Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ansyahrullah Bandu, A.Md.

Rad
Angkatan : 30
Kelompok : 04

Ringkasan Latsar Agenda 1

Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara


- Pancasilaa
- Undang-undang Dasar 1945
- Bhineka Tunggal Ika
- Negara Kesatuan Republik Indonesia

 Nilai-nilai Bela Negara


Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai Ancaman.

Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr.H. Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Dengan
pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa
Indonesia karena pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam rangka bela Negara serta dalam upaya lebih mendorong semangat
kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
- Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayahIndonesia.
- Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
- Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
- Menjaga nama baik bangsa dan negara.
- Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
- Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
b. sadar berbangsa dan bernegara
- Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupunpolitik.
- Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai denganperaturan
perundang-undangan yang berlaku.
- Ikut serta dalam pemilihan umum.
- Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
- Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
- Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
- Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
- Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
- Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
- Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuanbangsa dan
negara.
- Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
- Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
- Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
- Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidaksia-sia.
e. kemampuan awal Bela Negara.
- Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
- Senantiasa memelihara jiwa dan raga
- Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikanTuhan Yang
Maha Esa.
- Gemar berolahraga.
- Senantiasa menjaga kesehatannya.
Analisis Isu Kontemporer
Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan
dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan
lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang nasionalisme
yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Dengan menggunakana logika sederhana,
“pada tahun 2020, diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 10 milyar dan akan terus
bertambah, sementara sumber daya alam dan tempat tinggal tetap, maka manusia di dunia akan
semakin keras berebut untuk hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada perubahan
ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak
terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa.
Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan radikalisasi yang
terjadi dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi laten tertentu, kesejahteraan,
pendidikan yang buruk atau globalisasi secara umum. Bahaya narkoba merupakan salah satu isu
lainnya yang mengancam kehidupan bangsa. Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan saiber (cyber
crime) dan tindak pencucian uang (money laundring). Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran
teknologi yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa
teridentifikasi identitasnya dan penyebarannya bersifat masif.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS sebagai Aparatur Negara
dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian
menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut
menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya;
A. Korupsi
Secara harfiah korupsi mengandung arti: kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat
disuap. Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi” diartikan
sebagai: “perbuatan yang buruk seperti: penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan
sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai
penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi
atau orang lain
B. Narkoba
Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya,
sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.
Kedua istilah tersebut juga biasa disebut narkotika an-sich, dimana dengan penyebutan atau
penggunaan istilah ”narkotika” sudah dianggap mewakili penggunaan istilah narkoba atau
napza.
C. Terorisme dan Radikalisme
Pada dasarnya istilah terorisme merupakan sebuah konsep yang memiliki konotasi
yang sensitif karena terorisme mengakibatkan timbulnya korban warga sipil yang tidak
berdosa.
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan
politik, dalam skala lebih kecil dari pada perang.
Secara etimologis, kata radikal berasal dari radices yang berarti a concerted attempt
to change the status quo (David Jarry, 1991). Pengertian ini mengidentikan term radikal
dengan nuansa yang politis, yaitu kehendak untuk mengubah kekuasaan.
D. Money Loundring
Dalam Bahasa Indonesia terminologi money laundering ini sering juga dimaknai dengan
istilah “pemutihan uang” atau “pencucian uang”.
E. Proxy War
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau
kaki tangan

Kesiapsiagaan Bela Negara

 Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara

- Konsep kesiapsiagaan bela negara

- Kesiapsiagaan bela negara dalam Latsar CPNS

- Manfaat kesiapsiagaan bela negara


- Keterkaitan Modi 1, Modi 2 dan Modi 3

 Kemampuan Awal Kesiapsiagaan Bela Negara

Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara,
baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga
kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang
teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.

 Rencana Aksi Bela Negara

Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

 Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara

- Peraturan Baris berbaris


Pengertian Baris Berbaris (PBB) adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup dalam rangka membina dan kerjasama antar
peserta Latsar, salah satu dasar pembinaan disiplin adalah latihan PBB, jadi PBB bertujuan
untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang prima pula,
juga dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin, membina kebersamaan dan
kesetiakawanan dan lain sebagainya.
- Keprotokolan
Pemerintah Indonesia sendiri secara resmi menjelaskan pengertian “Protokol”
dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1987 tentang Protokol yang menjelaskan bahwa
pengertian protokol adalah “serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi
yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatanna atau kedudukannya dalam Negara, Pemerintah atau
masyarakat”.

- Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan untuk mendukung
sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal,
sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam
menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan untuk
mengantisipasi berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa
menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.
- Membangun Tim
PNS yang samapta adalah PNS yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang
baik maka PNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Sebaliknya jika kesiapsiagaan yang dimiliki
oleh PNS akan mudah sulit mengatasi adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan. Oleh karena itu melalui Latsar CPNS ini, Anda diberikan pembekalan berupa
pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai kesiapsiagaan melalui berbagai macam permainan
yang berguna untuk membangun tim yang efektif dalam setiap melaksanakan kegiatan
yang memerlukan kerjasama 2 orang atau lebih.
- Caraka Malam
Caraka “malam” atau jurit malam bertujuan untuk menanamkan disiplin,
keberanian, semangat serta loyalitas dan kemampuan peserta Latsar CPNS dalam
melaksanakan tugas dengan melewati barbagai bentuk godaan, cobaan serta
kemampuan memegang/penyimpanan rahasia organisasi dan rahasia negara.

TOPIK-TOPIK UTAMA YANG INGIN DIPAHAMI


A. Apa yang membedakan antara latsar yang sekarang dengan diklat Prajabatan
sebelumnya.
B. Pemahaman Pelatihan Dasar Latsar CPNS
C. Apa yang semestinya dilakukan untuk Pembelajaran Klasikal.

SARAN/MASUKAN
Dalam hal penyusunan tolong dikoreksi Kembali karena ad bebarapa kata yang double
penulisannya.

Anda mungkin juga menyukai