Anda di halaman 1dari 8

CAPAIAN PEMBELAJARAN

NAMA INSTANSI : SMAN 1 BASA AMPEK BALAI

NAMA GURU : HALIZA PUTRI, S.Pd

FASE :F

MATA PELAJARAN : SEJARAH

A. Rasional Mata Pelajaran Sejarah SMA


Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Negeri lautan dengan
taburan pulau-pulau di atasnya. Perpaduan lautan dan daratan dengan
berbagai ragam potensi yang ada di dalamnya menjadikan Indonesia sebagai
salah satu negara Kepulauan (archipelago) terbesar di dunia. Secara fisik
Kepulauan Indonesia memiliki 1.904.569 km² luas wilayah, 18.108 jumlah pulau,
81.000 km² garis pantai, dan 2,7 juta luas perairan atau 70% dari luas wilayah
Indonesia yang membentang dari 6⁰ 08’ LU - 11⁰ 15’ LS dan 94⁰ 45’ BT – 141⁰ 05’
BT. Sedangkan secara kebudayaan, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri
atas 1.331 suku bangsa, 652 bahasa daerah, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat
kepercayaan.
Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan
Pasifik, sehingga secara geografis Indonesia menempati lokasi strategis dalam jalur
lalu lintas masyarakat dunia. Sudah sejak lama Indonesia menjadi tempat
persinggahan berbagai bangsa, mulai dari India, Arab, Cina, dan Eropa dengan
masing-masing membawa ragam budaya dari tanah asalnya, serta berinteraksi
dengan ragam budaya asli Indonesia. Proses ini melahirkan berbagai bentuk
budaya baru yang bercampur dalam balutan kearifan lokal, kemudian membentuk
model Indonesia dengan karakteristik Indonesia dan citarasa Indonesia.
Selain itu posisi Indonesia sebagai pusat persemaian dan penyerbukan silang
budaya ikut melahirkan kultur masyarakat yang inklusif, plural, serta mampu
mengembangkan berbagai corak kebudayaan yang lebih banyak dibandingkan
dengan kawasan dunia manapun.
Pemahaman dan kesadaran mengenai keindonesiaan wajib diketahui oleh
segenap bangsa Indonesia, pertanyaan dari mana kita berasal, bagaimana keadaan
kita sekarang, dan kedepan mau berjalan kearah mana adalah berbagai pertanyaan
menyangkut eksistensi kita sebagai bangsa atau bahkan manusia pada
umumnya. Kita juga harus menyadari bahwa bangsa ini lahir bukan dari persamaan
suku, ras, budaya, atau agama, melainkan karena adanya kesadaran serta
kesepakatan untuk hidup bersama dalam sebuah bangsa yaitu Indonesia.

233
Kesadaran dan kesepakatan bersama ini diikat oleh fakta bahwa kita berangkat dari
sejarah yang sama

234
Berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia mulai dari asal usul nenek
moyang dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa
penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan
Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan
kemerdekaan, masa pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin, masa
Pemerintahan Orde Baru, sampai masa Pemerintahan Reformasi adalah sebuah
perjalanan panjang melintasi ruang dan waktu, dimana banyak terkandung pelajaran di
dalamnya.\

Perjalanan sejarah Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di
dunia. Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan Peristiwa
Kontemporer Dunia sampai Abad-21 adalah diantara peristiwa dunia yang berpengaruh
secara langsung atau tidak langsung dengan Indonesia. Transformasi pengetahuan
atas masa lalu untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian, dan sebagai
bahan proyeksi untuk masa depan, sebagai upaya memperkuat jati diri manusia dalam
dimensi lokal, nasional, dan global hanya mungkin dilakukan melalui mata pelajaran
Sejarah.

Dari sisi pengetahuan konten teknologi pembelajaran (pedagogical content


technology knowledge) guru sejarah dalam mengajarkan sejarah harus utuh dan
komprehensif. Laksana orang menenun, sejarah harus disampaikan memanjang jalur atas-
bawah dan melebar jalur kiri-kanan, artinya berbagai pendekatan diakronis (kronologis)
maupun sinkronis dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah peristiwa sejarah
secara utuh. Begitu juga dengan muatan-muatan lain dalam sejarah perlu diajarkan secara
multidimensional, misalnya jika selama ini mempelajari sejarah lebih ditekankan kepada
muatan politik atau militer, maka sekarang ini kita dapat juga mengangkat muatan lokal,
muatan sosial, muatan Hak Asasi Manusia (HAM), muatan feminis, muatan maritim,
muatan agraris, muatan teknologi, muatan lingkungan, muatan mitigasi, muatan
kesehatan, muatan fashion, muatan kuliner, dan lain sebagainya secara terintegrasi
dalam satu narasi sejarah. Penjelasan sejarah yang utuh dan komprehensif dari berbagai
pendekatan, serta dengan memasukan berbagai muatan sejarah dan melibatkan ilmu-
ilmu bantu lain, kemudian dikombinasikan dengan penggunaan ragam model
atau media pembelajaran inovatif berbasis teknologi, niscaya akan membuat
pembelajaran sejarah menjadi semakin kaya, berbobot, dan bermakna bagi kehidupan anak
bangsa.

Peran guru sejarah dibutuhkan untuk membangun jembatan antara masa lalu, masa
kini, dan masa depan dengan merangsang kebatinan serta nalar peserta didik melalui
keterampilan imajinatif, kreatif, kritis, dan reflektif yang bersandar pada sumber-sumber
autentik. Dari sini kita semakin menjadi yakin bahwa belajar sejarah sesungguhnya
235
adalah belajar berpikir. Selain itu belajar sejarah jangan sampai hanya sebatas lambang
pemujaan masa lalu, dimana generasi muda hanya dapat terpesona atau menjadi penikmat
dari masa lalu yang gemilang, tanpa pernah berpikir untuk merencanakan bangunan
masa depan mereka sendiri.

Secara progresif pembelajaran sejarah harus mampu mengkontekstualisasikan


berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan berbagai peristiwa yang dialami
sekarang, untuk kita dapat saling merenungi, mengevaluasi, membandingkan, atau
mengambil keputusan, sekaligus sebagai orientasi untuk kehidupan masa depan yang lebih
baik. Muara dari pembelajaran sejarah yang berorientasi pada keterampilan berpikir
secara alamiah akan mendorong pembentukan manusia merdeka yang memiliki
kesadaran sejarah dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.

B. Tujuan Belajar Sejarah


Mata pelajaran sejarah bertujuan untuk:
1. Menumbuhkembangkan kesadaran sejarah
2. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Menumbuhkembangkan pemahaman kolektif sebagai bangsa
4. Menumbuhkembangkan rasa bangga atas kegemilangan masa lalu
5. Menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan patriotism
6. Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan hidup
7. Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebhinekaan dan gotong royong;
8. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi manusia, yaitu
kemampuan menganalisis pemikiran, suasana kebatinan, tindakan, maupun karya
yang memiliki makna dalam sejarah;
9. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi ruang, yaitu kemampuan
menganalisis hubungan atau keterkaitan antara peristiwa yang terjadi secara
lokal, nasional, serta global;
10. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang waktu, yaitu kemampuan melihat
peristiwa secara utuh meliputi dimensi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang, serta menganalisis perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan
perubahan dalam kehidupan manusia;
11. Melatih kecakapan berpikir diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas, imajinatif,
kreatif, kritis, reflektif, kontekstual, dan multiperspektif;
12. Melatih keterampilan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber
(verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah
(historiografi);
13. Melatih keterampilan mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital
dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto,

236
maket, vlog, story board, timeline, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-
lain;
C. Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah
Karakteristik mata pelajaran sejarah terikat oleh dimensi manusia, ruang, dan
waktu. Dimensi manusia dilihat sebagai agen yang menciptakan sejarah, secara individu
ataupun kolektif, dengan melihat dimensi pemikiran, mental kebatinan, rekam jejak
atau karya yang menjadi latar belakang manusia tersebut. Lalu dimensi ruang dilihat
dari tempat terjadinya sebuah peristiwa, dalam lingkup lokal, nasional, dan global,
dengan menarik hubungan antara satu peristiwa di satu tempat, dengan peristiwa di
tempat lainnya. Kemudian dimensi waktu dilihat secara kontekstual melewati masa
lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dengan memperhatikan pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, atau keberulangan dari sebuah peristiwa.
Dari sisi substansi, mata pelajaran sejarah berisikan berbagai peristiwa penting
yang terjadi di Indonesia dalam lingkup lokal dan nasional, mulai dari asal usul nenek
moyang dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa
penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan
Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan
kemerdekaan, masa pemerintahan Demokrasi Liberal dan Terpimpin, masa
pemerintahan Orde Baru, sampai masa pemerintahan Reformasi.
Mata pelajaran Sejarah juga mencakup berbagai peristiwa global yang memiliki
keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Indonesia. Peristiwa global ini
berbentuk muatan materi yang terintegrasi dalam perjalanan sejarah di Indonesia
seperti pembentukan paham keindonesiaan yang dikaitkan dengan revolusi besar
dunia, pergerakan kebangsaan dengan Perang Dunia I, Proklamasi kemerdekaan
dengan Perang Dunia II, usaha mempertahankan kemerdekaan dengan
Perang Dingin, serta masa reformasi dengan peristiwa kontemporer dunia sampai
abad-21
Secara pendekatan, mata pelajaran sejarah dapat dikaji dengan menggunakan
berbagai pendekatan khas sejarah seperti diakronis (kronologi) maupun sinkronis.
Mata pelajaran sejarah juga memberikan pengalaman belajar saintifik yang
diperoleh melalui tahapan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi
sumber (verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), sampai mengambil
kesimpulan dan refleksi yang dituliskan secara historiografi.
1. Lingkup materi dalam mata pelajaran sejarah, yaitu:
a. Pengantar Ilmu Sejarah
b. Asal-Usul Nenek Moyang dan Jalur Rempah di Indonesia
c. Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
d. Kerajaan Islam di Indonesia
e. Kolonisasi dan Perlawanan Bangsa Indonesia f. Pergerakan
Kebangsaan Indonesia
f. Pendudukan Jepang di Indonesia
g. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
h. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
i. Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
j. Pemerintahan Orde Baru
k. Pemerintahan Reformasi
2. Lingkup Strands Kecakapan dalam mata pelajaran Sejarah, meliputi:
a. Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual Skills)
b. Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking Skills)
237
c. Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness)
d. Penelitian Sejarah (Historical Research)
e. Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice Skills)

Dari uraian di atas, maka mata pelajaran Sejarah meliputi elemen sebagai berikut:

Elemen Deskripsi

Keterampilan Proses 1. Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking Skills):


Sejarah Kelas XI dan XII Peserta didik mampu berpikir diakronis (kronologi); berpikir
sinkronis; berpikir kausalitas; berpikir interpretasi; berpikir
kritis; berpikir kreatif; berpikir kontekstual; berpikir
imajinatif; berpikir multiperspektif; berpikir reflektif.
2. Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness): Peserta didik
mampu memahami dan menganalisis fakta sejarah;
menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan;
memaknai nilai-nilai masa lalu.
3. Penelitian Sejarah (Historical Research): Peserta didik
mampu menentukan topik; mengumpulkan sumber
(heuristik); mengritik dan menyeleksi
sumber (verifikasi); menganalisis dan mensintesis sumber
(interpretasi); menuliskan sejarah
(historiografi).
4. Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice Skills):
Peserta didik mampu membaca buku teks,
buku referensi, internet, dokumen sejarah, dan hasil
wawancara; menuliskan cerita sejarah; menuturkan cerita
sejarah; mengolah informasi sejarah non
digital atau digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah,
rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog,
timeline, story board, infografis,
videografis, komik, poster, dan lain-lain.

238
D. Capaian Pembelajaran Sejarah Setiap Fase

1. Pada Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII mampu mengembangkan konsep- konsep
dasar sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah dalam lintasan lokal, nasional, dan global.
Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat
bersejarah, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis
serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia yang dapat
dikaitkan atau dihubungkan dengan berbagai peristiwa lain yang terjadi di dunia pada periode
yang sama meliputi Kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia, Pergerakan Kebangsaan
Indonesia, Pendudukan Jepang di Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan, Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin,
Pemerintahan Orde Baru, serta Pemerintahan Reformasi

Peserta didik di Kelas XI mampu menggunakan sumber primer dan/atau sekunder untuk
melakukan penelitian sejarah secara diakronis dan/atau sinkronis kemudian
mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain
itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menjelaskan, menganalisis,
dan mengevaluasi peristiwa sejarah, serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Peserta didik di Kelas XII mampu menggunakan sumber primer dan sekunder
untuk melakukan penelitian sejarah secara sinkronis dan/atau diakronis kemudian
mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain
itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menjelaskan,
menganalisis, dan mengevaluasi peristiwa sejarah dari berbagai perspektif serta
mengaktualisasikan minat bakatnya dalam bidang sejarah melalui studi lanjutan atau
kegiatan kesejarahan di luar sekolah

Elemen Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual Skills)


Pada akhir fase kelas XI ini, peserta didik mampu mengembangkan konsep sejarah
yang dapat digunakan untuk mengkaji peristiwa
sejarah; mengidentifikasi kiprah orang-orang atau kelompok masyarakat dalam
menciptakan dan menggerakan sejarah; mengidentifikasi peristiwa sejarah di
Indonesia serta mengaitkan atau menghubungkannya dengan peristiwa sejarah
di dunia pada periode yang sama; mengidentifikasi dan menganalisis pola
perkembangan, keberlanjutan, perubahan, dan pengulangan dalam peristiwa
sejarah; dan mengembangkan konsep diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis untuk
mendeskripsikan peristiwa sejarah.

Elemen Keterampilan Berpikir Sejarah


Pada akhir fase Kelas XI ini, peserta didik mampu melakukan:
1. Menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah secara
diakronis (kronologi) yang menitikberatkan pada proses dan/
atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; menganalisis serta
mengevaluasi peristiwa sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; mengaitkan
peristiwa sejarah dengan kehidupan sehari-hari; dan menempatkan peristiwa
sejarah pada konteks zamannya.
2. Menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam perspektif masa
lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa
sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan;
memaknai nilai- nilai atau hikmah dari peristiwa sejarah.
3. Menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; mengaitkan hubungan antara peristiwa sejarah lokal,
nasional, bahkan global.
Elemen Kesadaran Sejarah
Pada akhir fase kelas XI ini, peserta didik mampu Memahami fakta sejarah serta
melihat keterkaitan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan; mengaitkan
peristiwa sejarah dengan realitas
sosial dan mengevaluasi peristiwa sejarah; memaknai nilai-nilai yang terkandung
dalam peristiwa sejarah; mengembangkan minat untuk memperdalam atau
melanjutkan studi ilmu sejarah atau pendidikan sejarah; mengembangkan kepedulian
untuk mengunjungi dan menjaga benda-benda atau situs-situs peninggalan sejarah;
dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kesejarahan.
Elemen Penelitian Sejarah
Pada akhir fase kelas XI ini, peserta didik mampu melakukan penelitian sejarah
dengan menerapkan langkah-langkah mencari
sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi), analisa dan sintesa sumber
(interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi); menuliskan biografi tokoh-
tokoh sejarah.

Mengetahui Tapan, Juni 2023


Kepala Sekolah Guru Sejarah

SASRA MULYADI HALIZA PUTRI,S.Pd


NIP. 19750506 200212 1003 NIP. 199509182022212005

Anda mungkin juga menyukai