Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HARI KE- 1 (KAMIS, 11 AGUSTUS 2022)

RINGKASAN MATERI AGENDA I

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


1. WAWASAN KEBANGSAAN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD  1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari  praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik  bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan  kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Setiap ASN harus senantiasa  menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah, dan martabat pegawai negeri  sipil, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan  sendiri,
seseorang atau golongan. Kepentingan bangsa dan Negara harus 
ditempatkan di atas kepentingan lainnya. Agar kepentingan bangsa dan
negara dapat  selalu ditempatkan di atas kepentingan lainnya dibutuhkan
langkah-langkah konkrit dengan memantapkan wawasan kebangsaan,
menumbuhkembangkan kesadaran bela negara dan mengimplementasikan
sisten administrasi NKRI.
Wawasan Kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh
jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan yang
selama ini telah didapatkan para CPNS melalui pendidikan formal perlu
dimantapkan sebagai konsekwensi menjadi abdi negara. Adapun wawasan
kebangsaan yang perlu dipahami oleh CPNS yaitu tentang, sejarah
pergerakan kebangsaan Indonesia, 4 (empat) konsesus dasar berbangsa dan
bernegara, bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu kebangsaan.
2. NILAI-NILAI BELA NEGARA
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Bela negara memiliki nilai-
nilai dan indikator bela negara yang dapat diterapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Nilai dasar bela negara terdiri dari : cinta tanah air, sadar berbangsa dan
bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban
untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal bela negara.
Indikator nilai dasar bela negara terdiri dari :
1. Indikator cinta tanah air, seperti menjaga tanah dan perkarangan serta
seluruh ruang wilayahIndonesia, jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa
Indonesia, jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara, seperti berpartisipasi aktif
dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik, menjalankan
hak dan kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangs, seperti paham
nilai-nilai dalam Pancasila, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa
dan negara
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara, seperti Bersedia
mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
negara, siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman,
berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara, seperti memiliki kecerdasan
emosional dan spiritual serta intelijensia, senantiasa memelihara jiwa dan
raga, senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah
diberikan Tuhan Yang Maha Esa, gemar berolahraga, senantiasa menjaga
kesehatannya.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


Kontemporer adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan
masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan
saat ini. Kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan lingkungan strategis dan analisis isu-isu kontemporer pada
agenda pembelajaran Bela Negara perlu didasari oleh materi wawasan
kebangsaan dan aktualisasi nilai-nilai bela negara yang dikontektualisasikan
dalam
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Perubahan lingkungan strategis mempengaruh analisis isu kontemporer
antara lain :
1. Konsep perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian
dari perjalanan peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan
terjadi bukannya sesuatu yang “berbeda” saja, namun lebih dari pada itu,
perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih
baik untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi
umat manusia). Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN
setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat, pembina
kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
2. Perubahan lingkungan strategis
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal
yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena
tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami
secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau
bahkan berpotensi terjadi.
3. Modal insansi dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis
Modal insani yang dimaksud, disini istilah modal atau capital dalam
konsep modal manusia (human capital concept). Ada pun komponen
modal manusia yaitu : modal intelektual, modal emosional, modal sosial,
modal ketabahan, modal etika/moral, dan modal kesehatan (kekuatan)
fisik/jasmani.

Isu-isu kontemporer yaitu:

Korupsi : Beberapa gejala umum tumbuh suburnya korupsi disebabkan oleh hal-
hal seperti, membengkaknya urusan pemerintahan sehingga membuka peluang korupsi
dalam skala yang lebih besar dan lebihtinggi, lahirnya generasi pemimpin yang rendah
martabat moralnya dan beberapa diantaranya bersikap masa bodoh, dan terjadinya
menipulasi serta intrik-intrik melalui politik, kekuatan keuangan dan kepentingan
bisnis asing.
Narkoba : Narkotika mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan. Ancaman dari pada tindak pidana
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terjadi di Indonesia sudah pada
tingkat yang memperihatinkan, dan apabila digambarkan tingkat ancamannya sudah
tidak pada tingkat ancaman Minor, Moderat, ataupun Serius, tetapi sudah pada tingkat
ancaman yang tertinggi, yaitu tingkat ancaman Kritis.
Terorisme dan radikalisme : Kata “teroris” dan terorisme berasal dari kata latin
“terrere” yang kurang lebih berarti membuat gemetar atau menggetarkan. Terorisme
secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan
terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam skala
lebih kecil dari pada perang. radikalisme merupakan paham (isme) tindakan yang
melekat pada seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik sosial,
politik dengan menggunakan kekerasan, berpikir asasi, dan bertindak ekstrem (KBBI,
1998).
Money laundring : Istilah “money laundering” dalam terjemahan bahasa
Indonesia adalah aktivitas pencucian uang.
Proxy war : Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power
dan soft power dalam mencapai tujuannya.
Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax) : Adapun
ciri-ciri pokok komunikasi massa yaitu: tidak langsung, satu arah, terbuka, publik
tersebar secara geografis
C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja yang beragam. Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap
siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI
1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.
KESIAPSIAGAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS
Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap
CPNS untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan
olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya
meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara (termasuk kemampuan baris
berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat,
dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. CPNS yang siap siaga adalah CPNS
yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait
dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka
CPNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun dari luar.
MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka
dapat diambil manfaatnya antara lain: membentuk sikap disiplin waktu,
aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain, Membentuk jiwa kebersamaan dan
solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, membentuk mental dan fisik
yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme
sesuai dengan kemampuan diri, melatih jiwa leadership dalam memimpin
diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building, membentuk
Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu, berbakti pada orang
tua, bangsa, agama, melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu
dalam melaksanakan kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas,
apatis, boros, egois, tidak disiplin, membentuk perilaku jujur, tegas, adil,
tepat, dan kepedulian antar sesama.
KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal
bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat
ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan(kesiapsiagaan) diri yaitu
dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik,
yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan
lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Kemampuan awal bela negara antara lain terdiri dari :
Kesehatan jasmani dan mental, kesiapsiagaan jasmani dan mental, etika
etiket dan moral serta kearifan lokal.
RENCANA AKSI BELA NEGARA
Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga
negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kegiatan kesiapsiagaan bela negara terdiri dari :
Baris berbaris dan tata upacara, keprotokolan, kewaspadaan diri,
membangun tim dan caraka malam dan api semangat bela negara.

Anda mungkin juga menyukai