Anda di halaman 1dari 10

Bojongsari Depok Jabar, 5-3-2022

Yth. Peserta PKA


Pusdiklat Tenaga Administrasi
Badan Litbang dan Diklat
Kemenag RI

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Sebagai tindak lanjut dari materi Konsepsi Aksi Perubahan, berikut


ini sebuah produk yang harus dihasilkan sejak awal dalam rangka
penyusunan Rancangan Aksi Perubahan (RAP) pada saatnya nanti,
yaitu Gagasan Perubahan.

Oleh karena itu hendaknya Gagasan ini perlu segera disusun oleh
setiap peserta sebagai embrio Aksi Perubahan yang akan
dijalankan. Sedangkan bagaimana menyusun RAP dan setterusnya
akan disampaikan pada saatnya sesuai dengan Jadwal PKA.

Penyusunan Gagasan ini hendaknya dikomunikasikan dan juga


dimintakan persetujuan kepada mentor maupun Coach masing-
masing.

Bersama ini disampaikan Blanko Gagasan Perubahan dan sekedar


contoh Gagasan Perubahan dari peserta PKA terdahulu.

Selamat berkarya semoga sehat selalu. Aamiin

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.


Pengajar/ Coach

Tahmid

1
GAGASAN AKSI PERUBAHAN

………………………………………..
……….…………… judu ………………………
……………………………………………….

Oleh :
………………………………..

KEMENTERIAN AGAMA RI BEKERJASAMA DENGAN


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA) ANGKATAN VI
TAHUN 2022

2
I. Latar Belakang
………………….

………………………………………

II. Nama Gagasan Perubahan


……………….

…………………………

III. Tujuan Perubahan


1. Tujuan Jangka Pendek
……………………
2. Tujuan Jangka Menengah
………………………………
3. Tujuan Jangka Panjang
……………………………………..

IV. Manfaat Perubahan


Manfaat yang ingin dicapai dalam dan melalui aksi perubahan ini antara lain :
1. Internal
a. ……………..

b. ……………

c. Dst

2. Eksternal
a. ………………

b. ……………….

c. …………….dst.

V. Ruang Lingkup

Aksi Perubahan ini akan dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai


berikut :
1. Jangka Pendek
a. ……………..

1
b. ……………

c. Dst

2. Jangka Menengah
a. ……………..

b. ……………

c. Dst

3. Jangka Panjang
a. ……………..

b. ……………

c. Dst

…………… , ……………. 2022

Menyetujui: Peserta,
Mentor,

……………………………… …………………………..

Mengetahui:

Coach;

………………………………………

2
GAGASAN AKSI PERUBAHAN

REVITALISASI NILAI-NILAI KARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA


LAMAHOLOT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KERUKUNAN
HIDUP UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN LEMBATA

Oleh :
H. Ishak Sulaiman, S.Ag

KEMENTERIAN AGAMA RI BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA


ADMINISTRASI NEGARA RI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA) ANGKATAN II
TAHUN 2020

3
I. Latar Belakang
Kabupaten Lembata merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun
1999. Saat ini Kabupaten Lembata terdiri dari 9 Kecamatan meliputi 144 desa
dan 7 kelurahan memiliki luas wilayah 4.620,375 km2 yang terdiri dari wilayah
daratan seluas 1.266,39 km2 atau 126.639 ha dan wilayah laut seluas
3.353,995 km2. Secara astronomis Kabupaten Lembata terletak pada posisi :
8°10'12’’-8°35’24’’ LS dan 123°12'1’’ - 123°55’48’’ BT.
Sementara itu, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lembata Tahun 2019, Data umat beragama di Kabupaten Lembata dapat
dilihat pada diagram berikut :

Potensi masyarakat umat beragama inilah yang menjadi obyek sasaran


pelayanan publik oleh lembaga Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Lembata. Kenyataan pluralitas masyarakat umat beragama ini menjadi
tantangan tersendiri bagi lembaga Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Lembata dalam menyelenggarakan pelayanan publik di wilayah Kabupaten ini
dengan di mana gesekan-gesekan sosial pada tingkat akar rumput bisa terjadi
kapan dan di mana saja.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata sendiri, berdiri pada
tahun 2002, berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor : 373 Tahun 2002.
Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata
sebagaimana tertuang dalam PMA Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi

4
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama pada Pasal 623 antara
lain :
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Seksi Pendidikan Islam;
3. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam;
4. Seksi Urusan Agama Katolik;
5. Seksi Pendidikan Katolik;
6. Peyelenggara Haji dan Umrah;
7. Peyelenggara Kristen;
8. Peyelenggara Hindu dan Budha; dan
9. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasinya berdasarkan KMA 373 Tahun 2002 dapat
digambarkan pada diagram berikut :

Kepala Kantor

Kepala Sub
Bagian Tata Usaha

Seksi Seksi Seksi Seksi


Pendidikan Bimbingan Urusan Pendidikan
Islam Masyarakat Agama Katolik
Islam Katolik

Penyelenggara
Haji dan Umrah

Penyelenggara
Kristen

Penyelenggara
Hindu dan

Sebagai Pejabat Administrator pada lembaga ini, tugas dan fungsi kami
adalah melaksanakan tugas dan fungsi Keementerian Agama dalam wilayah
Kabupaten Lembata berdasarkan kebijakan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai ketentuan

5
perundang-undangan yang berlaku.
Mencermati kondisi kebangsaan kita dewasa ini, isu toleransi, kerukunan
umat beragama maupun isu disharmonisasi tengah mengemuka. Akibat
adanya pluralisme masyarakat dan umat beragama, termasuk di wilayah
Kabupaten Lembata, gesekan sosial bisa terjadi kapan di mana saja oleh
karena adanya berbagai alasan dan kepentingan tertentu. Berbagai upaya
gencar digalakan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak lainnya dalam
upaya merekatkan kerukunan umat beragama dan meminimalisir gesekan
sosial di tengah masyarakat.
Berangkat dari kenyataan ini, kami mencoba menawarkan sebuah
langkah solutif dalam menghadapi ancaman disharmonisasi bangsa melalui
sebuah Rencana Aksi Perubahan. Kami meyakini bahwa gesekan sosial atau
pun ancaman disharmonisasi bangsa kita bisa diminimalisir atau bahkan
dihilangkan dengan menggalakan pendekatan berbasis kultur budaya lokal.
Tak dapat kita pungkiri bahwa kearifan lokal yang terdapat dalam setiap
budaya daerah bangsa kita memiliki nilai- nilai luhur yang pada hakekatnya
telah mempersatukan manusia-manusia bangsa kita sejak zaman dahulu kala.
Secara khusus kami akan memfoksuskan perhatian kami pada Budaya
Lamaholot, yang telah dihidupi oleh masyarakat yang berada di beberapa
wilayah kepulaun yakni Solor, Adonara, Lembata dan Alor. Kami juga meyakini
bahwa kerukunan yang dibangun di atas dasar sendi-sendi budaya dan
kearifan lokal akan mampu tumbuh kuat dan berkembang, melampaui segala
sekat SARA yang ada.

II. Nama Gagasan Perubahan


Gagasan perubahan ini adalah Revitalisasi Nilai-Nilai Karifan Lokal Dalam
Budaya Lamaholot Sebagai Upaya Peningkatan Kerukunan Hidup Umat
Beragama Di Kabupaten Lembata.

III. Tujuan Perubahan


1. Tujuan Jangka Pendek
Terdatanya nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam Budaya
Lamaholot
2. Tujuan Jangka Menengah
Terlaksananya revitalisasi terhadap nilai-nilai kearifan lokal dalam

6
Budaya Lamaholot
3. Tujuan Jangka Panjang
Terbinanya kerukunan hidup antar umat beragama di Kabupaten
Lembata yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal Budaya Lamaholot

IV. Manfaat Perubahan


Manfaat yang ingin dicapai dalam dan melalui aksi perubahan ini antara lain :
1. Internal
a. Tugas dan fungsi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata
dalam hal penyelenggaraan bidang agama dapat terlaksana dengan
baik;

b. Kerukunan umat beragama di wilayah Kabupaten Lembata dapat


terselenggara dengan baik karena dibangun di atas sendi-sendi
kearifan lokal dalam Budaya Lamaholot.
2. Eksternal
a. Masyarakat umat beragama di Kabupaten Lembata dapat menyadari
akan pentingnya nilai-nilai luhur kearifan lokal dalam Budaya Lamaholot
yang telah diwariskan sejak zaman dahulu;
b. Nilai-nilai luhur kearifan lokal dalam Budaya Lamaholot dapat digali
kembali dan diimplementasikan dalam proses merekatkan serta
meningkatkan kerukunan umat beragama di wilayah Kabupaten
Lembata;
c. Kerukunan hidup umat beragama di Kabupaten Lembata dapat tumbuh
kokoh pada masa-masa yang akan datang.

V. Ruang Lingkup

Aksi Perubahan ini akan dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai


berikut :
1. Jangka Pendek
a. Menyusun desain aksi perubahan ini secara detail dan menyeluruh;
b. Melakukan sosialisasi rencana aksi perubahan ini kepada pihak-pihak
terkait;
c. Melakukan penelitian dan inventarisasi nilai-nilai kearifan lokal yang
hidup dan berkembang di dalam Budaya Lamaholot ke setiap daerah di
wilayah Kabupaten Lembata

7
2. Jangka Menengah
a. Melaksanakan proses revitalisasi terhadap kearifan-kearifan lokal
dalam Budaya Lamaholot melalui dialog-dialog kebudayaan di daerah-
daerah;
b. Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Kerukunan Umat Beragama di
tingkat Kecamatan yang bertugas untuk membina dan memelihara
kerukunan umat beragama berlandaskan kearifan lokal Budaya
Lamaholot.
3. Jangka Panjang
a. Melakukan pendampingan yang berkelanjutan pada Pokja Kerukunan
di tingkat kecamatan;
b. Menggalakan pembentukan Kampung Sadar Kerukunan di daerah
yang potensial sebagai pilot project terbentuknya Desa Sadar
Kerukunan di Kabupaten Lembata

Lembata, Agustus 2020

Menyetujui Mentor, Peserta,

Drs. Sarman Marselinus H. Ishak Sulaiman, S.Ag

Mengetahui:

Coach:

Mohammad Tahmid

Anda mungkin juga menyukai