Anda di halaman 1dari 12

WAWASAN KEBANGSAAN

dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga
dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. KONSENSUS DASAR
1. NKRI
2. Pancasila
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. UUD 1945
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA,
SERTA LAGU KEBANGSAAN
“Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah
Sang Merah Putih”
“Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang
dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban Bangsa”
“Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya
menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher
Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda”
“Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman”

NILAI-NILAI BELA NEGARA


“BELA NEGARA adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman”
HARI BELA NEGARA ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28
tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan bahwa
tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia Pada tanggal
tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan
kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara
serta bahwa dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam
rangka mempertahankan kehidupan ber-bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan
dan Kesatuan.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara
dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang
meliputi:
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.

ANALISIS ISU KONTEMPORER


Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi
trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu
masa modern, seperti :
 KORUPSI
 NARKOBA
 TERORISME DAN RADIKALISME
 MONEY LAUNDRING
 PROXY WAR
 KEJAHATAN MASS COMMUNICATION (CYBER CRIME, HATE SPEECH, DAN
HOAX)
TEKNIK ANALISIS ISU
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok :
1. CURRENT ISSUE
yaitu : kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas dan
memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan.
2. EMERGING ISSUE
Yaitu : Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan- lahan masuk dan
menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut.
3. ISU POTENSIAL
Yaitu : Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari
beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.
“Issue scan”
1. Media scanning
2. Existing data
3. Knowledgeable others
4. Public and private organizations
5. Public at large
Teknik tapisan
Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal,
realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau
tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera
Mind mapping.
Fishbone Diagram (Hubungan Sebab Akibat)
Analisis SWOT

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
5 Rumusan Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;
Kemampuan Awal Bela Negara
 Kesehatan Jasmani
 Kesiapsiagaan Jasmani
 Kesiapsiagaan Mental
 Kesehatan Mental
 Memiliki Etika/Etiket & Moral
 Menjunjung Kearifan Lokal
Bela Negara
Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Aksi Nasional Bela Negara
adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangandengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan Negara yang
berdaulat, adil, dan makmur.

BERORIENTASI PELAYANAN
5 Prioritas Kerja 2019-2024
1. Pembangunan SDM
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Simplifikasi Regulasi
4. Penyederhanaan Birokrasi
5. Transformasi Ekonomi
Efek domino ASN tidak professional
 Kesejahteraan ASN sulit ditingkatkan
 Birokrasi menyulitkan
 Pendapatan pajak tidak optimal
 Sektor ekonomi terhambat
Efek domino ASN tidak professional
 Kesejahteraan ASN bisa ditingkatkan
 Birokrasi memudahkan
 Pendapatan pajak bisa optimal
 Sektor ekonomi tumbuh dengan cepat
Ekspektasi K/L/D dalam Merekrut Talent
 Menghasilkan kinerja yang mendukung pencapaian tujuan organisasi
 Terus belajar dan mengembangkan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan strategi
organisasi
 Menunjukkan perilaku sesuai dengan budaya organisasi
 Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
Ekspektasi Talent Menjadi ASN
 Terbukanya kesempatan mengembangkan diri (belajar)
 Terbukanya kesempatan untuk pengembangan karir
 Kesejahteraan melalui sistem reward & recognition (pengakuan dan penghargaan) yang
adil
 Adanya rasa bangga untuk berkontribusi dalam melayani bangsa
ASN Sebagai Profesi Berlandaskan Pada Prinsip Sebagai Berikut :
 Nilai dasar
 Kode etik dan kode perilaku
 Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public
 Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
 Kualifikasi akademik
 Jaminan perlidungan hukum dalam melaksanakan tugas
 Profesionalitas jabatan
Fungsi dan Tugas ASN Berdasarkan Undang-Undang ASN
1. pelaksana kebijakan publik,
2. pelayan publik,
3. perekat dan pemersatu bangsa.
Hal Fundamental dalam Pelayanan Publik
 Pelayanan publik merupakan hak warga Negara sebagai amanat konstitusi
 Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara
 Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan dating
 Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi)
Prinsip Dalam Pelayanan Publik (1)
 Partisipatif
 Transparan
 Responsif
 Tidak diskriminatif
Prinsip Dalam Pelayanan Publik (2)
 Mudah dan murah
 Efektif dan efisien
 Eksesibel
 Akuntabel
 Berkeadilan
Strategi Peningkatan Pelayanan Prima
1. Menerapkan Standar Pelayanan & Maklumat Pelayanan
2. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat, minimal 1 tahun sekali
3. Pengelolaan pengaduan masyarakat
4. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
5. Pengembangan Inovasi
6. Replikasi Best Practice
7. Perbaikan Berkelanjutan
Keterlibatan Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Prima
 Penyusunan kebijakan
 Penyusunan standar pelayanan dan maklumat pelayanan
 Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat
 Penyampaian & pengelolaan pengaduan pelayanan public
Inovasi Pelayanan Publik
 Dimaknai sebagai terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide kreatif
orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi pelayanan public tidak
harus berupa suatu penemuan baru (dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan praktik
inovasi), tetapi dapat merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual berupa
hasil perluasan maupun peningkatan kualitas inovasi yang sudah ada.
 Dalam sektor publik memiliki ciri transferabilitas. Semakin banyak penyelenggara
pelayanan publik lain yang terinspirasi dan menerapkan suatu inovasi di wilayah kerja
masing-masing, maka akan semakin tinggi nilai inovasi tersebut karena dampak dan
manfaat inovasi dapat dirasakan oleh lebih banyak pengguna layanan
 Inovasi pelayanan publik yang matang dan berkualitas didorong agar lebih banyak
penyelenggara pelayanan publik lain yang terinspirasi dan menularkan virus baiknya
sehingga dampak dan manfaat inovasi dapat dirasakan oleh lebih banyak pengguna
layanan

AKUNTABEL
Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
Aspek-Aspek Akuntabilitas
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat.
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Tingkatan Akuntabilitas
1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Mekanisme Akuntabilitas harus mengandung dimensi:
 Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
 Akuntabilitas proses (process accountability).
 Akuntabilitas program (program accountability).
 Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
1. Kepemimpinan
2. Transparansi
3. Integritas
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi
5 Langkah Membuat Framework Akuntabilitas
1. Berikan laporan secara lengkap
2. Berikan evaluasi dan masukan perbaikan
3. Tentukan tujuan dan tanggung jawab
4. Rencana apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
5. Lakukan implementasi monitoring kemajuan

KOMPETEN
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Pengelolaan ASN Berbasis Sistem Merit
 Kualifikasi
 Kompetensi
 Kinerja
 Non Diskriminatif
Kompetensi ASN
 Kompetensi Teknis
 Kompetensi Manajerial
 Kompetensi Sosial Kultural
Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN
 Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
pegawai
 Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
 Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
 Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karir
Rencana Pengembangan Kompetensi ASN
 Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang
dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
 Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas ASN dengan
mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum organisasi dengan
system perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.
Tingkat Perencanaan Pengembangan Kompetensi ASN
 Dilakukan unit kerja yang mengelola penyelenggaraan urusan di bidang sumber daya
manusia (SDM) dengan melakukan rekapitulasi dan validasi perencanaan pengembangan
kompetensi individu.
 Perencanaan Pengembangan disampaikan K/L/D ke instansi Pembina. Instansi Pembina
menyusun rencana Pengembangan Kompetensi Pegawai ASN secara nasional.
Perilaku Kompeten
 Berkinerja Yang BerAkhlak
 Membantu Orang Lain Belajar
 Melaksanakan Tugas Terbaik

HARMONIS
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu
tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama,
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Peran ASN dalam Mewujudkan suasana Harmoni
 Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti
PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif,
jujur, transparan.
 PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan
tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok
tersebut.
 PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
 Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik
kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan
pertolongan
 PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

LOYAL
Adalah wujud kepatuhan, ketaatan dan kesiapan warga negara untuk mengorbankan
apapun kepentingannya semata-mata demi tetap tegak-kokohnya negara yang telah memberinya
ruang untuk hidup. Loyalitas kepada negara merupakan ruh bagi perwujudan nasionalisme setiap
warga Negara
ASN dalam melakukan pengabdiannya sebagai aparatur pemerintah, yaitu menjadi
pelayan publik sebagaimana yang telah diamatkan oleh Undang-Undang (UU) ASN No. 5 Tahun
2014 Pasal 10 yang berbunyi Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa.
Pasal tersebut mengharuskan seseorang PNS untuk selalu memahami kewajiban, hak dan
kedudukannya dari segi hukum kepegawaian. Dengan mengetahui hal tersebut PNS dapat lebih
optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga terciptalah aparatur pemerintah yang
bersih, berwibawa, berkemampuan tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan
termasuk di dalamnya melayani masyarakat sebagai perwujudan dari abdi masyarakat.

ADAPTIF
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-
ubah agar tetap bertahan.
Batasan Pengertian Adaptif
 Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
 Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan.
 Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
 Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
 Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
 Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN
 Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
 Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(shared vision);
 Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
 Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
 Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
Penerapan Budaya Adaptif
 Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
 Memanfaatkan peluang- peluang yang berubah-ubah
 Mendorong jiwa kewirausahaan
 Terkait dengan kinerja instansi
 Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
Ciri-ciri Individu Adaptif
 Eksperimen orang yang beradaptasi
 Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
 Memiliki sumberdaya
 Selalu berpikir ke depan
 Tidak mudah mengeluh
 Tidak menyalahkan
 Tidak mencari popularitas
 Memiliki rasa ingin tahu
 Memperhatikan system
 Membuka pikiran
 Memamhami apa yang sedang diperjuangkan
Menghadapi VUCA dengan “VUCA”
 VOLATILITY : Rate of change
 UNCERTAINTY : Unclear about the present
 COMPLEXITY : Multiple key decision factors
 AMBIGUITY : Lack of clarity about meaning of an event
Adaptif dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Pengembangan Kapasitas Pemerintah Adaptif
 Pengembangan SDM adaptif
 Penguatan organisasi adaptif
 Pembaharuan Institusional adaptif

KOLABORATIF
6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi
1. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
2. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
3. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya
'‘Dikonsultasikan’ Oleh Agensi Publik;
4. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
5. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan Jika
Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik); Dan
6. Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen.
3 Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
1. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
2. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
 Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
 Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya
yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
 Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil
risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
 Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
 Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
 Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
 Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public
Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah
1. Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi.
2. Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
Sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,

SMART ASN
Literasi Digital
 Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Seorang
pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab.
 Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital
(digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital
(digital safety).
Indikator Penyusunan Peta Jalan Literasi Digital
 International Telecommunication Union (ICT Development Index)
 Institute of International Management Development (IMD Digital Competitiveness
Ranking)
 Status Literasi Digital Indonesia Survei di 34 Provinsi (Katadata Insight Center)
Implementasi Literasi Digital
Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture,
digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi
digital.
Kerangka Kurikulum Literasi Digital
 Digital Skill
 Digital Culture
 Digital Ethics
 Digital Safety
Etika Bermedia Digital
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :
1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun
meningkat drastic
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media
digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan
kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala
hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19
yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga
memunculkan berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua
orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas.
Cakap Bermedia Digital
 Berdasarkan data survei indeks literasi digital nasional 2020 (34 provinsi), akses terhadap
internet kian cepat, terjangkau, dan tersebar hingga ke pelosok (Kominfo, 2020). Dalam
survei tersebut juga terungkap bahwa literasi digital masyarakat Indonesia masih berada
pada level sedang (Katadata Insight Center & Kominfo, 2020).
 Adapun indeks literasi digital yang diukur dibagi ke dalam 4 subindeks, subindeks
tertinggi adalah subindeks informasi dan literasi data serta kemampuan teknologi (3,66),
diikuti dengan subindeks komunikasi dan kolaborasi (3,38), serta informasi dan literasi
data (3,17) (Kominfo, 2020).
Aman Bermedia Digital
 Kognitif
Memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital
(lunak maupun keras) maupun terhadap identitas digital dan data diri.
 Afektif
Empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan
sekadar tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga
menjaga keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem keamanan yang kuat.
 Konatif atau behavioral
Langkah-langkah praktis untuk melakukan perlindungan identitas digital dan data diri
Budaya Bermedia Digital
Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan
mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area
kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.
Lanskap Digital – Internet dan Dunia Maya
 Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring,
perangkat seluler, dan lain sebagainya.
 Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas
satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya.
 Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi. Komputer
merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut komputer yang didesain untuk
penggunaan individu (Wempen, 2015)
Tiga Tahapan Kerja Mesin Pencari Informasi
 Penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang kita akses
menelusuri triliunan sumber informasi di internet. Penelusuran tersebut mengacu pada
kata kunci yang diketikkan.
 Pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau informasi yang relevan dengan kata
kunci yang kita ketikkan.
 Pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap
palingsesuai dengan yang kita cari.
Empat Dimensi Persiapan
1. Akses terhadap internet. Aplikasi percakapan dan media sosial bagaimanapun adalah
platform digital yang membutuhkan internet agar bisa beroperasi.
2. Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi. Sangat penting untuk membaca syarat dan
ketentuan yang diberikan oleh aplikasi sebelum menekan tombol setuju (Monggilo dkk.,
2020)
3. Membuat dan/atau membuka akun. Mendaftarkan akun membutuhkan data-data pribadi,
misalnya nama lengkap, nomor telepon, surel, dan lainnya. Proses inilah yang harus
diwaspadai, terutama bila data-data pribadi tersebut terhubung dengan data bank maupun
dompet digital.
4. Metode akses. Umumnya dua metode dalam mengakses sebuah aplikasi, yaitu melalui
aplikasi mobile yang dipasang ke perangkat kita dan/atau browser.
Partisipasi
Partisipasi merupakan proses terlibat aktif dalam berbagi data dan informasi yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Proses ini berakhir pada menciptakan konten kreatif
dan positif untuk menggerakkan lingkungan sekitar.
Kolaborasi
Kolaborasi merupakan proses kerjasama antar pengguna untuk memecahkan masalah
bersama (Monggilo, 2020). Kompetensi ini mengajak peserta untuk berinisiatif dan
mendistribusikan informasi yang jujur, akurat, dan etis dengan bekerja sama dengan kelompok
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya (Kurnia, 2020).
Rekam Jejak Digital di Media
 POSITIF, Untuk aparat penegak hukum (Riwayat Log In, Jejak SMS/Telp)
 NEGATIF, Penyalahgunaan jejak digital (Penindasan, Pelecehan, Manipulasi,
Pemerasan)
Rekam Jejak Digital di Media
Tidak ada cara menghapus Jejak Digital. Kita bisa saja meminta penyedia platform media digital
untuk menghapus data yang kita miliki. Kita juga bisa menghapus atau menutup akun. Namun,
dalam konteks kehidupan digital, kita tidak pernah hidup sendiri. Cara lain untuk mengelola
jejak digital kita adalah dengan mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip literasi digital.
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan Digital
dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa, dan Bernegara
 Populasi kaum muda yang tinggi memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk terus
lebih berkembang di dunia teknologi digital, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan internet dalam benar sesuai dengan kecakapan yang berlandaskan dengan
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
 Tantangannya ada pada kemampuan mencerna informasi, sehingga pendidikan karakter
adalah salah satu cara dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme dan penanaman
semangat kebangsaan dan pemahaman akan kebhinekaan
 Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa,
bernegara dan berbudaya di Indonesia, dan Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN yang untuk menghasilkan pegawai ASN yang :
 Profesional
 Memiliki nilai dasar
 Etika profesi
 Bebas dari intervensi politik
 Bersih dari praktik KKN
Kedudukan ASN
 PNS (Pegawai Negeri Sipil)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional
 PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)
warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang-
undangan
Peran ASN
 Pelaksana Kebijakan Publik
 Pelayan Publik
 Perekat dan Pemersatu Bangsa
Hak PNS dan PPPK
Hak PNS
 Gaji Cuti
 Tunjangan
 Perlindungan
 Pengembangan Kompetensi
 Jaminan Pensiun dan Hari Tua
Hak PPPK
 Gaji Cuti
 Tunjangan
 Perlindungan
 Pengembangan Kompetensi
Kewajiban ASN
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran, dan
Tanggung Jawab
6. Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan Tindakan
Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
7. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan Sesuai
Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
8. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN (1)
 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN (2)
 Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
 Memberika informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan Memberikan informas secara benar
dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN (3)
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
 Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

SISTEM MERIT
“Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik,
ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecatatan”.
MANFAAT SISTEM MERIT BAGI PEGAWAI
 Menjamin Keadilan dan ruang keterbukaan dlm perjalanan karir seorang pegawai
 Memiliki Kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri
KELEMBAGAAN DAN JAMINAN SISTEM MERIT DALAM PENGELOLAAN ASN
KOMISI ASN
 Mempunyai kewenangan untuk melakukan MONEV pelaksanan kebijakan dan
manajemen ASN
KEMENPAN RB
 Memberikan bimbingan pertimbangan pada proses penindakan pejabat yg berwenang
dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan pelaksanaan Sistem Merit dalam
pengelolaan ASN
DASAR HUKUM MANAJEMEN ASN
 Diatur mulai dari pasal 55 UU ASN
KOMPETENSI meliputi :
 Kompetensi Teknis
 Kompetensi Manajerial
 Kompetensi Sosial Kultural
INTEGRITAS
 Kejujuran
 Kepatuhan terhadap ketentuan
 Peraturan Perundang-undangan
 Kemampuan bekerjasama
 Pengabdian Kepada Masyarakat
 Bangsa dan Negara
MORALITAS
 Penerapan dan pengamalan nilai Etika, Agama, Budaya, dan Sosial Kemasyarakatan
PENETAPAN KEBUTUHAN PPPK
 Peraturan Presiden
 Analisis Jabatan dan Analisis beban Kerja
 Keputusan Menteri
PENGADAAN PPPK
 Perencanaan
 Pengumuman Lowongan
 Pelamaran
 Seleksi
 Pengumuman Hasil Seleksi
 Pengangkatan menjadi PPPK
PENILAIAN KINERJA PPPK (Diatur dalam pasal 100 UU ASN)
 Objektivitas Prestasi Kerja
 Memperhatikan Target, Sasaran, Hasil,
 Manfaat yang dicapai, dan Perilaku Pegawai PPPK
 Dilakukan secara objektif, terukur,
 Akuntabel, Partisipatif, dan Transparan
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK
 Kesempatan untuk pengembangan kompetensi direncanakan setiap tahun oleh instansi
pemerintah
 Dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya
PEMBERIAN PENGHARGAAN PPPK
 Tanda Kehormatan
 Kesempatan Prioritas untuk Pengembangan Kompetensi
 Kesempatan menghadiri acara resmi/ kenegaraan
DISIPLIN PPPK
 Tata Tertib
 Hukuman Disiplin
PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan Perjanjian Kerja PPPK dengan hormat
 Jangka Waktu Perjanjian Kerja Berakhir
 Meninggal Dunia
 Pemutusan Perjanjian Kerja PPPK dengan hormat
 Atas Permintaan Sendiri
 Perampingan Organisasi
 Tidak cakap Jasmani dan atau rohani
Pemutusan Perjanjian Kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri
 Dihukum penjara dgn pidana penjara paling singkat 2 tahun dan tindak pidana
tersebut dilakukan dengan tidak berencana
 Melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat
 Tidak memenuhi kinerja yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian kerja
 Penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945
 Tindak pidana kejahatan yg berhubungan dgn jabatan
 Tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana
berencana
 Menjadi anggota dan atau pengurus partai politik
ORGANISASI
 Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia.
 Tujuan Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
o menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN
o mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa
 Fungsi
o pembinaan dan pengembangan profesi ASN
o memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi ASN
o memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi Pemerintah terhadap
pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi
o menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi
ASN

Anda mungkin juga menyukai