Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
TAHUN 2023

NAMA : HALIZA PUTRI, S.Pd


NIP : 199509182022212005
GOLONGAN: IX

AHLI PERTAMA – GURU SEJARAH


PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
AGENDA 1
SIKAP PRILAKU BELA NEGARA
A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan
a. Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila,
UUD NKRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, untuk
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera
b. Sejarah indonesia dimulai sejak 20 mei 1908 yaitu berdirinya Organisasi
Budi Utomo. Selanjutnya diprakarsai Organisasi Perhimpunan Indonesia pada
25 oktober 1908. Pada 30 april 1926 dilaksanakan kongres pemuda I dan 27-
28 Oktober 1928 dilaksanakan Kongres Pemuda II. Kemudian tanggal 1 Maret
1945 dibentuk BPUPKI yang kemudian berubah menjadi PPKI tanggal 2
Agustus 1945. Puncaknya Indonesia lahir pada tanggal 17 Agustus 1945
setelah Ir. Soekarno membacakan teks Proklamasi
c. Empat konsesus dasar berbangsa dan bernegara; Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI
d. Atribut Negara; Bendera Merah Putih, Lambang negara Garuda Pancasila,
Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
2. Nilai-Nilai Bela Negara
Nilai dasar bela negara antara lain; cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara,
setia pada pancasila dan ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara
serta kemampuan awal bela negara.
3. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
a. Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia yang paling menonjol
ialah; perasaan senasib, kebangkitan nasional, sumpah pemuda dan proklamasi
kemerdekaan.
b. Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa; Bhinneka tunggal ika,
nasionalisme, kebebasan yang bertanggung jawab, wawasan nusantara dan
persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita-cita reformasi.
c. Nasionalisme dalam arti sempit (chauvinisme); yaitu sikap mencintai bangsa
sendiri secara berlebihan sehingga menganggap bangsa lain rendah, contoh
Jerman pada masa Hitler. Sedangkan Nasionalisme dalam arti luas adlaah
sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menganggap semua bangsa
sama derajatnya.
d. Landasan Idiil Sistem Administrasi NKRI adalah Pancasila dan landasan
konstitusionalnya adalah UUD 1945
e. Peran ASN dalam sistem Administrasi NKRI adalah diserahi tugas untuk
melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu.
B. Analisis Isu Kontemporer
1. Modal Insani dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
a. Modal Intelektual
b. Modal Emosional
c. Modal Sosial
d. Modal Ketabahan (adversity)
e. Modal Etika/moral
f. Modal Kesehatan (kekuatan) fisik/ Jasmani
2. Isu-isu Strategis Kontemporer
a. Korupsi
b. Narkoba
c. Terorisme dan Radikalisme
d. Money Laundring
e. Proxy War
f. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax)
3. Teknik-teknik Analisis Isu
a. Teknik Tapisan Isu
b. Teknik Analisis Isu
c. Teknik Kesenjangan atau Gap Analysis

C. Kesiapsiagaan Bela Negara


1. Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara
a. Bela negara adalah kebulatan sikap, tekad dan prilaku warga negara yang
dilakukan dengan secara ikhlai, sadar dan rela berkorban yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.
b. Cinta tanah air kesadaran berbangsa dan bernegara yaitu yakin terhadap
Pancasila sebagai ideologi negara dan rela berkorban untuk bangsa dan
negara.
c. ASN yang siap siaga adalah ASN yang mampu meminimalisir terjadinyab hal-
hal yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja.
2. Kemampuan Awal Bela Negara
a. Kesehatan Jasmani dan mental
b. Kesiapsiagaan jasmani dan mental
c. Etika, etiket dan moral
3. Kegiatan kesiapsiagaan Bela Negara
a. Baris berbaris dan tata upacara
b. Keprotokolan
c. Kewaspadaan diri
d. Membangun tim
e. Caraka malam dan api semangat bela negara
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR ASN
A. Berorientasi Pelayanan
1. Konsep Layanan Publik
a. Pelayanan publik ialah rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan aturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
publik
b. Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap instituso penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain
yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik
c. ASN adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan publik.
d. Asas penyelenggaraan pelayanan
Yaitu kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan
hak dan kewajiban; keprofesionalan, partisipatif, persamaan erlakuan/tidak
diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus
bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan, serta
keterjangkauan
e. Prinsip pelayanan publik yang baik
Adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan
2. Membangun Budaya Pelayanan Prima
a. Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan
kepuasan penggunaan layanan
b. Pelayanan yang beririentasi pada costumer statisfaction adalah wujud
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau dikenal dengan pelayanan
prima
c. Pelayanan prima didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang
dimiliki oleh penyelenggara.

B. Akuntabel
1. Konsep Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik pada atasan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada publik. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi dalam memenuhi tanggung jawab dan
amanah yang dipercayakan kepadanya.
2. Aspek-aspek Akuntabilitas
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result-oriented)
c. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi ( Accountability is meaningless
without consequences)
d. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
3. Fungsi Akuntabilitas Publik
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)

C. Kompeten
1. Tantangan Lingkungan Strategis
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dalam meningkatkann kinerja organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
2. Kebijakan Pembangunan Aparatur
a. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek
pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti
hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang
bersifat subyektif.
b. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter
birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan
dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan
tata kelola yang semakin efektif dan efisien
c. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN
dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan
karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme,
wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship.
3. Pengembangan Kompetensi
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja.
b. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan
publik.
c. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku
BerAkhlak.
d. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah keniscayaan.
e. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau
disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan
berbasis pada sumber pembelajaran utama dari Internet.
f. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis
online network.
g. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian
para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi
tempat ASN bekerja atau tempat lain.
h. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi
dan atau luar organisasi.
i. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor
termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan.
j. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam
“pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums).
k. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang
l. terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan
sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat
dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
m. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).

D. Harmonis
1. Keanekaragam Bangsa dan Budaya
a. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara.
b. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia
menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
c. Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku
bangsa dan budaya nya.
2. Mewujudkan Suasana Harmonis dalam Pelayanan ASN Kepada
Masyarakat
a. Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai).
b. Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor
dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan
suatu kesatuan yang luhur.
c. Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja.
d. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif
bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.

E. Loyal
1. Konsep Loyal
a. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia.
b. Bagi seorang ASN, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
c. Ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur
loyalitas pegawainya, antara lain:
1) Taat pada Peraturan.
2) Bekerja dengan Integritas
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
4) Kemauan untuk Bekerja Sama.
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
6) Hubungan Antar Pribadi
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain
2. Panduan Perilaku Loyal
a. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk ASN terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai
Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya
b. Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu:
1) Cinta Tanah Air
2) Sadar Berbangsa dan Bernegara
3) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5) Kemampuan Awal Bela Negara

F. Adaptif
1. Konsep Adaptif
a. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup.
b. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi
selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya.
c. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas
yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi.
d. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal,
seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku
tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
e. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Adaptif dalam Konteks Organisasi Pemerintah
a. Indikator-indikator pengembangan adaktif: (1) Pengembangan sumber
daya manusia adaptif; (2 Penguatan organisasi adaptif dan (3)
Pembaharuan institusional adaptif.
b. Tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk
pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi
(think again) dan berpikir lintas (think across).

G. Kolaboratif
1. Konsep Kolaborasi
a. Kolaborasi artinya adalah sebuah (pekerjaan) kerja sama. Kerja sama
berarti antara dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
b. Kolaborasi pemerintahan (Collaborative governance) mencakup kemitraan
institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan
berbagi tanggung jawab dan sumber daya
2. Praktik dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah
a. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga
pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
b. Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah
yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi dan dasar hukum kolaborasi yang tidak jelas.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
A. SMART ASN
1. Literasi Digital
a. Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber
daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai.
b. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital
culture, digital ethics, dan digital safety.
2. Implementasi Literasi Digital
a. Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi
literasi digital, berada di domain „single, informal‟.
b. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud kewarganegaraan
digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain „kolektif, formal‟ di
mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai
warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban,
dan tanggung jawabnya dalam ruang „negara‟.
c. Digital Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di
ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat
digital, berada di domain „kolektif, informal‟.
d. Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar
dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain „single, formal‟
karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.
B. Manajemen ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
c. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik
d. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2) Pelayan public; dan 3)
Perekat dan pemersatu bangsa
e. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
f. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN


a. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
b. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik
dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi.
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan.
d. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia.
e. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga
kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa
korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai