Korupsi : Beberapa gejala umum tumbuh suburnya korupsi disebabkan oleh hal-
hal seperti, membengkaknya urusan pemerintahan sehingga membuka peluang korupsi
dalam skala yang lebih besar dan lebihtinggi, lahirnya generasi pemimpin yang rendah
martabat moralnya dan beberapa diantaranya bersikap masa bodoh, dan terjadinya
menipulasi serta intrik-intrik melalui politik, kekuatan keuangan dan kepentingan
bisnis asing.
Narkoba : Narkotika mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan. Ancaman dari pada tindak pidana
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terjadi di Indonesia sudah pada
tingkat yang memperihatinkan, dan apabila digambarkan tingkat ancamannya sudah
tidak pada tingkat ancaman Minor, Moderat, ataupun Serius, tetapi sudah pada tingkat
ancaman yang tertinggi, yaitu tingkat ancaman Kritis.
Terorisme dan radikalisme : Kata “teroris” dan terorisme berasal dari kata latin
“terrere” yang kurang lebih berarti membuat gemetar atau menggetarkan. Terorisme
secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan
terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam skala
lebih kecil dari pada perang. radikalisme merupakan paham (isme) tindakan yang
melekat pada seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik sosial,
politik dengan menggunakan kekerasan, berpikir asasi, dan bertindak ekstrem (KBBI,
1998).
Money laundring : Istilah “money laundering” dalam terjemahan bahasa
Indonesia adalah aktivitas pencucian uang.
Proxy war : Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power
dan soft power dalam mencapai tujuannya.
Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax) : Adapun
ciri-ciri pokok komunikasi massa yaitu: tidak langsung, satu arah, terbuka, publik
tersebar secara geografis
C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja yang beragam. Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap
siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI
1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.
KESIAPSIAGAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS
Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap
CPNS untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan
olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya
meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara (termasuk kemampuan baris
berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat,
dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. CPNS yang siap siaga adalah CPNS
yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait
dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka
CPNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun dari luar.
MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka
dapat diambil manfaatnya antara lain: membentuk sikap disiplin waktu,
aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain, Membentuk jiwa kebersamaan dan
solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, membentuk mental dan fisik
yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme
sesuai dengan kemampuan diri, melatih jiwa leadership dalam memimpin
diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building, membentuk
Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu, berbakti pada orang
tua, bangsa, agama, melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu
dalam melaksanakan kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas,
apatis, boros, egois, tidak disiplin, membentuk perilaku jujur, tegas, adil,
tepat, dan kepedulian antar sesama.
KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal
bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat
ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan(kesiapsiagaan) diri yaitu
dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik,
yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan
lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Kemampuan awal bela negara antara lain terdiri dari :
Kesehatan jasmani dan mental, kesiapsiagaan jasmani dan mental, etika
etiket dan moral serta kearifan lokal.
RENCANA AKSI BELA NEGARA
Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga
negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kegiatan kesiapsiagaan bela negara terdiri dari :
Baris berbaris dan tata upacara, keprotokolan, kewaspadaan diri,
membangun tim dan caraka malam dan api semangat bela negara.