Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

2.1 Bela Negara


Apakah bela negara itu? Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia juga
kehormatan bagi tiap warga negara yang penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban kepada Negara dan bangsa. Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro,
pernah mengatakan, karakter bangsa adalah watak atau sifat hakiki suatu
bangsa.Sedangkan jatidiri bangsa merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang membedakan dengan bangsa lain.
“Karakter bangsa Indonesia itu tercermin dalam sila-sila Pancasila. Sedangkan
jati diri bangsa diterjemahkan dalam Bhinneka Tunggal Ika,” menurut Purnomo.
Memang banyak devisi yang membuat pengertian tentang arti bela Negara
namun penertian yang pasti Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Arti dari bela negara itu sendiri adalah
Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai
cinta NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yang memiliki
kesadaran bela negara adalah mereka yg bersikap dan bertindak senantiasa
berorientasi pada nilai-nilai bela negara.
Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air, yaitu
mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan
serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup,
memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa
dan negara serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap
membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.
Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitudengan
membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil atau
keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja,
mencintai budaya bangsa dan produksidalam negeri, mengakui, menghargai dan

2
menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia
raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentinganpribadi, keluarga
dan golongan.
Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu
memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
serta yakin pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.
Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitubersedia
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap
mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai
ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara,
gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan dan yakin dan
percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.
Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secarapsikis
dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta
intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat
disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi
kesehatan, ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara
psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni
siskamling,menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian
antar perorangan sampai dengan antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian
sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan daerah dan nasional, cinta produksi
dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil eksport, melestarikan budaya Indonesia
dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik nasional maupun internasional.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat – syarattentangpembelaandiaturdenganundang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang
paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup
di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.Dan
Bela Negara merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara dalam
3
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaan kepada
NKRI.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara. Yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara,
rela berkorban bagi bangsa dan Negara serta memiliki kemampuan awal bela Negara.
Salah satu strategi dalam membangun daya tangkal bangsa untuk menghadapi
kompleksitas ancaman ini adalah melaksanakan revitalisasi pembinaan kesadaran bela
negara kepada setiap warga negara. Strategi itu akan terwujud bila ada keterpaduan
penyelenggaraan secara lintas sektoral, sebagai wujud tanggung jawab bersama
pembinaan SDM untuk mewujudkan keutuhan dan kelangsungan hidup NKRI.
Diharapkan ada kesepahaman bahwa pembinaan kesadaran belanegara sebagai
upaya membangun karakter bangsa yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional.
Juga dapat diprogramkan pada setiap institusi pemerintah dan non pemerintah. Begitu
pula dengan organisasi kemasyarakatan (Ormas) bisa melaksanakan sesuai aturan
yang berlaku.Demi suatu tujuan, yaitu nasionalisme, cinta tanah air, dan
kedamaian.Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan
terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi
demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–sungguh merupakan sesuatu yang paling
sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.

2.2 Tujuan Bela Negara

Bela negara memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara


Ialah melindungi negaranya dari ancaman ancaman yang selalu datang baik itu
ancaman dari dalam maupun dari luar.
2. Melestarikan budaya
Selalu melestarikan dan mengembangkan budaya budaya yang sudah ada jangan
sampai hilang / punah begitu saja di telan zaman moderensasi.
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Pancasila dari sudut pandang adalah menjalankan roda pemerintahan dan
sekaligus melakukan politik dengan negara lain, sehingga dalam menjalankan
pemerintahannya dan politiknya harus didasari pada etika dan moralitas pancasila
dan UUD 1945 sebagai pembetukan hukum dan ekonomi indonesia.

4
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Melakukan hal – hal yang dapat membanggakan negara indonesia
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
Identitas itu adalah jatidiri sebuah bangsa sedangkan integritas bangsa adalah
kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia

2.3 Landasan Bela Negara

Landasan hukum bela negara ada 3 yaitu :

a) Landasan Idiil

Landasaan idiil dari bela negara adalah pancasila , terkhusus sila ketiga yang
mewajibkan setiap warga negara untuk memiliki rasa persatuan dan kesatuan baik
dalam arti ideologi, ekonomi, sosial budaya, memiliki nilai patriotisme, menjunjung
tinggi tradisi kejuangan, dan kerelaan untuk berkorban dalam membela bangsa dan
negara.

b) Landasan Konstitusional

Landasan konstitusional bela negara adalah UUD 1945 terhusus pasal

1. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 berbunyi bahwa setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
2. Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha mempertahankan dan keamanan negara
c) Landasan Operasional

Landasan operasional usaha pembelaan negara, antara lain sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia

Pasal 2, bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintah negara di
bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 4 , bahwa kepolisian negara RI bertujuan untuk mewujudkan keamanan


dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib

5
dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi
HAM.

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Ketentuan umum UU RI No. 3 Tahun 2002, antara lain sebagai berikut:

1. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan


negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.
2. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya
serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total,
terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman
3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

Berdasarkan UU RI No. 34 Tahun 2004, bahwa Tentara Nasional Indonesia


adalah merupakan tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Tentara
pejuang adalah tentara yang telah berjuang menegakkan Negara Republik Indonesia.
Tentara Nasional adalah tentara yang berkebangsaan Indonesia yang melaksanakan
tugas demi kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, daerah, ras, suku, agama,
dan golongan. Tentara rakyat adalah tentara di mana anggotanya berasal dari warga
negara Indonesia. Tentara profesional adalah tentara yang telah terlatih, terdidik,
dan dilengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin
kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara dengan prinsip
demokrasi, supremasi hukum dan HAM, ketentuan hukum nasional, dan hukum
internasional yang telah diratifikasi.

2.4 Dasar Hukum Bela Negara

Dasar hukum bela Negara sebagai berikut :

6
1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) :” Bahwa tiap warga Negara behak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela Negara”.
2. UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) :”Bahwa tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha Pertahanan dan Keamanan Negara, dan Usaha
Pertahanan dan Keamanan Negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai Komponen Utama,
Rakyat sebagai Komponen Pendukung”.
3. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B :” Setiap Warga
Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku”.
4. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) :” Setiap
Warga Negara Berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara ysng
diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”.
5. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2) :”
Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara dimaksud ayat (1)
diselenggarakan melalui :
 Pendidikan Kewarganegaraan;
 Pelatihan dasar kemiliteran;
 Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan;
 Pengabdian sesuai dengan profesi.

2.5 Asas – Asas Bela Negara

Asas – asas bela negara

a) Asas Bela Negara dalam motivasi


1) Sewaktu-waktu akan ada perang,
Kemungkinan timbulnya bencana perang tidak seorang pun tahu kapan
perang akn terjadi maka dari itu sebagai bangsa senantiasa harus selalu siap
jika diperlukan dalam usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan
masing-masing seperti yang tercantum pada pasal 27 ayat 3 bahwa usaha bela
negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara
2) Pemahaman akan sejarah,

7
Sejarah telah menunjukan selama 350 tahun bangsa indonesia dalam
suasana kemiskinan ,kebodohan dibawah tekanan penjajah dan semangat
perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang kita sehingga pada akhirnya
bangsa indonesia memperoleh kemerdekaannya.
3) Kekayaan Alam,
Kekayaan SDA banyaknya jumlah dan jenis kekayaan alam yang dimiliki
bangsa indonesia harus diimbangi oleh kewaspadaan dalam usaha menjaga
dan melestarikan dan memanfaatkannya kekayaan SDA juga sering kali
menjadi daya tarik bagi pihak luar untuk kepentingan mereka .
4) Letak wilayah yang strategis,
Kedudukan wilayah geografis kedudukan geografis yang straategis
wilayah indonesia bisa menjadi suber kerawanan baik di bidang
POLEKSOSBUD maupun pihak luar sehingga seringkali melahirkan ATHG
dari luar terhadap keutuhan kedaulatan wilayah Indonesia.
5) Jumlah penduduk,
Keadaan penduduk jumlah penduduk yang besar dengan heterogenitas
baik suku,agama ,adat istiadat seringkali dapat menjadi suasana untuk
trjadinya konflik yang pada giliranya akan menghambat keutuhan bangsa.
6) IPTEK yang semakin maju
Perkembangan IPTEK dibidang persenjataan keunggulan baik kualitas
maupun kualitas jenis persenjataan yang dimiliki oleh negara luar tidak
mustahil jika pada saatnya merupakan ancaman bagi keutuhan bangsa
indonesia. Dari beberapa macam motivasi bela negara diatas, kita hanya akan
membahas motivasi bela negara berdasarkan pemahaman akan sejarah.
b) Asas Bela Negara dalam demokrasi
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 menyatakan bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Hal ini
menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup
dua arti, yaitu :
1) Setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD
1945 dan perundang-undangan yang berlaku.
2) Setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara,
sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
8
2.6 Arti Penting Bela Negara Bagi Mahasiswa dan Masyarakat.

Di zaman sekarang, semakin sedikit anak muda (mahasiswa) yang sadar akan
pentingya bela negara. Bela Negara disini bukanlah berperang dalam arti yang
sebenarnya tapi para mahasiswa bisa berperang melawan lain, seperti berperang
melawan dalam bidanng IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) ..!! Para pemuda
mulai kehilangan rasa bangga atau bahkan rasa memiliki terhadap tanah air atau
negara indonesia. Jika ini berlanjut, maka sudah dapat dipastikan kalau kita akan terus
terjajah di negeri sendiri. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kesadaran kaum muda
(mahasiswa) tentang bela negara.

a. Membangun Kesadaran Bela Negara


Pendidikan bela Negara mulai jarang diajarkan dan seiring dengan hilangnya
pendidikan bela negara ini. Disini diharapkan semua pihak baik itu pemerintah,
guru atau orang tua dan masyarakat bersama – sama membangun kembali
kesadaran bela negara khususnya dikalangan anak muda (mahasiswa). Karena
jika tidak ada kesadaran bahwa bela negara itu penting, tentu saja wujud nyata
dari bela negara itu tidak akan terjadi.
b. Menumbuhkan Kepekaan Sosial
Setelah membangun kesadaran bela negara, selanjutnya adalah menumbuhkan
kepekeaan sosial melalui organisasi atau komunitas sosial. Para pemuda
khususnya mahasiswa akan memahami bahwa dalam hal negara akan lebih
dilakukan bersama. Jika seluruh pemuda pemudi Indonesia bersatu maka akan
lebih mudah melakukan kegiatan bela negara.
c. Memberikan motivasi tentang bela negara.
Maka sudah dapat dipastikan bahwa para pemuda (mahasiswa) sudah mulai
mengerti tentang pentingnya bela negara bahkan sudah melakukan bukti nyata
dari bela negara itu sendiri. Langkat selanjutnya yang harus dilakukan adalah
“Mempertahankan”. Bagian ini yang paling sulit adalah mempertahankan, salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah terus memberikan suntikan montivasi kepada
pemuda tentang bela negara agar mereka tidak lupa dan mengingkarinya. Tema
motivasi yang bisa diberikan sangat beragama misalnya :
1. Pengalaman sejarah perjuangan Republik Indonesia.
2. Kedudukan wilayah Nusantara yang geografis

9
3. Keadaan penduduk yang besar
4. Pekembangan dan kemanjuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi)
5. Kemungkinan timbulnya peperangan.

2.7 Bentuk Bela Negara di Era Globalisasi

Globalisasi diartikan sebagai suatu proses dimana batas – batas suatu negara
menjadi sempit karena kemudahan interaksi / hubungan antara negara baik itu
pertukaran informasi, perdangangan, teknologi, gaya hidup dan bentuk – bentuk
interaksi lain.

Globalisasi dapat dimaknai sebagai proses dimana pengalaman kehidupan


sehari-hari, ide – ide dan informasi menjadi standar di seluruh dunia. Proses tersebut
diakibatkan oleh semakin canggihnya teknologi komunikasi dan transformasi serta
kegiatan ekonomi yang merambah pasar dunia.

Upaya membela negara adalah suatu tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang dilakukan secara teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi rasa
cinta pada tanah air. Di dalam undang – undang 1945 sudah jelas bahwa : Bela
negara adalah suatu kehormatan bagi warga negara yang diberikan oleh suatu negara
tersebut. Maka dari itu bela negara harus dilaksanakan dengan sebaik –baiknya,
penuh kesadaran dan tanggung jawab serta rela berkorban demi kepentingan bersama
yaitu bangsa dan negara.

Di era globalisasi ini tantangan bangsa Indonesia semakin berat, rasa


nasionalisme dan rasa cinta tanah air semakin berkurang. Ini adalah dampak
pengaruh dari ero globalisasi saat ini. Salah satunya adalah “Budaya”. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa informasi dengan mudah didapatkan. Masyarakat heterogen
seperti kita, harus pinta – pintar mengolah informasi agar tidak terpangaruh dari
dampak negative globalisasi.

Contohnya bisa kita lihat sehari – hari. Apabila kita berkunjung ke pusat kota
atau pusat perbelanjaan, banyak remaja yang menggunakan pakaian minim.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pakaian seperti itu digunakan oleh masyarakat
budaya barat, sedangkan Indonesia merupakan budaya timur yang mayoritas
beragama muslim dan diwajibkan menutup auratnya. Tidak hanya itu masyarakat

10
Indonesia juga lebih konsumtif pada produk luar negeri dibandingkan dengan produk
luar, karena dimata masyarakat produk luar negeri lebih mahal, terkenal dan
bergengsi. Padahal kualitas produk dalam negeri tidak kalah bagus dibandingkan
produk luar negeri. Buktinya banyak produk local dikirim ke luar negeri. Masih
banyak contoh – contoh di era globalisasi di Indonesia.

Sebagai bangsa indonesia sudah sebaiknya kita memanfaatkan globalisasi


sebagai cara kita untuk mengenalkan budaya kita dimata dunia. Sebagaimana yang
kita ketahui sudah banyak warisan dan objek wisata yang terkenal hingga
mancanegara.

2.8 Study Kasus

LEPASNYA PULAU SIPADAN DAN LIGITAN DARI NKRI

Pulau Sipadan dan Ligitan merupakan pulau kecilyang luasnya 23 hektar.


Pulau Ligitan terdiri dari semak belukar dan pohon. Sementara itu, Sipadan
merupakan pucuk gunung merapi di bawah permukaan laut dengan ketinggian
sekitar 700 meter. Sampai 1980-an, dua pulau ini tak berpenghuni.

Bagi Indonesia dan Malaysia, dua pulau ini punya arti penting, yakni batas
tegas antardua negara. Sengketa pemilik Sipadan dan Ligitan sebenarnya sudah
terjadi sejak masa kolonial antara pemerintah Hindia Belanda dan Inggris. Pulau
Sipadan pernah dimasukkan dalam Peraturan tentang Perlindungan Penyu (Turtle
Preservation Ordinance) oleh pemerintah Inggris pada 1917. Keputusan ini ditentang
pemerintah Hindia Belanda yang merasa memiliki pulau tersebut. Sengketa
kepemilikan pulau itu tak kunjung reda, meski gejolak bisa teredam. Sengketa
Sipadan dan Ligitan kembali muncul ke permukaan pada 1969. Sayang, tak ada
penyelesaian tuntas sehingga kasus ini kembali mengambang. Pemerintah Indonesia
- Malaysia akhirnya sepakat membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional (MI)
pada tahun 1997. Dalam putusan MI yang jatuh pada 17 Desember 2002, Indonesia
dinyatakan kalah. Untuk menghadapi sengketa ini Indonesia sampai menyewa lima
penasihat hukum asing dan tiga peneliti asing untuk membuktikan kepemilikannya.
Sayang, segala upaya itu mentah di depan 17 hakim MI. Malaysia dimenangkan oleh
16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada Indonesia.

11
Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI, sementara satu hakim
merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh Indonesia. Kemenangan
Malaysia, kata Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda berdasarkan pertimbangan
efektivitas (effectivitee), yaitu pemerintah Inggris (penjajah Malaysia) telah
melakukan tindakan administratif secara nyata berupa penerbitan peraturan
perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak
tahun 1930, dan operasi mercu suar sejak 1960-an. Pemerintah Indonesia
menyatakan rasa kecewa yang mendalam bahwa upaya yang dilakukan oleh empat
pemerintahan Indonesia sejak tahun 1997. Namun, kita berkewajiban untuk
menghormati Persetujuan Khusus untuk bersama-sama mengajukan sengketa kedua
pulau ini ke MI pada 31 Mei 1997. Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ini
sebenarnya peringatan penting bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan pulau-
pulau kecil yang berserakan. Indonesia memiliki 17.506 pulau. Sebagian pulau sudah
berpenghuni dan bernama. “Tapi masih banyak yang kosong dan tidak punya
nama,”. Yang paling mengkhawatirkan tentu saja pulau-pulau yang berbatasan
dengan negara lain. Selain melalui kegiatan organisasi profesi, tindakan upaya
membela negara dapat dilakukan melalui sekolah (khususnya melalui PKN)
misalnya pembinaan sikap dan prilaku nasionalisme, patriotisme, dan membela
kebenaran dan keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945.

12

Anda mungkin juga menyukai