Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEGIATAN ORIENTASI MOOC PPPK

KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN 2023

Disusun oleh : Natalia Hia, S.Pd


NIP : 199112282022212010
Unit Kerja : SMP Negeri 5 Namohalu Esiwa
Kecamatan : Namohalu Esiwa
Kabupaten : Nias Utara

RESUME AGENDA 1 - 3
Senin, 30 Oktober 2023
MATERI I - Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara : Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi industri 4.0 menuntut kita supaya cepat beradaptasi
dengan kemajuan teknologi. Pondasi penting mewujudkan Smart ASN melalui Latsar sebagai bekal menghadapi
tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar yang tidak terbatas pada
interaksi fisik. Namun dapat dilakukan secara mandiri dan dikembangkan dalam skema pembelajaran kolaboratif,
aktualisasi dan penguatan secara klasikal. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN secara
nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi berkelas dunia dan menuju
Indonesia Emas 2045.

MATERI II -Video Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI : DR. Muhammad Taufiq
DEA
Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia. Penguasaan Core Value bagi ASN
dan employer yang dikenal dengan singkatan BerAKHLAK :
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
Kata kunci : Kemampuan berinovasi, Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital (SMART ASN)
Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang unggul dan mendukung daya saing
bangsa.

MATERI III - Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN
RI : Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK (P3K) dituntut belajar mandiri pada materi MOOC.
Pembelajaran dibagi 3 bagian :
Sikap perilaku Bela Negara
Nilai-nilai core value dalam penyelenggaraan pemerintahan
Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan

Selasa, 31 Oktober 2023


AGENDA I
A. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara ialah Konsepsi Cara Pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga negara akan diridan lingkungan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada 4 Konsensus Dasar Bangsa Indonesia serta Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
Indonesia Sebagai Alat Pemersatu, Identitas, Kehormatan dan Kebanggaan Bersama.
Managemen Pemerintahan Negara
1. Berfungsi untuk Melayani, Mengayomi dan Memperdayakan Masyarakat.
2. Bertugas untuk melindungi segenap Bangsa dan Tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
3. Memiliki Cita-cita untuk menjadi Negara Indonesia yang Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Nilai-Nilai Bela Negara
1. Bela Negara adalah Tekat, Sikap dan Perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga Kedaulatan, Keutuhan Wilayah dan Keselamatan
Bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI. Implementasi: Dengan memahaami
Nilai - Nilai Dasar Negara dan Nilai - Nilai Dasar ASN akan mengoptimalkan Fungsi ASN
sebagai :
a. Pelaksana Kebijakan Publik
b. Pelayan Publik
c. Perekat dan Pemersatu Bangsa
2. Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember
3. Nilai-Nilai Bela Negara Meliputi :
a. Cinta Tanah Air
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara
c. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
d. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
e. Kemampuan Awal Bela Negara

Rabu, 01 November 2023


B. ANALISIS ISU KONTEMPORER
Analisis Isu Kontemporer
1. Modal untuk menghadapi Perubahan lingkungan Strategis :
a. Modal Intelektual
b. Modal Emosional
c. Modal Sosial
d. Modal Ketabahan
e. Modal Etika/Moral
f. Modal Kesehatan.
2. Isu-Isu Strategis Kontemporer
a. Korupsi
b. Narkoba
c. Terorisme dan Radikalisme
d. Money Loundring
e. Proxy War
f. Kejahatan Mass Communication
3. Memahami Isu Kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-
masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan kesadaran publik.

Kamis, 02 November 2023


C. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela Negara adalah Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental
maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan sikap
secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun
1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Terdapat 5 rumusan Nilai Bela Negara yaitu :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;
Aksi Nasional Bela Negara adalah Sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman,
gangguan, hambatan dan Tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang
berdaulat, adil dan makmur.

Jumat, 03 November 2023


AGENDA II
NILAI- NILAI DASAR ASN
A. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara dari Reformasi
Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas
dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang berkualitas.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
yang kedua ini diantaranya: 1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; 2) memiliki
kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan 3) memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya ditampilkan untuk
memberikan layanan prima adalah:
1. Menyapa dan memberi salam
2. Ramah dan senyum manis
3. Cepat dan tepat waktu
4. Mendengar dengan sabar dan aktif
5. Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
6. Terangkan apa yang Saudara lakukan
7. Jangan lupa mengucapkan terima kasih
8. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
9. Mengingat nama pelanggan.
Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai dengan cepat dan tepat
waktu; solutif 39 ditandai dengan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih layanan yang
tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima
atau pelayanan yang diberikan.

Sabtu, 04 November 2023


B. AKUNTABEL
1. Accountability is a Relationship adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
negara dan masyarakat.
2. Accountability is Result-Oriented (Akuntabilitas berorientasi pada hasil) adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggungjawab, adil dan inovatif.
3. Accountability Requiers Reporting (Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan).
Laporan Kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau instansi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas
merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban
jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Aspek-Aspek Akuntablitas :
1. Hasrat untuk mencapai Kesatuan
2. Hasrat untuk mencapai Kemerdekaan
3. Hasrat untuk mencapai Keaslian
4. Hasrat untuk mencapai Kehormatan Bangsa
ETIKA PUBLIK
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukanatau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa
yang seharusnya dilakukan. Kode Etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Tuntutan Etika Publik dan Kompetensi Pelayanan Publik yang Profesional tidak hanya
membutuhkan Kompetensi Teknik dan Leadership, namun juga kompentensi etika. Tanpa kompetensi
etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah. Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai (kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat atau kebaikan orang lain.
1. Goals (Tujuan)
2. Roles (Peran)
3. Procedures (Prosedur)
4. Relationships (Hubungan)
5. Leadership (Kepemimpinan)
Informasi publik disini adalah “Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan,
dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan
Undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik” (Pasal 1 Ayat 2).
Sedangkan Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi
nonpemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri (Pasal 1
Ayat 3).
Atas dasar prinsip tersebut, maka pada dasarnya semua ASN berhak memberikaninformasi, namun
dalam prakteknya tidak semua ASN punya kemampuan untuk memberikan informasi berdasarkan berapa prinsip-
prinsip diatas (seperti resiko dampak kerugian yang muncul, utuh dan benar). Perilaku Berkaitan
dengan Transparansi dan Akses Informasi (Transparency and Official Information Access)
1. ASN tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti yang
dipersyaratkan oleh hukum atau otorisas yang diberikan oleh institusi. ASN tidak akan menyalahgunakan
informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial untuk diri mereka sendiri atau yang lain.
Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi saham berdasarkan informasi rahasia dan
mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang yang tidak berwenang;
2. ASN akan mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah
lainnya mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan masyarakat pada umumnya.
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus 53 dipatuhi oleh para pelayan publik
atau birokratuntuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
3. Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan dapat
mendukung secara efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, yang sangat erat hubungannya dengan hal-hal
atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, yaitu :
a. Komitmen dari Top Manajemen Dalam Organisasi;
b. Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif:
c. Perekrutan dan Promosi Pegawai;
d. Pelatihan nilai- nilai organisasi atau entitas dan standar-standar pelaksanaan;
e. Menciptakan Saluran Komunikasi yang Efektif;
f. Penegakan kedisiplinan.
Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif (Fraudulent and Corrupt
Behaviour):
1. ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi;
2. ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau potensial
untuk setiap orang atau institusinya;
3. ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk keuntungan
pribadinya;
4. ASN akan melaporkan setiap perilaku curang atau korup;
5. ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan mereka;
6. ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.
Mulgan (1997) mengidentifikasikan bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena adanya
kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pembuat
kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah lainnya.Informasi ini dapat berupa data maupun
penyampaian/penjelasan terhadap apa yang sudah terjadi, apa yang sedang dikerjakan, dan apa yang akan
dilakukan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah akses dan distribusi dari data dan informasi yang telah
dikumpulkan tersebut, sehingga pengguna/stakeholders mudah untuk mendapatkan informasi tersebut. Informasi
dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus relevant (relevan), reliable (dapat
dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta comparable (dapat diperbandingkan), sehingga dapat
digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
Untuk lebih jelasnya, data dan informasi yang disimpan dan digunakan harus sesuai denganprinsip sebagai
berikut:
1. Relevant information diartikan sebagai data dan informasi yang disediakan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kondisi sebelumnya (past), saat ini (present) dan yang akan datang (future).
2. Understandable information diartikan sebagai informasi yang disajikan dengan cara yang mudah dipahami
pengguna (user friendly) atau orang yang awam sekalipun.
Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah
(Record Keeping and Use of Government Information):
a. ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
b. ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
c. ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
d. ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitas;
e. ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
f. ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
g. ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

Minggu, 05 Oktober 2023


C. KOMPETEN
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian
baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan
dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan:
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
- Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
- Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel:
- Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi;
- Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efesien.
3. Kompeten:
- Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
- Membantu orang lain belajar;
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis:
- Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
- Suka mendorong orang lain;
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal:
- Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
- Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, instansi, dan negara;
- Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif:
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
- Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
- Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif:
- Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
- Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan
Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar KompetensiASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi;
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non- klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box
tersebut.

Senin, 06 Oktober 2023


D. HARMONIS
1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan
ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali,
mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi
rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka
Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik
Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
- Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
- Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
- Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
4. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana
tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi
potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan
dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

Selasa, 07 Oktober 2023


E. LOYAL
1. Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang
diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan perundang- undangangan yang berlaku.
2. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Aparatur Sipil Negera. Hanya ASN-ASN yang
memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.
3. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN
memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan
dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi
Pemerintah.
4. Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan
bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupunsebagai bagian dari anggota masyarakat.

Rabu, 08 Oktober 2023


F. ADAPTIF
1. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya
memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya.
2. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan
dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam
organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
3. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal,
seperti di antaranya tujuan organisasi tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan
dan lainnya.
4. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif
pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Kamis, 09 Oktober 2023


G. KOLABORATIF
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra
saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.
1. Enam Kriteria Penting Untuk Kolaborasi :
a. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
b. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
c. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya ‘Dikonsultasikan’ Oleh
Agensi Publik;
d. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
e. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan Jika Konsensus Tidak
Tercapai Dalam Praktik);
f. Fokus kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen
2. Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
3. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang
diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko
yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi
dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
4. Aktivitas Antar Organisasi meliputi :
a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah :
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2. Face to face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalamproses; serta
keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama;
5. Menetapkan outcome antara factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kolaborasi antar Lembaga pemerintah :
a. Kepercayaan,
b. Pembagian kekuasaan,
c. Gaya kepemimpinan,
d. Strategi manajemen
e. Formalisasi

Jumat, 10 Oktober 2023


AGENDA III
SMART ASN
Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revoulusioner dengan berpindahnya sebagian
kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, yakni dunia digital. Kita dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala
perkembangan yang ada di dunia digital atau sering disebut dengan istilah Mendadak Digital. Kondisi “Mendadak
Digital” ini telah mengguncang Ekonomi, Sosial, dan Budaya masyarakat Abad 21. Berbagai berkah dan bencana di
ruang digital silih berganti menghampiri seluruh profesi tak terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN).
A. LITERASI DIGITAL
Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital,
bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara
struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak
fisik menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan media
digital secara bertanggung jawab.
1. Percepatan Transformasi Digital
Karakteristik keterangan
Dorongan Masyarakat dan tren industry, keputusan organisasi

Entitas target Organisasi, platform, ekosistem, industri, masyarakat

Transformasi dapat bersifat mendalam dan memiliki implikasi di luar


Jangkauan
jaringan nilai langsung organisasi (misalnya, masyarakat, pelanggan).

Sarana Kombinasi teknologi digital (misalnya analitik, seluler, danaplikasi)

Proses bisnis diubah dan fokus model bisnis organisasidiubah; dalam


Hasil yang diharapkan
beberapa kasus proses bisnis dioptimalkan

Eksternal (pertama): terletak di luar organisasi. Internal


Lokus ketidakpastian
(kedua): terletak di dalam organisasi
Lima (5) visi Presiden untuk Indonesia:
a. Pembangunan infrastruktur
b. Pembangunan SDM
c. Keterbukaan Investasi
d. Reformasi Birokrasi
e. Penggunaan APBN fokus & tepas sasaran
Lima (5) arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan
publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sector kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital Smart ASN
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital
dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020)
2. Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan (affordances) yang
dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara
tekstual (Barton dan Lee, 2013). Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru,
berpikir dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru dan menjadi tipe
orang baru. Affordance dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform digital. Sementara pasangannya
yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan hal-hal lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain
dari hubungan.
3. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital yang dibarengi pula
dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan
penggunaan infrastruktur digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital.
Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital. Peta
Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi
panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital dalam konteks literasi
digital. Dalam peta jalan ini, dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
kecakapan digital (digital skills), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital
(digital safety).
4. Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi jumlah masyarakat Indonesia
yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total
Serviceable Market penting untuk menentukan target spesifik program literasi digital. Saat ini, tingkat penetrasi
internet di Indonesia sebesar 73,7%
5. Tantangan Kesenjangan Digital
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan memiliki (ekonomi)
dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses (Internet).
6. Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada Kurikulum 2006, mata
pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah
dan atas. Namun dihapus pada Kurikulum 2013, untuk kemudian direstorasi di Kurikulum 2013 terbaru. Namun,
penguatan literasi digital tidak hanya datang dari Kemendikbud selaku otoritas pendidikan beberapa lembaga
pemerintah, akademisi, dan nonpemerintah
7. Implementasi Literasi Digital
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology), muncul berbagai model
pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis web (web-school). Bermula dari
kedua istilah tersebut, munculah berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang menggunakan internet, seperti
online learning, distance learning, web-based learning, dan elearning (Kuntarto dan Asyhar, 2016). Gerakan
Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga
telah menggariskan beberapa indikator terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan keluarga.
B. PILAR LITERASI DIGITAL
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu,
acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal
literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media
digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif.
1. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
- Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
- Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data,
memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
- Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan
berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
- Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan ecommerce untuk memantau
keuangan dan bertransaksi secara digital.
2. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada :
- Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet(netiquette)
- Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidaksejalan, seperti:
pornografi, perundungan, dll.
- Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah
etika digital dan peraturan yang berlaku
- Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
- Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
- Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di
mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
- Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
- Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam
negeri dan kegiatan produktif lainnya.
4. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada :
- Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) Pengetahuan dasar
memproteksi identitas digital (kata sandi)
- Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang terverifikasi dan
terpercaya, memahami spam, phishing.
- Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya
rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
- Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol
keamanan seperti PIN dan kode otentikasi
C. IMPLEMENTASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia
pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi
penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 4 menit setiap
harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama
pandemic COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan
baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital
menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga
Negara. Fenomena dan permasalahan di dunia digital semakin marak dan semakin canggih. Peran dan tanggung
jawab para peserta ASN sangatlah besar.
Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai perangkat keras dan perangkat lunak
karena lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring, perangkat seluler,
dan lain sebagainya. Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas
satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya. Dengan demikian, kita
perlu mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam mengakses
dunia digital. Salah satu perangkat keras yang sering kali digunakan dalam dunia digital adalah komputer.
Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi. Komputer merupakan istilah yang
digunakan untuk menyebut komputer yang didesain untuk penggunaan individu (Wempen, 2015). Berikut ini
beberapa kategoriuntuk mesin komputer yang sering kita jumpai (Wempen, 2015) :
1. Komputer pribadi
2. Notebook
3. Netbook
4. Tablet
5. Telepon pintar
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih jasa internet yang bisa kita gunakan.
1. Kecepatan akses. Kita perlu mengetahui kecepatan akses internet yang bisa kita dapatkan.
2. Stabilitas. Kita perlu memastikan bahwa penyedia jasa internet tersebut menyediakan akses internet yang
stabil, terutama di lokasi tempat kita berada.
3. Pelayanan terhadap pelanggan. Kita perlu mengetahui bagaimana pelayanan yang diberikan terhadap
kendala yang mungkin kita temui saat mengakses internet (Handayani, 2020).
Dengan mendaftar ke penyedia jasa internet, kita bisa mengakses internet secara personal dengan teknologi
kabel atau Wi-Fi. Wi-Fi, singkatan dari wireless fidelity, merupakan istilah bagi koneksi standar tanpa kabel
(Miller, 2016). Setelah dapat mengakses internet, maka kita perlu menyeleksi dan memahami berbagai hal berkaitan
dengan internet. Istilah yang sering kita dengar adalah web. Web adalah kumpulan halaman yang menghubungkan
satu informasi dengan informasi lainnya (Levine & Young, 2010). Setiap halaman informasi ini bisa berisi berbagai
tulisan gambar, suara, video, animasi, atau hal lain (Levine & Young, 2010).
Untuk dapat mengakses web, maka kita perlu browser. Browser adalah program dalam komputer yang dapat
menemukan dan menyajikan halaman web di layar gawai kita (Levine & Young, 2010) Selain web, kita juga perlu
mengenal electronic mail (email) atau surel. Surel merupakan layanan dalam jaringan internet yang memungkinkan
kita mengirimkan pesan kepada pengguna surel lain di seluruh dunia (Levine & Young, 2010). Selain memiliki
jaringan internet, untuk dapat melakukan hal tersebut, maka kita perlu memiliki alamat surel. Alamat surel dapat
diibaratkan seperti alamat pos atau bahkan nomor telepon (Levine & Young, 2010: 208). Kita mengirimkan
pesan sesuai dengan alamat surel yang kita ketikkan dalam program layanan surel. Hal ini membuat pesan
yang kita kirimkan dapat diterima oleh pengguna yang memiliki alamat surel yang kita tuju.
Di dunia digital kita juga mengenal etika berinternet atau yang lebih dikenal dengan Netiquette (Network
Etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet. Hal paling mendasar dari netiket adalah kita harus selalu
menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan
karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya (Pane, 2016, dalam Firda dan Astuti
2021).
Terdapat dua macam jenis netiket jika dilihat dari konteks ruang digital dimana kita berinteraksi dan berkomunikasi,
yaitu one to one communications dan one to many communication.
Di balik kemudahan bertransaksi daring, terdapat bahaya yang mengintai, oleh sebab itu, kita sebagai
pengguna harus lebih bijak dalam menggunakan transaksi ini dengan menjalankan tips dari Young Americans :
Centre for Financial Education (n.d) dan Goodwill Foundation (n.d) berikut ini:
1. Periksalah koneksi https, artinya situs web menggunakan koneksi yang aman bagi data pribadi yang kita
masukkan.
2. Meneliti akun penjual. Kita dapat meneliti dari nomor telepon yang mungkin dapat dihubungi jika kita
mengalami kendala saat bertransaksi. Selain itu, kita juga dapat menelitinya dari ulasan pembeli
sebelumnya.
3. Menggunakan metode pembayaran yang aman.Sebaiknya hindari pembayaran transfer langsung ke
rekening penjual. Kartu kredit dapat menjadi pilihan yang paling aman, jika kita tidak mau membagikan
nomor kartu ke banyak penjual, maka kita bisa menggunakan jasa pembayaran seperti Paypal, Google
Wallet, dan sebagainya
4. Simpan riwayat transaksi, termasuk diantaranya tanggal, nomor transaksi, deskripsi, harga produk, hingga
riwayat surel transaksi. Hal ini mungkin berguna saat terjadi kendala
5. Hindari memberikan password, kode OTP, dan data penting lainnya kepada siapapun.
6. Jangan gunakan tanggal lahir, nomor ponsel, nama teman/hewan/saudara sebagai kata sandi.
7. Berhati-hati dengan pesan scam melalui surel (yang terkadang disertai tautan tertentu) dan situs web yang
mencurigakan.
8. Berhati-hati menggunakan komputer umum yang digunakan untuk transaksi online. Pastikan tidak
meninggalkan komputer tanpa pengawasan saat traksasi dan segera log out akun setelah bertransaksi.

Sabtu, 11 Oktober 2023


MANAGEMEN ASN
Terdapat 2 macam ASN yakni :
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Pegawai ASN berkedudukan Sebagai Aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Kewajiban sebagai ASN yaitu:
1. Setia dan Taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Pemerintah yang Sah.
2. Menjaga Kesatuan dan Kesatuan Bangsa.
3. Melaksanakan Kebijakan Pemerintah
4. Menaati ketentuan Peraturan PerUU
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dantanggungjawab.
6. Menunjukan Integritas dan Keteladanan.
7. Menyimpan Rahasia Jabatan.
Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan.
2. Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas.
3. Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kode Etik ASN : Kode Etik dan Kode Perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan Kehormatan
ASN Perencana, Pelaksana dan Pengawas Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Fungsi Kode Etik ASN
1. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan
kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya,
3. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan
pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.
PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan Publik pada Hakikatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat. (Keputusan Mentri Aparatur Sipil Negara No. 63/2003)
- Pengertian Pelayanan Publik berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik : "Pelayanan
Publik adalah Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan Pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public.
- Pelayanan ADM : Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh
publik.
- Pelayanan Barang : Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh
publik.
- Pelayanan Jasa : Pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh Public
- Pelayanan Regulasi : Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang- undangan,
maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

WHOLE OF GOVERMENT (WoG)


Whole Of Goverment (WoG) adalah Sebuah pendekatan fungsi dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan bersama dalam :
- Pembangunan Kebijakan
- Manajemen Program dan
- Pelayanan Publik.
WoG diperlukan karena :
- Dorongan Publik untuk kinerja Good Government
- Keberagaman
- Perkembangan Teknologi dan Informasi
- Ego Sentral dan Siloisasi.
.

Anda mungkin juga menyukai