Anda di halaman 1dari 11

Nama : Wisnu Wardana

NIP : 199611012023211001
Unit Kerja : UPTD Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang
Jabatan/Formasi : Radiografer

JURNAL MOOC PPPK KAB. KARAWANG 2023


Agenda I
I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
 Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character)
dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) guna memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera
 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara antara lain Pancasila, UUD 1945,
Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
 Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda, Pancasila,
dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan
negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan
kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
 Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi,
tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik,
berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau
diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup
bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya.
 Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan
tekonologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk sikap tanggap kesiapsiagaan,
upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan
tepat
 Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Bela negara merupakan sebuah implementasi dari teori
kontrak sosial atau teori perjanjian sosial tentang terbentuknya negara
 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi:
o Cinta Tanah Air
o Sadar Berbangsa Dan Bernegara
o Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
o Rela berkorban untuk bangsa dan negara
o Kemampuan awal bela negara
 Kesadaran Bela Negara mulai dikembangkan dengan sadar sebagai bagian dari bangsa
dan Negara. Bangsa yang majemuk. Sadar menjadi bagian dari bangsa dan Negara akan
mendorong pada tekad, sikap dan perilaku untuk menjadi warga Negara yang baik, yang
patuh dan taat pada hukum dan norma-norma yang berlaku.
 Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan
nilai dasar Bela Negara
 Indonesia adalah melting pot atau tempat meleburnya berbagai keragaman yang
kemudian bertransformasi menjadi identitas baru yang lebih besar bernama Indonesia.
Indonesia adalah konstruksi masyarakat modern yang tersusun dari kekayaan sejarah,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan ideologi yang tersebar di bumi nusantara..
 Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa
 Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma norma dasar lainnya
yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945.

II. Analisis Isu Kontemporer


 Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.
 Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan
berikut :
o Mengambil Tanggung Jawab
o Menunjukkan Sikap Mental Positif
o Mengutamakan Keprimaan
o Menunjukan Kompetensi
o Memegang Teguh Kode Etik
 Ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional
(Society), dan Dunia (Global).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan atau
penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
 Menerima gratifikasi tidak diperbolehkan karena akan mempengaruhi setiap keputusan
yang dikeluarkan oleh pejabat yang mendapatkannya, sehingga hanya akan
menguntungkan orang yang memberikannya dan melanggar hak orang lain.
 Korupsi berdampak menghancurkan tatanan bidang kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara, mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi serta psikologi masyarakat.
 Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi
perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda.
 Dalam Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika
ke dalam tiga golongan yaitu
o Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan
dan sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.
o Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi
tinggi menyebabkan ketergantungan.
o Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta
berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
 Zat adiktif lainnya adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan
psikotropika meliputi minuman alkohol, inhalansia, dan solven.
 Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan
korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap
objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
 Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata
politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.
 Deradikalisasi merupakan semua upaya untuk mentransformasi dari keyakinan atau
ideologi radikal menjadi tidak radikal dengan pendekatan multi dan interdisipliner
(agama, sosial, budaya, dan selainnya) bagi orang yang terpengaruh oleh keyakinan
radikal.
 Nilai ancaman dan titik rawan atas aksi teror yang cukup tinggi di Indonesia perlu
disikapi dengan langkah-langkah tanggap strategi supaya ancaman teror tidak terjadi,
dengan cara pencegahan, penindakan dan pemulihan.
 Istilah “money laundering” dalam terjemahan Bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang. Dalam Bahasa Indonesia terminologi money laundering ini sering juga
dimaknai dengan istilah “pemutihan uang” atau “pencucian uang”.
 Adapun dampak negatif pencucian uang secara garis besar dapat dikategoikan dalam
delapan poin sebagai berikut, yakni: (1) merongrong sektor swasta yang sah; (2)
merongrong integritas pasar-pasar keuangan; (3) hilangnya kendali pemerintah terhadap
kebijakan ekonomi; (4) timbulnya distorsi dan ketidakstabilan ekonomi; (5) hilangnya
pendapatan negara dari sumber pembayaran pajak; (6) risiko pemerintah dalam
melaksanakan program privatisasi; (7) merusak reputasi negara; dan (8) menimbulkan
biaya sosial yang tinggi.
 Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’
atau kaki tangan.
 Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet
 Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa
 Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak
benar
 Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu : current issue, emerging
issue, potential issue.
 Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal atau
tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui
proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut.

III. Kesiapsiagaan Bela Negara


 Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik , mental , maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam
yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
menjaga , merawat , dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara
 Rumusan 5 Bela Negara antara lain; Rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara,
setia terhadap Pancasila dan ideologi negara, rela berkorban demi bangsa dan negara,
mempunya kemampuan awal bela negara
 Tekad, sikap, dan perilaku serta Tindakan warganegara, baik secara perseorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsadan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman.
 Aksi Nasional Bela Negara adalahsinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman , gangguan , hambatan , dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai
nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat , adil , dan Makmur.

Agenda II
I. Berorientasi Pelayanan
Penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

II. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi
yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Akuntabilitas publik memiliki tiga
fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1.Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2.untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3.untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi
landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara. Kedua prinsip tersebut harus
dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada
masyarakat. Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi. Secara
harafiah, integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan. Jika
ucapan mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun demikian.
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat
diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk perilaku yang
berbeda-beda pula. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja
yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4) tanggung jawab
(responsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9)
konsistensi. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan
hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan.

III. KOMPETEN
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan
teknologi itu sendiri. Pembinaan dan penempatan pegawai pada jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administrasi maupun jabatan fungsional didasarkan dengan prinsip merit, yaitu
kesesuaian kualfikasi, kompetensi, kinerja, dengan perlakuan tidak diskriminatif dari aspek-
aspek subyektif, seperti kesamaan latar belakang agama, daerah, dan aspek subjektivitas
lainnya.
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi:
integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality,
networking, dan entrepreneurship.
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Instansi
Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang dituangkan
dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi. Perencanaan pengembangan kompetensi
untuk mewujudkan profesionalitas ASN dengan mempertimbangkan kebutuhan individu
pegawai dan kebutuhan umum organisasi dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik
(terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.
IV. Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur, Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan
ketentuan tertulis.. Etika ASN sebagai individu, dalam organisasi dan masyarakat antara lain;
perubahan mindset dan sikap sebagai ASN yang ditunjukan dalam bentuk toleransi, empati,
dan keterbukaan terhadap perbedaan.

V. Loyal
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap
loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Bagi seorang Pegawai
Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1. Taat pada Peraturan.
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama.
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan
sehari-harinya, yaitu:
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Kemampuan Awal Bela Negara
VI. Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-
ubah agar tetap bertahan. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya, dan budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN
sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon
perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Bila
budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi
dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja.

VII. Kolaboratif
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian
aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung
jawab dan sumber daya. Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat
yang mampu membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan
tata kelola stuktur horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan
ide.
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien
dan efektif antara entitas publik.

AGENDA III
I. Smart ASN
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif, Kompetensi literasi
digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital digital skills saja,
namun juga budaya menggunakan digital digital culture etis menggunakan media digital
digital ethics dan aman menggunakan media digital digital safety.
Indikator penyusunan peta jalan literasi digital antara lain:
 International Telecommunication Union (ICT Development Index)
 Institute of International Management Development (IMD Digital
Competitiveness Ranking)
 Status Literasi Digital Indonesia Survei di 34 Provinsi (Katadata Insight Center)

Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture,
digital ethics, dan digital safety Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi
digital. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari 4 bagian, antara lain:

 Digital Skill
 Digital Culture
 Digital Ethics
 Digital Safety
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital
1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari hari masyarakat Indonesia
Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat
drastis
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital
Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak
terbatas dan big data telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari
belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi Situasi pandemi COVID 19
yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga
memunculkan berbagai isu dan gesekan Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua
orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas
Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat
kompetensi Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri self controlling dalam
menghadapi jarak perbedaan perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang
disebut dengan Etika Digital Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self control
setiap individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang
digital, sehingga media digital benar benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal hal
positif
Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan
mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif Secara individual, terdapat tiga area
kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital
1. Kognitif
2. Afektif
3. Konatif
Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan
mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif Secara individual, terdapat tiga area
kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.
Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring,
perangkat seluler, dan lain sebagainya. Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling
berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama lain Kita tidak bisa mengakses dunia digital
tanpa fungsi dari keduanya. Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah
komputer pribadi Komputer merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut komputer
yang didesain untuk penggunaan individu.
Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari perkembangan
teknologi yang disebut sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan dengan
berbagai aspek. Menurut data Hootsuite We Are Social pada bulan Oktober 2020 aplikasi
pesan terbesar masih dikuasai oleh WhatsApp.
II. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk meghasilkan ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
KKN.Fungsi dan tugas ASN antara lain:
 Pelaksana Kebijakan Publik
 Pelayan Publik
 Perekat dan Pemersatu Bangsa

Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual, sesuatu
yang sepatutnya dilaksanakan oleh ASN. Kewajiban ASN antara lain:

 Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, dan NKRI


 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
 Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
 Menaati peraturan perundang-undangan
 Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengadilan, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab
 Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan
Tindakan Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
 Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan
Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang undangan.
 Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kode etik dan perilaku ASN memiliki tujuan untuk menjaga martabat dan dan
kohormatan ASN. Kode etik dan perilaku ASN antara lain:

 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi


 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 Melayani dengan sikap hormat , sopan , dan tanpa tekanan
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan etika pemerintahan.
 Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas , status, kekuasaan , dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain .
 Memberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
 Melayani dengan sikap hormat , sopan , dan tanpa tekanan
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
 Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab ,
efektif , dan efisien
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi ,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik , ras , warna kulit agama, asal usul , jenis kelamin , status pernikahan , umur , atau
kondisi kecatatan

Anda mungkin juga menyukai