Anda di halaman 1dari 5

MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

A. Makna Keutuhan NKRI

Kasus-kasus pesengketaan antar warga atau antar instansi pemerintah patut juga

diwaspadai. Sekecil apapun sengketa atau perselisihan tersebut akan menggangu sendi-sendi

kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak disikapi secara bijaksana.

Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat bahwa pemahaman tentang

keutuhan NKRI mencakup makna:

1. Keutuhan wilayah, meliputi seluruh pulau dengan segenap tanah, air dan udara yang

terbentang dari Sabang sampai Merauke.

2. Keutuhan khasanah budaya meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran

Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilyah NKRI.

3. Keutuhan Sumber Daya Alam (SDA), meliputi seluruh kekayaan alam berupa barang

tambang, flora dan fauna beserta seluruh plasma nutfahnya.

4. Keutuhan penduduk atau Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi keutuhan orangnya,

statusnya, keselamatan bahkan kesejahteraannya.

B. Merenungkan Permasalahan NKRI

1. Kurangnya kepedulian terhadap keutuhan NKRI

Salah satu pertimbangan Mahkamah Internasional dalam memutuskan sengketa

Pulau Sipadan dan Ligitan adalah soal kepedulian. Indonesia dinilai lalai dalam

megelola kedua pulau itu sejak tahun 1950. Sementara Malaysia dengan berbagai trik

berusaha mengelola kedua pulau itu. Diantaranya dengan membuka penangkaran penyu

dan membangun motel-motel bahkan mempromosikannya. Mengomentari kekalahan

tersebut Mantan Menteri Luar Negeri RI, Prof. Dr. Muladi mengatakan lepasnya kedua

pulau tersebut karena Deplu RI menganggap persoalan tersebut sepele. (KR/ 18,19 dan

21 Desember 2002)
2. Lemahnya “Budaya Sadar Arsip”

Pengalaman hilangnya hasil penelitian Prof. Muso dari UGM mengindikasikan

hal itu. Kemungkinan pertama penilitian itu tidak dicatat secara tertib dan kemungkinan

lainnya penelitian tersebut dicatat tetapi tidak diarsipkan secara baik. Kejadian sengketa

tanah antar Pemda Kebumen dan Pemda Cilacap juga menunjukkan rendahnya

kesadaran kearsipan kita. Andai kedua pemda tersebut memiliki arsip-arsip topografi

daerahnya masing-masing tentu sengketa itu tidak perlu terjadi. Kalupun tetap terjadi

maka penyelesaiannya tidak perlu memakan waktu bertahun-tahun.

C. Upaya Dalam Menjaga Keutuhan Negara Republik Indonesia

Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki

tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

yang rela berkorban demi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga

negara yang memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yg bersikap dan bertindak

senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara.

Nilai – Nilai dalam Bela Negara adalah :

1. Cinta Tanah Air

Yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan

pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai

lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga

nama baik bangsa dan Negara serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara

waspada dan siap membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan

gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun

dan siapapun.

2. Sadar akan Berbangsa dan Bernegara

Yaitu dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan

terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan

kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri, mengakui, menghargai dan
menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia raya,

menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga dan

golongan.

3. Yakin sebagai Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Yaitu memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara

serta yakin pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.

4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara

Yaitu bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan

negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai

ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, gemar

membantu sesama warga Negara yg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa

pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.

5. Memiliki kemampuan Awal Bela Negara secara Psikis dan Fisik.

Yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta intelegensia, senantiasa

memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan

uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan jasmani untuk

mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan cara gemar berolahraga dan

senantiasa menjaga kesehatan.

 Bela Negara Secara Fisik

Menurut undang – undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,

keikutsertaan warga Negara dalam usaha Bela Negara dilakukan dengan cara bergabung

dalam :

a. Anggota TNI

Tentara Nasional Indonesia terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI

Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh
seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan memiliki Kepala Staf

Angkatan.

Dalam sejarahnya, TNI pernah digabungkan dengan Kepolisian. Gabungan ini

disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Sesuai Ketetapan MPR nomor

VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor

VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI maka pada tanggal 30 September

2004 telah disahkan RUU TNI oleh DPR RI

Sesuai UU TNI pasal 2, jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah:

Tentara Rakyat, yaitu tentara yangØ anggotanya berasal dari warga negara Indonesia.

Tentara Pejuang,Ø yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan

tugasnya.

Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaanØ Indonesia yang bertugas demi

kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama.

Tentara Profesional, yaituØ tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik,

tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti

kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi

manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

b. Jajaran Kepolisian RI (Polri)

c. Pelatihan dasar kemilitiran, seperti Rakyat Terlatih (Ratih), pertahanan rakyat

semesta (Permesta).

Rakyat Terlatih adalah komponen dasar kekuatan pertahanan keamanan negara yang

mampu melaksanakan fungsi ketertiban umum, perlindungan rakyat, keamanan rakyat,

dan perlawanan rakyat dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.

 Bela Negara Secara Nonfisik

Berdasarkan Undang – undang No. 3 Tahun 2002, keikutsertaan warga Negara

dalam bela Negara secara Nonfisik dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, misalnya :
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara menghargai perbedaan

pendapat dan tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain.

b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian tulus dalam

membangun masyarakat

c. Berperan serta dalam memajukan bangsa dan negara dengan karya nyata

d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan

menjunjung tinggi hak asasi manusia serta menangkal pengaruh – pengaruh buday

asing yang tidak sesuai dengan norma – norma kehidupan bangsa Indonesia dengan

lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain melalui bela negara secara fisik dan nonfisik, partisipasi rakyat dalam

menjaga keutuhan NKRI dapat dimulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat untuk menumbuhkan


kesadaran menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan yang lebih besar. Oleh
karena itu setiap anggota keluarga harus dapat menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Di dalam lingkungan terdapat tata tertib yang harus di taati oleh seluruh warga
sekolah. Tata tertib tersebut bertujuan untuk menciptakan ketertiban, kelancaran, dan
keamanan sekolah dalam proses belajar mengajar.
Adapun hal – hal yang dapat di lakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan di
sekolah antara lain :
a. Melaksanakan 6K ( keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dan
kekeluargaan )
b. Berperan aktif dalam kegiatan UKS, PMR, pramuka, OSIS, dll
c. Aktif belajar, mematuhi tata tertib, hormat kepada bapak ibu guru, kepala sekolah,
dan semua karyawan di sekolah.
d. Mempunyai kepedulian sosial, misalnya memberi sumbangan bila ada bencana
alam, membantu kegiatan donor darah PMI, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai