Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

MOOC PPPK

Nama : TETI INDRIYENI, S.Pd


NI PPPK : 199110032022212009
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN 17 Pasar Ambacang

PEMERINTAH KOTA PADANG


TAHUN 2023
AGENDA 1
A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character)
dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila,
UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara adalah
pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila,
dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan
negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan
kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
2. Kesadaran Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman. Usaha BelaNegara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme
Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang
diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan
kepentingan nasional. Dasar Nilai bela Negara adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan
bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi Negara, rela berkorban untuk bangsa dan
Negara, kemampuan awal Bela Negara.

B. Analisis Isu Kontenporer


1. Konsepsi perubahan lingkungan strategis
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Sebagai ASN yang professional harus memiliki Tanggung Jawab,
Tanggung Jawab , keprimanan, kopetensi dan teguh memegang kode etik. Dalam
menghadapi menghadapi perubahan lingkungan yakni intelektual, emosional, sosial,
ketabahan, kesehatan fisik dan jasmani.
2. Isu-isu strategis kontenporer
PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila,
UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami
secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.

3. Teknis analisis isu-isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis


Dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan
memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik
dengan dasar analisa yang matang. Dalam analisis isu dapat dengan cara Memahami Isu
Kritikal, berikut teknik analisis isu Teknik Tapisan Isu, Teknik Analisis Isu serta Analisis
Kesenjangan atau Gap Analysis. Alat untuk menganalisis isu dapat disajikan dalam Mind
Mapping, Fishbone Diagram, Analisis SWOT
C. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara
1. Kesenjangan atau Gap Analysis

2. kerangka bela negara dalam Latsar CPNS


Rumusan 5 Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara; dan
3. kemampuan awal kesiapsiagaan bela Negara
Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara
a. Kesehatan Jasmani
b. Kesiapsiagaan Jasmani
c. Kesehatan Mental
d. Kesiapsiagaan mental
e. Memiliki Etika/ Etiket & Moral
f. Menjunjung Kearifan Lokal
4. kegiatan kesiapsiagaan bela Negara
Aksi nasional bela Negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur
bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur. Wujud aktualisasi dari
nilai-nilai Bela Negara yang dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan Bela Negara yang
akan dilakukan oleh peserta baik selama on campus di lembaga diklat maupun selama off
campus di instansi tempat bekerja peserta masing-masing.
AGENDA 2

A. Berorientasi Pelayanan
Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah cekatan solutif dan dapat
diandalkanserta melakukan perbaikan tanpa henti
1. Konsep Pelayanan Publik
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
2. Panduan Perilaku (kode etik) nilai Berorientasi Pelayanan
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan 12 publik, yang
kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik.
B. Akuntabel
1. Akuntabel secara konseptual-teoritis yang bertanggungjawab atas kepercayaan yang
diberikan
Dalam konteks Akuntabilitas, adalah Melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung
jawab, jujur, cermat disiplin dan beritegrasi tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang
milik Negara secarabertanggungjawab, efektif dan efesien. Tidak menyalah gunakan
kewenangan jabatan
2. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik akuntabel);
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para
pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008
3. Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi
Pemerintah (Record Keeping and Use of Government Information):
• ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan; • ASN menjamin
penyimpanan informasi yang bersifat rahasia; • ASN mematuhi perencanaan yang telah
ditetapkan; • ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan
kreativitas; • ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; • ASN
memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; • ASN tidak menyalahgunakan
informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
4. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya
lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi)
dan Non- Keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan /
atau orang lain).
C. Kompoten
Kode etik kompeten sendiri adalah meningkatkan kopetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah, membantu oranglain belajar, melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait
dengan pengalaman
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran
bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).
Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN
❑ Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pegawai
❑ Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
❑ Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
❑ Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karir
D. Harmonis
Panduan perilaku harmonis menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka
menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif Indonesia adalah
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa
dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan yang
meliputi aspek aspek sebagai berikut: Kesenian, Religi, Sistem Pengetahuan, Organisasi social,
Sistem ekonomi , Sistem teknologi, Bahasa.
Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman, Konflik antarsuku, Konflik antaragama,
Konflik antarras, Konflik antargolongan Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan. Dasar-dasar penegakan nilai Etika ASN :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
Upaya Mewujudkan Suasana Harmonis
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas
pegawai ASN adalah sebagai berikut. a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan b.
Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E. Loyal
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen,
dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan: Membangun Rasa Kecintaaan dan
Memiliki, Meningkatkan Kesejahteraan, Memenuhi Kebutuhan Rohani, Memberikan
Kesempatan Peningkatan Karir, Melakukan Evaluasi secara Berkalak
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan
negara. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain: Taat pada Peraturan, Bekerja dengan Integritas,
Tanggung Jawab pada Organisasi, Kemauan untuk Bekerja Sama., Rasa Memiliki yang Tinggi,
Hubungan Antar Pribadi, Kesukaan Terhadap Pekerjaan, Keberanian Mengutarakan
Ketidaksetujuan, Menjadi teladan bagi Pegawai lain sikap loyal seorang ASN dapat dibangun
dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
F. Adaptif
Perilaku adaptif adalah perilaku yang cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus
berinovasi dan mengembangkan kreatifitas, serta bertindak proaktif.
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan
adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat
berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk
memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan
budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan
organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter
adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai
tujuannya.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi dalam
menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan
yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik adaptif
dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun
individual.
Liisa Vä likangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah yang adaptif
yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization). Pembangunan
organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat dan
imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata
Finlandia yang menunjukkan keuletan

G. Kolaboratif
Perilaku kolaboratif adalah perilaku memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah, menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik
Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab
dan sumber daya.
Enam Kriteria Penting Untuk Kolaborasi :
a. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
b. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
c. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya
'„Dikonsultasikan‟ Oleh Agensi Publik;
d. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
e. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan Jika Konsensus
Tidak Tercapai Dalam Praktik); Dan
f. Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen
Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah : 1) Trust building :
membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi 2) Face tof face Dialogue:
melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh; 3) Komitmen terhadap proses:
pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama; 4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan 5) Menetapkan
outcome antara.
Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah :
1. Kepercayaan, 2. Pembagian kekuasaan, 3. Gaya kepemimpinan, 4. Strategi manajemen dan 5.
Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public. Sementara
Factor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah
yaitu : Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi dan Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
AGENDA 3

A. Smart ASN
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan
proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020;
Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus
tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab.
Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital
ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi
digital.
Kerangka Kurikulum Literasi Digital
a. Digital Skill
Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari
b. Digital Culture
Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
c. Digital Ethics
Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari
d. Digital Safety
Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan
sehari-hari
Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh
pengguna media digital.
Kognitif
Memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital (lunak
maupun keras) maupun terhadap identitas digital dan data diri.
Afektif
Empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar
tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga menjaga
keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem keamanan yang kuat.
Konatif atau Behavioral
Langkah-langkah praktis untuk melakukan perlindungan identitas digital dan data diri

Empat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan
dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital
meliputi Kemampuan individu
Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette)
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak
sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
c. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai
dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
d. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
B. Managemen ASN
Manajemen adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang Profesional,
Memiliki Nilai Dasar, Etika Profesi, Bebas dari Intervensi Politik, Bersih dari praktik KKN.
Kedudukan ASN berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
PNS
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional
PPPK
warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang- undangan
Fungsi dan Tugas ASN
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
2. Pelayan Publik
Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas”
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kewajiban ASN meliputi :
a. setia dan taat pada Pancasila, UUD‟45, NKRI
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran, dan
Tanggung Jawab
f. Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan Tindakan
Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
g. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan Sesuai
Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
h. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kode Etik dan Kode Prilaku ASN
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
e. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain.
f. Memberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasanMemberika informas secara benar dan
tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
g. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

SISTEM MERIT
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga
keadilan. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural,
dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam
jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat
Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat
pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima)
tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara.
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah
korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas,
dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi
Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative

Anda mungkin juga menyukai