Oleh karena itu hendaknya Gagasan ini perlu segera disusun oleh
setiap peserta sebagai embrio Aksi Perubahan yang akan
dijalankan. Sedangkan bagaimana menyusun RAP dan setterusnya
akan disampaikan pada saatnya sesuai dengan Jadwal PKA.
Tahmid
1
GAGASAN AKSI PERUBAHAN
………………………………………..
……….…………… judu ………………………
……………………………………………….
Oleh :
………………………………..
2
I. Latar Belakang
………………….
………………………………………
…………………………
b. ……………
c. Dst
2. Eksternal
a. ………………
b. ……………….
c. …………….dst.
V. Ruang Lingkup
1
b. ……………
c. Dst
2. Jangka Menengah
a. ……………..
b. ……………
c. Dst
3. Jangka Panjang
a. ……………..
b. ……………
c. Dst
Menyetujui: Peserta,
Mentor,
……………………………… …………………………..
Mengetahui:
Coach;
………………………………………
2
GAGASAN AKSI PERUBAHAN
Oleh :
H. Ishak Sulaiman, S.Ag
3
I. Latar Belakang
Kabupaten Lembata merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun
1999. Saat ini Kabupaten Lembata terdiri dari 9 Kecamatan meliputi 144 desa
dan 7 kelurahan memiliki luas wilayah 4.620,375 km2 yang terdiri dari wilayah
daratan seluas 1.266,39 km2 atau 126.639 ha dan wilayah laut seluas
3.353,995 km2. Secara astronomis Kabupaten Lembata terletak pada posisi :
8°10'12’’-8°35’24’’ LS dan 123°12'1’’ - 123°55’48’’ BT.
Sementara itu, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lembata Tahun 2019, Data umat beragama di Kabupaten Lembata dapat
dilihat pada diagram berikut :
4
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama pada Pasal 623 antara
lain :
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Seksi Pendidikan Islam;
3. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam;
4. Seksi Urusan Agama Katolik;
5. Seksi Pendidikan Katolik;
6. Peyelenggara Haji dan Umrah;
7. Peyelenggara Kristen;
8. Peyelenggara Hindu dan Budha; dan
9. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasinya berdasarkan KMA 373 Tahun 2002 dapat
digambarkan pada diagram berikut :
Kepala Kantor
Kepala Sub
Bagian Tata Usaha
Penyelenggara
Haji dan Umrah
Penyelenggara
Kristen
Penyelenggara
Hindu dan
Sebagai Pejabat Administrator pada lembaga ini, tugas dan fungsi kami
adalah melaksanakan tugas dan fungsi Keementerian Agama dalam wilayah
Kabupaten Lembata berdasarkan kebijakan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai ketentuan
5
perundang-undangan yang berlaku.
Mencermati kondisi kebangsaan kita dewasa ini, isu toleransi, kerukunan
umat beragama maupun isu disharmonisasi tengah mengemuka. Akibat
adanya pluralisme masyarakat dan umat beragama, termasuk di wilayah
Kabupaten Lembata, gesekan sosial bisa terjadi kapan di mana saja oleh
karena adanya berbagai alasan dan kepentingan tertentu. Berbagai upaya
gencar digalakan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak lainnya dalam
upaya merekatkan kerukunan umat beragama dan meminimalisir gesekan
sosial di tengah masyarakat.
Berangkat dari kenyataan ini, kami mencoba menawarkan sebuah
langkah solutif dalam menghadapi ancaman disharmonisasi bangsa melalui
sebuah Rencana Aksi Perubahan. Kami meyakini bahwa gesekan sosial atau
pun ancaman disharmonisasi bangsa kita bisa diminimalisir atau bahkan
dihilangkan dengan menggalakan pendekatan berbasis kultur budaya lokal.
Tak dapat kita pungkiri bahwa kearifan lokal yang terdapat dalam setiap
budaya daerah bangsa kita memiliki nilai- nilai luhur yang pada hakekatnya
telah mempersatukan manusia-manusia bangsa kita sejak zaman dahulu kala.
Secara khusus kami akan memfoksuskan perhatian kami pada Budaya
Lamaholot, yang telah dihidupi oleh masyarakat yang berada di beberapa
wilayah kepulaun yakni Solor, Adonara, Lembata dan Alor. Kami juga meyakini
bahwa kerukunan yang dibangun di atas dasar sendi-sendi budaya dan
kearifan lokal akan mampu tumbuh kuat dan berkembang, melampaui segala
sekat SARA yang ada.
6
Budaya Lamaholot
3. Tujuan Jangka Panjang
Terbinanya kerukunan hidup antar umat beragama di Kabupaten
Lembata yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal Budaya Lamaholot
V. Ruang Lingkup
7
2. Jangka Menengah
a. Melaksanakan proses revitalisasi terhadap kearifan-kearifan lokal
dalam Budaya Lamaholot melalui dialog-dialog kebudayaan di daerah-
daerah;
b. Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Kerukunan Umat Beragama di
tingkat Kecamatan yang bertugas untuk membina dan memelihara
kerukunan umat beragama berlandaskan kearifan lokal Budaya
Lamaholot.
3. Jangka Panjang
a. Melakukan pendampingan yang berkelanjutan pada Pokja Kerukunan
di tingkat kecamatan;
b. Menggalakan pembentukan Kampung Sadar Kerukunan di daerah
yang potensial sebagai pilot project terbentuknya Desa Sadar
Kerukunan di Kabupaten Lembata
Mengetahui:
Coach:
Mohammad Tahmid