. Menunjukkan kompetensi : Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri,
keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri, menunjukkan
kemampuan bekerja sama, memimpin, dan mengambil keputusan, serta mampu
mendengarkan danmemberi informasi yang diperlukan.
g. Memegang teguh kode etik : Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk
terhadap masyarakat yang dilayani maupun rekan kerja, berpakaian sopan sesuai
profesi PNS, dan menjunjung tinggi etika-moral PNS.
3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
a. Modal Intelektual : Pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar curiosity, proaktif
dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan lingkungan
strategis yang cepat berubah.
b. Modal Emosional : Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional
intelligence untuk menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan
mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat
mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.
c. Modal Sosial : Jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi
pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka.
d. Modal Ketabahan : Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997).
Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi.
e. Modal Etika/ Moral :Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan,
dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan
salah.
f. Modal Kesehatan Fisik/Jasmani : Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari
penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan
(endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan (accuracy),
kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan keseimbangan (balance).
C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam.
1. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat
diambil manfaatnya antara lain:
a. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building.
f. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
RESUME AGENDA II
NILAI – NILAI DASAR PNS

A. BERORIENTASI PELAYANAN
Kata pelayanan dalam Oxford Learner’s Dictionary diartikan sebagai «a system that
provides something that the public needs, organized by the government or a private company ».
Baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak kepada pihak yang lain. Sementara itu, frasa
pelayanan publik.
Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
salah satu dari penyelenggara pelayanan 12 publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam
UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa
salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik
seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu:
1. kepentingan umum;
2. kepastian hukum;
3. kesamaan hak;
4. keseimbangan hak dan kewajiban;
5. keprofesionalan;
6. partisipatif;
7. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8. keterbukaan;
9. akuntabilitas;
10. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
11. ketepatan waktu; dan
12. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Pelayanan Prima adalah memberikan pelayanan sesuai atau melebihi harapan pengguna
layanan. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam memberikan pelayanan prima terdapat
beberapa tingkatan yaitu:
1. memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
2. memenuhi harapan pengguna, dan
3. melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang diharapkan.
Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi, apabila
pelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi semakin maju. Implikasi
kemajuan organisasi akan berdampak antara lain:
1. makin besar pajak yang dibayarkan pada negara,
2. makin bagus kesejahteraan bagi pegawai, dan
3. makin besar fasilitas yang diberikan pada pegawai.

B. AKUNTABEL
1. Pengertian Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab.
2. Pentingnya Akuntabel
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan
kegiatan kepada atasannya.
C. KOMPETEN
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar kompetensi dari
International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210 sampai dengan pasal
212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk
melaksanakanpengembangan kompetensi tertentu.
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
Semetara itu pengembangan kompetensi untuk jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 215 peraturan yang sama, diatur sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengembangan kompetensi fungsional dilakukan melalui jalur pelatihan.
2. Pelatihan fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan standar kompetensi
Jabatandan pengembangan karier.
3. Pengembangan kompetensi fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang JF masing-masing.
4. Jenis dan jenjang pengembangan kompetensi fungsional ditetapkan oleh instansi
pembina JF.
5. Pelatihan fungsional diselenggarakan oleh lembaga pelatihan terakreditasi. Akreditasi
pelatihan fungsional dilaksanakan oleh masing-masing instansi pembina JF dengan
mengacu pada pedoman akreditasi yang ditetapkan oleh LAN
Pengembangan kompetensi bagi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja
(PPPK), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 dalam pasal 39 diatur
sebagai berikut:
1. Dalam rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas, PPPK
diberikan kesempatan untuk pengayaan pengetahuan.
2. Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk di ikutsertakan dalam pengembangan
kompetensi
3. Pengembangan kompetensi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pengembangan
kompetensi pada Instansi Pemerintah.
4. Dalam hal terdapat keterbatasan kesempatan pengembangan kompetensi, prioritas diberikan
dengan memper-hatikan hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan.
D. HARMONIS
Pengertian Harmonis Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious)
diartikaan sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain
canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic, symphonious,
tuneful.
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas kode etik dan
kode perilaku ASN itu, yaitu:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN,
tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E. LOYAL
Secara etimologis, istilah «loyal» diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu «Loial» yang artinya
mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
F. ADAPTIF
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
G. KOLABORATIF
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat
ini.
1. Panduan Perilaku Kolaboratif
Menurut Pérez López et al Organisasi menganggap individu Organisasi
memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang
wajar dalam menyelesaikan tugas mereka Pendapat yang berbeda didorong dan didukung
dalam organisasi Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
2. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
3. Beberapa Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintahan
Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa «Penyelenggaraan pemerintahan yang
melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan
melalui kerja sama antar-Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali
ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundangundangan»
4. Studi Kasus Kolaboratif
Hampir semua model kerangka kerja collaborative governance, kepemimpinan
selalu memiliki peran yang utama dan strategis, namun kajian spesifik terkait hal tersebut
cenderung terbatas.
RESUME AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. SMART ASN
Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan transformasi digital,
pengembangan SDM merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk khusus
dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi
digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara
struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya
luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua
lapisan masyarakat termasuk ASN.
B. MANAJEMEN ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.

Anda mungkin juga menyukai