Judul Modul Modul 1 Karakter Profesional Guru PPKn
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Cinta Tanah Air Dan Bela Negara 2. Kesamaptaan Dan Kepemimpinan 3. Kerjasama, Komunikasi, Kepekaan Sosial dan Kepedulian Terhadap Masyarakat, Profesi Dan Lingkungan 4. Budaya Dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber Belajar PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar KB 1 (Cinta Tanah Air Dan Bela Negara) materi yang 1. Cinta Tanah Air. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap dipelajari masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Setiap warga negara dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita. 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap warga negara yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. 3. Meyakini Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila menjadi alat pemersatu bagi keberagaman di Indonesia yang memiliki ragam budaya, agama, etnis, 3 dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, maupun hambatan yang dapat mengganggu stabilitas negara. 4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara. Salah satu wujud bela negara adalah harus rela berkorban untuk bangsa dan negara. Setiap warga negara harus lebih mendahulukan kepentingan berbangsa dan bernegara daripada kepentingan pribadi maupun kepentingan. 5. Memiliki Kemampuan Bela Negara. Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing. 6. Nilai dasar bela negara yang terdiri dari; 1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. 2) Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. 3) Keyakinan Pancasila sebagai ideologi negara. 4) rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan 5) memiliki kesiapan fisik dan psikis, hendaknya dipandang sebagai keutamaan-keutamaan hidup yang harus dihayati oleh para warga negara pada semua lapisan. 7. Sikap dan perilaku yang mencerminkan bahwa kita mencintai tanah air, antara lain : a. Bangga sebagai orang Indonesia, b. Memakai produk dalam negeri, c. Mentaati semua peraturan perundangan, d. Taat membayar pajak e. Dengan ikhlas mengikuti upacara bendera. f. Menjaga kelestarian lingkungan, g. Saling hormat-menghormati sesama warga negara, dan masih banyak lagi sikap dan perilaku yang menunjukkan rasa cinta tanah air. 8. (Suwarno, 2000) menyatakan bahwa Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai tanah air wilayah nasionalnya sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia, terhadap segala bentuk ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun sehingga diharapkan setiap warga negara Indonesia akan mengenal dan memahami wilayah nusantara, memelihara melestarikan, mencintai lingkungan dan senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan negara Indonesia di mata dunia. 9. Bela negara sendiri didefinisikan sebagai suatu tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik yang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan). 10. (Wiyono dan Isworo, 2007) mendefinisikan bela negara sebagai suatu sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. 11. UU.RI. No. 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara, mendefinisikan bela negara adalah “tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. 12. Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai penuaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara 13. Undang-undang No. 56 tahun 1999 tentang rakyat terlatih, “bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara”. 14. Kementerian Pertahanan R.I. merumuskan pengertian bela negara sebagai “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara”. 15. Secara umum, tujuan bela negara untuk mengaktualisasikan nilai-nilai bela negara demi terwujudnya sikap dan perilaku bela negara yang mendukung sistem pertahanan negara. 16. Secara khusus cinta tanah air dan bela negara memberikan kesadaran bagi setiap warga negara yang bertujuan untuk ; 1. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. 2. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. 3. Keyakinan Pancasila sebagai Ideologi Negara. 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara. 5. Memiliki Kesiapan Fisik dan Psikis, 17. Pembangunan nasional merupakan wujud perjuangan secara terus menerus dari setiap warga negaranya berdasarkan profesinya dengan prestasi terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. 18. NKRI memiliki sejarah yang unik jika dibanding dengan Negara lain di belahan dunia ini. Keunikan ini antara lain meliputi sejarah pra kolonialisme Belanda (masa kejayaan Majapahit, Sriwijaya, Samudra Pasai, 13 Mataram Islam) masa penjajahan, masa perjuangan melawan penjajah, perjuangan menegakkan kemerdekaan, perjuangan mengisi kemerdekaan. 19. Pada masa pra kolonialisme ada romantika kehidupan kejayaan kerajaan-kerajaan di wilayah nusantara dan cukup disegani dalam pergaulan internasional. 20. Pada masa kolonialisme ditandai dengan pengurasan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya untuk kepentingan penjajah (Widodo, 2011) 21. Pada masa perjuangan melawan penjajah tumbuh jiwa patriotisme, rela berkorban yang luar biasa untuk menghadapi penjajah 22. Pada masa perjuangan menegakkan kemerdekaan tumbuh rasa patriotisme, rela berkorban dan kebersamaan yang sangat kuat. 23. Pada masa mengisi kemerdekaan merupakan masa membangun karakter bangsa melalui pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa mewujudkan perdamaian abadi, kesejahteraan dan perlindungan masyarakat. 24. Bagi bangsa Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia, dalam rangka pembangunan nasionalnya, setidaknya ada beberapa isu penting yang menjadi bahan pertimbangan yaitu isu tentang hak asasi manusia (HAM), supremasi hukum, lingkungan hidup, demokratisasi, dan globalisasi ekonomi. 25. Diberlakukannya UU Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang lebih mengutamakan asas desentralisasi kekuasaan dan kewenangan kepada daerah, juga merupakan isu yang diharapkan dapat mendorong percepatan bagi proses pembangunan nasional melalui peningkatan pemberdayaan masyarakat. 26. Globalisasi sendiri merupakan suatu pemikiran, ide, sistem, pandangan hidup yang menjadi universal, atau mengglobal. Berlangsung sejak akhir dekade abad 20, semakin menuntut ketahanan dan daya saing yang tinggi utamanya dalam kehidupan perekonomian bangsa-bangsa. 27. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,baik dari luar negeri maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005). 28. Dalam sejarah politik dan pemerintahan di Indonesia, tumbangnya pemerintahan Orde Lama pada tahun 1966 disebabkan karena banyaknya tatanan penyelenggaraan pemerintahan yang menyimpang dari kemurnian Pancasila dan UUD 1945, diantaranya diterapkannya Nasakom. 29. Hakekat pembangunan adalah membangun manusia seutuhnya, baik fisik maupun non fisik, jasmani maupun rohani, materiil maupun spiritual, maka pembangunan non fisik, rohani atau spiritual menunjukkan laju yang amat tertinggal bahkan cenderung terdegradasi. 30. Keterlibatan warganegara dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasinya. 31. Kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia, khususnya di Indonesia bahwa konsep pertahanan negara saat masa damai maupun masa perang didasarkan pada refleksi spektrum bela negara yang harus dipahami oleh semua warga negara. 32. Bela negara dalam bentuk lunak masuk klasifikasi aspek psikologis dan aspekfisik. 33. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. 34. Pertahanan Negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. 35. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumberdaya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari segala ancaman. 36. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui : 1) Pendidikan Kewarganegaraan. 2) Pelatihan dasar Kemiliteran secara wajib. 3) Pengabdian sesuai dengan profesi. 4) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib. 37. Implementasi bela negara dalam sistem pertahanan nasional, menurut Dewan Ketahanan Nasional (2018) Ancaman secara garis besar diklasifikasikan menjadi ancaman faktual dan ancaman potensial. 38. Ancaman faktual adalah eskalasi tertinggi berupa ancaman itu sendiri atau ancaman yang telah mewujud secara nyata, sementara itu ancaman potensial mengandung eskalasi ancaman pada pada tingkat yang lebih rendah yang secara berurutan dari eskalasi tertinggi hingga terendah meliputi gangguan, hambatan, tantangan dan kesemuanya secara bersama dikenal sebagai AGHT. 39. Mencermati dinamika konteks strategis baik global, regional maupun domestik, maka ancaman yang sangat mungkin dihadapi Indonesia ke depan, dapat berbentuk ancaman keamanan tradisional dan ancaman non-tradisional. 40. Ancaman dari luar lebih besar kemungkinannya bersumber dari kejahatan terorganisir lintas negara (international crime) yang dilakukan oleh aktor-aktor non-negara, dengan memanfaatkan kondisi dalam negeri yang tidak kondusif. 41. Perkiraan ancaman dan gangguan yang dihadapi Indonesia ke depan meliputi terorisme, gerakan separatisme, kejahatan lintas negara (penyelundupan, penangkapan ikan ilegal, pencemaran dan perusakan lingkungan/ekosistem, imigrasi gelap, pembajakan/ perompakan), aksi radikalisme, konflik komunal dan dampak bencana alam. 42. Ancaman terhadap sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dikelompokkan menjadi dua yakni sebagai berikut : Ancaman Militer Ancaman Non militer, 43. Adanya ancaman militer dan non-militer, maka cara menghadapinya dikaitkan dengan struktur kekuatan pertahanan negara. 44. Ancaman militer dihadapi dengan membangun spektrum keras bela negara berupa pelatihan dasar kemiliteran dan pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib serta sebagai anggota komponan cadangan dan anggota komponen pendukung pertahanan negara. Namun spektrum keras ini dapat juga dilakukan oleh seluruh warga negara tanpa harus ia menjadi anggota TNI. 45. Sementara implementasi menghadapi ancaman non-militer dilakukan melalui spektrum lunak, yang dapat dilakukan dalam profesi masing-masing warga negara. 46. Berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945, upaya bela negara merupakan keharusan eksistensial dan konstitusional bagi setiap warga negara 47. Implementasi bela negara adalah : a. Dijadikan gerakan nasional pendidikan mencapai watak dan kepribadian serta perilaku seganap warga negara. b. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara sesuai dengan pasal 9 ayat (2) UU.RI.No. 3 tahun 2003 tentang Pertahanan Negara 48. Sebagai upaya memotivasi warga negara untuk bela negara beberapa hal berikut bisa dijadikan dasar konsepnya : a. Pengalaman sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. b. Posisi geografis Nusantara yang strategis. c. Keadaan penduduk (demografis). d. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah. e. Keanekaragaman budaya bangsa. f. Perkembangan dan kemajuan Iptek g. Kemungkinan timbulnya perang. h. Ancaman terhadap pertahanan negara
KB 2 (Kesamaptaan Dan Kepemimpinan)
1. Kesamaptaan berasal dari kata “Samapta”, yang berarti siap siaga, kesamaptaan dapat diartikan kesiapsiagaan. 2. Kesamaptaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial 5 dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Istilah lainnya adalah siap siaga dalam segala kondis (Sujarwo,2011). 3. Kesamaptaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen penting dalam kesamaptaan jasmani yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan (Ancok dkk, 2017). 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan menjelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis. 5. Pola hidup sehat adalah segala upaya guna menerapkan berbagai kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.Untuk mengetahui dan memelihara kesamaptaan jasmani yang baik, maka perlu mengetahui serangkaian bentuk kegiatan kesamaptaan dan tes untuk mengukur tingkat kesamaptaan jasmani yang perlu dimiliki. Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani Tahun 2003 membaginya kedalam dua faktor, yaitu: (1) faktor dalam (endogen) yang ada pada manusia yaitu: genetik, usia, dan jenis kelamin, dan (2) faktor luar (eksogen) antara lain: aktivitas fisik, kebiasaan merokok, keadaan/status kesehatan, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) 7. “mensana in corporesano” yang artinya: didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. 8. Manfaat kesamaptaan jasmani yang selalu dijaga dan dipelihara adalah: 1. Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang berwibawa lahiriah karena mampu melakukan gerak yang efisien. 2. Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak mengalami kelelahan yang berarti ataupun cedera, sehingga banyak hasil yang dicapai dalam pekerjaannya. 3. Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak rintangan pekerjaan yang dapat diatasi, sehingga semua pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan tepat untuk mencapai tujuan. 9. Untuk mencapai tujuan dan sasaran latihan kesamaptaan jasmani di atas, perlu memperhatikan faktor usia/umur, jenis kelamin juga turut membedakan tingkat kesamaptaan seseorang. 10. Beberapa bentuk kesamaptaan fisik yang sering digunakan dalam melatih kesamaptaan jasmani, yaitu; lari 12 menit, pull up, sit up, push up, shutle run (lari membentuk angka 8), lari 2.4 km atau cooper test, dan berenang. 11. Ragam latihan kesamaptaan lainnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, diantaranya senam, bersepeda, berjalan cepat, dan lari maraton. 12. Kesamaptaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat (Ancok, 2017). 13. Kesamaptaan diharapkan seorang guru PPKn mampu: 1. Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). 2. Menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan. 3. Mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin, sehingga dapat membawa kepada kebahagiaan. 4. Mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dalam menghadapi setiap permasalahan hidup 14. Agar setiap orang dapat mencapai tingkat kesamaptaan mental yang baik, maka hendaknya: 1. Menerima dan mengakui dirinya sebagaimana adanya (Ikhlas dan bersyukur). 2. Berpikir positif dan bersikap sportif. 3. Percaya diri dan memiliki semangat hidup. 4. Siap menghadapi tantangan dan berusaha terus untuk mengatasinya. 5. Terbuka, tenang, tidak emosi bila menghadapi masalah. 6. Banyak bergaul dan bermasyarakat secara positif. 7. Banyak latihan mengendalikan emosi negatif, dan membiasakan membangkitkan emosi positif. 8) Memiliki integrasi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam mengatasi problema hidup termasuk stress. 9) Mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal guna berproses mencapai kematangan. 10) Mampu bersosialisasi atau menerima kehadiran orang lain. 11) Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan. 12) Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya. 13) Pengawasan diri atau memiliki kontrol diri terhadap segala keinginan yang muncul. 14) Memiliki perasaan benar dan sikap bertanggung jawab atas perbuatan 15. Pengaruh kesamaptaan mental, yaitu : 1. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Perasaan 2. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Pikira 3. Pengaruh Kesamaptaan Mental Terhadap Sikap Perilaku 4. Pengaruh Kesamaptaan Mental Terhadap Kesehatan Badan 16. Ditinjau dari pandangan Brenner (1979) ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan guru PPKn dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: keluarga (family), masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), nasional (Society), dan dunia (Global). 17. W. Schultz pada pidatonya tahun 1960 yang berjudul Investment in Human Capital di hadapan para ahli ekonomi dan pejabat yang tergabung dalam American Economic Association, pidato tersebut merupakan peletak dasar konsep modal manusia (human capital concept) menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal sebagaimana bentuk kapital lainnya seperti mesin, teknologi, tanah, uang, dan material. 18. Manusia sebagai human capital (modal insani) tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. 19. Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi pada setiap lingkungan strategis. 20. Modal Emosional adalah kemampuan menyikapi perubahan dan melaksanakan tuntutan tugas dengan baik sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional. 21. Kecerdasan emosi sebagaimana dikemukakan oleh Bradberry & Greaves (dalam Ancok 2005), yang membagi kecerdasan emosional ke dalam empat dimensi yakni : a. Self Awareness b. Self Management c. Social Awareness d. Relationship Management 22. Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu organisasi/kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka. 23. Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan, khususnya kesuksesan guru sebagai abdi negara yang terdiri atas : a. Kesadaran Sosial (social awareness) b. Kemampuan sosial (social skill) 24. Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi. 25. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe manusia : a. Quitter yakni orang yang bila berhadapan dengan masalah memilih untuk melarikan diri dari masalah dan tidak mau menghadapi tantangan guna menaklukkan masalah. b. Camper adalah tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh hati. Bila dia menghadapi sesuatu tantangan dia berusaha untuk mengatasinya, tapi dia tidak berusaha mengatasi persoalan. c. Climbery adalah tipe yang memiliki stamina yang luar biasa di dalam menyelesaikan masalah. 26. Kecerdasan moral adalah kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata nilai, tujuan, dan tindakan kita. 27. Ada empat komponen modal moral/etikal yakni: a. Integritas (integrity) b. Bertanggung jawab (responsibility) atas perbuatan yang dilakukannya c. Penyayang (compassionate) d. Pemaaf (forgiveness) 28. Modal Kesehatan/kekuatan Fisik/Jasmani adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul dengan maksimal. 29. Para ahli memberikan defenisi kepemimpinan, antara lain (Badu, 2017: 32) : 1. Thoha (2013) menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.” 2. Hadari (1993 ) melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. 3. Tanembaum dan Massarik (1961) menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”. 4. Kontz (2005) mendefenisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”. 5. Frigon (1996) mengungkapkan “leadership is the art and sciene of getting others to perform and achieve vision”. 30. Kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain dengan memberikan dorongan dan bimbingan dalam bekerjasama untuk mengejar tujuan yang telah disepakati bersama. 31. Peranan pemimpin menurut hasil penelitian Mintzberg (dalam LAN, 2008) dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Peranan yang bersifat interpersonal Dalam fungsi bersifat interpersonal meliputi 3 (tiga) macam peran seperti: a. Figurehead; b. Leader; c. Liaison (penghubung) 2. Peranan yang bersifat informasional Ada tiga macam peranan yang bersifat informasional : a. Peranan sebagai Pemonitor b. Peranan sebagai Dessiminator c. Peranan sebagai Juru Bicara, 3. Peranan Sebagai Pengambil Keputusan. Sebagai pengambil keputusan setiap pemimpin dapat berperan sebagai: a. Orang yang selalu berusaha memperbaiki dan mengembangkan satuan kerja yang dipimpinnya. b. Orang yang selalu mampu mengatasi segala macam kesulitan (disturbances handler). c. Peran sebagai pengatur segala macam sumber yang ada d. Orang yang berperan mewakili dalam setiap hubungan kerja dengan satuan kerja di luarnya. 32. Pendapat lain yang menarik tentang peranan kepemimpinan, diungkapkan oleh H.G. Hicks dan C.R. Gullet dalam bukunya yang berjudul Organization: Theory and Behaviors. Kedua pakar tersebut berpendapat bahwa peranan pemimpin tersebut berhasil perlu berbagai sifat antara lain yaitu: bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir mau menghargai.
KB 3 (Kerjasama, Komunikasi, Kepekaan Sosial dan
Kepedulian Terhadap Masyarakat, Profesi Dan Lingkungan) 1. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, yang menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 2. Sagala (2013) mengatakan “Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan”. 3. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi-kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. 4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. 5. Slameto mengemukakan bahwa kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar (Slameto, 2003). 6. Menurut Uno (2008) dalam mengembangkan kompetensi sosialnya, seorang guru harus mampu berinteraksi secara baik dengan peserta didiknya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas. 7. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah. 8. Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007 terdapat 5 kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru, yaitu: a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik. b) Bersikap simpatik. c) Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah. d) Pandai bergaul dengan teman seprofesi dan mitra pendidikan. e) Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya). 9. Ruang lingkup kemampuan sosial tersebut dirinci menjadi beberapa faktor,yaitu: 1. Bersikap dan Bertindak Objektif 2. Beradaptasi dengan Lingkungan 3. Berkomunikasi secara Efektif 10. Menurut Soekanto (2006) kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. 11. Menurut Purwadarminta (1985) kerjasama juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang di lakukan secara bersama-sama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama 12. Lie (2005) mengemukakan bahwa kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan hidup manusia. 13. Menurut Abdulsyani (1994) kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang di tunjukkan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing- masing. 14. Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati oleh dua orang atau lebih tersebut yaitu (Nata, 2016): 1. Saling terbuka, 2. Saling mengerti, 15. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menghambat kerjasama adalah : a. Identifikasi pribadi anggota tim. b. Hubungan antar anggota tim c. Identitas tim di dalam organisasi. 16. Faktor-faktor pendukung dalam kerjasama, yang dapat dijadikan strategi dalam pencapaian tujuan diantaranya : 1. Saling ketergantungan. 2. Perluasan tugas. 3. Bahasa yang umum 4. Penjajaran. 5. Keterampilan menangani konfrontasi atau konflik 17. Menurut Robbins (2008), komunikasi adalah sebuah pengiriman makna kepada orang lain berbentuk lambang, simbol, atau bahasa-bahasa tertentu sehingga orang yang menerima informasi tersebut dapat memahami informasi yang diterimanya. 18. Menurut Forsdale (2001) “Communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signals what operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan sinyal dengan aturan tertentu sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. 19. Menurut Ruben (2013) komunikasi manusia adalah suatu proses dimana hubungan seorang yang satu dan yang lainnya dalam suatu organisasi atau dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan serta menggunakan informasi untuk berkoordinasi dengan lingkungan dan sekitarnya. 20. Secara umum dapat disimpulkan, komunikasi adalah proses penyampaian sebuah pesan dalam bentuk atau cara penyampaian yang bisa disesuaikan sehingga makna dari pesan tersebut dapat diterima sehingga terjadi pertukaran pesan verbal maupun non-verbal, dan hasil dari komunikasi yang telah dilakukan memungkinkan untuk mengubah tingkah laku seseorang (perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang). 21. Untuk memudahkan dalam memahami komunikasi perlu didefinisikan lima istilah kunci dalam komunikasi yaitu (West dan Turner,2008) : a. Sosial, yaitu suatu konsep bahwa manusia dan interaksi adalah bagian dari proses komunikasi. b. Proses, yaitu suatu kejadian yang berkesinambungan, dinamis dan tidak memiliki akhir. c. Simbol, yaitu sebuah label arbitrer atau representasi yang diberikan pada sebuah fenomena. d. Makna, yaitu sesuatu yang diambil orang dari suatu pesan. e. Lingkungan, yaitu situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar. 22. Ada empat fungsi komunikasi organisasi antara lain sebagai berikut (Bangun, 2012) : 1. Fungsi Pengawasan. 2. Sebagai motivasi. 3. Pengungkapan Emosi. 4. Informasi 23. Arni (2009) mengemukakan 5 komponen dasar komunikasi yaitu: a. Pengirim Pesan. Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. b. Pesan. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. c. Saluran. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan penerima. d. Penerima pesan. Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya e. Balikan. Balikan adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirim kepada si pengirim pesan. 24. Devito (1997) dalam bukunya komunikasi antar manusia menjelaskan kedelapan prinsip sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah paket isyarat. 2. Komunikasi adalah proses penyesuaian 3. Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan. 4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer. 5. Rangkaian komunikasi dipunktuasi. 6. Komunikasi adalah proses transaksional. 7. Komunikasi tak terhindarkan 8. Komunikasi bersifat tak reversible. 25. Kepekaan sosial atau yang sering disebut dengan istilah empati adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu menempatkan diri pada keadaan emosi orang lain dan seolah- olah mengalaminya sendiri. 26. Golden (2003) menyatakan bahwa empati berasal dari semacam peniruan fisik dan secara fisik atas beban orang lain, yang kemudian menimbulkan perasaan yang serupa di dalam diri seseorang dan mencoba menyelesaikan masalah dengan mengambil perspektif orang lain. 27. Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami tentang perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain. 28. Baron dan Byrne (2005) menyatakan bahwa empati ditandai dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Individu yang mempunyai kemampuan empati dapat memahami perasaan dan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain dan mengapa hal itu dapat terjadi pada orang tersebut 2. Individu yang berempati dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Banyak perilaku yang menyerupai perilaku berempati, seperti perilaku simpatik di dalam perilaku ini ketika diamati hampir sama dengan perilaku yang menunjukkan kemampuan berempati. 29. Goleman (1997) mengemukakan tiga ciri kemampuan empati yang harus dimiliki setiap individu antara lain : 1. Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik, 2. Menerima sudut pandang orang lain, 3. Peka terhadap perasaan orang lain, 30. Menurut Goleman (1997) ada beberapa cara untuk meningkatkan empati yaitu: 1. Understanding others yaitu cepat menangkap perasaan orang lain(Respect), mampu merasakan dan membaca perasaan orang lain. 2. Service orientation yaitu memberikan pelayanan yang dibutuhkan orang lain, artinya mampu memberikan tindakan terhadap permasalahan yang sedang terjadi. 3. Developing others yaitu memberikan masukan positif atau membangun, artinya dapat memberikan solusi. 4. Leveraging diversity yaitu mengambil manfaat dari perbedaan bukan konflik, mampu mengambil manfaat dari permasalahan yang terjadi. 31. Manfaat yang dapat ditemukan dalam kehidupan pribadi dan sosial manakala seseorang mempunyai kemampuan berempati yang tinggi yang dikemukakan oleh Safaria (2005) berikut: 1. Menghilangkan sikap egois, 2. Menghilangkan kesombongan, 3. Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri, 32. Peduli adalah memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan (Samani dan Hariyanto 2012). 33. Kepedulian sosial merupakan bagian dari hakekat manusia yang akan muncul pada tingkah laku, tingkah laku setiap orang akan muncul secara berbeda. 34. Kepedulian sosial ditandai oleh hal-hal sebagai berikut (Leak,2011) : a. Persahabatan (Frendship) b. Cinta (Love) c. Kerja (Work) d. Self significance 35. Kepedulian sosial merupakan sebuah perasaan bertanggung jawab terhadap kesulitan yang dihadapi oleh orang lain dan membuat orang terdorong untuk melakukan sesuatu hal untuk membantu. 36. Menurut Buchari (2010) lingkungan yang mempengaruhi kepedulian sosial terdiri dari : a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan masyarakat c. Lingkungan Sekolah 37. .Beberapa hal yang menggambarkan lunturnya perilaku kepedulian sosial diantaranya : 1. Menjadi penonton saat terjadi musibah pada lingkungan tau tetangga kita dan hanya menjadi penonton 2. Sikap acuh tak acuh terhadap tetangga sekitar rumah 3) Tidak ikut serta atau ambil andil dalam kegiatan yang ada di masyarakat. 38. Menurut Swanson (2000), ada lima dimensi penting dalam kepedulian sosial: 1. Mengetahui, yakni berusaha keras memahami kejadian- kejadian yang memiliki makna dalam kehidupan orang lain 2. Turut hadir, hadir secara emosi dengan menyampaikan ketersediaan, berbagi perasaan, dan memantau apakah orang lain terganggu atau tidak dengan emosi yang diberikan. 3. Melakukan, melakukan sesuatu bagi orang lain, seperti melakukannya untuk diri sendiri, apabila memungkinkan. 4. Memungkinkan, memfasilitasi perjalanan hidup dan kejadian yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain dengan memberikan informasi, memberikan penjelasan, memberikan dukungan, fokus pada perhatian yang sesuai, dan memberikan alternatif 5. Mempertahankan keyakinan, mendukung keyakinan orang lain akan kemampuannya menjalani kejadian atau masa transisidalam hidupnya dan menghadapi masa yang akan datang dengan penuh makna. 39. Kepedulian merupakan sikap dan tindakan yang memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, dan selalu tergerak untuk membantu kesulitan orang lain dan mau melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar. KB 4 (Budaya Dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber Belajar PPKn) 1. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 2. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. 3. Koentjaraningrat (1985): “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”. 4. Soemardjan dan Soemardi (1974): “Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. 5. Secara umum, budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. 6. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. 7. Menurut Maxwell (2001): “Pengertian karakter sebenarnya jauh lebih baik dibandingkan dengan sekedar perkataan. Lebih dari hal tersebut, karakter merupakan pilihan yang dapat menentukan sebuah tingkat kesuksesan dari seseorang”. 8. Menurut Wyne (1991): “Pengertian karakter menandai bagaimana teknis maupun cara yang digunakan dalam memfokuskan penerapan dari nilainilai kebaikan ke dalam sebuah tingkah laku maupun tindakan”. 9. Menurut Thomas Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. 10. Karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills) (Lickona 1991). 11. Ki Hajar Dewantara mendasarinya dengan falsafah pendidikan yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang artinya di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung. 12. Falfasah pendidikan Ki Hajar Dewantara ini mengandung makna, yakni: 1. Peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki potensi dan memiliki posisi sentral dalam proses pembelajaran. 2. Pendekatan manusiawi menjadi perhatian utama dalam melaksanakan proses pembelajaran. 3. Menempatkan peserta didik dalam kerangka pengembangan kedewasaan berpikir. 4. Penghargaan nilai-nilai budaya. 5. Peserta didik dalam konteks implementasi psikologi pendidikan mendapat tempat secara benar. 13. Pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber pembelajaran PPKn haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, pemanfaatan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber pembelajaran PPKn sejatinya mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. 14. Pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara, karena pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. 15. Salah satu upaya untuk pengembangan karakter adalah pembudayaan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari- hari. 16. Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. 17. Pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam Sisdiknas sendiri berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung, dan pendidikan karakter tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional jawab. 18. Peranan sumber-sumber belajar (seperti: guru, dosen, buku, film, majalah, laboratorium, peristiwa, dan sebagainya) memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan menjadikan individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. 19. Sumber belajar PPKn ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu peserta didik dalam belajar, sebagai perwujudan dari kurikulum 20. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh siswa untuk mempelajari suatu hal yang tidak terbatas hanya buku saja tetapi dapat berupa, orang, alat, bahan, dan lingkungan yang dapat mendukung proses pembelajaran. 21. Enam klasifikasi sumber belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Rohani & Ahmadi, 1995) : 1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data 2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. 3. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras, ataupun oleh dirinya sendiri. 4. Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. 5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. 6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan. Baik lingkungan fisik ataupun non fisik. 22. Pemanfaatan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber belajar PPKn dapat dimaknai sebagai upaya mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. 23. Pemanfaatan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber belajar PPKn merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta diklat mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai karakter sehingga peserta mampu berperilaku sebagai manusia seutuhnya (insan kamil). 24. Penggunaan dan pemanfaatan budaya dan 13 karakter bangsa sebagai sumber pembelajaran PPKn merupakan sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang seutuhnya. 25. Secara filosofis, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa Indonesia merupakan nilai sakral yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang teraktualisasi ke dalam filosofis nilai ideologi kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. 26. Landasan pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dikelompokkan sebagai berikut (Supinah & Parmi; 2011) : 1. Kebudayaan nasional 2. Pendidikan dan kebudayaan 3. Kebudayaan dalam pendidikan 4. Adab dan kesusilaan; 5. Nasionalisme kebangsaan 6. Keluarga; 27. Nasionalisme kebangsaan terdiri dari : a. Wawasan Kebangsaan; b. Wawasan Kejuangan; c. Wawasan kebudayaan; 28. Nilai-nilai pendidikan karakter memiliki tiga fungsi, yaitu (Narwanti, 2011): 1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi; Pembangunan 2. Fungsi perbaikan dan penguatan 3. Fungsi penyaring 29. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa sendiri adalah a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). 30. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini (Hasan, 2010) : 1. Agama 2. Pancasila 3. Budaya 4. Tujuan Pendidikan Nasional 31. Beberapa nilai pendidikan budaya dan karakter bagsa adalah Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab. 32. Secara tegas dapat digambarkan bahwa pemanfaatan budaya dan karakter bangsa Indonesia sebagai sumber belajar PPKn tidak hanya bertujuan untuk menciptakan manusia Indonesia yang berbudaya dan berkarakter, namun juga berfungsi untuk melahirkan generasi Indonesia yang memiliki semangat kebangsaan dengan menjunjung tinggi kearifan lokal (local wisdom) bangsa Indonesia. 33. Pemanfaatan dan pengembangan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber pembelajaran PPKn sebagai upaya memajukan pendidikan harus mempertimbangkan beberapa aspek berikut : 1. Prinsip dan Pendekatan Pemanfaatan dan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber Pembelajaran PPKn 2. Perencanaan Pemanfaatan dan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber Belajar PPKn 34. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah a) berkelanjutan, b) Melalui semua mata pelajaran (termasuk PPKn), pengembangan diri, dan budaya sekolah, c) Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan, d) Pembelajaran dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan 35. Pemanfaatan dan pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai sumber belajar PPKn dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar di kelas, sekolah, dan luar sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain. 36. Standar mutu pendidikan yang meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. 2 Daftar materi 1. Ancaman Faktual dan Potensial Terhadap Sistem Pertahanan yang sulit NKRI dipahami di 2. Sejarah Kesamaptaan modul ini 3.
3 Daftar materi 1. …. yang sering 2. … mengalami miskonsepsi