Anda di halaman 1dari 20

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 1 Karakter Profesional Guru PPKn


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Cinta Tanah Air Dan Bela Negara
2. Kesamaptaan Dan Kepemimpinan
3. Kerjasama, Komunikasi, Kepekaan Sosial dan
Kepedulian Terhadap Masyarakat, Profesi Dan
Lingkungan
4. Budaya Dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber
Belajar PPKn

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar KB 1 (Cinta Tanah Air Dan Bela Negara)
materi yang 1. Cinta Tanah Air. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
dipelajari masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Setiap warga negara dapat mewujudkan itu semua
dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan
kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap warga
negara yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang
selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya.
3. Meyakini Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila bukan hanya
sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Pancasila menjadi alat pemersatu bagi
keberagaman di Indonesia yang memiliki ragam budaya,
agama, etnis, 3 dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang
dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, maupun
hambatan yang dapat mengganggu stabilitas negara.
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara. Salah satu wujud
bela negara adalah harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Setiap warga negara harus lebih mendahulukan
kepentingan berbangsa dan bernegara daripada kepentingan
pribadi maupun kepentingan.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara. Kemampuan bela negara
itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi
masing-masing.
6. Nilai dasar bela negara yang terdiri dari; 1) Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
2) Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. 3)
Keyakinan Pancasila sebagai ideologi negara. 4) rela
berkorban untuk bangsa dan negara, dan 5) memiliki
kesiapan fisik dan psikis, hendaknya dipandang sebagai
keutamaan-keutamaan hidup yang harus dihayati oleh para
warga negara pada semua lapisan.
7. Sikap dan perilaku yang mencerminkan bahwa kita mencintai
tanah air, antara lain :
a. Bangga sebagai orang Indonesia,
b. Memakai produk dalam negeri,
c. Mentaati semua peraturan perundangan,
d. Taat membayar pajak
e. Dengan ikhlas mengikuti upacara bendera.
f. Menjaga kelestarian lingkungan,
g. Saling hormat-menghormati sesama warga negara, dan
masih banyak lagi sikap dan perilaku yang menunjukkan
rasa cinta tanah air.
8. (Suwarno, 2000) menyatakan bahwa Cinta tanah air yaitu
mengenal dan mencintai tanah air wilayah nasionalnya
sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia, terhadap segala bentuk ancaman tantangan,
hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari
manapun sehingga diharapkan setiap warga negara Indonesia
akan mengenal dan memahami wilayah nusantara,
memelihara melestarikan, mencintai lingkungan dan
senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan negara
Indonesia di mata dunia.
9. Bela negara sendiri didefinisikan sebagai suatu tekad, sikap,
dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu,
dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan
akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan
untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik yang
dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara,
kesatuan).
10. (Wiyono dan Isworo, 2007) mendefinisikan bela negara
sebagai suatu sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang seutuhnya.
11. UU.RI. No. 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan
Keamanan Negara, mendefinisikan bela negara adalah “tekad,
sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta
keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara dan
kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik
dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan
dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945”.
12. Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap
warga negara sebagai penuaian hak dan kewajiban dalam
rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara
13. Undang-undang No. 56 tahun 1999 tentang rakyat terlatih,
“bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara”.
14. Kementerian Pertahanan R.I. merumuskan pengertian bela
negara sebagai “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara”.
15. Secara umum, tujuan bela negara untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai bela negara demi terwujudnya sikap dan perilaku
bela negara yang mendukung sistem pertahanan negara.
16. Secara khusus cinta tanah air dan bela negara memberikan
kesadaran bagi setiap warga negara yang bertujuan untuk ;
1. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara.
2. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Keyakinan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
5. Memiliki Kesiapan Fisik dan Psikis,
17. Pembangunan nasional merupakan wujud perjuangan secara
terus menerus dari setiap warga negaranya berdasarkan
profesinya dengan prestasi terbaik untuk mewujudkan
kesejahteraan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
18. NKRI memiliki sejarah yang unik jika dibanding dengan
Negara lain di belahan dunia ini. Keunikan ini antara lain
meliputi sejarah pra kolonialisme Belanda (masa kejayaan
Majapahit, Sriwijaya, Samudra Pasai, 13 Mataram Islam)
masa penjajahan, masa perjuangan melawan penjajah,
perjuangan menegakkan kemerdekaan, perjuangan mengisi
kemerdekaan.
19. Pada masa pra kolonialisme ada romantika kehidupan
kejayaan kerajaan-kerajaan di wilayah nusantara dan cukup
disegani dalam pergaulan internasional.
20. Pada masa kolonialisme ditandai dengan pengurasan sumber
daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alamnya untuk kepentingan penjajah (Widodo, 2011)
21. Pada masa perjuangan melawan penjajah tumbuh jiwa
patriotisme, rela berkorban yang luar biasa untuk menghadapi
penjajah
22. Pada masa perjuangan menegakkan kemerdekaan tumbuh rasa
patriotisme, rela berkorban dan kebersamaan yang sangat
kuat.
23. Pada masa mengisi kemerdekaan merupakan masa
membangun karakter bangsa melalui pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa mewujudkan perdamaian
abadi, kesejahteraan dan perlindungan masyarakat.
24. Bagi bangsa Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia,
dalam rangka pembangunan nasionalnya, setidaknya ada
beberapa isu penting yang menjadi bahan pertimbangan yaitu
isu tentang hak asasi manusia (HAM), supremasi hukum,
lingkungan hidup, demokratisasi, dan globalisasi ekonomi.
25. Diberlakukannya UU Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan
Daerah, yang lebih mengutamakan asas desentralisasi
kekuasaan dan kewenangan kepada daerah, juga merupakan
isu yang diharapkan dapat mendorong percepatan bagi proses
pembangunan nasional melalui peningkatan pemberdayaan
masyarakat.
26. Globalisasi sendiri merupakan suatu pemikiran, ide, sistem,
pandangan hidup yang menjadi universal, atau mengglobal.
Berlangsung sejak akhir dekade abad 20, semakin menuntut
ketahanan dan daya saing yang tinggi utamanya dalam
kehidupan perekonomian bangsa-bangsa.
27. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu
bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan,baik dari luar negeri maupun dalam negeri, yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia
(Suradinata, 2005).
28. Dalam sejarah politik dan pemerintahan di Indonesia,
tumbangnya pemerintahan Orde Lama pada tahun 1966
disebabkan karena banyaknya tatanan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyimpang dari kemurnian Pancasila
dan UUD 1945, diantaranya diterapkannya Nasakom.
29. Hakekat pembangunan adalah membangun manusia
seutuhnya, baik fisik maupun non fisik, jasmani maupun
rohani, materiil maupun spiritual, maka pembangunan non
fisik, rohani atau spiritual menunjukkan laju yang amat
tertinggal bahkan cenderung terdegradasi.
30. Keterlibatan warganegara dalam bela negara secara nonfisik
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, sepanjang masa dan
dalam segala situasinya.
31. Kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia, khususnya di
Indonesia bahwa konsep pertahanan negara saat masa damai
maupun masa perang didasarkan pada refleksi spektrum bela
negara yang harus dipahami oleh semua warga negara.
32. Bela negara dalam bentuk lunak masuk klasifikasi aspek
psikologis dan aspekfisik.
33. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
34. Pertahanan Negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan
segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
35. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumberdaya nasional lainnya serta dipersiapkan
secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total,
terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari segala
ancaman.
36. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui : 1) Pendidikan Kewarganegaraan. 2)
Pelatihan dasar Kemiliteran secara wajib. 3) Pengabdian
sesuai dengan profesi. 4) Pengabdian sebagai prajurit TNI
secara sukarela atau wajib.
37. Implementasi bela negara dalam sistem pertahanan nasional,
menurut Dewan Ketahanan Nasional (2018) Ancaman secara
garis besar diklasifikasikan menjadi ancaman faktual dan
ancaman potensial.
38. Ancaman faktual adalah eskalasi tertinggi berupa ancaman itu
sendiri atau ancaman yang telah mewujud secara nyata,
sementara itu ancaman potensial mengandung eskalasi
ancaman pada pada tingkat yang lebih rendah yang secara
berurutan dari eskalasi tertinggi hingga terendah meliputi
gangguan, hambatan, tantangan dan kesemuanya secara
bersama dikenal sebagai AGHT.
39. Mencermati dinamika konteks strategis baik global, regional
maupun domestik, maka ancaman yang sangat mungkin
dihadapi Indonesia ke depan, dapat berbentuk ancaman
keamanan tradisional dan ancaman non-tradisional.
40. Ancaman dari luar lebih besar kemungkinannya bersumber
dari kejahatan terorganisir lintas negara (international crime)
yang dilakukan oleh aktor-aktor non-negara, dengan
memanfaatkan kondisi dalam negeri yang tidak kondusif.
41. Perkiraan ancaman dan gangguan yang dihadapi Indonesia ke
depan meliputi terorisme, gerakan separatisme, kejahatan
lintas negara (penyelundupan, penangkapan ikan ilegal,
pencemaran dan perusakan lingkungan/ekosistem, imigrasi
gelap, pembajakan/ perompakan), aksi radikalisme, konflik
komunal dan dampak bencana alam.
42. Ancaman terhadap sistem pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dikelompokkan menjadi dua yakni
sebagai berikut :
 Ancaman Militer
 Ancaman Non militer,
43. Adanya ancaman militer dan non-militer, maka cara
menghadapinya dikaitkan dengan struktur kekuatan
pertahanan negara.
44. Ancaman militer dihadapi dengan membangun spektrum
keras bela negara berupa pelatihan dasar kemiliteran dan
pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
serta sebagai anggota komponan cadangan dan anggota
komponen pendukung pertahanan negara. Namun spektrum
keras ini dapat juga dilakukan oleh seluruh warga negara
tanpa harus ia menjadi anggota TNI.
45. Sementara implementasi menghadapi ancaman non-militer
dilakukan melalui spektrum lunak, yang dapat dilakukan
dalam profesi masing-masing warga negara.
46. Berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945, upaya bela negara
merupakan keharusan eksistensial dan konstitusional bagi
setiap warga negara
47. Implementasi bela negara adalah :
a. Dijadikan gerakan nasional pendidikan mencapai watak
dan kepribadian serta perilaku seganap warga negara.
b. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
sesuai dengan pasal 9 ayat (2) UU.RI.No. 3 tahun 2003
tentang Pertahanan Negara
48. Sebagai upaya memotivasi warga negara untuk bela negara
beberapa hal berikut bisa dijadikan dasar konsepnya :
a. Pengalaman sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
b. Posisi geografis Nusantara yang strategis.
c. Keadaan penduduk (demografis).
d. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
e. Keanekaragaman budaya bangsa.
f. Perkembangan dan kemajuan Iptek
g. Kemungkinan timbulnya perang.
h. Ancaman terhadap pertahanan negara

KB 2 (Kesamaptaan Dan Kepemimpinan)


1. Kesamaptaan berasal dari kata “Samapta”, yang berarti siap
siaga, kesamaptaan dapat diartikan kesiapsiagaan.
2. Kesamaptaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang
dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun
sosial 5 dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Istilah
lainnya adalah siap siaga dalam segala kondis
(Sujarwo,2011).
3. Kesamaptaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan
seseorang untuk melaksanakan tugas atau kegiatan fisik
secara lebih baik dan efisien. Komponen penting dalam
kesamaptaan jasmani yaitu kesegaran jasmani dasar yang
harus dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan
tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik
dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami
kelelahan yang berlebihan (Ancok dkk, 2017).
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
menjelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
produktif secara sosial dan ekonomis.
5. Pola hidup sehat adalah segala upaya guna menerapkan
berbagai kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat
dan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan.Untuk mengetahui dan memelihara
kesamaptaan jasmani yang baik, maka perlu mengetahui
serangkaian bentuk kegiatan kesamaptaan dan tes untuk
mengukur tingkat kesamaptaan jasmani yang perlu dimiliki.
Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani Tahun 2003
membaginya kedalam dua faktor, yaitu: (1) faktor dalam
(endogen) yang ada pada manusia yaitu: genetik, usia, dan jenis
kelamin, dan (2) faktor luar (eksogen) antara lain: aktivitas
fisik, kebiasaan merokok, keadaan/status kesehatan, dan Indeks
Massa Tubuh (IMT)
7. “mensana in corporesano” yang artinya: didalam tubuh yang
kuat terdapat jiwa yang sehat.
8. Manfaat kesamaptaan jasmani yang selalu dijaga dan
dipelihara adalah:
1. Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang
berwibawa lahiriah karena mampu melakukan gerak yang
efisien.
2. Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat
dengan tidak mengalami kelelahan yang berarti ataupun
cedera, sehingga banyak hasil yang dicapai dalam
pekerjaannya.
3. Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak
rintangan pekerjaan yang dapat diatasi, sehingga semua
pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan tepat untuk
mencapai tujuan.
9. Untuk mencapai tujuan dan sasaran latihan kesamaptaan
jasmani di atas, perlu memperhatikan faktor usia/umur, jenis
kelamin juga turut membedakan tingkat kesamaptaan
seseorang.
10. Beberapa bentuk kesamaptaan fisik yang sering digunakan
dalam melatih kesamaptaan jasmani, yaitu; lari 12 menit, pull
up, sit up, push up, shutle run (lari membentuk angka 8), lari
2.4 km atau cooper test, dan berenang.
11. Ragam latihan kesamaptaan lainnya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kesegaran jasmani, diantaranya senam,
bersepeda, berjalan cepat, dan lari maraton.
12. Kesamaptaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan
memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan
perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan
dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti
menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat (Ancok, 2017).
13. Kesamaptaan diharapkan seorang guru PPKn mampu:
1. Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan
dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
2. Menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain
dan masyarakat serta lingkungan.
3. Mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada
semaksimal mungkin, sehingga dapat membawa kepada
kebahagiaan.
4. Mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah
yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif
kebahagiaan dalam menghadapi setiap permasalahan
hidup
14. Agar setiap orang dapat mencapai tingkat kesamaptaan
mental yang baik, maka hendaknya:
1. Menerima dan mengakui dirinya sebagaimana adanya
(Ikhlas dan bersyukur).
2. Berpikir positif dan bersikap sportif.
3. Percaya diri dan memiliki semangat hidup.
4. Siap menghadapi tantangan dan berusaha terus untuk
mengatasinya.
5. Terbuka, tenang, tidak emosi bila menghadapi masalah.
6. Banyak bergaul dan bermasyarakat secara positif.
7. Banyak latihan mengendalikan emosi negatif, dan
membiasakan membangkitkan emosi positif. 8) Memiliki
integrasi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam
mengatasi problema hidup termasuk stress. 9) Mampu
mengaktualisasikan dirinya secara optimal guna berproses
mencapai kematangan. 10) Mampu bersosialisasi atau
menerima kehadiran orang lain. 11) Menemukan minat
dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan. 12) Memiliki
falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan
tujuan bagi hidupnya. 13) Pengawasan diri atau memiliki
kontrol diri terhadap segala keinginan yang muncul. 14)
Memiliki perasaan benar dan sikap bertanggung jawab
atas perbuatan
15. Pengaruh kesamaptaan mental, yaitu :
1. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Perasaan
2. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Pikira
3. Pengaruh Kesamaptaan Mental Terhadap Sikap Perilaku
4. Pengaruh Kesamaptaan Mental Terhadap Kesehatan
Badan
16. Ditinjau dari pandangan Brenner (1979) ada empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan guru
PPKn dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas
masing-masing, yakni: keluarga (family), masyarakat pada
level lokal dan regional (Community/ Culture), nasional
(Society), dan dunia (Global).
17. W. Schultz pada pidatonya tahun 1960 yang berjudul
Investment in Human Capital di hadapan para ahli ekonomi
dan pejabat yang tergabung dalam American Economic
Association, pidato tersebut merupakan peletak dasar konsep
modal manusia (human capital concept) menganggap bahwa
manusia merupakan suatu bentuk modal sebagaimana bentuk
kapital lainnya seperti mesin, teknologi, tanah, uang, dan
material.
18. Manusia sebagai human capital (modal insani) tercermin
dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja.
19. Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk
menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi
pada setiap lingkungan strategis.
20. Modal Emosional adalah kemampuan menyikapi perubahan
dan melaksanakan tuntutan tugas dengan baik sangat
ditentukan oleh kecerdasan emosional.
21. Kecerdasan emosi sebagaimana dikemukakan oleh Bradberry
& Greaves (dalam Ancok 2005), yang membagi kecerdasan
emosional ke dalam empat dimensi yakni :
a. Self Awareness
b. Self Management
c. Social Awareness
d. Relationship Management
22. Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma
informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu
organisasi/kelompok masyarakat yang memungkinkan
terjalinnya kerjasama di antara mereka.
23. Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali
jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal yang
mendukung kesuksesan, khususnya kesuksesan guru sebagai
abdi negara yang terdiri atas :
a. Kesadaran Sosial (social awareness)
b. Kemampuan sosial (social skill)
24. Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah
organisasi birokrasi.
25. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz
membedakan tiga tipe manusia :
a. Quitter yakni orang yang bila berhadapan dengan masalah
memilih untuk melarikan diri dari masalah dan tidak mau
menghadapi tantangan guna menaklukkan masalah.
b. Camper adalah tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh hati.
Bila dia menghadapi sesuatu tantangan dia berusaha untuk
mengatasinya, tapi dia tidak berusaha mengatasi persoalan.
c. Climbery adalah tipe yang memiliki stamina yang luar
biasa di dalam menyelesaikan masalah.
26. Kecerdasan moral adalah kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke
dalam tata nilai, tujuan, dan tindakan kita.
27. Ada empat komponen modal moral/etikal yakni:
a. Integritas (integrity)
b. Bertanggung jawab (responsibility) atas perbuatan yang
dilakukannya
c. Penyayang (compassionate)
d. Pemaaf (forgiveness)
28. Modal Kesehatan/kekuatan Fisik/Jasmani adalah wadah untuk
mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas
sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua
modal di atas tidak muncul dengan maksimal.
29. Para ahli memberikan defenisi kepemimpinan, antara lain
(Badu, 2017: 32) :
1. Thoha (2013) menyatakan “kepemimpinan adalah
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau
seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan
maupun kelompok.”
2. Hadari (1993 ) melihat kepemimpinan dari dua konteks
yaitu “struktural dan nonstruktural.
3. Tanembaum dan Massarik (1961) menjelaskan
“kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai
suatu peran yang memerintah”.
4. Kontz (2005) mendefenisikan kepemimpinan sebagai
“pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang
sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan
kelompok dengan kemauan dan antusias”.
5. Frigon (1996) mengungkapkan “leadership is the art and
sciene of getting others to perform and achieve vision”.
30. Kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain
dengan memberikan dorongan dan bimbingan dalam
bekerjasama untuk mengejar tujuan yang telah disepakati
bersama.
31. Peranan pemimpin menurut hasil penelitian Mintzberg (dalam
LAN, 2008) dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Peranan yang bersifat interpersonal
Dalam fungsi bersifat interpersonal meliputi 3 (tiga)
macam peran seperti:
a. Figurehead;
b. Leader;
c. Liaison (penghubung)
2. Peranan yang bersifat informasional
Ada tiga macam peranan yang bersifat informasional :
a. Peranan sebagai Pemonitor
b. Peranan sebagai Dessiminator
c. Peranan sebagai Juru Bicara,
3. Peranan Sebagai Pengambil Keputusan.
Sebagai pengambil keputusan setiap pemimpin dapat
berperan sebagai:
a. Orang yang selalu berusaha memperbaiki dan
mengembangkan satuan kerja yang dipimpinnya.
b. Orang yang selalu mampu mengatasi segala macam
kesulitan (disturbances handler).
c. Peran sebagai pengatur segala macam sumber yang ada
d. Orang yang berperan mewakili dalam setiap hubungan
kerja dengan satuan kerja di luarnya.
32. Pendapat lain yang menarik tentang peranan kepemimpinan,
diungkapkan oleh H.G. Hicks dan C.R. Gullet dalam bukunya
yang berjudul Organization: Theory and Behaviors. Kedua
pakar tersebut berpendapat bahwa peranan pemimpin tersebut
berhasil perlu berbagai sifat antara lain yaitu: bersikap adil,
memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai
katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi,
sumber inspirasi, dan yang terakhir mau menghargai.

KB 3 (Kerjasama, Komunikasi, Kepekaan Sosial dan


Kepedulian Terhadap Masyarakat, Profesi Dan
Lingkungan)
1. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat
10, yang menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
2. Sagala (2013) mengatakan “Kompetensi merupakan peleburan
dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan
keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk
perbuatan”.
3. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
Kompetensi-kompetensi tersebut meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
5. Slameto mengemukakan bahwa kompetensi sosial berkaitan
dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta
didik, dan masyarakat sekitar (Slameto, 2003).
6. Menurut Uno (2008) dalam mengembangkan kompetensi
sosialnya, seorang guru harus mampu berinteraksi secara baik
dengan peserta didiknya maupun dengan sesama guru dan
kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.
7. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah.
8. Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007 terdapat 5
kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru, yaitu: a)
Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua
peserta didik. b) Bersikap simpatik. c) Dapat bekerja sama
dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah. d) Pandai bergaul
dengan teman seprofesi dan mitra pendidikan. e) Memahami
dunia sekitarnya (lingkungannya).
9. Ruang lingkup kemampuan sosial tersebut dirinci menjadi
beberapa faktor,yaitu:
1. Bersikap dan Bertindak Objektif
2. Beradaptasi dengan Lingkungan
3. Berkomunikasi secara Efektif
10. Menurut Soekanto (2006) kerjasama merupakan suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu.
11. Menurut Purwadarminta (1985) kerjasama juga dapat diartikan
sebagai kegiatan yang di lakukan secara bersama-sama dari
berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama
12. Lie (2005) mengemukakan bahwa kerjasama merupakan hal
yang sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan hidup
manusia.
13. Menurut Abdulsyani (1994) kerjasama adalah suatu bentuk
proses sosial, dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu
yang di tunjukkan untuk mencapai tujuan bersama dengan
saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-
masing.
14. Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah
disepakati oleh dua orang atau lebih tersebut yaitu (Nata,
2016):
1. Saling terbuka,
2. Saling mengerti,
15. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menghambat
kerjasama adalah :
a. Identifikasi pribadi anggota tim.
b. Hubungan antar anggota tim
c. Identitas tim di dalam organisasi.
16. Faktor-faktor pendukung dalam kerjasama, yang dapat
dijadikan strategi dalam pencapaian tujuan diantaranya :
1. Saling ketergantungan.
2. Perluasan tugas.
3. Bahasa yang umum
4. Penjajaran.
5. Keterampilan menangani konfrontasi atau konflik
17. Menurut Robbins (2008), komunikasi adalah sebuah
pengiriman makna kepada orang lain berbentuk lambang,
simbol, atau bahasa-bahasa tertentu sehingga orang yang
menerima informasi tersebut dapat memahami informasi yang
diterimanya.
18. Menurut Forsdale (2001) “Communication is the process by
which a system is established, maintained, and altered by
means of shared signals what operate according to rules”.
Komunikasi adalah suatu proses memberikan sinyal dengan
aturan tertentu sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat
didirikan, dipelihara, dan diubah.
19. Menurut Ruben (2013) komunikasi manusia adalah suatu
proses dimana hubungan seorang yang satu dan yang lainnya
dalam suatu organisasi atau dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan serta menggunakan informasi untuk
berkoordinasi dengan lingkungan dan sekitarnya.
20. Secara umum dapat disimpulkan, komunikasi adalah proses
penyampaian sebuah pesan dalam bentuk atau cara
penyampaian yang bisa disesuaikan sehingga makna dari
pesan tersebut dapat diterima sehingga terjadi pertukaran
pesan verbal maupun non-verbal, dan hasil dari komunikasi
yang telah dilakukan memungkinkan untuk mengubah tingkah
laku seseorang (perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang).
21. Untuk memudahkan dalam memahami komunikasi perlu
didefinisikan lima istilah kunci dalam komunikasi yaitu (West
dan Turner,2008) :
a. Sosial, yaitu suatu konsep bahwa manusia dan interaksi
adalah bagian dari proses komunikasi.
b. Proses, yaitu suatu kejadian yang berkesinambungan,
dinamis dan tidak memiliki akhir.
c. Simbol, yaitu sebuah label arbitrer atau representasi yang
diberikan pada sebuah fenomena.
d. Makna, yaitu sesuatu yang diambil orang dari suatu pesan.
e. Lingkungan, yaitu situasi atau konteks dimana komunikasi
terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti
waktu, tempat, periode sejarah, relasi dan latar belakang
budaya pembicara dan pendengar.
22. Ada empat fungsi komunikasi organisasi antara lain sebagai
berikut (Bangun, 2012) :
1. Fungsi Pengawasan.
2. Sebagai motivasi.
3. Pengungkapan Emosi.
4. Informasi
23. Arni (2009) mengemukakan 5 komponen dasar komunikasi
yaitu:
a. Pengirim Pesan. Pengirim pesan adalah individu atau
orang yang mengirim pesan.
b. Pesan. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan
kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun
nonverbal.
c. Saluran. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si
pengirim dengan penerima.
d. Penerima pesan. Penerima pesan adalah yang menganalisis
dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya
e. Balikan. Balikan adalah respon terhadap pesan yang
diterima yang dikirim kepada si pengirim pesan.
24. Devito (1997) dalam bukunya komunikasi antar manusia
menjelaskan kedelapan prinsip sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah paket isyarat.
2. Komunikasi adalah proses penyesuaian
3. Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan.
4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan
komplementer.
5. Rangkaian komunikasi dipunktuasi.
6. Komunikasi adalah proses transaksional.
7. Komunikasi tak terhindarkan
8. Komunikasi bersifat tak reversible.
25. Kepekaan sosial atau yang sering disebut dengan istilah
empati adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu
menempatkan diri pada keadaan emosi orang lain dan seolah-
olah mengalaminya sendiri.
26. Golden (2003) menyatakan bahwa empati berasal dari
semacam peniruan fisik dan secara fisik atas beban orang lain,
yang kemudian menimbulkan perasaan yang serupa di dalam
diri seseorang dan mencoba menyelesaikan masalah dengan
mengambil perspektif orang lain.
27. Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami
tentang perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan untuk
membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.
28. Baron dan Byrne (2005) menyatakan bahwa empati ditandai
dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Individu yang mempunyai kemampuan empati dapat
memahami perasaan dan apa yang sedang dirasakan oleh
orang lain dan mengapa hal itu dapat terjadi pada orang
tersebut
2. Individu yang berempati dapat merasakan apa yang orang
lain rasakan. Banyak perilaku yang menyerupai perilaku
berempati, seperti perilaku simpatik di dalam perilaku ini
ketika diamati hampir sama dengan perilaku yang
menunjukkan kemampuan berempati.
29. Goleman (1997) mengemukakan tiga ciri kemampuan empati
yang harus dimiliki setiap individu antara lain :
1. Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik,
2. Menerima sudut pandang orang lain,
3. Peka terhadap perasaan orang lain,
30. Menurut Goleman (1997) ada beberapa cara untuk
meningkatkan empati yaitu:
1. Understanding others yaitu cepat menangkap perasaan
orang lain(Respect), mampu merasakan dan membaca
perasaan orang lain.
2. Service orientation yaitu memberikan pelayanan yang
dibutuhkan orang lain, artinya mampu memberikan
tindakan terhadap permasalahan yang sedang terjadi.
3. Developing others yaitu memberikan masukan positif atau
membangun, artinya dapat memberikan solusi.
4. Leveraging diversity yaitu mengambil manfaat dari
perbedaan bukan konflik, mampu mengambil manfaat dari
permasalahan yang terjadi.
31. Manfaat yang dapat ditemukan dalam kehidupan pribadi dan
sosial manakala seseorang mempunyai kemampuan berempati
yang tinggi yang dikemukakan oleh Safaria (2005) berikut:
1. Menghilangkan sikap egois,
2. Menghilangkan kesombongan,
3. Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri,
32. Peduli adalah memperlakukan orang lain dengan sopan,
bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka
menyakiti orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang
lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan
masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk lain, setia,
cinta damai dalam menghadapi persoalan (Samani dan
Hariyanto 2012).
33. Kepedulian sosial merupakan bagian dari hakekat manusia
yang akan muncul pada tingkah laku, tingkah laku setiap
orang akan muncul secara berbeda.
34. Kepedulian sosial ditandai oleh hal-hal sebagai berikut
(Leak,2011) :
a. Persahabatan (Frendship)
b. Cinta (Love)
c. Kerja (Work)
d. Self significance
35. Kepedulian sosial merupakan sebuah perasaan bertanggung
jawab terhadap kesulitan yang dihadapi oleh orang lain dan
membuat orang terdorong untuk melakukan sesuatu hal untuk
membantu.
36. Menurut Buchari (2010) lingkungan yang mempengaruhi
kepedulian sosial terdiri dari :
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan masyarakat
c. Lingkungan Sekolah
37. .Beberapa hal yang menggambarkan lunturnya perilaku
kepedulian sosial diantaranya :
1. Menjadi penonton saat terjadi musibah pada lingkungan
tau tetangga kita dan hanya menjadi penonton
2. Sikap acuh tak acuh terhadap tetangga sekitar rumah 3)
Tidak ikut serta atau ambil andil dalam kegiatan yang ada
di masyarakat.
38. Menurut Swanson (2000), ada lima dimensi penting dalam
kepedulian sosial:
1. Mengetahui, yakni berusaha keras memahami kejadian-
kejadian yang memiliki makna dalam kehidupan orang lain
2. Turut hadir, hadir secara emosi dengan menyampaikan
ketersediaan, berbagi perasaan, dan memantau apakah
orang lain terganggu atau tidak dengan emosi yang
diberikan.
3. Melakukan, melakukan sesuatu bagi orang lain, seperti
melakukannya untuk diri sendiri, apabila memungkinkan.
4. Memungkinkan, memfasilitasi perjalanan hidup dan
kejadian yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain dengan
memberikan informasi, memberikan penjelasan,
memberikan dukungan, fokus pada perhatian yang sesuai,
dan memberikan alternatif
5. Mempertahankan keyakinan, mendukung keyakinan orang
lain akan kemampuannya menjalani kejadian atau masa
transisidalam hidupnya dan menghadapi masa yang akan
datang dengan penuh makna.
39. Kepedulian merupakan sikap dan tindakan yang
memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, dan selalu tergerak
untuk membantu kesulitan orang lain dan mau melibatkan diri
dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di
lingkungan sekitar.
KB 4 (Budaya Dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber
Belajar PPKn)
1. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
2. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan
mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
3. Koentjaraningrat (1985): “Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar”.
4. Soemardjan dan Soemardi (1974): “Kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5. Secara umum, budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem
berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia
yang dihasilkan masyarakat.
6. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
7. Menurut Maxwell (2001): “Pengertian karakter sebenarnya
jauh lebih baik dibandingkan dengan sekedar perkataan.
Lebih dari hal tersebut, karakter merupakan pilihan yang
dapat menentukan sebuah tingkat kesuksesan dari seseorang”.
8. Menurut Wyne (1991): “Pengertian karakter menandai
bagaimana teknis maupun cara yang digunakan dalam
memfokuskan penerapan dari nilainilai kebaikan ke dalam
sebuah tingkah laku maupun tindakan”.
9. Menurut Thomas Lickona, karakter mulia (good character)
meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan
komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar
melakukan kebaikan.
10. Karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan
(cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations),
serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills) (Lickona
1991).
11. Ki Hajar Dewantara mendasarinya dengan falsafah
pendidikan yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani, yang artinya di depan menjadi
teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang
mendukung.
12. Falfasah pendidikan Ki Hajar Dewantara ini mengandung
makna, yakni:
1. Peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki
potensi dan memiliki posisi sentral dalam proses
pembelajaran.
2. Pendekatan manusiawi menjadi perhatian utama dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
3. Menempatkan peserta didik dalam kerangka
pengembangan kedewasaan berpikir.
4. Penghargaan nilai-nilai budaya.
5. Peserta didik dalam konteks implementasi psikologi
pendidikan mendapat tempat secara benar.
13. Pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber
pembelajaran PPKn haruslah berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Dengan kata lain, pemanfaatan budaya dan
karakter bangsa sebagai sumber pembelajaran PPKn sejatinya
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik
melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
14. Pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan
kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara,
karena pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan
bagian penting dan tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional.
15. Salah satu upaya untuk pengembangan karakter adalah
pembudayaan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-
hari.
16. Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter
bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan
budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
17. Pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam Sisdiknas
sendiri berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung, dan pendidikan karakter tersebut dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional jawab.
18. Peranan sumber-sumber belajar (seperti: guru, dosen, buku,
film, majalah, laboratorium, peristiwa, dan sebagainya)
memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak
terampil menjadi terampil, dan menjadikan individu dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
19. Sumber belajar PPKn ditetapkan sebagai informasi yang
disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang
dapat membantu peserta didik dalam belajar, sebagai
perwujudan dari kurikulum
20. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
oleh siswa untuk mempelajari suatu hal yang tidak terbatas
hanya buku saja tetapi dapat berupa, orang, alat, bahan, dan
lingkungan yang dapat mendukung proses pembelajaran.
21. Enam klasifikasi sumber belajar tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut (Rohani & Ahmadi, 1995) :
1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan
oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan
data
2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai
penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan.
3. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang
mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan
alat/perangkat keras, ataupun oleh dirinya sendiri.
4. Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang
digunakan yang digunakan untuk menyampaikan pesan
yang tersimpan dalam bahan.
5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang
dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang,
lingkungan untuk menyampaikan pesan.
6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar
dimana pesan disampaikan. Baik lingkungan fisik ataupun
non fisik.
22. Pemanfaatan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber
belajar PPKn dapat dimaknai sebagai upaya mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya,menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang
religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
23. Pemanfaatan budaya dan karakter bangsa sebagai sumber
belajar PPKn merupakan upaya yang terencana untuk
menjadikan peserta diklat mengenal, peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai karakter sehingga peserta mampu
berperilaku sebagai manusia seutuhnya (insan kamil).
24. Penggunaan dan pemanfaatan budaya dan 13 karakter
bangsa sebagai sumber pembelajaran PPKn merupakan
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik
yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang
seutuhnya.
25. Secara filosofis, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
Indonesia merupakan nilai sakral yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang teraktualisasi ke dalam filosofis nilai ideologi
kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka
Tunggal Ika.
26. Landasan pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Supinah & Parmi; 2011) :
1. Kebudayaan nasional
2. Pendidikan dan kebudayaan
3. Kebudayaan dalam pendidikan
4. Adab dan kesusilaan;
5. Nasionalisme kebangsaan
6. Keluarga;
27. Nasionalisme kebangsaan terdiri dari :
a. Wawasan Kebangsaan;
b. Wawasan Kejuangan;
c. Wawasan kebudayaan;
28. Nilai-nilai pendidikan karakter memiliki tiga fungsi, yaitu
(Narwanti, 2011):
1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi;
Pembangunan
2. Fungsi perbaikan dan penguatan
3. Fungsi penyaring
29. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa sendiri
adalah a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif
peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik
yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya bangsa yang religius.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas
dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang
tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
30. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya
dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber
berikut ini (Hasan, 2010) :
1. Agama
2. Pancasila
3. Budaya
4. Tujuan Pendidikan Nasional
31. Beberapa nilai pendidikan budaya dan karakter bagsa adalah
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggungjawab.
32. Secara tegas dapat digambarkan bahwa pemanfaatan budaya
dan karakter bangsa Indonesia sebagai sumber belajar PPKn
tidak hanya bertujuan untuk menciptakan manusia Indonesia
yang berbudaya dan berkarakter, namun juga berfungsi untuk
melahirkan generasi Indonesia yang memiliki semangat
kebangsaan dengan menjunjung tinggi kearifan lokal (local
wisdom) bangsa Indonesia.
33. Pemanfaatan dan pengembangan budaya dan karakter bangsa
sebagai sumber pembelajaran PPKn sebagai upaya
memajukan pendidikan harus mempertimbangkan beberapa
aspek berikut :
1. Prinsip dan Pendekatan Pemanfaatan dan Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Sebagai
Sumber Pembelajaran PPKn
2. Perencanaan Pemanfaatan dan Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Sebagai
Sumber Belajar PPKn
34. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah a)
berkelanjutan, b) Melalui semua mata pelajaran (termasuk
PPKn), pengembangan diri, dan budaya sekolah, c) Nilai
tidak diajarkan tapi dikembangkan, d) Pembelajaran
dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan
35. Pemanfaatan dan pengembangan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa sebagai sumber belajar PPKn dilakukan
dalam berbagai kegiatan belajar di kelas, sekolah, dan luar
sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain.
36. Standar mutu pendidikan yang meliputi standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan
tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
2 Daftar materi 1. Ancaman Faktual dan Potensial Terhadap Sistem Pertahanan
yang sulit NKRI
dipahami di 2. Sejarah Kesamaptaan
modul ini 3.

3 Daftar materi 1. ….
yang sering 2. …
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai