Anda di halaman 1dari 14

Nama : Siti Rohmayanti, S.Pd.

NIP : 199306232022212008
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Kelas
Instansi : SDN Tolengas
Pemerintah Kab. Sumedang

RANGKUMAN MATERI MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) PEGAWAI


PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)

RANGKUMAN AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai – Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan merupakan konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada sejarah bangsa Indonesia berkaitan dengan
wawasan kebangsaan terdapat beberapa titik penting sebagai berikut.
1. Pada tanggal 20 Mei 1908 berdirinya Organisasi Budi Utomo.
2. Pada tanggal 25 Oktober 1908 diprakarsainya Organisasi Perhimpunan
Indonesia (PI) oleh Sultan Kesayangan dan RN. Noto Suroto.
3. Pada tanggal 30 April 1926 diselenggarakan Kongres Pemuda Kesatu.
4. Pada tanggal 27-28 Oktober 1926 diselenggarakan Kongres Pemuda Kedua.
5. Pada tanggal 1 Maret 1945 terbentuknya BPUPKI
6. Pada tanggal 7 Agustus 1945 terbentuknya PPKI.
Menurut UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera dan Lambang Negara serta
Lagu Kebangsaan.
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah “Sang Merah Putih”. (Pasal 1 Ayat 1)
2. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa resmi negara. (Pasal 25 Ayat 1)
3. Lambang Negara
Lambang NKRI berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke
sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher
Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis atas pita yang
dicengkeram oleh Garuda. (Pasal 46)
4. Lagu Kebngsaan
Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman. (Pasal 5 Ayat 1)
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga keadaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan negara dari berbagai ancaman.

Nilai Dasar Bela Negara:


1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Kemampuan Awal Bela Negara
Impelementasi Bela Negara:
1. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negara
2. Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
3. Mengamalkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
4. Siap membela bangsa dan negara dari beberapa ancaman
5. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa.

B. Analisis Isu Kontemporer


Analisis isu kontemporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu
pokok persoalan yang terjadi pada msa sekarang atau menjadi trending topik pada saat
ini, jadi solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern.
Modal Insani wuntuk menghadapi Perubahan lingkungan Strategis :
1. Modal Intelektual

2. Modal Emosional

3. Modal Sosial

4. Modal Ketabahan

5. Modal Etika/Moral

6. Modal Kesehatan.
Isu – isu strategis kontemporer:
1. Korupsi,
2. Narkoba
3. Terorisme dan Radikalisme
4. Money Laundry
5. Proxy War
6. Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax
Teknik analisis isu terdiri dari:
1. Mind maps
2. Fishbone
3. SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities, dan Threats)
4. Tabel Frekuensi
5. Analisis kesenjangan
Teknik tapisan isu terdiri dari:
1. AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan)
2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Empat level lingkungan strategis:
1. Individu (Individual)
2. Keluarga (Family)
3. Masyarakat (Community/Culture/Society)
4. Dunia (Global)
Isu kritikal terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Isu saat ini
2. Isu berkembang
3. Isu potensial.
Beberapa kemampuan menetapkan isu adalah:
1. Environmental scanning
2. Problem solving
3. Analysis.
C. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Rumusan 5 Nilai Bela Negara:
1. Rasa Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara
Rencana Aksi Bela Negara: Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. (UU No. 23 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahan Negara)
Aksi Nasional Bela Negara adalah Sinergi setiap warga negara guna mengatasi
segala macam ancaman, gangguan, hambatan dan Tantangan dengan berlandaskan nilai-
nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan Makmur
Kemampuan Awal Bela Negara:
1. Kesiapsiagaan Jasmani
2. Kesehatan Jasmani
3. Kesiapsiagaan Mental
4. Kesehatan Mental
5. Kearifan Lokal
Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara:
1. Peraturan Baris Berbaris
2. Keprotokolan
3. Kewaspadaan Dini
4. Membangun Tim
5. Caraka Malam Dan Api Semangat Bela Negara
RANGKUMAN AGENDA 2
NILAI – NILAI DASAR ASN

A. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi paelayanan merupakan keinginan memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat. Kata kunci dari berorientasi pelayanan adalah Responsivitas,
Kualitas, dan Kepuasan. Panduan perilakunya sebagai berikut:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
a. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
c. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
a. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
b. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
c. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
a. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
b. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani
dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih, melayani
dengan cepat dan tepat waktu, melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda
untuk memilih layanan yang tersedia, serta melayani dengan dengan kemampuan,
keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
B. Akuntabel
Akuntabel merupakan sikap bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Kata kunci dari akuntabel adalah Responsivitas, Kualitas, dan Kepuasan. Panduan
perilakunya sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negera secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien
3. Tidak menyalah gunakan kewenangan jabatan
Aspek-Aspek Akuntabilitas:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
4. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tingkatan Akuntabilitas:
1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Mekanisme Akuntabilitas
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
2. Akuntabilitas proses (process accountability).
3. Akuntabilitas program (program accountability).
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Alat Akuntabilitas Indonesia:
1. Perencanaan Strategis
2. Kontrak Kinerja
3. Laporan Kinerja
C. Kompeten
Kompeten merupakan sikap terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kata
kunci dari kompeten adalah Kinerja terbaik, Sukses, Keberhasilan, Learning Agility, dan
Ahli di bidangnya. Panduan perilakunya sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dan kualitas terbaik
Kompetensi ASN:
1. Kompetensi Teknis, yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis
2. Kompetensi Manajerial, yang diukur dari tingkat pendidikan,pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural, diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan,dan sikap
yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN:
1. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu
melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan pegawai
2. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi
3. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
4. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalamnpengangkatan
jabatan dan pengembangan karir
Melaksanakan Tugas Terbaik:
1. Pengetahuan menjadi karya
2. Makna hidup dan bekerja baik
3. Tipikal individu semangat berkarya: yang dapat mendorong dan menahan
kesuksesan pekerjaan Anda.
D. Harmonis
Harmonis merupakan sikap peduli dan menghargai perbedaan. Kata kunci dari
harmonis adalah Peduli, Perbedaan, dan Selaras. Panduan perilakunya sebegai berikut:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkunan kerja yang kondusif
Keaneka ragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan karena kondisi
letak geografis Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan samudra. Hal
tersebut mengakibatkan terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama, etnis dan
budaya yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh indonesia.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan yang
meliputi aspek aspek sebagai berikut:
1. Kesenian
2. Religi
3. Sistem Pengetahuan
4. Organisasi social
5. Sistem ekonomi
6. Sistem teknologi
7. Bahasa.
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara
individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada
pelanggan. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat
kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Membuat tempat kerja yang berenergi
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
E. Loyal
Loyal merupakan sikap berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Kata kunci dari loyal aalah Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme, dan
Pengabdian. Panduan perilakunya sebagai berikut:
1. Memegang teguh ideologi Pancasia, UUD 1945, NKRI serta pemerintah yang
sah
2. Menjaga nama baik ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
3. Menjaga raahasia jabatan dan negara
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1. Taat pada Peraturan
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai
terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah,
dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya
terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya
melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan,
sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan
nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
F. Adaptif
Adaptif merupakan sikap terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta
menghadapi perubahan. Kata kunci dari adaptif adalah Inovasi, Antusias terhadap
Perubahan, dan Proaktif. Panduan perilakunya sebagai berikut:
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi mengembangkan kreativitas
3. Bertindak positif
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan
iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir
kreatif.
Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara
lain sebagai berikut:
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2. Mendorong jiwa kewirausahaan
3. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
4. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi
mitra, masyarakat dan sebagainya.
5. Terkait dengan kinerja instansi.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya
adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan
organisasi,tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan
lainnya.
Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
G. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan sikap membangun kerjasama yang sinergis. Kata kunci
dari kolaboratif adalah kesediaan bekerjasama untuk hasil yang lebih baik. Panduan
perilkasunya sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Aspek konseptual kolabaorasi:
1. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance
“sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance .
2. Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus
dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
2. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-
sungguh;
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5. Menetapkan outcome antara.
RESUME AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

A. SMART ASN
SMART ASN merupakan aparatur yang memiliki profil nasionalisme, integritas,
wawasan global, hospitality, networking, teknologi informasi, bahasa asing dan
entrepreuneurship yang berperan sebagai digital leader yang mendukung transformasi
birokrasi di Indonesia.
Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam
memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain
sebagainya. Pilar literasi digital merupakan kecakapan digital, keamanan digital,etika
digital, dan buaya digital. Manfaat literasi digital:
1. Menambah wawasan
2. Meningkatkan kemampuan untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami
informasi
3. Menambah kekuasaan “kosakata”
4. Meningkatkan kemampuan verbal
5. Meningkatkan daya fokus serta konsentrasi
6. Menambah kemampuan dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis
informasi
Kerangka Kurikulum Literasi Digital:
1. Digital Skill
Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan
piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari
2. Digital Culture
Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
3. Digital Ethics
Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette)
dalam kehidupan sehari-hari
4. Digital Safety
Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

B. Manajemen ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Pemerintah yang Sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa.
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
4. Menaati peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran,
Kesadaran dan Tanggungjawab.
6. Menunjukan Integritas dan Keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
Kedudukan ASN:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Fungsi dan tugas ASN:
1. Pelayanan publik
2. Perekat
3. Pemersatu bangsa
Hak ASN:
1. Gaji
2. Cuti
3. Tunjangan
4. Pengembangan kompetensi
5. Jaminan pensiun dan hari tua
KETERKAITAN ANTARA AGENDA 1, AGENDA 2 DAN AGENDA 3

Ketiga Agenda pada dasarnya menjadi satu kesatuan yang utuh, karena agenda 1, agenda
2 dan agenda 3 saling terkait satu sama lainnya. Di dalam Agenda 1 dan Agenda 2 yang
membahas bagaimana ilmu dasar dan akan membuka pandangan kita bagaimana menjadi ASN
yang di harapkan dan menguasai Core Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan
singkatan BerAKHLAK. Agenda 1 membahas mengenai Sikap Perilaku Bela Negara dan
Agenda 2 mengenai Nilai-nilai dasar PNS. Dimana pelatihan ini yang dituangkan dalam Agenda
1 dan Agenda 2 membekali dan agar memahami kerangka bela negara dan dasar dasar
kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara dengan menunjukan sikap
perilaku bela negara melalui aktivitas di luar kelas melalui kegiatan praktik peraturan baris
berbaris, tata upacara sipil, dan keprotokolan serta aktivitas lainya yang didukung pada agenda 2
tentang nilai nilai dasar PNS dimana sebagai ASN kita harus memiliki sikap berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaftif dan kolaboratif. Yang diharapkan
membangun komitmen dan loyalitas terhadap negara dalam menjalakan tugas sebagai PNS
profesional pelayanan masyarakat seperti yang diharapkan pada Agenda 3 menjadi SMART
ASN dan bagaimana manajemen ASN yang baik dengan penguasaan Core Value bagi ASN dan
employer yang dikenal dengan singkatan BerAKHLAK.

Anda mungkin juga menyukai