Anda di halaman 1dari 10

MATERI NASIONALISME

Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan
kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik"
(political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme
yang menanggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua
teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan
ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.
Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal
tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam
dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri.
Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah
kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para
ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem
seperti naziisme, pengasingan dan sebagainya.
Beberapa bentuk dari nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan
negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.
Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan
sebahagian atau semua elemen tersebut.
a. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme di mana
negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat";
"perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi
bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale
(atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
MATERI NASIONALISME

b. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran


politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von
Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").

c. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah


lanjutan dari nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik secara
semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati
idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.
Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah
yang berkaitan dengan etnis Jerman.

d. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran


politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan
sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah
berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta
ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing
untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah
banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya
mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.

e. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan


dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras
dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national
state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik
dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan
dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin'
terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme
masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal
rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara
sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan
penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan
pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
MATERI NASIONALISME

f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh legitimasi politik
dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat
nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India
seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu. Namun, bagi
kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi
utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh
mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang
untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham
yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya
Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.

Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia
untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-
benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1. Faktor dari dalam (internal)
a. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan
Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa merdeka dan berdaulat. Kejayaan
masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia
kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa
kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai
daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena
maritimnya yang kuat.
b. Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala
Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan
itu sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama
perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang berlainan
(sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat).
Mereka saling menghormati dan menjaga. Namun kedatangan bangsa barat yang menjajah
MATERI NASIONALISME

mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang
imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang
untuk melawan penjajahan.
d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
e. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi
asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
f. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing
di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2. Faktor dari luar (eksternal)
a. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini
dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam
berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang
mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia.
Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia
Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National
Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb. Mahatma Gandhi
memiliki dasar perjuangan :
- Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
- Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk
kantor atau pabrik.
MATERI NASIONALISME

- Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah
kolonial Inggris.
- Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri.
- Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore.
Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di wilayah Filipina.
Novel yang dikarangnya berupa Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku). Jose ditangkap tanggal 30
September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil
memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil
menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor
kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I:
1. Republik Tiongkok adalah suatu negara nasional Cina
2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tangan rakyat)
3. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat
Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya.
Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama
Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad
Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti
Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain
termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di
negaranya.
c. Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi
dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia.
MATERI NASIONALISME

Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi
pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia


Nasionalisme tumbuh diindonesia dimulai setelah munculnya Serikat Islam. Budi Oetomo
yang sudah terbentuk dahulu merupakan organisasi "elit" sehingga tidak berkontribusi dalam
menumbuhkan nasionalisme diseluruh kalangan masyarakat. Serikat Islam melakukan berbagai upaya
dalam menumbuhkan nasionalisme di seluruh daerah hindia belanda pada waktu itu.
Karena adanya faktor pendukung diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat
nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi
pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan
bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia
merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan
Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki
kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya
sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.
Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan
identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita
ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan
bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam
melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan
dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan
sejak :
- J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan
nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850.
- Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk
nusantara dengan Indonesia.
- Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
- Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya
bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
- Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
MATERI NASIONALISME

- Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah
Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku
bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah
Indonesia.
- Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
Peranan Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan
nasional guna seakan melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam
masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan
pers.

Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite
sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan
memperoleh pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia.
Mereka memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki
kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang
sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekadar dikenal saja tetapi mereka
dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas mereka akan
membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai
negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda tetapi
mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme,
kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia.
Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Organisasi
Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional.
Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa
nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional
daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi pergerakan
nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa
Indonesia pada kemerdekaan. Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia
meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi
pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan
memperoleh kemerdekaan.
MATERI NASIONALISME

Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan
dokter.Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional ini
lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada
masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat mengetahui
keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan
rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
a) Peran Guru
Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan
berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan. Guru memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu
sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh
bangsa Indonesia.
Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme
yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial
Belanda. Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia. Guru
telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan
kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi
modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar
bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan langkah-langkah untuk
mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk
penjajahan asing. Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang
ada, di sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :
- Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
- Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia. Di
tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin
Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
b) Peran Dokter
Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui
MATERI NASIONALISME

penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia.
Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai tekanan
dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah
organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908
oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan Mangunkusumo.

Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat
dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan
untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari masyarakat pribumi maka
muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan bahasa Melayu.
Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata
dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung
melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.
Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para
pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media
masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat membangkitkan
kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia. Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang
paling potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar),
bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah
kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang
dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan
kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah kolonial Hindia
Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat
penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri,
seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan De Expres
(Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI),
Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru).
MATERI NASIONALISME

Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk
menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan
memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.

Tahapan Perkembangan Nasionalisme Indonesia


1. Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial
dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia,
Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
2. Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan
Pemuda.
3. Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu
secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang
bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
4. Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan.
Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi
pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan
gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan
dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia.
Nasionalisme adalah rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari komitmen yang pernah
diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan.

Anda mungkin juga menyukai