Anda di halaman 1dari 39

Unsur Dasar Bela Negara

Unsur dasar:
1. Cinta tanah air; pelaksanaan:
 Mengenal, memahami, dan mencintai wilayah nasional
 Menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
 Melestarikan dan mencintai lingkungan hidup
 Memberi kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara
 Menjaga nama baik bangsa dan negara

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara; pelaksanaan:


 Membina kerukunan serta persatuan dan kesatuan mulai dari lingkungan terkecil,
yaitu keluarga
 Mencintai budaya bangsa dan produk dalam negeri
 Mengakui, menghargai, dan menghormati bendera merah putih, lambang negara,
dan lagu indonesia raya
 Menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan perundang-undangan
 Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan
golongan

3. Meyakini pancasila sebagai ideologi negara; pelaksanaan:


 Memahami hakikat atau nilai dalam pancasila
 Melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari
 Menjadikan pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada
kebenaran pancasila sebagai ideologi Negara

4. Rela berkorban bagi bangsa dan negara; pelaksanaan:


 Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara
 Siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai
ancaman serta aktif dalam pembanunan
 Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan

5. Memiliki kemampuan awal bela negara; pelaksanaan:


 Secara psikis memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan intelegensia, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, serta memiliki sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan
tahan uji
 Secara fisik memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani untuk mendukung
kemampuan awal secara psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa
menjaga kesehatan

PENGERTIAN DAN UNSUR BELA NEGARA

"Tujuan NKRI sangat mulia, yaitu: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Dengan berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan kita
masing–masing, berarti kita telah melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga
negara. Partisipasi kita ini dapat menunjang usaha NKRI dalam mewujudkan tujuan
bernegara dan menjaga kelangsungan hidupnya.

Pernahkah kita melihat atau meraba wujud negara? Tentu kita sulit melihat atau
meraba wujud negara, karena negara bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian,
untuk mengetahui wujud negara dapat kita telusuri dari unsur-unsur negara seperti
penduduk, wilayah, pemerintah, dan pengakuan. Unsur-unsur itulah yang mesti kita
bela.

A. Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut.

Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan
fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan
secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara.
Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang
sudah memberikan kehidupan padanya. Hal ini terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh
dewasa serta dalam upayanya mencari penghidupan.

Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik secara
fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara
perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap
kedaulatan bangsa.

Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk
menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan
dalam negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air.
Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam
berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang
dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang
memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan
fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya
militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara
Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari
pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan
cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai
cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia
untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.

B. Pengertian Bela Negara di Indonesia

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela
negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga
yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam Undang-
undang. Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-undang
Dasar 1945, khususnya pasal 30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa membela
bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses
bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada
nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara.
Pemahaman bela negara itu sendiri demikian luas, mulai dari pemahaman yang halus
hingga keras.

Diantaranya dimulai dengan terbinanya hubungan baik antar sesama warga negara
hingga proses kerjasama untuk menghadapi ancaman dari pihak asing secara nyata.
Hal ini merupakan sebuah bukti adanya rasa nasionalisme yang diejawantahkan ke
dalam sebuah sikap dan perilaku warga negara dalam posisinya sebagai warga negara.
Didalam konsep pembelaan negara, terdapat falsafah mengenai cara bersikap dan
bertindak yang terbaik untuk negara dan bangsa.

C. Unsur Dasar Bela Negara

Didalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting,
diantaranya adalah :

1. Cinta Tanah Air


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & Negara
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

Contoh-Contoh Bela Negara :

1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan Negara
4. Dan lain-lain.
Dari unsur yang ada tersebut, bisa disebutkan mengenai beberapa hal yang menjadi
contoh proses pembelaan negara. Beberapa contoh tersebut diantaranya adalah :

1. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang


beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa mencegah adanya pengakuan dari negara lain
yang menyebutkan kekayaan daerah Indonesia sebagai hasil kebudayaan asli mereka.

2. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar. Sehingga pada
nantinya akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas serta mampu
menyaring berbagai macam informasi yang berasal dari pihak asing. Dengan demikian,
masyarakat tidak akan terpengaruh dengan adanya informasi yang menyesatkan dari
budaya asing.

3. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal ini sebagai
perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa. Karena dengan taat pada hukum
yang berlaku akan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi lingkungan serta
mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat.

4. Meninggalkan korupsi. Korupsi merupakan penyakit bangsa karena merampas hak


warga negara lain untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan meninggalkan korupsi,
kita akan membantu masyarakat dan bangsa dalam meningkatkan kualitas kehidupan.

D. Dasar Hukum

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih

Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep pembelaan negara di tengah


masyarakat, salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela Negara. Mars
ini digubah oleh salah seorang musisi Indonesia yang memiliki nasionalisme, yaitu
Dharma Oratmangun.

Selain itu, dalam upaya menjaga kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen
untuk memperingatinya. Hari yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara dipilih
tanggal 19 Desember. Penetapan ini dimulai tahun 2006 oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, yang dituangkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 28
Tahun 2006.
PENJELASAN :

A. Pengertian Rasa Cinta Tanah Air

Apa sebenarnya pengertian Cinta Tanah Air itu?. Perasaan cinta sebenarnya
mengandung unsur kasih dan sayang terhadap sesuatu. Kemudian, dalam diri akan
tumbuh suatu kemauan untuk merawat, memlihara dan melindunginya dari segala
bahaya yang mengancam. Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan
membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa
manapun. Para pahlawan telah membuktikan cintanya kepada tanah airnya yaitu tanah
air Indonesia. Mereka tidak rela Indonesia diinjak-injak oleh kaum penjajah. Mereka
tidak ingin negerinya dijajah, dirampas atau diperas oleh bangsa penjajah. Mereka
berani mengorbangkan nyawanya demi membela tanah air Indonesia.

Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga
Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala
ancaman dan gangguan. Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah
rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang
dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya
dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.

Sebagai seorang pelajar kita tetap dapat menunjukkan sikap cinta tanah air yaitu
diantaranya;

1. Belajar dengan tekun hingga kita juga dapat ikut mengabdi dan membangun
negera kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain.
2. Menjaga kelestarian lingkungan.
3. Tidak memilih-memilih teman.
4. Berbakti pada nusa dan bangsa
5. Berbakti pada orang tua (Ibu, Bapak, Guru)

B. Perlunya Rasa Cinta Tanah Air

Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.


Kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan parada pejuang yang
tidak ternilai harganya. Sejak itu, bangsa Indonesia bertekad untuk membela tanah
airnya dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang datangnya dari dalam
maupun dari luar. Kita tidak boleh lengah sedikit pun karena ancaman akan datang dari
berbagai arah. Semangat persatuan dan kesatuan harus diperkukuh melalui berbagai
kegiatan, baaik yang bersifat local, kedaerahan, nasional, maupun internasbional.

Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya
memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan
keterampilan yang di miliki untuk membangun Negara.
Sekarang kita berada pada masa kemerdekaan. Kita tidak di tuntut memanggul senjata
dan maju di medan perang. Namun, perlu di sadari bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia tetep menghadapi rongrongan dan ancaman. Oleh karena itu, kita harus siap
menghadapi segala bentuk rongrongan dan ancaman demi kepentingan bangsa dan
Negara republik Indonesia.

Sesudah merdeka, kita telah mengalami banyak pemberontakan, di antaranya Peristiwa


Mediun pada tahun 1948 dan Gerakan 30 September pada tahun 1965.
Penmberontakan tersebut didalangi Partai Komunis Indonesi (PKI). Gerakan PKI
bertujuan menghancurkan pemerintahan Nerara republic Indonesia yang sah.

Untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali, kita harus mampu menahan diri
dan jangan mudah terhasut oleh ajakan yang belum tentu kebenaranya. Kita harus
mampu mencegah perilaku yang mengarah pada perpecahan, adu domba, menfitnah,
membuat keonaran, kejahatan,dan melanggar hukum.

Untuk mengisi kmerdekaan pemerintah melaksanakan pembangunan nasional. Setiap


warga Negara harus turut \serta menunjang pelaksanaan pembangunan nasioanal
melalui berbagai kegiatan dengan bidangnya masing-masing.

Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional di antaranya rajin


belajar bagi pelajar, bekerja dengan tekun sesuai keahlianya, membayar pajak,
memelihara hasil pembangunan, dan menciptakan situasi aman dan damai.

Kegiatan masyarakat sangat beragam. Kegiatan tersebut hendaknya menunjang


pelaksanaan pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan wujud cinta
tanah air dan bangsa. Cirri-ciri cinta tanah air diantaranya rela berkorban untuk tanah
air dan bangsa; bangga berbangsa, berbahasa, dan bertanah air Indonesia; giat dalam
melaksanakan pembangunan di segala bidang; dan ikut mempertahankan persatuan
dan kesatuan.

Semangat cinta tanah air perlu terus dibina sehingga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia tetap terjamin. Cinta tanah air bermanfaat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Manfaat tersebut diantaranya Negara akan aman dan damai,
pembangunan dapat berjalan lancer, dan pendapatan Negara akan meningkat. Manfaat
tersebut kita sendiri yang merasakan. Kita akan merasa aman da damai serta
kesejahteraan hidup meningkat.

Jika cinta tidak terbina pada diri setiap warga maka Negara akan mudah dilanda
kekacauan, pembangunan tidak behasil, pendapatan Negara menurun, da pada
akhirnya ingkat kesejahteraan dan kesehatan warga sendiri yang akan hancur.

Cita-cita untuk mencapai masyarakat adil makmur berdasarkan pancasila perlu terus
diperjuangkan. Cinta tanah air bukan untuk dihafal, tetapi harus diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari melalui berbagai kegiatan sesuai dengan bidang dan keahlian
masing-masing. Seorang pelajar, mahasiswa, buruh, petani, pedagang, pegawai negeri,
karyawan, atau pejabat tinggi harus berperilaku mencintai tanah air. Cinta tanah air
diartikan suatu sikap yang mementingkan kepentingan bangsa dan Negara serta rela
berkorban demi kejayaan bangsa dan Negara.

C. Cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air

1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta


menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2. Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan
bangsa Indonesia.
3. Menghormati simbol-simbol Negara seperti lambang burung garuda, bendera
merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, dll.
4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha local bisa
maju sejajar dengan pengusaha asing.
5. Ikut membela serta mempertahankan kedaulatan kemerdekaan bangsa dan
Negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan iklhas.
6. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang
salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
7. Membantu mengharumkan nama bangsa dan Negara Indonesia kepada warga
Negara asing baik di dalam maupun di luar negeri serta tidak melakukan
tindakan-tindakan yang mencoreng nama baik Indonesia.
8. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi
dalam negeri.
9. Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa
dan Negara.
10. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketemtraman baik di lingkungan sekitar
kita maupun secara nasional.

D. Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air

Sikap cintah tanah air harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar menjadi
manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara
sederhana setiap hari senin dengan menghormati bendera Merah Putih, menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan mengucapkan pancasila. Meskipun lagu
Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi dengan
membiasakan mengajak menyanyikan setiap hari senin, maka anak akan hafal dan
biasa memahami isi lagu. Merah Putih bisa diangkat menjadi sub tema pembelajaran.
Pentingnya sebuah lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai identitas dari Negara
tersebut, agar dapat mengingatkan kembali betapa pentingnya cinta terhadap Negara.

Kegiatannya bisa diarahkan pada lima aspek perkembangan sikap perilaku maupun
kemampuan dasar. Pada aspek sikap perilaku, melalui cerita bisa menghargai dan
mencitai Bendera Merah Putih, mengenal cara mencintai Bendera Merah Putih dengan
merawat dan menyimpan dengan baik, menghormati Bendera ketika dikibarkan.

Pada aspek koknitif, anak mengenal konsep bilangan dan angka 2 (2 warna ),
mengenal konsep warna merah dan putih, mengenal konsep posisi di atas warna
merah, di bawah warna putih, dan mengenal konsep bentuk persegi panjang atau
kotak.kegiatannya bisa berupa permainan lomba mengelompokkan bendera yang
benar.

Kegiatan lain adalah memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba atau
pentas budaya, mengenalkan aneka kebudayaan bangsa secara sederhana dengan
menunjukkan miniatur catur dan menceritakannya, gambar rumah dan pakaian adat,
mengenakan pakaian adat pada hari Kartini, serta mengunjungi museum terdekat,
mengenal para pahlawan melalui bercerita atau berman peran.

Bisa juga diintegrasikan dalam tema lain melalui pembiasaan sikap dan perilaku,
misalnya, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, menyanyangi sesama
penganut Agama, menyanyangi sesama dam makhluk Tuhan yang lain, tenggang rasa
dan menghormati orang lain. Menciptakan kedamaian bangsa adalah juga perwuju dan
rasa cinta tanah air.

Sehinnga suatu saat nanti, dan saat tumbuh dewasa mereka dapat menghargai betapa
pentingnya mencintai tanah air ini, negeri ini, khususnya bagi bangsa dan Negara,
mempunyai rasa cinta tanah air yang tinggi terhadap negaranya, dan sekaligus bisa
mengharumkan bangsa dan Negara.

E. Kasus-Kasus Cinta Tanah Air

1. Bangga menjadi orang Indonesia

Tidak ada yang lebih menbanggakan selain menjadi orang Indonesia, Negara yang
diakui orang karena keramahan rakyatnya.kekayaan alam dan budayanya. Lihat saja
setiap tahun bahkan hari atau minggu turis asing dari berbagai mancanegara berlomba-
lomba datang untuk berlibur ke Indonesia. Mereka selalu menganggap Indonesia itu
eksotis. Bayingkan, mereka bahkan rela terbang jauh-jauh hanya untuk menikmati
keindahan panorama alam Indonesia. Jadi kita sebagai warga Negara Indonesia sangat
rugi kalo kita yang tinggal sedekat ini belum pernah menikmati atau melihat kekayaan
alam sendiri.

2. Melestarikan Budaya

Concertoholics pasti diantara kita ada yang tahu kalo para wanita di India lebih bangga
mengenakan Sari mereka daripada baju casual sehari - hari. Belakangan trend Sari
justru ikut menjamur di Indonesia dengan fashion ala bohemiannya yang sempet
booming beberapa waktu lalu. Jadi , sebenarnya kita juga bisa melakukan hal yang
sama. Indonesia kan terkenal akan batik - batiknya yang indah dan kebaya - kebayanya
yang feminis. Lihat saja sekarang, sudah batik bahkan sudah menjadi must have item di
setiap lemari para pecinta mode di indonesia. Nah, siapa tahu ini justru juga akan
menjadi trend yang berlaku di luar negeri seperti trend bohemian yang sempat booming
di Indonesia. Pakaian hanya salah satu contohnya, masih banyak lagi kekayaan budaya
kita yang dapat kita kembangkan hingga membuat decak kagum dunia Internasional.

3. Menggunakan Produk Lokal


Belakangan ini barang-barang impor begitu merajai pasar retail & grosir sehingga
barang produksi dalam negeri malah tidak punya tempat di negeri sendiri karena kalah
bersaing. Coba kalo kita lihat, beragam barang import menghiasi kita. Mulai dari ponsel,
notebook, pakaian sampai makananpun, kita tidak terlepas dari barang import. Ini
menyedihkan. Karena sebetulnya banyak dalam negeri yang bagus - bagus dengan
kualitas yang bahkan lebih menjanjikan daripada produk luar negeri. Oleh karena itu,
ayo Concertoholics, mari kita galakkan penggunaan produk produk dalam negeri. Selain
memang bagus kualitasnya, kita juga akan membantu perekonomian dan
pengangguran - pengangguran yang semakin banyak sejak industri dalam negeri
gulung tikar.

4. Hemat Energi

Banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat energi, salah satunya
dengan menghemat listrik. Kenapa harus hemat listrik? Karena untuk mengaktifkan
listrik di Indonesia, PLN kita masih menggunakan BBM yang belakangan ini sudah
semakin berkurang jumlahnya. Nah, kalo kita tidak melakukan penghematan dari
sekarang, BBM ini bisa habis lho. Nah ngeri kan kalo sampai itu terjadi? Pada akhirnya
kalo BBM habis, kita justru tidak akan bisa menikmati listrik lagi. Hii, ngeri!! Selain
membantu bangsa sendiri, dengan penghematan listrik, kita pun sudah membantu
upaya dunia dalam kampanye global warming yang belakangan sedang sangat gencar
aksinya.

5. Harumkan Nama Bangsa

Mengharumkan nama bangsa tidak sesulit yang kita bayangkan. Mengharumkan nama
bangsa tidak selalu harus dari hal-hal yang susah. Kita sebagai warga tidak harus
bahwa kita harus mengusai Kimia, Biologi, Matematika ataupun pelajaran yang sangat
susah kita kuasai, untuk mengharumkan nama bangsa kita sesuaikan saja dengan
bakat dan minat masing-masing, asalkan dilakukan dengan serius dengan begitu kita
akan terasa dan bukan tidak munngkin kalau disuatu saat nanti kita yang dengan bakat
kita, kita akan mengharunkan nama bangsa.

------------------------

Oleh: Syamsul Hadi

A. Pengertian Rasa Cinta Tanah Air.

Apa sebenarnya pengertian Cinta Tanah Air itu?. Perasaan cinta sebenarnya
mengandung unsur kasih dan sayang terhadap sesuatu. Kemudian, dalam diri akan
tumbuh suatu kemauan untuk merawat, memelihara dan melindunginya dari segala
bahaya yang mengancam. Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan
membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa
manapun. Para pahlawan telah membuktikan cintanya kepada tanah airnya yaitu tanah
air Indonesia. Mereka tidak rela Indonesia diinjak-injak oleh kaum penjajah. Mereka
tidak ingin negerinya dijajah, dirampas atau diperas oleh bangsa penjajah. Mereka
berani mengorbankan nyawanya demi membela tanah air Indonesia.
Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga
Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala
ancaman dan gangguan. Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah
rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang
dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya
dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Iklan
Oleh: F. Ariningrum I.W

Apa yang dilakukan sekolah (para guru) untuk menanamkan kebanggaan


pada diri para siswa-siswinya untuk bisa mencintai negerinya sendiri?
Bagaimana dengan sekolah berkurikulum asing? Inilah pengakuan beberapa
di antaranya.

“Sekolah kami memang belum memiliki program esktrakurikuler seperti pramuka, tari-
tarian daerah, dan sebagainya. Namun untuk memupuk rasa cinta tanah air pada para
siswa, kami para guru kerap menyelenggarakan event misalnya, Indonesian Culture.
Pada event itu, masing-masing kelas dari kelas 1 sampai 6 akan memilih sendiri daerah
mana yang akan mereka pelajari selama seminggu ke depan.

Cinta Tanah Air Dan Bangsa


Oleh: Granat WP

Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi
yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita
bangsa Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau
Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus sangat terimakasih kepada para tokoh
yang mencentuskan pembentukan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908,
para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang
memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945.

Cintailah Indonesia Melebihi Cintamu Kepada Kekasihmu


Oleh: Bocahbancar

Ya..Judul di atas yang dirasa menarik untuk Bocahbancar tulis pada kesempatan
menulis kali ini. Cintailah Indonesia melebihi Cintamu Kepada Kekasihmu.
Loh…Bukannya ini kesannya malah sangat meremehkan Bangsa kita, membandingka
rasa cinta kepada kekasih yang bisa bergonta ganti pasangan dengan cinta kita kepada
bangsa dan negara Indonesia ini, yang merupakan harga mati bagi kita.
Hhmm..Memang benar, tapi Bocahbancar di sini hanya ingin mengupas mengenai
realita di masyarakat kita, bukan berbicara masalah prinsip, cita-cita ataukah angan-
angan yang semu belaka.

Aku (Juga) Cinta Indonesia


Oleh: Kirana Mahatim

Tulisan ini jadi artikel gara-gara saya coba posting comment untuk artikel Ainun
Sasianan Suci, tapi gak bisa-bisa, entah karena setting internet saya atau emang dari
sini-nya. Alhamdulillah malah jadi artikel. Semoga mas Admin tak keberatan
memuatnya… itung-itung sebagai comment yang puanjang…. Hehe….
Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Dengan Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Budaya:
Perspektif Psikologi
Oleh: Listyati Setyo Palupi

ABSTRAK

Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan


budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup
yaitu hidup yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan tidak hanya
berfungsi untuk memajukan jasmani tetapi juga pikiran dan yang lebih terpenting
adalah memajukan budi pekerti siswa didik sehingga mencapai kesempurnaan hidup
yaitu hidup yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Namun mengapa perilaku
masyarakat seperti membuang sampah sembarangan dan perilaku merusak lingkungan
yang lain masih terjadi. Apakah perilaku ini hanya dilakukan oleh orang yang tidak
terdidik?

Cinta Tanah Air, Pendidikan, Psikologi

Oleh: Kolonel Ctp. Drs. Juni Suburi

Pendahuluan

Perubahan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia karena dampak globalisasi kemajuan


teknologi diberbagai bidang seperti komunikasi, informasi, dsb. sangat berpengaruh
terhadap aspek sosial yang mencakup tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara. Produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk
dari luar akan membawa nilai-nilai tertentu yang secara langsung atau tidak akan
bersinggungan dengan nilai-nilai yang sudah ada yang pada akhirnya akan
mempengaruhi dan merubah tata nilai yang sudah menjadi identitas maupun pedoman
kehidupan bangsa Indonesia.

PENJELASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pengertian Dan Pemahaman Tentang


Berbangsa Dan Bernegara
Posted: April 6, 2013 in Uncategorized

I. Pengertian Bangsa dan Bernegara

Pengertian Bangsa: Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa & wilayah tertentu di muka bumi.

Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham kebangsaan, semua istilah tersebut dalam

kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan

Antropologi pun sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam bahasa Indonesia,

kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata
bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena

kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.”

Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan

tetap aktual hingga saat ini.

Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan “nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan

oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut :

1. Satu kesatuan bahasa ;

2. Satu kesatuan daerah ;

3. Satu kesatuan ekonomi ;

4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;

5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.

Pengertian Negara: Organisasi diantara sekelompok/beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah

tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang mengurus tata tertib.

George Gelinek

Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berkediaman dalam wilayah tertentu.

Kranenburg

Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsa sendiri.

Carl Schmitt

Negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu.

Prof. R Djokosotono, SH

Negara adalah suatu organisasi manusia atau manusia manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan

G. Pringgodigdo, SH

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan atau unsure unsure,

yaitu harus ada pemerintahan yang berdaulat, wilayah tertentu dan rakyat yang hidup dengan teratur sehingga merupakan suatu

bangsa.

Menurut Prof. Mr L.J Van Appeldorn, istilah Negara mengandung berbagai arti sebagai berikut :

Istilah negera dipakai dalam arti “Penguasa”, yakni untuk menyatakan orang atau orang orang yang melakukan kekuasaan

tertinggi Atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu daerah.

Istilah Negara dalam arti “Persekutuan Rakyat” yakni menyatakan sesuatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah dibawah

kekuasaan tertinggi, menurut Kaidah Kaidah hokum yang sama.

Negera mengandung arti “Suatu Wilayah Tertentu” dalam hal ini istilah Negara dipakai untuk menyatakan suatu daerah yang

didalamnya berdiam suatu bangsa dibawah kekuasaan tertinggi.


Negera Berarti “Kas Negara atau FIS CUSS” yakni untuk menyatakan harta yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan

umum.

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia, Negara diartikan sebagai organisasi dalam suatu wilayah tertentu yang diatur oleh

kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.

Pengertian Negara juga dapat dilihat dari segi organisasi :

Negara Sebagai Organisasi Kekuasaan

Menurut Logemann, Negara ialah Suatu Organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut

bangsa.

Negara sebagai Organisasi Politik

1. Menurut ROGER H SOULTAU : Negara ialah alat (agency) atau wewenang (autority) yang mengatur atau mengendalikan

persoalan persoalan persoalan bersama atas nama masyarakat.

2. Menurut ROBERT Mc IVER : Negara ialah Asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan

system hokum yang diselenggarakan oleh suatu system pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa.

3. Menurut MAX WEBER : Negara dalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik

secara sah dalam suatu wilayah

Negara Sebagai Organisasi Kesusilaan

1. menurut HEGEL : Negara merupakan organisasi kesusilaan yang timbul karena terjadinya perpaduan individual

2. Menurut J.J. ROUSEAU : Kewajiban Negara adalah untuk memelihara kemerdekaan individu dan menjaga ketertiban

kehidupan manusia

Negara Sebagai Integrasi Antara Pemerintah Dan Rakyat

Negara merupakan integrasi antara pemerintah dan rakyatnya, hal ini sering disebut dengan istilah paham “INTEGRALISME”,

menurut faham Integralistik, Negara sebagai persatuan bangsa, tidak mempertentangkan antara Negara dengan individu

Menurut Roger H. Soltau bahwa negara didefinisikan alat atau wewenang yang mengatur atau mengndalikan persoalan-persoalan

bersama, atas nama masyarakat.

Menurut Harol J. Laski dan Max Weber bahwa negara suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan fisik

secara sah dalam suatu wilayah.

Unsur-unsur negara

Terdiri atas tiga unsur terbentuknya suatau negara, yaitu


1. rakyat yaitu masyarakat atau warga negara

2. wilayah wilayah dimaksudkan yaitu;

pertama wilayah darat adalah batas wilayah darat suatu negara adalah tergantung dari perjanjian internasional yang dibuat antara

dua negara disebutperjanjian bilateral, dam multilateral ketika banyak negara. Batasan dua negara dapat berupa 1) batas alam

(sungai, danau, pengunungan, dan lembah). 2) perbatasan buatan seperti (pagar tembok, pagar kawat, tiang tembok). 3)

perbatasan menurut ilmu pasti yaitu dengan menggunakan ukuran garis lintang atau bujur pada peta bumi.

Kedua lautan/perairan, yaitu dukenal dengan perairan atau laut teritorial, sebagaimana laut teritorial pada umumnya 3 mil laut

(5,555 km) yang dihitung dari pantai yang surut. Laut yang berada diluar laut teritorial disebut dengan laut bebas (Mare Liberum)

Ketiga wilayah udara yaitu mengenai batas udara tidak memilki batas yang pasti asalkan negara yang bersangkutan dapat

mempertahankannya.

3. pemerintahan yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan negara.

Bentuk negara

Dalam teori modern saat ini terdiri atas dua bentuk negara, yaitu

pertama negara kesatuan yaitu suatu negara yang merdeka dan berdaulat dengan sistem yaitu sentralisasi dan desentralisasi.

Kedua, negara serikat (federasi) yaitu bentuk negara gabungan dari beberapa negara bagian dari negara serikat. Yaitu kekuasaan

asli negara federal merupakan tugas negara bagian, karena berhubungan langsung dengan rakyatnya.

Selain dari pada kedua bentuk tersebut dari sejumlah orang yang memerintah dalam sebuah negara, maka bentuk negara terbagi

ke dalam tiga kelompok, yaitu

1. monarkhi (bentuk negara yang kekuasaannya dikuasai dan diperintah hanya seorang raja saja.

2. oligarkhi adalah negara yang di pimpin oleh beberapa orang, biasanya dari kalangan feodal.

3. demokrasi bentuk negara yang pimpinan tertinggi negera terletak di tangan rakyat.

II. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA DAN UNSUR NEGARA

Negara adalah suatu organisasi dr sekelompok atau beberapa kelompok manusia yg bersama-sama mendiami satu wilayah

tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yg mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok

manusia

Teori terbentuknya Negara:

1. Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles kondisi alam tumbuhnya manusia berkembangnya Negara.
2. Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.

3. Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan. Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah

cara-caranya. Manusia pun bersatu utk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dlm gerak tunggal utk kebutuhan

bersama.

Proses terbentuknya Negara di zaman modern. Proses tersebut dapat berupa penaklukan, peleburan, pemisahan diri, dan

pendudukan atas Negara atau wilayah yg blm ada pemerintahan sebelumnya

Unsur Negara :

– Bersifat konstitutif. Berarti bahwa dalam Negara tsb terdapat wilayah yg meliputi udara, darat, dan perairan(dalam hal ini unsur

perairan tdk mutlak), rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yg berdaulat.

– Bersifat deklaratif. Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan Negara, UUD, pengakuan dari Negara lain baik secara de jure

maupun de facto dan masuknya Negara dalam perhimpunan bangsa2 mis PBB

Bentuk Negara: sebuah Negara dpt berbentuk Negara kesatuan dan Negara serikat

Bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya Negara merupakan suatu proses yang berkesinambungan. secara ringkas, proses

tersebut adalah sebagai berikut :

a. perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia

b. proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan

c. keadaan bernegara yg nilai2 dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur

Teori tentang asal mula atau teori terbentuknya Negara dapat dilihat dari dua segi, yakni : (a) teori yang bersifat spekulatif, dan

(b) teori yang bersifat evolusi.

a) Teori yang Bersifat Spekulatif

Teori yang bersifat spekulatif, meliputi antara lain : teori teokratis, teori perjanjian masyarakat, dan teori kekuatan/ kekuasaan.

1. Teori Teokrasi (ketuhanan) menurut teori ketuhanan, segala sesuatu di dunia ini adanya atas kehendak ALLOHU Subhanahu

Wata’ala, sehingga negara pada hakekatnya ada atas kehendak ALLOH. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius Stah, yang

menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses bertahap mulai dari keluarga menjadi bangsa dan

negara.

2. Teori perjanjian masyarakat. Dalam teori ini tampi tiga tokoh yang paling terkenal, yaitu Thomas Hobbes, John Locke dan J.J.

Rousseau. Menurut teori ini negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas

merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan

terjamin, supaya ”orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang lain” (homo homini lupus, menurut Hobbes).

Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat (contract social menurut ajaran Rousseau). Dapat pula terjadi suatu perjanjian antara

daerah jajahan, misalnya : Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.

3. Teori kekuasaan/ kekuatan. Menurut teori kekuasaan/kekuatan, terbentuknya negara didasarkan atas kekuasaan/kekuatan,

misalnya melalui pendudukan dan penaklukan.

Ditinjau dari teori kekuatan, munculnya negara yang pertama kali, atau bermula dari adanya beberapa kelompok dalam suatu

suku yang masing-masing dipimpin oleh kepala suku (datuk). Kemudian berbagai kelompok tersebut hidup dalam suatu

persaingan untuk memperebutkan lahan/wilayah, sumber tempat mereka mendapatkan makanan. Akibat lebih jauh mereka
kemudian berusaha untuk bisa mengalahkan kelompok saingannya. Adagium thomas Hobbes yang menyatakan ”Bellum

Omnium Contra Omnes” semua berperang melawan semua, kiranya tepat sekali untuk memotret kondisi mereka dalam

persaingan untuk memperebutkan sesuatu. Kelompok yang terkalahkan kemudian harus tunduk serta wilayah yang dimilikinya

diduduki dan dikuasai oleh sang penakluk, dan demikian seterusnya.

b) Teori yang Bersifat Evolusi

Teori yang evolusi atau teori historis ini merupakan teori yang menyatakan bahwa lembaga – lembaga sosial tidak dibuat, tetapi

tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial yang diperuntukkan guna

memenuhi kebutuhan – kebutuhan manusia, maka lembaga – lembaga itu tidak luput dari pengaruh tempat, waktu, dan tuntutan –

tuntutan zaman. Menurut teori yang bersifat evolusi ini terjadinya negara adalah secara historis-sosio (dari keluarga menjadi

negara).

Termasuk dalam teori ini yang bersifat evolusi ini antara lain teori hukum alam. Berdasarkan teori hukum alam ini, negara terjadi

secara alamiah.

III. UNSUR UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA

Secara umum unsure unsure terbentuknya Negara bersifat karateristik dan deklaratif, adapaun unsure unsure yang bersifat

konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu dan pemerintah yang berdaulat, disamping itu terdapat pula unsure deklaratif,

yakni harus ada pengakuan dari Negara lain.

Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu Negara, Rakyat terdiri dari penduduk bukan penduduk, Penduduk ialah

suatu orang yang bertujuan menetap dalam wilayah suatu Negara tertentu, mereka yang ada dalam wilayah suatu Negara tetapi

tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk.

Penduduk suatu Negara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu warga Negara dan bukan warga Negara, warga Negara dalaha mereka

yang menurut hukum menjadi warga dari suatu Negara, sedangkan yang tidak termasuk warga Negara ialah orang asing atau

disebut warga Negara Asing (WNA)

IV. Bentuk – Bentuk Negara

1. Kesatuan

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan

pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara

pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu

konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu
pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah

supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

ü Sentralisasi, dan

ü Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya

menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-

peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.

Keuntungan sistem sentralisasi:

 adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

 adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya;

 penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

o bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;

o peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;

o daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis

karena kurangnya inisiatif dari rakyat;

o rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya;

o keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri

(otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah

pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

v pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
v peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;

v tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancar;

v partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

v penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

2. Serikat

Suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat sedang yang berdaulat adalah gabungan dari negara –

negara bagian itu. Negara bagian diberi kekuasaan untuk membuat undang – undang sendiri yang tidak boleh bertentangan

dengan UUD negara serikat tersebut.

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat.

Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri,

yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar

(hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.

Ciri-ciri negara serikat/ federal:

tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian;

tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat;

hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang

kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian).

Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan

pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal meliputi:

hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan

dan perwakilan diplomatik;


hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai;

hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum maupun organisasi peradilan selama

dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;

hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli,

matauang (moneter);

hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos, telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah:

cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;

badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dengan pemerintah negara

bagian.

Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:

negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci

diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS

(1949);

negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan

kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India;

negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara

pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;

negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah

federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan

ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi).

Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi

itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

3. Bentuk Negara Lainnya


Ø KOLONI

Koloni ialah suatu Negara yang menjadi jajahan dari Negara lain, dalam Negara koloni, urusan politik, hokum dan

pemerintahannya masih tergantung pada Negara yang menjajahnya.

Ø TRUSTEE (Perwalian)

Trustee adalah wilayah jajahan dari Negara Negara yang kalah dalam perang dunia II & berada dibawah naungan dengan

perwalian PBB Serta Negara Negara yang menang dalam perang, misalnya Papua New Guinea

Ø MANDAT

Mandat ialah suatu Negara yang awalnya adalah sebuah Negara jajahan dari Negara Negara yang kalah dalam perang Dunia I dan

diletakkan dibawah perlindungan suatu Negara yang menang dengan penguasaan dewan mandat Liga Bangsa Bangsa, contohnya

dalam hal ini ialah Kamerun.

Ø PROTEKTORAT

Protektorat adalah sebuah Negara yang berada dibawah Lindungan negara lain yang lebih kuat, misalnya Tunisia, Maroko, Uni

Indo China.

Menurut Samidjo, SH, Protektorat dapat dibedakan menjadi 2 macam, antara lain ialah :

o Protektorat Kolonial : yaitu bentuk protektorat yang menyerahkan urusan hubungan luar negeri, pertahanan, keamanan serta

urusan dalam negeri kepada pemerintah perlindungan (UNION FRANCAISE)

o Protektorat Internasional : yaitu protektorat yang masih tetap memperhatikan ketentuan ketentuan Hukum Internasional.

Ø DOMINION

Dominion ialah bentuk Negara khusus dalam lingkungan Kerajaan Inggris, Negara dominion adalah suatu Negara yang tadinya

merupakan Jajahan Inggris yang telah Merdeka dan berdaulat, serta mengakui Raja Inggris sebagai Rajanya, (Lambang

Persatuan), misalnya Kanada, Australia, New Zealand dan Afrika Selatan

Ø UNI

Uni adalah gabungan 2 atau lebih dari 3 negara merdeka dan berdulat dengan satu Negara yang sama, UNI dapat di bedakan

menjadi 3 macam, antara lain :


a. UNI PERSONIL (Personele Unie) : yaitu 2 negara yang kebetulan mempunyai Raja yang sama sebagai Kepala Negara,

sementara itu segala urusan kedalam dan keluar negeri diurus oleh masing masing negara

b. UNI RIIL (Reele Unie) : yaitu 2 negara yang berdasarkan suatu traktat mengadakan ikatan yang dikepalai oleh seorang

Rajadan membentuk alat perlengkapan UNI guna mengatur kepentingan bersama. Kepentingan bersama itu umumnya berupa

persoalan persoalan yang menyangkut politik luar negeri

c. UNI ZUI GENERALIS : Yaitu gabungan Negara yang mempunyai alat kelengkapan bersama untuk mengurus kepentingan

hubungan luar negeri setelah ada kesepakatan melalui perjanjian, misalnya Uni Indonesia – Belanda pada tahun 1949 – 1956.

V. Pemahaman Tentang Demokrasi

a) Konsep Demokrasi

Demokrasi merupakan wujud kebersamaan dalam Negara juga merupakan hak sekaligus kewajiban bagi warga Negara karena

system kekuasaan yang berlaku adalah : “Res publica” dari,oleh ,dan untuk rakyat .

Demokrasi berasal dari bahasa yunani. Yakni kata “Demos” berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau

“demos” yang berate kekuasaan atau kedaulatan, dengan demikian maka demokrasi dapat diartikan kekuasaan atau kedaulatan

rakyat.

Walaupun sebenarnya ditinjau dari pemahaman agama bahwa kekuasaan rakyat di bumi adalah kekuasaan rakyat,karena memang

pada saat umat manusia diturunkan kebumi sekaligus diserahkan pengaturannya oleh tuhan kepada manusia atau rakyat yang

diciptakannya, sedangkan pengertian dalam bahasa yunani tidak hanya mengadopsi dari agama disesuaikan dengan kehidupan.

Pemahaman rakyat itu sendiri sebenarnya belum ada kesepakatan karena pada kenyataan komunitas – komunitas tertentu tidak

mau disamakan sebagai rakyat.

DEMOKRASI

Dalam penerapan di negara kesatuan republik Indonesia demokrasi dapat dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita –

cita hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola

hidup berkelompok dalam organisasi Negara,sesuai dengan keinginan orang – orang yang hidup dalam kelompok tersebut

(demos).

Keinginan orang –orang yang ada daalm kelompok tersebut ditentukan oleh pandangan hidupnya (weltanschaung) , falsafah

hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi bangsa yang bersangkutan.

Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat di Indonesia didasarkan pada:


1. Nilai – nilai falsafah pancasila atau pemerintahan

2. Transformasi nilai – nilai pancasila pada bentuk dan system pemerintahan

3. Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai – nilai pancasila dan UUD 1945

 Bentuk Demokrasi Dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara

Ada dua bentuk demokrasi dalam pemerintahan negara, antara lain :

1. Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, dan monarki parlementer)

2. Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa latin, RES yang artinya pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan

demikian dapat diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

b) Bentuk Demokrasi Dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara

Bentuk- bentuk demokrasi

a. Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat

1) Demokrasi langsung

Demokrasi langsung ialah demokrasi dimana rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya dalam suatu rapat yang

dihadiri seluruh rakyatnya. Demokrasi langsung pernah dijalankan di negara-negara kota pada jaman yunani kuno.

2) Demokrasi tidak langsung(demokrasi perwakilan)

Demokrasi perwakilan yaitu Demokrasi dimana rakyat menyampaikan kehendakannya melalui dewan perwakilan rakyat.

Demokrasi perwakilan di jalankan oleh negara-negara pada jaman modern.

b. Dilihat dari titik berat paham yang dianut

1) Demokrasi barat(demokrasi liberal)

Demokrasi barat lebih menitikberatkan pada kebebasan bergerak,berpikir dan mengeluarkan pendapat

-menjunjung tinggi persamaan hak pada bidang politik

Kelemahan demokrasi liberal :

– adanya kesenjanagan yang lebar antara golongan ekonomi kuat dan golongan ekonomi lemah

– golongan ekonomi kuat dapat membeli suara rakyat dan suara DPR

2) Demokrasi timur atau komunis

Demokrasi timur lebih menitik beratkan pada paham kesamaan yg menghapuskan perbedaan kelas diantara sesama rakyat.

Kelebihan demokrasi timur :

– kesenjangan ekonomi kecil,

– menjunjung tinggi persamaan dalam bidabg ekonomi.

Kelemahan demokrasi timur

– persamaan hak bidang politik kurang diperhatikan.

– Tidak adanya kompetisi dan tidak diakuinya hak milik pribadi menyebabkan etos kerjanya kurang baik.

3) Demokrasi gabungan
Demokrasi yg berprinsip mengambil kebaikan dan membuang kelemahan dari demokrasi barat ke timur.

Dalam demokrasi gabungan :

– hak milik pribadi diakui,namun hak milik pribadi juga berfungsi sosial

-upaya menyejahterahkan rakyat jangan sampai menghilangkan drajat dan HAM

c. Sistem demokrasi modern

1) Demokrasi dengan sistem parlementer

– kekuasaan legislatif (DPR) di atas eksekutif pemerintah

– presiden atau raja hanya sebagai kepala negara y6g kedudukannya sebagai lambang

Kebaikan demokrasi dengan sistem parlementer

– pengaruh rakyat terhadap politik yg dijalankan pemerintah besar sekali

– kontrol rakyat terhadap pemerintah baik

Kelemahan demokrasi dalam sistem parlementer

– Sering timbul krisis kabinet

– tidak mendapat dukungan dari mayoritas anggota DPR

2) Demokrasi Dengan Pemisahan kekuasaan

Sistem ini menganut ajaran montesquieu

– kekuasaan legislatif :kekuasaan untuk membuat undang-undang

– kekuasan eksekutif : kekuasaan untuk melaksanakan UU

– kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan UU

Ciri-ciri sistem pemisahan kekuasaan

– kepala negara merupakan penguasa eksekutif yang nyata

– kekuasaan yudikatif tidak dapat di campuri kekuasaan lain

Keuntungan sistem pemisahan kekuasaan

– pemerintah setabil karana presiden dan mentri tidak dapat dijatuhkan oleh DPR

– pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya

Kelemahan sistem pemisahan kekuasaan :

– pengawasan pemerintahan kurang berpengaruh

– pengaruh rakyat terhadap kebijakan politik negara kurang mendapatkan perhatian

c) Klasifikasi Sistem Pemerintahan

I. Pengertian Sistem Pemerintahan

Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan. Kata system merupakan terjemahan dari

kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata

pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah. Dan dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:

a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.

c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislative, eksekutif,

dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintaha
adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan

penyelenggaraan negara. Sistem pemerintaha diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen

pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.

Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti

kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berate kekuasaan

membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudiskatif yang berate kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-

undang. Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Jadi, system

pemerintaha negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga

negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara

Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk

terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.

Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala negaranya dan berkewajiban membentuk

departemen-departemen yang akan melaksakan kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan

dipimpin oleh seorang menteri. Apabile semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana menteri maka dapat

disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan kabinet ministrial.

a. Kabinet Presidensial

Kabinet presidensial adalah suatu kabinet dimana pertanggungjawaban atas kebijaksanaan pemerintah dipegang oleh presiden.

Presiden merangkap jabatan sebagai perdana menteri sehingga para menteri tidak bertanggung jawab kepada perlemen/DPR

melainkan kepada presiden. Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet presidensial adalah Amarika Serikat dan Indonesia

b. Kabinet Ministrial

Kabinet ministrial adalah suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksaan pemerintan, baik seorang menteri secara sendiri-

sendiri maupun bersama-sama seluruh anggota kebinet bertanggung jawab kepada parlemen/DPR. Contoh negara yang

menggunakan sistem kabinet ini adalah negara-negara di Eropa Barat.

Apabila dilihat dari cara pembentukannya, cabinet ministrial dapat dibagi menjadi dua, yaitu cabinet parlementer dan cabinet

ekstraparlementer.

Kabinet parlementer adalah suatu kabinet yang dibentuk dengan memperhatikan dan memperhitungkan suara-suara yang ada

didalam parlemen. Jika dilihat dari komposisi (susunan keanggotaannya), cabinet parlementer dibagi menjadi tiga, yaitu kabinet

koalisi, kabinet nasional, dan kabinet partai.

Kabinet Ekstraparlementer adalah kebinet yang pembentukannya tidak memperhatikan dan memperhitungkan suara-suara serta

keadaan dalam parlemen/DPR.

II. Sistem Pemerintahan Parlementer Dan Presidensial

Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:

1. sistem pemerintahan presidensial;

2. sistem pemerintahan parlementer.


Pada umumnya, negara-negara didunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain

dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem pemerintahan diatas. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari

negara yang menganut sistem pemerintahan parlemen. Bhakan, Inggris disebut sebagai Mother of Parliaments (induk parlemen),

sedangkan Amerika Serikat merupakan tipe ideal dari negara dengan sistem pemerintahan presidensial.

Kedua negara tersebut disebut sebagai tipe ideal karena menerapkan ciri-ciri yang dijalankannya. Inggris adalah negara pertama

yang menjalankan model pemerintahan parlementer. Amerika Serikat juga sebagai pelopor dalam sistem pemerintahan

presidensial. Kedua negara tersebut sampai sekarang tetap konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip dari sistem

pemerintahannya. Dari dua negara tersebut, kemudian sistem pemerintahan diadopsi oleh negara-negara lain dibelahan dunia.

Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan

legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat

pengawasan langsung dari badan legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di luar

pengawasan langsung badan legislatif.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan dari sistem pemerintahan parlementer.

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :

1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan

umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang

dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih

oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri

sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen.

Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan

mosi tidak percaya kepada kabinet.

5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala

negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan

pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat

membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal

ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan

pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet

dapat dijatuhkan oleh parlemen.

 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena

sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari

partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen

dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan

tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara

terpisah.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan dari sistem pemerintahan presidensial.

Ciri-ciri dari sistem pemerintaha presidensial adalah sebagai berikut.

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak

dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab

kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat

adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota

parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat

terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

III. Pengaruh Sistem Pemerintahan Satu Negara Terhadap Negara-negara Lain

Sistem pemerintahan negara-negara didunia ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari negara yang bersangkutan dan

disesuaikan dengan keadaan bangsa dan negaranya. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial

dan sistem pemerintahan parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara.

Amerika Serikat dan Inggris masing-masing dianggap pelopor dari sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan

parlementer. Dari dua model tersebut, kemudian dicontoh oleh negara-negar lainnya.

Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial: Amerika Serikat, Filipina, Brasil, Mesir, dan Argentina.

Dan contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan parlemen: Inggris, India, Malaysia, Jepang, dan Australia.

Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terdapat variasi-variasi disesuaikan dengan

perkembangan ketatanegaraan negara yang bersangkutan. Misalnya, Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial

tidak akan sama persis dengan sistem pemerintahan presidensial yang berjalan di Amerika Serikat. Bahkan, negara-negara

tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan parlementer (mixed parliamentary presidential system). Contohnya,

negara Prancis sekarang ini. Negara tersebut memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi juga

terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.

Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu kegunaan penting sistem pemerintahan adalah sistem

pemerintahan suatu negara menjadi dapat mengadakan perbandingan oleh negara lain. Suatu negara dapat mengadakan

perbandingan sistem pemerintahan yang dijalankan dengan sistem pemerintahan yang dilaksakan negara lain. Negara-negara

dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antarsistem pemerintahan. Tujuan selanjutnya adalah negara

dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan

dengan negara-negara lain. Mereka bisa pula mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara

yang bersangkutan.

Para pejabat negara, politisi, dan para anggota parlemen negara sering mengadakan kunjungan ke luar negeri atau antarnegara.

Mereka melakukan pengamatan, pengkajian, perbandingan sistem pemerintahan negara yang dikunjungi dengan sistem

pemerintahan negaranya. Seusai kunjungan para anggota parlemen tersebut memiliki pengetahuan dan wawasan yang semakin

luas untuk dapat mengembangkan sistem pemerintahan negaranya.

Pembangunan sistem pemerintahan di Indonesia juga tidak lepas dari hasil mengadakan perbandingan sistem pemerintahan

antarnegara. Sebagai negara dengan sistem presidensial, Indonesia banyak mengadopsi praktik-praktik pemerintahan di Amerika

Serikat. Misalnya, pemilihan presiden langsung dan mekanisme cheks and balance. Konvensi Partai Golkar menjelang pemilu

tahun 2004 juga mencontoh praktik konvensi di Amerika Serikat. Namun, tidak semua praktik pemerintahan di Indonesia bersifat

tiruan semata dari sistem pemerintahan Amerika Serikat. Contohnya, Indonesia mengenal adanya lembaga Majelis

Permusyawaratan Rakyat, sedangkan di Amerika Serikat tidak ada lembaga semacam itu.

Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau model yang dapat diadopsi
menjadi bagian dari sistem pemerintahan negara lain. Amerika Serikat dan Inggris masing-masing telah mampu membuktikan

diri sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial dan parlementer seara ideal. Sistem pemerintahan dari

kedua negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara lain di dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara yang

bersangkutan.

IV. Sistem Pemerintahan Indonesia

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan

UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).

2. Sistem Konstitusional.

3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem

pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan

Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.

Hamper semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau

persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itui tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan

presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden

juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu

menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik

dan pertentangan antarpejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia

ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang

didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu,

perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional

bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi

1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,

2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan

mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan

yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada

tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem
pemerintaha Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru

berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD

1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan

baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih dan diangkat oleh MPR

untuk masa jabatan lima tahun. Untuk masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan dipilih secara langsung oleh

rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para

anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya

pemerintahan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsure-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk

menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan

presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan megawasi

presiden meskipun secara tidak langsung.

2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam

memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem

bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan

pengawasan dan fungsi anggaran


PENJELASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan
seseorang individu terkait dan menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu.
Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia mempunyai makna, bahwa individu
yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri
yang dilandasi keikhlasan atau kerelaan bertindak dan berkorban demi kebaikan bangsa
dan negara.

Era globalisasi telah memberikan banyak tantangan bagi negara Indonesia. Peran
pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada rakyat mengenai kesadaran
berbangsa dan bernegara sangat diperlukan. Pemerintah ikut bertanggung jawab dalam
mengemban amanat untuk memberikan penguatan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Perkembangan kesadaran berbangsa dan bernegara tidak selalu bersifat
positif, karena dipengaruhi oleh faktor dalam negeri salah satunya seperti dinamika
kehidupan warga negara dan dinamika kehidupan bangsa lain di berbagai belahan
dunia. Faktor penyebab lainnya, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sudah dipelajari dan disalahartikan oleh generasi penerus bangsa, sehingga terjadi
penyimpangan perilaku.

1. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Dalam setiap kehidupan bermasyarakat, kesadaran akan berbangsa dan


bernegara mempunyai arti yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan menempati
posisi sentral, artinya kesadaran akan berbangsa dan bernegara mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan lainnya. Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan
asal keturunan, adat, bahasa, sejarah, dan pemerintahan. Sedangkan berbangsa adalah
manusia yang mempunyai landasan etika, bermoral, dan berakhlak mulia dalam
bersikap mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib
serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia. Sedangkan
bernegara adalah manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan
dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah Nusantara dan
mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu secara emosional dan
rasional dalam membangun nasionalisme.

Mengenai definisi wawasan Nusantara, berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993


dan 1998 tentang GBHN, wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945, adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

a. Kesadaran warga negara dalam berbangsa dan bernegara di era


globalisasi

Berbagai peristiwa yang terjadi di tanah air sekarang, dapat Anda saksikan di
media massa. Bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa, dan juga
kelompok masyarakat yang menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka masih kurang
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. Krisis-krisis yang terjadi di Indonesia
sangat lambat perubahannya, sangat berbeda dengan negara-negara lain yang begitu
cepat dalam mengatasi krisis. Hal ini merupakan perhatian bagi semua warga negara
bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara sangatlah diperlukan.
Membangun kesadaran berbangsa dan bernegara kepada semua, merupakan hal
yang sangat penting karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang tidak
dapat dipisahkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan
bernegara jangan diperkirakan hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih
luas memandangnya, sehingga dalam penerapannya pemuda lebih kreatif dalam
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakikat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.

Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap seseorang yang harus


sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan
hidup bangsa. Mewujudkannya dapat dilakukan dengan mencegah perkelahian
antarperorangan atau antarkelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi, baik
di tingkat nasional maupun internasional.

Secara prinsip, Indonesia adalah negara kesatuan yang berlandaskan Pancasila.


Sedangkan keanekaragaman ras, suku, agama, dan bahasa daerah merupakan
khasanah budaya yang dapat menjadi unsur pemersatu bangsa. Dengan demikian, apa
yang sudah dirintis oleh nenek moyang bangsa Indonesia dari masa kejayaan kerajaan
Majapahit perlu dipertahankan dan dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam
kerangka NKRI dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

b. Hubungan antara kesadaran berbangsa dan bernegara dengan penerapan


wawasan Nusantara

Kesadaran dalam berbangsa dan bernegara, yaitu membina kerukunan serta


menjaga rasa persatuan dan kesatuan antarwarga negara. Kesadaran berbangsa dan
bernegara dapat dimulai dari lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat,
lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, dan lain-lain. Dalam perwujudannya, dapat
dilakukan dengan cara mencintai budaya bangsa, mencintai produksi dalam negeri,
mengakui, menghargai, dan menghormati bendera merah putih, lambang negara, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan.

c. Upaya untuk memperkuat kesadaran berbangsa dan bernegara dalam


penerapan wawasan Nusantara

Pemahaman tentang wawasan Nusantara akan menyadarkan warga negara


untuk memiliki cara pandang dan konsepsi wawasan Nusantara untuk dapat mengerti,
memahami, dan menghayati tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Pandangan wawasan Nusantara dapat menjawab tantangan dunia tentang globalisasi
dan era baru kapitalisme. Wawasan Nusantara sangat penting untuk menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Membangun kesadaran berbangsa dan bernegara kepada warga masyarakat


merupakan hal penting yang tidak dapat dilakukan oleh bangsa ini karena warga
masyarakat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi bangsa. Akan tetapi, kesadaran
berbangsa dan bernegara ini tidak hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus
lebih luas memandangnya, sehingga dalam penerapannya warga masyarakat lebih
kreatif menerapkan kesadaran berbangsa dan bernegaranya.

Di dalam meningkatkan dan memperkuat kesadaran berbangsa dan bernegara,


terdapat faktor-faktor pendukung. Faktor-faktor pendukung untuk menciptakan
kesadaran berbangsa dan bernegara antara lain sebagai berikut.

Orang tua harus mempunyai kesadaran dan memberikan contoh bersikap dan
berperilaku yang menjunjung tinggi pluralitas.
Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia, tegasnya hukum di Indonesia, dan
pemerataan kesejahteraan setiap daerah.

Pemerintah harus mampu memberikan pemahaman kepada rakyat bahwa hanya


ideologi Pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam mengarungi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Terwujudnya wawasan Nusantara juga dipengaruhi oleh hal-hal seperti


diperlukan kesadaran WNI untuk mengerti, memahami, dan menghayati tentang hak
dan kewajiban warga negara serta hubungan warga negara dengan negara, sehingga
sadar sebagai bangsa Indonesia. Mengerti, memahami, dan menghayati tentang
bangsa yang telah menegara, berarti dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan
konsepsi wawasan Nusantara, sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara
pandang. Agar kedua hal tersebut dapat terwujud, diperlukan sosialiasi dengan
program yang teratur, terjadwal, dan terarah.

Wawasan Nusantara memiliki peranan penting untuk mewujudkan persepsi yang


sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Perbedaan persepsi, perbedaan pendapat,
dan fraksi-fraksi antarkelompok dalam konteks sosiologis, politis, serta demokrasi
dianggap hal yang wajar. Perbedaan tersebut dapat menghasilkan masyarakat yang
dinamis, kreatif, dan sinergis untuk saling menyesuaikan menuju integrasi. Suatu
pantangan yang harus dihindari adalah perbuatan atau tindakan yang melanggar
norma-norma etika, moral, nilai agama, atau tindakan anarkis menuju ke arah
disintegrasi bangsa.

KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pengertian Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki identitas bersama,
dan mempunyai kesamaan asal keturunan, bahasa, ideologi, budaya,
dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang
mempunyai landasan etika, bermoral, dan ber-akhlak mulia dalam bersikap
mewujudkan makna sosial dan adil.

Negara adalah suatu wilayah yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial
maupun budayanya diatur oleh suatu pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Sedangkan bernegara adalah manusia yang memiliki kepentingan sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah dan
mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu dalam membangun rasa
nasionalisme .

Yang dimaksud dengan “kesadaran berbangsa dan bernegara”, adalah sadar


bahwasanya kita berada di tempat yang memiliki bahasa, ideologi, budaya, dan/atau
sejarah yang sama dan mempunyai aturan-aturan baik dalam bidang politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budaya yang diatur oleh Negara. Kesadaran berbangsa dan
bernegara merupakan sikap yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa itu sendiri.

FAKTOR PENDUKUNG TINGKAT KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

· Tingkat ke-amanah-an seorang pejabat. Apabila pejabat amanah dalam menjalankan


tugas, tentu saja semua oknum akan berlaku jujur dalam menjalankan tugasnya.
· Pemerataan kesejahteraan setiap daerah. Dengan pemerataan, maka setiap warga
akan merasakan dari adanya aturan yang sama dan perlakuan yang sama sebagai
warga Negara tersebut.
· Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan. Dengan memberikan
kepercayaan kepada pemerintahan maka akan tumbuh rasa bangga bahwasanya
mempunyai Negara yang bias dibanggakan. Dan wakil rakyat pun akan dengan
senang hati menjalankan amanah.
· Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan. Dengan hukum dan aturan yang tegas
serta adil maka akan tercipta kedamaian sehingga akan tumbuh rasa percaya,
bangga terhadap Negara
· Dorongan diri. Kita harus merasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia serta
menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.

FAKTOR PENURUNAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

· Rasa malu berbangsa dan bernegara Indonesia.


· Ketidak tahuan akan nilai-nilai positif/kekayaan Negara Indonesia.
· Merosotnya tingkat keamanan Negara Indonesia.
· Ketidak percayaan kepada pemerintahan.
· Ketidak-sahajaan para pemimpin.
· Ketidak tegasan hukum yang berlaku.
· Rasa ingin menonjolkan golongan masing-masing.
· Merosotnya nilai toleransi dan saling menghargai

PENGERTIAN GEOPOLITIK

Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal
dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara)
dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris,politics adalah suatu
rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-
cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik mempunyai makna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian
asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang kita kehendaki.
Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.

Jelaskan Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Jelaskan Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara – Apa yang dimaksud dengan
kesadaran berbangsa dan bernegara?dan apa pentingnya memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara tersebut? Dalam postingan kali ini saya akan menjawab
pertanyaan tersebut. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Pengertian Berbangsa dan Bernegara

Klik Pengertian – apa pengertian berbangsa dan bernegara? Baik kita jelaskan satu –
persatu. Berbangsa merupakan manusia yang memiliki dasar etika, moral, serta
mempunyai akhlak mulia dalam bersikap untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia seperti bunyi sila ke-5 pancasila.

Sedangkan bernegara, bernegara adalah manusia yang memiliki kepentingan yang


sama dalam menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu
wilayah nusantara atau indonesia dan mempunyai cita cita yg berlandaskan niat untuk
bersatu secara emosional dan rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara
ekletis kedalam sikap perilaku antar yang berbeda ras,agama,asal keturunan,adat
istiadat, kebiasaan,bahasa,dan sejarah, dan perbedaan lainnya.

Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara - Mengingat kondisi bangsa kita


sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga bangsa Indonesia di negeri ini
telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kesadaran
Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat
dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan
perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan
bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.

Dalam pentingnya berbangsa dan bernegara hendaknya Pemerintah pun turut


bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi
yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah
mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain yang dapat membuat Negara NKRI ini
tidak aman dari serangan Negara luar, mengingat dahulu Indonesia pernah di jajah,
jangan sampai hal itu terulang kembali.

Kita sebagai rakyat Indonesia pun selayaknya turut menjaga pentingnya kesadaran
berbangsa dan bernegara demi menjaga kesejahteraan tanah air. Kesadaran bela
negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman
yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas
cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat.

Nilai-Nilai Kesadaran Bela Negara dalam Berbangsa dan Bernegara

1. Sikap Rela Berkorban demi Bangsa dan Negara

Sikap rela berkorban perlu ditanamkan dalam diri kita sebagai warga Negara. Dalam
wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Contoh nyatanya seperti para atlet Indonesia. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet
bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya
untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa dan Negara Indonesia.

2. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air menjadi salah satu point penting dalam menjaga nilai-nilai kesadaran
berbangsa dan bernegara. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua
dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya
yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.

3. Ideologi Pancasila

Pancasila yang merupakan ideology bangsa ini menjadi salah satu nilai yang harus
diperhatikan demi mewujudkan kesadaran bela Negara yang berbangsa dan bernegara.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai
pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan
dari dalam maupun luar. Asal kita dapat memahami arti penting dari ideology tersebut.
4. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Sikap yang harus kita hadirkan dalam kehidupan sehari-hari adalah kesadaran dalam
berbangsa dan bernegara. Sikap yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang
selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup masyarakat dan bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian atau tauran yang marak
terjadi seperti sekarang ini antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional sehingga dapat
mengharumkan nama baik bangsa dan negara.

5. Kemampuan Bela Negara

Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan
lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali
terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam
negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik
pada tingkat nasional maupun internasional.

Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing. Apabila kita
mengajarkan dan melaksanakan apa yang menjadi faktor-faktor pendukung kesadaran
berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi
pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat,niscaya
akan terwujud.

Sekian artikel mengenai Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.


Semoga dapat bermanfaat sekaligus dapat meningkatkan kesadaran Berbangsa dan
Bernegara dan dapat meningkatkan paham kita terhadapat bela Negara demi menjaga
keutuhan bangsa indonesia.
Penjelasan YAKIN AKAN KESAKTIAN PANCASILA

Ideologi dan Hari Kesaktian Pancasila


Penetapan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan fondasi negara bukan
suatu hal yang mudah. Sebab proses perumusannya terjadi dinamika pemikiran,
pendapat antar kelompok, agar tidak ada unsur diskrimnasi dalam
mengimplementasikan.
Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik. Sehingga hasil nilai-nilai yang dimakjulkan dalam pancasila oleh founding father
amat mewujudkan kesatuan dan persatuan, tetapi tanpa mematikan atau melenyapkan
kebhinekaan yang ada.
Pancasila merupakan fondasi suatu bangsa dalam keberagaman baik budaya, agama,
ras dengan tujuan toleransi hidup berbangsa dan bernegara. Kesetaraan dan
persatuaan sangat erat dalam nilai pancasila, tidak ada yang meragukan nilai-nilai
pancasila, bahkan kekuatan falsafah tersebut terbukti selama 71 tahun sejak berdirinya
Negara Indonesia. Walaupun historisnya nilai pancasila akan di ubah pandangan
menjadi komunis oleh sekelompok organisasi (PKI) , namun kejadian tersebut
mendapat pergolakan demi keutuhan pancasila.
Oleh karena itu semua persoalan bangsa dapat diselesaikan seandanyai kita memiliki
ideologi yang kuat dan Pancasila dijadikan acuan utama dalam memecahkan segala
persoalan-persoalan tersebut. Secara empiris, hilangnya nilai persatuan dan toleransi
belangkangan ini membuat konflik agama, budaya memuat. Cita-cita founding father
merumusakan pancasila agar kemudian hari rakyat indonesia menjunjung persatuan,
kesatuan toleransi dan nasionalisme mulai pudar. Sebab, perlawanan rakyat dulu
melawan para penjajah secara bersatu tanpa ada identitas belaka tidak dikenang oleh
rakyat Indonesia.
Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu
atau pengetahuan. Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang
gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar.( artikelsiana.com)
Indonesia menganut paham Ideologi Pancasila yang mengadung nilai pluralitas dan
moralitas. Maka dari itu, nilai-nilai yang terdapat pada suatu pancasila menjadikan
kehidupan rakyat Indonesia menarik perhatian dunia, sikap yang santun, ramah dan
suka menolong menggambarkan bhawa ideologi tersebut layaknya dianut oleh
Indonesia. sebab, cita-cita founding father dalam mengesahkan ideologi tersebut tanpa
ada unsur diskriminasi. Meskipun perbedaan identitas ditimbulkan dalam proses
pembuataannya.
Ada tiga unsur terdapat dalam Ideologi Pancasila, pertama Nilai dasar Pancasila
tumbuh baik dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan yang telah
menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang ditanamkan dalam agama dan
tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan,
persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat yang bersifat umum tanpa terikat
oleh waktu.
Kedua, nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem,
rencana, program, bahkan juga proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai dasar
tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah
MPR, Presiden, dan DPR.
Terakhir dan ketiga, Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan
nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, oleh
organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh pimpinan
kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara perseorangan.( seminar 4 pilar
DPR RI Hotel ASEAN MEDAN, 23/04/2016)
Agar penerapan ideologi Pancasila dalm kehidupan sehari-hari dapat berjalan lancar
dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh founding father maka diperlukan
aktualisasi. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila
tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan
kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Namun , jika nilai tersebut tidak teraktualisasi, maka kesenjangan dapat terjadi seperti
era sekarang ini yang menimbulkan konflik antar agama dan budaya, bahkan
menghilangkan kredibilitasnya. Ditambah lagi dengan pengaruh kemajuan ilmu dan
teknologi, khususnya teknologi komunikasi, terjadilah perubahan pola hidup masyarakat
yang begitu cepat.
Tidak satupun bangsa dan negara mampu mengisolir diri dan menutup rapat dari
pengaruh budaya asing. Tantangan terbesar bagi suatu ideologi terdapat pada
konsistensi pada nilai dasar yang dirumuskan, jika nilai dasar pancasila sudar pudar
dalam jiwa ruh setiap bangsa, maka ideologi bangsa Indonesia pun nomaden.
Kesaktian Pancasila
Peristiwa 1 oktober ditetapakan sebagai hari kesaktian pancasila, penetapan tersebut
didasari pada kelompok yang ingin mengubah minsed bangsa Indonesia menjadi
komunis. Hari yang bersejarah dengan pergolakan yang hebat sekaligus mengenang
pahlawan revolusi dalam mempertahankan butiran nilai-nilali pancasila. Sebagian
masyarakat mengenang peristiwa tersebut merupakan “peristiwa lubang buaya” yang
memakan korban Jend. TNI Achmad Yani, Letjen. TNI Suprapto, Letjen. TNI S.
Parman, Letjen. TNI M.T. Haryono, Mayjen. TNI D.I. Panjaitan, Mayjen. TNI Sutoyo S,
dan Kapten CZI TNI Pierre Tendean.
Peringatan hari kesaktian pancasila harus dijadikan sebagai kesempatan untuk
merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu sendiri.
Terkhusus untuk para generasi muda bangsa sebagai Agen of change. Sebab
belakangan ini, hari kesaktian pancasila dilakukan secara serimonial tanpa ada upacara
peringatan terhadap pahlawan yang mempertahankan nilai-niali pancasila. Lunturnya
nasinonalisme dan budaya dikalangan para kaum remaja merupakan pengaruh dari
globalisasi yang sangat kuat, sementara upaya untuk merevitalisasi tidak pernah
dilakukan.
Nilai-nilai pancasila hanya dijadikan sebagai suatu sejarah, kita hanya sering menghafal
dibandingkan mengaktualisasikan pada kehidupan sehari-hari. sudah sepatutnya kita
untuk kembali kepada jati dirinya melalui pemaknaan kembali dan rekonstruksi nilai-nilai
luhur budaya bangsa.
Upaya yang perlu dilakukan adalah menguak makna substantif nilai-nilai kearifan lokal.
Keterbukaan dikembangkan menjadi kejujuran dalarn setiap aktualisasi pergaulan,
pekerjaan dan pembangunan, beserta nilai-nilai budaya lain yang menyertainya. Norma
kesantunan sebagai keramahtamahan yang tulus menjadikan ciri dari budaya
Indonesia.
Sesuai dengan pernyataan Ali Murtopo (1978), masyarakat Indonesia khususnya
generasi muda harus membangkitkan kembali rasa cinta terhadap tanah air. Namun
bukan dalam bentuk zaman yang lalu, sesuai dengan keadaan sekarang ini. Akan rasa
cinta tersebut diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan bangsa, dengan sikap
yang jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korup, toleran,
dan bersahaja. Diharapkan bangsa ini dapat bersama-sama merasakan kehidupan
secara arif dan bijak menuju kehidupan yang lebih baik, sejahtera, damai dan penuh
keadilan.
Momentum Kesaktian Pancasila sebaiknya dijadikan semangat untuk menjadikan
Pancasila sebagai sarana untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang selama ini
banyak menimbulkan konflik terutama konflik agama dan etnis yang terjadi di Sumatera
Utara dan generasi muda (agent of change) sudah sepatutnya untuk kembali kepada
jati dirinya melalui pemaknaan kembali dan rekonstruksi nilai-nilai pancasila.
36 BUTIR-BUTIR PANCASILA
EKA PRASETIA PANCA KARSA
(Tekad yang tunggal untuk melaksanakan lima kehendak)

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

1) Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2) Hormat menghaormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1) Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persmaan kewajiban antara


sesama manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
8) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat-
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. SILA PERSATUAN INDONESIA

1) Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamtan bangsa dan


negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan.
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3) Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4) Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka
Tunggal Ika.

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKAH KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

1) Mengutamakan kepentinagn negara dan masyarakat


2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingn
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Ynag Maha Esa.
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan

E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

1) Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan
gotong-royong.
2) Bersikap adil
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak-hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak bersifat boros
8) Tidak bergaya hidup mewah
9) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10) Suka bekerja keras.
11) Menghargai hasil karya orang lain.
12) Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

Anda mungkin juga menyukai