Anda di halaman 1dari 234

Materi Tes Wawasan Kebangsaan

http://www.markijar.com/2015/11/materi-tes-wawasan-kebangsaan-twk-cpns.html
1. Sejarah Pembentukan Pancasila sebagai 31. Proklamasi Kemerdekaan
Ideologi dan Dasar Negara 32. Pemberontakan di Indonesia
2. Lambang dan Simbol Kenegaraan 33. Tokoh-Tokoh Indonesia
3. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan 34. Landasan Hubungan Internasional
Pancasila 35. Kerjasama regional
4. 45 Butir Pengamalan Pancasila 36. Kerjasama International
5. Kedudukan dan fungsi pancasila 37. Peranan Indonesia dalam PBB
6. Sejarah pembentukan dan Lahirnya UUD 1945 38. Sejarah Bahasa Indonesia
7. Toleransi antar umat beragama 39. Pengertian warga negara
8. Persatuan dan Kesatuan Bangsa 40. Asas-asas kewarnegaraan
9. Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika 41. Proses Terbentuknya Negara
10. Patriotisme dan Nasionalisme 42. Unsur-Unsur Negara
11. Sistem Sosial Budaya Indonesia 43. Bentuk-Bentuk Negara
12. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan NKRI 44. Identitas Nasional
13. Keberagaman bangsa Indonesia 45. Wawasan Nusantara di Bidang Ekonomi
14. Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban 46. Ekonomi Makro dan Mikro
Lembaga Pemerintah di Indonesia 47. Sistem perekonomian Indonesia
15. Sistem Pemerintahan Indonesia 48. Pembangunan Indonesia
16. Kementerian dan Non-kementerian 49. Koperasi
17. Pengertian Eksekutif, Legislatif, Yudikatif Serta 50. Hukum dan Demokrasi di Indonesia
Fungsi dan kekuasaanya 51. Konsep Negara Hukum
18. Pemerintahan Pusat dan Daerah 52. Tata Hukum Indonesia
19. Kebijakan Pemerintah 53. Hukum Pidana dan Perdata
20. Otonomi daerah 54. Hak Asasi Manusia (HAM)
21. Kerajaan Nusantara 55. Pemilu Indonesia.
24. Peninggalan bersejarah 56. Politik Indonesia
25. Sejarah Perjuangan bangsa 57. Demokrasi di Indonesia
26. Sejarah Masa penjajahan 58. Bela Negara
27. Sejarah Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
28. Sejarah Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan
29. Pergerakan Kebangkitan nasional
30. Pembentukan Negara Indonesia

1
Sejarah Pembentukan Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara

Sejarah Pembentukan Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara - Pancasila adalah ideologi dasar
bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Lima sendi utama (Sila)
penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke 4 Preambule
(Pembukaan) UUD1 945.

Pancasila Sebagai Sejarah

Pancasila sebagai Sejarah - Sejarah pembentukan pancasila erat kaitannya dengan Perjuangan
bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda dan jepang.
Penjajahan Belanda usai pada 8 Maret 1942, Sejak itu Indonesia diduduki oleh Jepang. Namun Jepang
tidak lama melakukan pendudukan di Indonesia. Karena Sejak tahun 1944, tentara Jepang mulai
kesulitan dalam menghadapi tentara Sekutu.
Untuk mendapat simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara
Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat indonesia. Janji ini diucapkan pada
tanggal 7 September 1944 oleh Perdana Menteri Kaiso.
Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji
kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di
Jawa dan Madura)
Dalam maklumat tersebut juga dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-
usul untuk selanjutnya diberikan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama
BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan
khusus mengenai calon dasar negara untuk bangsa Indonesia setelah merdeka nanti. Pada sidang
pertama Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia
merdeka.

2
Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Muhammad Yamin memberikan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal,
yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga memberikan usul secara tertulis yang juga terdiri dari lima hal,
yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bung Karno (1 Juni 1945)
Pada Tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno (Ir. Soekarno) di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengusulkan calon dasar negara yang terdiri dari lima
asas, oleh bung karno kelima asas tersebut diberi nama Pancasila, inilah awal terbentuknya dasar
negara Pancasila, yang kemudian pada tanggal tersebut dikenang sebagai hari lahirnya
Pancasila. 1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena di situlah Pancasila telah lahir, dan inilah
hari lahir dasar negara Indonesia. berikut kelima asas yang diusulkan Bung Karno sebagai calon dasar
negara:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal tersebut oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Kemudian Bung Karno mengemukakan
bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal tersebut menurutnya juga bisa diperas lagi menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.
Selesai sidang 1 BPUPKI, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk
sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan dalam sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara
tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri dari
8 orang, yaitu:
• Mr. Muh. Yamin
• Ir. Soekarno
• K.H. Wachid Hasjim

3
• Ki Bagus Hadikusumo
• M. Sutardjo Kartohadikusumo
• R. Otto Iskandar Dinata
• Mr. A.A. Maramis
• Drs. Muh. Hatta

Kemudian Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para
anggota BPUPKI yang berada (berasal) di Jakarta. Hasil yang dapat dicapai antara lain adalah
dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul / Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas
sembilan orang, yaitu:
• Mr. Muh. Yamin
• Ir. Soekarno
• Mr. A.A. Maramis
• Drs. Muh. Hatta
• K.H. Wachid Hasyim
• Mr. Ahmad Subardjo
• Abikusno Tjokrosujoso
• Abdul Kahar Muzakkir
• H. Agus Salim

Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang ini pada tanggal tersebut juga melanjutkan sidang dan
berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan
sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-14 juli 1945, Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas
tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang-
Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidengajaran. Pada persidangan
BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil
yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno
Tjokrosoejoso), Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno) dan Panitia
Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).
Kemudian Pada tanggal 9 Agustus dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang
menggantikan BPUPKI. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu,
dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh para pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus
1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI menggelar sidang, dengan acara utama memilih
Presiden dan Wakil Presiden dan mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya
(Pembukaannya).
Untuk pengesahan Pembukaan (Preambul), terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum
mengesahkan Preambul (pembukaan), Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal
17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian
Timur yang menemuinya.

4
Inti dari pertemuan tersebut adalah, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea
keempat preambul, di belakang kata "ketuhanan" yang berbunyi "dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih
baik memisahkan diri dari Indonesia yang baru saja diproklamasikan, hal tersebut karena mayoritas
penduduk di indonesia bagian timur beragama non-muslim.
Usul kemudian disampaikan oleh Muh. Hatta pada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota
tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada KH. Wakhid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo dan Teuku Muh.
Hasan. Muh. Hatta kemudian berusaha meyakinkan tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa
indonesia.
Setelah dilakukan Musyarah dan Mufakat serta Oleh karena pendekatan yang intens dan demi persatuan
dan kesatuan, akhirnya dihapuslah kata "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya" di belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan "Yang Maha Esa".

5
Lambang dan Simbol Kenegaraan

Arti dan Makna Lambang dan Simbol Negara - Garuda Pancasila merupakan Lambang negara
Indonesia, yang juga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Meskipun Berbeda-beda tetapi tetap
satu Jika). Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda dengan kepala menghadap ke sebelah
kanan (dari sudut pandang Garuda), dan mempunyai perisai berbentuk seperti jantung yang digantung
menggunakan rantai pada leher Garuda, dan terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna
"Meskipun Berbeda-beda tetapi tetap satu Jiwa" tertulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Sultan Hamid II lah yang merancang Lambang ini, namun kemudian disempurnakan oleh Bung Karno,
Setelah itu diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada tanggal 11-Februari-
1950 dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat.

Lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.
43/1958.

Deskripsi dan arti filosofi Lambang Negara


Garuda
• Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno di sejarah
Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud seperti burung elang
rajawali. Garuda dipakai sebagai Simbol Negara untuk menggambarkan Negara Indonesia
merupakan bangsa yang kuat dan besar.

• Warna keemasan di burung Garuda mengambarkan kejayaan dan keagungan.

• Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga
dan kekuatan pembangunan.

• Jumlah bulu Garuda Pancasila mengambarkan hari / Tanggal proklamasi kemerdekaan Bangsa
Indonesia, yaitu tanggal 17-Agustus-1945, antara lain: Jumlah bulu pada masing-masing sayap
berjumlah 17, Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8, Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor
berjumlah 19, Jumlah bulu di leher berjumlah 45.

Perisai
• Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan peradaban Nusantara
sebagai senjata yang melambangkan perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk
mencapai tujuan.

• Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan garis khatulistiwa hal
tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia, yaitu indonesia sebagai negara tropis yang
dilintasi garis khatulistiwa.

• Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.

• Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia (merah-putih). dan pada
bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.

6
Berikut adalah Pembagian dan penjelasan lambang pada ruang perisai:

Makna Sila Pertama Pancasila, Bintang Tunggal

Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam dengan sebuah bintang
emas berkepala lima (bersudut lima), bintang emas sendiri dapat diartikan sebagai sebuah cahaya seperti
layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia.

Makna Sila Kedua Pancasila, Rantai Emas

Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang disusun atas gelang-
gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu, gelang yang
persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran menggambarkan wanita.

Makna Sila Ketiga Pancasila, Pohon Beringin

Makna Sila 3, Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin (Ficus benjamina) di bagian
kiri atas perisai berlatar putih, Pohon beringin merupakan sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang
- sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar ini dengan tumbuh sangat dalam ke
dalam tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan persatuan Indonesia. Pohon Beringin juga mempunyai
banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. ini mencerminkan Indonesia sebagai negara
kesatuan namun memiliki berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda (bermacam-macam).

7
Makna Sila keempat Pancasila, Kepala Banteng

Makna Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan. yang disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan atas perisai berlatar merah.
Lembu liar atau Banteng merupakan binatang sosial yang suka berkumpul, sama halnya dengan
manusia dimana dalam pengambilan keputusan harus dilakukan secara musyawarah salah satunya
dengan cara berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

Makna Sila kelima Pancasila, Padi Kapas

Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan kapas di
bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. kapas dan padi (mencerminkan pangan dan sandang)
merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya.
ini mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial anatara satu dan yang
lainnya, tapi hal ini (persamaan sosial) bukan berarti bahwa Indonesia memakai ideologi komunisme.

Pita yang bertulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika"


• Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam dicengkeram
oleh Kedua cakar Garuda Pancasila.

• Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu
Tantular. Kata "bhinneka" memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda, sedang kata
"tunggal" berarti satu, dan kata "ika" bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika
diartikan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya
tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk melambangkan kesatuan
dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, bahasa daerah,
agama, suku bangsa dan kepercayaan.

Letak Warna Pada Bagian-bagian Garuda Pancasila

• Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak boleh diletakkan asal asalan
karena warna warna itu telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada
lambang Garuda Pancasila.

8
• Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang Garuda Pancasila. Warna
hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah latar belakang bintang, juga untuk mewarnai
garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan
"Bhinneka Tunggal Ika".

• Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada
lambang Garuda Pancasila.

• Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.

• Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. warna putih juga diberi
pada Pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.

• Sedangkan Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna bintang,
rantai, kapas, dan padi.

Makna Warna pada Garuda Pancasila

Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila. Warna-warna yang dipakai
menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki makna dan arti kurang lebih sebagai
berikut.

• Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.

• warna hitam memiliki makna keabadian.

• Warna merah memiliki artian keberanian.

• Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.

• Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran.

9
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (biasah disingkat P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa
merupakan sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde
Baru.
Panduan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila dibentuk melalui Ketetapan MPR no.
II/MPR/1978. Ketetapan tersebut berisi tentang Eka Prasetya Pancakarsa yang menjabarkan kelima asas
dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
Saat ini produk hukum ini tidak berlaku lagi karena Tap MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut melalui
Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah
bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003
Berikut merupakan poin-poin dalam butir-butir pancasila. silakan Resapi dan hayati isinya. isi butir
butir pancasila:

Butir Pengalaman Sila Pertama Pancasila, Bintang Tunggal


Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa (Ada 7 Butir Pengalaman)

• Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya sendiri-sendiri menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

• Bangsa Indonesia menyatakan ketakwaannya dan kepercayaannya terhadap Tuhan YME.

• Mengembangkan sikap hormat dan menghormati serta bekerjasama antar pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME.

• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada orang lain.

• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME merupakan masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME.

• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME.

• Mengembangkan sikap yang saling menghormati dan menghargai kebebasan menjalankan


ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Butir Pengalaman Sila Kedua Pancasila, Rantai Emas


Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Ada 10 Butir Pengalaman)

10
• Mengakui persamaan hak, persamaan derajat dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda bedakan keturunan, suku, agama, jenis kelamin, kepercayaan, warna kulit,
kedudukan sosial dan sebagainya.

• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan YME.

• Mengembangkan sikap tepa selira dan saling tenggang rasa.

• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

• Berani membela kebenaran dan keadilan.

• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

Butir Pengalaman Sila Ketiga Pancasila, Pohon Beringin


Sila ketiga, Persatuan Indonesia (Ada 7 Butir Pengalaman)

• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan dan kepentingan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.

• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

11
Butir Pengalaman Sila keempat Pancasila, Kepala Banteng
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Ada 10 Butir Pengalaman)

• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
hak, kedudukan dan kewajiban yang sama.

• Mengunakan Musyawarah guna mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

• Mengutamakan musyawarah saat mengambil atau menentukan keputusan untuk kepentingan


bersama.

• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

• Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan


golongan.

• Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab, selalu melaksanakan dan menerima hasil
keputusan musyawarah.

• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan


pemusyawaratan.

• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada


Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

Butir Pengalaman Sila kelima Pancasila, Padi Kapas


Sila kelima. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Ada 11 Butir Pengalaman)

• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang memperlihatkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan ke gotongroyo ngan.

12
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang berkeadilan sosial
dan merata.

• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

• Menghormati hak orang lain.

• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

• Suka bekerja keras.

• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.

Dalam perjalanannya ke 36 butir Pengalaman pancasila dikembangkan menjadi 45 butir oleh BP7.
Namu Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir tersebut benar-benar diamalkan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

13
Butir Pengamalan Pancasila

Pancasila merupakan Dasar negara Republik Indosesia. Konsep dasar Pancasila ini terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Kata
Pancasila diambil dari bahasa Sansekerta, "Panca" memiliki arti lima dan "sila" berarti dasar, jadi
Pancasila memiliki arti lima dasar. Dalam hal ini yang dimaksud adalah lima dasar negara.

Sila-Sila dalam pancasila terdiri dari kalimat pernyataan. Bunyi kelima sila tersebut ialah sebagai
berikut.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Agar pancasila lebih mudah dipahami dan diamalkan oleh masyarakat, maka pada tahun 1978
pemerintah menyusun 36 butir-butir Pancasila berdasarkan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang
Ekaprasetia Pancakarsa atau Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4).

45 Butir-Butir Pengamalan Pancasila

Namun dalam perkembangannya ke 36 butir pedoman tersebut diperbaharui, tepatnya sejak tahun 2003
berdasarkan Tap MPR No. I/MPR/2003, 36 butir pedoman pengamalan Pancasila telah diperbaharui
menjadi 45 butir butir Pancasila. dimana ke 45 butir butir pancasila tersebut merupakan penjabaran
dari kelima sila dalam Pancasila.

• Sila pertama dijabarkan dalam 7 butir

• Sila kedua dijabarkan dalam 10 butir

• Sila ketiga dijabarkan dalam 7 butir

• Sila keempat dijabarkan dalam 10 butir

• Sila kelima dijabarkan dalam 11 butir


Untuk lebih jelasnya berikut isi 45 butir butir Pancasila yang baru sesuai dengan Tap MPR no.
I/MPR/2003.

14
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Lambang Sila 1 : Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima (bersudut lima)
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh pengamalan : Mempunyai dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan
menjauhi larangan sesuai dengan norma agama yang dianut.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa pada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Contoh
pengamalan : Menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan norma agama yang dianut
serta tidak menganggu penganut agama yang lain.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Contoh pengamalan
: Menghormati dan mau bekerja sama meskipun dengan pemeluk agama lain.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Contoh pengamalan : Kita wajib hidup rukun meskipun beda agama karena kita satu
bangsa Indonesia.
5. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing. Contoh pengamalan : Saling menghormati ketika terdapat
pemeluk agama lain yang sedang melaksanakan ibadah.
6. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Contoh pengamalan : Setiap manusia
bebas menganut agama yang sudah disahkan pemerintah. Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Contoh pengamalan : Tidak
memaksakan sebuah agama kepada orang lain karena itu urusan dia dengan Tuhannya.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

Lambang Sila 2 : Rantai Emas yang Disusun atas Gelang-Gelang Kecil


1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Contoh pengamalan : Tidak boleh memperlakukan manusia secara
sewenang - wenang / kurang bermartabat karena semua manusia memiliki hak asasi yang sama
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, kedudukan sosial, jenis kelamin, warna kulit dan
sebagainya. Contoh pengamalan : Menghargai perbedaan yang ada, Karena kita harus menyadari
bahwa kita hidup memang berbeda-beda baik dari suku, ras, maupun agama, jadi perbedaan itu
memang ada.
3. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Contoh pengamalan : Tidak boleh
memperlakukan orang lain secara semena-mena terutama dalam hal yang buruk dan merugikan
orang lain.

15
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. Contoh pengamalan : Mau mengikuti
kerja bakti dan berbaur dengan masyarakat yang lain.
5. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Contoh pengamalan : Tidak boleh
semena-mena terhadap sesama manusia agar bisa hidup berdampingan dan rukun.
6. Berani membela kebenaran dan keadilan. Contoh pengamalan : Sebagai manusia kita wajib
menjunjung suatu kebenaran, jangan yang salah malah dibenarkan. Kita perlu hidup adil terhadap
sesama manusia
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Contoh pengamalan : Memberi bantuan kepada orang lain
yang butuh pertolongan kita.
8. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Contoh pengamalan : Saling menghormati dan
menghargai sesama manusia.
9. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain Contoh
pengamalan : Manusia adalah mahkluk sosial. Sehingga manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu
adanya saling membantu satu sama lain.
10. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Contoh pengamalan :
Sebagai bangsa Indonesia ketika saudara kita tertimpa musibah kita perlu membantunya karena
mereka masih satu bangsa dengan kita

Sila ketiga: Persatuan Indonesia

Lambang Sila 3 : Pohon Beringin


1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Contoh pengamalan : Bila
di negara kita ada suatu masalah kita harus fokus menyelesaikan masalah tersebut untuk kepentingan
bersama / untuk kepentingan negara bukan memanfaatkannya untuk kepentingan kelompok /
golongan / pribadi.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Contoh
pengamalan : Turut berjuang dan membela indonesia apabila negara Indonesia terancam
keamanannya.
3. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Contoh pengamalan : Tidak
membeda bedakan antara suku, ras dan agama satu dengan lainnya, karena kita semua sama-sama
warga indonesia.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Contoh pengamalan
: Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia
5. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Contoh pengamalan : Lebih memilih dan
menggunakan produk dalam negeri dibanding produk buatan dari luar.
6. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Contoh pengamalan : Menjunjung
tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, ras dan agama.
7. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Contoh pengamalan : Turut mengampanyekan perdamaian dunia atau jika belum bisa, kita bisa
mulai dari yang terkecil seperti mematuhi peraturan yang sudah ada di lingkungan kita.

16
Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran /
perwakilan

Lambang Sila 4 : Kepala Banteng


1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama. Contoh pengamalan : Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban sama
memperoleh pendidikan.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Contoh pengamalan : Tidak boleh kita
memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain apalagi melakukan ancaman.
3. Mengutamakan musyawarah saat mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Contoh
pengamalan : Ketika ada perbedaan kita wajib mengutamakan aspek bermusyawarah.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Contoh pengamalan
: Dalam bermusyawarah perlu tercapainya hasil yang telah disepakati bersama dengan mendukung
aspek kekeluargaan.
5. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.Contoh
pengamalan : Dalam bermusyawarah kita tidak boleh emosi karena kita wajib dalam keadaan kepala
dingin.
6. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai dalam melaksanakan
pemusyawaratan. Contoh pengamalan : Menyerahkan dan mempercayai secara penuh aspirasi kita
terhadap wakil - wakil terpilih untuk menjalankan tugasnya.
7. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
Contoh pengamalan : Kita perlu patuh, menerima dan hormat terhadap suatu keputusan yang sudah
disepakati dan mufakat.
8. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Contoh pengamalan : Di dalam bermusyawarah perlu mengutumakan kepetingan bersama dibanding
kepentingan pribadi
9. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.Contoh pengamalan : Dalam menerima sebuah keputusan kita perlu ikhlas dalam
menjalaninya.
10. Keputusan yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Contoh pengamalan : Dalam
pengesahan keputusan seharusnya keputusan tersebut sesuai dengan norma pada Tuhan Yang Maha
Esa serta tetap mempertahankan martabat

17
Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Lambang Sila 5 : Padi dan Kapas


1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Contoh pengamalan : Wajib hukumnya saling menghormati terhadap sesama
manusia untuk tercapainya sikap kekeluargaan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Contoh pengamalan : Adil terhadap teman yang butuh
bantuan dan tidak membeda-bedakannya.
3. Menghormati hak orang lain. Contoh pengamalan : Saling menghormati, baik, dan rukun terhadap
sesama manusia.
4. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Contoh pengamalan : Dalam hidup memang
antara hak dan kewajiban dibutuhkan akan tetapi haruslah seimbang. Contohnya kita berhak
memperoleh kenyamanan berkendara tapi wajib hukumnya menaati aturan lalu lintas yang berlaku.
5. Suka bekerja keras. Contoh pengamalan : Hidup jangan banyak mengeluh, kita perlu kerja keras dan
cerdas untuk memenuhi kebutuhan keluarga apalagi kalau bisa memberi kepada orang yang
membutuhkan
6. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Contoh pengamalan
: Memberi bantuan modal usaha tanpa bunga kepada tetangga sekitar yang membutuhkan.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Contoh pengamalan : Jangan sampai dalam hidup kita membuat susah tetangga sekitar, misal
membangun pabrik industri tapi limbah dibuang sembarangan yang menjadikan rugi tetangga sekitar
kita. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
Contoh pengamalan : Bersikaplah hemat, lebih baik sisihkan uang anda untuk orang yang lebih
membutuhkan.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
Contoh pengamalan : Bersifat sewajarnya terhadap sesama, misal jangan sampai anda memberatkan
orang lain apalagi sampai jatuhnya pemerasan
9. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Contoh pengamalan : Melakukan kegiatan kegiatan membangun seperti gotong royong, kerja baiti,
bela negara dan lain sebagainya.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Contoh pengamalan : Dalam hidup jangan mengklaim hak yang memang itu sudah dipantenkan
pemiliknya. Apabila memang mau digunakan untuk kepentingan kita ada baiknya ijin terlebih
dahulu.

18
Kedudukan dan fungsi pancasila

Fungsi dan Kedudukan Pancasila - Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta: "pañca" berarti lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Pancasila memiliki banyak Kedudukan dan Fungsi bagi
bangsa Indonesia, Berikut Ini adalah beberapa kedudukan dan fungsi Pancasila Bagi Bangsa
Indonesia:

Fungsi dan Kedudukan Pancasila:

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara bangsa Indonesia


Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta dapat memberi kekuatan
kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu alas atau landasan
yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara, adalah sumber kaidah hukum yang
mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah
dan wilayah. Pancasila pada posisi seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara
serta seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Pancasila merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa indonesia yang telah
membentuk watak, sikap, prilaku, etika dan tata nilai norma yang telah melahirkan pandangan hidup.
Pandangan hidup sendiri adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari
kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai pedoman / tuntunan untuk
mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
lingkungan.
3. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia
Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang
berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada hakikatnya adalah suatu hasil perenungan atau
pemikiran Bangsa Indonesia. Pancasila di angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di
angkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia, hal tersebut melalui
penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin digapai serta sesuai
dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya Indonesia. Menurut Von
Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa
Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa
Indonesia yaitu pada jaman dahulu kala pada masa kejayaan nasional.
5. Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum
Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang berlaku dan
dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak bertentangan (kontra) dengan
Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia berdasarkan pancasila.

19
6. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia
dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya
kepribadian Negara Indonesia yang bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan,
tingkah laku dan sikap mental bangsa Indonesia.
7. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia
Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai
patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai masyarakat
adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila.
8. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati
oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara. Artinya Pancasila telah
disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia
Persiapan kemerdekaan Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia
yang mengesahkan perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.
9. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena Pancasila
merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-
norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa
Indonesia guna mempersatukan Rakyat Indonesia.
10. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki konsekuensi bahwa di dalam segala
aspek pembangunan nasional wajib berlandasakan pada hakikat nilai nilai dari sila sila yang ada pada
pancasila.

20
Sejarah pembentukan dan Lahirnya UUD 1945

Pada kesempatan kali ini kita akan berbagi artikel tengtang Sejarah Pembentukan atau Lahirnya
UUD 1945, untuk lebih jelasnya langsung saja kita simak artikel berikut ini - Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau sering kita disebut dengan UUD 1945 atau UUD '45,
merupakan hukum basic law (dasar tertulis), konstitusi pemerintahan Bangsa Indonesia.
UUD 1945 diresmikan menjadi undang-undang dasar negara oleh PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada 18-Agustus-1945. Namun Sejak 27 Desember 1949, di Indonesia
berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950.
Kemudian pada Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan
secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pada periode 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali amendemen (perubahan), yang mengubah
susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. berikut Sejarah Lahirnya
UUD 1945 Negara Republik Indonesia secara lengkap berdasarkan pembagian / periodesasi waktu
terjadinya:

Sejarah Lahirnya UUD 1945 Negara Republik Indonesia


BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk pada tanggal 29 April
1945 badan ini merupakan badan yang merancang konstitusi 1945. Selama sesi pertama yang
berlangsung pada 28 Mei - 1 Juni 1945, Pada saat itu Bung Karno menyampaikan gagasan "Dasar
Negara", yang ia beri nama Pancasila.
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang
untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah
dihapusnya kata "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" kemudian
naskah Piagam Jakarta dijadikan naskah Pembukaan UUD 1945 yang kemudian diresmikan pada 18-
Agustus-1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pengesahan UUD 1945
ditetapkan oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) pada sidangnya tanggal 29 Agustus 1945.
Kemudian Naskah rancangan UUD 1945 dibuat pada saat Sidang Ke-2 BPUPKI tanggal 10-17 Juli
1945. dan Tanggal 18-Agustus-1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia.
Periode Diberlakukannya UUD 1945 (18-Agustus-1945 sampai 27-Desember-1949)
Dalam Periode 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia saat itu
disibukkan oleh perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Kemudian pada Maklumat Wakil Presiden
Nomor X tanggal 16-Oktober-1945 mengatakan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP,
karena saat itu DPR dan MPR belum terbentuk. Selanjutnya Pada 14-November-1945 dibentuk Kabinet
Semi Presidensial (Semi Parlementer) yang pertama, dimana peristiwa tersebut adalah perubahan
pertama dari sistem pemerintahan Indonesia terhadap UUD 1945.

Kabinet pada Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 sering terjadi perubahan. Kabinet RI
yang pertama terdiri dari 4 menteri negara dan 12 menteri memimpin departemen. Namun kabinet ini
dipimpin oleh Bung Karno.

Kemudian Dalam kehidupan negara demokratis terbentuk banyak partai politik di Indonesia. Sehingga
dikeluarkan maklumat Pemerintah. kemudian kabinet berubah menjadi kabinet parlementer. Perubahan
kabinet ini dimaksud agar bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara barat yang menganut
paham demokrassi dan kabinet parlementer (Sultan Syahrir menjadi Perdana Mentri I di Indonesia).

21
Periode Diberlakukanya Konstitusi RIS 1949 (27-Desember-1949 sampai 17-Agustus-1950)
Pada saat itu pemerintah Indonesia menganut sistem parlementer. Bentuk pemerintahan dan bentuk
negara yaitu federasi negara yang terdiri dari negara-negara yang masing-masing negara mempunyai
kedaulatan sendiri untuk mengelola urusan internal. Ini merupakan perubahan dari tahun 1945 yang
mengamanatkan bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan.
Periode Diberlakukanya UUDS 1950 (17-Agustus-1950 sampai 5-Juli-1959)
Pada periode UUDS 1950 diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang lebih dikenal Demokrasi
Liberal. Pada periode ini kabinet sering dilakukan pergantian, akibatnya pembangunan tidak berjalan
lancar, hal tersebut lantaran tiap partai lebih mengutamakan kepentingan golongan atau partanyai.
Setelah memberlakukan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal selama hampir 9 tahun, kemudian
rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak sesuai, hal tersebut
karena tidak cocok dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 yang sesungguhnya.

Periode Diberlakukanya kembali UUD 1945 (5-Juli-1959 sampai 1966)


Karena situasi politik di Majelis Konstituante pada tahun 1959 yang panas dan banyak kepentingan
partai saling tarik ulur politik sehingga gagal menghasilkan sebuah konstitusi baru, kemudian pada 5-
Juli-1959, Bung Karno mengeluarkan Keputusan Presiden yang satu itu memberlakukan kembali UUD
1945 sebagai konstitusi, menggantikan Sementara UUDS 1950 yang berlaku pada saat itu.
Pada saat itu, ada berbagai penyimpangan 1945, termasuk:

• Presiden menunjuk Ketua dan Wakil Ketua DPR/MPR dan Mahkamah Agung serta Wakil
Ketua DPA sebagai Menteri Negara

• MPRS menetapkan Bung Karno menjadi presiden seumur hidup.

Periode UUD 1945 masa Orde Baru (11-Maret-1966 sampai 21-Mei-1998)


Selama Orde Baru (1966-1998), Pemerintah berjanji akan melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila
secara konsekuen dan murni. Akibatnya Selama Orde Baru, UUD 1945 menjadi sangat “sakral”, di
antara melalui sejumlah aturan:

• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang referendum, yang merupakan implementasi


Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.

• Keputusan No. IV / MPR / 1983 mengenai Referendum yang antara lain menyatakan bahwa
seandainya MPR berkeinginan mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus meminta masukan
dari rakyat dengan mengadakan referendum.

• Keputusan No. I / MPR / 1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan amandemen terhadapnya

Masa (21-Mei-1998 sampai 19-Oktober-1999)


Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie
sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur (Sekarang Timor Leste) dari NKRI.

22
Periode Perubahan UUD 1945 (sampai Sekarang)
Salah satu permintaan Reformasi pada tahun 98 adalah adanya amendemen atau perubahan terhadap
UUD 1945. Latar belakang tuntutan amandemen UUD 1945 antara lain karena pada zaman Orde Baru,
kekuasaan tertinggi di tangan MPR (namun pada nyataannya tidak di tangan rakyat), tetapi kekuasaan
yang sangat besar malah ada pada Presiden, hal tersebut karena adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes"
(yang dapat menimbulkan multitafsir), dan kenyataan rumusan UUD 1945 mengenai semangat
penyelenggara negara yang belum didukung cukup ketentuan konstitusi.
Tujuan amandemen UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti kedaulatan
rakyat, tatanan negara, pembagian kekuasaan, HAM, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum,
dll yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan aspirasi bangsa. Amandemen UUD 1945
mempunyai kesepakatan yaitu tidak merubah Pembukaan UUD 1945, dan tetap mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga memperjelas sistem pemerintahan presidensial.
Dalam periode 1999-2002, terjadi 4 kali amendemen UUD 1945 yang ditetapkan dalam Sidang Umum
dan Sidang Tahunan MPR yaitu:

• Pada Sidang Umum MPR 1999, 14-21 Oktober 1999, Amandemen Pertama.

• Pada Sidang Tahunan MPR 2000, 7-18 Agustus 2000, Amandemen Kedua.

• Pada Sidang Tahunan MPR 2001, 1-9 November 2001, Amandemen Ketiga.

• Pada Sidang Tahunan MPR 2002, 1-11 Agustus 2002, Amandemen Keempat.

HASIL AMANDEMEN UUD 1945


Amandemen Pertama
Perubahan ini meliputi 9 pasal, 16 ayat yang Ditetapkan pada tanggal 19-Oktober-1999, yaitu:
Pasal 7: Tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden

• Pasal 13 ayat 2 dan 3: Tentang Penempatan dan Pengangkatan Duta

• Pasal 5 ayat 1: Tentang Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR

• Pasal 14 ayat 1: Tentang Pemberian Grasi dan Rehabilitasi

• Pasal 15: Tentang Pemberian tanda jasa, gelar, serta kehormatan lain

• Pasal 9 ayat 1 dan 2: Tentang Sumpah Presiden dan Wakil Presiden

• Pasal 21: Tentang Hak DPR untuk mengajukan RUU

• Pasal 14 ayat 2: Tentang Pemberian abolisi dan amnesty

• Pasal 20 ayat 1-4: Tentang DPR

• Pasal 17 ayat 2 dan 3: Tentang Pengangkatan Menteri

Amandemen Kedua
Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 18-Agustus-2000, yaitu:

• Bab IX A: Tentang Wilayah Negara

23
• Bab VI: Tentang Pemerintahan Daerah

• Bab XA: Tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

• Bab VII: Tentang Dewan Perwakilan Daerah (DPR)

• Bab XV: Tentang Bahasa, Bendera, Lagu Kebangsaan dan Lambang Negara

• Bab X: Tentang Penduduk dan Warga Negara

• Bab XII: Tentang Pertahanan dan Keamanan

Amandemen Ketiga
Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 9-November-2001, yaitu:

• Bab II: Tentang MPR

• Bab I: Tentang Bentuk dan Kedaulatan

• Bab VIII A: Tentang BPK (Badan Pemeriksa keuangan)

• Bab III: Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara

• Bab VII A: Tentang DPR

• Bab V: Tentang Kementrian Negara

• Bab VII B: Tentang Pemilihan Umum

Amandemen Keempat
Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. yang
Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada Amandemen keempat ini ditetapkan bahwa:

UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan pada 18-Agustus-1945
dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18-Agustus-2000 pada
Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. pengubahan substansi pasal 16
serta penempatannya ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV tentang
"Dewan Pertimbangan Agung" dihapus.

Naskah Undang-Undang Dasar 1945


Sebelum amandemen, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16
ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri
dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah dilakukan 4 kali amandemen, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan
Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan.

24
Toleransi antar umat beragama

Manusia merupakan makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial
manusia diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu / manusia lain dalam rangka memenuhi
kebutuhan. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan
dengan kelompok-kelompok yang berbeda dengannya salah satunya adalah perbedaan kepercayaan /
agama.
Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat
terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan agama atau ras. Dalam rangka menjaga
persatuan dan kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati,
sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 telah disebutkan bahwa "Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya" Sehigga kita sebagai warga Negara sudah sewajarnya saling
menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi menjaga keutuhan Negara dan
menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama.
Toleransi berasal dari bahasa latin dari kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu.
Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang
dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang berbeda atau tidak
dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat. Misalnya toleransi beragama dimana penganut
Agama mayoritas dalam sebuah masyarakat mengizinkan keberadaan agama minoritas lainnya. Jadi
toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai
keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
Istilah toleransi juga dapat digunakan dengan menggunakan definisi "golongan / Kelompok" yang lebih
luas, misalnya orientasi seksual, partai politik, dan lain-lain. Sampai sekarang masih banyak kontroversi
serta kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum konservatif atau liberal.

Pada sila pertama dalam Pancasila, disebutkan bahwa bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan
kepercayaan masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena Semua agama menghargai manusia
oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai. Sehingga terbina kerukunan hidup
anatar umat beragama.
Contoh Perwujutan Toleransi Beragama:
• Memahami setiap perbedaan.
• Sikap saling tolong menolong antar sesama umat yang tidak membedakan
suku, agama, budaya maupun ras.
• Rasa saling menghormati serta menghargai antar sesama umat manusia.
Contoh pelaksanaan Toleransi Beragama:
• Memperbaiki tempat-tempat umum
• Kerja bakti membersihkan jalan desa
• Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
• Menolong orang yang terkena musibah atau bencana alam

25
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita praktekkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan
serta tidak menyinggung keyakinan pemeluk agama lain. melalui toleransi diharapkan terwujud
ketertiban, ketenangan dan keaktifan dalam menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan
masing-masing..

Toleransi Umat Beragama di Indonesia


Pandangan ini muncul dilatarbelakangi oleh semakin meruncingnya hubungan antar umat beragama di
indonesia. Penyebab munculnya ketegangan antar umat beragama tersebut antara lain:
• Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
• Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan
masyarakat.
• Sifat dari setiap agama, yang mengandung misi dakwah dan tugas dakwah.
• Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
• Para pemeluk agama tidak mampu mengontrol diri, sehingga tidak menghormati bahkan
memandang randah agama lain.
• Kecurigaan terhadap pihak lain, baik antar umat beragama, intern umat beragama, atau antara
umat beragama dengan pemerintah.

Pluralitas agama hanya dapat dicapai seandainya masing-masing kelompok bersikap lapang dada satu
sama lain. Sikap lapang dada dalam kehidupan beragama akan memiliki makna bagi kemajuan
dan kehidupan masyarakat plural, apabila ia diwujudkan dalam:
• Sikap saling mempercayai atas itikad baik golongan agama lain.
• Sikap saling menghormati hak orang lain yang menganut ajaran agamanya.
• Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasan kelompok agama lain yang
berbeda, yang mungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan dan kebiasaan sendiri.

Contoh Toleransi Umat Beragama dalam Kehidupan Nyata


Toleransi antarumat beragama antara pemeluk Agama Islam dan Kristen di Gereja Kristen Jawa
(GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al Hikmah, Serengan, Kota Solo, Jateng. yang tercipta sejak dahulu.
"Dua bangunan tersebut berdampingan serta memiliki alamat yang sama, yaitu di Jalan Gatot Subroto
Nomor 222, Solo,"
Namun Perbedaan keyakinan tidak menyurutkan semangat pemeluk Kristen dan Islam setempat untuk
saling menjaga kerukunan, menghormati dan mengembangkan sikap toleransi. Bangunan Masjid Al
Hikmah didirikan pada tahun 1947 sedangkan GKJ Joyodingratan didirikan 10 tahun sebelumnya atau
sekitar 1937. namun Toleransi antarumat beragama telah tercipta sejak lama disini.
Misalnya saat pelaksanaan Idul Fitri yang jatuh pada Minggu. Pengelola gereja langsung menelepon
pengurus masjid untuk menanyakan soal kepastian perayaan Idul Fitri. Kemudian pengurus gereja
merubah jadwal ibadah paginya pada Minggu menjadi siang hari, agar tidak mengganggu umat Islam
yang sedang menjalankan shalat Idul Fitri.

Contoh lainnya adalah pengurus masjid selalu membolehkan halaman Masjid untuk parkir kendaraan
bagi umat kristiani GKJ Joyoningratan saat ibadah Paskah maupun Natal.

26
hal tersebut merupakan contoh kecil toleransi antarumat beragama yang hingga saat ini terus dipelihara.
Baik pihak gereja maupun Pihak masjid, saling menghargai dan memberikan kesempatan untuk
menjalankan ibadah dengan khusyuk dan lancar bagi masih-masing pemeluknya. seandainya terdapat
oknum tertentu yang akan mengusik kerukunan antar umat beragama di tempat tersebut, baik pihak
masjid maupaun gereja akan bergabung untuk mencegahnya.

27
Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan dan Kesatuan Bangsa - Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk, ditandai
dengan banyaknya suku, etnis, budaya, agama, adat istiadat di dalamnya. Di sisi lain, Bangsa Indonesia
dikenal memiliki masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang
budaya (cultural background) beragam. Multikulturalitas dan Kemajemukan ini menggambarkan
banyaknya keragaman yang ada. Bila dikelola secara benar, keberagaman dapat menghasilkan energi
yang luar biasah besar. Namun sebaliknya bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas dapat menghasilkan perpecahan. oleh karena itu Persatuan dan Kesatuan adalah hal
yang mutlak bagi bangsa indonesia.
Pengertian Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata "satu" yang memiliki arti utuh atau tidak terpecah-belah. Kata
Persatuan sendiri bisa diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk
menjadi satu. Sedangkan Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan
utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Dengan demikian persatuan dan kesatuan
memiliki makna "bersatunya berbagai macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang
utuh dan serasi". Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dapat diartikan sebagai persatuan bangsa /
negara yang menduduki wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, istilah "Persatuan Indonesia" merupakan faktor kunci
yaitu sebagai sumber motivasi, semangat dan penggerak perjuangan Indonesia. Hal tersebut juga
tercantum pada Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: "Dan perjuangan pergerakan Indonesia tlah
sampelah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia kdepan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur".
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah tampak saat proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
yang juga merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). dalam Pasal 1
ayat 1 UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa, "Negara Indonesia
merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik". selanjutnya ditegaskan dalam Sila ketiga
Pancasila tentang tekad bangsa Indonesia mewujudkan persatuan tersebut.

Makna Persatuan dan Kesatuan


Di dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, terdapat 3 makna penting di dalamnya, yaitu:
• Menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan dan sikap saling tolong menolong antar sesama dan
bersikap nasionalisme.
• Menjalin rasa kemanusiaan memiliki sikap saling toleransi serta keharmonisan untuk hidup
secara berdampingan.
• Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi satu sama lain..

Prinsip Persatuan dan Kesatuan


Jika dikaji lebih jauh, dari arti dan makna persatuan dan kesatuan terdapat beberapa prinsip persatuan
dan kesatuan dari keberagaman di Indonesia yang juga harus kita hayati:

28
Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita harus mencintai bangsa Indonesia, namun hal tersebut bukan berarti kita harus mengagung-
agungkan bangsa kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada negara lain karena
pandangan seperti itu akan mencelakakan sebuah bangsa. karena sikap tersebut bertentangan dengan
sila kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari
berbagai agama, suku, adat istiadat dan bahasa yang majemuk. Hal itu mewajibkan kita untuk saling
menghargai dan bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. kita memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap
diri kita sendiri, terhadap sesama manusia, dan tanggung jawab dalam hubungannya dengan Tuhan
YME.
Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan
pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera, adil dan makmur. Karena Persatuan merupakan
modal dasar pembangunan nasional.
Prinsip Wawasan Nusantara
Melalui wawasan nusantara, kedudukan masyarakat Indonesia diletakkan dalam kerangka kesatuan
politik, budaya, ekonomi, sosial serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan ini, manusia Indonesia
merasa satu, sebangsa senasib sepenanggungan, dan setanah air, serta memiliki satu tekad dalam
mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

Tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol:


Perasaan senasib
Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang berada dalam masa penjajahan (pemerintahan
kolonial). Kondisi tersebut telah melahirkan rasa memiliki perasaan senasib untuk bebas dari cekraman
penjajah. Perasaan Senasib sepenanggungan ketika sama-sama merasakan penjajahan menjadikan
mereka bersatu untuk berjuang melawan penjajah tanpa memandang latar belakang agama, suku, asal-
usul etnis, bahasa maupun golongan.
Sumpah Pemuda
Kebulatan tekad untuk menciptakan Persatuan Indonesia kemudian tercermin di ikrar Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang diprakarsai oleh pemuda perintis kemerdekaan yang
berbunyi:
• Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu Tanah Air Indonesia.
• Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia.
• Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.

Sampai sekarang Sumpah Pemuda sering disebut sebagai pangkal tumpuan cita-cita menuju Indonesia
merdeka. walaupun pada kenyataanya persatuan berkali-kali mengalami gangguan dan kerenggangan.

29
Kebangkitan Nasional
Kebangkitan Bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia merdeka yang sangat momunental ditandai
dengan lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pemuda
yang didirikan oleh Dr. Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA. Organisasi ini bersifat sosial,
ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan
yang bertujuan mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya
hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Setelah Organisasi Budi Utomo lahir kemudian
bermunculan organiasasi lain yang bertujuan mencapai Kemerdekaan Indonesia. Organisasi tersebut
adalah, Serikat Islam Tahun 1911, Muhammadiyah Tahun 1912, Indiche Partij Tahun 1911,
Perhimpunan Indonesia Tahun 1924, Partai Nasional Indonesia Tahun 1929, Partindo Tahun 1933 dan
sebagainya. Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak dalam bentuk
federasi seluruh organisasi politik / organisasi masyarakat yang ada yaitu permufakatan perhimpunan-
perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1927.
Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi dari
perjuangan bangsa Indonesia, ini berarti bahwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai
puncaknya pada saat diproklamasikan. Puncak bukanlah akhir, oleh karena itu perjuangan belum selesai
karena itu kita sebagai generasi muda harus tetap berjuang untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan di segala bidang kehidupan. Proklamasi memiliki makna bahwa bangsa Indonesia telah
berhasil melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan sejak saat itu bangsa Indonesia bebas
menentukan nasibnya sendiri tanpa campur dari negara lain.
Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Bangsa adalah sebagai alat untuk mencapai cita-cita proklamasi
kemerdekaan yakni masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Karena Persatuan sangatlah penting
untuk mencapai kesejahteraan bagi sebuah negara.

30
Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan (moto) yang dimiliki bangsa Indonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuno dan seringkali diartikan dengan kalimat "Berbeda-beda tetapi tetap satu".
Jika Diterjemahkan per kata, kata bhinneka memiliki arti "beraneka ragam" atau "berbeda-beda". Kata
neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" yang merupakan pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa
Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Jadi Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika
diterjemahkan "Beraneka Satu Itu",
Dimana kata Bhinneka Tunggal Ikan "Beraneka Satu Itu" bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada
hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ikan sering digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, suku, ras, bahasa daerah, kepercayaan
maupun agama.
Kalimat Bhinneka Tunggal Ikan sendiri merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu
kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular sekitar abad ke-14 semasa kerajaan Majapahit. Kakawin
ini merupakan kakawin yang mengajarkan toleransi umat beragama yaitu mengajarkan toleransi antara
umat Buddha dengan umat Hindu Siwa.
Bhinneka Tunggal Ika dalam Konteks Indonesia
Bangsa Indonesia beruntung telah memiliki falsafah bhinneka tunggal ika sejak dahulu ketika negara
barat masih mulai memerhatikan tentang konsep keberagaman. Indonesia merupakan negara yang
sangat kaya akan keberagaman. Jika dilihat dari kondisi alam saja Indonesia sangat kaya akan ragam
flora dan fauna, yang tersebar dari ujung barat samapai ujung timur serta dari ujung selatan ke utara di
terdapat sekitar 17508 pulau. Bangsa ini juga didiami lebih dari 1000 suku yang menguasai sekitar 77
bahasa daerah dan menganut berbagai agama dan kepercayaan. Keberagaman ini merupakan ciri khas
bangsa Indonesia. Atas dasar ini, para pendiri / proklamator bangsa sepakat untuk menggusunug
bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia.
Karena Bagi setiap masyarakat Indonesia, semboyan Bhineka Tunggal Ika dapat dijadikan sebagai
dasar guna melaksanakan perwujudan terhadap kerukuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Selayaknya,
kita mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dengan cara menjalani kehidupan dengan
saling menghargai dan menghormati setiap individu / warga negara, terlepas dari setiap perbedaan yang
ada, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena hal ini bisa menimbulkan konflik dan menjadi
sumber atau awal pemecah kesatuan bangsa.
Dengan Bhineka Tunggal Ika Rakyat Indonesia dilarang saling mendiskriminasi dengan memandang
perbedaan suku, bentuk wajah, warna kulit, agama, dan lain sebagainya. Karena Semua rakyat indonesia
perlu memiliki kesadaran bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari banyak keragaman. Oleh karenanya
semua rakyat indonesia harus menanamkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam hati, serta
menyingkirkan dan membuang sikap egois yang selalu mengutamakan diri sendiri atau
menomorsatukan asal daerahnya dan menganggap daerah lain tidak lebih penting daripada daerahnya.
Sekian Artikel tentang Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika, semoga artikel diatas dapat
bermanfaat bagi sobat MARKIJAR.Com dan dapat memberikan pengetahuan mengenai arti pentingnya
mengamalkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Karena dengan mengamalkan semboyan ini, maka
negara Indonesia dapat menjadi suatu negara yang kuat oleh persatuan dan kesatuan, serta tidak akan
mudah terpecah belah / terprovokasi oleh pengaruh negatif yang berasal dari dalam maupun atau luar
negeri.

31
1. Patriotisme dan Nasionalisme

Bangsa Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah yang panjang. Mulai dari zaman kerajaan,
penjajahan sampai ke zaman kemerdekaan. Tentunya tak mudah untuk mencapai kemerdekaan,
Perjuangan yang kuatlah yang dapat membawa bangsa indonesia mewujudkan cita citanya. Peran serta
seluruh rakyat Indonesia tak lepas dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Karena Sifat
Nasionalisme dan Patriotisme Rakyat merupakan kunci penting untuk memperoleh kemerdekaan dan
mempersatukan seluruh elemen bangsa Indonesia.
Pengertian Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata "Patriot" dan "isme" dalam bahasa Indonesia yang berarti jiwa
kepahlawanan atau sifat kepahlawanan. serta kata "Patriotism" dalam bahasa Inggris yang berarti sikap
pantang menyerah, gagah berani, dan rela berkorban demi bangsanya. Patriotisme merupakan sikap
yang bersumber dari perasaan cinta tanah air, sehingga menimbulkan rasa rela berkorban untuk
bangsanya.

Terdapat dua bentuk Patriotisme:


Constructive Patriotisme (Patriotisme Konstruktif) keterikatan kepada bangsa atau negara dengan
tetap menjunjung tinggi toleran terhadap kritikan, sehingga bisa membawa perubahan positif bagi
kesejahteraan bersama.
Blind Patriotism (Patriotisme Buta) keterikatan kepada bangsa atau negara tanpa memperdulikan
toleran terhadap kritik, seperti dalam ungkapan: "benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus
didukung sepenuhnya". sehingga hal tersebut bisa membawa peperangan dan kehancuran dunia.
Masa Damai (Pasca kemerdekaan) Sikap patriotisme pada masa damai dapat diwujudkan salah satunya
dengan cara: memajukan pendidikan, menegakkan hukum dan kebenaran, memberantas kemiskinan
dan kebodohan, memelihara persaudaraan maupun persatuan,
Masa Perang (Darurat) Sikap patriotism pada masa perang (darurat) dapat diwujudkan dengan cara:
ikut berperang secara fisik melawan penjajah, petugas logistik, menjadi petugas dapur umum, menolong
tentara (TNI) yang terluka, dsb.
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme bersumber dari kata "nasional" dan "isme" yaitu paham kebangsaan yang memiliki arti:
semangat dan kesadaran cinta tanah air, memelihara kehormatan bangsa, mempunyai kebanggaan
sebagai penduduk bangsa, mempunyai rasa solidaritas kepada musibah dan kekurang terhadap saudara
sebangsa dan senegaranya.
Sedangkan Menurut Ensiklopedi Bahasa Indonesia: Nasionalisme merupakan sikap sosial dan
politik dari sekelompok bangsa yang memiliki kesamaan bahasa, wilayah, kebudayaan serta kesamaan
tujuan dan cita-cita dengan meletakkan kesetiaan yang tinggi terhadap kelompok negaranya.

Terdapat Dua macam nasionalisme:


Nasionalisme dalam arti luas
Paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airn nya
dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bangsa lain di dunia. Nasionalisme arti luas
mengandung prinsip-prinsip: kebersamaan, persatuan, kesatuan, dan demokrasi.
Nasionalisme dalam arti sempit

32
Merupakan Paham kebangsaan yang sangat berlebihan (over) dengan menganggap bangsanya sendiri
lebih hebat dari bangsa lain. Paham ini biasa disebut dengan istilah "Chauvinisme". Istilah tersebut
pernah dianut di Jerman (pada masa Adolf Hitler), Jepang (pada masa Tenno Haika), Italia (pada masa
Bennito Mussolini).

Contoh bentuk nasionalisme:


Nasionalisme kewarganegaraan merupakan sejenis nasionalisme dimana negara mendapat kebenaran
politik dari penyertaan (partisipasi) aktif rakyatnya
Nasionalisme agama adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari
persamaan agama. Misalnya, di India Nasionalisme bersumber seperti yang diamalkan oleh pengikut
partai BJP bersumber dari agama Hindu. sedang di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari
persamaan agama mereka yaitu Katolik.
Nasionalisme etnis merupakan sejenis nasionalisme dmana negara mendapat kebenaran politik
dari etnis atau budaya asal sebuah masyarakat.
Nasionalisme kenegaraan adalah variasi nasionalisme kewarganegaraan, yang selalu digabungkan
dengan nasionalisme etnis.
Nasionalisme Budaya merupakan sejenis nasionalisme dimana negara mendapat kebenaran politik
dari budaya bersama dan tdak bersifat turun tmurun seperti ras, bahasa atau warna kulit.
Nasionalisme romantik (biasah disebut nasionalisme identitas atau nasionalisme organik) merupakan
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah yang
merupakan ekspresi dari sebuah ras atau bangsa.
Penerapan Nasionalisme dan Patriotisme dalam Kehidupan Berbangsa
Nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan kehidupan yang
cakupannya meliputi negara dan bangsa. Bentuk paling menonjol dari penerapan nilai-nilai tersebut
adalah berani berkorban untuk memajukan masyarakat, bangsa maupun negara.
Agar dapat menerapkan nilai patriotisme dan nasionalisme, seseorang harus mengutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Melihat begitu pentingnya patriotisme dan
nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak mengherankan jika kedua hal tersebut
perlu ditanamkan pada seluruh komponen bangsa.
Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan jiwa patriotisme dan
nasionalisme kepada semua elemen Bangsa (Indonesia):
• Memelihara semangat, disiplin, tekad, dan meningkatkan partisipasi aktif dalam
pelaksanaan pembangunan.
• Meningkatkan disiplin nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka menumbuhkan sikap
mental kesetiakawanan sosial, tepa selira, tenggang rasa, dan rasa tanggung jawab.
• Melakukan pendidikan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab.
Selain ketiga cara diatas, penerapan prinsip patriotisme dan nasionalisme dapat dilakukan dengan cara
Pewarisan dan Keteladanan.

Cara Pewarisan
Cara pewarisan dilakukan dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang dapat menumbuh
kembangkan jiwa patriotisme dan nasionalisme pada generasi muda. Kegiatan tersebut seperti

33
mengenal perjuangan tokoh-tokoh pahlawan, mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti museum,
dan tapak tilas perjuangan bangsa.
Sikap nasionalisme dan patriotisme hanya didapat pada orang yang meletakkan nasionalisme dan
patriotisme sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Sikap tersebut perlu ditanamkan sejak dini. dan
dapat diwujudkan di berbagai lingkungan, baik di sekolahan, lingkungan keluarga, masyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.
Wujud sikap Patriotisme dan Nasionalisme di lingkungan keluarga:
• mendengarkan nasihat orang tua.
• membantu orang tua.
• menghormati dan menghargai orang tua.
• menjaga nama baik keluarga.
Wujud sikap Patriotisme dan Nasionalisme di lingkungan sekolah:
• menghormati guru;
• mengikuti upacara bendera dengan baik;
• menjaga keamanan lingkungan kelas.
• melaksanakan tata tertib sekolah;
Wujud sikap Patriotisme dan Nasionalisme di lingkungan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara:
• menghargai lagu kebangsaan;
• bangga memiliki kebudayaan nasional;
• menghormati bendera kenegaraan;
• mencintai produksi dalam negeri;
• berani membela kebenaran dan keadilan.
• menjaga dan melestarikan benda-benda bersejarah;
• menghormati jasa para pahlawan;
Cara Keteladanan
Dalam hal ini generasi sebelumnya memberikan keteladanan (contoh) sikap hidup yang mencerminkan
patriotisme dan nasionalisme. Keteladanan dapat diberikan di berbagai aspek lingkungan, seperti
masyarakat, sekolah dan keluarga.
Keteladanan di lingkungan keluarga biasanya diberikan oleh ibu, ayah, atau anak yang lebih tua.
Contoh keteladanan di lingkungan keluarga:

• seorang kakak yang memberi teladan / contoh yang baik dalam hal kegiatan keagamaan.
Keteladanan di lingkungan sekolah biasanya diberikan oleh Senior kelas (Kakak Kelas), guru
maupun kepala sekolah. Contoh keteladanan di lingkungan.

• Turut serta secara aktif pada gerakan pramuka.


Keteladanan di lingkungan masyarakat biasanya diberikan oleh tokoh masyarakat. Contoh
keteladanan di lingkungan masyarakat.

• Turut serta secara aktif pada gerakan Karang Taruna.

34
2. Sistem Sosial Budaya Indonesia

Sistem sosial budaya Indonesia merupakan totalitas nilai, tata laku dan tata sosial manusia Indonesia
yang mampu mewujudkan pandangan falsafah dan hidup negara (Pancasila) ke dalam segala elemen
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Asas Sistem Sosial dan Budaya Indonesia
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan telah lahir jauh sebelum lahirnya
masyarakat Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda merupakan bukti jelas, Acara ini merupakan
konsensus nasional yang dapat membuat masyarakat Indonesia terintegrasi pada gagasan Bineka
Tunggal Ika.
Konsensus merupakan persetujuan atau perjanjian yang bersifat umum tentang aturan, nilai-nilai, dan
norma-norma dalam menentukan sejumlah upaya dan tujuan untuk mencapai peranan yang harus
dilakukan serta imbalan tertentu dalam suatu sistem sosial.
Model integrasi atau Model konsensus yang menekankan akan unsur norma dan legitimasi memiliki
landasan tentang masyarakat, yaitu sebagai berikut:
• Setiap unsur masyarakat memiliki fungsinya masing-masing dalam kehidupan masyarakat
tersebut sebagai suatu sistem keseluruhan
• Keberlangsungan masyarakat itu berasaskan pada kerja sama dan mufakat akan nilai-nilai
• Setiap masyarakat memiliki suatu struktur yang abadi dan mapan
• Unsur dalam masyarakat itu seimbang dan terintegrasi

Apabila pernyataan tersebut dikaji mendalam, peristiwa Sumpah Pemuda dapat dikatakan merupakan
konsensus nasional yang mendapat perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia yang didasarkan
pada 5 asas penting, yaitu:
1. Asas persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia terdiri adri beraneka ragam budaya, suku, adat istiadat daerah, bahasa,
Agama dan sebagainya yang telah membentuk Negara Republik Indonesia dan meletakkan
persatuan dan kesatuan sebagai asas sosial budayanya.
2. Asas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha (Tuhan YME) Esa lah manusia dapat mencapai segalanya
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sebab pada akhirnya apa yang diperoleh
manusia, masyarakat, bangsa, dan Negara, bahkan kemerdekaan semua itu merupakan rahmat
Tuhan YME.
3. Asas kedaulatan rakyat
Dalam menjalankan Kehidupan baik itu pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa atau
bernegara selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam rangka
mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Asas merdeka
Kemerdekaan merupakan hak segala bangsa, karena itu kehidupan pribadi, masyarakat, dan
berbangsa yang bebas itu tetap harus mempunyai tanggung jawab dan kewajiban
bermasyarakat, bernegara dan berbangsa yang menghormati, menghargai dan menjunjung
tinggi kemerdekaan tersebut.
5. Asas adil dan Makmur

35
Setiap warga dalam kehidupan harus memiliki kehidupan yang layak dan adil sehingga
pendidikan, pekerjaan, kesehatan, pakaian, pangan, perumahan serta kepercayaan terhadap
Tuhan menjadi hak yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyarakat, berbangsa maupun
bernegara.

Unsur-unsur Sistem Sosial Budaya


Menurut Alvin L. Bertrand terdapat Sepuluh unsur sistem sosial, yaitu:
• Perasaan (sentiment)
• Norma Tujuan
• Tujuan
• Keyakinan (pengetahuan)
• Status dan peranan
• Tingkatan atau pangkat (rank) Status dan peranan
• Sanksi
• Tekanan ketegangaan (stress strain)
• Kekuasaan atau pengaruh (power) Sanksi
• Sarana atau fasilitas
Sedangkan Menurut Bronislaw Malinowski terdapat empat unsur sistem sosial, yaitu:
• Organisasi ekonomi
• Sistem norma sosial, yang memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk bekerjasama
serta menyesuaikan diri
• Organisasi politik
• Alat atau Lembaga Pendidikan (Keluarga)

Fungsi Sistem Sosial Budaya


Fungsi sistem Sosial Budaya adalah untuk mengatur, menata dan juga menetapkan tidakan serta tingkah
laku di masyarakat. Proses pembelajaran sistem ini dilakukan dengan pembudayaan atau pelembagaan
yang bertujuan agar dapat menyesuaikan diri (sikap dan pikiran) denngan norma adat, dan peraturan
yang hidup dan berlaku di lingkungan kebudayaannya.

Proses pembelajaran dilakukan sejak kecil dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
seterusnya. Dimulai dari meniru apapun yang ada di lingkungan keluarga kemudian tindakan (tingkah)
tersebut akan menimbulkan dorongan untuk di implementasikan kedalam kepribadian sehingga menjadi
norma dan pola yang mengatur tindakan yang dibudayakan.

36
3. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan NKRI

Sebagai seorang warga negara yang cintai terhadap tanah air, semestinya kita wajib mengetahui
mengenai NKRI walaupun hanya secara sederhana (ringkas) saja. Artikel dibawah ini akan menambah
pengetahuan serta wawasan sobat mengenai Pengertian, Fungsi, dan Tujuan NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia). di dunia ini ada banyak bentuk kenegaraan antara lain: negara dominion, negara
serikat, negara uni, negara protektorat, serta trust dan mandat. Sedangkan bentuk negara yang dipakai
oleh Indonesia ialah negara kesatuan dengan bentuk republik. bentuk tersebut tercantum dalam UUD
1945 Pasal 1 Ayat 1.
Pengertian NKRI
Berdasarkan latar belakang terbentuknya Indonesia, bisa disimpulkan bahwa NKRI merupakan suatu
bentuk negara yang terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan
serta budaya yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Sedang Istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia menutut UUD 1945 Pasal 1 (1)berbunyi
sebagai berikut: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Ketentuan ini
dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan kabupaten,
yang tiap-tiap kota, kabupaten dan provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang.
Secara umum fungsi dan Tujuan negara ialah:

Fungsi negara
• Menegakkan keadilan melaui lembaga-lembaga peradilan yang sesuai dengan undang-undang.
• Mengusahakan kemakmuran, kesejahteraan, serta keadilan bagi rakyatnya.
• Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah hal-hal buruk dalam
masyarakat. Dalam kasus ini negara berperan sebagai stabilisator, yakni pihak yang
menstabilkan keadaan di masyarakat.
• Mempertahankan tegaknya kedaulatan negara serta mengantisipasi kemungkinan adanya
serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup negara.
Tujuan negara:
• Untuk mencapai kesejahteraan umum
• Untuk melaksanakan ketertiban umum
• Untuk memperluas kekuasaan.

Tujuan negara menurut Ahli:


Tujuan Negara Menurut ajaran Plato
• Tujuan Negara Yaitu mewujudkan kesusilaan manusia sebagai makhluk sosial dan individu.
Tujuan Negara Menurut Rousseau
• Tujuan negara ialah menciptakan persamaan dan kebebasan bagi warga negaranya.
Tujuan Negara Menurut Roger H. Soltau
• Tujuan Negara Yaitu memungkinkan rakyatnya berkembang dan mengembangkan daya
ciptanya sebebas mungkin.

37
Tujuan Negara Menurut Shan Yang dan Machiavelli
• Negara Bertujuan untuk memperluas kekuasaan sehingga rakyat wajib mau berkorban untuk
kejayaan negara.
Tujuan Negara Menurut Harold J. Laski
• Negara memiliki tujuan untuk menciptakan keadaan yang baik agar rakyatnya bisa mencapai
keinginan secara maksimal.
Tujuan Negara Menurut ajaran Negara Hukum
• Tujuan Negara ialah menyelenggarakan ketertiban hukum yang berlaku di negara tersebut.
Tujuan Negara Menurut ajaran Teokratis
• Tujuan Negara yaitu mencapai hidup yang tenteram dan aman dengan taat kepada Tuhan YME.
Tujuan Negara Menurut ajaran Negara Polis
• Tujuan Negara yaitu mengatur ketertiban serta keamanan di dalam negara.
Tujuan Negara Menurut Agustinus dan Thomas Aquinas
• Tujuan Negara ialah mencapai kehidupan dan penghidupan yang aman dan tentram dengan taat
dan dibawah pimpinan Tuhan YME.
Tujuan Negara Menurut ajaran Negara Kesejahteraan
• Tujuan Negara ialah mewujudkan kesejahteraan umum.

Tujuan NKRI
Tujuan nasional Negara Indonesia sesuai dengan yang tertulis di pembukaan UUD 1945, yaitu:
• Memajukan kesejahteraan umum.
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
• Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Fungsi NKRI
Berdasarkan tujuan nasional Negara Indonesia, maka fungsi NKRI dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Fungsi membentuk kelembagaan Negara
• Fungsi membuat UUD
• Fungsi menentukan anggaran pendapatan dan belanja negara
• Fungsi membuat undang-undang dan peraturan-peraturan umum
• Fungsi pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara
• Fungsi pertimbangan
• Fungsi pemerintahan menyelenggarakan kemakmuran
• Fungsi kehakiman
• Fungsi perencanaan (kegiatan pembangunan Negara).

38
4. Keberagaman bangsa Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras,
suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan
keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang
artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta didukung oleh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.

Pengertian Keragaman Indonesia


Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku
bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan
bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan
untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.

Faktor Penyebab keberagaman Bangsa Indonesia


Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di
wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa
memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut penelitian badan
statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang
yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta
kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat
mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa
dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan,
toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:
• Kondisi negara kepulauan
• Letak strategis wilayah Indonesia
• Perbedaan kondisi alam
• Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
• Keadaan transportasi dan kumunikasi

Keberagaman Agama, Kepercayaan dan Ras di Indonesia


Keberagaman ini antara lain di pengaruhi oleh letak geografis indonesia yang terletak di jalur
perdagangan internasional, serta kekayaan alam yang melimpah maka perdagang asing datang ke
Indonesia. Selain melakukan kegiatan perdagangan, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan
kepercayaan yang mereka yakni agama Budha dan Hindu masuk dibawa oleh bangsa India yang telah
lama berdagang dengan Indonesia, lalu menyusul para pedagang Gujarat yang menyebarkan agama
Islam. Kedatangan bangsa Eropa membawa agama katolik dan kristen, sedangkan pedagang cina
menyebarkan ajaran Kong Hu Chu. Berbagai agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya
masyarakat sudah mengenal kepercayaan sperti dinamisme maupun animisme. Juga sifat keterbukaan
masyarakat Indonesia terhadap budaya lain.
Keberagaman Ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-ciri fisik yang
sama. Manusia yang satu mempunyai perbedaan ras dengan manusia yang lainnya sebab adanya
perbedaan ciri-ciri fisik seperti bentuk rambut, warna kulit, bentuk badan, ukuran badan, bentuk mata,
warna mata, dan ciri fisik lainnya. Masyarakat indonesia memiliki keberagaman ras disebabkan oleh

39
kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti ras malayan-
mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa, bali,. Yang kedua adalah ras
malanesoid yang tersebar di daerah Papua, NTT dan maluku. Ketiga ras Kaukosoid yaitu orang India,
timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika. Terakhir yaitu ras Asiatic mongoloid seperti orang
Tionghoa, korea dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia, namun
terkadang mendiami wilayah tertentu.

Keberagaman suku bangsa dan budaya Budaya


Budaya mempunyai sifat yang universal. Hal tersebut berarti ada berbagai sifat umum yang melekat
dan menyatu pada setiap budaya yang ada dan dihasilkan. Beberapa sifat universal budaya tersebut di
antaranya :
• Kebudayaan brdasar pada lambang
• Kebudayaan merupakan milik bangsa
• Kebudayaan dapat terintegrasi
• Kebudayaan selalu berubah
• Kebudayaan bisa disesuaikan
• Kebudayaan adalah hasil belajar
• Kebudayaan bersifat nisbi dan relatif
Pada suatu budaya juga terdapat suatu pola prilaku yang biasa disebut patterm of behavior yang
merupakan tat cara masyarakat.

Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia


Pernahkah anda bepergian ke pulau-pulau atau daerah-daerah lain di penjuru Indonesia? Coba ceritakan
pengalaman anda ketika berkunjung ke lain pulau atau ke lain daerah tempat tinggal kalian.
Nah, dengan mengetahui pulau-pulau atau daerah-daerah di Indonesia kita dapat mengetahui perbedaan
secara kewilayahan dan perbedaan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Aspek kewilayahan menjelaskan, bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau besar kecil di dalamnya. Satu pulau dengan pulau yang
lain dipisahkan oleh bentangan laut yang sangat luas. Kondisi wilayah yang demikian menjadikan
keterpisahan antara satu bagian wilayah negara dengan wilayah negara yang lain dalam negara
Indonesia. Selain itu juga terdapatnya jarak yang jauh antara pusat dengan daerah. Terbawa oleh kondisi
kewilayahan tersebut, perlu disadari oleh semua pihak bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
sesungguhnya rawan terjadinya perpecahan (disintegrasi).
Aspek sosial budaya menjelaskan, bahwa masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam
perbedaan, baik perbedaan agama, suku, ras, bahasa dan kebudayaan. Kondisi sosial budaya yang
demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik. Kenyataan
juga menunjukkan, bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia sering terjadi konflik antar-kelompok
masyarakat yang dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan tersebut. Sampai saat ini, konflik-konflik
yang terjadi tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bangsa ini. Namun demikian kenyataan
semacam itu perlu manjadikan perhatian semua pihak agar dapat mempertahankan persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia tetap terjaga.
Dengan dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman yang ada di masyarakat
Indonesia yang ditujukan untuk mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa memiliki kesadaran akan keberagaman yang ada, bangsa
Indonesia bisa saja terjerumus ke arah perpecahan.

40
Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia
Sumber pengetahuan bagi dunia
Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki suatu masyarakat dan dilembagakan dalam suatu bentuk
artefak budaya yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan generasi penerusnya. Dengan artefak budaya
kita akan mengenal nilai-nilai masyarakat di masa lalu. Hal ini sangat penting untuk dijadikan sumber
pengetahuan. Bagi budayawan mauoun sejarawan, artefak budaya sangatlah penting dan harus
dilestarikan. Karena suatu artefak budaya dari masa lalu bisa menjadi sumber informasi berharga.
Identitas bangsa di mata internasional
Dengan kemajemukan budaya yang ada bisa menjadi identitas diri suatu bangsa. Kita tahu bahwa
bangsa australia adalah bangsa aborogin, hal itu merupakan salah satu identitas negara australian di
mata dunia. Kita tahu bahwa alat musik gitar akustik adalah ciri musik latin dari Amerika selatan. Itu
pun bisa menjadi ciri khas suatu bangsa. Oleh sebab itu, manfaat keberagaman budaya Indonesia ini
membuat indonesia memiliki banyak sekali artefak budaya yang bisa mengenalkan negara kita kepada
dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya melahirkan berbagai macam ide yang
berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
Memupuk sikap toleransi
Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari keberagaman budaya di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini. Dengan adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal
sikap toleransi dan rasa tolong menolong serta nasionalisme kita.
Menumbuhkan sikap nasionalisme
Perbedaan budaya yang ada dapat menciptakan rasa cinta tanah air, karena keanekaragam budaya
merupaka suatu kekayaan yang dimiliki suatu bangsa. Tidak hanya hasil tambang, komoditi ekspor
yang mempengaruhi pendapatan negara. Faktor budaya juga menjadi daya tarik dan kekayaan yang bisa
dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan kita akan nilai-nilai leluhur bangsa yang memiliki keunikan
dan kegunaannya masing-masing.
Ketika kita memandang bahwa keanekaragaman budaya merupakan suatu kekayaan, maka dengan
sendirinya kita akan berusaha menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga sikap memiliki dan
menghargai kekayaan bangsa dapat muncul di dalam diri kita.
Alat pemersatu bangsa
Dengan memiliki berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah belah tetapi
justru menambah kekayaan perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini merupakan kekayaan yang
mana tidak ada negara lain yang memiliki keanekaragaman budaya layaknya Indonesia. Bhineka
Tunggal Ika merupakan simbol pemersatu bangsa dan sangat menarik di mata bagsa bangsa dunia.
Untuk itulah sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan
bangsa kita tercinta ini. Janganlah kita biarkan perbedaan yang ada itu membuat kita lemah dan memicu
konflik, namun marilah kita bergandengan tangan menyongsong Indonesia yang Jaya, penuh harapan
dan jadi lebih baik. Amin.

41
5. Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga Pemerintah di Indonesia

Presiden
Tugas Presiden :
• Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
• Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan udara, laut dan darat.
• menjalankan pemerintahannya sesuai dengan UUD dan UU.
• memastikan apakah jajaran pemerintahannya temasuk kepolisian dan kejaksaan telah patuh
kepada UUD dan UU yang berlaku.
• Mengajukan Rancangan Undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
• Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan terhadap RUU bersama DPR serta
mengesahkan RUU menjadi UU.
• Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang
memaksa)
• Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Mahkamah Agung)
• Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
• Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
• Menyatakan perang serta membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain sesuai
dengan persetujuan DPR
• Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan
DPR
• Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
• Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU
• Meresmikan anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang dipilih oleh DPR dan
memperhatikan pertimbangan DPD.
• Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
• Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
• Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, Mahkamah Agung dan DPR
• Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan sudah disetujui
DPR

Kewenangan dan Kekuasaan Presiden :


• Mengangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan pertimbangan DPR.
• Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.
• Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan dari DPR.
• Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA (Mahkamah Agung).
• Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.
• Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.

42
• Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD / Angkatan Darat dan AL /
Angkatan Laut.
• Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh Undang-Undang
• Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak atau mempengaruhi beban
keuangan negara.
• Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR.
• Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur oleh UU.

Tanggungjawab Presiden :
• Membangun sebuah suksesi dengan terus menjaga kontinuitas kekuasaan, dengan
memperhatikan konstitusi maupun landasan ideology pancasila.
• Didorong untuk memperkuat konstitusi yang menjadi kontrak sosial seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. presiden dan kabinetnya bekerja keras untuk memberi kepastian kepada masyarakat,
bahwa pemerintahannya tunduk dibawah konstitusi UUD 1945 ( Hasil Amandemen ).

Fungsi presiden sebagai kepala Negara :


• Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.
• Menyatakan kondisi bahaya, Ketentuan dan akibat kondisi bahaya ditetapkan dengan UU.
• Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR.
• Mengangkat Duta dan Konsul, Dalam mengangkat Duta, memperhatikan pertimbangan DPR.
• Memberi rehabilitasi dan grasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.
• Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
• Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Hukum.
• Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah
sebagai pengganti UU.
• Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan persetujuan bersama DPR.
• Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama DPR untuk menjadi
UU.
• Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
• Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
• Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.
• Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
• Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
• Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas dasar
pertimbangan DPD.

43
• Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah mendapat
persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
• Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

Hak dan Kewaiban Presiden :


• Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD ( Pasal 4 ayat 1 )
• Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri ( pasal 17 ayat 2 )
• Menetapkan peraturan pemerintahan ( Pasal 5 ayat 2 )
• Membuat perjanjian internasional lainnya, dengan persetujuan DPR ( pasal 11 ayat 2 )
• Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL dan AU ( Pasal 10 )
• Memberi grasi dan rehabilitas dengan memperhatikan pertimbangan MA ( Pasal 14 ayat 1 )
• Menyatakan keadaan bahaya ( Pasal 12 ) Mengangkat duta dan konsul ( Pasal 13 ayat 1 ).
• Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 ayat 2 )
• Menerima penempatan duta Negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13
ayat 3 )
• Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa ( Pasal 9 ayat 1 )
• Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 14 ayat 2 )
• Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain dengan
persetujuan DPR ( Pasal 11 ayat 1 )
• Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dalam UU ( pasal 15 )
• Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada presiden ( Pasal 16 )
• Berhak mengajukan RUU kepada DPR ( Pasal 5 ayat 1 )

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Tugas dan wewenang MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat :

• Melantik presiden dan wakil presiden dalam sidang paripurna MPR

• Memilih dan melantik Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya
sampai habis masajabatanya.

• Mengubah dan menetapkan UUD

• Memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan untuk
menyampaikan penjelasan dalam Sidang Paripurna Majelis;

44
• Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;

• Memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatanya selambat-lambatnya dalam waktu
enam puluh hari;

• Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MK untuk memberhentikan p-residen dan


wakilnya dalam masa jabatanya dan wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan
alasannya didalam siding

Fungsi Anggota MPR RI :


• Berfungsi untuk mengubah atau mengganti Presiden yang tidak adil dalam menjalankan
tugasnya.
• Berfungsi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang baik, jujur, dan adil.

Hak-hak Anggota MPR RI :


• menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
• mengajukan usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
• memilih dan dipilih
• Protokoler
• imunitas
• membela diri
• keuangan dan administratif.

Kewajiban Anggota MPR RI :


• melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati
peraturan perundang-undangan

• memegang teguh dan mengamalkan Pancasila

• mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.

• melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.

• mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Tugas dan Wewenang DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) :

• Membahas dan memberikan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Peraturan Pernerintah
Pengganti Undang-Undang

• Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan


bersama

45
• Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak, pendidikan,
dan agama

• Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang.

• Mengundang DPD pntuk melakukan pembahasan rancangan undang-undang yang diajukan


oleh DPR maupun oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada huruf c, pada awal
pembicaraan tingkat I

• Menerima dan membahas usulan Rancangan UndangUndang yang diajukan oleh DPD yang
berkaitan dengan bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi Iainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah dan
mengikut sertakan dalam pembahasannya dalam awal pembicaraan tingkat I

• Memperhatikan pertimbangan DPD atas Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan


dan Belanja Negara dan Rancangan Undang-Undà ng yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama dalam awal pembicaraan tingkat I

• Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bersama Presiden dengan


memperhatikan pertimbangan DPD

• Mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan pendapat

• Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan DPD

• Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara


yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

• Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat

Hak-Hak Anggota DPR RI :


• Mengajukan rancangan undang-undang

• Menyampaikan usul dan pendapat

• Memilih dan dipilih

• Mengajukan pertanyaan

• Membela diri

• Protokoler

• Imunitas

• Keuangan dan administrative

46
Kewajiban Anggota DPR RI :

• Melaksanakan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan mentaati
segala peraturan perundang-undangan

• Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah

• Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.

• Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat

• Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan Republik
Indonesia

• Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat

• Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan

• Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya

• Mentaati kode etik dan Peraturan Tata tertib DPR

Fungsi Anggota DPR RI :


• Legislasi
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan untuk
membentuk undang-undang.
• Pengawasan
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang serta
APBN.
• Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak
memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan
oleh Presiden.

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Tugas DPD (Dewan Perwakilan Daerah):

• Dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.

• dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,


pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,
dan agama.

• ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang diajukan oleh
Presiden atau DPR.

47
• memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

• menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,


pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan undang-undang APBN,
pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

• ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
hal sebagaimana dimaksud dalam penjelasan diatas

Wewenang Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) :


• Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai pemilihan anggota BPK.

• Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemerkaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.

• Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU PABN dan RUU yang terkait dengan pajak,
pendidikan dan agama.

• Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah serta
menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR.

• Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK.

• Ikut membahas RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.

Hak-Hak Anggota DPD RI :


• Menyampaikan usul dan pendapat

• Memilih dan dipilih

• Membela diri

• Protokoler

• Imunitas

• Keuangan dan Administratif

Kewajiban Anggota DPD RI :


• Mengamalkan Pancasila

• Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dam menaati
segala peraturan perundang-undangan

48
• Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya

• Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan


Republik Indonesia

• Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

• Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan

• Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat

• Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah

• Menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD

• Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya

Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:

• menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

• mengusulkan pengangkatan hakim agung;


Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden atas persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua
merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan
anggota Komisi Yudisial adalah 5 tahun.

Tugas Komisi Yudisial ( KY ) :

• Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung

• Mengusulkan calon hakim agung kepada DPR untuk mendapat kan persetujuan dan selanjut
nya ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden

• Menjaga dan menegakkan kehormatan, kleluhuran martabat, serta perilaku hakim.

• Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR

• Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung

• Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung

• Menetapkan calon Hakim Agung

Wewenang Komisi Yudisial ( KY ) :

• Memutuskan pengangkatan hakim agung

49
• Mempunyai wewenang lain dalam rangka menegakkan kehormatan,keluhuran,martabat serta
perilaku hukum.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Tugas Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK ) :

• Memeriksa tanggungjawab tentang keuangan Negara. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan


kepada DPR

• Memeriksa tanggung jawab keuangan Negara apakah telah digunakan sesuai yang telah
disetujui DPR.

• Memeriksa tanggungjawab pemerintah tentang keuangan Negara

• Badan Pemeriksa Keuangan memeriksa semua pelaksanaan APBN

• Hasil pemeriksaan BPK diberitahukan kepada DPR

• Memeriksa semua pelaksanaan APBN

• Pelaksanaan pemerintah dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan UU

Wewenang Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK ) :


• Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang dan atau unit
organisasi yang mengelola keuangan negara.

• Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan pemerintah atau badan
swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap undang – undang.

• Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode etik pemeriksaan

• Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian Negara

• Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, menentukan


waktu dan metode pemeriksaan serta menyajikan laporan pemeriksaan.

Mahkamah Konstitusi (MK)


Tugas Mahkamah Konstitusi ( MK ) :

• Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai digaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Menurut UUD 1945.

• memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945

• memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.

• Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final

• untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Ungang Dasar,

50
Wewenang Mahkamah Konstitusi ( MK ) :
• Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945

• Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu

• Memutus pembubaran partai politik

• Memutus sengketa kewenangan antara lembaga-lembaga Negara, yang kewenangannya


diberikan oleh UUD 1945

Kewajiban Mahkamah Konstitusi ( MK ) :


Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden diduga:
1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa:
a. Penyuapan
b. Korupsi
c. penghianatan terhadap negara
d. atau tindak pidana lainnya
2. atau perbuatan tercela, dan/atau
3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Hak Mahkamah Konstitusi ( MK ) :


• Kesatuan masyarakat hukum adat (untuk pengujian UU)

• Perorangan warga negara Indonesia (untuk pengujian UU)

• Pemerintah (untuk pembubaran partai politik)

• Peserta pemilihan umum, baik pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD, maupun
pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (untuk perselisihan hasil pemilu)

• Badan hukum publik atau privat (untuk pengujian UU)

• Lembaga negara (untuk pengujian UU dan sengketa antar lembaga)

Fungsi Mahkamah Konstitusi ( MK ) :


• menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip konstitusionalitas hukum.

• untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari koridor konstitusi sehingga
hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu sendiri terkawal konstitusionalitasnya
Untuk menguji apakah suatu undang-undang bertentangan atau tidak dengan konstitusi.

• pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari penerapannya dalam ketatanegaraan
Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen
melainkan supremasi konstitusi.

51
Mahkamah Agung (MA)
Fungsi Anggota Mahkamah Agung ( MA ) :
Fungsi Peradilan

• Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, MA ialah pengadilan kasasi yang bertugas membina
keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi & peninjauan kembali guna
menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah Indonesia diterapkan secara
tepat, adil dan benar.

• Berkaitan dengan fungsi peradilan adalah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji dan menilai
secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu
peraturan perlu ditinjau dari isinya (materinya) dan bertentangan dengan peraturan dari tingkat
yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).

• Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan
memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.

Fungsi Mengatur

• Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-
undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau
kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27
Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985)

• Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk
mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang

Fungsi Pengawasan

• Mahkamah Agung menjalankan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua


lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan
diselenggarakan dengan seksama dan wajar serta berpedoman pada azas peradilan
yang cepat, sederhana dan biaya rendah, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa
dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan
Nomor 14 Tahun 1970).

• Mahkamah Agung melakukan pengawasan, kepada penegak pengadilan serta tingkah laku para
Hakim dan para pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pokok kekuasaan, Kehakiman, yaitu dalam hal Memeriksa,
menerima, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan
menerima keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi
teguran, peringatan serta petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi Kebebasan Hakim (Pasal
32 Undang-Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).

52
Fungsi Administratif

• Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan
Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun
1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah
Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35
Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.

• Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan
tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman).

Fungsi Nasehat
• Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada
pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25
Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).

• Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka
pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun
1985).

• Mahkamah Agung memberikan nasihat dan pertimbangan dalam bidang hukum kepada
Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun
1985).

• Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat
(1), Mahkamah Agung diberi kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden
selaku Kepala Negara.

Fungsi Lain-lain
• Selain tugas pokok untuk memeriksa, menerima dan mengadili serta menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun
1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung juga diserahi
tugas serta kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.

Kekuasaan Mahkamah Agung ( MA ) :


1. memeriksa dan memutus
a. permohonan kasasi;
b. sengketa tentang kewenangan mengadili;
c. permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
2. memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta maupun tidak, kepada Lembaga
Tinggi Negara.
3. menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang.
4. memberikan nasehat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara untuk pemberian atau
penolakan grasi.

53
5. melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.

Hak Mahkamah Agung (MA) :


• Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
oleh undang-undang;

• memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

• mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi

54
Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem Tata Negara / Sistem Pemerintahan memiliki tujuan untuk menjaga kestabilan suatu negara. Di
dunia ini terdapat beberapa macam sistem pemerintahan yang masing-masing mempunyai kelebihan,
kekurangan, karakteristik, serta perbedaan masing-masing. Sehingga diterapkan sesuai dengan kondisi
masing-masing negara, sistem ini dapat dibedakan menjadi :
• Parlementer
• Presidensial
• Semipresidensial
• Komunis
• Liberal
• Demokrasi liberal

Sistem pemerintahan merupakan cara pemerintah dalam mengatur segala yang berhubungan dengan
pemerintahan. Secara luas sistem pemerintahan bisa diartikan sebagai sistem yang menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum minoritas dan mayoritas, menjaga fondasi pemerintahan,
menjaga kekuatan politik, ekonomi, pertahanan, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang
kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut.
Secara sempit, Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari masyarakat.
Sehingga Sistem Pemerintahan bisa diartikan sebagai sebuah tatanan utuh yang terdiri dari bermacam
macam komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan serta memengaruhi dalam
mencapaian fungsi dan tujuan pemerintahan. Sistem ini bermanfaat untuk menjaga kestabilan
pemerintahan, pertahanan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen
Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara,
serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut. Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi,
kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR
mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar
kedudukannya, yaitu Presiden, Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

55
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum


diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan
negara indonesia, sebagai berikut:

• Sistem Konstitusional.

• Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).

• Kekuasaan tertinggi negara ada di tangan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).

• Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

• Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

• Presiden merupakan penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat)

• Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Dari tujuh kunci pokok sistem pemerintahan diatas, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan Presidensial. Sistem pemerintahan Presidensial ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru.
Ciri dari sistem pemerintahan Presidensial kala itu ialah adanya kekuasaan yang sangat besar pada
lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan persetujuan maupun pertimbangan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak
adanya pengawasan dan persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung mudah
disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak
positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga
mampu menciptakan pemerintahan yang solid dan kompak serta Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak
mudah jatuh atau berganti. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia pada
masa itu ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara
daripada keuntungan yang didapatkan.

56
Memasuki masa Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang
lebih baik (demokratis). Untuk itu, harus disusun pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi
(Pemerintah konstitusional). Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara itu berisi:

• Jaminan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.


• Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif.

Sistem pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 ialah dilakukannya amandemen pada UUD 1945. Latar belakang
tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (namun kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden,
adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (yang dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan
UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu ialah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara,
HAM, kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan, eksistensi negara hukum dan negara demokrasi, serta
hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945
dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan
susunan kenegaraan (staat structur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensil.

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of
power) kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Mahkamah Agung (MA), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Mahkamah Konstitusi (MK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).

Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen

Pada masa sekarang ini, bisa disebut sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi.
Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen ke 4
tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa
perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan
yang baru ini diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu pada tahun 2004.

57
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:

• Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.

• Bentuk negara kesatuan yang memiliki prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi menjadi beberapa provinsi.

• Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

• Presiden merupakan kepala negara yang sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

• Parlemen terdiri dari dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. DPR
mempunyai kekuasaan legislatif serta kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

• Kabinet / menteri diangkat oleh presiden serta bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil elemen-elemen dari sistem pemerintahan parlementer dan
melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan yang ada pada sistem presidensial.
Beberapa variasi sistem pemerintahan presidensial di Indonesia ialah sebagai berikut :

• Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.

• Parlemen mendapat kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak
anggaran (budget)

• Presiden sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap
memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun tidak secara langsung.

• Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu persetujuan dan pertimbangan DPR.

Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini (Setelah Diamandemen)


Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, "bahwa kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat".

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik".

Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya ialah Republik. Selain bentuk pemerintahan republik dan bentuk negara kesatuan,
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, "Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang Undang Dasar". Dengan demikian, sistem
pemerintahan di Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial.

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Namun
dalam praktiknya banyak elemen elemen dari sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam

58
sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan
yang berjalan di Indonesia ialah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara
sistem pemerintahan presidensial (mayoritas) dengan sistem pemerintahan parlementer (minoritas).
Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan Periodisasi
Sistem Pemerintahan, diantaranya :

• Tahun 1945-1949, Indonesia pernah menganut Sistem Pemerintahan Presidensial

• Tahun 1949-1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu

• Tahun 1950-1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan


demokrasi liberal

• Tahun 1959-1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial secara demokrasi


terpimpin.

• Tahun 1966-1998 (Orde Baru), Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial

Terdapat perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal tersebut diperuntukan dalam
memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru ini antara lain adanya pemilihan secara
langsung, mekanisme check and balance, sistem bikameral dan pemberian kekuasaan yang lebih besar
pada parlemen untuk melakukan pengawasan serta fungsi anggaran.

59
Kementerian dan Non-kementerian

Terdapat dua macam Lembaga pemerintahan negara di bawah pimpinan Presiden, yaitu lembaga
Kementerian yang dipimpin oleh seorang Menteri dan Non Kementerian yang dipimpin oleh ketua atau
kepala.

Lembaga Pemerintahan Kementrian


Kementrian merupakan lembaga Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan. Kementerian berkedudukan di Jakarta (ibukota negara) dan bertanggung jawab langsung
kepada presiden serta berada dibawah presiden.
Landasan hukum Kementerian di indonesia adalah Bab V Pasal 17 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa:

• Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.

• Menteri-menteri negara diangkat dan diperhentikan oleh Presiden.

• Setiap menteri membidangi urusan tertentu pada pemerintahan.

• Pembentukan, pengubahan, serta pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-


undang.

Selain itu Lembaga Pemerintahan kementerian juga diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi Kementerian Negara serta Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara.
Berikut Nama Lembaga Kementerian di Indonesia (Masa pemerintahan Joko Widodo - Muhammad
Jusuf Kalla) beserta tugasnya:
Kementerian koordinator yang memiliki tugas sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian-
kementerian yang berada dalam kewenangannya, adalah sebagai berikut :

• Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra)

• Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian)

• Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)

Kementerian yang memiliki tugas menangani urusan pemerintahan dengan nomenklatur


kementeriannya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945), adalah
sebagai berikut :

• Kementerian Pertahanan (Kemenhan)

• Kementerian Luar Negeri (Kemlu)

• Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)

Kementerian yang mempunyai tanggung jawab urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945), adalah sebagai berikut :

• Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)

60
• Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM)

• Kementerian Agama (Kemenag)

• Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)

• Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)

• Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)

• Kementerian Kehutanan (Kemenhut)

• Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

• Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

• Kementerian Keuangan (Kemenkeu)

• Kementerian Perdagangan (Kemendag)

• Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

• Kementerian Perindustrian (Kemenperin)

• Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu)

• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdiknas)

• Kementerian Sosial (Kemensos)

• Kementerian Pertanian (Kementan)

Kementerian yang bertugas mengurusi urusan pemerintahan sebagai bentuk penajaman,


koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah, adalah sebagai berikut :

• Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg)

• Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemenegpdt)

• Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora)

• Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemeneg PP & PA)

• Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)

• Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN)

• Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)

• Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM)

• Kementerian Lingkungan Hidup (Menlh)

• Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)

• Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN)

Kementerian yang dibubarkan, adalah sebagai berikut :

61
• Kementerian Penerangan, dibentuk saat proklamasi kemerdekaan (Kabinet Presidensial) dan
dibubarkan pada Kabinet Persatuan Nasional hingga sekarang.

• Kementerian Sosial, dibentuk saat proklamasi kemerdekaan (Kabinet Presidensial), sempat


dibubarkan pada Kabinet Persatuan Nasional, dan dibentuk kembali pada Kabinet Gotong
Royong hingga sekarang.

• Kementerian Kemakmuran, dibentuk saat proklamasi kemerdekaan (Kabinet Presidensial) dan


dibubarkan pada Kabinet Natsir hingga sekarang.

Kementerian yang dipisahkan/digabungkan, adalah sebagai berikut :


• Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Pekerjaan Umum pada Kabinet Kerja (2014)
digabung menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

• Kementerian Perdagangan serta Kementerian Perindustrian saat ini, sempat digabungkan


menjadi "Departemen Perindustrian dan Perdagangan" pada pertengahan perjalanan Kabinet
Pembangunan VI, yang kemudian dipisahkan kembali pada Kabinet Indonesia Bersatu hingga
sekarang.

Lembaga Pemerintah Non Kementerian


Lembaga Pemerintah Nonkementerian disingkat (LPNK), dulu bernama Lembaga Pemerintah
Nondepartemen (LPND), LPNK merupakan lembaga negara yang dibentuk guna menjalankan tugas
pemerintahan tertentu dari presiden. Kepala LPNK berada di bawah serta bertanggung jawab secara
langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat menteri yang mengoordinasikan nya.
LPNK sendiri merupakan lembaga negara di Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang tertentu yang tidak dilaksanakan oleh kementerian / instansi, bersifat strategis,
nasional, lintas instansi / kementerian, lintas sektor dan lintas wilayah. Selain itu, LPNK juga
menunjang tugas yang dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Susunan Organisasi dan Tata Lembaga Pemerintahan Non Kementerian terdiri sebagai berikut :
Kepala
Sekretariat Utama
Deputi
Inspektorat Utama.

Berikut Nama-Nama Lembaga Non Kementerian di Indonesia:

• Lembaga Administrasi Negara

• Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

• Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

• Lembaga Ketahanan Nasional

• Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

62
• Lembaga Sandi Negara

• Badan Intelijen Negara

• Badan Kepagawaian Negara

• Badan Pengawas Tenaga Nuklir

• Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

• Badan Koordinasi Pananaman Modal

• Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

• Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

• Badan Pertanahan Nasional

• Badan Pengawasan Obat dan Makanan

• Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

• Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

• Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

• Badan Nasional Penanggulangan Bencana

• Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

• Badan Pusat Statistik

• Badan SAR Nasional

• Badan Narkotika Nasional

• Badan Standardisasi Nasional

• Badan Tenaga Nuklir Nasional

• Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

• Arsip Nasional Republik Indonesia

• Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

63
Pengertian Eksekutif, Legislatif, Yudikatif Serta Fungsi dan
kekuasaanya

Pengertian Eksekutif, Legislatif, Yudikatif Serta Fungsi dan kekuasaanya - Indonesia merupakan
sebuah negara yang terdiri dari beberapa lembaga kenegaraan sesuai dengan fungsionlitasnya masing-
masing. Dalam melaksanakan roda pemerintahan, Indonesia dijalankan oleh sejumlah lembaga penting,
salah satunya adalah Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam struktur kepemerintahan Indonesia kita mengenal yang namanya Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif. Kesemuanya merupakan unsur-unsur struktural terpenting dalam pemerintahan Indonesia.
Mungkin masih ada masyarakat yang sebenarnya belum sepenuhnya memahami Pengertian dan
Fungsi Eksekutif, Pengertian dan Fungsi Yudikatif serta Pengertian dan Fungsi Legislatif.
Bagi Kalian yang belum begitu paham, melalui artikel ini kita akan mencoba menjelaskan kepada
Anda fungsi lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Berikut penjelasan ringkas yang akan kita
paparkan melalui kolom artikel ini terkait pengertian serta peran Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

Pengertian Eksekutif
Eksekutif merupakan salah satu cabang pemerintahan yang memiliki kekuasaan dan bertanggungjawab
untuk menerapkan hukum. Figur paling senior dalam sebuah cabang eksekutif disebut kepala
pemerintahan. Eksekutif dapat merujuk kepada administrasi, dalam sistem presidensiil (Seperti di
Indonesia), atau sebagai pemerintah, dalam sistem parlementer.
Di Indonesia Yang masuk dalam lingkaran eksekutif adalah presiden, wakil presiden serta jajaran
kabinet dalam pemerintahan. Jajaran kabinet dalam sebuah pemerintahan dalam hal ini pemerintahan
Republik Indonesia adalah para menteri yang telah ditunjuk dan dilantik secara resmi oleh presiden.

Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaaan untuk melaksanakan undang-undang atau disebut dengan rule
application function.

Pengertian Legislatif
Legislatif merupakan badan deliberatif pemerintah dengan kuasa membuat hukum. Legislatif dikenal
dengan beberapa nama, yaitu parlemen, DPR (indonesia), kongres, dan asembli nasional. Dalam sistem
Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan menujuk eksekutif. Dalam Sistem Presidensial, legislatif
adalah cabang pemerintahan yang sama dan bebas dari eksekutif.
Di Indonesia Legislatif adalah sebuah lembaga kenegaraan di Indonesia yang dalam hal ini memiliki
tugas untuk membuat atau menciptakan produk undang-udang. Lembaga yang disebut sebagai lembaga
legislator adalah DPR.

Kekuasaan Legeslatif
Kekuasaan legelatif adalah kekuasaan membuat undang-undang atau disebut denga rule making
function.

Pengertian Yudikatif
Jika legislator adalah DPR, dan eksekutif adalah presiden, wakil presiden dan para menteri anggota
kabinet, maka yudikatif adalah lembaga yang memiliki tugas untuk mengawal serta memantau jalannya
perundang-udangan atau penegakan hukum di Indonesia, seperti Mahkamah Agung (MA), dan
Mahkamah Konstitusi (MK).

64
Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran undang-undang atau
disebut denga rule adjudication function.

Fungsi Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif


Dari uraian diatas, tentunya sudah dapat dipahami bahwa Fungsi eksekutif sebagai eksekutor atau
pelaksana, Fungsi legislatif adalah untuk membuat undang-undang sedangkan Fungsi dari yudikatif
adalah sebagai lembaga pengawal serta pemantau jalannya roda pemerintahan dengan menjadikan
hukum sebagai acuan.

65
Pemerintahan Pusat dan Daerah

Indonesia merupakan negara kesatuan yang disebut dengan eenheidstaat, yaitu negara merdeka dan
berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat. Dalam konstitusi Republik Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam pasal 4 ayat (1) dikatakan
bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar. sehingga dalam pasal ini apabila kita tafsirkan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi di negara
indonesia adalah presiden.
Namun karena luasnya daerah-daerah di negara kita yang terbagi-bagi atas beberapa provinsi,
kabupaten serta kota maka daerah-daerah tersebut memiliki pemerintahan daerah dengan maksud guna
mempermudah kinerja pemerintah pusat terhadap daerahnya sehingga digunakanlah suatu asas yang
dinamakan asas otonomi sesuai dengan yang diatur dalam pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Maka dari itu pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya , kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat, sehingga dalam hal ini menimbulkan suatu hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintah di daerah.

Pengertian Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah


Pemerintahan pusat adalah penyelenggara pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni
Presiden dengan dibantu seorang Wakil Presiden dan oleh menteri-menteri negara. Dengan kata lain,
pemerintahan pusat adalah pemerintahan secara nasional yang berkedudukan di ibu kota Negara
Republik Indonesia.
Pemerintahan Daerah, Pengertian Pemerintah Daerah Bedasarkan UU No.32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia), seperti yang dimaksud pada UUD 1945. Penyelenggara Pemerintahan Daerah: Walikota,
Bupati, Gubernur dan perangkat daerah lainnya (kepala badan, kepala dinas, dan unit-unit kerja lannya
yang dikendalikan oleh Sekretariat Daerah).

Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang bersifat struktural dan
fungsional
Hubungan Struktural
Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat dan jenjang dalam pemerintahan.
Pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat nasional. pemerintah
daerah merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing masing bersama DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem dan prinsip NKRI. Secara struktural
presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggara urusan pemerintahan di
tingkat nasional. kepala daerah merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing
masing sesuai dengan prinsip otonomi seluas luasnya.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84
Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-
lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Untuk lebih jelasnya, hubungan struktural tersebut
dapat kalian lihat pada bagan berikut.

66
Hubungan Struktural Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat menghubungkan
antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah yaitu sentralisasi dan desentralisasi.

• Sentralisasi merupakan pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah


pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
dari masyarakatnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Desentralisasi sebenarnya merupakan istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di
definisikan sebagai pengaturan kewenangan. Di Indonesia sistem sentralisasi pernah diterapkan
pada zaman kemerdekaan sampai orde baru.

• Desentralisasi merupakan penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah


daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari
masyarakatnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan adanya
desentralisasi maka muncullah otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi
sebenarnya merupakan istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai penyerahan kewenangan.

Pelimpahan wewenang dengan cara Dekonsentrasi dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada
perangkat yang berada di bawah hirarkinya di daerah sedangkan pelimpahan wewenang dengan cara
desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom. Terdapat tiga faktor yang
menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.

• Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara sebagai kesatuan
politik diserahkan kepada pemerintah pusat.

• Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara beragam untuk
seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.

• Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak memerlukan
tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.

67
Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi masing-masing pemerintahan yang
saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu dengan yang lain. Pada dasarnya pemerintah
pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan
tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga
ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada
daerah untuk mengolah dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan
daerahnya.
Hubungan fugsional menyangkut atas pembagian tugas dan kewenangan yang harus dijalankan oleh
pemerintahan pusat dan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (goog
governance). Nah pembagian tugas dan wewenang baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi atas kriteria akuntabilitas, eksternalitas dan efisiensi
dengan memperhatikan keserasian hubungan antarsusunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri
atas urusan wajib dan urusan pilihan.

• Kriteria ekesternalitas adalah pembagian urusan pemerintahan yang ditentukan berdasarkan


dampak akibat yang ditimbulkan. Dalam arti jika urusan pemerintahan tersebut dalam
penyelenggaraannya berdampak nasional maka itu menjadi urusan Pemerintah, berdampak
regional menjadi urusan Provinsi dan lokal menjadi urusan Kabupaten/Kota.

• Kriteria akuntabilitas adalah penanggung jawab suatu urusan pemerintahan ditentukan


berdasarkan kedeketannya/yang menerima langsung dampak/akibat yang ditimbulkan. Hal ini
untuk menghindari klaim atas dampak/akibat tersebut, dan ini sejalan dengan semangat
demokrasi yaitu pertanggungjawaban Pemerintah kepada rakyatnya.

• Kriteria efisiensi yakni daya guna dan hasil guna yang diperoleh dalam arti jika urusan
pemerintahan tersebut akan berhasil guna jika ditangani/diurus Pemerintah maka itu menjadi
urusan pemerintah, demikian pula sebaliknya.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten atau kota adalah
urusan dalam skala provinsi. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan kekhasan, kondisi, serta potensi unggulan pada daerah tersebut.
Pemerintahan daerah saat menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan
pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan
wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya
dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan
antarsusunan pemerintahan.

68
Pembagian Urusan Pemerintahan
Ketika kita membahas urusan pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat, peraturan yang dapat
menjadi pegangan bagi kita ialah Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang yang disahkan pada akhir masa Pemerintahan Pesiden SBY
Menurut UU no. 23 tahun 2014 Urusan pemerintahan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

• Urusan pemerintahan konkuren

• Urusan pemerintahan absolut

• Urusan pemerintahan umum

Ketiga urusan diatas dibagi menjadi urusan yang menjadi domain Pemerintah pusat dan daerah. Asas
yang digunakan dalam pembagian urusan pemerintahan terdiri atas asas dekonsentrasi, desentraslisasi,
serta asas tugas pembantuan, berikut penjelasannya :

• Asas dekonsentrasi merupakan pelimpahan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat / bisa juga
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, / kepada wali kota maupun bupati sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum.

• Asas desentralisasi merupakan penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah, dan domain dari
desentralisasi sangat berkaitan dengan penyerahan kekuasaan dari sebelumnya kekuasaan milik
pusat menjadi milik daerah.

• Asas tugas pembantuan merupakan penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
untuk menjalankan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kota atau kabupaten untuk
menjalankan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

Urusan pemerintahan konkuren. ialah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat
dan Daerah provinsi dan Daerah kota/kabupaten, urusan yang diserahkan kepada daerah menjadi
patokan pelaksana otonomi daerah. Pembagian tersebut mencangkup berbagai bidang, mulai dari
perdagangan, pertanian, perikanan, pertambangan dan lain sebagainya. Tapi prinsip utama dalam
pembagian urusan pemerintahan konkuren adalah harus didasarkan pada efisiensi, akuntabilitas,
eksternalitas serta harus berkepentingan nasional.
Pembagian urusan konkuren kemudian diperjelas dalam tatananan territorial atau wilayah, seperti
contohnya dalam lokasi, pusat berwenang pada lokasi lintasi Negara ataupun lintas daerah provinsi,
sedang provinsi berada pada lintas kabupaten/kota, sedang untuk tingkat kabupaten/kota berada pada
area dalam kabupaten atau kota.
Dalam UU no. 23 tahun 2014 pada lampiran matriks pembagian urusan pemerintahan konkuren, jika
kita masuk kedalam bidang dan sub bidang, maka pusat, daerah provinsi dan kabupaten/kota memiliki
porsi kewenangannya sendiri-sendiri. Misal dalam bidang pendidikan, lalu jika dipilih sub bidang,
manajemen pendidikan contohnya, kewenangan pusat saat penetapan standar pendidikan, untuk
provinsi berkewenanggan mengelola pedidikan menengah dan untuk kabupaten/kota mengelola
pendidikan dasar.

69
Jika kita lihat dalam bidang lain, misal perumahan, kesehatan dan lain sebagainya, memiliki pola yang
sama, ada porsi pusat dan daerah. Meski ada beberapa bagian, misal dalam pengawasan kehutanan,
pusat berwenang penuh dalam urusan itu, tidak melibatkan daerah.
Urusan pemerintahan absolut merupakan urusan pemerintahan yang menjadi sepenuhnya menjadi
kewenangan pusat. Definisi Pusat jika kita masuk bidang eksekutif adalah Pemerintah Pusat, definisinya
sendiri adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri. Cakupan urusan pemerintahan absolut terdiri
dari masalah bidang politik luar negeri, pertanahan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal serta agama.
Meski sepenuhnya berada ditangan pusat, urusan pemerintahan absolut bisa dilimpahkan kepada
instansi vertical yang ada di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi . Instansi vertical sendiri merupakan
perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus Urusan
Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka
Dekonsentrasi, contoh instansi vertical di daerah ialah satuan kerja perangkat daerah atau SKPD, seperti
dinas dan badan daerah.
Urusan pemerintahan umum, merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
sebagai kepala Pemerintah. Urusan tersebut meliputi kerukunan antar umatberagama, pengembangan
kehidupan demokrasi, pembinaan ketahanan nasional, koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi
pemerintahan yang ada diwilayah daerah provinsi dan kabupaten/kota, penanganan konflik social,
persatuan dan kesatuan bangsa, pembinaan kerukunan antar suku ataupun intrasuku serta pelaksananan
semua urusan pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan pemerintahan daerah.
Pelaksaan urusan pemerintahan umum merupakan gubernur dan bupati/walikota di daerahnya masing-
masing, dibantu oleh instansi vertical. Pertanggung jawabannya sendiri, gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden melalui menteri dan walikota/bupati bertanggung jawab kepada menteri melalui
gubernur. Hal tersebut karena gubernur diposisikan sebagai wakil pemerintah pusat.

70
Kebijakan Pemerintah

Pengertian dan Macam-Macam Kebijakan Pemerintah - Istilah kebijakan atau kebijaksanaan yang
diterjemahkan dari kata policy memang biasanya dihubungkan dengan keputusan pemerintah, karena
pemerintahlah yang mempunyai kekuasaan (wewenang) untuk mengarahkan masyarakat, dan
bertanggung jawab melayani kepentingan umum.
Kebijakan dapat juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. oleh beberapa ahli maupun organisasi kebijakan
diartikan sebagai berikut ini:

• Friedrik (1963) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diajukan
seseorang, group, dan pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan mencantumkan kendala-
kendala yang dihadapi serta kesempatan yang memungkingkan pelaksanaan usulan tersebut
dalam upaya mencapai tujuan.

• Menurut PBB: Kebijakan adalah suatu deklarasi mengenai dasar pedoman (untuk) bertindak,
suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu
rencana.

• Anderson (1979) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan serangkaian tindakan yang


mempunyai tujuan tertentu yang mesti diikuti dan dilakukan oleh para pelakunya untuk
memecahkan suatu masalah (a purposive corse of problem or matter of concern).

• Lasswell (1970) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah sebagai suatu program pencapaian
tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah (a projected program of goals values and
practices).

• Heclo (1977) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan cara bertindak yang sengaja
dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah-masalah.

• Amara Raksasa Taya (1976) Berpendapat Bahwa kebijakan ialah suatu taktik atau strategi yang
diarahkan untuk mencapai tujuan.

• Budiardjo (1988) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah sekumpulan keputusan yang diambil
oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut.

• Anderson Berpendapat Bahwa Kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang
dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk memecahkan suatu masalah.

• Carter V. Good (1959) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan sebuah pertimbangan yang
didasarkan atas suatu nilai dan beberapa penilaian terhadap faktor-faktor yang bersifat
situasional, untuk mengoperasikan perencanaan yang bersifat umum dan memberikan
bimbingan dalam pengambilan keputusan demi tercapainya tujuan.

• Indrafachrudi (1984) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah suatu ketentuan pokok yang
menjadi dasar dan arah dalam melaksanakan kegiatan administrasi atau pengelolaan.

71
• Carl Friedrich Berpendapat Bahwa Kebijakan ialah sebuah tindakan yang mengarah pada
tujuan dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu
seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang
diinginkan.

• Eulau (1977) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan keputusan tetap, dicirikan oleh
tindakan yang bersinambung dan berulang-ulang pada mereka yang membuat dan
melaksanakan kebijakan.

• Menurut KBBI: Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar
rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak (tetang perintah,
organisasi, dan lainnya).

Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan
penting pada organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program maupun
pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan bisa juga diartikan sebagai
mekanisme politis, finansial, manajemen, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.
Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil
keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan berulang yang rutin dan terprogram atau terkait dengan
aturan-aturan keputusan.
Jadi kebijakan merupakan seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam rangka
memilih tujuan dan bagaimana cara untuk mencapainya.
Kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar kebijakan yang bersifat luas. Menurut Werf
(1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha mencapai tujuan tertentu dengan sasaran
tertentu dan dalam urutan tertentu. Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu
suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang
menyangkut kepentingan umum
Dalam berbagai sistem politik, kebijakan publik diimplementasikan oleh badan-badan pemerintah
(melalui kebijakan pemerintah). Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah
dan hari ke hari yang membawa dampak pada warganegaranya. Dalam literatur administrasi.
(Subarsono, 2005:87)
Untuk lebih memahami tentang kebijakan pemerintah, Berikut Definisi Pemerintah Menurut Para
Ahli:
Definisi Pemerintah Menurut Para Ahli:

• Thomas R. Dye mengatakan Kebijaksanaan pemerintah merupakan apa saja yang ditetapkan
oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi Thomas R. Dye itu didasarkan
pada kenyataan, bahwa banyak sekali masalah-masalah yang harus diatasinya, banyak sekali
kainginan dan kehendak rakyat yang harus dipenuhinya. (Soenarko, 2003:41)

• Dimock dalam bukunya yang berjudul Public Administration mengarahkan kebijaksanaan


pemerintah adalah perpaduan dan kristalisasi dan pada pendapat- pendapat dan keinginan-
keinginan banyak orang dan golongan-golongan dalam masyarakat. (Soenarko, 2003:43)

• Robert Eyestone mengatakan kebijaksanaan pemerintah adalah hubungan suatu lembaga


pemerintah terhadap lingkungannya. (Soenarko, 2003:42)

72
• Carl J. Friedrich mengatakan kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan
pada seseorang, golongan, atau Pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan
dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan
tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu
tujuan tertentu. (Soenarko, 2003:42)

• Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt mengatakan Kebijakan dapatlah diberi definisi sebagai suatu
keputusan yang siap dilaksanakan dengan ciri adanya kemantapan perilaku dan berulangnya
tindakan, baik oleh mereka yang membuatnya maupun oleh mereka yang harus mematuhinya.
(Soenarko, 2003:41)

Macam - macam kebijakan Pemerintahan di Bidang Keuangan

Uang
Uang memiliki peranan penting dalam menetukan kegiatan ekonomi masyarakat suatu negara. Sudah
sejak lama para ahli ekonomi sepakat bahwa uang bisa berakibat baik bagi perekonomian, tetapi uang
kadang-kadang juga bisa berakibat buruk bagi perekonomian, dan para ahli ekonom juga sepakat bahwa
uang yang tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kesetabilan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Uang adalah benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat pelantara tukar menukar dalam
perdagangan. Fungsi uang dalam perekonomian yaitu:

• sebagai alat pertukaran

• sebagai pengukur nilai

• sebagai perhitungan dan akuntansi

• sebagai penyimpan nilai

• sebagai instrumen term of payment

Motif orang mennyimpan uang adalah:

• motif transaksi

• motif berjaga-jaga

• motif spekulasi

Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga umum barang dan jasa secara terus menerus akibat dari
tidak ada keseimbangan arus barang dan arus uang.
Suatu negara yang mengalami inflasi memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
1. harga barang pada umumnya dalam kondisi naik terus menerus
2. Arus barang relatif sedikit
3. Arus uang yang beredar melebihi kebutuhan

73
4. nilai uang (daya beli uang) menjadi turun

Pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro
pemerintahan dan bank sentral dinegara manapun. Hal ini disebabkan inflasi dianggap sebagai suatu
yang tidak diinginkan dan inflasi memberi pengaruh yang tidak baik terhadap distribusi pendapatan
(masyarakat berpendapat rendah akan menderita), kegiatan pinjam meminjam (pemberi pinjaman
beruntung, peminjam merugi), spekulasi dan persaingan dalam perdagangan internasional.

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah ( Bank Sentral ) untuk
menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar. Sejak tahun 1945, kebijakan moneter hanya
digunakan sebagai kebijakan ekonomi untuk mencapai stabilitaas ekonomi jangka pendek. Adapun
kebijakan fiscal digunakan dalam pengendalian ekonomi jangka panjang. Namun pada saat ini
kebijakan moneter merupakan kebijakan utama yang dipergunakan untuk pengendalian ekonomi jangka
pendek dan jangka panjang.
Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat melakukan kebijakan uang ketat
dan kebijakan uang longgar.
1. Easy Money Policy, yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk menambah jumlah
uang yang beredar dengan cara :

o Memberikan kredit longgar.

o Menurunkan tungkat suku bunga

o Menurunkan cadangan Kas

o Membeli surat-surat berharga


2. Tight Money Policy, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara :

o Membatasi pemberian kredit

o Menjual surat berharga

o Menaikan suku bunga

o Menaikan cadangan kas

Jadi cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi adalah melalui kebijakan uang kertas,
kebijakan fiscal, kebijakan produksi, kebijakan perdagangan internasional dan kebijakan harga.

Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan
pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara lain dari pajak, penerimaan bukan pajak
serta bantuan/pinjaman dan luar negeri.
Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang bersifat rutin seperti
membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang bersifat pembangunan. Dengan
demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada
sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.

74
Sedangkan kebijakan atau kebijaksanaan pemerintah mempunyai beberapa tingkatan yaitu:
Kebijakan Nasional
Yaitu kebijakan Negara yang bersifat fundamental dan strategis untuk mencapai tujuan nasional/Negara
sesuai dengan amanat UUD 1945 GBHN. Kewenangan dalam pembuat kebijaksanaan adalah MPR,
dan presiden bersama-sama dengan DPR.
Bentuk kebijaksanaan nasional yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan dapat berupa:

• UUD 1945

• Ketetapan MPR

• Undang-undang

• Peraturan pemerintah pengganti undang undang (Perpu) dibuat oleh presiden dalan hal
kepentingan memaksa setelah mendapat persetujuan DPR.

Kebijaksanaan Umum
Kebijaksanaan yang dilakukan oleh presiden yang bersifat nasional dan menyeluruh berupa penggarisan
ketentuan ketentuan yang bersifat garis besar dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan sebagai pelaksanaan UUD 1945, ketetapan MPR maupun undang undang guna mencapai
tujuan nasional.
Penetapan kebijaksanaan umum merupakan sepenuhnya kewenangan presiden, sedangkan bentuk
kebijaksanaan umum tersebut merupakan tertulis berupa peraturan perundang-undangan seperti hal nya
keputusan presiden (Kepres), peraturan pemerintah (PP) maupun Instruksi Presiden (Inpres).
Sedangkan kebijaksanaan pelaksanaan dari kebijakan umum tersebut merupakan penjabaran dari
kebijakan umum serta strategi pelaksanaan dalam suatu bidang tugas umum pemerintahan dan
pembangunan dibidang tertentu. Penetapan kebijaksanaan pelaksanaan terletak pada para pembantu
presiden yaitu para menteri atau pejabat lain setingkat dengan menteri dan pimpinan sesuai dengan
kebijaksanaan pada tinkat atasnya serta perundang-undangan berupa peraturan, keputusan atau instruksi
pejabat tersebut (pejabat/menteri)

Strategi kebijakan
Merupakan salah satu kebijakan pelaksanaan yang secara hirarki dibuat setingkat menteri, gubernur,
walikota/bupati berupa surat keputusan yang mengatur tata laksana kerja dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan sumber daya manusia. Pengertian strategi merupakan serangkaian sasaran
organisasi yang kemudian mempengaruhi penentuan tindakan komprehensif untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan atau alat dengan mana tujuan akan dicapai.

75
Otonomi daerah

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah dalam pelaksanaan
pemerintahannya. Otonomi daerah merupakan bagian dari desentralisasi. Dengan adanya otonomi
daerah, daerah mempunyai hak serta kewajiban untuk mengatur daerahnya sendiri tetapi masih tetap
dikontrol oleh pemerintah pusat serta sesuai dengan undang-undang.
Pengertian Otonomi Daerah
Secara etimologi (harfiah), otonomi daerah berasal dari 2 kata yaitu "otonom" dan "daerah". Kata
otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata "autos" yang berarti sendiri dan "namos" yang berarti
aturan. Sehingga otonom dapat diartikan sebagai mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Sedangkan
daerah yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. Jadi, otonomi daerah
dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri kepentingan suatu masyarakat atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus daerahnya sendiri.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu pengertian otonomi daerah
menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam UU tersebut berbunyi otonomi
daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom guna mengurus dan mengatur
sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Menurut Kamus Hukum dan Glosarium, otonomi daerah merupakan kewenangan untuk mengatur
serta mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
dari masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Encyclopedia of Social Scince, otonomi daerah merupakan hak sebuah organisasi sosial
untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktualnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli


1. Menurut F. Sugeng Istianto: Otonomi Daerah adalah sebuah hak dan wewenang untuk
mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.
2. Menurut Syarif Saleh: Otonomi Daerah merupakan hak yang mengatur serta memerintah
daerahnya sendiri dimana hak tersebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.
3. Menurut Kansil: Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah untuk
mengatur serta mengurus daerahnya sendiri sesuai perundang-undangan yang masih berlaku.
4. Menurut Widjaja: Otonomi Daerah merupakan salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan
yang pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa dan negara secara
menyeluruh dengan upaya yang lebih baik dalam mendekatkan berbagai tujuan
penyelenggaraan pemerintahan agar terwujudnya cita-cita masyarakat yang adil dan makmur.
5. Menurut Philip Mahwood: Otonomi Daerah merupakan hak dari masyarakat sipil untuk
mendapatkan kesempatan serta perlakuan yang sama, baik dalam hal mengekspresikan,
berusaha mempertahankan kepentingan mereka masing-masing dan ikut serta dalam
mengendalikan penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.
6. Menurut Benyamin Hoesein: Otonomi Daerah merupakan pemerintahan oleh dan untuk rakyat
di bagian wilayah nasional Negara secara informal berada diluar pemerintah pusat.
7. Menurut Mariun: Otonomi Daerah merupakan kewenangan atau kebebasan yang dimiliki
pemerintah daerah agar memungkinkan mereka dalam membuat inisiatif sendiri untuk
mengatur dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki daerahnya.
8. Menurut Vincent Lemius: Otonomi Daerah adalah kebebasan/ kewenangan dalam membuat
keputusan politik serta administrasi yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

76
Dasar Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah
1. Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2 yang terdiri dari: Pasal 18 Ayat 1 - 7,
Pasal 18A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18B ayat 1 dan 2.
2. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
3. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 mengenai Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
4. Undang Undang No. 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.
5. Undang Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah
dan Pusat.
Penerapan Otonomi Daerah
Penerapan (Pelaksanaan) otonomi daerah di Indonesia menjadi titik fokus penting dalam memperbaiki
kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah bisa disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
potensi dan ciri khas daerah masing-masing. Otonomi daerah mulai diberlakukan di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pada tahun 2004,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 telah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keadaan, ketatanegaraan, serta tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah. Oleh karena itu maka
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Sampai sekarang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah mengalami banyak perubahan. Salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan bahwa
kemampuannya dalam mengatur serta melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah masing-
masing. Berkembang atau tidaknya suatu daerah tergantung dari kemampuan dan kemauan untuk dapat
melaksanakannya. Pemerintah daerah bisa bebas berekspresi dan berkreasi dalam rangka membangun
daerahnya sendiri, tentu saja harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan Otonomi Daerah
1. Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat yang semakin baik.
2. Keadilan Nasional.
3. Pemerataan wilayah daerah.
4. Mendorong pemberdayaan masyarakat.
5. Menjaga hubungan baik antara pusat dengan daerah, antar pusat, serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.
6. Untuk mengembangkan kehidupan yang demokrasi.
7. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menumbuhkan prakarsa dan kreativitas.
8. Untuk mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Secara konseptual, tujuan otonomi daerah di Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utamayaitu
tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi.
1. Tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu upaya untuk mewujudkan
demokratisasi politik melalui partai politik dan DPRD.

77
2. Tujuan administratif dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu adanya pembagian urusan
pemerintahan antara pusat dengan daerah, termasuk pembaharuan manajemen birokrasi
pemerintahan di daerah, serta sumber keuangan.
3. Tujuan ekonomi dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu terwujudnya peningkatan indeks
pembangunan manusia sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Adapun tujuan otonomi daerah menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yaitu:
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah kekuasaannya.
2. Untuk meningkatkan Pelayanan umum di daerah kekuasaaannya.
3. Untuk meningkatkan daya saing daerah.

Manfaat Otonomi Daerah


Otonomi daerah memberikan manfaat yang cukup efektif bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Otonomi daerah memberikan hak dan wewenang kepada suatu daerah dalam mengatur urusannya
sendiri. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat maupun pemerintah itu sendiri.
Selain itu, pemerintah juga bisa melaksanakan tugasnya dengan lebih leluasa dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Prinsip Otonomi Daerah
1. Prinsip otonomi seluas-luasnya merupakan prinsip otonomi daerah dimana daerah diberikan
kewenangan dalam mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang meliputi
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan terhadap bidang politik luar
negeri, moneter, keamanan, agama, peradilan, keamanan, serta fiskal nasional.
2. Prinsip otonomi nyata merupakan prinsip otonomi daerah dimana daerah diberikan
kewenangan dalam menangani urusan pemerintahan yang berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang secara nyata sudah ada dan dapat berpotensi untuk tumbuh, hidup dan
berkembang sesuai dengan potensi dan ciri khas daerah.
3. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab merupakan prinsip otonomi yang dalam sistem
penyelenggaraannya harus sesuai dengan tujuan dan maksud dari pemberian otonomi, yang
bertujuan untuk memberdayakan daerahnya masing-masing dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat.

Asas Otonomi Daerah


Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum penyelenggaraan negarayang meliputi:
1. Asas kepastian hukum yaitu asas yang mementingkan landasan peraturan perundang-
undangan dan keadilan dalam penyelenggaraan suatu negara.
2. Asas tertip penyelenggara yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian serta
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas kepentingan umum yaitu asas yang mengutamakan kesejahteraan umum dengan cara
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri atas hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, serta tidak diskriminatif mengenai penyelenggara negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsinalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
6. Asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus bisa dipertanggungjawabkan kepada rakyat atau
masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi suatu negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

78
8. Asas efisiensi dan efektifitas yaitu asas yang menjamin terselenggaranya kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

Adapun tiga asas otonomi daerah yang meliputi:


1. Asas desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan dari pemerintah kepada daerah
otonom berdasarkan struktur NKRI.
2. Asas dekosentrasi yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.
3. Asas tugas pembantuan yaitu penugasan oleh pemerintah kepada daerah dan oleh daerah
kepada desa dalam melaksanakan tugas tertentu dengan disertai pembiayaan, sarana, dan
prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang berwenang.

79
Kerajaan Nusantara

Jauh sebelum Indonesia resmi merdeka para masyarakat kuno nusantara telah mengenal sistem
pemerintahan yang berbentuk kerajaan. Kerajaan di Nusantara didirikan oleh para pedagang dari negri
tetanga dan negri lainya seperti China, India, dan Arab. Indonesia yang saat itu menjadi jalur strategis
pelayaran menjadi salah satu faktor para pedagang masuknya aliran Hidu-Budha yang dibawa oleh
pedagang dari Cihna yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan di Indonesia.

Kerajaan Hindu di Indonesia

Diperkirakan Hindu masuk ke Indonesia pada awal abad ke-2 Masehi yang dibawa oleh pedagang
dari China dan India. Masuknya ajaran Hindu menjadi awal berdirinya kerajaan di Indonesia.

1. Kerajaan Salakanegara

Kerajaan Salakanegara diyakini sebagai kerajaan pertama di Indonesia dengan adanya bukti dari
naskah Wangsekerta, pada naskah tersebut disebutkan bahwa kerajaan Salakanegara terletak di Jawa
Barat dan didirikan pada tahun 130 Masehi oleh Dewawarman yang merupakan duta bangsawan yang
datang dari Calankanaya bersama rombonganya pada tahun 128 Masehi. Dewawarman menikahi putri
dari Datu Tirem penguasa Teluk Lada yang bernaman Dewi Pwahaci Larasati. Setelah Datu Tirem
meninggal padah tahun 130 Masehi Dewawarman mengambil alih kekuasaan Teluk Lada dan
mendirikan sebuah kerajaan Salakanegara dan sekaligus menjadi raja pertama Salakanegara yang
diberi gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapuran dan istrinya Dewi Dwani
Rahayu.

2. Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai didirikan di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 400 Masehi.
Terdapat tujuh buah yupa atau tugu batu yang dibuat oleh para brahmanan atas kedermawanan
Mulawarman raja dari kerajaan kutai saat itu yang memberikan 2.000 ekor sapi kepada kaum
brahmana. Masa kejayaan kerajaan kutai berakhir saat raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma
tewas saat perperangan melawan kerajaan Kutai Kartanegara dibawah pimpinan rajanya yang ke-13
yaitu Pangeran Anum panji Mendapa.

3. Kerajaan Tarumanegara

Sejarah Kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 450 Masehi di Jawa Barat. Tarumanegara dari
dua kata yaitu Taruma dan Nagara. Kata Tarum diambil dari nama sungai Citarum yang terletak di
Jawa Barat sedangkan Nagara berarti kerajaan atau negara. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman yang sekaligus menjadi raja pertama yang memipin Tarumanegara
sampai tahun 382 Masehi. Raja Tarumanegara yang paling terkenal ialah Purnawarman yang
memerintahkan penggalian sungai Gomati dan Candrabaga. Bukti keberadaan Tarumanegara adalah
ditemukanya 7 buah prasasti batu.

4. Kerajaan Galuh

Kerajaan galuh adalah sebuah kerajaan yang terletak di Ciamis yang berdiri pada abad ke 8 Masehi.
Kata galuh berasala dari bahasa sansekerta yang berarti permata. Raja pertama dari kerajaan galuh
adalah Rahiangan Sri Medangjati yang memimpin kerajaan Galuh selama 15 Tahun.

5. Kerajaan Mataram Kuno

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 Masehi terletak di Jawa Tengah. Raja
pertama dari kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu

80
Sanjaya. Bukti peninggalan sejarah dari kerajaan mataram kuno adalah candi, diantaranya adalah
candi Dieng, dan Candi Prambanan.

6. Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di Jawa Barat dan saat itu Kerajaan
Pajajaran Beribukota di Bogor. Kerajaan Pajajaran didirikan tahun 923 Masehi oleh Sri Jayabuphati.

7. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur yang berdiri pada tahun 1042 M dan berpusat di kota Daha
yang sekarang bernama Kota Kediri. Kerajaan Kediri runtuh pada tahun 1222 M karena ditaklukan
oleh Ken Arok. Banyak peninggalan Kerajaan Kediri yang menjadi bukti sejarah kerajaan kediri.

8. Kerajaan Singasari

Sejarah Kerajaan Singasari disebut juga dengan Kerajaan Tumapel didirikan oleh Ken Arok pada
tahun 1222 Masehi dan terletak di daerah Singosari, Malang. Pada tahun 1222 M terjadi perseteruan
antara Kertajaya dari kerjaan Kediri melawan Ken Arok. Kemudian kaum brahmana bergabung
dengan Ken Arok dan mengangkatnya menjadi raja pertama kerajaan Singasari. Raja terakhir dari
kerajaan Singasari adalah Kertanegara yang sekaligus menjadi raja terbesar dalam sejarah Kerajaan
Singasari. Pada tahun 1929 M terajadi pembrontakan yang dipimpin oleh Jayakatawang yang
menyebabkan terbunuhnya Kertanegara dan menjadi akhir dari perjalanan Kerjaan Singasari.

9. Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M dan mencapai puncak kejayaannya dibawah
kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada pada tahun 1293-1500 M. Pada abad
ke-14 Masehi kejayaan majapahit mulai memudar puncaknya saat terjadi perang saudara (Perang
Paregreg) pada tahun 1405-1406 M.

10. Kerajaan Bali

Raja Wangsa Warmadewa adalah salah satu raja terkenal yang pernah memerintah di kerajaan bali.
Peninggalan kerajaan bali salah satunya adalah 28 prasasti yang tersebar di Goa Gajang, Gunung
Kawi, Panulisan, dan Sangit. Prasasti tersebut merupakan peninggalan dari era pemerintahan Anak
Wungsu yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Bali.

Kerajaan Budha di Indonesia

Ajaran Budha masuk ke Indonesia beriringan dengan masuknya ajaran Hindu ke Indonesia.
Perkembangan agama Budha di Indonesia ditandai dengan berdirinya Kerajaan-Kerajaan yang
bercorak Budha di indonesia.

1. Kerajaan Holing

Kerajaan Holing disebut juga dengan kerajaan Kalingga terletak di Kabupaten jepara, Provinsi Jawa
Tengah yang didirikan pada tahun 674 M. Raja yang memerintah kerajaan Holing. Salah satu raja
yang pernah memimpin kerajaan Holing adalah Ratu Sima dan pendetanya yang terkenal adalah
Jhanabhadra.

2. Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terkuat di Sumatera beridiri pada abad ke-7 M. Nama Sriwijaya
sendiri diambil dari bahasa sansekerta yaitu Sri yang berarti cahaya, dan Wijaya yang berarti

81
kemenangan. Mencapai masa kejayaanya pada abad ke-9 sampai abad ke-10 Masehi dengan
menguasai hampir seluruh kerajaan di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan
ketika Raja Rajendra Chola dari Kerajaan Cholamandala melakukan persaingan dalam hal
perdagangan dengan Kerajaan Srwijaya yang menyebabkan melemahnya perekonomian Sriwjaya dan
Runtuhnya armada perangnya. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya antara lain adalah Prasasti Kedudukan
Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Birahi, dan Prasasti Talang Batu.

Kerajaan Islam di Indonesia

Islam merupakan merupakan agama mayoritas di Indonesia. Tapi Islam bukanlah ajaran yang pertama
masuk ke Indonesia. Banyak teori yang menjelaskan proses masuknya Islam ke Indonesia salah
satunya adalah teroi Gujarat. Pada teori Gujarat islam dipercayai masuk ke indonesia pada abad ke-13
M yang dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat. Berikut adalah Kerajaan di Indonesia
yang dikenal sebagai sejarah kerajaan islam di indonesia:

1. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 840
Masehi dan berlokasi di Aceh. Raja Pertama dari Kerajaan Perlak adalah Syed Maulana Abdul Azis
Syah. Masa kejayaan Perlak adalah saat kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad
Amin Syah II Jouhan Berdaulat tahun 1225 sampai 1262 M. Kerjaan perlak runtuh akibat terjadi nya
perang saudara yang puncaknya terjadi pada tahun 1292 M.

2. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera pasai didirikan oleh Sutan Malik Al Saleh pada tahun 1267 Masehi di
Lhouksmawe, Aceh. Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam kedua di Indonesia. Pada masa
pemerintahanya Sutan Malik AlSaleh berhasil menggabungkan 2 kota yaitu Samudera dan Pasai.
Kerajaan ini mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintah Sutan Malik Tahir dan berkembang
menjadi pusat perdagangan internasional.

3. Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah kerajaan yang berdiri di Malaka, Malaysia.
Pendiri sekaligus Raja Pertama dari Kesultanan Malaka adalah Iskandar Syah. Walaupun berpusat di
Malaysia Kesultanan Malaka berjasil menduduki sebagian wilayah Sumatera, Kepulauan Riau,
Indragiri, dan Tanjung Pura.

4. Kerajaan Aceh

Kerajaan aceh muncul pada abad ke-16 oleh Sultan Ali Mughayat Syah Setelah jatuhnya kesultanan
Malaka ke tangan Portugis. Para pedagang yang tidak menerima jatuhnya Kesultanan Malaka ke
tangan Portugis memindahkan jalur perniagaan ke Aceh dan menjadikan kesultanan aceh sebagai
pusat perdagangan internasional menggantikan Kesultanan Malaka. Kerajaan Aceh mencapai masa
kejayaanya pada tahun 1607-1636 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda dimana kerajaan
Aceh berhasil menduduki kembali wilayah Malaka yang sebelumnya diduduki Portugis. Sultan
Iskandar Muda wafat pada tahun 1630 kemudian ia digantikan oleh Sultan Iskandar Thani. Dibawah
Kepemimpinanya kerajaanAceh mengalami kemudran dan terjadi pertikaian antara kaum agama dan
bangsawan yang menyebakan perekenomian semakin melemah.

5. Kesultanan Demak

Sejarah Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang didirikan oleh Raden
Patah. Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia saat itu yang menjadikan

82
kerajaan demak memegan peran penting dalam perdangangan antar pulau. Salah satu peninggalan
Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak.

6. Kerajaan Panjang

Kerajaan panjang muncul setelah rutnuhnya Kesultanan Demak. Kerajaan Panjang didirikan oleh Jaka
Tingkir di daerah Panjang pada abad ke-14 Masehi. Pada awal berdiri wilayah kekuasaan Kerajaan
Panjang hanya meliputi daerah Jawa Tengah saja. Dibawah kepemimpinan Sultan Hadi Wijaya
kerajaan Panjang mencapai puncak kejayaan nya dan melakukan ekspansi ke beberapa wilayah
termasuk daerah Jawa Timur. Setelah meninggalnya Sultan Hadi Wijaya kerajaan panjang mulai
mengalami kemunduran dan terjadinya perebutan kekuasaan antara anak dan menantu dari Sultan
Hadi Wijaya yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri.

7. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam atau biasa juga disebut Kesultanan Mataram didirikan pada abad ke 17
Masehi. Kerajaan ini awalnya adalah daerah kekuasaan dari Kerajaan Panjang yang diberikan kepada
Ki Ageng Pemanahan atas jasanya. raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam adalah Suta Wijaya
putra dari Ki Ageng Pemanahan. Pada masa kejayaanya Kerajaan Mataram Islam berhasil
menyatukan Jawa-Madura dan Melakukan perlawanan terhadap VOC yang pada masa itu
memonopoli perdagangan di Indonesia.

8. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon adalah sebuah kerajaan bercorak Islam didirikan oleh Pangeran Walangsungsang
pada abad ke 15 Masehi dan terletak di pantai Utara Jawa yang menjadi perbatasan antara Jawa
Tengah dan Jawa Barat. Kerajaan Cirebon atau Kesultanan Cirebon memiliki perbaduan antara dua
budaya yaitu budaya Jawa dan budaya Sunda.

9. Kerajaan Banten

Kerajaan banten adalah kerajaan bercorak Islam yang terletak di wilayah pesisir barat pulau Jawa.
Raja pertama dari Kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati. Runtuhnya
kerajaan banten merupakan akibat dari terjadinya perang saudara antara Sultan Ageng dengan
putranya sendiri yaitu Sultan Haji.

10. Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan Gowa-Talo adalah salah satu kerajaan terbesar di Sulawesi. Kerajaan Gowa-Tallo berdiri
pada tahun 1605. Kerajaan Gowa-Tallo merupakan hasil penggabungan dari dua kerajaan yaitu
kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Daeng Manrabia dan Kerajaan Tallo yang dipimpin oleh Karaeng
Matoaya. Daeng Manrabia kemudian mengganti namanya menjadi Sultan Alaudin dan menjadi raja
pertama dari kerajaan Gowa-Tallo dan Karaeng Matoaya mengganti namanya menjadi Sultan
Abdullah yang menjadi Perdana Mentri saat itu. Setelah Sultan Alaudin wafat ia digantikan oleh
putranya Sultan Muhammad Said dan terjadi perseteruan dengan VOC. Tahun 1653 ia digantikan oleh
putranya yang bernama Hasanudin. Pada masa pemerintahan Hasanudin perseteruan dengan VOC
semakin memanas.

11. Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Raja pertamanya adalah Syahadati
alias Muhammad Naqal. Kerajaan Ternate Tidore menjadi kerajaan Islam setelah rajanya yang ke 9
Ciriliyah memeluk agama Islam. Ciriliyah kemudian mendapat gelar Sultan Jamalludin.

12. Kerajaan Banjar

83
Kerajaan Banjar terletak di Banjarmasin dan berdiri pada tahun 1520. Raja pertama dari kerajaan
Banjar adalah Samudera yang bergelar Sultan Suriansyah.

Jadi itulah kerajaan di indonesia yang menjadi asal mula indonesia. Kerajaan di indonesia ini
meninggalkan banyak peninggalan bersejarah yang bisa dijadikan sebagai sumber sejarah.

84
Peninggalan bersejarah
Macam Peninggalan Bersejarah di Indonesia - Sebagian besar masyarakat telah mengetahui
adanya peninggalan bersejarah yang ada di Indonesia. Salah satunya yaitu Candi Borobudur yang
terletak di kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur sendiri telah ditetapkan sebagai salah
satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Sampai sekarang masih banyak wisatawan
yang berkunjung ke Candi Borobudur baik yang berasal dalam negeri maupun luar negeri.

Nah.., pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai macam-macam peninggalan bersejarah
yang ada di Indonesia. Sebelum membahas macam-macam peninggalan bersejarah di Indonesia,
ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari peninggalan Sejarah itu sendiri. Apakah
Peninggalan Sejarah itu? Peninggalan Sejarah adalah peninggalan-peninggalan pada masa lampau yang
mempunyai nilai sejarah dalam kehidupan manusia. Peninggalan bersejarah dapat di jadikan sebagai
bahan untuk menyusun sejarah serta membantu kita mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau.

Indonesia memiliki banyak peninggalan bersejarah yang bernilai tinggi. Maka dari itu, kita wajib
menghargai dan melestarikannya agar terjaga kelestariannya. Selain itu, dengan adanya peninggalan
bersejarah di Indonesia, dapat membantu kita dalam mempelajari sejarah bangsa Indonesia. Mulai dari
fosil, prasasti, patung, bangunan, naskah kuno dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan macam-
macam peninggalan bersejarah di Indonesia. Terdapat 5 macam peninggalan sejarah di Indonesia,
diantaranya yaitu berupa tulisan, bangunan, benda-benda bersejarah, karya seni, dan adat istiadat. Untuk
lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu. Berikut 5 Macam Peninggalan Bersejarah Di Indonesia:

1. Tulisan
Peninggalan bersejarah di Indonesia berupa tulisan terbagi menjadi dua, yaitu Prasasti dan naskah kuno:
Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada batu. Sehingga prasasti
disebut juga sebagai batu tulis. Sebuah prasasti biasanya ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa
Sansekerta.

Pada umumnya Prasati berisi informasi/ catatan mengenai peristiwa penting yang dialami oleh suatu
kerajaan atau seorang raja. Beberapa prasasti yang ada di Indonesia yaitu, anatar lain :
• Prasasti Yupa di Kalimantan Timur sekitar tahun 500 M peninggalan dari Kerajaan Kutai.
• Prasasti Telaga Batu di Palembang peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.
• Prasasti Sriwijaya di Sumatera peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.
• Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat peninggalan kerajaan Taruma Negara.

Naskah Kuno
Naskah kuno yaitu dokumen-dokumen penting yang berisi informasi pada zaman dahulu. Naskah kuno
juga bisa berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan kitab-kitab. Beberapa naskah kuno yang
ada di Indonesia yaitu, Antara lain :

• Kitab Sutasoma Karya Mpu Tantular dari kerajaan Majapahit.


• Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca dari kerajaan Majapahit.
• Kakawi Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa pada zaman kerajaan Airlangga, Kahuripan.
• Kitab Smaradahana karya Mpu Darmaja pada zaman Raja Kameswara I, Kediri.
• Kitab Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada jaman Raja Jaya Baya, Kediri.
Perlu diketahui Kakawi merupakan syair dalam bahasa Jawa Kuna dengan metrum yang berasal dari
India.

2. Bangunan

85
Bangunan bersejarah di Indonesia memiliki aset yang tak ternilai harganya. Peninggalan bersejarah di
Indonesia berupa bangunan memiliki 6 bentuk bangunan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Candi
Candi merupakan bangunan kuno yang dibuat dari batu dan biasanya digunakan sebagai tempat
pemujaan/ beribadah bagi pemeluk agama Hindu dan Budha pada zaman dahulu. Candi merupakan
peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Fungsi bangunan candi yaitu untuk memuliakan raja yang telah
meninggal dunia. Beberapa candi yang ada di Indonesia yaitu, antara lain:
• Candi Borobudur : di Magelang, Jawa Tengah.
• Candi Padas : di Tampak Siring, Bali.
• Candi Kidal : di Malang, Jawa Timur.
• Candi Sewu : di Magelang, Jawa Tengah.
• Candi Prambanan : di Klaten, Jawa Tengah.
• Candi Tikus : di Mojokerto, Jawa Timur.

Benteng
Banteng merupakan bangunan yang difungsikan guna mempertahankan diri (bertahan) dari serangan
lawan.

Benteng-benteng yang ada di Indonesia sebagian besar berasal dari peninggalan Belanda, Portugis dan
Spanyol pada masa penjajahan. Beberapa benteng yang ada di Indonesia yaitu, antara lain:
• Benteng Inang Bale : di Aceh, Daerah Istimewa Aceh.
• Benteng Bonjol : di Bonjol Sumatra Barat.
• Benteng Duurstede : di Saparua, Maluku.
• Benteng Surason : di Banten, JawaBarat.
• Benteng Jagaraga : di Bali.

Masjid
Masjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam. Dengan adanya peninggalan bersejarah berupa masjid
membuktikan bahwa pengaruh Islam di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu. Beberapa masjid yang
bersejarah di Indonesia antara lain Masjid Aceh, Masjid Agung Banten, Masjid Makam Sedangduwur
(Jawa Timur), Masjid Kudus, Masjid Demak, dan Masjid Jami Pontianak.

Monumen atau tugu


Monumen atau tugu merupakan bangunan yang sengaja dibuat untuk memperingati suatu peristiwa dan
penghormatan terhadap jasa perjuangan para pahlawan zaman dahulu. Beberapa monumen yang ada di
Indonesia antara lain Monumen Nasional (Tugu Monas) di Jakarta, Monumen Tugu Muda di Semarang,
Monumen Proklamasi di Jakarta, Monumen Palagan Ambarawa di Semarang, Monumen Pers Nasional
di Solo, Jawa Tengah.

Istana atau keraton

Istana atau keraton merupakan bangunan yang dijadikan sebagai tempat tinggal sang raja pada zaman
dahulu. Beberapa istana yang ada di Indonesia antara lain Keraton Mangkunegaran di Surakarta,
Keraton Paku Alam di Yogyakarta, Keraton Kasepuhan di Cirebon, Karaton Maimun di Medan, Istana
Raja Goa di Sulawesi Selatan, Istana Raja Khungkung di Bali.

Makam
Makam merupakan tempat untuk menguburkan orang-orang yang sudah meninggal terutama para raja/
tokoh-tokoh penting dalam sejarah.

86
Biasanya makam banyak dijadikan sumber sejarah dan peninggalan sejarah. Beberapa makam yang ada
di Indonesia yaitu, antara lain:
• Makam Raja-raja Surakarta dan Yogyakarta di Imogiri, Yogyakarta.
• Makam Pangeran Diponegoro di Makassar, Sulawesi Selatan.
• Makam RA. Kartini di Rembang, Jawa Tengah.
• Makam Ir. Soekarno Presiden RI Pertama di Blitar, Jawa Timur.
• Makam Sunan Kalijaga di Demak, Jawa Tengah.

3. Benda-benda Peninggalan bersejarah


Benda-benda Peninggalan bersejarah yang berupa benda atau barang antara lain adalah sebagai berikut
:
Fosil
Fosil adalah bagian atau sisa dari mahkluk hidup (manusia, hewan atau tumbuhan) yang sudah
membatu. Beberapa fosil yang ada di Indonesia antara lain di Desa Trinil, (Mojokerto Jawa Timur),
Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan lain sebagainya.

Artefak
Artefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia pada zaman dahulu. Artefak bisa
berupa alat pertanian, peralatan makan, peralatan memasak, senjata, serta perhiasan.

Arca
Arca merupakan peninggalan sejarah yang bercorak agama Hindhu-Buddha. Arca biasa dikenal oleh
masyarakat luas dengan istilah patung. Arca atau Patung biasanya terbuat dari batu, perunggu dan
bahkan emas. Bentuk-bentuk Arca atau Patung bermacam-macam, ada patung dewa, patung raja/ratu,
patung binatang dan lain-lain. Beberapa Arca yang ada di Indonesia Antara lain Arca Buddha
Amarawati di Sulawesi Selatan, Arca Roro Jonggrang di Candi Prambanan, Arca Airlangga di Belahan,
Arca Tribhuwana di Candi Arimbi, dll.

4. Karya Seni
Karya Seni adalah peninggalan bersejarah yang berasal dari nenek moyang kita yang kemudian menjadi
tradisi di masyarakat. Pada zaman dahulu nenek moyang kita banyak memiliki karya seni yang sampai
sekarang masih ada, antara lain :

Tarian tradisional
Tarian tradisional adalah tarian peninggalan zaman dahulu yang hingga saat ini masih ada dan sering
ada dipertunjukan. Beberapa contoh dari tarian tradisional di Indonesia antara lain Tari Gambyong dari
Jawa Tengah dan Tari Seudati dari Aceh.

Dongeng atau cerita rakyat


Dongeng atau cerita rakyat adalah cerita yang disampaikan secara turun-temurun dan tidak diketahui
pengarangnya. Cerita rakyat ini biasanya mengandung hikmah atau pelajaran yang dapat diambil oleh
masyarakat. Beberapa contoh dari cerita rakyat di Indonesia antara lain Malinkundang dari Sumatera
Barat dan Tangkuban Perahu dari Jawa Barat.
Lagu atau tembang daerah
Lagu atau tembang suatu daerah merupakan peninggalan sejarah yang masih dilestarikan. Beberapa
contoh dari lagu/ tembang di Indonesia antara lain Lagu Lir-ilir dari Jawa Tengah dan Lagu Gending
Sriwijaya dari Sumatera.

Seni pertunjukan
Dunia hiburan atau seni pertunjukan memang tidak akan pernah sirna di belahan bumi Indonesia. Hal
ini terbukti dari dahulu hingga sekarang masih banyak ditemui dunia hiburan atau pertunjukan yang
bersifat menghibur masyarakat. Perbedaan seni pertunjukan yang dahulu dengan yang sekarang salah
satunya dari media yang digunakan. Beberapa contoh dari seni pertunjukan di Indonesia antara lain

87
Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, Ogoh-ogoh dari Bali dan Wayang Golek dari Jawa
Barat.

5. Adat istiadat
Adat istiadat merupakan tradisi kepercayaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara turun-
temurun.

Contoh upacara adat istiadat Antara lain adalah : upacara adat pembakaran mayat (Ngaben) di Bali,
Sekaten di Solo dan Yogyakarta, upacara adat pernikahan dan sebagainya.

88
Sejarah Perjuangan bangsa

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia - Bangsa Indonesia adalah sekelompok masarakat indonesia yang
bersatu atau dipersatukan karna adanya persamaan sejarah dan nasip di masa lampau, serta memiliki
cita-cita maupun tujuan yang sama untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di Negara-negara asia
yang pernah mengalami prosess penjajahan, pada umumnya mencapai puncak pada pertengahan abad
ke 20 yakin melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945-1955 negara-negara yang merdeka dalam
periode tersebut selain Indonesia adalah srilangka dan libanon (22 november 1943), pilipina (4 juli
1946), yordania (22 Maret 1946), Pakistan dan India (15 agustus 1947), miyanmar atau burma (4
januari 1948), Vietnam(20 juli 1954) dan srilangka (4 febuari 1948).

Untuk menjelaskan mengenai Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, berikut akan kami paparkan dalam
pembagian waktunya:
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Masa Bangsa Portugis


Sebelum negara ini merdeka, Indonesia harus mencicipi kejambya penjajahan oleh beberapa negara
asing. Diawali dari Portugis yang pertama kali datang ke Malaka pada 1509. dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque Portugis dapat menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511. Setelah mendapatkan Malaka,
portugis mulai bergerak dari Madura sampai ke Ternate.
Sejatinya Bangsa Indonesia meluncurkan berbagai perlawanan kepada Portugis. Salah satu perlawan
yang terkenal ialah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa (Jakarta). kala itu
Fatahillah dapat menyapu bangsa Portugis dan merebut kembali Sunda Kelapa. Kemudian
oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.

Masa Bangsa Spanyol


Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut mencari untung. Kalau Portugis
lebih memusatkan perhatian di Ternate, Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Terjadilah
persaingan antara Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku. Spanyol kemudian membangun benteng
di Tidore. Pembangunan benteng ini semakin memperuncing persaingan persekutuan Portugis dan
Ternate dengan Spanyol dan Tidore. Akhirnya pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate
dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng yang dibangun Spanyol
di Tidore dapat direbut oleh persekutuan Ternate dan Portugis.
Portugis dan Spanyol menyadari kerugian yang ditimbulkan akibat persaingan itu. Untuk mengatasi
masalah tersebut, pada tahun 1534 keduanya menyepakati diadakanlah Perjanjian Saragosa. Isi
perjanjian itu antara lain:
1. Maluku menjadi daerah pengaruh dan kegiatan Portugis
2. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina
Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku. Dalam melaksanakan monopoli
perdagangan, Portugis juga memiliki ambisi untuk menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya,
rakyat dan raja Ternate kemudian menentang Portugis.

89
Masa Pemerintahan penjajah Belanda
Masuknya belanda ke indonesia juga sebagai akhir dari masa penjajahan bangsa Portugis (Penjajahan
Portugis Berakhir pada 1602). Cornelius de Houtman memimpin Belanda masuk ke Indonesia melalui
Banten. Pada tahun 1602 Belanda mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten
karena ingin menguasai pasar rempah-rempah di Indonesia. kemudian lantaran pasar di Banten
mendapat saingan dari pedagang inggris dan tionghoa maka kantor VOC pindah ke Sulawesi Selatan.
Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan Hasanuddin. Setelah berpindah-pindah
tempat, akhirnya sampailah VOC di Yogyakarta. Di Yogyakarta, VOC menyepakati perjanjian Giyanti
yang isinya ialah Belanda mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono 1. Perjanjian
Giyanti juga membagi kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunan Surakarta.
kemudian pada tanggal 1 Januari 1800 VOC dibubarkan setelah Perancis mengalahkan Belanda.
Penjajahan Belanda tidak berhenti Semenjak VOC dibubarkan. Belanda kemudian memilih Daendels
sebagai gubernur jenderal hindia belanda. Saat masa Deandels, rakyat Indonesia dipaksa untuk
membuat jalan raya dari Anyer hingga Panarukan. Namun masa pemerintahan Daendels berlangsung
singkat yang kemudian diganti Johannes van den Bosch. Johannes Van den Bosch menerapkan cultuur
stelsel (sistem tanam paksa). Dalam sistem tanam paksa, tiap desa wajib menyisihkan sebagian
tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor seperti tebu, kopi, nila dll. Hasil tanam paksa ini harus dijual
kepada pemerintah kolonial dengan harga yang telah ditetapkan.

Masa Pemerintahan penjajah Jepang

Setelah 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia, kemudian Jepang menggantikan Penjajahan Belanda di
Indonesia. kala itu melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat
kepada jepang. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945.
Saat melakuakn penjajahan di NKRI Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang dibentuk
Jepang antara lain ialah Putera, Heiho (pasukan Indonesia buatan Jepang), PETA (Pembela Tanah Air),
Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan ramah oleh bangsa Indonesia. Namun
dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda.

Pembentukan BPUPKI
1 Maret 1945 Jepang meyakinkan Indonesia tentang kemerdekaan dengan membentuk Dokuritsu Junbi
Tyosakai atau BPUPKI (Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). kemudian pada
28 April 1945, Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang Jawa melantik anggota
BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Kemlu). saat itu Ketua
BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan wakilnya Icibangase
(Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI saat itu adalah 63 orang yang mewakili
hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang dan untuk menindaklanjuti BPUPKI, Jepang
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI
beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia dipimpin oleh Ir.
Sukarno, dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta serta penasihatnya Ahmad Subarjo. kemudian Tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah karena kalah setelah bom atom dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki.
Kala itu Kondisi di Indonesia tidak menentu namun membuka peluang baik karena Jepang menyatakan
kalah perang namun Sekutu tidak ada. Inilah waktu yang tepat sebagai klimaks tonggak-tonggak

90
perjuangan berabad-abad untuk memnjadi bangsa yang berdaulat. kemudian 3 hari setelah Jepang tak
berdaya, yaitu tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia
keseluruh dunia.

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia merupakan jembatan emas, sehingga mempunyai
makna yang sangat penting bagi bangsa dan negara Indonesia. Menurut Surjumiharjo (1989), gerakan
ini merupakan peristiwa yang serempak di berbagai belahan bumi, khususnya di Asia dan Afrika.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Setelah Kemerdekaan


Konflik Indonesia dan Belanda
Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh Bung Karno
didampingi oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu langkah maju sudah ada pada
genggaman bangsa Indonesia melalui Proklamasi kemerdekaan tersebut. Sebagai negara yang baru
memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia mendapat simpati dari bangsa-bangsa di dunia. Hal ini
tampak dari adanya pengakuan negara lain terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah
negara merdeka, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar (UUD 1945)
dan pemilihan Presiden yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden.

Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka
mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil
Administration (NICA) di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya,sikap rakyat
Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA adalah organisasi yang didirkanorang-orang Belanda
yang melarikan diri ke Australiasetelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan
dan berpusat di Australia.
Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas Oleh Sekutu
dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan,
bahkan diman-mana terjadi pertempuran melawan NICA dan Sekutu. Tugas yang diemban oleh Sekutu
yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) ternyata memiliki
agenda yang terselubung. Kedatangan pasukan Sekutu justru diboncengi oleh NICA yang tidak lain
adalah orang-orang Belanda yang ketika Jepang dating melarikan diri ke Australia dan membentuk
kekuatan di sana. Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Dengan
demikian sikap Indonesia yang semula menerima kedatangan Sekutu menjadi penuh kecurigaan dan
kemudian berkembang menjadi permusuhan.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran Surabaya ialah peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Britania Raya dengan tentara
Indonesia. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya. Pertempuran
ini merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan salah satu pertempuran terberat dan terbesar dalam sejarah Revolusi
Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia kepada kolonialisme.
Pertempuran dasyat ini memakan waktu hampir satu bulan lamanya, sebelum seluruh kota jatuh di
tangan pihak Inggris. Peristiwa berdarah ini benar benar membuat inggris merasa berperang dipasifik,
medan perang Surabaya mendapat julukan “neraka” bagi mereka karena kerugian yg disebabkan
tidaklah sedikit, sekitar 1600 orang prajurit pengalaman mereka tewas di surabaya serta puluhan alat
perang rusak dan hancur diterjang badai semangat arek arek Surabaya.

Kejadian luar biasa heroik yg terjadi di kota Surabaya telah menggetarkan Bangsa Indonesia, semangat
juang, pantang menyerah dan bertarung sampai titik darah penghabisan demi tegaknya kedaulatan dan
kehormatan bangsa telah mereka tunjukan dengan penuh kegigihan. Banyaknya pejuang yang gugur

91
dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara yang membuat Inggris serasa
terpanggang di neraka telah membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan dan
tanggal 10 nopember diperingati setiap tahunnya sebagai hari Pahlawan.

Pertempuran Ambarawa
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di
Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya
pasukan Sekutu dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. Pemerintah
Indonesia memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan perang yang berada di penjara Ambarawa
dan Magelang.
Kedatangan pasukan Sekutu (Inggris) diikuti oleh pasukan NICA. Mereka mempersenjatai para bekas
tawanan perang Eropa, sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang
kemudian terjadi pertempuran antara pasukan TKR dengan pasukan Sekutu. Insiden berakhir setelah
Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945.
Mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat yang dituangkan
da1am 12 pasal. Naskah persetujuan itu berisi antara lain:
1. Pihak sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di Magelang untuk melindungi dan
mengurus evakuasi APWI (Allied Prisoners War And Interneers atau tawanan perang dan
interniran sekutu). Jumlah pasukan sekutu dibatasi sesuai dengan keperluan itu.
2. Jalan raya Ambarawa dan Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia dan Sekutu.
3. Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan yang ada di bawahnya.

Medan Area
Mr. Teuku M. Hassan yang telah diangkat menjadi gubernur mulai membenahi daerahnya. Tugas
pertama yang dilakukan Gubernur Sumatera ini adalah menegakkan kedaulatan dan membentuk Komite
Nasional Indonesia untuk wilayah Sumatera. Oleh karena itu, mulai dilakukan pembersihan terhadap
tentara Jepang dengan melucuti senjata dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Pada tanggal 9
Oktober 1945, di Medan mendarat pasukan Serikat yang diboncengi oleh NICA. Para Pemuda
Indonesia dan Barisan Pemuda segera membentuk TKR di Medan. Pertempuran pertama pecah tanggal
13 Oktober 1945 ketika lencana merah putih diinjak-injak oleh tamu di sebuah hotel. Para pemuda
kemudian menyerbu hotel tersebut sehingga mengakibatkan 96 korban luka-luka. Para korban ternyata
sebagian orang-orang NICA. Bentrokan antar Serikat dan rakyat menjalar ke seluruh kota Medan.
Peristiwa kepahlawanan ini kemudian dikenal sebagai pertempuran “Medan Area”.

Bandung Lautan Api


Istilah Bandung Lautan Api menunjukkan terbakarnya kota Bandung sebelah selatan akibat politik bumi
hangus yang diterapkan TKR. Peristiwa itu terjadi tanggal 23 Maret 1946 setelah ada ultimatum
perintah pengosongan Bandung oleh Sekutu. Seperti di kota-kota lainnya, di Bandung juga terjadi
pelucutan senjata terhadap Jepang. Di pihak lain, tentara Serikat menghendaki agar persenjataan yang
telah dikuasai rakyat Indonesia diserahkan kepada mereka. Para pejuang akhirnya meninggalkan
Bandung, tetapi terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis ini kemudian
dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.

Tragedi Nasional (Masa Orde Lama)


Tragedi nasional adalah suatu rangkaian peristiwa yang menimpa bangsa Indonesia. Tragedi ini tentu
membawa akibat yang sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Peristiwa-demi
peristiwa terjadi pada bangsa Indonesia sekaligus merupakan ancaman, tantangan dan hambatan.

92
Peristiwa-peristiwa tersebut sangat mengganggu upaya menata kembali bangsa Indonesia setelah
mencapai kemerdekaan.

Pemberontakan PKI Madiun 1948


Peristiwa Madiun tidak dapat dipisahkan dari pembentukn Fron Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal
28 Juni 1948. FDR adalah kumpulan beberapa partai seperti partai Sosialis, Pesindo, partaiBuruh, PKI
dan Sobsi. Peristiwa Madiun itu diawali dari kota Solo yang dilakukan oleh para pengikut Muso dan
Amir SyarifuddinPada tahun 1948 Muso kembali dari Rusia. Sekembalinya itu Musobergabung dengan
Partai Komunis Indonesia. Ajaranyang diberikan pada para anggota PKI adalah mengadu domba
kesatuan nasional denganmenyebarkan teror. . Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun tokoh-tokoh
PKI memproklamirkan berdirinya Republik Soviet Indonesia. Orang-orang yang dianggap musuh
politiknya dibunuh oleh PKI.
Dengan terjadinya peristiwa Madiun tersebut, pemerintah dengan segera mengambil tindakan tegas.
Pemberontakan Madiun itu dapat diatasi setelah pemerintah mengangkat Gubernur Militer Kolonel
Subroto yang wilayahnya meliputi Semarang, Pati dan Madiun. Walaupun dalam menghancurkan
kekuatan PKI dalam peristiwa Madiun menelan banyak korban, namun tindakan itu demi
mempertahankan Kemerdekaan yang kita miliki. Ketika Belanda melakukan agresi terhadap Republik
Indonesia, PKI justru menikam dari belakang dengan melaukan pemberontakan yang sekaligus dapat
merepotkan pemerintah Republik.

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)


Usai pendudukan oleh Kekaisaran Jepang pada 1945, para pemimpin khususnya yang berdomisili di
Pulau Jawa menyatakan kemerdekaan Indonesia. namun Tidak semua suku dan wilayah di Indonesia
langsung menerima dan bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kala itu
banyak terjadi pemberontakan dan Pemberontakan pribumi pertama yang terorganisasi muncul di
Maluku Selatan dengan bantuan Belanda, pemberontakan tersebut biasa disebut Pemberontakan RMS
(Republik Maluku Selatan).
Gerakan 30 September 1965 (G.30 S / PKI)
Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu (Gerakan September
Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam
tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia
beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta.
Gerakan G 30 S PKI sendiri terjadi pada tanggal 30-September-1965 tepatnya saat malam hari.
Insiden G 30 S PKI sendiri masih menjadi perdebatan kalangan akademisi mengenai siapa penggiatnya
dan apa motif yang melatar belakanginya. Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu dan otoritas
militer menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk
mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.

Sedangkan Menurut versi Orde Baru gerakan ini dilakukan oleh sekelompok pasukan yang diketahui
sebagai pasukan Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden yang melakukan aksi pembunuhan dan
penculikan kepada Enam (6) jenderal senior TNI AD (Angkatan Darat).

93
Sejarah Masa penjajahan

4 Masa Penjajahan Negara Asing di Indonesia - Bangsa Indonesia merupakan sekelompok masarakat
indonesia yang bersatu atau dipersatukan karna adanya persamaan sejarah dan nasip di masa lampau,
serta mempunyai cita-cita maupun tujuan yang sama untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di Negara-negara asia
yang pernah mengalami prosess penjajahan, pada umumnya mencapai kemerdekaanya pada
pertengahan abad ke 20 yakni melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945-1955, negara-negara yang
merdeka dalam periode tersebut selain Indonesia ialah libanon (22 november 1943), pilipina (4 juli
1946), yordania (22 Maret 1946), India dan Pakistan (15 agustus 1947), miyanmar atau burma (4 januari
1948), Vietnam(20 juli 1954) dan srilangka (4 febuari 1948).
Penjajahan di Indonesia sangatlah lama terjadi sebelum bangsa Indonesia dapat sepenuhnya merdeka,
bahkan sebelumnya indonesia di jajah oleh beberapa negara, salahsatunya dijajah oleh bangsa Portugis,
bukan hanya Portugis yang menjajah namun juga bangsa eropa lain seperti Spanyol, mari kita
menengok ke belakang bagaimana kejadian penjajahan di indonesia sehingga salah satu negara asia
tenggara ini mampu mencapai kemerdekaan. Untuk menjelaskan mengenai Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia dalam mengatasi penjajahan, berikut akan kami paparkan dalam pembagian waktunya:

1. Masa Penjajahan Portugis


Sebelum negara ini merdeka, Indonesia harus mencicipi kejambya penjajahan oleh beberapa negara
asing. Diawali dari Portugis yang pertama kali datang ke Malaka pada 1509. dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque Portugis dapat menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511. Setelah mendapatkan Malaka,
portugis mulai bergerak dari Madura sampai ke Ternate.
Alfonso de Albuquerque arsitek utama ekspansi portugis ke Asia, bangsa ini meruakan bangsa Eropa
pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga
dan berusaha menyebarkan Katolik Roma.
Pada awalnya bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan
Kerajaan Sunda di Parahyangan, namun perjanjian koalisi tersebut gagal akibat sikap permusuhan yang
ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam di Jawa, seperti Demak dan Banten.
Bangsa Portugis mengalihkan perhatiannya ke Kepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai kumpulan
negara yang awalnya berperang satu sama lain. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan
penguasa setempat, Portugis mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia Timur,
termasuk Pulau Ternate, Ambon, dan Solor, berikut Periode Kejayaan dan pendudukan Portugis di
Nusantara:

• Pada 1511-1526, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Bangsa Portugis, yang
secara rutin menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Maluku, Jawa, Sumatera dan Banda.

• Pada 1511 Portugis meaklukkan Kerajaan Malaka.

• Pada 1512 Portugis menjalin Hubungan dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani
perjanjian dagang. Perjanjian dagang ini kemudian diimplementasikan pada tanggal 21 Agustus
1522 dalam bentuk dokumen kontrak. Pada hari yang sama dibangun juga sebuah prasasti yang
disebut Prasasti Perjanjian Portugal-Sunda. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan
membangun benteng dan gudang di Sunda Kelapa.

94
• Pada 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Franscisco Serrao serta Antonio
Albreu untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku.
Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing di bawah pimpinan Franscisco Serrao
serta Antonio Albreu, mendarat di Kepulauan Penyu dan Kepulauan Banda. Setelah mereka
menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan
Ternate di pulau Ternate, Portugis mendapat izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli. Namun
hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berjalan lama, sebab Portugis menerapkan sistem
monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen. Pertemanan Portugis dan Ternate
berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah berlangsung selama 5 tahun
(1570-1575), membuat Portugis harus menyingkir dari Ternate dan terusir ke Tidore dan
Ambon. Kemudian Perlawanan rakyat Maluku akan Portugis digunakan Belanda untuk
menjejakkan kakinya di Maluku.

• Pada 1605, Belanda berhasil membuat Portugis menyerahkan pertahanannya di Tidore kepada
Cornelisz Sebastiansz dan di Ambon kepada Steven van der Hagen. Demikian pula benteng
Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak itu Belanda dapat
menguasai sebagian besar wilayah Maluku. Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat
dengan berdirinya VOC pada 1602, kemudian sejak itu Belanda menjadi penguasa tunggal di
Maluku.

Sejatinya Bangsa Indonesia meluncurkan berbagai perlawanan kepada Portugis. Salah satu perlawan
yang terkenal ialah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa (Jakarta). kala itu
Fatahillah dapat menyapu bangsa Portugis dan merebut kembali Sunda Kelapa. Kemudian oleh
Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta, berikut beberapa perlawanan rakyat nusantara
terhadap Portugis:

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis


Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis
di Maluku hal itu karena rakyat maluku merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam
memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada 1570, Sultan
Hairun memimpin rakyat Ternate menjalankan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun berkat
kelicikan Portugis Sultan Hairun akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya
perlawanan dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis kemudian dapat diusir dari
maluku dan kemudian bermukim di Pulau Timor.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang bangsa Portugis di Malaka
pada tahun 1615 dan 1629.
Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis
Pada 1511, dipimpin oleh Albuquerque armada Portugis menyerang Kerajaan Malaka. Saat itu
perlawanan rakyat terhadap kolonial Portugis di Malaka mengalami kegagalan sebab kekuatan dan
persenjataan Portugis lebih kuat dari Rakyat Malaka. Pada 1527, pasukan Demak di bawah pimpinan
Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa, Banten dan Cirebon. kala itu Portugis dapat ditumpas oleh

95
Fatahillah dan kemudian Fatahillah merubah nama Sunda Kelapa jadi Jayakarta yang memiliki makna
kemenangan besar.
Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis
Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlangsung dari tahun
1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir
Portugis.

2. Masa Penjajahan Spanyol


Tibanya portugis di indonesia membuat bangsa eropa lain bergerak mencari keuntungan. Keberhasilan
Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut mencari untung. Seandainya Portugis lebih
memusatkan perhatian di Ternate, Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore.
Kemudian persaingan pun terjadi di daerah Maluku.
Sepanyol memilih untuk membangun benteng di tidore. Pembangunan benteng membuat persaingan
semakin memanas. Dan pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate dengan bantuan
Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng yang dibangun Spanyol di Tidore dapat
dirampas oleh persekutuan Portugis dan Ternate. Dan pada tahun 1534 spanyol dan portugis
menyepakati diadakan perjanjian saragosa, diadakannya perjanjian saragosa karena kedua belah pihak
menyadari dampak negatif yang ditibukan sangat besar akibat persaingan itu. isi perjanjian itu antara
lain:
1. Maluku menjadi daerah portugis untuk berkegiatan
2. Spanyol harus meninggalkan portugis dan memusatkan diri di Filipina

Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku. Dalam melaksanakan monopoli
perdagangan, Portugis juga memiliki ambisi untuk menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya,
rakyat dan raja Ternate kemudian menentang penuh kebijakan Portugis tersebut.

3. Masa Penjajahan Belanda


Portugis mengakhirkan penjajahan di indonesia tahun 1602 setelah bangsa Belanda masuk ke Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Cornelius de Houtman Belanda berhasil masuk ke Indonesia melalui Banten.
Bangsa belanda berkeinginan untuk mendapatkan dan menguasai pasar rempah-rempah di indonesia
dengan mendirikan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) yang bertempat di Banten pada tahun
1602. Karena pada waktu itu pasar di Banten sadang mengalami persaingan perdagangan Inggris dan
Tionghoa, oleh karna itulah VOC dipindahkan ke Sulawesi Selatan. namun Di Sulawesi Selatan VOC
mendapat perlawanan Sultan Hasanddin. Beberapa kali berpindah tempat kemudian VOC akhirnya
mendapatkan tempat di Yogyakarta. Di kota Jendral Sudirman tersebut, Di Yogyakarta, VOC
menyepakati perjanjian Giyanti yang isinya adalah Belanda mengakui mangkubumi sebagai Sultan
Hamengkubuwono 1. Perjanjian Giyanti juga membagi kerajaan Mataram menjadi Kasultanan
Yogyakarta dan Kasunan Surakarta. kemudian pada tanggal 1 Januari 1800 VOC dibubarkan setelah
Perancis mengalahkan Belanda.
Penjajahan Belanda tidak berhenti Semenjak VOC dibubarkan. Belanda kemudian memilih Daendels
sebagai gubernur jenderal hindia belanda. Saat masa Deandels, rakyat Indonesia dipaksa untuk
membuat jalan raya dari Anyer hingga Panarukan. Namun masa pemerintahan Daendels berlangsung
singkat yang kemudian diganti Johannes van den Bosch. Johannes Van den Bosch menerapkan cultuur
stelsel (sistem tanam paksa). Dalam sistem tanam paksa, tiap desa wajib menyisihkan sebagian

96
tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor seperti tebu, kopi, nila dll. Hasil tanam paksa ini harus dijual
kepada pemerintah kolonial dengan harga yang telah ditetapkan.
Pada 1905 muncul gerakan nasionalis yang pertama, yaitu Serikat Dagang Islam yang kemudian diikuti
oleh munculnya gerakan Budi Utomo. Belanda merespon gerakan tersebut dengan memenjarakan
banyak dari mereka dengan alasan kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama,
Soekarno pernah dipenjarakan.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan pada bulan
Juli Belanda mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Britania dan Amerika Serikat. Negosiasi dengan
Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat tempur jepang gagal di
Juni 1941, kemudian pada bulan Desember 1941 Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara.
Penjajahan Belanda terhadap Indonesia berakhir secara keseluruhan saat Pemerintah Jepang melakukan
penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari
Negara Inggris, Amerika, Australia dan Belanda. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada akhirnya
setelah mengalami kekalahan terus menerus dari Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer selaku
Jenderal Hindia Belanda menyerah dan ditangkap oleh jepang. Hal ini menjadi tanda berakhirnya
sejarah penjajahan Belanda di Indonesia sekaligus pertanda dimulainya masa penjajahan Jepang di
Indonesia.
4. Masa Penjajahan Jepang
Pada akhirnya, setelah 350 tahun Kolonial Belanda menguasai Indonesia, Belanda akhirnya menyerah
tanpa syarat terhadap Jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8maret 1942. Masaa
kependudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa
penjajahan negeri sakura tersebut, mereka membentuk beberapa organisasi diantaranya PETA (Pembela
Tanah Air), Heiho (pasukan indonesia buatan Jepang), dan Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan ramah oleh bangsa Indonesia. Namun
dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda.
Pada Juli 1942, Soekarno mendapat tawaran dari Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan
membentuk pemerintahan yang dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang.
Soekarno, para Kyai dan Mohammad Hatta memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun
1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat lah beragam, tergantung di mana
seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting
dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, penahanan sembarang, terlibat perbudakan seks,
hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda
merupakan target sasaran kekejaman dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). kemudian pada 28 April 1945, Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang
Jawa melantik anggota BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung
Kemlu). saat itu Ketua BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan
wakilnya Icibangase (Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI kala itu ialah 63
orang yang mewakili hampir semua wilayah di Indonesia.

97
Sejarah Menjelang Proklamasi Kemerdekaan

Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 - Sebagian dari kita tentu sudah
mengetahui bahwa pada 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima.
dan tiga hari berselang bom atom juga dijatuhkan di kota Nagasaki. Kedua bom atom tersebut
mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar dan hancur nya berbagai infrastruktur sipil dan militer
Jepang, kala itu pemerintah Jepang benar-benar dalam kesulitan. Akhirnya, pada 14 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Berita kekalahan Jepang kepada Sekutu segera sampai pada kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia
dan menjadi salah satu pemicu mereka untuk segera mem proklamasikan kemerdekaan indonesia, untuk
lebih jelas nya mengenai Peristiwa - Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
Berikut akan kita kupas tuntas mengenai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia, Peristiwa
peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Peristiwa peristiwa Saat Proklamasi Kemerdekaan,
peristiwa sebelum proklamasi, peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.

4 Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan


Adapun peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang Proklamasi Kemerdekaan adalah:

1. Jepang menyerah kepada Sekutu


a. Dalam Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang)
Pada Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) ke-85 pada 7 September 1944 di Tokyo,
Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan untuk
merdeka kelak di kemudian hari. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh semakin terdesaknya Angkatan
Perang Jepang oleh pasukan Amerika, terlebih dengan jatuhnya Kepulauan Saipan ke tangan Amerika
Serikat.
b. Pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai
Pada 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi
Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Panitia Kemerdekaan. Tindakan ini merupakan langkah
konkret pertama bagi pelaksanaan janji Koiso. Dr. Radjiman Wediodiningrat terpilih sebagai Kaico
atau ketua.
c. Pembentukan Dokuritsu Junbi Linkai
Pada 7 Agustus 1945, Panglima Tentara Umum Selatan Jenderal Terauchi meresmikan pembentukan
Dokuritsu Junbi Linkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada saat ini pula,
Dokuritsu Junbi Cosakai dinyatakan bubar. dan Bung Karno terpilih sebagai ketua serta Bung Hatta
sebagai wakil ketua.
d. Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima
Pada tanggal 6 Agustus 1945, tepatnya jam 08.15 pagi kota Hiroshim telah di jatuhi Bom atom oleh
tentara sekutu. Lebih dari 70.000 orang penduduk kota Hiroshima telah menjadi korban bom atom
tersebut. kemudian Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua kembali dijatuhkan oleh
Amerika Serikat di kota Nagasaki. Dan akibat ledakan tersebut lebih dairi 75.000 orang penduduk
Jepang di Nagasaki menjadi korban.
e. Berita Jepang akan memberikan Kemerdekaan kepada Indonesia
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat (Vietnam) memberikan
informasi kepada tokoh pergerakan yang diundang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Radjiman Wediodiningrat bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada

98
Bangsa Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus
1945, Pelaksanaannya akan dilakukan oleh PPKI.
f. Desakan Sutan Syahrir agar Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan
Dua hari berselang, saat Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat kembali ke
tanah air dari Dalat (Vietnam), Sutan Syahrir mendesak agar Bung Karno dapat secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat
Jepang, sebab Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu
nasionalis, antara yang pro dan kontra terhadap Jepang.

Soekarno belum merasa yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan seandainya dilakukan
proklamasi kemerdekaan saat itu, hal tersebut dapat menyebabkan pertumpahan darah yang luas, dan
dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno kemudian memberitahu Hatta
bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu merupakan hak PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI ialah badan buatan
Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan "hadiah" dari Jepang
g. Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
Setelah peristiwa jatuhnya Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 9 Agustus
1945 yang mengakibatkan hancurnya militer jepang, Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah secara
resmi kepada Sekutu diatas kapal USS Missouri. Saat itu tentara jepang masih menguasai Indonesia
sebab Jepang berjanji akan mengembalikan Indonesia ke tangan Sekutu.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Darwis dan Wikana mendengar kabar menyerahnya jepang kepada sekutu
melalui radio BBC. Setelah mendengar berita Jepang bertekuk lutut kepada sekutu, golongan muda
mendesak golongan tua untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun tokoh
golongan tua seperti Soekarno dan Hatta tidak ingin terburu-buru mereka tetap menginginkan
proklamasi dilaksanakan sesuai mekanisme PPKI. Alasannya kekuasaan Jepang di Indonesia belum
diambil alih hal tersebut membuat mereka khawatir akan terjadinya pertumpahan darah pada saat
proklamasi.
Tetapi, golongan muda, seperti Sukarni dan Tan Malaka menginginkan proklamasi kemerdekaan
dilaksanakan secepat cepatnya. Para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam keadaan kekosongan kekuasaan
(vakum). Negosiasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. namun Golongan muda tidak menyetujui
rapat tersebut, mengingat PPKI merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Dan mereka lebih
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa indonesia sendiri, bukan pemberian dari Jepang.
Perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua inilah yang menjadi latar belakang
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
a. Golongan Muda
Menanggapi sikap konservatif golongan tua, golongan muda yang diwakili oleh para anggota PETA
dan mahasiswa merasa kecewa. Mereka tidak setuju terhadap sikap golongan tua dan menganggap
bahwa PPKI merupakan bentukan Jepang. Sehingga mereka menolak seandainya proklamasi
dilaksanakan melalui mekanisme PPKI. Sebaliknya, mereka menghendaki terlaksananya proklamasi
kemerdekaan dengan kekuatan sendiri, tanpa pengaruh dari Jepang. Sutan Syahrir termasuk tokoh
pertama yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Sikap golongan muda secara resmi diputuskan dalam rapat yang diselenggarakan di Pegangsaan Timur

99
Jakarta pada 15 Agustus 1945. Hadir dalam rapat ini Djohar Nur, Chairul Saleh, Kusnandar, Subadio,
Subianto, Margono, Wikana dan Armansyah. Rapat yang diketuai Chairul Saleh ini menyepakati bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan
kepada pihak lain.

Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan Wikana pada Soekarno dan Hatta di
Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Mereka mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan segera
dikumandangkan pada 16 Agustus 1945. Jika tidak diumumkan pada tanggal tersebut, golongan
pemuda menyatakan bahwa akan terjadi pertumpahan darah. Namun, Soekarno tetap bersikap keras
pada pendiriannya bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh sebab itu, PPKI harus
segera menyelenggarakan rapat. Pro kontra yang mencapai titik puncak inilah yang telah mengantarkan
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
b. Golongan Tua
Mereka yang dicap sebagai golongan tua adalah para anggota PPKI yang diwakili oleh Soekarno dan
Hatta. Mereka adalah kelompok konservatif yang menghendaki pelaksanaan proklamasi harus melalui
PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang pada 24 Agustus 1945. Alasan mereka adalah meskipun
Jepang telah kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga hal-hal yang
tidak diinginkan. Kembalinya Tentara Belanda ke Indonesia dianggap lebih berbahaya daripada sekedar
masalah waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.
c. Golongan Muda Membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus sekitar pukul 22.30 malam, utusan golongan muda yang terdiri dari Wikana,
Darwis telah menghadap Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana pun penyampaikan
tuntutan agar Bung Karno segera mengumumkan Proklamasi kemerdekaan Indonesia pad esok hari,
yakni pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno pun menolak tuntutan itu, dan lebih menginginkan
betemu dan bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) lainnya. karena bung karno menginginkan kemerdekaan Indonesia harus di capai tanap
pertumpahan darah.
Mendengar penolakan Bung Karno itu, maka Wikana pun mengancam bahwa pada esok hari akan
terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan pembunuhan secara besar-besaran. Hal tersebut pun
membuat suasana menjadi tegang antara Bung Karno dan Pemuda, yang di saksikan langsung oleh
Bung Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Dr. Buntara, dan Mr. Iwa Kusumasumantri.
Di tengah suasana pro dan kontra, golongan muda memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok . Pilihan ini diambil berdasarkan kesepakatan rapat terakhir golongan pemuda pada
16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Cikini, Jakarta. Maksudan dan tujuan para pemuda membawa
kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta segera mengumumkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan secepatnya serta menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari
pengaruh Jepang.
Sementara itu di Jakarta, terjadi dialog antara golongan tua yang diwakili Ahmad Subardjo dan
golongan muda yang diwakili oleh Wikana, setelah terjadi dialog dan ditemui kata sepakat agar
Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta dan diumumkan pada 17 Agustus 1945. Golongan
muda kemudian mengutus Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam
rangka menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta.
Hal tersebut berjalan mulus lantaran Ahmad Subardjo memberi jaminan pada golongan muda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00.
Dengan jaminan itu, Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA Rengasdengklok) mau melepaskan

100
Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.

Dan sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah kediaman Bung Karno di jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta, untuk menurunkan Ibu Fasmawati (istri Bung Karno), yang kala itu ikut di bawa ke
Rengasdengklok. Dan pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat
PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama
membahas tentang Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
3. Perumusan Teks Proklamasi
Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka telah
menyetujui bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus segera dikumandangkan. Kemudian diadakanlah
rapat yang membahas Persiapan Proklamasi Kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda, dipilihnya
rumah Laksamana Maeda karena tempat tersebut dianggap tempat yang aman dari ancaman tindakan
militer Jepang karena Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang dan Maeda juga
merupakan kawan baik Mr. Ahmad Subardjo.
Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun. Hadir dalam pertemuan itu Sukarni, Mbah
Diro, dan B.M.Diah dari golongan muda yang menyaksikan perumusan teks proklamasi. Semula
golongan muda menyodorkan teks proklamasi yang keras nadanya dan karena itu rapat tidak
menyetujui.
Kemudian berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, diperoleh rumusan
teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang berbunyi:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-
singkatnja.

Djakarta, 17-8-‘05
Wakil2 bangsa Indonesia
Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan tentang siapa yang harus
menandatangani teks tersebut. Kemudian Bung Hatta berpendapat agar teks proklamasi itu
ditandatangani oleh semua yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Namun, dari golongan muda
Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir,
akan tetapi cukup oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia dan Soekarno yang
nantinya membacakan teks proklamasi tersebut.
Usul tersebut didasari bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dwitunggal yang pengaruhnya cukup
besar di mata rakyat Indonesia. Usul Sukarni kemudian diterima dan Soekarno meminta kepada Sayuti
Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut, disertai dengan perubahan-perubahan yang
sebelumnya telah disepakati bersama. Perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya
sendiri baru ter selesaikan pada 04.00 WIB (pagi hari), pada tanggal 17 Agustus 1945

101
Teks Naskah Proklamasi hasil ketikan Mohamad Ibnu Sayuti Melik yang ditempatkan di Monumen
Nasional
Dalam naskah yang diketik oleh Sayuti Melik Terdapat tiga perubahan pada naskah tersebut dari yang
semula berupa tulisan tangan Soekarno, Perubahan-perubahan itu adalah sebagai berikut.
1. Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo".
2. Konsep "wakil-wakil bangsa Indonesia" diubah menjadi "atas nama bangsa Indonesia".
3. Tulisan "Djakarta 17-08-'05", diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen '05".
4. Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta,
dengan bunyi berikut ini.

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam
tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‘05


Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno - Hatta

4. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan


Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945
(hari Jum’at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi jalan Proklamasi).
Sejak pagi telah dilakukan persiapan di tempat tersebut (rumah Ir. Soekarno), untuk menyambut
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

102
Banyak tokoh pergerakan nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu. Mereka ingin menyaksikan
pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sesuai kesepakatan yang diambil di rumah
Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa (zaman Jepang) atau 10.00
WIB telah hadir di rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Acara yang disusun dalam upacara di kediaman 1r. Soekarno (jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta)
tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Pengibaran bendera Merah Putih.
3. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa protokol. Latief Hendraningrat memberi aba-aba
siap kepada seluruh barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna.
Suasana menjadi sangat hening ketika Bung Karno dan Bung Hatta dipersilakan maju beberapa langkah
dari tempatnya semula. Dengan suaranya yang mantap, Bung Karno dan didampingi Bung
Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setelah sebelumnya mengucapkan pidato
singkat.

Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan berakhir maka dilanjutkan dengan upacara pengibaran
bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka Merah Putih itu dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. saat itu
Suhud bertugas mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan dan mengibarkannya
dengan bantuan Shodanco Latief Hendraningrat.

Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan hadirin yang datang bersama-sama menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu Indonesia Raya.
Seusai pengibaran bendera Merah Putih acara dilanjutkan sambutan dari Wali Kota Suwiryo dan dr.
Muwardi. Pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh tokoh
Indonesia lainnya, seperti Sukarni, Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati, Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G.
Pringgodigdo, Mr. Sujono dan dr. Samsi.

103
Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bukan berarti kondisi
bangsa Indonesia dalam keadaan damai dan tanpa gangguan. Justru mulai muncul perlawanan-
perlawanan terhadap pihak lain yang mencoba mengambil alih kekuasaan dan kemerdekaan bangsa
indonesia pada saat itu.
Untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah didapat rakyat indonesia harus menghadapi
pertempuran dengan pihak asing, berbagai peristiwa pertempuran antara rakyat indonesia melawan
pasukan Belanda dan Sekutu pun terjadi di berbagai daerah, antara lain Serangan Umum 1 Maret 1949,
Agresi Militer Belanda I dan II, Pertempuran lima hari di Palembang, Pertempuran Margarana,
Bandung lautan api, Peristiwa Merah Putih di Minahasa (Manado), Pertempuran di Jakarta,
Pertempuran di Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Pertempuran di Surabaya, Pertempuran lima hari
di Semarang, Insiden bendera di Surabaya dan Pertempuran Rakyat Makassar.
Berikut Pemaparan lebih lengkap mengenai 14 pertempuran yang harus dihadapi rakyat indonesia
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia:

1. Insiden bendera di Surabaya


Pada tanggal 31 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat yang menetapkan bahwa
mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah
Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke seluruh wilayah indonesia khususnya
kota Surabaya.
Insiden ini bermula Pada Tanggal 18 September 1945 ketika Sekutu dan Belanda dari AFNEI (Allied
Forces Netherlands East Indies) bersama-sama dengan rombongan Intercross (Palang Merah
Internasional) mendarat di Surabaya. Rombongan Sekutu tersebut oleh administrasi Jepang di Surabaya
ditempatkan di Hotel Yamato sedangkan rombongan Intercross ditempatkan di Gedung Setan.

Kemudian Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada malam hari
tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru),
tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi
sebelah utara. Para pemuda Surabaya keesokan harinya melihatnya dan menjadi marah karena mereka
menilai Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera
Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.
Dengan gagah berani, arek-arek Surabaya menyerbu Hotel Yamato untuk menurunkan bebdera
Belanda. setelah sampai di bawah, bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) dirobek yang warna birunya
kemudian dikibarkan kembali sebagai bendera Indonesia (Merah-Putih). Peristiwa tersebut terjadi pada
tanggal 19 September 1945, untuk mengenang peristiwa itu, kini di depan Hotel Yamato di bangun
monumen perjuangan. Dalam peristiwa tersebut Mr. W.V.Ch. Ploegman tewas tercekik oleh Sidik
kemudian Sudirman dan Hariyono berhasil masuk lobi hotel yang kemudian naik ke atas hotel untuk
menurunkan bendera Belanda.

2. Pertempuran Rakyat Makassar


Pada bulan Desember 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke Makassar di bawah pimpinan Kapten
Raymond Westerling. Pasukan Westerling bertindak kejam. pasukan Belanda Depot Speciale Troepen
pimpinan Westerling. banyak melakukan pembunuhan dan pembantaian terhadap rakyat Makassar,
Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency
(penumpasan pemberontakan).

104
Akibat banyaknya pembantaian yang dilakukan Westerling, terjadi perlawanan rakyat Makassar kepada
Belanda. Perlawanan di pimpin oleh Wolter Monginsidi. Akan tetapi, Wolter Monginsidi berhasil
ditangkap Belanda dan kemudian dijatuhi hukuman mati.

3. Pertempuran lima hari di Semarang


Hingga bulan Oktober 1945, pasukan Jepang masih tetap berada di Kota Semarang. Mereka juga masih
melancarkan serangan terhadap beberapa kubu TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang bertujuan untuk
membebaskan orang-orang Jepang yang masih dalam penahanan.
Sementara itu, tersiar kabar bahwa Jepang meracuni sumber air minum di wilayah Candi Semarang.
Oleh sebab itu, Dr. Karyadi memeriksa sumber air yang diracuni oleh Jepang tersebut. Pada saat itu, ia
menjabat kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Pusara) di Semarang. Namun naas, ia
kemudian dibunuh tentara Jepang. Terbunuhnya dr. Kariadi ini menyulut kemarahan pemuda.
Akibatnya, terjadi pertempuran di Simpang Lima, Tugu Muda dan sekitarnya.

Kurang lebih 2000 pasukan Jepang yang dikomandoi oleh Mayor Kido berhadapan dengan TKR dan
para pemuda. Pertempuran ini berlangsung selama 5 hari, 15 - 19 Oktober 1945. dan dihentikan setelah
adanya gencatan senjata. namun Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Dr.
Karyadi yang menjadi salah satu korban namanya kemudian diabadikan menjadi nama salah satu
Rumah sakit di kota Semarang. Untuk memperingati peristiwa tersebut maka pemerintah membangun
sebuah tugu yang diberi nama Tugu Muda.

4. Pertempuran di Surabaya
Pada Tanggal 25 Oktober 1945, dibawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby Brigade 49 Inggris
mendarat di Surabaya, Kedatangan Mallaby disambut oleh R.M.T.A. Suryo (Gubernur Jawa Timur).
kala itu mereka bertugas untuk melucuti serdadu Jepang serta membebaskan para interniran
Sebenarnya saat mendarat di Surabaya inggris terlebih dahulu telah membuat kesepakatan dengan
R.M.T.A. Suryo (Gubernur Jawa Timur) sehingga para tentara inggris di ijinkan memasuki Surabaya,
berikut isi kesepakatannya:

• Inggris berjanji bahwa tidak terdapat angkatan perang Belanda di antara tentara Inggris.

• Disetujui kerja sama antara kedua belah pihak untuk menjamin ketenteraman dan keamanan.

• Akan segera dibentuk Biro Kontak (Contact Bureau) agar kerja sama dapat terlaksana sebaik-
baiknya.

• dan Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang.


Namun ternyata pada pelaksanaannya, Inggris tidak menepati janjinya dan Inggris justru berniat
menguasai Surabaya.

Pada tanggal 27 Oktober 1945 pasukan Inggris membuat kegaduhan di surabaya mereka menyebarkan
pamflet yang berisi perintah, agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjata hasil rampasan
dari Jepang. Dengan kejadian tersebut maka pihak Indonesia menginstruksikan kepada semua rakyat
surabaya untuk siap siaga penuh menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Akhirnya kontak
senjata pecah antara pemuda Surabaya dan tentara Inggris. Semua pemuda di seluruh kota menyerang
Inggris dengan segala kemampuan. Pada Tanggal 28-31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat
di Surabaya. Ketika terdesak, tentara Sekutu mengusulkan perdamaian.

105
Tentara Sekutu menghubungi Presiden Soekarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris agar tidak
mengalami kekalahan total, Kemudian Presiden Soekarno serta Jenderal Mallaby melakukan
perundingan. Pertemuan itu menghasilkan dua kesepakatan, yaitu keberadaan RI diakui oleh Inggris
dan penghentian kontak senjata.
Namun Gencatan senjata tidak dihormati Sekutu. Dalam sebuah insiden yang belum pernah terungkap
secara jelas, Brigjen Mallaby ditemukan meninggal. Kemudian Letnan Jendral Christison Panglima
Sekutu di Indonesia, meminta kepada pemerintah Indonesia menyerahkan orang-orang yang dicurigai
membunuh Jendral Mallaby. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh. Isi
ultimatum tersebut adalah: "Sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya.
Penyerahan paling lambat tanggal 9 November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila ultimatum tersebut
tidak dilaksanakan, Kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara".
Ultimatum tersebut ditolak oleh para pemimpin dan rakyat Surabaya, kemudian Pada Tanggal 10
November 1945 pukul 06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun udara. Di
bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan
sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu. Dalam pertempuran yang tidak seimbang, Bung Tomo terus
mengangkat semangat rakyat agar terus maju, pantang mundur. Dengan pekik Allahu Akbar, Bung
Tomo membakar semangat rakyat. Dalam pertempuran yang berlangsung sampai awal Desember itu
gugur ribuan pejuang Indonesia. kemudiam Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari
Pahlawan.

5. Pertempuran Medan Area


Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang diboncengi serdadu Belanda dan NICA di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di kota Medan. Pada awalnya kedatangan mereka
disambut oleh tokoh dan masyarakat di Sumatera Utara. Akan tetapi, tindakan tentara Sekutu
menyakitkan rakyat. Mereka membebaskan para tahanan Belanda dan dibentuk Medan Batalyon KNIL.
Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi peristiwa di hotel yang ada di Jalan Bali. Medan. Seorang oknum
penghuni hotel menginjak-injak lencana merah putih. Akibatnya, hotel itu disderang oleh para pemuda
kita sehingga timbul banyak korban. Peristiwa ini menjadi awal terjadinya Pertempuran Medan Area.
Untuk menghadapi segala kemungkinan, TKR dan brbagai badan perjuangan telah membentuk
kesatuan perjuangan Kesatuan perjuangan itu adalah Barisan Pemuda Indonesia di bawah pimpinan
Achmad Taheer. Ternayata bentrokkan terus meluas dan terjadi di berbagai daerah. Perkembangan ini
oleh Sekutu dipandang sudah sangat membahayakan .Oleh karena itu, pada tanggal 18 Oktober 1945.
Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerahkan semua senjata kepada Sekutu. Sudah tentu
rakyat begitu saja memenuhi tuntutan Sekutu.

Pada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan militer besar-besaran, yang
dilengkapi dengan pesawat tempur canggih. Seluruh daerah Medan dijadikan sasaran serangan, rakyat
pun melukukan perlawanan sekuat tenaga. Sekutu berusaha mendesak para pejuang kita, bahkan,
Sekutu sejak tanggal 1 Desember 1945 memasang batas-batas penudukannya. Batas itu berupa papan
yang diberi tulisan Fixed Boundaries Medan Area ( batas resmi wilayah Medan ) disudut-sudut kota.
Sekutu dan tentara NICA mengusir dan menindas orang-orang Republik yang masih berada di Kota
Medan. Bahkan, di bulan April 1946, Sekutu dan NICA berhasil mendesak beberapa pimpinan Republik
keluar kota . Gubernur, wali kota , dan Markas TRI pindah ke Pematangsiantar. Namun para penjuang
kita pantang mundur. Perlawaman dengan berbagai bentuk terus dilakukan.

106
6. Pertempuran di Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris di bawah pimpinan Brigjen Bethel di
Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju
Magelang, karena Sekutu diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara
sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda.
Pasukan Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Gerakan tentara Sekutu yang mundur ke
ambarawa berhasil ditahan di desa Jambu berkat bantuan dari batalyon Polisi Istimewa di bawah
pimpinan Onie Sastroatmodjo, resimen kedua yang dipimpin M. Sarbini, dan batalyon dari Yogyakarta.
Pada pertempuran di desa Jambu tanggal 26 November 1945, Letkol Isdiman (Komandan Resimen
Banyumas) tewas sebagai pejuang bangsa. Lalu Kolonel Soedirman (Panglima Divisi di Purwokerto)
langsung naik mengambil alih pimpinan dan pada tanggal 15 Desember 1945 tentara Indonesia berhasil
memukul mundur Sekutu sampai Semarang. Karena jasanya maka pada tanggal 18 Desember 1945
Kolonel Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jendral. Sampai sekarang
setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari Infantri.

7. Pertempuran di Jakarta
Menjelang berakhirnya tahun 1945 situasi keamanan ibukota Jakarta (saat itu masih disebut Batavia)
makin memburuk dengan terjadinya saling serang antara kelompok pro-kemerdekaan dan kelompok
pro-Belanda. Ketua Komisi Nasional Jakarta, Mr. Mohammad Roem mendapat serangan fisik.
Demikian pula, Perdana Menteri Syahrir dan Menteri Penerangan Mr. Amir Sjarifuddin juga nyaris
dibunuh simpatisan Belanda (NICA)
Keadaan di Jakarta pun menjadi sulit dikendalikan dan kacau. Tentara Belanda semakin merajalela.
Ditambah lagi pendaratan pasukan marinir Belanda di Tanjung Priok pada 30 Desember 1945
menambah keadaan semakin mencekam.
Karena itu pada tanggal 1 Januari 1946 Presiden Soekarno memberikan perintah rahasia kepada Balai
Yasa Manggarai untuk segera menyiapkan rangkaian kereta api demi menyelamatkan para petinggi
negara. Pada tanggal 3 Januari 1946 diputuskan bahwa Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta
beserta beberapa menteri/staf dan keluarganya meninggalkan Jakarta dan pindah ke Yogyakarta,
kemudian pada pukul 07.00 Preseiden dan Rombongannya tiba di Stasiun Yogyakarta kemudian
ibukota Republik Indonesia pun turut pindah ke Yogyakarta (Lihat: 30 Tahun Indonesia Merdeka. 1945-
1949: hlm. 79).

8. Peristiwa Merah Putih di Manado (Minahasa)


Berita proklamasi sampai juga di Tanah Minahasa atau Manado di Sulawesi Utara. Seperti di daerah
lain, rakyat Minahasa melakukan aksi peluncutan senjata dan pengoperan kekuasaan dari tangan
Jepang. Aksi terjadi pada tanggal 22 Agustus 1945. Gerakan rakyat Minahasa ini diprakarsai oleh
Dewan Minahasa yang dipimpin oleh Palengkahu.
Aksi dilakukan dengan menurunkan bendera-bendera Jepang dan mengibarkan bendera Merah Putih di
kantor-kantor. Hal itu telah membanggakan dan memberi semangat serta kegembiraan rakyat Minahasa.
Akan tetapi, pada awal September 1945, tentara Sekutu yang diwakili tentara Australia mendarat di
Minahasa. Kedatangan mereka diikuti oleh tentara NICA. NICA dengan segera melancarkan aksinya
untuk menegakkan kembali kekuatannya. Sekutu dan NICA kemudian mengeluarkan perintah larangan
pengibaran bendera Merah Putih.
Rakyat tidak menghiraukan larangan tersebut. Dengan semboyan "hidup atau mati", rakyat Minahasa
tetap akan mempertahankan berkibarnya Sang Saka Merah Putih di Tanah Minahasa. Akhirnya,
bentrokkan dan pertempuran antara rakyat Minahasa melawan tentara Sekutu dan NICA tidak dapat
dihindarkan.

107
Kemudian Rakyat Sulawesi Utara membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) untuk melakukan
perlawanan terhadap NICA. dan Pada tanggal 14 Februari 1946, para pejuang PPI menyerbu markas
NICA di Teling. Pejuang PPI berhasil membebaskan pimpinan PPI yang sebelumnya di tahan belanda
dan menyandra komandan NICA dengan pasukannya. Kemudian para pejuang merobek bendera
Belanda (merah-putih-biru) dan merubahnya menjadi bendera Indonesia (merah-putih).

Bendera tersebut kemudian dikibarkan di markas Belanda di Teling. Oleh sebab itu peristiwa itu dikenal
dengan nama peristiwa merah putih di Minahasa (Manado). sejak saat itu Para pejuang berhasil
mengusir NICA dari tanah Sulawesi Utara.

9. Bandung lautan api


Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para pejuang Bandung
sedang melakukan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang.
Tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu membacakan ultimatum pertama, agar kota Bandung
bagian utara selambat-lambatnya pada tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh pihak Indonesia
dengan alasan demi keamanan. Namun para pejuang Republik Indonesia tidak memperdulikan
ultimatum tersebut. Akibatnya sering terjadi insiden antara tentara Sekutu dengan pejuang Indonesia.
Tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka menuntut agar semua
masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan kota Bandung bagian
selatan. sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah namanya menjadi TRI. Demi keselamatan rakyat
dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang
lainnya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan.
Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution yang
menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari
Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh
kepada musuh. Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung.
Sebelum meninggalkan kota Bandung Para pejuang melancarkan serangan umum ke arah markas besar
Sekutu dan berhasil membumi-hanguskan kota Bandung. Dalam waktu tujuh jam kota Bandung
menjadi kota yang berkobar, setiap warga membakar rumah mereka, tidak kurang dari 200.000 rumah
warga bandung dibakar dan mengungsikan diri ke bandung bagian selatan, yang berupa daratan tinggi
dan pegunungan. Pembakaran tersebut bertujuan untuk menghentikan dan mencegah tentara sekutu dan
tentara NICA yang ingin memanfaatkan kota Bandung sebagai markas militer. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.

10. Pertempuran Margarana


Seperti daerah lainnya, rakyat Bali juga berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan
dan merebut kekuasaan dari Jepang. Untuk itu, letkol I Gusti Ngurah Rai sebagai salah seorang
pimpinan di Bali pergi ke Yogyakarta untuk melakukan konsultasi ke Markas Besar TRI.
Saat Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai sedang berada di Yogyakarta untuk berkonsultasi dengan
markas tertinggi TRI mengenai pembinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda,
Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946 Belanda mendaratkan kira-kira 2000 tentara di Bali. Karena akibat
perundingan Linggarjati, daerah kekuasaan de facto Republik Indonesia yang diakui hanya terdiri dari
Sumatera, Madura dan Jawa. ini berarti Bali tidak diakui sebagai bagian dari wilayah Indonesia.

Ternyata sejak Maret 1946, Belanda sudah menduduki beberapa tempat di Bali. Kemudian I Gusti
Ngurah Rai kembali ke Bali untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Ngurah Rai mendapat
bantuan dari TRI - Laut dengan pimpinan Kapten Markadi. Dalam perjalanan menyeberangi Selat Bali

108
telah terjadi pertempuran laut antara pasukan Ngurah Rai dengan patroli Belanda. Pertempuran juga
terjadi di Cekik dekat Gilimanuk, Bali.

Setelah berhasil melaksanakan Operasi Lintas Laut. I Gusti Ngurah Rai di Markas TRI Sunda Kecil
segera memperkuat pasukannya . I Gusti Ngurah Rai segera membentuk Dewan Perjuangan Rakyat
Indonesia Sunda Kecil. Beberapa tokohn ya di samping I Gusti Nguarh Rai adalah I Gusti Putu Wisnu
dan Subroto Aryo Mataram.
Pada saat itu, Indonesia telah menyepakati Perundingan Linggarjati, oleh karena itu Belanda terus
berusaha menduduki daerah Bali. Kebetulan juga dalam naskah kesepakatan Perundingan Linggarjati
disebutkan bahwa Belanda hanya mengakui secara de facto, wilayah RI yang terdiri atas Jawa, Sumatra
dan Madura, Ngurah Rai terus berjuang untuk mengusir Belanda dari tanah Bali. Pada tanggal 18
November 1946, tentara Ngurah Rai (dikenal Pasukan Cing Wanara) mulai menyerang Tabanan dan
berhasil. Belanda segera mengerahkan kekuatannya dari Bali dan Lombok.
Melihat dua kekuatan yang tidak seimbang pasukan Ngurah Rai kemudian melakukan Perang Puputan
(Pertempuran habis-habisan). Pertempuran dimulai pada tanggal 20 November 1946 di Margarana
sebelah utara Tabanan. Dalam pertempuran tersebut Ngurah Rai gugur sebagai pejuang bangsa pada
tanggal 29 November 1946,

11. Pertempuran lima hari di Palembang


Pasukan Sekutu mendarat di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945. Pasukan ini dipimpin oleh
Letnan Kolonel Carmichael. Bersama pasukan Sekutu ikut pula aparat NICA. Mereka diizinkan oleh
pemerintah untuk mendiami daerah Talang Semut. Akan tetapi, mereka tidak mengindahkan peraturan
itu dan akhirnya Insiden dengan pemuda meletus ketika mereka menggeledah rumah-rumah penduduk
untuk mencari senjata.

Tindakan Sekutu yang sangat menyinggung perasaan rakyat dengan melakukan penggeledehan rumah
penduduk yang bertujuan untuk mencari senjata hasil rampasan dari pihak Jepang. Justru
mengakibatkan terjadi insiden bersenjata pada 1 Januari 1946. Saat itu tentara Sekutu dengan
menggunakan pesawat dan kapal laut membombardir kota Palembang. namun Para pejuang terus
mengadakan perlawanan dan hasil dari pertempuran ini Seperlima bagian kota Palembang hancur.
kemudian Pada tanggal 6 Januari 1947 dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan
Pemerintah Republik Indonesia di Palembang.

12. Agresi Militer Belanda I


Perselisihan pandangan akibat beda penafsiran ketentuan-ketentuan dalam persetujuan Linggarjati
makin memanas. Belanda berusaha untuk menyelesaikan "masalah Indonesia" dengan cepat. Pada
tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan nota kepada pemerintah Republik Indonesia. Nota itu
berupa ultimatum yang harus dijawab dalam waktu 14 hari. Isi nota itu antara lain sebagai berikut:

• Membentuk pemerintahan ad interim bersama.

• Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah-daerah yang diduduki
Belanda.

• Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisa bersama.

• Menyelenggarakan pemilikan bersama atas impor dan ekspor.

109
• Menyelenggarakan ketertiban dan keamanan bersama, termasuk di daerah Republik Indonesia
yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama).
Perdana Menteri Syahrir menolak gendarmerie bersama. Kemudian, Sebagai pemimpin kabinet
berikutnya Amir Syarifuddin kembali memberikan jawaban yang pada dasarnya sama dengan Syahrir.

Pada tanggal 15 Juli 1947, Belanda kembali mengirim nota. Belanda tetap menuntut gendarmerie
bersama dan Dalam waktu 32 jam Republik Indonesia harus memberi jawaban atas nota tersebut.
kemudian Pada tanggal 17 Juli 1947, Pemerintah Republik Indonesia memberi jawaban yang
disampaikan Amir Syarifuddin lewat RRI Yogyakarta. Jawaban itu ditolak Belanda. dan Pada tanggal
20 Juli 1947, van Mook mengumumkan bahwa pihak Belanda tidak mau berunding lagi dengan
Indonesia.

Kemudian Tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia. Tindakan ini
melanggar Perjanjian Linggajati. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
Jawa Barat. Akibatnya wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin kecil. Serangan militer Belanda
ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.

Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia internasional. Wakil-
wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) agar
mengadakan sidang untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda ke wilayah Republik
Indonesia.

13. Agresi Militer Belanda II


Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik Indonesia. Ibu kota
Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda. Belanda dengan seluruh kekuatan
melakukan Agresi Militer II dengan menyerbu Yogyakarta. dan Lapangan terbang Maguwo dapat
dikuasai Belanda dengan cepat.
Dalam waktu cepat pula Yogyakarta dapat dikuasai Belanda. Para pimpinan RI ditangkap Belanda. Para
pemimpin RI yang ditangkap Belanda antara lain Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta,
Suryadarma dan Sutan Syahrir. Namun sebelum tertangkap Sukarno sudah mengirim mandat lewat
radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera.
Tujuannya adalah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kota
di Bukit Tinggi.
Serbuan Belanda atau Agresi Militer II memperoleh reaksi masyarakat internasional. Pada tanggal 7
Februari 1949, suara simpati kepada Indonesia atas terjadinya serbuan Belanda datang dari Amerika
Serikat. Rasa simpati Amerika Serikat terhadap Indonesia diwujudkan dengan pernyataan-pernyataan
sebagai berikut:
1. Mendesak Belanda untuk membuka kembali perundingan yang jujur dengan Indonesia atas
dasar persetujuan Renville.
2. Amerika Serikat menghentikan semua bantuan kepada Belanda sampai negeri ini menghentikan
permusuhannya dengan Indonesia.
3. Mendesak pihak Belanda supaya menarik pasukannya ke belakang garis status quo Renville.
Membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditawan sejak 18 Desember 1948.
Rasa simpati dunia internasional tidak hanya datang dari Amerika Serikat, tetapi juga dari Rusia dan
Cina. bahkan pada bulan Desember 1949 Negara-negara di Asia seperti India, Afganistan, Myanmar
dan lain-lain yang segera mengadakan Konferensi di New Delhi. Mereka mendesak agar Pemerintah
RI segera dikembalikan ke Yogyakarta, dan pasukan Belanda segera ditarik mundur dari

110
Indonesia. Karena tekanan politik dan militer itulah akhirnya Belanda mau menerima perintah Dewan
Keamanan PBB untuk menghentikan agresinya.

14. Serangan Umum 1 Maret 1949


Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta merupakan satu episode penting dalam sejarah revolusi
Indonesia. Berawal dari Agresi Militer Belanda II, Belanda berhasil menduduki Kota Yogyakarta, yang
saat itu merupakan Ibukota Republik Indonesia. Setelah kota Yogyakarta dikuasai, Belanda kemudian
berusaha menguasai kota-kota sekitar Kota Yogyakarta yaitu Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo, dan
Bantul.
Situasi ibukota negara saat itu sangat tidak kondusif. Keadaan tersebut diperparah propaganda Belanda
di dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada. Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang saat itu
telah melepas jabatannya sebagai Raja Keraton Yogyakarta mengirimkan surat kepada Letnan Jenderal
Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan. Jenderal Sudirman menyetujuinya dan meminta
Sri Sultan HB X untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan
Brigade 10/Wehkreise III.

Sri Sultan HB IX mengadakan pertemuan empat mata dengan Letkol Soeharto di Ndalem
Prabuningratan. Pertemuan ini menghasilkan keputusan untuk melancarkan Serangan Umum pada
tanggal 1 Maret 1949 serta menyusun strategi serangan umum. Selain itu, beberapa kesatuan
diperintahkan untuk menyusup ke dalam kota Yogyakarta, di antaranya adalah kesatuan khusus di
bawah pimpinan Kapten Widodo.

Untuk mempermudah koordinasi penyerangan, wilayah penyerangan dibagi atas 5 sektor, yaitu:

• Sektor barat, di bawah pimpinan Letkol Soeharto (sampai perbatasan Malioboro).

• Sektor timur, dipimpin oleh Letkol Vence Sumual,

• Sektor utara, dipimpin oleh Mayor Kusno,

• Sektor selatan, dipimpin oleh Mayor Sarjono,

• Sektor kota, dipimpin oleh Letnan Marsudi dan Letnan Amir Murtono,
Yang dijadikan patokan sebagai tanda mulainya serangan adalah bunyi sirene pukul 06.00 pagi yang
biasa dibunyikan di kota Yogyakarta waktu itu. Pada tanggal 1 Maret 1949, beberapa jam sebelum
serangan umum berlangsung, sudah banyak gerilyawan yang mulai memasuki kota Yogyakarta. dan
Tepat pada pukul 06.00 pagi, sirene penanda berakhirnya jam malam berbunyi dimana hal tersebut juga
merupakan pertanda dimulainya serangan umum.

Kurang lebih 2.500 orang pasukan gerilya TNI di bawah pimpinan Letkol Soeharto melancarkan
serangan besar-besaran di jantung Kota Yogyakarta. Pasukan TNI mengepung Kota Yogyakarta dari
berbagai arah. dari arah utara pasukan gerilya yang dipimpin oleh Mayor Kusno, kemudian Mayor
Sardjono memimpin pasukannya melancarkan serangan dari arah selatan dan Di arah barat, pasukan
gerilya menggempur kota Yogyakarta dibawah pimpinan Letkol Soeharto..
Banyak pertempuran hebat terjadi di ruas-ruas jalan kota Yogyakarta. Serangan Umum 1 Maret 1949
terbukti ampuh untuk kembali merebut Yogyakarta dan mengalahkan Belanda. Belanda merasa kaget
dan sedikit persiapan dalam menangani serangan tersebut sehingga perlawanan yang dilakukan tidak
mampu mengimbangan serangan TNI. Dalam waktu singkat, Belanda berhasil didepak mundur. Pos-
pos militer ditinggalkan dan Beberapa buah kendaraan lapis baja dapat direbut oleh pasukan TNI.

111
Pasukan TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam, sesuai dengan rencana semula, sekitar
pukul 12.00. TNI mulai mundur keluar kota untuk mengosongkan kota dan kembali menuju pangkalan
gerilya seperti yang telah direncanakan sebelumnya sebelum pasukan bantuan Belanda tiba di
yogyakarta.
Berita kemenangan ini segera disebarkan secara estafet lewat radio dimulai dari Playen, Gunungkidul,
kemudian diteruskan ke pemancar di Bukit Tinggi, lalu diteruskan oleh pemancar militer di Myanmar
kemudian ke New Delhi (India) lalu sampai pada PBB yang sedang bersidang di Washington D.C,
Amerika Serikat.
Serangan Umum 1 Maret dapat meningkatkan posisi tawar Republik Indonesia serta mempermalukan
Belanda yang telah mengklaim bahwa Republik Indonesia sudah lemah, Kemenangan ini juga berhasil
meningkatkan moril dan semangat juang pasukan gerilya TNI di wilayah lainnya. Tak lama setelah
Serangan Umum 1 Maret terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan
penting pejuang Republik Indonesia yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda bahwa
gerilya bukan saja mampu melakukan sabotase atau penyergapan secara diam diam, tetapi juga mampu
melakukan serangan secara frontal ke tengah kota Solo yang dipertahankan dengan pasukan kavelerie,
pasukan infantri serta komando yang tangguh. Serangan umum Solo inilah yang mengusir Hindia
Belanda untuk selamanya.

112
Pergerakan Kebangkitan nasional

Organisasi Pergerakan Kebangkitan Nasional - Tahun 1908 merupakan titik awal bangkitnya
kesadaran nasional. Dimulai pada tahun tersebut mulai bermunculan organisasi pergerakan nasional
yang pertama (Budo Utomo - 20 Mei 1908), yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya
(Sarekat Islam berdiri tahun 1905, namun saat itu masih berbentuk sarekat dagang yang awalnya hanya
mengayomi pedagang pedagang Islam). Dengan demikian perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan itu telah memasuki tahap baru, yang lain sifatnya dengan perjuangan masa
sebelum tahun 1908.
Perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai kemerdekaannya memiliki ciri dan sifat-sifat perjuangan
yang berbeda setelah tahun 1908, berikut sifat-sifat perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya setelah tahun 1908:
1. Menggunakan organisasi yang teratur dan lebih terstruktur.
2. Bersifat nasional, artinya sudah terjadi kerja sama antar daerah di seluruh Indonesia.
3. Tidak tergantung pada satu orang (pimpinan). Artinya, jika pimpinan / sesorang ditangkap,
perannya dapat digantikan oleh yang lain.

Pergerakan nasional di Indonesia sendiri lahir karena adanya beberapa faktor, yaitu faktor-faktor dari
dalam dan luar negeri
Berkut beberapa faktor lahirnya pergerakan nasional di indonesia dari dalam negeri:
1. Timbulnya kaum terpelajar. Mereka inilah yang memolopori pergerakan nasional.
2. Penderitaan rakyat yang sudah cukup lama, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
berjuang membebaskan diri dari segala penjajahan yang menyebabkan penderitaan.
3. Pengalaman perjuangan masa lampau. Perjuangan fisik dan bersifat kedaerahan ternyata tidak
banyak berhasil, sehingga mendorong untuk mengubah cara perjuangan menjadi lebih
diplomatik dan lebih terkoordinasi.

Berkut beberapa faktor lahirnya pergerakan nasional di indonesia dari luar negeri:
1. Adanya pengaruh dari gerakan nasional di negara-negara lain. Misalnya gerakan nasional di
Filipina dan India.
2. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904-1905. Hal ini telah membangkitkan
semangat banyak bangsa Asia bahwa mereka dapat mengusir bangsa eropa (penjajah) jika
mereka bersungguh sungguh, termasuk Indonesia untuk mengusir Belanda (kaum penjajah).

Untuk lebih mempersingkat waktu Berikutnya akan diulas organisasi-organisasi yang berdiri pada
masa Pergerakan Nasional. Beberapa organisasi yang berdiri pada masa tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Sarekat Islam (16 Oktober 1905)


Syarikat Islam / Sarekat Islam (disingkat SI) dahulu bernama Sarekat Dagang Islam (disingkat SDI)
didirikan oleh Haji Samanhudi pada tanggal 16 Oktober 1905, Sarekat Dagang Islam merupakan
organisasi pertama yang lahir di Indonesia, pada awalnya Organisasi Sarekat Islam yang dibentuk oleh
Haji Samanhudi ini merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang menentang masuknya
pedagang asing yang ingin menguasai ekonomi rakyat.

113
Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat
Islam (SI), dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang
saja. Tujuan SI ialah membangun persahabatan, persaudaraan dan tolong-menolong di antara muslim
dan mengembangkan perekonomian rakyat.
Berdasarkan Akte Notaris pada tanggal 10 September 1912, ditetapkan tujuan Sarekat Islam sebagai
berikut:
1. memajukan perdagangan
2. membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan)
3. memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli
4. memajukan kehidupan agama Islam

Karena perkembangannya yang pesat pada waktu SI pusat mengajukan diri sebagai Badan Hukum,
awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Meskipun
dalam anggaran dasarnya tidak tampak adanya unsur politik, namun dalam kegiatannya Syarikat
Islam menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah hindia Belanda.

Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya Syarikat Islam (SI) pusat diberi pengakuan sebagai Badan
Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik,
SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917, yaitu HOS
Tjokroaminoto, sedangkan Abdoel Moeis yang juga tergabung dalam Central Sarekat Islam menjadi
anggota volksraad atas namanya sendiri berdasarkan ketokohan, dan bukan mewakili Central Sarekat
Islam sebagaimana halnya HOS Tjokroaminoto yang menjadi tokoh terdepan dalam Central Sarekat
Islam.

Namun Tjokroaminoto tidak lama berada di lembaga yang dibuat Pemerintah Hindia Belanda tersebut
dan Tjokroaminoto keluar dari Volksraad (semacam Dewan Rakyat), karena volksraad di anggap
sebagai "Boneka Belanda" yang hanya mementingkan urusan penjajahan di Hindia Belanda dan tetap
mengabaikan hak-hak kaum pribumi. Sebelumnya Tjokroaminoto ketika itu sudah menyuarakan agar
bangsa Hindia (Indonesia) diberi hak untuk mengatur urusan dirinya sendiri, namun hal ini ditolak oleh
pihak Belanda.

Sarekat Islam yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme
revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba
menyebarkan pengaruhnya, namun karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat
Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya tidak berhasil.
Kemudian mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil
menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan
menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.

Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Tan Malaka,
Darsono, Alimin Prawirodirdjo dan Semaoen. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang
dipimpin oleh Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen.

2. Budi Utomo (20 Mei 1908)


Organisasi Budi Utomo (juga disebut Boedi Oetomo) merupakan sebuah organisasi pemuda yang
didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan

114
Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. yang Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dimana
sebelumnya ia telah berkeliling Pulau Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds..

Sejatinya organisasi ini Dipelopori oleh pemuda-pemuda dari STOVIA, Sekolah Peternakan dan
Pertanian Bogor, Sekolah Guru Bandung, Sekolah Pamong Praja Magelang dan Probolinggo serta
Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya. Para pelajar terdiri dari Muhammad Saleh, Soeradji,
Soewarno A., Suwarno B., R. Gumbreg, R. Angka, Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soetomo. Nama
Budi Utomo sendiri diusulkan oleh Soeradji dan semboyan yang dikumandangkan adalah Indie Vooruit
(Hindia Maju) dan bukan Java Vooruit (Jawa Maju).

Gagasan Studiesfounds yang ditawarkan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo sejatinya bertujuan untuk
menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi dan memiliki
perekonomian yang lemah sehingga tidak dapat melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, akan
tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi Utomo sendiri ialah memajukan pengajaran
dan kebudayaan.
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, Budi Utomo menerapkan usaha-usaha sebagai berikut:
1. memajukan pengajaran
2. memajukan perdagangan, peternakan dan pertanian
3. menghidupkan kembali kebudayaan.
4. memajukan teknik dan industri

Seandainya dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik akan tetapi
merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA yang menjadi bagian intinya. Sampai menjelang
kongresnya yang pertama di Yogyakarta organisasi ini telah memiliki 7 cabang, yakni di Bogor,
Batavia, Bandung, Yogyakarta, Magelang, Ponorogo dan Surabaya. dalam mengejar kepentingannya
Budi Utomo pada dasarnya menerapkan strategi dengan bersifat kooperatif terhadap pemerintah
belanda.

Untuk mengkonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya), Budi Utomo menggelar kongres yang
pertama di Yogyakarta yaitu pada 3-5 Oktober 1908. Kongres menghasilkan kesepakatan sebagai
berikut.
1. Kegiatan Budi Utomo terutama difokuskan pada bidang pendidikan dan kebudayaan.
2. Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.
3. Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.
4. R.T. Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) dipilih sebagai ketua Budi Utomo.
5. Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada Pulau Jawa dan Madura .

Sampai dengan akhir tahun 1909, Budi Utomo telah memiliki 40 cabang dengan jumlah anggota sekitar
10.000 orang. Akan tetapi, dengan adanya kongres tersebut mulailah terjadi pergeseran pimpinan dari
generasi muda ke generasi tua. Sehingga tidak sedikit anggota muda yang menyingkir dari barisan
depan, dan menyisakan golongan priayi dan pegawai negeri sebagai anggota mayoritas di Budi Utomo.
Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi
Utomo terdepak ke belakang.

Mulai tahun 1912, saat Notodirjo menjadi ketua Budi Utomo menggantikan R.T. Notokusumo, Budi
Utomo ingin mengejar ketinggalannya. Akan tetapi, hasilnya tidak begitu signifikan karena pada saat

115
itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya, seperti Indiche Partij (IP) dan Sarekat Islam
(SI). Akan tetapi Budi Utomo tetap memiliki andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan
nasional, yaitu telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu
setiap tanggal 20 Mei (Tanggal Berdirinya Budi Utomo) ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.

3. Muhammadiyah (18 November 1912)


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18
Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan K. H.
Ahmad Dahlan, Tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah memajukan pengajaran Islam,
mengembangkan pengetahuan Islam dan cara hidup menurut peraturan Islam, membantu dan
meningkatkan kehidupan sosial masyarakat Islam.
Untuk mencapai tujuan partai, Muhammadiyah menempuh usaha-usaha, antara lain:

1. mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam untuk
memberantas buta huruf
2. mendirikan dan memelihara masjid, langgar, rumah sakit, dan rumah yatim piatu
3. membentuk badan perjalanan haji ke tanah suci.

Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis.
Itulah sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan
memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya.
Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah,

Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat.
Sampai tahun 1913, Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Pada
tahun 1935, Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra,
Kalimantan dan Sulawesi.

K. H. Ahmad Dahlan sendiri memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 - 1922 dimana saat itu masih
menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin
Muhammadiyah digantikan oleh KH Ibrahim yang kemudian memimpin Muhammadiyah hingga tahun
1934. Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang
di kemudian hari berubah menjadi Muktamar 3 tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5
tahunan.

4. Indische Partij (25 Desember 1912)


Indische Partij (IP) berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker
(Setyabudi Danudirjo).
Indische Partij memiliki cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik
golongan Indonesia asli maupun golongan (keturunan) Arab, Cina dan sebagainya. Mereka akan
dipadukan dalam kesatuan bangsa indonesia dengan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita
Indische Partij banyak disebar luaskan melalui media surat kabar De Expres. Selain itu juga disusun
program kerja sebagai berikut:
1. meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
2. memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan
agama yang lainnya

116
3. memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun
kemasyarakatan.
4. dalam hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
5. berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
6. memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.

Dengan tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti itu maka dapat diketahui bahwa Indische Partij
berdiri di atas nasionalisme untuk mencapai Indonesia merdeka. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi. Sehingga
dalam waktu yang relatif cepat Indische Partij memiliki 30 cabang dengan anggota mencapai 7.000
orang yang kebanyakan orang Indonesia.

Oleh karena sifatnya yang progresif dengan menyatakan diri sebagai partai politik yang memiliki tujuan
Indonesia merdeka sehingga pemerintah hindia belanda tidak mau memberikan status badan hukum
dengan alasan Indische Partij bersifat politik dan akan mengancam ketertiban umum. Meskipun
demikian, para pemimpin Indische Partij masih terus menjalankan propaganda untuk menyebarkan
pemikiran-pemikirannya.

Salah satu hal yang membuat pemerintah Hindia Belanda geram adalah tulisan Ki Hajar
Dewantara yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya
berupa sindiran terhadap ketidak adilan di daerah jajahan belanda. Karena kegiatan Indische Partij
sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische
Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka bertiga memilih Negeri Belanda sebagai tempat
pengasingannya.

Setelah diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka eksistensi Indische Partij makin
berkurang. Kemudian Indische Partij merubah namanya menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919
berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP). Pada perjalanannya National Indische Partij tidak
pernah mempunyai pengaruh yang singnifikan di masyarakat sehingga pada akhirnya hanya menjadi
perkumpulan orang-orang terpelajar.

5. Partai Komunis Indonesia (9 Mei 1914)


Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M.
Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet
bersama-sama dengan P. Bersgma, H.W. Dekker dan J.A. Brandsteder berhasil mendirikan Indische
Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak mampu berkembang sehingga
Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh Sarekat Islam (SI) dengan
menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI dijadikan
anggota ISDV.
Dengan cara itu Sneevliet dan ISDV mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan Sarekat Islam, lebih-
lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Mereka
inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang
Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya
terjadilah perpecahan dalam Sarekat Islam.
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV berubah nama menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada
bulan Desember 1924 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Susunan pengurus PKI, antara lain
Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Dekker (bendahara) dan Bersgma (sekretaris).

117
PKI semakin aktif dalam kancah politik dan untuk menarik massa PKI menghalalkan secara cara dalam
propagandanya. Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat seperti
Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil.
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu
petualangan politik. Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan
disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di Sumatra Barat
pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua
pemberontakan PKI tersebut dapat ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang
ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua).

6. Gerakan Pemuda / Tri Koro Dharmo / Jong Java (7 Maret 1915)


Gerakan pemuda Indonesia, sejatinya sudah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo, akan tetapi sejak
kongresnya yang pertama, peran pemuda di Budi Utomo telah banyak diambil oleh golongan tua (kaum
priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut.

Baru beberapa tahun kemudian, berdirilah Tri Koro Dharmo, Tri Koro Dharmo (Jong Java) merupakan
sebuah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA tanggal
7 Maret 1915 dengan nama awal Tri Koro Dharmo(Memiliki makna : Tiga Tujuan Mulia). Perkumpulan
pemuda ini didirikan atas dasar banyaknya pemuda yang menganggap bahwa Budi Utomo merupakan
organisasi elite.
Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan organisasi pemuda yang
pertama yang anggotanya terdiri dari para siswa sekolah menengah yang berasal dari Jawa dan Madura.
Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan Trikoro Dharmo ialah
sebagai berikut:
1. menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya
2. mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan
perguruan kejuruan
3. membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya.

Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara. Adapun tujuan yang sebenarnya ialah
seperti apa yang tertulis dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan
memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa, Madura, Sunda, Lombok dan Bali. Oleh
karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang
senang.

Untuk menghindari perpecahan, pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 nama Trikoro
Dharmo diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para
pemuda dari Madura, Bali dan Sunda. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 terbersit ide
untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, akan tetapi upaya ini belum bisa
terlaksana.

Sejalan dengan berdirinya Jong Java, pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi
serupa, seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Selebes, dan
lain-lain. Pada hakikatnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan (lokal), namun semuanya
mempunyai tujuan ke arah kemajuan Indonesia, khususnya memajukan daerah nya sendiri-sendiri.

Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini makin meluas, menyerap gagasan persatuan Indonesia dan

118
pencapaian Indonesia merdeka. Sehingga Pada tahun 1928 Jong Java siap bergabung dengan organisasi
kepemudaan lainnya dan ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa
pembubaran Jong Java semata-mata untuk kepentingan tanah air. Oleh karena nya sejak 27 Desember
1929, Jong Java pun bergabung dengan Indonesia Moeda

7. Taman Siswa (3 Juli 1922)


Sekembalinya dari pengasingannya di Negeri Belanda (1919), Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal
dengan nama Ki Hajar Dewantara) menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan. Pada tanggal
3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara sukses mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan
berdirinya Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik
akan tetapi di bidang pendidikan, yakni dengan mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan
Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa.
Taman Siswa merupakan nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara (Suwardi
Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat bermain atau tempat
belajar, dan Siswa berarti murid). Pada saat pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi
nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan dia bersama-sama
dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu
Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan memiliki 129 sekolah cabang di
berbagai kota di seluruh Indonesia.
Prinsip dasar dalam sekolah Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai
Patrap Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara setelah ia mempelajari sistem
pendidikan progresif yang diperkenalkan oleh Rabindranath Tagore (India/Benggala) dan Maria
Montessori (Italia). Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa)

• ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦠ


ꦁ ꦸꦭꦝ, "(yang) di depan memberi teladan"),

• ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾ ꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ, "(yang) di tengah membangun

inisiatif/kemauan"),
• tut wuri handayani (ꦠꦸꦠꦫ
ꦸ ꦶꦲꦶꦤ꧀ꦢꦪꦤ꧀ꦶ, "dari belakang mendukung").

Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan Indonesia melalui sekolah Taman Siswa maka
setiap tanggal 2 Mei (hari kelahiran Suwardi Suryaningrat / Ki Hajar Dewantara) maka ditetapkan
sebagai hari Pendidikan Nasional. Selain itu, "Tut Wuri Handayani" juga ditetapkan sebagai semboyan
yang terukir dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional.

8. Partai Nasional Indonesia (4 Juli 1927)


Algemeene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong
para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia
yang kemudian pada tahun 1928 Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai
Nasional Indonesia. PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni Ir.
Soekarno (sebagai ketuanya), Ir. Anwari, Mr. Budiarto, dr. Cipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Dr.
Samsi, Mr. Sunaryo dan Mr. Iskak. Mayoritas dari mereka merupakan mantan anggota Perhimpunan
Indonesia di Negeri Belanda yang baru pulang ke indonesia. Setelah berdirinya Partai Nasional
Indonesia para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club yang diketuai oleh Ir. Soekarno
turut pula bergabung dengan partai ini.

119
Radikal PNI telah terlihatan sejak awal berdirinya. Hal ini tercermin melalui anggaran dasarnya bahwa
tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai
tujuan tersebut, PNI sudah merumuskan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang
pertama di Surabaya pada tahun 1928, yaitu seperti berikut:
1. Usaha politik, dengan memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas
persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja
sama dengan negara negara di Asia, dan memberantas segala rintangan bagi kemerdekaan diri
dan kehidupan politik.
2. Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan derajat kaum
wanita, memajukan transmigrasi, memerangi pengangguran, memajukan kesehatan rakyat,
antara lain dengan mendirikan poliklinik.
3. Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta mendirikan bank-
bank dan koperasi.

Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI menbuat propaganda-propaganda, baik lewat surat kabar,
seperti Persatuan Indonesia di Batavia dan Banteng Priangan di Bandung, maupun lewat para pemimpin
khususnya Bung Karno sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga
menimbulkan kekhawatiran di sisi pemerintah Belanda. Pemerintah selanjutnya memberikan
peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam propaganda, ucapan, serta tindakannya.

Dengan adanya isu bahwa pada awal tahun 1930 PNI akan melakukan pemberontakan maka pada
tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara masal dan
menangkap 4 pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Gatot Mangunprojo, Soepriadinata, dan Maskun
Sumadiredja. Kemudian mereka ber 4 diajukan ke pengadilan di Bandung.

Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di
pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan ke penjara Sukamiskin. Dalam masa pengadilan
ini Ir. Soekarno membuat pembelaan dengan menulis pidato Indonesia Menggugat dan membacakannya
di depan pengadilan sebagai gugatannya.

120
Pembentukan Negara Indonesia

• Awala Proses Pembentukan Indonesia (Sebelum Merdeka)


Belanda menjajah / masuk ke Indonesia. Di bawah kepemimpinan Cornelius de Houtman, Belanda
berhasil masuk ke Indonesia melalui Banten. Tujuan belanda saat itu adalah untuk mendapatkan dan
menguasai pasar rempah-rempah di indonesia dengan mendirikan VOC (Verenigde Oostindische
Compagnie) yang bertempat di Banten pada tahun 1602. Karena pada waktu itu pasar di Banten sadang
mengalami persaingan perdagangan anatara Tionghoa dan Inggris, oleh karna itu VOC dipindahkan ke
Sulawesi Selatan. namun Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari Sultan Hasanddin.
Beberapa kali berpindah tempat akhirnya VOC mendapatkan tempat di Yogyakarta. Di Yogyakarta,
VOC menyepakati perjanjian Giyanti yang isinya adalah Belanda mengakui mangkubumi sebagai
Sultan Hamengkubuwono 1. Perjanjian Giyanti juga membagi kerajaan Mataram menjadi Kasultanan
Surakarta dan Kasunan Yogyakarta. kemudian pada tanggal 1 Januari 1800 VOC dibubarkan setelah
Perancis mengalahkan Belanda. Penjajahan Belanda tidak berhenti Semenjak VOC dibubarkan.
Belanda kemudian menunjuk Daendels sebagai gubernur jenderal hindia belanda.
Penjajahan Belanda terhadap Indonesia berakhir secara keseluruhan saat Pemerintah Jepang melakukan
penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari
Negara Inggris, Australia, Amerika dan Belanda. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki di Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada akhirnya
setelah mengalami kekalahan terus menerus dari Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer selaku
Jenderal Hindia Belanda menyerah dan ditangkap oleh jepang. Hal ini menjadi tanda berakhirnya
sejarah penjajahan Belanda di Indonesia sekaligus pertanda dimulainya masa penjajahan Jepang di
Indonesia. Menyerahnya Belanda tanpa syarat terhadap Jepang dilakukan melalui perjanjian Kalijati
pada tanggal 8 maret 1942.
Pada 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan pembentukkan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). kemudian pada 28 April 1945, Jenderal Kumakichi Harada, Komandan
Pasukan Jepang Jawa melantik anggota BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, di Pejambon Jakarta
(sekarang Gedung Kemlu). saat itu Ketua BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman
Wedyodiningrat dengan wakilnya Icibangase (Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jumlah anggota
BPUPKI saat itu ialah 63 orang yang mewakili hampir semua wilayah di Indonesia.
Kemudian BPUPKI dibubarkan setelah melaksanakan tugasnya. Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal
Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritzu Zyumbi Inkai atau PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) sebagai pengganti BPUPKI. Tugas utama PPKI ialah mempersiapkan segala sesuatu
berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada tanggal 9 Agustus, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional, yakni: Drs, Mohammad
Hatta, Dr. Radjiman Widyodiningrat, dan Ir. Sukarno. mereka dipanggil ke Dalat Vietnam, untuk
menerima informasi mengenai kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan, akan dapat
dilakukan dengan segera. Adapun mengenai wilayah Indonesia ialah seluruh wilayah bekas jajahan
Hindia Belanda.
Namun setelah pertemuan Dalat (Vietnam), PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak
agar proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap mereka merupakan alat
buatan Jepang. Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa
Rengasdengklok. sehingga PPKI baru dapat bersidang sehari setelah proklamasi kemerdekaan.

121
B.Pidato Ir. Soekarno Pada Saat Proklamasi Kemerdekaan
Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945
(hari Jum’at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi jalan Proklamasi).
pembacaan nya sendiri dilakukan oleh Ir. Soekarno, Berikut Teks pidato proklamasi kemerdekaan yang
dibacakan oleh Ir. Soekarno:

Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang
paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan
selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh,
namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti.
Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya,
kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke
tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya
sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia.
Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu
untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu. Dengarkan Proklamasi kami :

PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN
DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG
SESINGKAT-SINGKATNYA.

DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945


ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SOEKARNO-HATTA.

Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!

122
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya
dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!

C. Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Pembacaan teks proklamasi oleh Ir.Soekarno dan Mohd Hatta di Jl.Pengangsaan Timur no.56
(kediaman Soekarno) telah memberikan semangat baru bagi seluruh rakyat Indonesia. Akibat
pembacaan teks tersebut, maka bangsa Indonesia telah merdeka dari tangan Jepang, dan bisa
menentukan nasib di tangannya sendiri.
Sidang PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 telah mengambil keputusan,
menetapkan, serta mengesahkan bahwasanya Undang-Undang Dasar telah menjadi dasar Negara
Indonesia (UUD 1945). Dengan demikian, maka sudah terbentuklah Negara Kesatuan republik
Indonesia yang menganut system presidensial sebagai system pemerintahannya, dengan memilih
Ir.Soekarno dan Mohd.Hatta masing-masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Mereka terpilih berdasarkan usul dari Otto Iskandardinata dan mendapat persetujuan dari Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Saat itu hal pertama yang menjadi kendala adalah penyebaran berita atau informasi kemerdekaan
Indonesia ke seluruh pelosok negeri dan seluruh penjuru dunia. Hal ini dikarenakan luas Indonesia yang
sangat luas, ditambah dengan ketersediaan alat komunikasi yang belum memadai. Namun hal ini tidak
menyurutkan semangat juang pemuda Indonesia.
Penyebaran berita kemerdekaan di Pulau Jawa sendiri dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Naskah
proklamasi pada hari itu juga telah tiba di tangan Kepala Bagian Radio dari kantor Domei (sekarang
radio Antara). Ia menerima naskah tersebut dari seorang wartawan bernama Syahruddin. Kemudian
Syahruddin mengutus F.Wuz agar menyiarkan ke seluruh penjuru indonesia perihal kemerdekaan ini.
Akibat dari penyiaran kemerdekaan indonesia tersebut, komandan tentara Jepang di Jawa meralat hal
tersebut dan mengatakan bahwa hal yang disiarkan adalah hal yang keliru. Puncaknya, pada tanggal 20
Agustus 1945, kantor berita Domei disegel dan karyawannya dilarang masuk. Namun, seorang
wartawan bernama Jusuf Ronodipuro membuat pemancar radio baru, dari sinilah usaha untuk
menyiarkan kemerdekaan Indonesia terus dilakukan.
Penyebaran berita kemerdekaan Indonesia tidak hanya sebatas melalui udara saja. Ada banyak hal yang
dilakukan oleh para pemuda dalam usaha untuk menyebarluaskan kemerdekaan. Mereka juga
memasang plakat, maupun menuliskan slogan-slogan kemerdekaan berupa coretan di dinding dan
gerbong kereta api.
Berita penyebaran kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui perwakilan-perwakilan daerah
yang hadi di dalam siding PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Mereka adalah A.A Hamidan dari
Kalimantan, T.Muhammad Hasan dari Aceh, Ketut Pudja dari Bali dan Sam Ratulangi dari Sulawesi.

D. Tokoh-Tokoh Yang Berperan Dalam Proklamasi


Peristiwa proklamasi yang diselenggarakan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB telah memberikan
semangat baru bagi rakyat Indonesia. Dengan adanya proklamasi ini, maka rakyat Indonesia telah
terbebas dari penjajahan dan berhak menentukan pemerintahan serta nasibnya sendiri. Para tokoh-tokoh
nasional telah banyak berbuat untuk menjadikan Negara Indonesia menjadi sebuah negara yang
berdaulat. Mereka takkenal takut dan lelah untuk terus berdiskusi memperjuangkan kedaulatan
indonesia. Berikut merupakan beberapa tokoh yang kami rasa berperan besar dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan indonesia:

123
1. Ir. Soekarno
Tidak dapat dipungkiri peran Soekarno dalam berbagai peristiwa untuk merebut kemerdekaan bangsa
Indonesia. Beliau terkenal dengan bapak proklamasi. Beliau merupakan seorang tokoh bangsa yang
menjadi pemikir hebat dan sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan penjajah yang tidak memihak
kepentingan rakyat pribumi. Ir.Soekarno juga yang menyusun 5 poin pancasila yang sampai sekarang
dijadikan dasar Negara Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, beliau dengan didampingi oleh
Mohd.Hatta membacakan naskah proklamasi yang telah disusun pada malam harinya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Drs. Mohammad Hatta bersama dengan Ir.Soekarno merupakan seorang bapak bangsa Indonesia.
Beliau selalu setia menemani Ir.Soekarno dalam memikirkan, merancang dan memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indoneisa. Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta) seringkali menjadi perantara
antara golongan muda dan golongan tua, terutama dengan Bung Karno. Karena peran beliau, pendapat
golongan tua dan golongan muda bisa dipertemukan.
3. Laksamana Tadashi Maeda
Walaupun beliau orang Jepang, Laksamana Tadashi Maeda rela membantu indonesia karena simpati
akan nasib rakyat indonesia, Maeda sendiri merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Ia melanggar perintah Sekutu yang
melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peranannya
dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah menyediakan tempat (rumahnya)
untuk penyusunan konsep teks Proklamasi.
4. Sayuti Melik
Sayuti melik merupakan salah satu tokoh nasionalis yang berjasa pada saat peristiwa proklamasi. Salah
satu jasanya karena Sayuti Melik lah yang mengetik naskah proklamasi yang disalin dari tulisan tangan
asli Ir.Soekarno. Beliau juga masuk ke dalam keanggotaan PPKI.
5. Mr. Achmad Soebardjo
Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – wafat 15 Desember
1978) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo adalah salah
seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Adapun peranan Mr. Achmad Soebardjo ialah menyusun konsep teks proklamasi di rumah
Laksamana Tadashi Maeda bersama Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
6. B.M Diah
Beliau merupakan slaah satu tokoh yang ikut serta dalam penyusunan naskah proklamasi bersama
dengan tokoh lainnya. B.M Diah juga merupakan seorang wartawan yang sangat berperan dalam
menyiarkan kabar berita proklamasi ke seluruh pelosok indonesia.
7. Sukarni
Sukarni merupakan tokoh dari kalangan pemuda yang pada saat mendengar kabar bahwa Jepang telah
menyerah tanpa syarat kepada sekutu, dia bersama teman-teman yang lain langsung mendesak golongan
tua yang dipimpin oleh Ir.Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Mereka kemudian menculik Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. ke Rengasdengklok. Peristiwa
inilah yang dikenal dengan "peristiwa Rengasdengklok".

124
Proklamasi Kemerdekaan

Sejarah Lengkap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Perlu sobat ingat kembali, banyak hal penting
yang mengubah Indonesia pada masa penjajahan berkat jasa para pemimpin, pemuda dan pahlawan
Indonesia. berkat mereka indonesia mampu keluar dari penjajahan yang dilakukan oleh berbagai negara,
mulai Belanda yang menjajah Indonesia pada masa kolonial selama hampir 350 tahun, Inggris yang
menjajah selama 5 tahun, kemudian diakhiri Jepang yang menjajah indonesia selama 3,5 tahun sebelum
akhirnya indonesia bisa merdeka.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sendiri dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau 17
Agustus 2605 menurut tahun Jepang, dimana teks proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan
didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Pada
kesempatan ini kita akan menjelaskan Sejarah Lengkap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
beberapa poin, untuk lebih memahami penjelasan dari kita sebaik nya sobat membaca artile 4 Peristiwa
Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terlebih dahulu.

Detik-detik pembacaan naskah proklamasi


Dini hari pada tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin nasional dan para pemuda kembali ke rumah
masing-masing guna menyiapkan penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi setelah teks proklamasi
selesai di rumuskan dan di sahkan (Perumusan dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda). saat
itu melalui mata-mata nya Jepang mengetahui rencana pembacaan proklamasi dan mengira bahwa
pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada, oleh karena itu tentara Jepang
memblokade lapangan Ikada. Barisan Muda pun telah ramai berdatangan menuju lapangan Ikada dalam
rangka menjadi saksi pembacaan teks proklamasi. Pemimpin Barisan Pelopor (Sudiro), juga datang ke
lapangan Ikada dan menyaksikan pasukan Jepang bersenjata lengkap telah memblokade lapangan
Ikada. Sudiro kemudian melaporkan keadaan itu kepada Muwardi (Kepala Keamanan Bung Karno).
Sudiro pun kemudian mengetahui bahwa pembacaan proklamasi dipindah dari lapangan Ikada ke rumah
Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Saat itu, halaman rumah Sukarno mulai ramai didatangi oleh massa, menjelang pembacaan teks
proklamasi. Dr. Muwardi mengutus Latief Hendraningrat untuk menjaga keamanan pelaksanaan
upacara dan untuk mengantisipasi gangguan dari tentara Jepang, dalam melaksanakan pengamanan
Latief Hendraningrat dibantu oleh Arifin Abdurrahman. Suasana halaman rumah Sukarno, terlihat
sangat ramai. Suwiryo (Wakil Walikota Jakarta) meminta kepada Wilopo untuk mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan. Wilopo kemudian meminjam mikrofon dan beberapa pengeras suara ke
toko elektronik milik Gunawan.
Kemudian Sudiro (Pemimpin Barisan Pelopor) mengutus Komandan Pengawal rumah Sukarno, S.
Suhud, untuk mencari tiang bendera. Suhud kemudian memperoleh sebatang tiang bambu dari belakang
rumah, dan menancapkan bambu tersebut di dekat teras, kemudian dia memberi tali sebagai
kelengkapan untuk pengibaran bendera. Di sisi lain, Fatmawati (Istri Sukarno) mempersiapkan bendera
yang dijahit dengan tangannya sendiri. Ukuran bendera tersebut masih belum standar seperti ukuran
bendera sekarang.
Saat itu para pemuda mengiginkan agar pembacaan teks proklamasi segera dilaksanakan karena mereka
sudah tidak sabar untuk menyaksikan proklamasi kemerdekaan indonesia. Mereka mendesak Muwardi
agar mengingatkan Ir. Sukarno agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan indonesia. Namun
Sukarno menolak jika harus melaksanakannya sendiri tanpa didampingi Bung Hatta. Ketegangan pun
terjadi lantaran Muwardi terus mendesak Sukarno untuk segera membacakan teks proklamasi tanpa
harus menunggu kehadiran Bung Hatta. Untunglah, 5 menit sebelum pelaksanaan upacara, Bung Hatta
datang dan langsung mendampingi Sukarno untuk segera melaksanakan upacara proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

125
Pelaksanaan Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945
(hari Jum’at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi jalan Proklamasi).
Sejak pagi telah dilakukan persiapan di tempat tersebut (rumah Ir. Soekarno), untuk menyambut
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Banyak tokoh pergerakan nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu. Mereka ingin menyaksikan
pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sesuai kesepakatan yang diambil di rumah
Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa (zaman Jepang) atau 10.00
WIB telah hadir di rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Acara yang disusun dalam upacara di kediaman 1r. Soekarno (jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta)
tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Pengibaran bendera Merah Putih.
3. Sambutan Walikota Jakarta Suwiryo dan dr. Muwardi.

Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa protokol. Latief Hendraningrat memberi aba-aba
siap kepada seluruh barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna.
Suasana menjadi sangat hening ketika Bung Karno dan Bung Hatta dipersilakan maju beberapa langkah
dari tempatnya semula. Dengan suaranya yang mantap, Bung Karno dan didampingi Bung Hatta
membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setelah sebelumnya mengucapkan pidato
singkat.
Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan selesai, maka dilanjutkan dengan upacara pengibaran
bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka Merah Putih itu dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. saat itu
Suhud bertugas mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan dan mengibarkannya
dengan bantuan Latief Hendraningrat.
Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan hadirin yang datang bersama-sama menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu Indonesia Raya.
Seusai pengibaran bendera Merah Putih acara dilanjutkan sambutan dari Walikota Jakarta Suwiryo dan
dr. Muwardi. Pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh tokoh
Indonesia lainnya, seperti Mr. Latuharhary, Sukarni, Ibu Fatmawati, Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr.
Sujono, Ny. S.K. Trimurti, dan dr. Samsi,.

Pidato Ir. Soekarno Pada Saat Proklamasi Kemerdekaan


Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945
(hari Jum’at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi jalan Proklamasi).
pembacaan nya sendiri dilakukan oleh Ir. Soekarno,

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Salah satu kendala / masalah utama setelah terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ialah
penyebaran berita atau informasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru indonesia dan dunia. Hal
ini dikarenakan luas Indonesia yang sangat luas, ditambah dengan ketersediaan alat komunikasi yang
belum memadai. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat juang pemuda Indonesia.

126
Penyebaran berita kemerdekaan di Pulau Jawa sendiri dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Naskah
proklamasi pada hari itu juga telah tiba di tangan Kepala Bagian Radio dari kantor Domei (sekarang
radio Antara). Ia menerima naskah tersebut dari seorang wartawan bernama Syahruddin. Kemudian
Syahruddin mengutus F.Wuz agar menyiarkan ke seluruh penjuru indonesia perihal kemerdekaan ini.
Akibat dari penyiaran kemerdekaan indonesia tersebut, komandan tentara Jepang di Jawa meralat hal
tersebut dan mengatakan bahwa hal yang disiarkan adalah hal yang keliru. Puncaknya, pada tanggal 20
Agustus 1945, kantor berita Domei disegel dan karyawannya dilarang masuk. Namun, seorang
wartawan bernama Jusuf Ronodipuro membuat pemancar radio baru, dari sinilah usaha untuk
menyiarkan kemerdekaan Indonesia terus dilakukan.
Penyebaran berita kemerdekaan Indonesia tidak hanya sebatas melalui udara saja. Ada banyak hal yang
dilakukan oleh para pemuda dalam usaha untuk menyebarluaskan kemerdekaan. Mereka juga
memasang plakat, maupun menuliskan slogan-slogan kemerdekaan berupa coretan di dinding dan
gerbong kereta api misalnya dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! (Hormatilah
Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!)..
Berita penyebaran kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui perwakilan-perwakilan daerah
yang hadi pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Mereka adalah A.A Hamidan dari Kalimantan,
T.Muhammad Hasan dari Aceh, Ketut Pudja dari Bali dan Sam Ratulangi dari Sulawesi.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan melalui
media pers dan surat selebaran. Hampir semua harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus
1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan indonesia dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang menulis berita proklamasi. Beberapa
tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain Sayuti Melik, Sumanang dan B.M. Diah.
Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat
tersebar luas ke penjuru Indonesia dan terdengan di seluruh dunia.

127
Pemberontakan di Indonesia

Ada banyak alasan kenapa kita harus bersyukur hidup di era Indonesia yang sekarang ini. Meskipun
terdapat berbagai masalah terutama dibidang ekonomi, tapi setidaknya saat ini keadaan Indonesia
sangat kondusif. Tidak ada kejadian besar yang sampai membuat negara ini jatuh dan terjadi
pertumpahan darah dimana-mana. Kalau kita menengok Indonesia dulu, negara ini pernah berada di
situasi konflik yang menyebabkan pertumpahan darah diberbagai tempat. Kala itu banyak dari aksi
konfrontasi dilakukan oleh para pemberontak yang mengancam kedaulatan Indonesia yang sudah
direbut dengan susah payah dari belanda. Agar kita tidak terlena dengan keadaan dan selalu siap untuk
kondisi apa pun dengan negara ini, mari kita kenang kembali 8 peristiwa pemberontakan yang paling
membahayakan sepanjang sejarah negara ini. Tulisan ini akan mencoba mereview lagi 8 peristiwa
Pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia. Apa saja peristiwa pemberontakan di Indonesia ?

8 Pemberontakan di Indonesia yang Paling Membahayakan


1. Pemberontakan PKI di Madiun (PKI Musso) Tahun 1948
Membahas tentang pemberontakan PKI di Madiun / PKI Madium tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet
Amir Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh ? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan karena
kegagalannya dalam Perundingan Renville yang dirasa merugikan Indonesia. Setelah kabinet Amir
Sjarifuddin jatuh karena tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville. Lalu
dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta
kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut.
Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front
Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani
dan buruh. Pada tanggal 11 Agustus 1948, Setelah Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera
bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin
itu bernama Jalan Baru.
Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan markas
gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet
di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut
tempat-tempat penting di Madiun.
Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, tentara berhasil menumpas gerakan ini. Sang tokoh utama
itu tewas sedangkan beberapa yang lain seperti Dipa Nusantara Aidit (DN. Aidit) berhasil meloloskan
diri.
Untuk menumpas pemberontakan PKI, TNI sebagai aparat pun tak diam saja dengan gerakan
membahayakan ini. pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal ini peran Divisi Siliwangi
cukup signifikan. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel
Sungkono di Jawa Timur dan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah untuk mengerahkan pasukannya
menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan dukungan rakyat dari berbagai tempat, pada tanggal
30 September 1948, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik Indonesia. Pada
akhirnya tokoh-tokoh PKI seperti Lukman dan DN. Aidit melarikan diri ke Vietnam dan Cina.
Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh
pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.

Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia
dari ancaman kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan
pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dari pihak asing.

128
Dalam kondisi bangsa yang masih begitu sulit kala itu, ternyata Republik Indonesia sanggup menumpas
pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.

2. Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII)


DI/TII dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Tujuan
DI TII sendiri ialah mendirikan negara berbasis Islam dengan pimpinan utamanya bernama
Kartosuwiryo. Kelompok ini rupanya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Aceh dan
beberapa daerah lain yang bahkan menyatakan bergabung dengan organisasi tersebut.
Dalam perkembangannya, DI TII menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, Kalimantan dan Aceh. Untuk melindungi kereta api, Kavaleri Kodam VI Siliwangi (sekarang
Kodam III) mengawal kereta api dengan panzer tak bermesin yang didorong oleh lokomotif uap D-52
buatan Krupp Jerman Barat. Panzer tersebut berisi prajurit TNI yang siap tempur dengan senjata
mereka. Bila ada pertempuran antara TNI dan DI/TII di depan, maka kereta api harus berhenti di halte
terdekat. Pemberontakan bersenjata yang selama 13 tahun itu telah menghambat pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Ribuan ibu-ibu menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim-piatu. Diperkirakan
13.000 rakyat Sunda, anggota organisasi keamanan desa (OKD) serta tentara gugur. Anggota DI/TII
yang tewas pun tak diketahui pasti jumlahnya.
Pemerintah menganggap jika gerakan ini akan membahayakan stabilitas dan kedaulatan negara. Oleh
karenanya, negara pun mengeluarkan perintah untuk menumpas gerakan ini agar tidak semakin
merajalela. Kemudian setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi mati pada 1962, gerakan ini
menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dinyatakan sebagai organisasi ilegal
oleh pemerintah Indonesia. Uniknya, sosok Kartosoewirjo ini ternyata adalah sahabat dekat Bung
Karno selama masih dalam pengasuhan HOS Tjokroaminoto.

3. Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)


Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI tercipta sebagai buah dari protes masyarakat
daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat
yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan
pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.

• Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

• Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.

• Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.

• Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

Tanggal 10 Februari 1958 Ahmad Husein menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam
waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak
pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas dengan memecat
secara tidak hormat Ahmad Hussein, Zulkifli Lubis, Dahlan Djambek dan Simbolon yang memimpin
gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal 12 Februari 1958 KSAD A.H. Nasution membekukan
Kodam Sumatra Tengah dan selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD. Pada tanggal 15
Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI). Dimana Mr. Syafruddin Prawiranegara diangkat sebagai perdana menterinya.
Pemerintah pusat pun menganggap jika ini sebagai aksi membahayakan karena misi PRRI adalah
membentuk semacam pemerintahan tandingan. Belum lagi mereka didukung oleh banyak pihak pula.
Akhirnya TNI dikerahkan untuk memberantas gerakan ini dan Indonesia sekali lagi aman dari
pergolakan.

129
4. Pemberontakan Permesta
Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Gerakannya dikenal
dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Permesta dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan
militer Indonesia bagian timur pada 2 Maret 1957 yaitu oleh Letkol Ventje Sumual. Gerakan ini jelas
melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan
Permesta, pemerintah melakuakan operasi militer beberapa kali. Berikut ini operasi-operasi militer
tersebut.
1. Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
2. Operasi Mena I yang dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
3. Operasi Mena II yang dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai.
4. Operasi Saptamarga I yang dipimpin Letkol Sumarsono, dengan tujuan menumpas Permesta di
Sulawesi Utara bagian Tengah.
5. Operasi Saptamarga II yang dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan tujuan menumpas
Permesta di Sulawesi Utara bagian Selatan.
6. Operasi Saptamarga III yang dipimpin Letkol Magenda dengan tujuan menumpas Permesta
di kepulauan sebelah Utara Manado.
7. Operasi Saptamarga IV yang dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat, dengan tujuan
menumpas Permesta di Sulawesi Utara.

Ternyata Gerakan Permesta mendapat dukungan asing, terbukti dengan ditembak jatuhnya pesawat
militer di atas Ambon pada tanggal 18 Mei 1958 yang dikemudikan oleh Alan Pope yang merupakan
seorang warga negara Amerika Serikat.

Selain itu Presiden Taiwan Chiang Kai Shek pernah merencanakan untuk mengirimkan 1 skuadron
pesawat tempur dan 1 resimen marinir untuk merebut Morotai bersama sama dengan Permesta, namun
Menteri Luar Negeri Taiwan Yen Kung Chau menentang gagasan itu. karena khawatir Republik Rakyat
Tiongkok akan ikut serta membantu Pemerintah Pusat di Jakarta dan mungkin akan mempunyai alasan
untuk mengintervensi terhadap Taiwan. walaupun demikian. Taiwan sebelumnya memang sudah
membantu Permesta dengan mengirimkan persenjataan dan dua squadron pesawat tempur ke Minahasa
untuk Angkatan Udara Revolusioner, Namun setelah bantuan Taiwan tercium Pemerintah Pusat. Bulan
Agustus 1958, militer mengambil alih bisnis yang dipegang oleh penduduk WNI asal Taiwan dan
sejumlah surat kabar, sekolah ditertibkan. Meskipun mendapat banyak dukungan dari pihak asing,
pemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan sekitar bulan Agustus 1958, walaupun sisa-sisanya masih
ada sampai tahun 1961.

5. Pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)


Gerakan Aceh Merdeka merupakan sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya daerah
Aceh lepas dari Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan
keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya korban hampir sekitar
15.000 jiwa. Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF).
GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan memiliki kewarganegaraan
Swedia.
Secara umum Latar belakang terjadinya Pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka yang paling jelas
adalah Perbedaan budaya antara Aceh dan banyak daerah lain di Indonesia. Disamping itu, banyak
kebijakan sekuler dalam administrasi pada masa Presiden Soeharto (Orde Baru) sangat tidak disukai di
Aceh, di mana banyak tokoh Aceh tidak menyukai kebijakan pemerintahan Orde Baru yang
mempromosikan satu "budaya Indonesia". Kemudian lokasi provinsi Aceh yang terletak di ujung Barat

130
Indonesia menimbulkan anggapan yang meluas di provinsi Aceh bahwa para pemimpin di Jakarta yang
jauh tidak mengerti dan memperhatikan masalah yang dimiliki Aceh serta tidak bersimpati pada
kebutuhan dan adat istiadat di Aceh yang berbeda.
Pada awalnya, GAM adalah sebuah organisasi yang diproklamirkan secara terbatas. Deklarasi GAM
yang dikumandangkan oleh Hasan di Tiro dilakukan secara diam-diam disebuah kamp kedua yang
bertempat di bukit Cokan, Pedalaman Kecamatan Tiro, Pidie. Setahun kemudian, teks tesebut
disebarluaskan dalam versi tiga bahasa; Inggris Indonesia, dan Aceh. Penyebaran naskah teks
proklamasi GAM ini terungkap ketika salah seorang anggotanya ditangkap oleh polisi dikarena
pemalsuan formulir pemilu di tahun 1977. Sejak itulah, pemerintahan orde baru mengetahui tentang
pergerakan bawah tanah di Aceh.
Serangan pertama GAM pada tahun 1977 dilakukan terhadap Mobil Oil Indonesia yang merupakan
pemegang saham PT Arun NGL, dimana PT Arun NGL adalah operator ladang gas Arun yang berlokasi
di Lhokseumawe, Aceh Utara. Pada saat itu jumlah pasukan yang dimobilisasi oleh GAM sangatlah
terbatas. Meskipun sudah ada ketidakpuasan cukup besar di Aceh namun hal tersebut tidak mengundang
partisipasi aktif massa untuk mendukung GAM. Dalam pengakuan Hasan di Tiro sendiri, pada awalnya
hanya 70 orang yang bergabung dengannya dan mereka kebanyakan berasal dari kabupaten Pidie,
terutama dari desa di Tiro sendiri, yang bergabung karena loyalitas pribadi kepada keluarga Hasan di
Tiro, sementara sisanya bergabung karena faktor kekecewaan pada pemerintah pusat.
Memburuknya kondisi keamanan di Aceh menyebabkan tindakan pengamanan keras dilakukan pada
tahun 2001-2002. Pemerintah Megawati pada tahun 2003 juga meluncurkan operasi militer untuk
mengakhiri konflik dengan GAM untuk selamanya dan keadaan darurat diberlakukan di Provinsi Aceh.
Pada November 2003 darurat militer diperpanjang lagi selama 6 bulan karena GAM belum dapat
dihancurkan sepenuhnya. Menurut laporan Human Rights Watch akibat dari di adakannya darurat
militer di Aceh menyebabkan sekitar 100.000 orang mengungsi pada 7 bulan pertama darurat militer
dan beberapa pelanggaran HAM.
Konflik ini sebenarnya masih berlangsung pada akhir 2004, namu saat itu tiba-tiba bencana Tsunami
terjadi pada 24 Desember 2004 dan memporakporandakan segala infrastruktur di provinsi Aceh,
sehingga secara tidak langsung bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia tersebut berhasil
membekukan konflik yang terjadi di Aceh.
Pada 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia.
Marti Ahtisaari yang juga merupakan Mantan presiden Finlandia berperan sebagai fasilitator. Pada 17
Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan
damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai
dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian kemudia dipantau oleh sebuah tim yang
bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan beberapa negara yang tergabung
dalam Uni Eropa serta lima negara ASEAN.
Berdasarkan perjanjian maka terciptalah kesepakatan bahwa dilakukannya pelucutan senjata GAM dan
Aceh akan menerima otonomi khusus di bawah Republik Indonesia kemudian tentara non-organik
(misal tentara beretnis non-Aceh) akan ditarik dari provinsi Aceh (hanya menyisakan 25.000 tentara
non-Aceh). Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Uni Eropa menerjunkan 300 pemantau yang
tergabung dalam Misi Pemantau Aceh (Aceh Monitoring Mission). Misi mereka selesai pada tanggal
15 Desember 2006, setelah suksesnya pemilihan daerah gubernur Aceh yang pertama.

131
6. Pemberontakan Gerakan Separatis Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965
PKI yang sempat ditumpas pada tahun 1948, perlahan kembali tumbuh subur dan makin menyebar
keberadaannya. Hal ini membuat mereka pun makin jumawa dan akhirnya jadi sebuah organisasi besar.
Tujuan mereka pun sama seperti PKI tahun 1948 yakni membangun negara komunis di Indonesia.
Gerakan G30SPKI sendiri terjadi pada tanggal 30-September-1965 tepatnya saat malam hari. Insiden
G30SPKI masih menjadi perdebatan kalangan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif
yang melatar belakanginya. Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu dan otoritas militer
menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur
Pancasila menjadi ideologi komunis.
Hingga pada puncaknya Pada tanggal 30 September 1965, PKI melakukan penculikan terhadap Enam
(6) jenderal senior TNI AD (Angkatan Darat). Tiga Jenderal yaitu: MT Haryono, Ahmad Yani dan DI
Panjaitan tewas di tempat. Sedangkan Tiga Jenderal lainnya seperti Sutoyo Siswomiharjo, Soeprapto
dan S. Parman di bawa oleh para pemberontak dalam kondisi hidup.
Rencana kudeta ini berhasil pada awalnya, namun pemerintah tak tinggal diam dan akhirnya melakukan
serangan balasan. Aksi balasan untuk menumpas PKI dipimpin Soeharto dan berhasil membuat PKI
hanya tinggal sejarah saja.

7. Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (OPM)


Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang
bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum
era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama
Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain
maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969
merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan
wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia.
Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem
dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik
Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer Indonesia
dibawah perintah Presiden Soeharto.
Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk
menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan wilayah tersebut.
Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.

Namun belakangan ini rakyat papua semakin sadar bahwa gagasan papua merdeka hanyalah omong
kosong yang hanya dimanfaatkan para elit politik untuk mendapat kekuasaan serta dimanfaatkan oleh
negara-negara besar yang siap meng eksplorasi emas yang dimiliki papua, lihat saja timor leste yang
memisahkan diri dari indonesia, jadi apa mereka sekarang ? tidak lebih dari dimanfaatkan australia
semata.

8. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)


Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950
dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa
Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan
dan harus segera ditumpas. Pulau-pulau terbesar yang menjadi basis RMS adalah Pulau Seram, Ambon,
dan Buru. Di Ambon RMS dikalahkan oleh militer Indonesia pada November 1950, tetapi konflik di

132
Pulau Seram masih berlanjut sampai Desember 1963. Kekalahan di Ambon berujung pada pengungsian
pemerintah RMS ke Seram, Setelah RMS mengalami kekalahan di indonesia kemudian RMS
mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial, Politik,
Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan
para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan ini membuat pemerintahan Sukarno tidak
bisa berpangku tangan menyaksikan semua aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah
untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah
bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan
bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi peristiwa
Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan terhadap Pemerintah
Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh Press di Belanda dikatakanlah
peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis RMS di Belanda. Ada yang berpendapat serangan
ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang
menyatakan serangan teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan
sepenuh hati memberikan dukungan kepada RMS.
Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok
RMS menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar. Selama tahun
70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok sempalan RMS, seperti kelompok
Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu
dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38
penumpangnya di tahun 1975.
Pada saat Kerusuhan Ambon yang terjadi antara 1999-2004, RMS kembali mencoba memakai
kesempatan untuk menggalang dukungan dengan upaya-upaya provokasi, dan bertindak dengan
mengatas-namakan rakyat Maluku. Beberapa aktivis RMS telah ditangkap dan diadili atas tuduhan
kegiatan-kegiatan teror yang dilakukan dalam masa itu, walaupun sampai sekarang tidak ada penjelasan
resmi mengenai sebab dan aktor dibalik kerusuhan Ambon.
Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo
Bambang Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Mereka menari tarian Cakalele seusai
Gubernur Maluku menyampaikan sambutan. Para hadirin mengira tarian itu bagian dari upacara
meskipun sebenarnya tidak ada dalam jadwal. Mulanya aparat membiarkan saja aksi ini, namun tiba-
tiba para penari itu mengibarkan bendera RMS. Barulah aparat keamanan tersadar dan mengusir para
penari keluar arena. Di luar arena para penari itu ditangkapi. Sebagian yang mencoba melarikan diri
dipukuli untuk dilumpuhkan oleh aparat.
Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda
berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam
peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang
menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat.
Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS
ditambah tidak adanya donatur atau negara asing yang menyuplai pendanaannya, kini hubungan RMS
dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi.

133
Tokoh-Tokoh Indonesia

1. Ir. Soekarno
Sukarno / Soekarno / Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-
1966. Sukarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad
Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno memainkan peranan penting dalam
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Selain sebagai tokoh proklamator dan Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno juga dikenal sebagai
pencetus dasar Negara Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar
negara Indonesia itu dan Soekarno pula yang menamainya Pancasila. Tidak hanya itu saja, dia juga
adalah seorang orator yang handal dan politikus cerdas yang menguasai delapan bahasa. Tokoh bangsa
yang dikenal dengan sapaan Bung Karno ini selalu bisa menggetarkan hati para pendengarnya saat
berpidato, oleh karena perannya yang sangat dominan terutama saat awal kelahiran bangsa indonesia
maka tak heran jika soekarno termasuk salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan
bangsa indonesia.
Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Ia meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur
69 tahun. Sebelum meninggal Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah
menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas
Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, namun Soekarno
menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional

2. Soeharto
Soeharto / Suharto adalah pemimpin besar yang banyak dipuja namun tak sedikit pula yang
mencercanya. di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan
populer "The Smiling General" (Sang Jenderal yang Tersenyum) karena raut mukanya yang selalu
tersenyum di muka pers dalam setiap acara resmi kenegaraan.
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan
Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto
menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk
menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa. Soeharto kemudian mengambil alih
kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR
pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya selesai setelah
mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, Pengunduran diri ini dilatarbelakangi terjadinya
Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR / MPR oleh ribuan mahasiswa.
Semasa menjadi presiden, Soeharto dijuluki Bapak Pembangunan. Gelar itu tak lepas dari upaya
Soeharto menata dan membangun Indonesia. Karenanya, kabinet Soeharto pun disebut Kabinet
Pembangunan. Konsep Trilogi Pembangunan yang diusung Soeharto memang membawa bangsa ini
pada kejayaan berkali-kali. Sebut saja masa-masa di mana Indonesia bisa mengalami swasembada
beras, penekanan inflasi dari 650 persen hingga menjadi 12 persen saja, pembangunan waduk-waduk,
jalan tol dan banyak lagi.
Soeharto merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan
oleh B.J. Habibie. Peninggalan Soeharto masih diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa
kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto dianggap dapat membangun negara yang stabil dan
mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. namun disisi lain suharto juga dianggap membatasi
kebebasan warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai
rezim yang korup.

134
Suharto lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 8 Juni
1921. ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008 pada
umur 86 tahun. oleh karena masa perannya yang sanagat lama dalam memimpin bangsa indonesia
(selama 32 tahun) maka tak heran jika soeharto termasuk salah satu tokoh yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan bangsa Indonesia.
3. Moh. Hatta
Mohammad Hatta / Bung Hatta merupakan salah seorang proklamator. Sejak muda, pria kelahiran
Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dan lulusan Belanda ini sudah dikenal sebagai aktivis dan organisatoris,
hingga jadi seorang negarawan yang sering mendampingi Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Bung Hatta bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat
sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Kemudian Ia mundur dari jabatan
wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Selama menjabat sebagai
wakil presiden, Hatta aktif menulis dan berbagi ilmu mengenai koperasi. Perannya tersebut membuat
beliau dijuluki sebagai Bapak Koperasi. Selain itu karena perannya yang sangat dominan terutama saat
awal kelahiran bangsa indonesia maka tak heran jika Bung Hatta termasuk salah satu tokoh yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia
Mohammad Hatta / Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Ia meninggal di
Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Setelah wafat, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan
Proklamator kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986 bersama dengan mendiang Bung Karno. Pada
7 November 2012, Bung Hatta secara resmi bersama dengan Bung Karno ditetapkan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Pahlawan Nasional.

4. Ahmad Dahlan
Muhammad Darwis / Ahmad Dahlan / Kyai Haji Ahmad Dahlan merupakan salah satu Pahlawan
Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H
Abu Bakar sendiri adalah seorang ulama & khatib tersohor di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta
pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan merupakan puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat
penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada kala itu.
Pada umur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi haji dan tinggal di Mekah selama 5 tahun. Pada periode ini,
Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran dan gagasan pembaharu dalam Islam, seperti Al-
Afghani, Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah dan Rasyid Ridha. Ketika pulang kembali ke kampungnya
tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Selanjutnya Pada tahun 1903, ia bertolak kembali
ke Mekah dan tinggal selama 2 tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib
yang juga guru dari KH. Hasyim Asyari, pendiri NU.
Pada 18 Nopember 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah di kampung
Kauman, Yogyakarta. Hal tersebut untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara.
Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal sesuai tuntunan
agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an
dan al-Hadits. Sejak awal Ahmad Dahlan sudah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi
politik namun bersifat sosial dan bergerak pada bidang pendidikan.

Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, dari keluarga
serta dari masyarakat sekitarnya. Bermacam tuduhan, fitnahan dan hasutan datang bertubi-tubi
kepadanya. Ahmad Dahlan dituduh hendak mendirikan agama baru yang melanggar agama Islam. Ada
yang mengecapnya sebagai kyai palsu karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen,

135
mengajar di sekolah Belanda, dan bermacam-macam tuduhan lain. Karena saat itu Ahmad Dahlan
sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda
untuk anak-anak priyayi. Ahmad Dahlan sendiri lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. Ia meninggal di
Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun. Berkat perannya mendirikan Muhammadiyah
dimana pada akhirnya organisasi ini sangat membantu kehidupan masyarakat indonesia dalam berbagai
bidang, tak heran jika Ahmad Dahlan termasuk salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan bangsa indonesia.

5. Hasyim Asyari
Hasyim Asyari / Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’arie adalah salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia yang merupakan pendiri NU / Nahdlatul Ulama, dimana organisasi ini merupakan organisasi
massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan ulama pesantren dan Nahdliyin ia dijuluki dengan
sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru.
K.H. Hasjim Asy'ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga
pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, ia berkelana menimba ilmu di berbagai
pesantren, antara lain Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Wonokoyo di Probolinggo,
Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Siwalan di Sidoarjo dan Pesantren Kademangan di Bangkalan.

Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy'ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh
Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Ahmad Amin Al-
Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid
Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang
kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Pada tahun 1926, KH Hasyim
Asyari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan
ulama. Hasyim Asyari sendiri lahir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 10 April 1875. Ia meninggal
di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun dan dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang.
Berkat perannya mendirikan Nahdlatul Ulama dimana pada akhirnya organisasi ini sangat membantu
kehidupan masyarakat indonesia dalam berbagai bidang, tak heran jika K.H. Hasjim Asy'ari termasuk
salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa indonesia
6. Jenderal Besar Soedirman
Soedirman / Panglima tentara pertama Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman adalah seorang
pahlawan nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah
perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda.
Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal.
Soedirman diangkat sebagai panglima besar pada 18 Desember 1948. Pada 19 Desember 1948, Belanda
melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Soedirman, beserta sekelompok kecil
tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya
selama tujuh bulan. Beliau mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1
Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.

Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis
tersebut dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.
Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 dan meninggal di
Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun.

136
7. Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, adalah aktivis pergerakan
kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari
zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya
para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Sehingga nama Ki Hajar Dewantara identik dengan dunia pendidikan Indonesia. Bahkan, hari kelahiran
Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 2 Mei pun diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Sampai
saat ini bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan
Nasional Indonesia.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Ia meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada
umur 69 tahun. Setelah meninggal Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden
RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun
1959, tanggal 28 November 1959).
8. Susilo Bambang Yudhoyono
TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono atau yang populer dengan panggilan SBY merupakan
Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. SBY bersama Wakil Presiden
Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004 dan berhasil meneruskan
pemerintahannya untuk periode kedua dengan berhasil memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini
bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, SBY merupakan Presiden
Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali
untuk periode kedua. Karena kehebatannya, pada tahun 2009 ia terpilih sebagai salah satu dari 100
tokoh Berpengaruh Dunia kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME. Tahun 2005 dia
dinobatkan sebagai Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek.
Sebelum menjadi presiden, SBY merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer ia lebih
dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Sebelum pensiun pada 25 September 2000, Pangkat terakhir
Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden
Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999. Kemudian pada 10
Agustus 2001 / masa kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, SBY
dipercaya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Namun jabatan
Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004 lantaran SBY merasa tidak dipercaya lagi oleh
presiden.

Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya
menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. dalam
pemerintahannya oleh beberapa pihak SBY dianggap berhasil memperbaiki fundamental makro
ekonomi indonesia seperti berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB indonesia, dimana rasio
utang indonesia pada masa SBY paling rendah di antara negara-negara G-20. Sementara rasio utang
luar negeri dari 2004 hingga 2014 menurun lebih dari 70% dari 27,8% hingga tersisa 7,8%. dari
segi infrastruktur, pemerintahan SBY disebut telah membangun 293 waduk, 1.221 embung, dan 7,29
juta hektar irigasi.

SBY lahir di Tremas, Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949 dari pasangan
Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari silsilah ayahnya dapat dilacak hingga Pakubuwana serta
memiliki hubungan dengan trah Hamengkubuwana II. Mengikuti jejak sang ayah SBY pun
berkecimpung di dunia kemiliteran.

137
9. Abdurrahman Wahid
Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang populer dengan panggilan Gus Dur merupakan tokoh Muslim
Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia keempat (dari tahun 1999 hingga
2001). Gus Dur menjadi presiden ke-4 menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh MPR
hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa
kepresidenan Gus Dur dimulai sejak 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah
mandatnya dicabut oleh MPR.
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat
dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri
Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren
pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam
Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri
pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.
Salah satu peran besar Gus Dur di indonesia adalah beliau dianggap dapat mendamaikan hubungan
Islam dengan Pancasila sehingga umat Islam semakin bisa menerima pancasila tanpa ada perseteruan,
kemudian beliau juga dianggap berhasilannya membuka pandangan bahwa kemajemukan merupakan
sebuah realitas di Indonesia.
Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dan meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009
pada umur 69 tahun. Berkat jasanya kepada indonesia Gus Dur mendapat gelar sebagai "Bapak
Tionghoa" hal tersebut karena bagi kaum Tionghoa, Gus Dur dianggap telah menghapus kekangan,
tekanan dan prasangka negatif terhadap kaum Tionghoa.

10. B.J Habibie


Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Habibie lahir di Parepare,
Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan
presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang
terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama
2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie adalah
Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.
Semasa mudanya Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan
penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. dan mencapai puncak karier sebagai seorang wakil
presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, Habibie kembali ke Indonesia atas permintaan mantan
presiden Suharto. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978
sampai Maret 1998.

Sejak 14 Maret 1998, B.J. Habibie diangkat sebagai Wakil Presiden pada Kabinet Pembangunan VII di
bawah Presiden Soeharto. dan kemudian menggantikan Soeharto sebagai Presiden sejak tanggal 21 Mei
1998 sampai 20 Oktober 1999. Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca
pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan
disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia.
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan hukum yang kokoh bagi
Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Persaingan Sehat atau UU Anti Monopoli, perubahan UU Partai
Politik dan yang paling penting ialah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah
gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia
akan mengalami nasib layaknya Uni Soviet dan Yugoslavia. selain itu B.J. Habibie dianggap berhasil

138
menerapkan independensi Bank Indonesia sehingga lebih fokus mengurusi perekonomian. Untuk
menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia.
Setelah tidak menjabat di pemerintahan, B.J. Habibie tetap berusaha membangun indonesia, misalnya
ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk
mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.

11. Pangeran Diponegoro


Diponegoro / Pangeran Diponegoro dikenal karena memimpin Perang Diponegoro di Jawa pada kurun
waktu 1825-1830, yang tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak dalam sejarah Indonesia.
Selama lima tahun, perang terbuka terjadi di sejumlah daerah utam di hampir seluruh Pulau Jawa.
Belanda pun sempat kesulitan menaklukkan Pangeran Diponegoro, dimana ribuan serdadu mereka
menjadi korban dan menyebabkan kerugian 20 juta gulden.
Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan
Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang
selir bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri selir) yang berasal dari Pacitan.
Semasa kecilnya, Pangeran Diponegoro bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Pangeran
Diponegoro meniggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.

12. Raden Ajeng Kartini


Raden Adjeng Kartini / Raden Ayu Kartini merupakan Salah seorang pahlawan nasional perempuan ini
telah menghabiskan sebagian hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan hak kaumnya dan dikenal
sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. meskipun RA Kartini sendiri merupakan seorang
perempuan ningrat namun memiliki pemikiran moderat
Beliau sempat mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya, namun
ayahnya pada saat itu memutuskan agar Kartini harus menikah dengan R.M.A.A. Singgih Djojo
Adhiningrat, Bupati Rembang kala ituyang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada
tanggal 12 November 1903. Sejak itu, Kartini harus hijrah dari Jepara ke Rembang mengikuti suaminya.
Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah
wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan
yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Berkat kegigihannya pada 1912 didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang, yang
kemudian didirikan pula di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon serta daerah lainnya.
Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van
Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah
dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri
Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht
yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan
pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat
Kartini.

Raden Adjeng Kartini / Raden Ayu Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Ia meninggal
di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun. untuk mengenang perjuangannya,
tanggal lahirnya pada 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

139
Landasan Hubungan Internasional

Hubungan Internasional adalah hubungan antarnegara dalam berbagai aspek yang dilakukan suatu
negara untuk mencapai kepentingan negara tersebut. Hubungan Internasional juga disebut sebagai
sebuah kebijakan publik yang dapat bersifat positif atau normatif, karena berusaha menganalisis dan
merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.
Sejak merdeka, dalam menjalankan hubungan internasional, indonesia memegang prinsip pada
kebijakan luar negeri "bebas dan aktif" dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah
regional sesuai porsinya dan selalu berusaha menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-
kekuatan besar dunia.
Dalam menjalankan Hubungan Internasional, Indonesia memiliki 3 Landasan Hubungan Internasional
yang selalu dijadikan acuan. 3 Landasan Hubungan Internasional tersebut adalah:
1. Landasan Idiil : Pancasila (Sila II)
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945 (Pembukaan alinea I dan IV)
3. Landasan Operasional : GBHN

1. Landasan Idiil
Landasan idiil merupakan suatu landasan yang menjadi ideologi suatu bangsa, dalam hal ini landasan
Idiil Indonesia adalah pancasila. Landasan Idiil hubungan internasional indonesia adalah Pancasila sila
kedua, yaitu "kemanusiaan yang adil dan beradab", yang mengandung makna bahwa bangsa Indonesia
menganggap dirinya sebagai bagian dari umat manusia di dunia. Oleh karena itu, bangsa indonesia
harus mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain (bekerjasama
dengan sesama manusia).

2. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional merupakan landasan yang berkaitan dengan segala ketentuan dan aturan
tentang ketatanegaraan / undang-undang dasar suatu negara. Landasan Konstitusional hubungan
internasional indonesia adalah UUD 1945 terutama dalam pembukaan (alenia I dan IV).

Pembukaan UUD 1945 alenia 1 "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan".
Pembukaan UUD 1945 alenia 4 "… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".
Kemudian terdapat pula pada Batang Tubuh UUD 1945 pasal 13 yang berbunyi:
1. Presiden mengangkat duta dan konsul.
2. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Dan yang terakhir terdapat pada Batang Tubuh UUD 1945 pasal 11 yang berbunyi:
1. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

140
2. Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undangundang harus dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang.

3. Landasan Operasional
Landasan Operasional merupakan suatu konsep dasar tujuan pengelolaan secara menyeluruh dari
kehidupan nasional suatu Negara. Terdapat 4 elemen landasan operasional hubungan internasional
indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Ketetapan MPR, yaitu GBHN dalam bidang hubungan luar negeri. Menurut GBHN (TAP
MPR RI No. IV/MPR/1999) misi hubungan luar negeri Indonesia adalah perwujudan politik
luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan pro aktif bagi kepentingan nasional dalam
menghadapi perkembangan global.
2. Undang-Undang, misalnya UU. No. 37 /1999 tentang hubungan luar negeri
3. Keputusan / Kebijakan presiden, yang dituangkan dalam Perpres.
4. Kebijakan / peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri luar negeri.

Sebuah hubungan internasional ditandai dengan dimulainya pembukaan utusan (konsuler atau
diplomatik) yang bersifat bilateral. Dalam hubungan internasional terdapat aktor yang melakukan
hubungan internasional, aktor pelaku hubungan internasional disebut sebagai subjek hukum
internasional. Subjek hukum internasional ialah orang atau lembaga/badan yang dianggap mampu
melakukan perbuatan atau tindakan hukum yang diatur dalam hukum internasional dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum internasional atas perbuatannya tersebut. Hukum internasional
pada dasarnya dijalankan oleh subjek hukum internasional. Dalam hal ini bukan hanya aktor tetapi juga
non negara. Sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif, Indonesia memiliki kebijakan
tersendiri yang mengatur hubungan internasional.

141
Kerjasama regional

Kerjasama Regional adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang biasanya
berada dalam suatu kawasan tertentu atau wilayah yang berdekatan. Ada beberapa organisasi kerjasama
yang tersebar di berbagai kawasan di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara ada Asean, Afta dan
Apec, Di kawasan Asia Selatan ada Saarc. kemudian di kawasan Asia terdapat ADB dan di kawasan
eropa terdapat EFTA dan EU. Masing-masing kerjasama regional tersebut memiliki tujuan nya masing-
masing. Biasanya bentuk kerja regional diwujudkan dengan penetapan kebijakan-kebijakan sebagai
berikut:
Contoh kebijakan hasil kerjasama regional adalah:
1. Penetapan peraturan dan perjanjian penanaman modal untuk memperkuat posisi tawar-
menawar negara anggota dalam menghadapi negara yang lebih maju.
2. Melakukan proteksi terhadap pengusaha domestik dalam menghadapi persaingan dari luar
kawasan.
3. Pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas dengan meniadakan tarif bea masuk terhadap
barang yang berasal dari sesama negara anggota untuk meningkatkan skala pasar internasional.

Indonesia sendiri sebagai bagian dari negara-negara dunia selalu aktif dan tidak dapat menghindari
kerjasama regional dengan negara lain, terutama negara dalam satu kawasan. Ada beberapa alasan
mengapa Indonesia wajib menjalin kerja sama regional dengan negara lain, diantaranya adalah:
1. Untuk memasarkan produksi dari dalam negeri ke negara lain (ekspor).
2. Tidak semua kebutuhan konsumsi dalam negeri dapat dipenuhi sendiri
3. Untuk menjaga stabilitas kawasan, meningkatkan hubungan ekonomi.
4. Sebagai bagian dari komunitas dunia, Indonesia perlu menjalin persahabatan dengan negara
lain.

Contoh Kerjasama Regional


Berikut ini adalah beberapa contoh kerjasama regional yang ada diseluruh dunia:
EU / Uni Eropa (European Union)
Uni Eropa (European Union) adalah organisasi antar pemerintahan dengan anggota negara-negara
Eropa. Uni eropa bukanlah suatu negara federal atau organisasi internasional dalam pengertian
tradisional, akan tetapi merupakan suatu badan otonom di antara keduanya. Negara-negara anggota UE
tetap menjadi negara yang independen dan berdaulat, tetapi mereka menggabungkan kedaulatan mereka
dengan tujuan untuk memperoleh pengaruh dan kekuatan kolektif yang lebih besar. Uni Eropa
merupakan salah satu contoh kerjasama regional di kawasan eropa dimana manfaat dari keberadaanya
sangat dirasakan oleh masyarakat eropa.
Pada tahun 2002, Uni Eropa mengeluarkan mata uang tunggal Uni Eropa, yakni Euro yang digunakan
bersama oleh negara-negara Uni Eropa. Saat ini jumlah anggota UE mencapai 27 negara. Misi UE pun
tidak hanya sebatas kerja sama ekonomi lagi, namun berkembang sebagai berikut ini.
1. pemersatu bagi negara-negara benua Eropa
2. memastikan keselamatan hidup warganya
3. menjaga perdamaian, kesejahteraan dan stabilitas bagi warga negara anggota
4. menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan sosial

142
5. menghadapi tantangan globalisasi dan menjaga keberagaman masyarakat Eropa
6. menjaga nilai-nilai masyarakat Eropa semacam pembangunan terpadu, kepedulian lingkungan,
HAM, dan masyarakat sosial ekonomi.

Apec (Asia Pasific Economic Cooperation)


APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation). Kerjasama Ekonomi APEC adalah forum kerjasama
ekonomi yang terbuka, informal, tidak mengikat, dibentuk di Canberra November 1989. Salah satu
bentuk kerjasama dalam APEC adalah Kerjasama Ekonomi dan Teknik (ECOTECH), Kerjasama
tersebut memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan pelatihan dan
pendidikan dalam perdagangan internasional.
Secara historis terbentuknya Forum APEC lebih dilihat sebagai upaya untuk mengatasi kebuntuan yang
melanda perundingan-perundingan Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT) atau
Putaran Uruguay, di Jenewa, Swiss. Sejatinya APEC sendiri mencakup negara-negara dari beberapa
belahan benua, yakni negara-negara ASEAN, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru,
Meksiko, Papua Nugini, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Taiwan, dan Cile. meskipun begitu
kerjasama ini tetap diutamakan untuk negara-negara asia pasifik.
Asean (Association of Southeast Asian Nations)
Asean (Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara
(Perbara). Organisasi yang bertujuan mengukuhkan kerja sama regional negara-negara di Asia
Tenggara. Asean beranggotakan negara-negara Asia Tenggara seperti : Indonesia, Brunei Darusalam,
Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam.
Tujuan ASEAN adalah menyelenggarakan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan yang
meliputi hal-hal berikut.
1. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas keamanan di Asia Tenggara.
2. Mengadakan pembahasan bersama mengenai permasalahan yang terjadi di kawasan Asia
Tenggara pada khususnya dan Asia pada umumnya.
3. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
4. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
sosial, ekonomi, kebudayaan, administrasi, dan IPTEK.
5. Menyelenggarakan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam
industri pertanian.
6. Mendirikan industri dan memperluas perdagangan, termasuk perdagangan internasional.
7. Menyediakan bantuan fasilitas untuk latihan dan penelitian bagi negara anggota ASEAN.
8. Memelihara kerja sama dengan organisasi regional dan internasional lainnya.

NAFTA (North America Free Trade Area)


Kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1992. Negara
yang menjadi anggota NAFTA adalah Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Negara-negara tersebut
sepakat untuk membentuk kawasan perdagangan bebas bersama. Namun NAFTA mulai aktif pada
tahun 1994. dimana tujuan pembentukan NAFTA sendiri adalah sebagai berikut:
1. Mengatur impor dan produksi sesama anggota.

143
2. Meningkatkan kegiatan ekonomi di antara negara anggota.
3. Menetapkan standar produk atas barang-barang yang diperdagangkan.
4. Melindungi konsumen dengan mengutamakan aspek keselamatan, kesehatan, dan keserasian
lingkungan hidup.

AFTA (Asean Free Trade Area)


Adalah kesepakatan perdagangan bebas antara negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Kawasan
Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) untuk pertama kalinya dicetuskan pada KTT ASEAN ke-4 di
Singapura pada tanggal 27-28 Januari 1992. AFTA secara resmi dimulai pada tanggal 1 Januari 1993.
AFTA beranggotakan 7 negara anggota ASEAN. Dengan AFTA diharapkan negara anggota dapat
meningkatkan penghasilan ekspornya. Karena tujuan dari pembentukan AFTA sendiri adalah sebagai
berikut.
1. Meningkatkan jumlah ekspor negara-negara anggota ASEAN.
2. Meningkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antar anggota ASEAN.
3. Meningkatkan investasi dari luar negara anggota ASEAN.
4. Meningkatkan perdagangan dan spesialisasi di lingkungan ASEAN.

144
Kerjasama International

Kerja sama internasional adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang tidak
dibatasi oleh letak negara atau memiliki lingkup seluruh dunia, kerjasama internasional biasanya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan seluruh negara-negara di dunia.
Hubungan kerjasama internasional dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi
keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian
dan kesejahteraan hidup yang merupakan harapan seluruh manusia dan negara di dunia. Setiap negara
sudah pasti memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan nya masing-masing. Hal-hal inilah yang
mendorong dilaksanakannya kerjasama internasional.

Tujuan dan Fungsi Kerjasama Internasional


Kerjasama internasional didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan, Dalam
menjalin sebuah kerjasama internasional biasanya memiliki tujuan dan fungsi sebagai berikut
Tujuan Kerjasama Internasional
1. Memperkuat dan meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi dengan para
negara yang menjalin kerjasama.
2. Memperkuat dan meningkatkan kerja sama dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
para negara yang menjalin kerjasama.
3. Menciptakan saling pengertian antar negara dalam membina dan menegakkan perdamaian
dunia.

Fungsi kerja sama internasioanl


1. Saling menguntungkan kedua belah pihak dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
2. Meningkatkan penerapan iptek serta menanggulangi hal-hal yang dapat merusak budaya.
3. Meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan.
4. Mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
5. Terjalin rasa saling menghargai dan menghormati ideology masing-masing.

Contoh Kerjasama Internasional


Ada beberapa organisasi kerjasama internasional yang tersebar di seluruh dunia, diantaranya
adalah WTO, ILO, World Bank dan IMF.
WTO (World Trade Organization / Organisasi Perdagangan Dunia)
WTO / organisasi perdagangan dunia adalah organisasi intenasioanl yang bertujuan untuk
meningkatkan perdagangan internasional dengan cara membatasi atau manghapus peraturan yang
bersifat menghambat kelancaran pertukaran barang-barang internasional, dan berusaha untuk
meningkatkan volume perdagangan dunia dengan cara meliberalisasikan perdagangan internasional.
WTO didirikan pada 1 Januari 1995 sebagai pengganti dari persetujuan GATT, GATT sendiri
merupakan persetujuan setelah Perang Dunia II untuk menghapuskan hambatan perdagangan
internasional.
WTO memiliki prinsip yaitu Non diskriminasi, liberasi perdagangan, stabilitas hubungan perdagangan
di mana mekanisme WTO dibangun untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah perdagangan antar

145
Negara. Organisasi WTO bermarkas di Jenewa, Swiss. dimana pada Juli 2008 telah memiliki 153
negara anggota (mayoritas negara di dunia menjadi anggota organisasi ini).
ILO (International Labour Organisation / Organisasi Buruh Internasional)
ILO / Organisasi Buruh Internasional adalah sebuah wadah yang menampung isu buruh internasional
di bawah PBB. ILO didirikan pada 11 April 1919 sebagai bagian Persetujuan Versailles setelah Perang
Dunia I. Organisasi ini menjadi bagian PBB setelah pembubaran LBB dan pembentukan PBB pada
akhir Perang Dunia II. ILO memiliki tujuan untuk mewujudkan perdamaian melalui keadilan sosial,
perbaikan nasib buruh, stabilitas ekonomi, sosial dan menyusun hukum perburuhan. sejak tanggal 11
Juni 1950 Indonesia resmi menjadi anggota ILO.
World Bank / IBRD / Bank Dunia
Bank Dunia / IBRD adalah sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman
kepada negara anggota untuk program pemberian modal. Bank Dunia / IBRD didirikan pada tanggal 27
Desember 1945 dengan tujuan untuk membantu pembiayaan usaha-usaha pembangunan dan
perkembangan negara-negara anggotanya dengan memudahkan penanaman modal untuk tujuan yang
produktif. Jadi Bank Dunia bekerja untuk mengatasi masalah investasi di dunia.
Markas Bank Dunia berada di Washington, DC, Amerika Serikat. Secara teknis dan struktural Bank
Dunia termasuk salah satu dari badan PBB, namun secara operasional sangat berbeda dari badan-badan
PBB lainnya.
IMF (International Monetary Fund / Dana Moneter Internasional)
IMF adalah organisasi internasional yang beranggotakan 189 negara yang bertujuan memperkuat
kestabilan keuangan, mempererat kerja sama moneter global, memperluas perdagangan dan investasi
dunia, memperluas lapangan pekerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan mengatasi
kemiskinan di seluruh dunia.
Organisasi IMF bermarkas di Washington, D.C. IMF dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi
Bretton Woods, kemudian diresmikan tahun 1945 dengan 29 negara anggota. IMF sejak awal bertujuan
menata ulang sistem pembayaran internasional. Negara anggota menyumbangkan dana cadangan
menggunakan sistem kuota. Dana cadangan ini kemudian bisa dipinjam oleh negara anggota yang
mendapat kesulitan dalam neraca pembayarannya. Hingga 2010, dana cadangan IMF mencapai
US$755,7 miliar. Pada negara-negara yang akan meminjam uang, IMF dan Bank Dunia biasanya
menerapkan syarat-syarat tertentu karena pada dasarnya IMF menganut paham neoliberalisme yaitu
untuk mendukung pasar bebas.

Bentuk Kerjasama Internasional


Berdasarkan bentuknya, kerja sama internasional dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Kerja sama bilateral
Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan antar dua Negara. Kerjasama ini
terjadi karena kedua Negara saling mendapat keuntungan atau kedua Negara memiliki hubungan yang
sangat baik. Sebagai contohnya, Hubungan antara Indonesia dengan Jepang terkait perdagangan dan
Hubungan Indonesia dengan Arab Saudi terkait ibadah haji.
2. Kerja sama regional
Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan atau
wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang
politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh kerja sama regional antara lain ASEAN dan Liga Arab.

146
3. Kerja sama multilateral
Kerjasama mulitilateral adalah kerja sama yang biasanya dilakukan lebih dari dua Negara. Kerjasama
jenis ini bisa dalam satu wilayah, atau bisa dalam beda wilayah. Misalnya adalah hubungan kerjasama
yang berada dalam beda wilayah yaitu OPEC. dan hubungan kerjasama yang berada dalam satu wilayah
yaitu ASEAN, MEE, NAFTA.
4. Kerja sama internasional
Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh dunia (mayoritas negara
didunia tergabung dalam kerjasama ini). Sedangkan bentuk kerja sama nya dapat terjalin pada beberapa
bidang, seperti :

• Kerja sama dibidang ekonomi, contohnya IMF, FAO, IBRD, UNCTAD.

• Kerja sama dibidang pertahanan, contohnya SEATO, ANZUS, NATO, CENTO.

• Kerja sama dibidang kebudayaan, contohnya pendidikan, IPTEK.

• Kerja sama dibidang sosial, contohnya ILO, IRO, UNICEF, WHO.

Manfaat Indonesia dalam menjalin kerjasama internasional


Banyak manfaat yang dirasakan indonesia dalam menjalin kerjasama internasional, salah satunya
adalah sebagai berikut:

• Mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan menjaga keselamatan Negara.

• Meningkatkan perdamaian Internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun dan meningkatkan kemakmuran rakyat.

• Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran
rakyat apabila barang tersebut belum bisa diproduksi di dalam Negeri.

• Turut meningkatkan kemakmuran seluruh negara di dunia, hal tersebut sebagai pelaksanaan
cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Indonesia.

• Dapat menjelaskan dalam menanggulangi penyelundupan manusia yang modus operandinya


memiliki kesamaan antar satu negara dengan negara lain.

• Lebih cepat dalam mengatasi ketertinggalan dalam beberapa bidang, karena dapat menjalin
kerja sama dengan Negara maju.

• Dapat menambah fasilitas untuk memperluas jaringan dan peningkatan pemanfaatan Sister City
antara kota-kota dan propinsi di Indonesia dengan kota-kota dan propinsi/distrik di
mancanegara yang sudah berkembang dan maju.

147
Peranan Indonesia dalam PBB
Dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lain di dunia ini, Indonesia menganut asas politik
luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, bebas artinya bahwa Indonesia tidak akan memihak pada
suatu blok atau kekuatan tertentu yang ada di dunia. Sedangkan aktif berarti bahwa Indonesia akan
selalu turut serta dalam upaya memelihara perdamaian dunia serta ikut berpartisipasi dalam meredakan
ketegangan internasional. Hal tersebut semata-mata diwujudkan untuk kepentingan nasional, terutama
bagi kepentingan pembangunan di segala bidang.

Dan pelaksanaan hubungan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif tersebut, maka indonesia
bergabung dan berperan aktif ke dalam berbagai forum dunia, salah satu nya Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas 12 Peranan Indonesia Dalam Perserikatan Bangsa-
Bangsa, namun sebelum membahas 12 Peranan Indonesia Dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa atau
biasa disebut PBB, terlebih dahulu sobat perlu mengetahui apa itu Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
bagaimana latar belakang Perserikatan Bangsa-Bangsa, yuk langsung saja kita simak ulasannya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Latar Belakangnya


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau dalam bahasa inggris disebut United Nations (UN) adalah
organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama
internasional.

Latar belakang dibentuknya PBB dimulai setelah Perang Dunia I (1914–1918). Pada 8 Januari 1918,
Woodrow Wilson (Presiden Amerika Serikat) mengusulkan membentuk Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
atau League of Nation. Usulan Woodrow Wilson tertuang dalam 14 pasal (Wilson’s Fourteen Points).
Sehingga pada 10 Juni 1920, terbentuklah LBB di Versailles, Prancis. Adapun markas besarnya berada
di Jenewa, Swiss.

Tujuan pembentukan LBB adalah memelihara perdamaian dunia. salah satu nya dengan cara melucuti
senjata pada negara konflik, mencegah perang melalui keamanan kolektif, menyelesaikan permasalahan
antara negara-negara melalui diplomasi dan negosiasi, serta memperbaiki kesejahteraan hidup global.
Sayangnya peranan LBB sebagai lembaga pemelihara perdamaian dunia, tidak dapat terlaksana dengan
baik.

Meskipun LBB dapat dikatakan gagal membawa perdamaian dunia, namun usaha untuk mencapai
perdamaian dunia terus dirintis kembali, salah satu nya oleh Presiden Amerika Serikat Franklin Delano
Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churchill. Mereka mengadakan pertemuan di atas
kapal penjelajah Atlanta di lepas Pantai New Foundland, Samudra Atlantik pada 14 Agustus 1941.

Pertemuan ini menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal sebagai Piagam Atlantik (Atlantic Charter)
dimana didalamnya terdapat 8 poin penting, yaitu:
1. Pelucutan senjata di seluruh dunia pasca perang
2. Hak untuk menentukan nasib sendiri
3. Pengaturan sebuah wilayah harus sesuai dengan kehendak masyarakat bersangkutan
4. Tidak ada lagi wilayah yang dicari oleh Amerika Serikat atau Inggris
5. Memajukan kerjasama ekonomi dunia dan peningkatan kesejahteraan sosial

148
6. Pengurangan rintangan perdagangan
7. Kebebasan berkehendak dan bebas dari kekhawatiran
8. Menciptakan kebebasan di laut lepas

Selanjutnya, diadakan pertemuan-pertemuan susulan, antara lain di Moskow, Rusia (1943), Dumbarton
Oaks, Amerika Serikat (1944), dan Yalta, Ukraina (1945). Pada pertemuan di Dumbarton Oaks,
Washington, diikuti oleh Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris dan Cina. Hasil pertemuan tersebut
menyetujui dibentuknya organisasi United Nations Organization atau Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB).

Pada pertemuan lanjutan di San Fransisco (25 April–26 Juni 1945) dihasilkan Piagam Perdamaian
(Charter of Peace) yang kemudian digunakan sebagai Mukadimah Piagam PBB. Pertemuan ini dihadiri
oleh 50 negara, 282 delegasi yang terdiri atas 444 orang. Akhirnya, secara resmi Perserikatan Bangsa-
Bangsa berdiri pada 24 Oktober 1945.
12 Peran Indonesia Dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap memiliki peranan yang cukup penting selama
keanggotaannya dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Berikut 12 Peranan Indonesia Dalam Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB)

Dalam rangka menjaga perdamaian dunia.


1. Sebagai anggota PBB, Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang
menghasilkan Dasasila Bandung
2. Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi pelopor pencetusan ZOFTAN dan SEANWFZ
3. Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi salah satu pemprakarsa berdirinya ASEAN dan
Gerakan Non Blok
4. Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian dunia seperti
pengiriman kontingen Indonesia ke Lebanon Selatan, menyumbang lebih dari 1.000 personel
pasukan yang tersebar di berbagai negara di dunia, serta pengiriman beberapa kontingen
pasukan Garuda di beberapa wilayan negara-negara di dunia, misalnya

• Mengirimkan Pasukan Garuda I (1957) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB untuk
menyelesaikan Perang Arab-Israel
• Mengirimkan Pasukan Garuda II dan III (1960) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB
untuk menyelesaikan perang saudara di Kongo
• Mengirimkan Pasukan Garuda XIV (1993) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di
Bosnia
• Mengirim Pasukan Garuda XXVI-C2 (2010) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di
Lebanon Selatan

Sebagai pemimpin serta anggota tetap dibeberapa organisasi PBB


5. Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi presiden
di Majelis Umum PBB.
6. Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu periode tahun 1974
– 1975, periode tahun 1995-1996, dan periode tahun 2007-2008.

149
7. Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan ekonomi dan sosial PBB, 2 kali ditunjuk
sebagai presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta 3 kali sebagai wakil presiden dari Dewan
tersebut.
8. Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi manusia PBB dan satu
kali ditunjuk sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut, yaitu periode tahun 2009-2010.
Memberikan Bantuan kemanusiaan di berbagai negara
9. Pada Tahun 1984, Indonesia mengirimkan Bantuan berupa beras melalui FAO yang ditujukan untuk
Ethiopia yang waktu itu dilanda bencana kelaparan.
10. Pada Tahun 1995, Sebagai anggota PBB Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi
yang berasal dari Vietnam di pulau Galang
Membantu penyelesaian konflik diberbagai negara
11. Pada Tahun 1989, Sebagai anggota PBB Indonesia berhasil membantu menyelesaikan konflik yang
terjadi di kamboja
12. Sebagai anggota PBB, Indonesia berperan menjadi mediator atas penyelesaian konflik yang terjadi
antara Filiphina dan Moro National Front Liberation (MNFL) yang menguasai Mindanau Selatan

Meskipun indonesia memiliki banyak peranan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun
indonuseia juga pernah keluar dari keanggotaan PBB. Hal tersebut terjadi pada tahun 1965 saat
indonesia dipimpin oleh Presiden Soekarno, keluarnya indonesia dari PBB didasari atas diterimanya
malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan, karena pada saat itu indonesia menganggap
malaysia sebagai negara boneka bentukan Inggris.

150
Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya satu hari setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah
bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Penutur Bahasa Indonesia seringkali memakai versi sehari-
hari (kolokial) atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun
demikian, Penggunaan Bahasa Indonesia sangat luas terutama di perguruan-perguruan tinggi, surat-
menyurat resmi, media massa, sastra, perangkat lunak, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh seluruh warga Indonesia.
Mengingat pentingnya Bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Pada kesempatan kali ini kita akan membahas 20 Peristiwa Penting dalam
Perkembangan Bahasa Indonesia agar kita semua makin mengetahui dan mencintai bahasa
indonesia. Mari langsung saja kita awali pembahasan nya dari Sejarah Bahasa Indonesia.

Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia merupakan varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-
bahasa Sunda-Sulawesi, yang dipakai sebagai lingua franca di Nusantara sejak abad-abad awal
penanggalan modern.
Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera,
menandakan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari pesisir tenggara Pulau
Sumatera berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan. Istilah
Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang
bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi
menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu berkembang secara luas
dan menjadi beragam. Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok
bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya
tetapi memiliki standar serta bahasa Melayu Pasar yang kolokial dan tidak baku.
Karena perkembangan bahasa melayu dikalangan rakyat indonesia (pribumi) yang cukup baik,
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda akhirnya menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dimanfaatkan
untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda untuk
para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan merujuk pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah
memiliki kitab-kitab rujukan) beberapa sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa.
Promosi bahasa Melayu pun digalakkan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya
sastra dalam bahasa Melayu. Dari promosi bahasa melayu yang dilakukan Belanda, maka secara
perlahan terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang sedikit demi sedikit mulai terpisah dari bentuk
semula bahasa Melayu Riau-Johor.
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai tampak. Pada tahun
1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904
Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan
Wilkinson.
Kemudian pada tahun 1908 Pemerintah Hindia-Belanda (VOC) mendirikan sebuah badan penerbit
buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi
Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908, yang kemudian pada tahun 1917 Commissie voor de
Volkslectuur diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti

151
Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan,
yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Pada tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya di
sidang Volksraad. Hal ini merupakan kali pertama dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia diakui secara resmi sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada saat Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Pemakaian bahasa Melayu sebagai bahasa nasional di indonesia atas usulan
Muhammad Yamin, seorang sastrawan, politikus, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan:
"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada
dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari
dua bahasa itu, bahasa Melayu lah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa
persatuan"
Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Bahasa Indonesia diakui secara
Yuridis. Namun secara Sosiologis kita dapat mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda
yaitu "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Namun secara
Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan
Minangkabau, seperti Chairil Anwar, Abdul Muis, Marah Rusli, Idrus, Sutan Takdir Alisyahbana, Nur
Sutan Iskandar, Roestam Effendi dan Hamka. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah
perbendaharaan kata, morfologi, maupun sintaksis bahasa Indonesia.

Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2008 telah
diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh kegiatan kebahasaan dan
kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia pada
tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres tersebut akan membahas lima hal utama,
yakni bahasa Indonesia, penggunaan bahasa asing, bahasa daerah, pengajaran bahasa dan sastra, serta
bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala internasional dengan menghadirkan para pembicara
dari dalam maupun luar negeri.

20 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

1. Tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu
oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer. Ejaan ini dimuat dalam
Kitab Logat Melayu.
2. Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda mendirikan badan penerbit buku bacaan yang
kemudian diberi nama yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau Taman Bacaan Rakyat. Pada
tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit tersebut menerbitkan berbagai
macam novel, seperti Siti Nurbaya, buku penuntun bercocok tanam, dan lain sebagainya yang
membantu dalam penyebaran bahasa Melayu.
3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia di dalam pidatonya.
Hal ini merupakan pertamakalinya dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), terdapat seseorang
yang berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.
4. Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan supaya bahasa
Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia.

152
5. Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Armijn Pane, Amir Hamzah dan
Sutan Takdir Alisyahbana. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak memberi
sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru ini
bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan
oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai
Pustaka.
6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
7. Tanggal 25-28 Juni 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda,
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh
bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Ki Hajar Dewantara, Prof. Dr.
Poerbatjaraka dan Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat. Dalam kongres tersebut dihasilkan
beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut
Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan
Perwakilan.
8. Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda
yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi pemerintahan
dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak
dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia
mempunyai peran yang semakin penting.
9. Tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara
sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: "Bahasa negara adalah bahasa Indonesia".
10. Tanggal 19 Maret 1947 melalui SK No. 264/Bhg. A/47, Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti dari
ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.
11. Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai
Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa Nasional
dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang
selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.
12. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan.
Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad bangsa Indonesia untuk
tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta
ditetapkan menjadi bahasa negara Indonesia.
13. Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu Presiden Soeharto
meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui
pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No.
57 tahun 1972..
14. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu menetapkan
mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan serta Pedoman
Umum Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di Indonesia (Wawasan Nusantara).
15. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta.
Kongres tersebut untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-50. Selain telah
memperlihatkan kemajuan, perkembangan, dan pertumbuhan bahasa Indonesia, juga telah
berusaha untuk memantapkan kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia itu sendiri.
16. Tanggal 21 - 26 November 1983 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta.
Kongres ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam
putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih
ditingkatkan agar amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang

153
mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
17. Tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta.
Kongres Bahasa Indonesia V ini dihadiri oleh sekitar 700s pakar bahasa Indonesia dari seluruh
Indonesia serta terdapat peserta tamu dari berbagai negara sahabat. Kongres tersebut
ditandatangani dengan dipersembahkannya karya dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa kepada para pencinta bahasa Indonesia di Nusantara, yaitu Kamus Besar Bahasa
Indonesia serta Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
18. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
Pesertanya yaitu 770 pakar bahasa dari Indonesia dan terdapat 53 peserta tamu dari
mancanegara meliputi Amerika Serikat, Rusia, Australia, Brunei Darussalam, Jerman,
Hongkong, Italia, India, Jepang, Korea Selatan dan Singapura. Kongres ini mengusulkan
supaya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa untuk lebih ditingkatkan statusnya
menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, dan mengusulkan agar disusun Undang-Undang Bahasa
Indonesia.
19. Tanggal 26 - 30 Oktober 1998 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia,
Jakarta. Dengan diselenggarakannya kongres tersebut guna mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa.
20. Tanggal 28 Oktober - 1 November 2008 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta.
Kongres ini dilaksanakan tidak lepas dari peringatan 100 tahun kebangkitan nasional, 80 tahun
Sumpah Pemuda, dan 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa. Sehingga pada tahun tersebut juga
dicanangkan sebagai Tahun Bahasa. Dalam kongres ini dibahas 5 hal utama, yaitu bahasa
Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa
media massa.

154
Pengertian warga negara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk sebuah negara atau
bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak
penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal 1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga
sebuah negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan
timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata citizens.
Seseorang dapat menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu
negara.
Pengetian warga negara ini sering keliru dengan pengertian penduduk, untuk itu kita juga akan
menjelaskan pengertian penduduk dan perbedaan warganegara dengan penduduk.
Penduduk adalah orang atau sekelompok orang yang tinggal / menetap / berdomisili di dalam wilayah
suatu negara. di indonesia pasal yang khusus menangani perihal masalah kependudukan diatur dalam
pasal 26 UUD 1945.

Setelah kita mengetahui pengertian warga negara dan pengertian penduduk, selanjutnya kita akan
membahas apa Perbedaan warganegara dengan penduduk. Perbedaan utama dari warga negara dan
penduduk adalah:

1. Warganegara Merupakan anggota dari suatu Negara yang bersifat resmi/ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan, dan warga Negara sudah pasti merupakan anggota Negara
tersebut.
2. Sedangkan Penduduk Merupakan orang-orang yang berdomisili di wilayah Negara tertentu,
namun penduduk tidak tentu merupakan anggota dari suatu Negara, karena ada sebagian
penduduk yang merupakan warganegara asing / orang asing.

Contoh warga negara indonesia adalah : Presiden ke 6 indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.
Contoh bukan warga negara indonesia adalah : Pelatih timnas sepakbola indonesia yaitu Luis Milla.

Pengertian Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kewarganegaraan adalah hal yang berhubungan
dengan warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara. Menurut pasal 1 angka (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian
kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Dalam bahasa
Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.
Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam arti sosiologis dan yuridis, penjelasannya adalah
sebagai berikut:

• Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara. Adanya ikatan hukum ini menyebabkan akibat-akibat hukum tertentu,
yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya
ikatan hukum tersebut antara lain surat pernyataan, akta kelahiran, dan bukti kewarganegaraan.

155
• Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum. Akan tetapi
ditandai dengan ikatan emosional, seperti ikatan keturunan, ikatan perasaan, ikatan sejarah,
ikatan nasib, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini muncul dari penghayatan warga
negara yang bersangkutan. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada
wewenang atau kekuasaan negara lain. Dan negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-
kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.

Pengertian Pewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pewarganegaraan adalah proses, cara dan
perbuatan kewarganegaraan. Sedangkan Menurut pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian pewarganegaraan adalah tata cara bagi
orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
Namun secara umum Pewarganegaraan atau naturalisasi dapat diartikan sebagai tata cara bagi
orang asing (orang yang bukan Warga Negara Republik Indonesia) untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
Contoh pewarganegaraan / naturalisasi adalah : naturalisasi Cristian El Loco Gonzales, ia
merupakan mantan seorang striker Timnas Indonesia asal Uruguay dan sudah menetap di Indonesia
lebih dari 5 tahun (sejak 2003).

156
Asas-asas Kewarganegaraan

Pengertian Asas Kewarganegaraan


Pengertian Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang
dalam golongan warga negara dari sebuah negara tertentu. Dalam berbagai literatur hukum dan dalam
praktik, dikenal adanya 3 asas kewarganegaraan, masing-masing adalah ius sanguinis, ius soli dan asas
campuran. Dari ketiga asas itu, yang dianggap sebagai asas yang utama ialah asas ius sanguinis dan
asas ius soli (Asshiddiqie, 2006:132).
Sehingga pada umumnya asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Asas ius soli (asas kedaerahan)
2. Asas ius sanguinis (asas keturunan)

Asas Kewarganegaraan Beserta Contonya


1. Asas ius soli (asas kedaerahan)
Dalam Asas ius soli, kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya.
Misalnya, seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara B,
maka ia adalah warganegara A. Jadi menurut asas ius soli kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh
oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi patokan adalah tempat kelahirannya.
Negara-negara yang menganut asas ius soli biasanya adalah bangsa yang modern dan multikultural
tanpa dibatasi oleh ras, agama, etnis, dll. Negara akan mengakui seseorang sebagai warga negara apabila
seseorang itu dilahirkan di negara tersebut, tidak melihat siapa dan dari mana orang tua nya berasal.
Contoh negara yang menerapkan sistem asas kewarganegaraan Ius Soli :
• Amerika Serikat
• Argentina
• Brazil
• Jamaika
• Kanada
• Venezuela
• Meksiko
Contoh dari asas kewarganegaraan ius soli :

• Misalkan Andi dan Ani berasal dari negara Amerika Serikat (penganut ius soli) mempunyai
anak bernama Antok, Antok dilahirkan di negara Kanada (penganut ius soli) maka Antok akan
dinyatakan sebagai warga negara Kanada karena ia dilahirkan dinegara yang menganut asas ius
soli.
2. Asas ius sanguinis (asas keturunan)
Dalam Asas Ius Sanguinis, kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan pada keturunan orang
yang bersangkutan. Contohnya, Seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah warga negara B. Jadi menurut asas ini, kewarganegaraan
anak selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan di mana anak itu lahir.

157
Negara yang menganut asas ius sanguinis akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga
negara apabila orang tua dari anak tersebut berasal dari negara tersebut (dilihat dari keturunannya).
Contoh negara yang menerapkan sistem asas kewarganegaraan Ius Sanguinis :
• Jepang
• Korea Selatan
• Lebanon
• Inggris
• Italia
• Rusia
• Spanyol
• Yunani

Contoh dari asas kewarganegaraan Ius Sanguinis :

• Misalkan Budi dan Bela berasal dari Spanyol (penganut asas Ius Sanguinis ) memiliki anak
yang bernama Berlianti, Berlianti dilahirkan di Lebanon (penganut asas Ius Sanguinis) maka
status kewarganegaraan Berlianti adalah Spanyol karena dilihat dari garis keturunan orang
tuanya yang berasal dari Spanyol meskipun ia dilahirkan di Lebanon.

Akibat perbedaan menentukan kewarganegaran karena asas ius soli dan ius sanguinis
Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran di beberapa negara, baik yang menerapkan asas
ius sanguinis atau asas ius soli, dapat menimbulkan dua kemungkinan status kewarganegaraan seorang
penduduk yaitu:

1. Apatride
Apatride yaitu adanya seorang anak / penduduk yang sama sekali tidak memiliki kewarganegaraan.
Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang berasal dari negara yang menganut asas ius soli melahirkan
seorang anak di negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara
asal Ibunya ataupun negara kelahirannya yang mengakui kewarganegaraan anak tersebut.
Contohnya : Andi dan Anik adalah pasangan suami isteri yang berkewarganegaraan Amerika
Serikat atau berasas Ius Soli. Mereka berdomisili di negara Jepang yang berasas Ius Sanguinis.
Kemudian lahirlah anak mereka bernama Alan. Menurut negara Amerika Serikat yang menganut asas
Ius Soli, Alan tidak diakui sebagai warganegaranya, sebab lahir di negara lain (negara Jepang). Begitu
pula menurut negara Jepang yang menganut asas Ius Sanguinis, Alan tidak diakui sebagai
warganegaranya, sebab orang tuanya bukan warganegara jepang. Dengan demikian Alan tidak
mempunyai kewarganegaraan atau Apatride.

2. Bipatride

Bipatride yaitu adanya seorang anak / penduduk yang memiliki dua macam kewarganegaraan sekaligus
(kewarganegaraan rangkap). Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang berasal dari negara yang
menganut asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di negara yang menganut asas ius soli. Sehingga
kedua negara (negara asal dan negara tempat kelahiran) sama-sama memberikan status
kewarganegaraannya.

158
Contohnya : Budi dan Bela adalah pasangan suami isteri yang berkewarganegaraan Rusia atau berasas
Ius Sanguinis. Mereka berdomisili di negara Argentina yang berasas Ius Soli. Kemudian lahirlah anak
mereka, Berinda. Menurut negara Rusia yang menganut asas Ius Sanguinis, Berinda adalah warga
negaranya sebab mengikuti kewarganegaraan orang tuanya. Begitu pula menurut negara Argentina yang
menganut asas Ius Soli, Berinda juga warga negaranya, sebab tempat kelahirannya di negara Argentina
yang menganut asas Ius Soli. Dengan demikian Berinda memiliki status dua kewarganegaraan
(bipatride).
Dalam menetukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara lazim menggunakan dua
stelsel, yaitu:
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)

Sehubungan dengan 2 stelsel diatas, seorang warga negara dalam suatu negara pada dasarnya memiliki:
1. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
2. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)

4 Asas Kewarganegaraan di Indonesia Beserta Contonya


Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai
berikut:

1. Asas ius sanguinis


Sama seperti penjelasan diatas, Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan. contoh nya serupa
dengan contoh asas ius sanguinis diatas.
2. Asas ius soli
Serupa seperti penjelasan diatas, Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, di indonesia asa ini diberlakukan terbatas bagi anak-
anak seseuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang. contoh nya serupa dengan contoh asas ius
soli diatas.
3. Asas kewarganegaraan tunggal
Asas kewarganegraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap
orang. asas kewarganegaraan tunggal merupakan prinsip tentang status kewarganegaraan yang dimana
setiap warga negara tidak boleh berkewarganegaraan ganda.
Contohnya : bila suatu anak lahir di kalangan warga negara (baik luar maupun dalam), maka setelah
dewasa si anak tersebut harus memilih apa status kewarganegaraan yang ia kehendaki.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas
Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-
anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

159
Contohnya : bila suatu anak lahir dan mempunyai dua kewarganegaraan (Bipatride), maka anak tersebut
boleh memiliki dua kewarganegaraan sampai ia berusia 18 tahun (atau sesuai ketentuan yang diatur
dalam undang-undang), setelah anak tersebut berusia 18 tahun ia harus melepas / memilih salah satu
kewarganegaraanya.

160
Proses Terbentuknya Negara

Terbentuknya suatu negara tentu didasari dengan beberapa proses, konsep, teori, dan syarat. Pada
kesempatan kali ini akan kita bahas secara mendetail mengenai 3 proses terbentuknya suatu negara.
Yang akan kita awali dengan pembahasan apa itu negara ?

Pengertian Negara
Secara terminology, negara dapat diartikan dengan organisasi tertinggi di antara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state (bahasa Inggris),
Staat (bahasa Belanda dan Jerman) dan etat (bahasa Perancis), kata state, staat, etat itu diambil dari kata
bahasa latin status atau statum, yang bermakna keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki
sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Namun secara umum negara dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati wilayah
tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Negara
juga dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang mempunyai suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi
seluruh individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

Syarat berdirinya Negara


Suatu negara dinyatakan syah berdiri sebagai suatu negara yang berdaulat, jika memenuhi minimal 4
syarat, yaitu:
1. Memiliki Rakyat (De Jure)
2. Memiliki Wilayah (De Jure)
3. Memiliki Pemerintah (De Jure)
4. Pengakuan dari Negara Lain (De Facto)

Proses Terbentuknya Suatu Negara


Asal mula terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam 3 proses yaitu proses secara primer, secara
sekunder dan secara teoritis. Berikut penjelasannya:

1. Secara Primer
Terjadinya negara secara primer, yaitu asal mula terjadinya negara diawali dengan adanya keluarga
yang memiliki kebutuhan masing masing yang kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih kompleks.
Secara Primer terjadi sebuah negara melalui beberapa tahapan dan tidak ada hubungan dengan negara
yang telah ada sebelumnya. adapun tahap-tahap pertumbuhannya adalah sebagai berikut:
A. Persekutuan Masyarakat / Suku (genoot schaft)
Persekutuan Masyarakat merupakan kehidupan manusia yang diawali dari keluarga, kemudian
kelompok-kelompok masyarakat hukum (suku). Satu suku berkembang menajdi dua suku, tiga
suku, dan seterusnya hingga menjadi besar dan kompleks. Perkembangan tersebut bisa terjadi
karena faktor alami atau karena penaklukan-penaklukan antar suku.

161
B. Kerajaan (Rijk/Reich)
Kerajaan adalah tahap yang dimulai dari kepala suku yang semula berkuasa di masyarakat yang
dipimpin kemudian mengadakan ekspansi dengan melakukan penaklukan-penaklukan kepada
daerah lain. pada tahap ini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.
C. Negara (State)
Negara / State adalah tahap yang dimulai dari negara yang diperintah oleh raja yang absolut
dengan sistem pemerintahan tersentralisasi. Ciri-ciri tahap ini adalah seluruh rakyat dipaksa
mematuhi kehendak dan perintah raja dan Hanya ada satu identitas kebangsaan. tahap ini juga
disebut dengan tahap nasional dalam terjadinya sebuah negara. Dalam tahap ini muncul
kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat.
D. Negara Demokrasi
Negara demokrasi adalah tahap dimana timbulnya keinginan rakyat untuk memegang
pemerintahan sendiri. Artinya, kekuasaan / kedaulatan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rakyat
yang berhak memilih pemimpinnya yang dianggap mampu dalam mewujudkan aspirasinya. ciri
dari tahap ini adalah Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pemimpin pilihan rakyat yang
kemudian berkuasa.

2. Secara Sekunder
Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau kenyataan. Terjadinya
Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa
macam dari asal mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu sebagai berikut:
A. Proklamasi
Terjadi saat penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan
perlawanan (perjuangan) sehingga dapat merebut kembali wilayahnya dan menyatakan
kemerdekaan. Contohnya Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus
1945.
B. Separatis (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian
menyatakan kemerdekaan / memisahkan diri. Contohnya Belgia memisahkan diri dari Belanda
pada tahun 1939 dan menyatakan kemerdekaan.
C. Anexatie (penguasaan / pencaplokan
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain (diwilayah negara lain) tanpa
reaksi / perlawanan yang memadai dari penduduk setempat. Contohnya negara Israel terbentuk
dengan mencaplok daerah palestina, Suriah, Yordania, dan Mesir.
Penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian suatu negara di wilayah itu setelah
30 tahun tanpa reaksi yang memadai dari penduduk setempat.
D. Innovation (pembentukan baru)
Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian
lenyap. Contohnya negara Columbia yang pecah dan lenyap kemudian diwilayah tersebut
muncul negara baru, yaitu Venezuela dan Columbia baru.
E. Acessie (penarikan)
Bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungai (atau daratan yang timbul dari
dasar laut) dan menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia sehingga suatu ketika telah
memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari delta Sungai
Nil.
F. Cessie (penyerahan)
Terjadi saat sebuah wilayah diserahkan kepada negara lain atas suatu perjanjian tertentu.
Contohnya Wilayah Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman), karena ada
perjanjian bahwa negara yang kalah perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada
negara yang menang. Austria adalah salah satu negara yang kalah dalam Perang Dunia I.

162
G. Fusi (peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami sebuah wilayah, mengadakan perjanjian /
kesepakatan untuk saling melebur menjadi sebuah negara baru atau dapat dikatakan suatu
penggabungan dua atau lebih Negara menjadi Negara baru. Contohnya terbentuknya Federasi
negar Jerman pada tahun 1871, yaitu Jerman Barat-Jerman Timur.
H. Occupatie (pendudukan)
Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan
dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu dan didirikan negara diwilayah itu. Contohnya
Liberia adalah daerah kosong yang dijadikan negara oleh para budak Negro yang dimerdekakan
oleh Amerika. Liberia dimerdekakan pada tahun 1847.
I. Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.
Pendudukan ini terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, namun tidak berpemerintahan.
Contohnya Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat
suku Aborigin. Daerah Australia kemudian dibuat koloni-koloni di mana penduduknya
didatangkan dari daratan Eropa. Selanjutnya australia dimerdekakan tahun 1901.

3. Secara Teoritis
Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya suatu negara secara teoritis, yaitu sebagai berikut:

• Teori kontrak social


Teori kontrak sosial beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian perjanjian
masyarakat. Teori ini adalah salah satu teori terpenting mengenai asal usul negara. Teori asal
usul mulai negara yang berdasarkan atas kontrak sosial ini dapat dilihat melalui pemikiran
Thomas Hobbes, John Locke, dan JJ Rousseau.
• Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap kelompok yang
lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan
pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat terhadap kelompok etnis yang lebih
lemah, dimulailah proses pembentukan Negara. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit,
Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
• Teori Ketuhanan
Sesuai dengan namanya, teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan. Dan karena itulah, teori
Ketuhanan tentang terbentuknya suatu negara didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas
dasar keinginan Tuhan. Hal ini berdasarkan atas asas kepercayaan bahwa segala sesuatu
berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai kehendak Nya. Menurut teori ini, Tuhanlah yang
menciptakan negara sehingga negara dianggap penjelmaan kekuasaan Tuhan. Akibatnya
timbullah paham bahwa Raja atau Penguasa adalah pilihan Tuhan untuk memerintah sehingga
Raja memiliki kekuasaan mutlak pada suatu negara atau kerajaan. Contohnya Inggris Raya
pada zaman kerajaan. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg
dan Thomas Aquinas.
• Teori historis
Teori histori evolusionistis (gradualistic theory) merupakan teori yang mengemukakan bahwa
lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan manusia.
• Teori Organis
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme, selayaknya makhluk
hidup. Individu yang menjadi komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel makhluk hidup itu.
Kehidupan corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-
undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai daging
makhluk itu.

163
• Teori Hukum Alam
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak alam
yang merupakan lembaga alamiah yang dibutuhkan manusia untuk menyelenggarakan
kepentingan umum. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas
Aquino.
• Teori kedaulatan hukum
Istilah "daulat" berasal dari bahasa arab "daulah" yang berarti kekuasan tertinggi. Dengan
demikian kedaulatan dapat didefinisikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Teori
kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam negara berdasar
atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.

164
Unsur-Unsur Negara

Unsur terbentuknya suatu negara terdiri dari dua bagian, yaitu unsur konstitutif (pokok) dan unsur
deklaratif.

• Unsur konstitutif (pokok) ialah unsur yang paling penting, karena berperan sebagai syarat wajib
yang harus dimiliki oleh calon negara.

• Unsur deklaratif ialah unsur tambahan yang boleh-boleh saja tidak dimiliki oleh suatu negara.
Berkaitan dengan unsur negara, pada tahun 1933 terdapat suatu konvensi yang mengatur tentang apa-
apa yang wajib dimiliki untuk membentuk suatu negara, konvensi tersebut disebut dengan Konvensi
Montevideo.

5 Unsur-Unsur Negara Menurut Konvensi Montevideo


Kita semua tahu bahwa tiap negara memiliki unsur-unsur pembentuknya, katakanlah unsur ini sebagai
bagian terkecil untuk membentuk suatu negara. Nah unsur-unsur ini pada tahun 1933 telah dirumuskan
dan disepakati (dihasilkan) dalam Konvensi Montevideo, dimana konferensi ini merupakan konferesi
antara negara-negara Amerika yang berlangsung di Montevideo (Ibu kota Uruguay). Berdasarkan hasil
konvensi ini, unsur-unsur berdirinya suatu negara adalah sebagai berikut:
1. Penghuni (penduduk/rakyat).
2. Wilayah.
3. Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat).
4. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain.
5. Pengakuan dari negara lain.

Keempat unsur pertama disebut unsur konstitutif atau unsur pembentuk yang harus terpenuhi agar
terbentuk negara, sedangkan unsur yang kelima disebut unsur deklaratifyakni unsur yang sifatnya
menyatakan, bukan unsur mutlak artinya jika unsur konsitutif sudah terpenuhi maka suatu negara bisa
tidak memerlukan unsur deklaratif.
Penjelasan tiap unsur-unsur berdirinya sebuah negara menurut Konvensi Montevideo akan kami
kelompokkan berdasarkan Unsur Konstitutif dan Unsur Deklaratif, berikut penjelasannya:

Unsur Konstitutif terbentuknya suatu negara


Unsur konstitutif merupakan syarat wajib atau unsur pokok yang harus dimiliki calon negara agar bisa
menjadi negara. Jika salah satu unsur pokok di bawah ini tidak terpenuhi maka negara tersebut belum
bisa menjadi negara seutuhnya, namun jika unsur konsitutif sudah terpenuhi maka suatu negara bisa
saja tidak memerlukan unsur deklaratif untuk menjadi sebuah nagara yang utuh.
Terdapat 4 Unsur Konstitutif berdasarkan Unsur-Unsur Suatu Negara Menurut Konvensi Montevideo
yaitu Penghuni (penduduk/rakyat), Wilayah, Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat) dan
Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut
1. Penghuni (penduduk/rakyat)
Rakyat merupakan semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada peraturan di negara
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan rakyat merupakan unsur penting bagi terbentuknya
sebuah negara.

165
Rakyat sendiri dikategorikan menjadi penduduk dan bukan penduduk serta warga negara dan bukan
warga negara.

• Penduduk merupakan orang-orang yang berdomisili atau menetap dalam suatu negara.

• Bukan penduduk merupakan orang yang sementara waktu berada dalam suatu negara,
contohnya para turis.

• Warga negara merupakan orang-orang yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu negara.

• Bukan warga negara ialah orang-orang yang berada dalam suatu negara, tetapi secara hukum
tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintahan dimana
mereka berada, contohnya duta besar.
Jadi, unsur yang pertama (penghuni) adalah harus ada rakyat dulu.

2. Wilayah
Setelah rakyat, unsur berikutnya yang membentuk suatu negara adalah wilayah. Unsur wilayah adalah
hal yang amat penting untuk menunjang pembentukan suatu negara. Tanpa adanya wilayah, mustahil
sebuah negara bisa terbentuk. Wilayah inilah yang akan ditempati oleh rakyat dan penyelenggaraan
pemerintahan. Wilayah suatu negara merupakan kesatuan ruang yang meliputi daratan, lautan, udara,
dan wilayah ekstrateritorial.

• Daratan: Daratan ialah tempat bermukimnya warga atau penduduk suatu Negara. Wilayah
daratan suatu Negara, mempunyai batas-batas tertentu yang diatur oleh hukum Negara dan
perjanjian dengan Negara tetangga.

• Udara: udara merupakan seluruh ruang yang berada di atas batas wilayah suatu Negara, baik
daratan ataupun lautan.

• Lautan: Lautan merupakan wilayah suatu Negara yang terdiri atas laut teritorial, zona
tambahan, ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), dan landasan benua (kontinen). Laut teritorial suatu
Negara merupakan batas sepanjang 12 mil laut diukur dari garis pantai. Zona tambahan yaitu
12 mil dari garis luar lautan teritorial atau sekitar 24 mil dari garis pantai suatu Negara. ZEE
merupakan wilayah lautan sepanjang 200 mil laut diukur dari garis pantai. Sedangkan, landasan
benua ialah wilayah lautan yang terletak di luar teritorial, berjarak sekitar 200 mil laut diukur
dari garis pantai yang meliputi dasar laut dan daerah dibawahnya.

• Ekstrateritorial: Wilayah ekstrateritorial suatu Negara ialah tempat di mana menurut hukum
internasional diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu Negara meskipun letaknya berada di
Negara lain. Contohnya, kantor kedutaan besar Indonesia di luar negeri disebut sebagai wilayah
ekstrateritorial Indonesia.

3. Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat)


Kekuasaan tertinggi atau pemerintahan yang berdaulat dapat diartikan sebagai suatu pemerintah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan, mengatur, dan melancarkan
tata cara penyelenggaraan pemerintahan Negara secara penuh.

166
Adapun sifat-sifat kedaulatan terbagi atas empat sifat kedaulatan yaitu:

• Permanen, yang berarti kedaulatan itu tetap dimiliki negara itu selama tetap ada bahkan
sekalipun terjadi perubahan organisasi.

• Tidak terbatas atau mutlak, berarti kedaulatan negara tidak terbatasi oleh siapapun sebab jika
dibatasi maka negara tersebut tidak berdaulat dan tidak memiliki kekuasaan.

• Bulat atau tidak terbagi-bagi, yang berarti kedaulatan itu adalah satu-satunya kekuasaan
tertinggi dalam sebuah negara dan tidak bisa dibagi-bagi sehingga mesti ada satu kedaulatan
dalam negara.

• Asli, berarti kedaulatan tersebut tidak berasal dari sebuah kekuasaan yang lebih tinggi akan
tetapi itu asli dari negara sendiri.

4. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain


Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain, yaitu ketika negara itu mampu melakukan
hubungan-hubungan dengan negara lain dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, kebudayaan, dan
sebagainya.

Unsur Deklaratif terbentuknya suatu negara


Unsur deklaratif merupakan unsur tambahan dalam terbentuknya suatu negara, karena jika unsur
konsitutif sudah terpenuhi maka suatu negara bisa tidak memerlukan unsur deklaratif. Namun tetap saja
unsur deklaratif ini adalah suatu hal yang penting dalam terbentuknya negara.
Terdapat satu Unsur Deklaratif berdasarkan Unsur-Unsur Suatu Negara Menurut Konvensi Montevideo
yaitu Adanya pengakuan dari negara lain. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut.

5. Pengakuan dari negara lain


Adanya pengakuan dari negara-negara lain merupakan bukti sah hadirnya atau terbentuknya negara dan
berhak untuk terhindar dari ancaman dan campur tangan negara lain. Kemudian untuk menperoleh
pengakuan dari negara lain maka sebuah negara perlu menjalin hubungan dengan negara lain dalam
berbagai bidang misalnya dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sosial dan pertahanan serta
keamanan. Adapun macam-macam bentuk pengakuan dari negara lain adalah sebagai berikut:

• Pengakuan de facto yang berarti diakui secara nyata bahwa negara tersebut telah diakui karena
memiliki unsur-unsur negara seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya. Misalnya, secara
de facto Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

• Pengakuan de jure yang berarti pengakuan negara lain terhadap suatu negara menurut hukum
internasional. Dengan pengakuan secara de jure, negara yang baru dibentuk atau baru merdeka
itu memiliki hak-hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dalam skala internasional.
Pengakuan negara lain secara de jure bangsa Indonesia dimulai sejak 18 Agustus 1945, pada
saat disahkannya UUD 1945, terpilihnya presiden dan wakil presiden, serta dilantiknya
lembaga legislatif (KNIP) sebelum terbentuknya MPR/DPR

167
Bentuk-Bentuk Negara

12 Bentuk Bentuk Negara di Dunia Beserta Contohnya

1. Negara Serikat (Federasi)


Pengertian dari negara serikat adalah suatu negara yang terdiri atas beberapa negara bagian dengan
mempunyai satu buah pemerintah federasi yang mana bertugas untuk mengendalikan kedaulatan negara
tersebut. Keseluruhan dari negara bagian tersebut diatur dengan peraturan yang mengatur tentang
pembagian kewenangan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian. Hal ini dapat
diartikan juga bahwa setiap negara bagian mempunyai pemerintah dan konstitusi sendiri. Meski
demikian yang menjalankan hubungan internasional dengan pihak luar negeri tetaplah menjadi
kewenangan negara federal.
Pada bentuk negara serikat (federasi) hal yang berkaitan dengan keuangan, keamanan, dan peradilan
biasanya diurus oleh pemerintah federal. Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Argentina,
Kanada, Australia, Swiss dan Afrika Selatan adalah contoh negara serikat (federasi), Selain itu bentuk
negara malaysia adalah federasi yang juga menjadi contoh negara federasi. Perlu diketahui juga bahwa
negara-negara bagian ini tidak selalu mempunyai nama yang sama. Di Afrika Selatan, negara bagian
bernama provinsi seperti juga halnya dengan Kanada dan Argentina. Di Swiss, namanya lander atau
canton.
Setiap bentuk negara memiliki cirinya masing-masing. Begitu pula dengan bentuk negara federasi. Di
bawah ini adalah beberapa ciri dari negara federasi.

• Masing-masing negara bagian boleh membuat dasar hukumnya sendiri. Meski demikian, dasar
hukum dan peraturan yang dibuat oleh negara bagian harus selaras dengan dasar hukum dari
negara federal.

• Masing-masing negara bagian mempunyai pemerintahan sendiri termasuk kepala negara


beserta kabinetnya, serta anggota parlemen.

• Masing-masing negara bagian boleh mempunyai bendera negara bagiannya sendiri.

• Negara federal memiliki kedaulatan keluar dan ke dalam negara bagian atau yang disebut
dengan limitatif. Ini juga menegaskan bahwa negara bagian tidak memiliki kedaulatan, tetapi
kekuasaan sebenarnya tetaplah dimiliki oleh negara bagian.

2. Negara Kesatuan
Bentuk negara kesatuan merupakan bentuk negara terbanya di seluruh dunia, jumlahnya sekitar separuh
Negara di dunia. Undang-undang dasar negara kesatuan memberikan kekuasaan penuh kepada
pemerintahan pusat untuk melaksanakan kegiatan hubungan luar negeri.
Sebuah negara kesatuan betapapun luas otonomi yang dimiliki oleh propinsi-propinsinya, masalah-
masalah yang berkaitan dengan hubungan luar negeri merupakan wewenang pemerintah pusat dan
daerah pada prinsipnya tidak boleh berhubungan langsung dengan negara luar. Indonesia, Jepang dan
Prancis adalah contoh negara kesatuan dan bentuk negara semacam ini biasanya tidak menimbulkan
kesulitan dalam hubungan internasional.

168
Setiap bentuk negara memiliki cirinya masing-masing. Begitu pula dengan bentuk negara Kesatuan. Di
bawah ini adalah beberapa ciri dari negara Kesatuan.

• Masing-masing negara kesatuan di dunia hanya memiliki satu bendera dan satu Undang-
Undang Dasar sebagai dasar hukumnya.

• Negara kesatuan hanya mempunyai satu pemerintah pusat dengan beberapa daerah kekuasaan
di bawahnya.

• Dalam pemerintahan negara kesatuan hanya memiliki 1 dewan perwakilan rakyat.

• Negara kesatuan hanya membuat satu kebijakan yang berkaitan dengan bidang politik, sosial,
ekonomi, dan keamanan.

3. Perserikatan Negara (Konfederasi)


Konfederasi merupakan gabungan dari sejumlah Negara melalui sejumlah perjanjian internasional yang
memberikan wewenang tertentu kepada konfederasi. Dalam bentuk gabungan ini, negara-negara
anggota konfederasi semuanya tetap merupakan negara-negara yang berdaulat dan berada pada subjek
hukum internasional. Karena pada hakikatnya konfederasi atau perserikatan negara bukanlah
merupakan negara itu sendiri, melainkan suatu gabungan dari negara-negara yang sudah merdeka.
Biasanya perserikatan/konfederasi ini dibentuk dengan tujuan tertentu, misalnya untuk membentuk
pertahanan bersama, atau utuk urusan politik luar negeri.
Meskipun terbentuk dari gabungan beberapa negara, negara konfederensi tidak sama dengan negara
federal. Negara-negara yang tergabung dalam konfederasi memiliki kedaulatan penuh, sedangkan
negara-negara bagian yang tergabung dalam negara federal tidak berdaulat.
Untuk diketahui negara dengan bentuk konfederasi hanya bertahan sampai abad 19 saja. Negara yang
dulunya berbentuk konfederasi lama kelamaan beralih ke bentuk federal, contohnya negara Swiss.
Negara tersebut dulunya berbentuk konfederasi, tetapi sejak tahun 1848 Swiss cenderung menggunakan
sistem federal dimana hubungan internasional diselenggarakan oleh pemerintah pusat.
4. Negara Netral
Bentuk negara yang selanjutnya yakni negara netral. Negara netral adalah negara yang membatasi
dirinya untuk tidak melibatkan diri dalam berbagai sengketa yang terjadi dalam masyarakat
internasional. Netralitas ini mempunyai beberapa arti dan haruslah dibedakan pengertian netralitas
tetap, netralitas sewaktu-waktu dan politik netral (netralitas positif).

• Netralitas tetap adalah negara yang netralitasnya dijamin dan dilindungi oleh perjanjian-
perjanjian internasional seperti Swiss dan Austria,

• Netralitas sewaktu-waktu adalah sikap netral yang hanya berasal dari kehendak negara itu
sendiri (self imposed) yang sewaktu-waktu dapat ditanggalkannya. Swedia misalnya, selalu
mempunyai sikap netral dengan menolak mengambil ikatan politik dengan blok kekuatan
manapun. Tiap kali terjadi perang, Swedia selalu menyatakan dirinya netral yaitu tidak
memihak kepada pihak-pihak yang berperang. Netralitas Swedia tidak diatur oleh perjanjian-
perjanjian internasional, tetapi dalam kebijaksanaan yang sewaktu-waktu dapat saja
ditanggalkannya. Dengan berakhir perang dingin, Swedia dan juga Finlandia ikut menjadi
anggota Uni Eropa semenjak 1 Januari 1985.

169
• Politik netral atau netral positif yang kebijaksanaannya dianut oleh negara-negara berkembang
terutama yang tergabung dalam gerakan non blok. Negara-negara tersebut bukan saja tidak
memihak kepada blok-blok kekuatan yang ada tetapi juga dengan bebas memberikan
pandangan dan secara aktif mengajukan saran dan usul penyelesaian atas masalah-masalah
yang dihadapi dunia demi tercapainya keharmonisan dan terpeliharanya perdamaian dalam
masyarakat internasional.

Negara netral juga memiliki tiga segi yang menjadi dasar-dasar politiknya. Ketiga segi tersebut tediri
dari:

• Segi sosiologis, Dalam segi sosiologis dijelaskan bahwa negara netral menilai segala sesuatu
secara objektif demi terwujudnya keseimbangan dan perdamaian. Hal tersebut merupakan suatu
kewajiban sosial yang bersumber dari latar belakang negara yang bersangkutan.

• Segi yuridis, Dalam segi yuridis dijelaskan bahwa negara yang bersifat netral mempunyai
instrumen hukum yang membahas tentang pengakuan negara-negara lain atas peran Indonesia
dalam gerakan non blok netralitas tersebut.

• Segi politik, Dalam segi politik ini dijelaskan bahwa negara netral tetap merupakan negara
menjalankan politik secara seimbang dan melindungi negara tertentu agar tidak diperebutkan
oleh negara besar lainnya.

5. Trustee (perwalian)
Trustee adalah wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah perang dalam perang Dunia II dan berada
di bawah naungan Dewan Perwalian PBB serta negara yang menang perang. Pemerintahan di daerah
trustee melibatkan Dewan Perwalian PBB dengan tujuan untuk mempertinggi kemajuan dalam bidang
ekonomi, politik, sosial, pendidikan rakyat di daerah tersebut menuju ke arah pemerintah sendiri. Hal
ini selaras dengan hak menentuan nasib sendiri. Tujuan utama sistem perwalian ialah untuk
meningkatkan kemajuan wilayah perwalian menuju pemerintahan sendiri.
Contohnya, Papua Nugini merupakan negara bekas negara jajahan Inggris berada dibawah naungan
PBB sampai dengan tahun 1975. Kemudian contoh berikutnya adalah mikronesia yang merupakan
negara trustee terakhir yang pada tahun 1994 dilepas Dewan Perwalian PBB.
Dalam Piagam PBB dicantumkan bahwa yang termasuk trustee adalah sebagai berikut:
1. Daerah yang dengan suka rela dilepaskan oleh negara yang menguasainya.
2. Daerah yang dilepaskan oleh negara yang kalah perang dalam PD II.
3. Daerah mandat yang lahir berdasarkan Perdamaian ersailles.

6. Koloni atau negara jajahan


Negara Koloni / Negara Jajahan adalah suatu daerah yang tidak diperintah oleh pemerintah dari bangsa
tersebut, tetapi diperintah oleh bangsa lain, dan seluruh urusan pemerintahan diatur negara yang
menjajah. atau negara koloni juga disebut sebagai suatu negara yang menjadi jajahan negara lain. Jadi,
daerah atau negara koloni tidak memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri karena nasibnya
ditentukan oleh pemerintah negara yang menjajahnya. Contohnya, Indonesia pernah menjadi koloni
(negara jajahan) Belanda selama kurang lebih dari 350 tahun.

170
7. Protektorat
Protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah lindungan negara lain yang kuat. Umumnya,
negara yang dilindungi tidak dianggap berdaulat dan tidak merdeka. Hal-hal yang berhubungan dengan
luar negeri dan pertahanan negara diserahkan pada negara perlindungnya. Contoh negara bentuk
protektorat adalah Maroko, Uni Indo-Cina (Vietnam, Kamboja dan Laos) sebelum merdeka merupakan
protektorat dari Prancis. Menurut Samidjo, SH, Protektorat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut:
1. Protektorat internasional adalah jika sebuah negara merupakan subyek hukum
internasional. Contohnya, Mesir pada saat menjadi protektorat Turki pada tahun 1917 dan
Zanzibar pada saat menjadi protektorat Inggris tahun 1890.
2. Protektorat Kolonial adalah protektorat yang menyerahkan urusan hubungan luar negeri,
pertahanan dan keamanan, serta dalam negeri pada negara perlindungnya. Negara protektorat
kolonial tidak menjadi subyek hukum internasional. Contoh: Brunei Darussalam sebelum
merdeka merupakan negara protektorat Inggris.

8. Dominion
Dominion adalah bentuk negara yang hanya terdapat dalam sejarah ketatanegaraan Inggris. Bentuk
negara ini mula-mula merupakan tanah jajahan Inggris, namun sekarang sudah menjadi negara merdeka
dan berdaulat dalam suatu gabungan negara yang diberi nama "The British Commonwealth of Nation".
Dalam perkembangan zaman, ada beberapa negara jajahan Inggris yang merdeka dengan status
dominion seperti India dan Pakistan (meskipun sekarang dua negara tersebut telah mengubah bentuk
pemerintahan menjadi republik).
Akhirnya, bentuk dominion pun menjadi hilang. Karena yang duduk dalam The British Commonwealth
of Nation tidak hanya negara dominion saja maka The British Commonwealth of Nation diubah menjadi
Commonwealth of Nation. Anggota-anggota negara persemakmuran itu antara lain Inggris, Malaysia,
Selandia Baru, Afrika Selatan, Australia, Kanada dan India.
9. Mandat
Negara mandat merupakan sebuah negara yang awalnya adalah jajahan dari negara yang kalah dalam
Perang Dunia I yang kemudian diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang perang
dengan pengawasan dari Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa. Ketentuan-ketentuan tentang
pemerintahan perwalian ini telah ditentukan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contohnya, Kamerun
merupakan negara bekas jajahan Jerman menjadi mandat Prancis.
10. Negara Kecil
Bentuk negara berikutnya yang akan kami jelaskan adalah negara kecil. Sesuai dengan penamaannya,
mereka yang memiliki bentuk negara kecil adalah negara-negara yang wilayah kedaulatannya tidak
begitu luas. Karena wilayah kedaulatannya tidak luas, maka jumlah penduduknya pun tidak banyak atau
sangat sedikit.
Meskipun berbentuk negara kecil, Negara-negara kecil ini semua mempunyai unsur konstitutif seperti
yang dipersyaratkan oleh hukum internasional untuk pembentukan suatu negara. Walaupun semua
negara-negara kecil ini merupakan negara-negara yang merdeka dan berdaulat, tidak semuanya sanggup
melaksanakan kedaulatan keluarnya, seperti mempunyai perwakilan diplomatik dan konsuler dengan
negara-negara lain atau menjadi anggota organisasi-organisasi internasional. Pertimbangan terutama
adalah karena mahalnya biaya pembukaan misi perwakilan tetap di luar negeri, kekurangan personalia
dan beratnya beban pembayaran kontribusi wajib pada organisasi-organisasi internasional.

171
Negara-negara kecil juga tidak memiliki angkatan bersenjata dan pertahanan nasionalnya diserahkan
kepada negara tetangga. Tentu saja dengan catatan negara-negara kecil itu harus memiliki
kebijaksanaan luar negeri yang tidak bersebrangan dengan negara tetangganya.
11. Negara Terpecah
Berikutnya yakni bentuk negara terpecah. Bagaimana suatu negara bisa disebut negara terpecah ?
Negara disebut terpecah ketika suatu negara yang diduduki oleh beberapa negara yang berkonflik pada
Perang Dunia 2 dan mempunyai ideologi yang berbeda. Perbedaan ideologi tersebut terjadi akibat
perang dingin dan juga konflik antara blok timur dan blok barat. Sebuah negara yang berbeda hakekat
ideologi nya kemudian terpecah menjadi 2 negara dengan sistem pemerintahannya masing-masing.
Kedua negara tersebut cenderung saling mencurigai dan bermusuhan satu sama lain. Terdapat 5 negara
yang terpecah setelah perang dunia kedua. Kelima negara tersebut adalah : Korea, Jerman, Cyprus,
Vietnam dan Cina
12. Gabungan Negara-Negara Merdeka
Bentuk negara yang terakhir adalah Negara yang berisi Gabunga-gabungan dari negara-negara yang
sudah merdeka. Gabungan negara-negara merdeka mempunyai dua macam bentuk yaitu Uni Riil dan
Uni Personil.
1. Uni Riil, merupakan gabungan dua buah negara atau lebih yang terbentuk dari adanya
perjanjian internasional. Negara-negara tersebut memiliki satu kepala negara dan melaksanakan
hubungan internasionalnya secara bersama-sama. Dalam hal ini, Uni Riil merupakan subjek
dari hukum internasional. Sedangkan negara-negara yang berada di dalamnya mempunyai
kedaulatan ke dalam. Contoh dari penerapan uni riil di masa lalu yakni Uni Austria. Negara-
negara timur tengah seperti Mesir dan Suriah juga pernah bergabung dalam United Arab
Republic. Selain itu, Islandia dan Denmark juga pernah bergabung selama tahun 1918 sampai
tahun 1944.
2. Uni Personil, Terbentuknya negara uni personil ini dapat terjadi bila dua negara merdeka
menggabungkan diri karena memiliki raja yang sama. Berbeda dengan Uni Riil, Dalam uni
personil setiap negara tetap merupakan subjek hukum internasional. Contoh-contoh dalam
sejarah adalah uni personil antara Luxemburg dan Belanda dari tahun 1815 sampai 1890,
kemudian Belgia dan negara merdeka Kongo dari tahun 1855 sampai 1908. Pada jaman
sekarang negara dengan sistem uni riil dan uni personil hanya mempunyai nilai sejarah saja dan
praktis tidak ada lagi negara yang berada di bawah sistem tersebut kecuali beberapa negara
dalam kerangka British Commonwealth of Nations yang mengakui Ratu Elizabeth II sebagai
kepala negaranya, seperti Australia dan Kanada.

172
Identitas Nasional

Hakikat Identitas Nasional Indonesia


Hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya
di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan diterapkan di dalam
bermasyarakat atau berinteraksi, baik itu di dalam tataran nasional ataupun internasional.
Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan sesuatu yang terbuka
yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.

Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia


Berbicara mengenai unsur-unsur identitas nasional, maka identitas nasional Indonesia merujuk pada
suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur unsur pembentuk identitas
nasional yang meliputi:
1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan jenis kelamin dan umur. Di Indonesia terdapat banyak sekali kelompok etnis
atau suku bangsa dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif dipakai oleh pendukung-pendukungnya
untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan serta
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan serta benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi.
3. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan
berkembang di nusantara adalah agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu dan Kong Hu Cu. Agama
Kong H Cu pada masa orde baru belum diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan
presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihilangkan.
4. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini, bahasa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
Dari 4 unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga bagian
yaitu:
1. Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan ideologi
negara.
2. Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam
Identitas instrumental ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bendera negara

173
Indonesia adalah merah putih, lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika., lagu kebangsaan Indonesia yakni Indonesia Raya.
3. Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya, bahasa
dan agama serta kepercayaan.

Unsur-Unsur Identitas Nasional Indonesia


Identitas nasional Indonesia adalah ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia dengan negara
lain. Identitas nasional Indonesia dibuat serta disepakati oleh para pendiri bangsa Indonesia. Identitas
nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal
35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia antaralain adalah sebagai berikut:
Identitas Nasional Indonesia:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
6. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Contoh dari Implementasi Identitas Nasional


Contoh dari Implementasi Identitas Nasional adalah Kewajiban diadakanya upacara bendera setiap hari
senin pada seluruh instansi pemerintah. Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas
negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, pembacaan Pancasila, pembacaan UUD 1945,
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pada penutup di akhiri dengan doa (agama).

174
Wawasan Nusantara di Bidang Ekonomi

Pengertian Wawasan Nusantara


Menurut ketetapan MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, wawasan nusantara merupakan wawasan
nasional yang berasal dari Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 yang berarti cara pandang dan sikap
Bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Secara umum wawasan nusantara juga dapat diartikan sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya,
wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah serta menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.
Penerapan atau Implementasi wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bertindak
dan bersikap dalam rangka mangatasi bermacam masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara indonesia. Implementasi wawasan nusantara senantiasa mengutamakan
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh.

Implementasi wawasan nusantara dalam bidang Ekonomi


Dalam bidang ekonomi, penerapan wawasan nusantara akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan
merata. Di samping itu, juga dapat menggambarkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam
yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber
daya alam itu sendiri.
Prinsip-prinsip penerapan (implementasi) wawasan nusantara pada bidang ekonomi yaitu :
1. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama
dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk kemakmuran rakyat yang
sebesar-besarnya.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di semua daerah tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.
3. Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, merupakan modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.

Contoh implementasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi


Contoh implementasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi diantaranya dengan menyeimbangkan
Keuangan Pusat dan Daerah dengan keluarnya Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Pembagian keuangan yang semula hampir 80%
anggaran daerah harus menunggu didatangkan dari pusat, padahal 90% hasil-hasil daerah diserahkan
pada pemerintahan pusat, kini pada UU tersebut diubah menjadi :
1. Hasil kehutanan, pertambangan umum dan perikanan, 20% untuk pusat dan 80% untuk daerah.
2. Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, 20% untuk pusat, 80% untuk daerah.
3. Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk daerah.
4. Hasil gas alam, 70% untuk pusat dan 30% untuk daerah sedangkan minyak bumi, 85% untuk
pusat, 15% untuk daerah.

175
Bahkan, porsi daerah ditambah lagi dengan adanya "Dana Alokasi Umum" yang dialokasikan untuk
daerah-daerah dengan perimbangan tertentu, yang jumlah totalnya adalah 25% dari penerimaan dalam
negeri APBN, sebagai perimbangan.
Dengan dilaksanakannya pemerataan dana di setiap daerah, maka kemajuan masyarakat daerah akan
semakin pesat dan merata di semua daerah dan juga tujuan Negara untuk mensejahterakan seluruh
rakyat Indonesia lebih mudah cepat tercapai

176
Ekonomi Makro dan Mikro

Pengertian Ekonomi Makro


Ekonomi Makro adalah kegiatan perekonomian yang mempelajari secara keseluruhan, artinya dalam
cabang ilmu ekonomi makro menjabarkan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak masyarakat,
perusahaan, maupun pasar. Pada perkembangannya Ekonomi Makro berhubungan dengan masalah
ekonomi publik (negara).
Berdasarkan pola dan ruang lingkung analisisnya, Analisis ekonomi makro merupakan analisis secara
agregat terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak
memerhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.

Aspek Teori Ekonomi Makro


Beberapa aspek yang dapat dipelajari dalam teori ekonomi makro adalah sebagai berikut.
a. Penentuan kegiatan perekonomian
Analisis ini menerangkan tentang sampai di mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan
jasa. Berdasarkan pandangan Keynes, analisis makro ekonomi menunjukkan bahwa tingkat kegiatan
perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian. Analisis makro ekonomi
merincikan pengeluaran agregat kepada 4 komponen meliputi:

• Pengeluaran rumah tangga (biasa disebut konsumsi)

• Pengeluaran perusahaan-perusahaan (juga disebut investasi)

• Pengeluaran pemerintah

• Ekspor dan impor

b. Peranan kebijakan pemerintah


Tindakan pemerintah sangat penting digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pengangguran dan
inflasi. Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal adalah upaya pemerintah dalam mengubah struktur dan jumlah pajak dan
pengeluarannya dengan maksud untuk memengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan
kebijakan moneter adalah langkah pemerintah dalam memengaruhi jumlah uang dalam perekonomian
atau mengubah suku bunga dengan tujuan mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi.
c. Masalah pengangguran dan inflasi
Setiap masyarakat mengharapkan agar pengeluaran agregat akan mencapai tingkat yang diperlukan
untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh tanpa inflasi walaupun tujuan ini susah dicapai. Pada
umumnya pengeluaran agregat yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada yang diperlukan untuk
mewujudkan kesempatan kerja penuh.
Keadaan ini akan menimbulkan pengangguran. Ada kalanya permintaan agregat melebihi kemampuan
perekonomian untuk memproduksi barang dan jasa. Keadaan ini menyebabkan kenaikan harga-harga
atau inflasi.

Contoh Ekonomi Makro


Sebagai contoh dalam teori ekonomi makro dalam menganalisis kegiatan pembeli yang dianalisis
bukanlah perilaku seorang pembeli tetapi keseluruhan pembeli yang ada dalam perekonomian. Begitu

177
pula dalam menganalisis tingkah laku produsen yang diamati bukanlah kegiatan seorang produsen tetapi
kegiatan keseluruhan produsen dalam perekonomian. Jadi teori ekonomi makro adalah teori ekonomi
yang mempelajari kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat).
Pengertian, Perbedaan dan Contoh Ekonomi Mikro
Pengertian Ekonomi Mikro
Mikro berasal dari kata mikro yang berarti kecil. Jadi ekonomi mikro dapat diartikan sebagai ilmu
ekonomi kecil. Selain itu ekonomi mikro juga dapat diartikan sebagai kegiatan perekonomian yang
hanya mempelajari pada bagian kecilnya, seperti perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga pasar.
Berdasarkan pola dan ruang lingkung analisisnya, teori mikro ekonomi dapat didefinisikan sebagai satu
bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil secara individual dari keseluruhan
kegiatan sebuah perekonomian.
Isu pokok yang dianalisis dalam teori mikro ekonomi adalah bagaimana cara menggunakan faktor-
faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat bisa dimaksimalkan. Analisis
ini dibuat berdasarkan pemikiran bahwa:

• kebutuhan dan keinginan masyarakat adalah terbatas, dan

• kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan
dan keinginan masyarakat adalah terbatas.
Teori ekonomi mikro bertitik tolak kepada pemisalan bahwa faktor-faktor produksi yang tersedia selalu
sepenuhnya digunakan. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk memikirkan cara yang paling efisien
dalam menggunakan faktor-faktor produksi.

Aspek Teori Ekonomi Mikro


Beberapa aspek yang dapat dipelajari dalam teori ekonomi mikro adalah sebagai berikut.
a. Interaksi di Pasar Barang
Dalam aspek ini yang dimaksud adalah kegiatan suatu pasar barang, misalnya pasar kopi dan pasar
cengkeh. Suatu perekonomian merupakan gabungan dari berbagai jenis pasar, termasuk pasar barang.
Teori mikro ekonomi tidak menerangkan operasi secara keseluruhan pasar tersebut secara serentak.
Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfugsi dan beroperasi, teori mikro ekonomi terutama
menerangkan tentang interaksi antara penjual dan pembeli di suatu barang, misalnya di pasaran kopi
dan cengkeh.

b. Interaksi di pasaran faktor produksi

Dalam hal ini yang dianalisis ialah interaksi antara penjual dan pembeli di pasaran faktor produksi.
Individu-individu adalah pemilik faktor-faktor produksi. Sedangkan penjual membutuhkan faktor-
faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Interaksi antara penjual dan pembeli faktor-faktor
produksi di berbagai pasaran faktor produksi akan menentukan harga-harga faktor produksi dan jumlah
faktor produksi yang digunakan.
c. Tingkah Laku Penjual dan Pembeli
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak pada dua pemisalan, yaitu:

• para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional, dan

178
• para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin dinikmatinya, sedangkan
para penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya.

Jadi yang dimaksud teori ekonomi mikro adalah teori yang mempelajari tentang perilaku ekonomi
seseorang dalam pengambilan keputusan individu atau perorangan.

Contoh Ekonomi Mikro


Sebagai contoh dalam teori ekonomi mikro dalam menganalisis kegiatan ekonomi secara individual.
Contohnya permintaan dan penawaran, perilaku konsumen maupun perilaku produsen. misal perilaku
konsumen dalam menawar harga gula pasir atau perilaku produsen / pengusaha dalam menentukan gaji
karyawan.
Perbedaan Ekonomi Makro dan Mikro
Untuk memahami perbedaan antara ekonomi makro dan ekonomi mikro, maka perhatikan poin-poin
yang telah kami rangkum dibawah ini:
Harga

• Dalam Ekonomi Makro, Harga merupakan nilai dari suatu komoditas secara keseluruhan atau
agregat

• Dalam Ekonomi Mikro, Harga merupakan nilai dari suatu komoditas atau barang tertentu saja

Unit analisis

• Dalam Ekonomi Makro membahas tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan atau agregat.
Contohnya inflasi, deflasi, pendapatan nasional, pertumbumhan ekonomi dan investasi.

• Dalam Ekonomi Mikro membahas tentang kegiatan ekonomi secara individual / perorangan.
Contohnya permintaan dan penawaran konsumen, perilaku konsumen, perilaku produsen,
pasar, biaya dan laba atau rugi dari sebuah perusahaan

Tujuan analisis

• Ekonomi Makro lebih memfokuskan terhadap tujuan analisis tentang pengaruh kegiatan
ekonomi yang dilakukan terhadap perekonomian yang terjadi secara keseluruhan.

• Ekonomi Mikro lebih memfokuskan terhadap tujuan analisis tentang cara mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki agar dapat tercapai kombinasi yang tepat.

179
Sistem perekonomian Indonesia

1. Sistem Ekonomi Liberal (1950-1957)


Sistem ekonomi liberal merupakan suatu sistem di mana negara memberikan kebebasan kepada seluruh
rakyat untuk melaksanakan kegiatan ekonomi. Sistem ini berdasar pada teori Adam Smith (1723 - 1790)
dalam bukunya yang berjudul "The Wealth of Nations", yang terbit pada tahun 1776, dengan ajaran
pokok nya menyerahkan kebebasan individu di seluruh sektor ekonomi. Sistem Ekonomi Liberal pernah
dipakai oleh Indonesia sejak tahun 1950 sampai dengan 1957 atau lebih tepatnya sistem ekonomi
tersebut adalah sistem ekonomi yang pertama kali yang dianut oleh bangsa Indonesia setelah
kemerdekaan.

Alasan indonesia menganut sistem ekonomi ini adalah karena ketidakmampuan "sistem ekonomi pasca
kemerdekaan" untuk menjalankan roda perekonomian indonesia sehingga mengakibatkan masih
terjadinya kekacauan dalam ekonomi indonesia. Namun sayang nya sistem ekonomi ini dianut oleh
Indonesia dalam jangka waktu yang sangat singkat karena dianggap tidak dapat memperbaiki masalah
finansial yang sedang menerpa Indonesia selepas indonesia lepas dari penjajahan oleh jepang dan
belanda.
2. Sistem Ekonomi Etatisme (1959-1967)
Pada tahun 1959 Indonesia hijrah dari sistem Ekonomi Liberal ke Sistem Ekonomi Etatisme. pertama
kali Indonesia menganut sistem ekonomi ini berawal dari dekrit presiden yang dikeluarkan oleh
presiden Ir. Soekarno pada 5 Juli 1959.
Alasan utaman diberlakukannya Sistem Ekonomi Etatisme adalah karena kegagalan dari sistem
ekonomi liberal yang mengakibatkan pengusaha pribumi masih lemah dan tidak mampu bersaing
dengan pengusaha nonpribumi, khususnya pengusaha Cina, Namun sama seperti sistem ekonomi
Liberal, sistem ekonomi Etatisme juga dinilai belum dapat memperbaiki masalah finansial di Indonesia.
Hal ini dikarenakan adanya hambatan terhadap pengusaha pribumi untuk mengambil alih perusahaan-
perusahaan yang telah ditinggalkan oleh kaum penjajah.

3. Sistem Ekonomi Campuran (1967-1998)


Sistem ekonomi campuran adalah perpaduan antara sistem sosialis dan sistem liberal, yang mengadopsi
dari garis tengah antara pengendalian dan kebebasan, yang juga berarti garis antara peran mutlak negara
dan peran menonjol individu. Sistem ekonomi sosialis merupakan sistem ekonomi di mana seluruh
kebijakan ekonomi ditetapkan oleh pemerintah sedangkan masyarakat bertugas menjalankan peraturan
yang ditentukan.

Pada sistem ekonomi campuran ini, antara pemerintah dengan masyarakat bersama-sama untuk ikut
memajukan kegiatan perekonomian. Pemerintah sebagai controler dan stabilisator kegiatan
perekonomian, sedangkan masyarakat mendapat tugas untuk melakukan kegiatan produksi, konsumsi
dan distribusi.

Alasan digunakannya Sistem Ekonomi Campuran adalah karena ingin memprioritaskan stabilisasi
ekonomi dan stabilisasi politik terutama untuk mengendalikan inflasi, menyelamatkan keuangan negara
dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi dibutuhkan karena pada awal 1966
tingkat inflasi kurang lebih 650% per tahun yang merupakan sisi negatif dari sistem ekonomi etatisme.

Sistem ekonomi campuran mulai dianut oleh bangsa Indonesia pada tahun 1967sampai dengan 1998.
Sistem ekonomi ini cukup lama bertahan di Indonesia karena dirasa dapat mengontrol Inflasi atau
lonjakan harga barang secara drastis dan berlangsung secara berkesinambungan.

180
4. Sistem Ekonomi Pancasila (1998-sekarang)
Sejak tahun 1998 sampai sekarang Indonesia dapat dikatakan menggunakan Sistem Ekonomi Pancasila.
Sistem ekonomi pancasila juga sering disebut pengembangan dari sistem ekonomi campuran karena
sistem ekonomi campuran dianggap sebagai pelopor adanya sistem ekonomi Pancasila.
Penyebab timbulnya pergantian ke sistem ekonomi Pancasila ialah karena adanya krisis finansial yang
diakibatkan karena memburuknya ekonomi global pada saat itu. Hal ini tentu membawa dampak yang
negatif bagi bangsa indonesia di sektor perekonomian mengingat indonesia masih dikategorikan
sebagai negara yang sedang berkembang sehingga Indonesia merasakan dampak yang paling buruk.
Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah terperosok jatuh dengan cepat, dan
menimbulkan berbagai kekacauan di seluruh bidang, terutama ekonomi.

181
Pembangunan Indonesia

Pembangunan Indonesia merupakan serangkaian kegiatan masyarakat, bangsa dan negara untuk dapat
melaksanakan tugasnya sebagaimana yang tertuang dalam undang undang dasar 1945. Pembangunan
nasional dilakukan secara terencana, tersusun dan terperinci untuk meningkatkan kemampuan nasional
dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih maju sebagai mana layak nya negara lain yang sudah
sejahtera.

Pembangunan nasional dimulai dari, oleh, dan untuk rakyat, dan dilaksanakan dalam bidang sosial,
ekonomi, budaya dan politik serta pertahanan. Pembangunan nasional pada hakikatnya memerlukan
keselarasan antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat merupakan aktor utama dalam
pembangunan sedangkan pemerintah memiliki kewajiban untuk membimbing dan mengarahkan, serta
menciptakan suasana yang kondusif bagi warganya. Pembangunan nasioanal sejatinya telah dilakukan
sejak zaman Orde Lama, Orde Baru sampai era Reforasi untuk terus mendorong kesejahteraan dan
kemajuan bangsa kelevel yang lebih baik.
Pada kesempatan kali ini kita akan menjabarkan secara jelas pembangunan nasional yang telah
berlangsung pada era orde lama, orde baru dan era reformasi. Berikut penjelasan lengkapnya.

Pembangunan Nasional pada Era Orde Lama


Era Orde lama dimulai dari tahun 1959 - 1967 yang dipimpin oleh presiden soekarno. pembangunan
pada era ini di gagas oleh MPR Sementara (MPRS) yang menetapkan tiga ketetapan yang dijadikan
dasar perencanaan nasional
1. Pertama : TAP MPRS No.I/MPRS/1960 yang berisi mengenai Manifesto Politik republik
Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara
2. Kedua : TAP MPRS No.II/MPRS/1960 yang berisi mengenai Garis-Garis Besar Pola
Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969
3. Ketiga : TAP MPRS No.IV/MPRS/1963 yang berisi mengenai Pedoman-Pedoman Pelaksanaan
Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan Pembangunan

Dengan dasar diatas membuka babak baru untuk membuka peluang dalam pembangunan indonesia
dalam memciptakan suasana indonesia yang lebih kondusif, aman, damai dan sejahtera.
Proses rekontruksi dan rehabilitasi yang telah diamanatkan MPRS memiliki tujuan utama dalam hal
perubahan perekonomian untuk pembangunan nasional yang telah mengalami penurunan drastis yang
berakibat pada kemiskinan dan kerugian setelah masa penjajahan oleh bangsa belanda.
Selanjutnya pada tahun 1947 perencanaan pembangunan diindonesia diawali dengan lahirnya "Panitia
Pemikir Siasat Ekonomi" perencanaan ini masih tertuju dalam bidang ekonomi mengingat sangat
pentingnya penanganan yang sangat serius tentang kondisi ekonomi negara. tanpa perencanaan tersebut
tujuan utama untuk merubah ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional tidak dapat terwujud
dengan sendirinya apalagi tidak didukung dengan UU yang berlaku pada saat itu.
Pada tahun 1960 - 1965 proses pembangunan mulai menemukan titik permasalahan dengan kondisi
politik yang carut marut sehingga mengakibatkan perhatian pemerintah tidak maksimal lagi pada
perekonomian indonesia khususnya dalam memperbaiki tingkat ekonomi massyarakat. pada masa itu
pemerintah indonesia mengalami titik terendah dalam perekonomian. persediaan bahan pangan sangat
menipis sementara pemerintah tidak dapat mengimpor beras serta kebutuhan pokok yang lain sehingga
mengakibatkan harga barang naik drastis hingga 650 persen pada th 1966. keadaan ini terus berlangsung
hingga pembangunan mengalami keterpurukan dan sampai akhirnya muncul gerakan G-30-S/PKI dan
berakhir dengan lengsernya presiden soekarno pada masa itu.

182
Pembangunan Nasional pada Era Orde Baru
Pergantian Masa dari orde lama ke orde baru ditandai dengan peristiwa G-30-S/PKI pada tanggal 1
maret 1966. saat itu Presiden Soekarno dituntut agar mau menandatangani sebuah surat yang kemudian
disebut "SUPERSEMAR", dimana inti dari surat tersebut adalah presiden soekarno memerintahkan
Jenderal Soeharto untuk melakukan segala tindakan yang dibutuhkan untuk keberlangsungan negara
dan melindungi soekarno sebagai presiden saat itu. Surat yang disebut dengan supersemar itu kemudian
diartikan sebagai media pemberian wewenang terhadap Soeharto secara penuh.

Selanjutnya setelah tampuk kepemimpinan berada ditangan soeharto atau juga dikenal era orde baru,
soeharto melakukan upaya upaya rekontruksi terutama dalam bidang politik, karena menurut beliau
tanpa adanya rekontruksi politik negara ini tidak akan dapat melakukan pembangunan. pada masa orde
baru ini pembangunan nasional terus berlangsung agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan menciptakan banyak lapangan kerja. hal ini terbukti dengan pendapatan perkapita yang
meningkat dibandingan pada masa orde lama.

Untuk mendukung pembangunan berbagai program dan renacana pembangunan pun digalakkan,
berikut beberapa rencana pembangunan pada masa orde baru:
1. Rancangan Dasar Undang-Undang Pembangunan Nasional Berencana Delapan Tahun 1961-
1969, hasil kerja DEPERNAS
2. REPELITA yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun, dari REPELITA I sampai dengan VII
Meski menuai beragam sukses, pembangunan yang ada pada masa orde baru juga memiliki beberapa
kelemahan. Adapun beberapa kelemahan pembangunan pada masa orde baru adalah sebagai berikut:
1. Banyak industri yang bahan dasarnya dari luar negeri sehingga tidak memiliki daya jual tinggi
karena terlalu mahal hingga mengakibatkan bengkrutnya indusrti tersebut.
2. Mengandalkan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan dan menutup defisit
anggaran.
3. Akumulasi bunga utang luar negeri yang terus berkembang dan memberatkan pemerintah.
4. Banyak muncul lembaga-lembaga keuangan yang kuat basis dananya dan merugiakan Bank
Indonesia.
5. Pembangunan yang kurang merata sehingga timbul kesenjangan antara daerah satu dengan
daerah lain.

Awalnya pembangunan yang ada pada pemerintahan orde baru menuai beragam pujian sampai akhirnya
krisi moneter menjadi penyebab runtuhnya masa pemerintahan orde baru pada tahun 1997. sejak tahun
itu kondisi ekonomi indonesia semakin terpuruk, krisis yang terjadi di dunia dan diperparah dengan
adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau yang lebih dikenal dengan istilah KKN membuat ekonomi
indonesia benar-benar hancur. sehingga timbul kesenjangan dan kemiskinan yang memicu pada
kerusuhan masyarakat. akhirnya munculah gerakan demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa.
mereka menuntut agar pemerintah segera melakukan perbaikan. kemudian pada tanggal 12 Mei 1998
terjadi demonstrasi besar besaran yang berakibat meninggalnya empat mahasiswa Universitas Trisakti.

Pada awal bulan Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden
Republik Indonesia, serta melaksanakan pelantikan Kabinet Pembangunan VII. Namun pada saat itu
kondisi ekonomi tidak kunjung membaik. Perekonomian mengalami kemerosotan dan masalah sosial
semakin menumpuk. Kondisi dan siutasi seperti ini mengundang keprihatinan rakyat.

183
Memasuki bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demostrasi
dan aksi keprihatinan yang menuntut turunya Soeharto dari kursi kepresidenannya. Pada tanggal 12 Mei
1998 dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti, terjadi bentrokan dengan aparat keamanan
yang menyebabkan tertembaknya empat mahasiswa hingga tewas. Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan
ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki Gedung
DPR/MPR. Pada tanggal itu pula di Yogyakarta terjadi peristiwa bersejarah. Kurang lebih sejuta umat
manusia berkumpul di alun-alun utara kraton Yogyakarta untuk mendengarkan maklumat dari Sri
Sultan Hamengku Bowono X dan Sri Paku Alam VII. Inti isi dari maklumat itu adalah menganjurkan
kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk
dimintai pertimbangannya membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto,
namun mengalami kegagalan. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara,
Presiden Soeharti meletakkan jabatannya sebagai presiden di hadapan ketua dan beberapa anggota dari
Mahkamah Agung. Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi
presiden, serta pelantikannya dilakukan didepan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka
sejak saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.

Pembangunan Nasional pada Era Reformasi


Era Reformasi dimulai dengan naiknya Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia. Pada era
reformasi ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mendapat perubahan, namun juga kebijakan
ekonomi. Sehingga beberapa kebijakan yang sudah dilaksanakan selama 32 tahun, terpaksa mendapat
perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.

Pemerintahan presiden Habibie yang mengawali masa reformasi belum mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan hanya
difokuskan untuk memastikan stabilitas politik dan keamanan.

Setelah Habibie, tampuk kepemimpinan pun berganti ke presiden Abdurrahman Wahid, pada masa ini
belum ada tindakan yang cukup signifikan untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal,
ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus diselesaikan, antara lain masalah
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pengendalian inflasi, kinerja BUMN, pemulihan ekonomi, dan
mempertahankan kurs rupiah.

Selanjutnya setelah Abdurrahman Wahid lengser, Masa kepemimpinan beralih ke tangan Megawati
Soekarnoputri, Beberpa kebijakan pun diambil untuk menangani masalah perekonomian bangsa
indonesia. Berikut beberapa kebijakan yang diambil untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi:
1. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi merupakan menjual perusahaan negara di dalam
periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan
politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil mengangkat pertumbuhan
ekonomi Indonesia di angka 4,1 %. Akan tetapi kebijakan ini memicu beragam kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
2. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-
3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
Secara garis besar rencana dan program pembangunan pada era reformasi disebut dengan PROPENAS
(Program Pembangunan Nasional) sebagaimana repelita di era orde baru. Perbedaan antara REPELITA
dan PROPENAS ada pada sifat isinya. PROPENAS lebih bersifat pada program-program mendasar
serta mendesak, sedangkan REPELITA lebih rinci persektor dan per departemen.

184
PROPENAS sendiri merupakan penjabaran dari GBHN 1999 adapun PROPENAS dijabarkan dengan
REPETA (Rencana Pembangunan Tahunan). Sementara itu, untuk penjabaran per departemen dan per
PEMDA dibuatlah RESTRA (Rencana dan Strategi) untuk setiap departemen dan PEMDA.

Berikut ini adalah lima program prioritas dari PROPENAS menurut UU nomor 25 tahun 2000.
1. Mewujudkan supremasi hukum serta pemerintahan yang baik.
2. Membangun sistem politik yang demokratis serta mempertahankan persatuan dan kesatuan.
3. Peningkatan pembangunan daerah
4. Membangun kesejahteraan rakyat serta ketahanan kehidupan budaya dan agama.
5. Mempercepat pemuliah ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan
adil.

185
Koperasi

Pengertian Koperasi
Koperasi memiliki arti kerja sama. Kooperasi (cooperative) bersumber dari sebuah kata Coopere (latin)
co-operation yang berarti kerja sama. Secara umum Pengertian Koperasi adalah sebuah badan usaha
yang terdiri dari anggota dan setiap anggota mendapat tugas dan tanggung jawab yang berbeda dan
mempunyai prinsip koperasi serta berdasar pada ekonomi rakyat sesuai dengan asas kekeluargaan yang
tercantum dalam Undang Undang Nomor 25 tahun 1992.
Sedangkan menurut Organisasi buruh Internasional atau ILO menyatakan bahwa pengertian
koperasi ialah "Cooperative define (pengertian koperasi) as an association of persons (kumpulan
orang) usually of limited means (dalam tujuan tertentu), who have voluntary joined together (yang
bergabung secara sukarela) to achieve a common economic end (untuk mendapatkan peningkatan
kualitas ekonomi) through the formation of a democratically controlled business organization (melalui
pembentukan suatu organisasi bisnis yang dikendalikan secara demokratis), making equitable
contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking
(membuat kontribusi yang adil terhadap modal yang diperlukan dan menerima bagian yang adil
terhadap risiko dan manfaat dari usaha tersebut)"

Selain ILO ada juga yang mendefinisikan koperasi dalam makna lain. Menurut Enriques, pengertian
koperasi adalah menolong satu sama lain (to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand
it hand). Setelah pengertian koperasi, dibawah ini akan ada banyak penjelasan tentang fungsi, tujuan
dan jenis koperasi.

Tujuan Koperasi
Koperasi memiliki beberapa tujuan dimana tujuan tersebut ditujukan pada kepentingan anggota dan
bukan semata-mata untuk menimbun kekayaan. Berikut ini beberapa dari tujuan dibentuknya koperasi,
bukan hanya untuk anggota melainkan juga untuk konsumen atau pelanggan, produsen dan usaha kecil.
1. Memberikan harga yang cukup tinggi bagi produsen.
2. Memperoleh barang dengan kwalitas baik namun dengan harga yang lebih rendah bagi
konsumen.
3. Memberikan modal usaha bagi usaha kecil dengan cicilan yang ringan
4. Mengadakan usaha bersama dengan usaha kecil
Fungsi koperasi
Dalam setiap organisasi memiliki peran dan fungsi tertentu begitujuga dengan koperasi. Koperasi
memiliki fungsi dan memiliki peran sebagai berikut:
1. Berperan aktif dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupan setiap
anggota koperasi dan masyarakat
2. Mengembangkan kemampuan, potensi dan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
anggota koperasi khususnya dan masyarakat pada umumnya
3. Berusaha mengembangkan dan mewujudkan perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan
4. Memperkuat sektor perekonomian rakyat Indonesia sebagai dasar ketahanan dan kekuatan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
Sedangkan dalam sistem ekonomi Indonesia fungsi koperasi adalah sebagai berikut:
1. Koperasi adalah alat yang berguna untuk mensejahterakan rakyat

186
2. sebagai alat demokrasi nasional
3. sebagai landasan dasar perkonomian bangsa dan memperkokoh perekonomian bangsa
Indonesia.

Prinsip-Prinsip Koperasi
Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 25 Tahun 1992 dan UU No. 12 Tahun
1967. Secara garisbesar, berikut ini adalah pinsip yang digunakan oleh semua koperasi yang ada di
Indonesia.
1. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
2. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
3. Kemandirian.
4. Pemberian balas jasa terbatas pada modal.
5. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha setiap
anggota.

Jenis-jenis koperasi
Berdasarkan fungsinya koperasi di indonesia dikelompokan kedalam 3 jenis yaitu sebagai berikut:
1. Koperasi konsumsi
Koperasi tersebut memiliki tujuan menyediakan barang konsumsi untuk para anggotanya dengan harga
yang lebih rendah namun dengan kualitas yang terbaik. Contohnya adalah KPRI (koperasi pegawai
republik Indonesia) dan KOPKAR (Koperasi Karyawan).
2. Koperasi produksi
koperasi produksi adalah koperasi yang bertujuan menghasilkan barang yang akan diproses dan akan
dikelola secara bersama sebagai bentuk hasil produksi. Contoh Koperasi jenis ini misalnya koperasi
tahu tempe, koperasi cengkeh dan koperasi nelayan (Fishermen cooperative).
3. Koperasi simpan pinjam

koperasi simpan pinjam memeiliki tujuan menyediakan uang untuk berbagai keperluan anggota.
Banyak sekali koperasi simpan pinjam yang berkembang di Indonesia karena memang sistem seperti
ini cocok diimplementasikan di Indonesia dan sesuai dengan karakter orang Indonesia. Contohnya
koperasi asuransi, Kospin Jasa dan koperasi simpan pinjam ataupun koperasi perkreditan lainnya.

Kelebihan dan kekurangan koperasi


Sama dengan badan badan usaha yang lainnya, koperasi juga memiliki kelebihan dan kekurangan,
berikut kelebihan dan kekurangan koperasi:
Kelebihan koperasi
1. Koperasi lebih mengutamakan tujuan yang berupa kesejahteraan anggota.
2. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib ditentukan bersama sehingga terjangkau oleh
semua anggota
3. Keanggotaanya bersifat sukarela (volunteer) dan terbuka.
4. Bagian SHU (Sisa Hasil Usaha) yang diterima setiap anggota berdasarkan jasa setiap masing-
masing anggota yang diberikan pada koperasi

187
5. Tidak ada perbedaan di antara para anggota dalam bentuk apapun.
6. koperasi berpotensi menjadi raksasa bisnis masa depan.
7. Setiap orang dapat menjadi anggota koperasi dengan syarat membayar simpanan wajib dan
simpanan pokok
Kelemahan Koperasi
1. Kesadaran setiap anggotanya yang sangat lemah untuk melakukan peningkatan dalam
koperasi.
2. Dengan kondisi tersebut koperasi akan kesuliatan dalam memilih pengurus koperasi yang
profesional. sehingga kemampuan bersaing koperasi lebih rendah dibandingkan dengan badan
usaha lain yang murni bertujuan mencari laba sebanyak-banyaknya.

188
Hukum dan Demokrasi di Indonesia

Hukum dalam Kehidupan Manusia

Pada kehidupan manusia, Hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, seperti yang tertera
dalam pameo "Ubi societas ibi ius", yang berarti "dimana ada masyarakat disitu ada hukum".
Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, berikut 3 tujuan diciptakannya hukum:
1. Tujuan hukum adalah ketertiban atau order
2. Tujuan hukum adalah kegunaan
3. Tujuan hukum adalah keadilan
Keadilan harus berlaku untuk semua orang, bukan hanya untuk golongan tertentu saja. Oleh karena itu
lahirlah "negara konstitusi" yang melahirkan doktrin "rule of law", yang merupakan doktrin dengan
semangat idealisme keadilan yang tinggi, seperti "kesamaan setiap orang di depan hukum" dan
"supremasi hukum". Di negara konstitusi itulah berlaku sistem pemerintahan demokrasi konstitusional.
Menurut F. Julius Sthal dan Imanuel Kant, terdapat 4 unsur pembatasan yuridis yang dikenal dengan
istilah Rule of Law atau Rechtsstaat, yaitu:
1. hak-hak asasi manusia.
2. peradilan administrasi dalam perselisihan.
3. pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.
4. pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak asasai manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika.
Sedangkan A. V. Dices mengidentifikasikan unsur-unsur Rule of Law dalam demokrasi
konstitusional menjadi 3 poin penting, berikut 3 unsur Rule of Law dalam demokrasi konstitusional
menurut A. V. Dices:
1. terjaminnya hak-hak manusia / masyarakat oleh undang-undang.
2. kedudukan yang sama di depan hukum (equality before the law) baik untuk pejabat atau rakyat
biasa.
3. supremasi hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang dalam arti bahwa seseorang
hanya boleh dihukum apabila terbukti melanggar hukum.
Selanjutnya Willem Konijnenbelt dan H.D.van Wijk menyebutkan prinsip-prinsip
rechtsstaat atau Rule of Law adalah sebagai berikut:
1. Hak-hak asasi. terdapat hak-hak manusia yang sangat fundamental yang harus dihormati oleh
pemerintah.
2. Pembagian kekuasaan. kewenangan pemerintah tidak boleh dipusatkan pada satu lembaga,
tetapi harus dibagi-bagi pada organ-organ yang berbeda agar saling mengawasi yang
dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan.
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang. pemerintah hanya memiliki kewenangan yang
secara tegas diberikan oleh UUD atau UU lainnya.
4. Pengawasan lembaga kehakiman. pelaksanaan kekuasaan pemerintah harus dapat dinilai aspek
hukumnya oleh hakim yang merdeka.

189
Negara Hukum dan Demokrasi
Menurut Thomas Hobbes manusia selalu hidup dalam kekuatan karena ketakutan akan diserang oleh
manusia lainnya yang lebih kuat fisiknya. Sehingga diadakan perjanjian masyarakat dan dalam
perjanjian tersebut raja tidak diikut sertakan. Sehingga perjanjian itu diadakan anatara rakyat dengan
rakyat sendiri. Setelah diadakan perjanjian masyarakat dimana individu-individu menyerahkan haknya
atau hak-hak azasinya kepada suatu kolektivitas yaitu satu kesatuan dari individu-individu yang
diperoleh melalui Pactum unions, maka disini kolektivitas menyerahkan hak-haknya atau kekuasaannya
kepada raja tanpa syarat apapun juga. Raja sama sekali ada diluar perjanjian, dan oleh karenya raja
memiliki kekuasaan yang mutlak setelah hak-hak rakyat diserahkan kepadanya (Monarchie Absoluut).
Sedangkan menurut Jean Jecques Rousseau, kekuasaan rakyat dan kedaulatan rakyat tidak pernah
diserahkan pada raja, bahkan kalau ada raja yang memerintah maka raja itu hanya sebagai mandataris
dari pada rakyat. Untuk ini Rousseau memberikan keterangan sebagai berikut: "Yang merupakan hal
inti daripada perjanjian masyarakat ini ialah, menetukan suatu bentuk kesatuan, membela dan
melindungi kekuasaan bersama disamping kekuasaan pribadi dan milik dari setiap orang, sehingga
semuanya dapat bersatu, akan tetapi masing-masing orang tetap mematuhi dirinya sendiri, sehingga
orang tetap merdeka dan bebas”.

Melalui pemikiran Rousseau ini pula mengawali pembentukan konstitusi Prancis (1791) khususnya
yang menyangkut hak-hak asasi manusia. Pada masa inilah awal dari konkretisasi konstitusi dalam arti
tertulis (modern). Konstitusi sebagai Undang-Undang Dasar dan hukum dasar yang memiliki arti
penting atau sering disebut dengan "Konstitusi Modern", baru muncul bersamaan dengan semakin
berkembangnya "sistem demokrasi perwakilan dan konsep nasionalisme". Demokrasi Perwakilan
muncul sebagai pemenuhan kebutuhan rakyat akan kehadiran lembaga legislatif. Lembaga ini
diharapkan mampu membuat undang-undang untuk mengurangi serta membatasi dominasi hak-hak
raja. Alasan inilah yang mendudukan konstitusi (yang tertulis) itu sebagai hukum dasar yang lebih
tinggi daripada presiden/raja. Hal tersebut diatas inilah yang kemudian melahirkan konsep negara
hukum dan demokrasi.

Prinsip-prinsip Negara Hukum dan Demokrasi


Terdapat hubungan yang jelas antara hukum, yang bertumpu pada konstitusi, dengan kedaulatan rakyat,
yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Hubungan ini terlihat dari kemunculan istilah demokrasi
konstitusional. Dalam sistem demokrasi, partisipasi rakyat merupakan esensi dari sistem ini. Dengan
kata lain negara hukum harus ditopang dengan sistem demokrasi, demokrasi tampa pengaturan hukum
akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tampa demokrasi akan kehilangan makna.
Prinsip-prinsip demokrasi
1. Pemencaran kewenangan. Konsentrasi kekuasaan dalam masyarakat pada satu organ
pemebrintahan adalah kesewenang-wenangan. Oleh karena itu kewenangan badan-badan
publik itu harus dipencarkan pada organ-organ yang berbeda.
2. Pertanggungjawaban politik. Organ-organ pemerintah dalam menjalankan fungsinya sedikit
banyak tergantung secara politik yaitu kepada lembaga perwakilan.
3. Perwakilan politik. Kekuasaan politik tertinggi dalam suatu negara dan dalam masyarakat
diputuskan oleh badan perwakilan, yang dipilih melalui pemilihan umum.
4. Rakyat diberi kemungkinan untuk mengajukan keberatan.
5. Kejujuran dan keterbukaan pemeberintah untuk umum.
6. Pengawasan dan kontrol. (penyelenggaraan ) pemerintahan harus dapat dikontrol.
Prinsip-prinsip negara hukum
1. Pemerintah terikat hukum

190
2. Perlindungan hak-hak asasi
3. Pengawasan oleh hakim yang merdeka. Superioritas hukum tidak dapat ditampilkan, jika
aturan-aturan hukm hanya dilaksanakan organ pemerintah. Oleh karena itu dalam setiap negara
hukum diperlukan pengawasan oleh hakim yang merdeka.
4. Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum. Hukum harus dapat
ditegakkan, ketika hukukum tersebut dilanggar. Pemerintah wajib menjamin bahwa ditengah
masyarakat terdapat instrument yuridis penegakan hukum. Pemerintah dapat memaksa
seseorang yang melanggar hukum melalui sistem peradilan negara. Memaksakan hukum publik
secara prinsip merupakan tugas pemerintah.
5. Asas legalitas. Pembatasan kebebasan warga negara (oleh pemerintah) harus ditentukan
dasarnya dalam undang-undang yang merupakan peraturan umum. Undang-undang secara
umum harus memebrikan jaminan (terhadap warga neraga) dari tindakan (pemerintah) yang
sewenang-wenang, kolusi, dan berbagai jenis tindakan yang tidak benar. Pelaksanaan
wewenang oleh organ pemerintah harus dikembalikan dasarnya pada undang-undang tertulis,
yakni undang- undang formal

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa agar sebuah negara bisa dikatakan sebagai negara
hukum dan demokrasi, maka dalam penyelenggaran negara atau konstitusi negara dan pemerintahannya
sebaiknya terdapat prisnip-prinsip sebagai berikut:
1. Supremasi hukum. (Supremacy of Law)
2. Persamaan dalam hukum. (Equality before the Law)
3. Pembatasan Kekuasaan.
4. Bersifat Demokratis (Democratishe Rechtsstaat)
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia
6. Asas legalitas. (Due Process of Law)
7. Mahkamah Konstitusi. (Constitutional Court)
8. Peradilan Tata Usaha Negara.
9. Peradilan bebas dan tidak memihak.
10. Organ-organ Penunjang yang Independen.
11. Transparansi dan Kontrol Sosial.
12. Berfungsi sebagai sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat)

Demokrasi di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu Negara yang menganut paham demokrasi, karena sistem pemerintahan
demokrasi ini dianggap baik untuk menjaga kestabilan sebuah bangsa dalam menjalankan roda
pemerintahan negara. Dalam praktiknya Indonesia menganut paham Demokrasi Pancasila yang berbeda
dengan demokrasi liberal.
Demokrasi liberal meletakkan kebebasan individu yang toleran sebagai urgensi kehidupan negara dan
masyarakat. Oleh karena itu kontrol rakyat dan atau wakilnya kepada penguasa dan negara adalah
prinsip yang tak bisa ditawar. Sedangkan Demokrasi Pancasila yang dianut indonesia dalam arti
bentuknya, maka pertama-tama harus dilihat dalam UUD 1945 beserta penjelasannya, meskipun ini
bukanlah satu-satunya cara untuk melihat dan melaksanakan Demokrasi Pancasila.

191
Sejatinya berkaitan dengan paham demokrasi yang dianut, esensi yang terpenting adalah apakah hukum
dan pelaksanaan hukum di negara Indonesia akan berfungsi dan memainkan peranannya sangat
ditentukan oleh keinginan melaksanakan UUD 1945 secara konsekuen. UUD 1945 sebagai hukum
dasar tertinggi di dalam UUD 1945 termuat cita-cita bangsa dan arah kehidupan bernegara dan
berbangsa, termasuk di dalamnya keberadaan hukum dalam kehidupan negara.
Meskipun indonesia sudah menganut paham Demokrasi Pancasila namun demokrasi yang sedang
berlangsung di Indonesia (di tingkat State atau Negara), belum maksimal terlihat dampaknya bagi
kesejahteraan rakyat. Demokrasi di Indonesia terkesan hanya untuk mereka dengan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang cukup. Sedangkan bagi golongan ekonomi bawah, demokrasi belum
memberikan dampak singnifikan untuk perekonomian yang lebih baik. Inilah tantangan yang harus
dihadapi pemerintah.

Karena Harapan dari adanya demokrasi yang ada ia memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk
rakyat. Misalnya, demokrasi mampu memaksimalkan kesejahteraan rakyat dan distribusinya mampu
mengurangi kemiskinan. Disamping itu, demokrasi diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang
lebih memperhatikan kepentingan rakyat banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan. Tidak
hanya itu, demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat.
Harapan rakyat banyak tentunya adalah pada masalah kehidupan ekonomi mereka serta bidang
kehidupan lainnya. Demokrasi membuka peluang berkuasanya para pemimpin yang peduli dengan
rakyat dan sebaliknya bisa melahirkan pemimpin yang buruk. Harapan rakyat akan adanya pemimpin
yang peduli di masa demokrasi ini merupakan harapan dari implementasi demokrasi itu sendiri. Di masa
transisi ini, implementasi demokrasi masih terbatas pada kebebasan dalam berpolitik, sedangkan
masalah ekonomi masih tersisihkan. Maka muncul kepincangan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena ekonomi dan politik merupakan dua sisi yang berbeda dalam sekeping mata uang,
maka masalah ekonomi pun harus mendapat perhatian yang serius dalam implementasi demokrasi agar
terjadi penguatan demokrasi.
Semakin rendahnya tingkat kehidupan ekonomi rakyat akan berdampak negatif bagi demokrasi karena
melemahnya ekonomi akan berdampak luas kepada bidang lain, seperti masalah sumber daya manusia
(SDM). SDM yang lemah tentu tidak bisa memperkuat demokrasi, bahkan justru bisa memperlemah
demokrasi.
Demokrasi di Indonesia memberikan harapan akan tumbuhnya masyarakat baru yang mempunyai
kebebasan berpendapat, berkumpul, berserikat dan berpolitik. Selain itu masyarakat mengharapkan
adanya iklim ekonomi yang kondusif. Untuk menghadapi tantangan dan mengelola harapan ini agar
menjadi kenyataan, dibutuhkan kerjasama antara kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa
berkembang ke arah yang lebih baik dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Peranan Hukum dan Demokrasi dalam Pembangunan


Dilatar belakangi cita-cita yang tertuang dalam kalimat “masyarakat adil dan makmur”, maka
pembangunan telah dipilih sebagai satu-satunya kendaraan yang dianggap paling tepat untuk membawa
bangsa Indonesia menuju kearah sana. Dalam hal ini, pemerintah sejak tiga dasawarsa terakhir telah
menjadikan pembangunan di bidang ekonomi sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Sikap
suatu pemerintah menjadikan pembangunan di bidang ekonomi sebagai tulang punggung pembangunan
nasional dapat tercermin dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan tersebut untuk
mencapai kepentingan nasional negaranya. Termasuk didalamnya ialah kebijakan dalam hal
perekonomian.

192
Berkaitan dalam hal Hukum dan kebijakan dibidang perekonomian, Pemerintah Indonesia pernah
menerapkan kebijakan deregulasi ekonomi yang menyangkut 3 aspek, antara lain yaitu:
1. Mengurangi campur tangan pemerintah dalam hal pengelolaan badan usaha.
2. Untuk menyehatkan persaingan pasar dengan membuka kesempatan bagi pendatang baru.
3. Pengambilan keputusan produksi maupun harga.
Dalam kegiatan ekonomi ini justru hukum sangat diperlukan karena sumber-sumber ekonomi yang
terbatas disatu pihak dan tidak terbatasnya permintaan atau kebutuhan akan sumber ekonomi dilain
pihak sehingga konflik antara sesama warga dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi tersebut
akan sering terjadi.
Melihat hal tersebut sudah menjadi satu keniscayaan, bahwa pembangunan ekonomi di suatu negara,
apalagi secara khusus negara berkembang, hukum memiliki peranan yang besar untuk turut memberi
peluang pembangunan ekonomi. Pelaksanaan roda pemerintahan dengan demokratis, dengan
menggunakan hukum sebagai instrument untuk merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan yang komprehensif, akan membawa negara ini menuju masyarakat dengan tingkat
kesejahteraan yang di cita-citakan.

193
Konsep Negara Hukum

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah rechstaat atau rule of law. Reechstaat itu sendiri
dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu,
konstitusi dan Negara (hukum) adalah dua lembaga yang tidak terpisahkan.
Secara sederhana, yang dimaksud Negara hukum adalah Negara yang penyelenggaraan
pemerintahannya didasar atas hukum. Didalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun juga harus dilandasi oleh hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan
juga harus berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan
ketertiban hukum. (Mustafa Kamal Pasha,2003).
Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup
untuk warga Negara dan sebagai daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia
agar ia menjadi warganegara yang baik.
Negara yang berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi sehingga terdapat
istilah supremasi hukum, supremasi hukum tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu
keadilan, kemanfaatan dan kepastian.

Konsep Negara Hukum


Negara hukum yang muncul pada abad ke-19 adalah negara hukum dalam arti sempit atau negara
hukum formil. Pada penjelasan sebelumnya sudah dikemukakan bahwa negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rule of Law atau Rechtsstaat. Istilah Rechtsstaat diberikan oleh para ahli hukum
Eropa Kontinental sedang istilah Rule of Law diberikan oleh para ahli hukum Anglo Saxon.
Konsep rechtsstaat menginginkan adanya perlindungan bagi hak asasi manusia melalui pelembagaan
peradilan yang independen. Pada konsep rechtsstaat terdapat lembaga peradilan administrasi yang
merupakan lingkungan peradilan yang berdiri sendiri.
Namun ahli hukum Anglo saxon tidak mengenal Negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang disebut dengan “ The Rule Of The Law” atau pemerintahan oleh hukum atau
government of judiciary.
A. V. Dices dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberikan unsur-unsur / ciri-ciri Rule of Law
sebagai berikut.
1. Terjaminnya hak-hak manusia / masyarakat oleh undang-undang.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum (equality before the law) baik untuk pejabat atau rakyat
biasa.
3. Supremasi hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang dalam arti bahwa seseorang
hanya boleh dihukum apabila terbukti melanggar hukum.

Adapun F. Julius Sthal dan dan Imanuel Kant dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental
memberikan ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut.
1. Hak-hak asasi manusia.
2. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.
4. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak asasai manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika.

194
Di samping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat mengenai ciri-
ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli lainnya.
Menurut Prof. DR. Sudargo Gautama, SH. mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur dari negara
hukum, yakni:
1. Terdapat pembatasan kekuatan negara terhadap perorangan. Maksudnya negara tidak
dapat bertindak sewenang-wenang, tindakan negara dibatasi oleh hukum, individu mempunyai
hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
2. Azas Legalitas. Artinya setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan
terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparatnya.
3. Pemisahan Kekuasaan. Bertujuan agar hak asasi betul-betul terlindungi adalah dengan
pemisahan kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang-undangan
melaksanakan dan mengadili harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.
Sedangkan menurut Mustafa Kamal Pasha (2003), menyatakan adanya tiga ciri-ciri khas dari sebuah
negara hukum, yaitu:
1. Pengakuan dan perlindungan terhadap HAM
2. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.
3. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.

Kemudian yang terakhir adalah menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, beliau berpendapat bahwa
ada dua belas ciri penting dari negara hukum, yaitu sebagai berikut:

1. Supremasi hukum. (Supremacy of Law)


2. Persamaan dalam hukum. (Equality before the Law)
3. Pembatasan Kekuasaan.
4. Bersifat Demokratis (Democratishe Rechtsstaat)
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia
6. Asas legalitas. (Due Process of Law)
7. Mahkamah Konstitusi. (Constitutional Court)
8. Peradilan Tata Usaha Negara.
9. Peradilan bebas dan tidak memihak.
10. Organ-organ Penunjang yang Independen.
11. Transparansi dan Kontrol Sosial.
12. Berfungsi sebagai sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat)

Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo saxon adalah keduanya
mengakui adanya "Supremasi Hukum / Supremacy of Law". Perbedaannya adalah pada Negara Anglo
Saxon tidak terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri sehingga siapa saja yang melakukan
pelanggaran akan diadili pada peradilan yang sama. Sedangkan nagara hukum Eropa Kontinental
terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri.

195
Itulah tadi konsep negara hukum berdasarkan pandangan dari para ahli hukum Eropa Kontinental dan
para ahli hukum Anglo Saxon, selanjutnya kita akan membahas implementasi negara hukum di
indonesia sehingga kita bisa tahu apakah indonesia itu negara hukum ?

Implementasi Negara Hukum di Indonesia


Negara Indonesia berdasarkan pada hukum. Hal tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi : "Negara Indonesia adalah negara hukum". Konsekuensi
dari ketentuan ini adalah bahwa setiap sikap, pikiran, perilaku, dan kebijakan pemerintahan negara dan
penduduknya harus didasarkan/sesuai dengan hukum. Dengan ketentuan demikian dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya kesewenang-wenangan dan arogansi kekuasaan. Hukumlah yang memegang
kekuasaan dan memimpin penyelenggaraan negara, sebagaimana konsep nomocratie, yaitu kekuasaan
dijalankan oleh hukum.
Secara tertulis hukum Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sedangkan UUD
1945 merupakan nilai instrumental penjabaran dari nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila. Jadi
Pancasila dapat kita sebut sebagai konsep hukum negara Indonesia, karena Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga dasar-dasar
penyelenggaraan negara yang disusun dalam UUD 1945 tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Dari uraian diatas maka dapat dikatakan indonesia telah menginplementasikan dan memenuhi unsur-
unsur Negara Hukum. berikut unsur-unsur negara hukum yang telah di implementasikan dan dipenuhi
oleh indonesia lengkap dengan penjelasannya:

1. Pengakuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)


Upaya untuk menjamin dan melindungi hak asasi manusia di Indonesia telah ditegaskan di dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 baik dalam Pembukaan maupun dalam Batang Tubuhnya.
Pembukaan UUD 1945 alenia pertama menyatakan sikap bangsa Indonesia yang anti penjajahan dan
mendukung kemerdekaan setiap bangsa karena kemerdekaan adalah hak asasi setiap bangsa yang tidak
dapat dirampas oleh bangsa lain.
Sedangkan jaminan hak asasi manusia dalam Batang Tubuh UUD 1945 dituangkan dalam pasal-
pasalnya yang sesuai dengan tuntutan dimanika masyarakat yang terus berkembang telah diamandemen
atau dilakukan perubahan sebanyak empat kali. Perbedaan rumusan hak asasi manusia dalam UUD
1945 sebelum dan sesudah amandemen adalah adanya judul Bab tentang Hak Asasi Manusia yaitu pada
BAB X yang sebelumnya tidak ada serta jumlah pasal dan ayat yang mengatur hak asasi manusia yang
bertambah banyak.
2. Sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh kekuasaan atau
kekuatan lain apapun
Dalam UUD 1945 BAB IX Kekuasaan Kehakiman Pasal 24 ayat (1): "Kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan".
Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah. Dalam menjalankan tugasnya, hakim tidak boleh terpengaruh oleh siapa pun juga, baik
karena kepentingan jabatan (politik) maupun kepentingan ekonomi.
3. Adanya pembatasan kekuasaan
Pemegang kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakannya, oleh karena itu perlu adanya pembatasan
kekuasaan penyelenggaraan negara. Di dalam UUD 1945 telah diatur tentang wewenang
penyelenggaraan negara.

196
Selain itu, pembatasan juga dilakukan dengan membagi dan memisahkan cabang-cabang kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga cabang kekuasaan tersebut saling mengawasi dan
mengimbangi. Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk Undang-undang, Badan
eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang-undang, Badan yudikatif, yaitu badan yang
bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-undang, memeriksa dan megadilinya.
4. Asas Legalitas
Segala tindakan pemerintah harus didasarkan atas peraturan perundang-udangan yang sah dan tertulis.
Demikian pula hukuman terhadap seseorang harus didasarkan pada aturan hukum yang sudah ada
sebelum perbuatan seseorang tersebut dilakukan.
Dalam UUD 1945 telah diatur batas-batas wewenang lembaga-lembaga negara. Antara lain Pasal 14
ayat (1) UUD 1945 : "Presiden memberi grasi, dan rehabilitas dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung". Sesuai pasal tersebut Presiden dalam menerima atau menolak permohonan grasi
tidak boleh ditetapkan sendiri, meskipun grasi merupakan hak prerogatif Presiden dalam hubungannya
dengan bidang Yudikatif, karena hukum (UUD 1945) menegaskan bila memberi grasi harus
memperhatikan pertimbangan dari Mahkamah Agung.
Pada dasarnya, perkembangan asas legalitas eksistensinya diakui dalam KUHP Indonesia baik asas
legalitas formal (Pasal 1 ayat (1) KUHP) maupun asas legalitas materiil (Pasal 1 ayat (3) RUU KUHP
Tahun 2008).

Kesimpulan
Suatu negara dikatakan sebagai negara hukum apabila telah memenuhi unsur-unsur negara hukum
diantaranya adanya pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia, peradilan yang bebas dan tidak
memihak, pembatasan kekuasaan, dan asas legalitas.
Secara tertulis Indonesia adalah negara hukum dan sudah memenuhi unsur-unsur negara hukum. Akan
tetapi belum sempurna dalam pelakasaannya. Masih banyak hambatan-hambatan yang perlu kita cari
pemecahan masalahnya, dan bersama-sama dengan kesadaran diri untuk bertidak sesuai hukum yang
berlaku.

197
Tata Hukum Indonesia

Pengertian Tata Hukum


Tata Hukum dikenal juga dengan istilah "rechtorde" yang berasal dari bahasa Belanda. arti "rechtorde"
ialah susunan hukum. Sedangkan pengertian Tata Hukum adalah memberikan tempat yang
sebenarnya pada hukum. Yang dimaksud dengan memberi tempat yang sebenarnya ialah menyusun
dengan baik dan tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup agar ketentuan yang berlaku dapat
diketahui dan diterapkan untuk menyelesaikan segala peristiwa hukum yang terjadi.
Pelaksanaan tata hukum itu berlangsung selama ada pergaulan hidup manusia yang terus berkembang,
dimana fungsi dari pelaksanaan tata hukum adalah untuk memperoleh ketertiban dalam hubungan antar
manusia serta menjaga jangan sampai seseorang dapat dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu
yang tidak kehendaknya, dan lain-lain.
Hingga saat ini dapat di pastikan semua manusia yang hidup berkelompok di muka bumi ini sudahlah
memiliki aturan tersendiri antar kelompoknya, suku, bangsa maupun Negara yang kita kenal dengan
Kata Tata Hukum.

Tata hukum di Indonesia


Tata hukum suatu negara (ius constitutum = hukum positif) adalah tata hukum yang diterapkan atau
disahkan oleh negara itu. Dalam kaitannya di Indonesia, yang ditata itu adalah hukum positif yang
berlaku di Indonesia.
Hukum yang sedang berlaku artinya apabila ketentuan-ketentuan hukum itu dilanggar maka bagi si
pelanggar akan dikenakan sanksi yang datangnya dari badan atau lembaga berwenang.
Dengan demikian dapat disimpulkan tata hukum Indonesia adalah hukum (peraturan-peraturan
hukum) yang sekarang berlaku di Indonesia (Prof. Soediman Kartihadiprojo, SH). Dengan kata lain
Tata Hukum Indonesia itu menata, menyusun, mengatur tertib kehidupan masyarakat Indonesia.

Tata hukum Indonesia ditetapkan oleh masyarakat hukum Indonesia, yaitu Negara Indonesia. Oleh
sebab itu tata hukum Indonesia baru ada setelah lahirnya Negara Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus
1945. Pada saat berdirinya Negara Indonesia dibentuk tata hukum Indonesia, hal tersebut dinyatakan
dalam:

Proklamasi Kemerdekaan :
1. "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia".
2. Pembukaan UUD 1945 : "Kemudian daripada itu……..disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu susunan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia …".
Kedua pernyataan tersebut mengandung arti bahwa:
1. Menjadikan Indonesia suatu negara yang merdeka.
2. Penetapan tata hukum Indonesia secara tertulis yaitu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara.
Setelah Mengetahui dengan Pasti apa itu Tata hukum di Indonesia, sekarang mari kita mencoba untuk
membahas mengenai Jenis-jenis tata hukum yang ada di Indonesia, Berikut pembahasannya:

198
Jenis-Jenis Tata Hukum Indonesia
1. Hukum Perdata
Hukum Perdata adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi setiap tingkah laku
manusia untuk memenuhi kepentingan / kebutuhan nya atau mengatur kepentingan-
kepentingan seseorang.

Hukum perdata disebut pula hukum sipil atau hukum privat sebagai lawan dari hukum publik.
Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berhubungan dengan negara serta kepentingan umum
contohnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kejahatan (hukum pidana), kegiatan
pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara). Maka hukum perdata
mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya
perkawinan, perceraian, pewarisan, kematian, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-
tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Hukum perdata di Indonesia sendiri bersumber pada hukum perdata yang berlaku di Belanda,
khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan kitap KUHPer yang berlaku
di Indonesia merupakan terjemahan dari hukum yang berlaku di kerajaan Belanda.

2. Hukum Pidan
Hukum Pidana adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku setiap
manusia dalam meniadakan pelanggaran kepentingan umum

Menurut Prof. Dr. Moeljatno, SH. menguraikan istilah hukum pidana bahwa Hukum pidana adalah
bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disebuah negara, yang mengadakan dasar-dasar dan
aturan-aturan untuk:
1. Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai
ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan
tersebut.
2. Menentukan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar larangan-larangan itu dapat
dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilakasanakan apabila orang
yang disangkakan telah melanggar larangan tersebut “.

Pada dasarnya, hukum pidana ini adalah bagian dari hukum publik. Hukum pidana juga dibagi menjadi
dua bagian, yaitu hukum pidana formal dan hukum pidana materiil.
1. Hukum pidana materiil merupakan hukum yang mengatur tentang penentuan tindak pidana,
pelaku tindak pidana, dan pidana atau sanksi. Di Indonesia sendiri, pengaturan hukum pidana
materiil disahkan dalam KUHP.
2. Hukum pidana formil merupakan hukum yang mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana
materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum pidana formil sudah disahkan dalam UU nomor 8
tahun 1981 tentang hukum acara pidana (KUHAP).

3. Hukum Tata Negara (HTN)


Hukum Tata Negara (HTN) adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara lain dasar
pendirian, pembentukan lembaga-lembaga negara, struktur kelembagaan, hubungan hukum (hak dan
kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga negara.

Hukum Tata Negara juga merupakan hukum yang mengatur mengenai Negara dalam keadaan diam

199
artinya bukan mengenai suatu keadaan nyata dari suatu Negara tertentu tetapi lebih dari pada Negara
dalam arti luas. Dengan kata lain, hukum ini membicarakan Negara dalam arti yang abstrak.

4. Hukum Administrasi Negara (HAN) / Hukum Tata Usaha


Hukum Tata Usaha / Hukum Administrasi Negara (HAN) adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur
mengenai pengelolaan administrasi pemerintahan yang jika dalam arti luas bertujuan dalam mengetahui
cara tingkah laku negara dan alat-alat perlengkapan negara.
Hukum ini sejatinya mempunyai kemiripan dengan hukum tata Negara, dimana kesamaannya terletak
pada kebijakan pemerintah, sedangkan dalam hal perbedaan dengan hukum tata Negara (HTN) lebih
mengacu pada fungsi konstitusi yang digunakan oleh Negara.
5. Hukum Acara atau Hukum Formal
Hukum Acara atau Hukum Formal adalah ketentuan hukum yang mengatur bagaimana caranya
menjamin ditaatinya dan dijalankannya hukum materiil. Dapat dikatakan juga Hukum acara meliputi
ketentuan-ketentuan tentang cara bagaimana orang harus menyelesaikan masalah dan mendapatkan
keadilan dari Hakim apabila kepentingannya atau haknya dilanggar oleh orang lain atau sebaliknya
bagaimana cara mempertahankan kebenarannya apabila dituntut oleh orang lain.

Di Indonesia terdapat dua macam Hukum Acara yakni Hukum Acara Pidana (Hukum Pidana formil)
dan Hukum Acara Perdata (Hukum Perdata formil).
1. Hukum Acara Perdata adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai cara bagaimana
mempertahankan dan menjalankan mengenai peraturan hukum perdata material
2. Hukum Acara Pidana adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dalam cara bagaimana
pemerintah menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana material

200
Hukum Pidana dan Perdata

Tujuan Hukum Pidana dan Hukum Perdata


Tujuan Hukum Pidana
Secara sederhana Hukum pidana bertujuan untuk melindungi kepentingan umum yang memiliki
implikasi secara langsung pada masyarakat secara luas (umum), dimana apabila suatu tindak pidana
dilakukan, berdampak buruk terhadap ketentraman, keamanan, kesejahteraan dan ketertiban umum di
masyarakat.
Tujuan Hukum Perdata
Sedangkan Hukum perdata bersifat privat yang bertujuan dan fokus dalam mengatur mengenai
hubungan antara orang perseorangan (perorangan). Oleh sebab itu, ketentuan-ketentuan dalam hukum
perdata hanya berdampak langsung bagi pihak yang terkait saja.

Pengertian Hukum Pidana dan Hukum Perdata


Pengertian Hukum Pidana Menurut C.S.T. Kansil
Kansil dalam bukunya "Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia", mendefinisikan hukum
pidana adalah Hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu
penderitaan atau siksaan.
Pengertian Hukum Pidana Menurut Moeljatno
Kemudian menurut Moeljatno, yang dikutip oleh Eddy O.S. Hiariej dalam bukunya berjudul "Prinsip-
prinsip Hukum Pidana" mengartikan bahwa hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang
berlaku di suatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan mengatur ketentuan tentang perbuatan yang
tidak boleh dilakukan, dilarang yang disertai ancaman pidana bagi barang siapa yang melakukan. Kapan
dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan itu dapat dikenakan sanksi pidana dan
dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan.
Pengertian Hukum Pidana Menurut Prof. Dr. W.L.G. Lemaire
Sedangkan menurut Prof. Dr. W.L.G. Lemaire, yang dikutip oleh Drs. P.A.F. Lamintang, S.H. dalam
bukunya berjudul "Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia", memaparkan hukum pidana itu terdiri dari
norma-norma yang berisi larangan-larangan dan keharusan-keharusan yang (oleh pembentuk undang-
undang) telah dikaitkan dengan sebuah sanksi berupa hukuman, yakni sebuah penderitaan yang bersifat
khusus. Dengan demikian dapat juga disimpulkan bahwa hukum pidana itu adalah suatu sistem norma-
norma yang menentukan terhadap tindakan-tindakan yang mana (hal melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu di mana terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu) dan dalam keadaan-
keadaan bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan, serta hukuman yang bagaimana yang dapat
dijatuhkan bagi tindakan-tindakan tersebut.
Berdasar pada penjelasan para pakar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum pidana adalah
ketentuan yang mengatur tindakan apa yang tidak boleh dilakukan, dimana saat tindakan tersebut
dilakukan terdapat sanksi bagi orang yang melakukannya. Hukum pidana juga difokuskan untuk
kepentingan umum.
Selanjutnya kita akan menjelaskan pengertian hukum pidana menurut C.S.T. Kansil dan Prof. Subekti,
S.H. berikut penjelasannya.

201
Pengertian Hukum Perdata Menurut C.S.T. Kansil
C.S.T. Kansil dalam bukunya berjudul "Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia"
mendefinisi pengertian hukum perdata adalah Rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur
hubungan antar orang yang satu dengan yang lain, yang berfokus kepada kepentingan perseorangan.
Pengertian Hukum Perdata Menurut Prof. Subekti, S.H
Dalam buku berjudul "Pokok-Pokok Hukum Perdata" karya Prof. Subekti, S.H menjelaskan bahwa
hukum perdata dalam arti luas meliputi seluruh hukum privat materiil, yaitu segala hukum pokok yang
mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan. Soal pembagian hukum perdata, lebih lanjut Prof.
Subekti, S.H menjelaskan bahwa Hukum perdata dapat dibagi dalam 4 bagian yaitu:

• Hukum Waris, mengatur hal ikhwal tentang benda atau kekayaan seorang jikalau ia
meninggal. Juga dapat dikatakan, hukum waris itu mengatur akibat-akibat hubungan keluarga
terhadap harta peninggalan seseorang.
• Hukum Kekayaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan
uang. Jika kita mengatakan tentang kekayaan seseorang, yang dimaksudkan ialah jumlah segala
hak dan kewajiban orang itu, dinilai dengan uang.
• Hukum Keluarga, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang timbul dari hubungan
kekeluargaan, yaitu: perkawinan beserta hubungan dalam lapangan hukum kekayaan antara
suami dan isteri, hubungan antara orang tua dan anak, perwalian dan curatele.
• Hukum tentang diri seseorang, memuat peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subyek
dalam hukum, peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak-hak dan kecakapan
untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi
kecakapan-kecakapan itu.

Berdasar pada penjelasan para pakar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum perdata pada
intinya mengatur tentang kepentingan individu / perorangan dan hubungan hukumnya dengan individu
lain.

Contoh Hukum Pidana dan Hukum Perdata


Contoh Hukum Pidana
Seandainya dilihat dari jenisnya terdapat 11 jenis tindak pidana, yaitu sebagai berikut:
1. Delik Kejahatan & Delik pelanggaran
2. Delik Materiil & Delik Formil
3. Delik Komisi & Delik Omisi
4. Delik Dolus & Delik Culpa
5. Delik Biasa & Delik Aduan
6. Delik yg Berdiri sendiri & Delik Berlanjut
7. Delik Selesai & Delik yg diteruskan
8. Delik Tunggal & Delik Berangkai
9. Delik Sederhana & Delik Berkualifikasi
10. Delik Politik & Delik Komun (umum)
11. Delik Propia & Delik Komun (umum)

202
Sedangkan contoh hukum pidana merupakan perbuatan yang dilarang dalam UU ataupun uud,
diantarnya adalah: pelaku perbuatan pemerkosaan, pelaku perbuatan pembunuhan, Pelaku perbuatan
korupsi, pelaku perbuatan Mencuri/merampok, Pelaku perbuatan penipuan dan pelaku perbuatan
penganiyaan.
Contoh Hukum Perdata
Hukum perdata diberlakukan pada sebuah masalah yang terjadi antara individu dengan individu
lainnya. salah satu contohnya ialah saat pembelian tanah. Terkadang terdapat sengketa tanah. Salah satu
misalnya yang berkaitan dengan pelunasan pembelian tanah yang tidak kunjung dibayar, atau pihak
yang membeli tidak memberi biaya ganti rugi pembuatan sertifikat tanah.
Contoh lainnya dari hukum perdata adalah saat seseorang yang telah berkeluarga, tiba-tiba dihadangkan
persoalan adanya seorang anak yang merupakan anak diluar nikah dengan wanita lain. Nah tentunya
seorang anak secara logika berhak atas warisan dari orang tuanya. Namun ketika anak tersebut lahir
diluar pernikahan yang sah. Maka dirinya dipastikan akan sulit mendapatkan warisan dari orang tuanya.
Nah permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan hukum perdata. Selain permasalahan yang
dialami perorangan dengan perorangan, hukum perdata juga menangani masalah yang terjadi antara
sebuah kelompok atau organisasi dengan perorangan. Sebagai contoh pencemaran nama baik terhadap
suatu kelompok yang dilakukan oleh seorang individu. Tentunya hal tersebut akan berlaku hukum
perdata.

Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata


Pada hakikatnya hukum pidana memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan umum, misalnya yang
diatur dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), yang mempunyai implikasi secara
langsung pada masyarakat secara umum (secara luas), dimana seandainya sebuah tindak pidana
dilakukan, berdampak buruk terhadap ketenteraman, ketertiban umum dan keamanan di masyarakat.
Hukum Pidana sendiri bersifat sebagai upaya terakhir (ultimum remedium) untuk menyelesaikan
sebuah perkara. Karenanya, terdapat sanksi yang memaksa yang apabila peraturannya dilanggar, yang
berdampak dijatuhinya pidana pada si pelaku.
Berbeda dengan hukum pidana, hukum perdata sendiri bersifat privat, yang menitikberatkan dalam
mengatur mengenai hubungan antara orang perorangan, dengan kata lain berfokus pada kepentingan
perseorangan. Oleh sebab itu, bisa disimpulkan bahwa akibat dari ketentuan-ketentuan dalam hukum
perdata yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per) hanya berdampak
langsung bagi para pihak yang terlibat, dan tidak berakibat secara langsung pada kepentingan umum.

203
Hak Asasi Manusia (HAM)

Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Para Ahli


1. Pengertian HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999
Menurut UU No. 39 tahun 1999 HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Allah SWT dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia
2. Pengertian HAM menurut Miriam Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang yang dibawa sejak lahir ke dunia, hak itu sifatnya universal
sebab dipunyai tanpa adanya perbedaan kelamin, ras, budaya, suku, agama maupun sebagainya.
3. Pengertian HAM menurut John Locke
HAM merupakan hak-hak yang langsung diberikan Tuhan terhadap manusia sebagai hak yang kodrati.
Oleh sebab itu, tidak ada kekuatan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. HAM ini sifatnya
mendasar (fundamental) bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.
4. Pengertian HAM menurut Mahfudz M.D
HAM adalah hak yang melekat pada martabat setiap manusia yang mana hak tersebut dibawa sejak
lahir ke dunia sehingga pada hakikatnya hak tersebut bersifat kodrati.
5. Pengertian HAM menurut A.J.M. Milne
HAM merupakan suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua umat manusia di dunia, di segala masa,
dan juga di segala tempat karena keutamaan keberadaannya adalah sebagai manusia.
6. Pengertian HAM menurut Haar Tilar
HAM adalah hak yang melekat pada diri tiap insan, apabila tiap insan tidak memiliki hak-hak itu maka
setiap insan tersebut tidak bisa hidup seperti manusia. Hak tersebut didapatkan pada saat sejak lahir ke
dunia.
7. Pengertian HAM menurut Franz Magnis Suseno
HAM adalah hak-hak yang sudah dipunyai pada setiap manusia dan bukan karena diperoleh dari
masyarakat (manusia lain). Bukan karena hukum positif yang berlaku, tapi atas martabatnya sebagai
seorang manusia. Manusia mempunyai HAM karena ia merupakan manusia.
8. Pengertian HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto

Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, hak asasi manusia adalah suatu hak yang bersifat mendasar.
Hak yang telah dimiliki setiap manusia dengan berdasarkan kodratnya yang tidak dapat bisa dipisahkan
sehingga HAM bersifat suci.

Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)


Setelah kita membahas pengertian Hak Asasi Manusia Manusia Menurut Para Ahli selanjutnya kita
akan membahas macam-macam Hak Asasi Manusia. Berbagai macam atau jenis Hak asasi Manusia
(HAM) juga telah diutarakan oleh berbagai ahli atau pakar beberapa diantaranya adalah Aristoteles,
John Locke, Montesquleu, Brierly dan J.J. Rousseau. Dari penjelasan berbagai pakar tersebut secara
garis besar hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi 6 macam. Berikut 6 macam-macam Hak Asasi
Manusia.

204
1. Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)
Hak Asasi Pribadi merupakan hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
bergerak, kebebasan memeluk agama, kebebasan untuk aktif dan setiap organisasi atau perkumpulan
dan sebagainya.
Contohnya :

• Hak Kebebasan dalam memilih, memeluk dan menjalankan kepercayaan agama.

• Hak Kebebasan dalam menyampaikan atau mengutarakan pendapat.

• Hak Kebebasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif dalam organisasi tersebut.

• Hak Kebebasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat.

2. Hak Asasi Politik (Politik Rights)


Hak asasi politik ialah hak yang berhubungan dengan kehidupan politik misalnya hak memilih, hak
dipilih, hak mendirikan parta dan sebagainya.
Contohnya :

• Hak Asasi Politik dalam Dipilih pada pemilihan contohnya pemilihan DPR, Presiden atau
Bupati

• Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan contohnya pemilihan DPR, Presiden
atau Bupati

• Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

• Hak Asasi Politik dalam membuat organisasi-organisasi pada bidang politik

• Hak Asasi Politik dalam mendirikan partai politik

• Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)


Hak Asasi Hukum merupakan hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dimata hukum dan
pemerintahan.
Contohnya :

• Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum

• Hak yang sama dalam proses hukum

• Hak dalam memperoleh dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.

• Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hukum

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)


Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta memanfaatkan sesuatu.

205
Contohnya :

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam membeli.

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan dan melakukan perjanjian Kontrak

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki sesuatu

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang layak.

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam melakukan transaksi

• Hak Asasi Ekonomi dalam bekerja

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak Asasi Peradilan merupakan hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights), contohnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan dan penggeledahan.
Contohnya :

• Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum baik itu
penyelidikan, Penggeledahan, penangkapan, dan penahanan

• Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum

• Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum

6. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)


Hak Asasi Sosial dan Budaya ialah hak yang menyangkut dalam masyarakat yakni untuk memilih
pendidikan serta hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
Contohnya :

• Hak untuk berkreasi

• Hak untuk mengembangkan Hobi

• Hak untuk mengembangkan bakat dan minat

• Hak untuk memilih, menentukan pendidikan

• Hak untuk mendapat pelajaran

• Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak

Ciri Khusus Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia atau HAM memiliki beberapa ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak-hak
yang lainnya. Berikut ciri khusus hak asasi manusia.
1. Tidak dapat dicabut, HAM tidak dapat diserahkan atau dihilangkan.
2. Tidak dapat dibagi, semua orang berhak untuk mendapatkan semua hak, baik itu hak ekonomi,
hak sipil, politik, sosial, dan budaya.

206
3. Hakiki, artinya HAM merupakan hak asasi semua manusia yang sudah melekat pada saat
manusia itu lahir.
4. Universal, artinya HAM berlaku bagi semua orang tanpa memandang status, suku, jenis
kelamin, atau perbedaan yang lainnya.

Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia


1. Kasus Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM.
Munir lahir di Malang pada 8 Desember 1965. ia meninggal pada 7 September 2004 di dalam pesawat
Garuda Indonesia ketika Munir sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi
mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di dalam pesawat karena
serangan jantung, dibunuh, bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal
karena diracun menggunakan Arsenikum di makanan atau minumannya saat ia merada di dalam
pesawat.
Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik temu, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty
Internasional dan tengah diproses. kemudian pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku
Pilot pesawat yang ditumpangi munir dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia
merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja Pollycarpus menaruh
Arsenik di makanan Munir sehingga ia meninggal di pesawat.
2. Kasus Penganiayaan Wartawan Udin (1996)
Kasus penganiayaan dan terbunuhnya Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin)terjadi di
yogyakarta 16 Agustus 1996. Sebelum kejadian ini, Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan
pemerintah Orde Baru dan militer. Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986. Udin adalah seorang
wartawan dari harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya
ditemukan sudah tewas.
3. Pembantaiaan Rawagede
Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran HAM yang terjadi penembakan dan pembunuhan
penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh
tentara Belanda tanggal 9 Desember 1945 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I. Akibatnya
puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas.
Tanggal 14 September 2011, Pengadilan Den Haaq menyatakan pemerintah Belanda bersalah dan harus
bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi (kompensasi) kepada keluarga korban pembantaian
Rawagede.
4. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah

Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas wanita PT Catur Putera Surya
Porong, Jatim. Peristiwa ini bermula dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS.
Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK terhadap mereka tanpa
alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di
kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi memprihatinkan dan diduga menjadi korban
pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan serta pembunuhan. Namun hingga sekarang
penyelidikan masih belum menemukan titik terang.

207
Pemilu Indonesia.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu di Indonesia dari Masa ke Masa (1955-2014)

Indonesia telah menyelenggarakan 11 kali pemilihan umum. Khususnya untuk pemilihan anggota
parlemen (baik pusat maupun daerah) digunakan jenis Proporsional, yang kadang berbeda dari satu
pemilu ke pemilu lain. Perbedaan ini akibat sejumlah faktor yang mempengaruhi seperti jumlah
penduduk, jumlah partai politik, trend kepentingan partai saat itu, dan juga jenis sistem politik yang
tengah berlangsung.

Sistem pemilu di Indonesia tidak terlepas dari fungsi rekrutmen dalam sistem politik. Mengenai sistem
pemilu, Norris mengatakan bahwa rekrutmen seorang kandidat oleh partai politik tergantung pada
sistem pemilu yang berkembang di sebuah negara. Di Indonesia, pemilihan legislatif (DPR, DPRD I,
dan DPRD II) memakai sistem proporsional dengan daftar terbuka. Lewat sistem semacam ini, partai-
partai politik cenderung mencari kandidat yang populer sehingga punya elektabilitas yang tinggi di mata
para pemilih. Hal ini pula yang mendorong banyak artis (penyanyi, lawak, sinetron) yang tergiur untuk
bergabung ke dalam sebuah partai politik. Daftar terbuka memungkinkan seorang kandidat mendapat
contrengan lebih banyak ketimbang calon lainnya dalam partai yang sama. Bagi partai politik,
populernya seorang caleg membuat pilihan pemilih terfokus kepada partainya ketimbang kepada partai-
partai politik lain.

Di Indonesia pula, undang-undang pemilu yang terakhir mensyaratkan seluruh parpol menyertakan
minimal 30% kandidat perempuan. Hal ini membuka kemungkinan yang lebih besar bagi perempuan
untuk menjadi legislator. Namun, di sisi lain partai politik sangat selektif terhadap caleg perempuan:
Hanya caleg perempuan yang memenuhi kriteria tertentu (akademik, populer, cantik) yang benar-benar
masuk ke dalam 30% kandidat partai mereka. Sehingga tingkat persaingan antar caleg perempuan juga
besar seperti antar caleg laki-laki.

Untuk mempersingkat wakti, berikut ini langsung saja akan kami paparkan tentang sejarah perjalanan
pemilihan umum di Indonesia dari waktu ke waktu serta hasil pelaksanaannya :

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1955


Pemilu 1955 adalah pemilihan umum pertama yang diadakan oleh Republik Indonesia. Pemilu ini
merupakan reaksi atas Maklumat Nomor X/1945 tanggal 3 Nopember 1945 dari Wakil Presiden Moh.
Hatta, yang menginstruksikan pendirian partai-partai politik di Indonesia. Pemilu pun (menurut
Maklumat) harus diadakan secepat mungkin. Namun, akibat belum siapnya aturan perundangan dan
logistik (juga ricuhnya politik dalam negeri seperti pemberontakan), Pemilu tersebut baru diadakan
tahun 1955 dari awalnya direncanakan Januari 1946.

208
Landasan hukum Pemilu 1955 adalah Undan-undang Nomor 7 tahun 1953 yang diundangkan 4 April
1953. Dalam UU tersebut, Pemilu 1955 bertujuan memilih anggota bikameral, Anggota DPR dan
Konstituante (seperti MPR). Sistem yang digunakan adalah proporsional. Menurut UU nomor 7 tahun
1953 tersebut, terdapat perbedaan sistem bilangan pembagi pemilih (BPP) untuk anggota konstituante
dan anggota parlemen. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

• Jumlah anggota konstituante adalah hasil bagi antara total jumlah penduduk Indonesia dengan
150.000 dibulatkan ke atas.

• Jumlah anggota konstituante di masing-masing daerah pemilihan adalah hasil bagi antara total
penduduk WNI di masing-masing wilayah tersebut dengan 150.000. Jumlah anggota
konstituante di masing-masing daerah pemilihan adalah bilangan bulat hasil pembagian
tersebut, seandainya kurang dari 6, dibulatkan menjadi 6. Sisa jumlah anggota konstituante
dibagikan antara daerah-daerah pemilihan lainnya, seimbang dengan jumlah penduduk
warganegara masing-masing;

• Seandainya dengan cara poin ke dua di atas belum mencapai jumlah anggota konstituante
seperti di poin ke satu, kekurangan anggota dibagikan antara daerah-daerah pemilihan yang
mendapat jumlah anggota tersedikit, masing-masing 1, kecuali daerah pemilihan yang telah
mendapat jaminan 6 kursi itu

• Penetapan jumlah anggota DPR seluruh Indonesia adalah total jumlah penduduk Indonesia
dibagi 300.000 dan dibulatkan ke atas.

• Jumlah anggota DPR di masing-masing daerah pemilihan adalah hasil bagi antara total
penduduk WNI di masing-masing wilayah tersebut dengan 300.000. Jumlah anggota DPR di
masing-masing daerah pemilihan adalah bilangan bulat hasil pembagian tersebut, Seandainya
kurang dari 3, dibulatkan menjadi 3. Sisa jumlah anggota DPR dibagikan antara daerah-daerah
pemilihan lainnya, seimbang dengan jumlah penduduk warganegara masing-masing.

• Seandainya dengan cara poin ke lima di atas belum mencapai jumlah anggota DPR seperti di
poin ke empat, kekurangan anggota dibagikan antara daerah-daerah pemilihan yang
memperoleh jumlah anggota tersedikit, masing-masing 1, kecuali daerah pemilihan yang telah
mendapat jaminan 3 kursi itu.

Terdapat dua putaran pada pemilu 1955. Pertama untuk memilih anggota DPR pada tanggal 29
September 1955. Kedua untuk memilih anggota Konstituante pada tanggal 15 Desember 1955. Pemilu
untuk memilih anggota DPR diikuti 118 parpol atau gabungan atau perseorangan dengan total suara
43.104.464 dengan 37.785.299 suara sah. Sementara itu, untuk pemilihan anggota Konstituante, jumlah
suara sah meningkat menjadi 37.837.105 suara.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1971


Pemilu tahun 2971 merupakan Pemilu pertama pada masa pemerintahan Orde Baru. Pemilu ini
dilaksanakan tanggal 3 juli 1971 dengan menggunakan sistem gabungan. Landasan operasional Pemilu

209
tahun 1971 adalah Ketetapan MPRS Nomor. XLII / MPRS/1968 (Perubahan dari Ketetapan MPRS
Nomor XI/MPRS/1966), Undang Undang Nomor 15 tahun 1969 tentang Pemilu dan Undang Undang
Nomor 16 tahun 1969 tentang Susunan Dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD.

Pemilu 1971 ditujukan untuk memilih anggota DPR. Pemilu tahun 1971 menghasilkan Golkar, NU,
Parmusi, PNI, dan PSII Sebagai partai peraih suara terbanyak. Pemilu tahun 1971 sendiri dilaksanakan
tanggal 3 Juli 1971. Pemilu ditujukan memilih 460 anggota DPR dimana 360 dilakukan melalui
pemilihan langsung oleh rakyat sementara 100 orang diangkat dari kalangan angkatan bersenjata dan
golongan fungsional oleh Presiden.

Untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD digunakan sistem perwakilan berimbang (proporsional)
dengan stelsel daftar. Pemilu diadakan di 26 provinsi Indonesia. Rakyat pemilih mencoblos tanda
gambar partai. Untuk memilih anggota DPR daerah pemilihannya adalah Daerah Tingkat I (provinsi)
dan sekurang-kurangnya 400.000 penduduk memiliki satu orang wakil dengan memperhatikan bahwa
setiap provinsi minimal memiliki wakil minimal sejumlah daerah tingkat II (kabupaten/kota) di
wilayahnya. Setiap daerah tingkat II minimal punya satu orang wakil.

Dalam Pemilu 1971, total pemilih terdaftar sebesar 58.179.245 orang dengan suara sah mencapai
54.699.509 atau 94% total suara. Dari total 460 orang anggota parlemen yang diangkat presiden, 75
orang berasal dari angkatan bersenjata sementara 25 dari golongan fungsional seperti tani, nelayan,
agama, dan sejenisnya. Dari ke-25 anggota golongan fungsional kemudian bergabung dengan Sekber
Golkar sehingga kursi Golkar meroket hingga ke angka 257 (dari 232 ditambah 25). Dari 460 orang
anggota parlemen, jumlah anggota berjenis kelamin laki-laki 426 dan perempuan 34 orang.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1977


Dasar hukum Pemilu 1977 adalah Undang-undang No. 4 Tahun 1975. Pemilu ini diadakan setelah fusi
partai politik dilakukan pada tahun 1973. Sistem yang digunakan pada pemilu 1977 serupa dengan pada
pemilu 1971 yaitu sistem proporsional dengan daftar tertutup. Pemilu 1977 diadakan secara serentak
tanggal 2 Mei 1977. Pemilu 1977 ditujukan guna memiliki parlemen unicameral yaitu DPR di mana
360 orang dipilih lewat pemilu ini sementara 100 orang lainnya diangkat oleh Presiden Suharto.

Persyaratan untuk ikut serta sebagai pemilih adalah berusia sekurangnya 17 tahun atau pernah menikah,
kecuali mereka yang menderita kegilaan, eks PKI ataupun organisasi yang berkorelasi dengannya, juga
narapidana yang terkena pidana kurung minimal 5 tahun tidak diperbolehkan ikut serta. Sementara itu,
kandidat yang boleh mencalonkan diri sekurang berusia 21 tahun, lancar berbahasa Indonesia, mampu
baca-tulis latin, sekurangnya lulusan SMA atau sederajat, serta loyal kepada Pancasila sebagai ideologi
negara. Voting dilakukan di 26 provinsi dengan sistem proporsional daftar partai (party list system).

210
Jumlah pemilih yang terdaftar 70.662.155 orang sementara yang menggunakan hak pilihnya 63.998.344
orang atau meliputi 90,56%. Sekber Golkar mendapat suara 39.750.096 (62,11%) dan memperoleh 232
kursi. PPP mendapat suara 18.743.491 (29,29%) dan memperoleh 99 kursi. PDI mendapat 5.504.757
suara (8,60%) dan memperoleh 29 kursi. Sementara itu, kursi jatah ABRI adalah 75 kursi dan golongan
fungsional 25 kursi. Golongan fungsional lalu menggabungkan diri ke dalam sekber Golkar sehingga
kursi untuk Golkar bertambah menjadi 257 kursi. Anggota parlemen laki-laki 426 orang sementara
perempuan 34 orang (7,40%).

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1982


Pemilihan umum tahun 1982 dilakukan berdasarkan Undang-undang No. 2 tahun 1980. Pemilu 1982
diadakan tanggal 4 Mei 1982. Tujuannya sama seperti Pemilu 1977 di mana hendak memilih anggota
DPR (parlemen). Hanya saja, komposisinya sedikit berbeda. Sebanyak 364 anggota dipilih langsung
oleh rakyat, sementara 96 orang diangkat oleh presiden. Voting dilakukan di 27 daerah pemilihan
berdasarkan sistem Proporsional dengan Daftar Partai (Party-List System). Partai mendapatkan kursi
berdasarkan pembagian total suara yang didapat di masing-masing wilayah pemilihan dibagi electoral
quotient di masing-masing wilayah.

Jumlah total pemilih yang terdaftar dalam pemilu 1982 adalah 82.132.263 orang dengan jumlah suara
sah mencapai 74.930.875 atau 91,23%. Golkar mendapat 48.334.724 suara (58,44%) sehingga berhak
untuk mendapat 246 kursi parlemen. PPP mendapat 20.871.880 suara (25,54%) sehingga berhak untuk
mendapat 94 kursi parlemen. PDI mendapat 5.919.702 suara (7,24%) sehingga berhak mendapat 24
kursi parlemen.

Sedangkan anggota DPR yang diangkat Presiden Suharto berasal dari ABRI sejumlah 75 orang dan
golongan fungsional sebanyak 21 orang. Golongan fungsional lalu bergabung dengan Golkar sehingga
kursi parlemen Golkar naik menjadi 267 kursi dan menjadi sangat dominan. Dari 360 anggota parlemen,
yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 422 dan perempuan 38 orang.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1987


Pemilu 1987 dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia pada tanggal 23 April
1987 dengan menggunakan sistem Proporsional dengan varian Party-List. Landasan operasional Pemilu
tahun 1987 adalah Ketetapan MPR Nomor III/MPR/1983, Undang - Undang Nomor 1 tahun 1985 dan
Keputusan Presiden Nomor 70 tahun 1985.

Peserta Pemilu tahun 1987 sama dengan Pemilu 1982. Sebelum Pemilu 1987 dilaksanakan, pemerintah
melalui Undang - Undang Nomor 3 tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golkar menetapkan bahwa

211
Pancasila menjadi satu - satunya asas bagi setiap partai politik dan Golkar, sehingga Partai Persatuan
Pembangunan yang semula berlambang Ka’bah diganti dengan lambang Bintang.

Tujuan pemilihan sama dengan pemilu sebelumnya yaitu memilih anggota parlemen atau anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tingkat I
Provinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya seluruh Indonesia untuk Periode 1987 -
1992. Total kursi yang tersedia adalah 500 kursi. Dari jumlah ini, 400 dipilih secara langsung dan 100
diangkat oleh Presiden Suharto.

Total pemilih yang terdaftar adalah sekitar 94.000.000 dengan total suara sah mencapai 85.869.816 atau
91,30%. Golkar mendapat 62.783.680 suara (73,16%) sehingga berhak atas 299 kursi parlemen. PPP
mendapat 13.701.428 suara (15,97%) sehingga berhak atas 61 kursi parlemen. PDI mendapat 9.384.708
suara (10,87%) sehingga berhak atas 40 kursi parlemen. Jumlah anggota parlemen dari ABRI yang
diangkat Presiden Suharto berjumlah 75 orang (kursi) sementara dari golongan fungsional 25 orang
(kursi). Jumlah anggota parlemen yang berjenis kelamin laki-laki adalah 443 sementara yang
perempuan 57 orang. Sementara itu, jumlah anggota parlemen berusia 21-30 tahun adalah 5 orang, 31-
40 tahun 38 orang, 41-50 tahun 173 orang, 51-60 tahun 213 orang, 61-70 tahun 70 orang, dan 71-80
tahun 1 orang.

Hasil Pemilu kali ini ditandai dengan melorotnya perolehan kursu PPP, yakni hilangnya 33 kursi
dibandingkan Pemilu 1982, sehingga hanya memperoleh 61 kursi. Penyebab merosotnya PPP antara
lain karena tidak boleh lagi partai itu memakai asas Islam dan diubahnya lambang dari Ka’bah kepada
Bintang dan terjadinya penggembosan oleh tokoh- tokoh unsur NU, terutama Jawa Timur dan Jawa
Tengah.

Disisi lain Golkar mendapat tambahan 53 kursi sehingga menjadi 299 kursi. PDI, yang tahun 1986 dapat
dikatakan mulai dekat dengan kekuasaan, sebagaimana diindikasikan dengan pembentukan DPP PDI
hasil Kongres 1986 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam, sukses menambah perolehan kursi
secara signifikan dari 30 kursi pada Pemilu 1982 menjadi 40 kursi di Pemilu 1987 ini.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1992


Pemilu 1992 merupakan Pemilu kelima pada masa pemerintahan Orde Baru. Pemilu 1992 di laksanakan
pada tanggal 9 Juni 1992 dengan menggunakan Sistem Pemilu seperti pemilu sebelumnya yaitu
Proporsional dengan varian Party-List. Landasan operasional Pemilu 1992 adalah Ketetapan MPR
Nomor III/MPR/1988, Undang – Undang Nomor 1 tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah Nomor 37
tahun 1990.

212
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu :

1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

3. Golongan Karya (Golkar)

Sebagai Pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.
Tujuan Pemilu 1992 adalah memilih secara langsung 400 kursi DPR. Total pemilih yang terdaftar
adalah 105.565.697 orang dengan total suara sah adalah 97.789.534. Untuk hasil Pemilu 1992, Golkar
mendapat 66.599.331 suara (68,10%) sehingga berhak atas 282 kursi parlemen. PPP mendapat
16.624.647 suara (17,01%) sehingga berhak atas 62 kursi parlemen. PDI mendapat 14.565.556 suara
(10,87%) sehingga berhak atas 56 kursi parlemen. Presiden Suharto mengangkat 75 orang (kursi) untuk
ABRI dan 25 orang (kursi) untuk golongan fungsional.

Komposisi anggota DPR totalnya adalah 500 orang. Dari jumlah tersebut yang berjenis kelamin laki-
laki adalah 439 orang sementara perempuan 61 orang. Di sisi lain, kisaran usia anggota DPR ini adalah
21-30 tahun 3 orang; 31-40 tahun 45 orang; 41-50 tahun 144 orang; 51-65 tahun 287 orang; dan di atas
65 tahun 21 orang.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1997


Pemilu 1997 merupakan Pemilu terakhir di masa Presiden Suharto. Pemilu ini diadakan tanggal 29 Mei
1997. Tujuan pemilu ini adalah memilih 424 orang anggota DPR. Sistem pemilu yang digunakan adalah
Proporsional dengan varian Party-List. Pada tanggal 7 Maret 1997, sebanyak 2.289 kandidat (caleg)
telah disetujui untuk bertarung guna memperoleh kursi parlemen.
Hasil Pemilu 1997 adalah Golkar mendapat 84.187.907 suara (74,51%) sehingga berhak atas 325 kursi
parlemen. PPP mendapat 25.340.028 suara (22,43%) sehingga berhak atas 89 kursi parlemen. PDI
mendapat 3.463.225 suara (3,06%) sehingga berhak atas 11 kursi parlemen. Anggota parlemen yang
diangkat Presiden Suharto hanya dari ABRI saja yaitu 75 orang (kursi). Sehingga total anggota
parlemen 500 orang.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 1999


Pemilu 1999 adalah pemilu pertama pasca kekuasaan presiden Suharto. Pemilu ini diadakan di bawah
kepemimpinan Presiden B.J. Habibie. Pemilu ini terselenggara di bawah sistem politik Demokrasi
Liberal. Artinya, jumlah partai peserta tidak lagi dibatasi seperti pemilu-pemilu lalu yang hanya terdiri
dari Golkar, PPP, dan PDI.

213
Sebelum menyelenggarakan Pemilu, pemerintahan B.J. Habibie mengajukan tiga rancangan undang-
undang selaku dasar hukum dilaksanakannya pemilu 1999, yaitu RUU tentang Partai Politik, RUU
tentang Pemilu, dan RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD. Ketiga RUU ini
diolah oleh Tim Tujuh yang diketuai Profesor Ryaas Rasyid dari Institut Ilmu Pemerintahan. Setelah
disetujui DPR, barulah pemilu layak dijalankan. Pemilu 1999 diadakan berdasarkan Undang-undang
Nomor 3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sesuai pasal 1 ayat (7) pemilu 1999 dilaksanakan
dengan menggunakan sistem proporsional berdasarkan stelsel daftar dengan varian Roget.

Dalam pemilihan anggota DPR, daerah pemilihannya (selanjutnya disingkat Dapil) adalah Dati I
(provinsi), pemilihan anggota DPRD I dapilnya Dati I (provinsi) yang merupakan satu daerah
pemilihan, sementara pemilihan anggota DPRD II dapilnya Dati II yang merupakan satu daerah
pemilihan. Jumlah kursi anggota DPR untuk tiap daerah pemilihan ditetapkan berdasarkan jumlah
penduduk Dati I dengan memperhatikan bahwa Dati II minimal harus mendapat 1 kursi yang
penetapannya dilakukan oleh KPU.

Undang-undang Nomor 3 tahun 1999 juga menggariskan bahwa jumlah kursi DPRD I minimal 45 dan
maksimal 100 kursi. Jumlah kursi tersebut ditentukan oleh besaran penduduk.

• Provinsi dengan jumlah penduduk hingga 3.000.000 jiwa mendapat 45 kursi.

• Provinsi dengan jumlah penduduk 3.000.001 - 7.000.000 mendapat 55 kursi.

• Provinsi dengan jumlah penduduk 5.000.001 - 7.000.000 mendapat 65 kursi.

• Provinsi dengan jumlah penduduk 7.000.001 - 9.000.000 mendapat 75 kursi.

• Provinsi dengan jumlah penduduk 9.000.001 - 12.000.000 mendapat 85 kursi.

• Sementara itu, provinsi dengan jumlah penduduk di atas 12.000.000 mendapat 100 kursi.

Undang-undang juga mengamanatkan bahwa untuk Dati II (kabupaten/kota) minimal mendapat 1 kursi
untuk anggota DPRD I lewat penetapan KPU.

• Dati II berpenduduk hingga 100.000 mendapat 20 kursi.

• Dati II berpenduduk 100.001 - 200.000 mendapat 25 kursi.

• Dati II berpenduduk 200.001 - 300.000 mendapat 30 kursi.

• Dati II berpenduduk 300.001 - 400.000 mendapat 35 kursi.

• Dati II berpenduduk 400.001 - 500.000 mendapat 40 kursi.

• Sementara itu, untuk Dati II berpenduduk di atas 500.000 mendapat 45 kursi.

214
Setiap kecamatan minimal harus diwakili oleh 1 kursi di DPRD II. KPU adalah pihak yang memutuskan
penetapan perolehan jumlah kursi.
Jumlah partai yang terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM adalah 141 partai, sementara yang lolos
verifikasi untuk ikut Pemilu 1999 adalah 48 partai. Pemilu 1999 diadakan tanggal 7 Juni 1999. Namun,
tidak seperti pemilu-pemilu sebelumnya, Pemilu 1999 mengalami hambatan dalam proses perhitungan
suara. Terdapat 27 partai politik yang tidak bersedia menandatangani berkas hasil pemilu 1999 yaitu:
PARI, PSP, PUMI, SPSI, Murba, PID, PPI, PRD, PADI, PKM, PND, PUDI, PBN, Partai SUNI, PNBI,
Partai MKGR, PIB, PKD, PAY, Krisna, Partai KAMI, Masyumi, PNI Supeni, PBI, PDI, Partai Keadilan
dan PNU.

Karena penolakan 27 partai politik ini, KPU menyerahkan keputusan kepada Presiden. Presiden
menyerahkan kembali penyelesaian persoalan kepada Panitia Pengawas Pemilu (selanjutnya disingkat
Panwaslu. Rekomendasi Panwaslu adalah, hasil Pemilu 1999 sudah sah, ditambah kenyataan partai-
partai yang menolak menandatangani hasil tidak menyertakan point-point spesifik keberatan mereka.
Sebab itu, Presiden lalu memutuskan bahwa hasil Pemilu 1999 sah dan masyarakat mengetahui hasilnya
tanggal 26 Juli 1999.
Masalah selanjutnya adalah pembagian kursi. Sistem Pemilu yang digunakan adalah Proporsional
dengan varian Party-List. Masalah yang muncul adalah pembagian kursi sisa. Partai-partai beraliran
Islam melakukan stembus-accord (penggabungan sisa suara) menurut hitungan Panitia Pemilihan
Indonesia (PPI) hanya mendapat 40 dari 120 kursi. Di sisi lain, 8 partai beraliran Islam yang melakukan
stembus-accord tersebut mengklaim mampu memperoleh 53 dari 120 kursi sisa.

Perbedaan pendapat ini lalu diserahkan PPI kepada KPU. KPU, di depan seluruh partai politik peserta
pemilu 1999 menyarankan voting. Voting ini terdiri atas dua opsi. Pertama, pembagian kursi sisa
dihitung dengan memperhatikan suara stembus-accord. Kedua, pembagian tanpa stembus-accord.
Hasilnya, 12 suara mendukung opsi pertama, dan 43 suara mendukung opsi kedua. Lebih dari 8 partai
melakukan walk-out. Keputusannya, pembagian kursi dilakukan tanpa stembus-accord. Penyelesaian
sengketa hasil pemilu dan perhitungan suara ini masih dilakukan oleh badan-badan penyelenggara
pemilu karena Mahkamah Konstitusi belum lagi terbentuk.

Total jumlah suara partai yang tidak menghasilkan kursi 9.700.658 atau meliputi 9,17% suara sah. Hasil
ini diperoleh dengan menerapkan sistem pemilihan Proporsional dengan Varian Roget. Dalam sistem
ini, sebuah partai memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan,
termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder (sisa kursi diberikan kepada partai-partai
yang punya sisa suara terbesar).

215
Perbedaan antara Pemilu 1999 dengan Pemilu 1997 ialah bahwa pada Pemilu 1999 penetapan calon
terpilih berdasarkan pada rangking perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan. Jika sejak Pemilu
1971 calon nomor urut pertama dalam daftar partai otomatis terpilih bila partai itu mendapat kursi,
maka pada Pemilu 1999 calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbesar atau terbanyak dari daerah
di mana seseorang dicalonkan. Contohnya, Caleg A meski berada di urutan terbawah daftar caleg, jika
dari daerahnya ia dan partainya mendapatkan suara terbesar, maka dia-lah yang terpilih. Untuk
penetapan caleg terpilih berdasarkan perolehan suara di Daerah Tingkat II (kabupaten/kota), Pemilu
1999 ini sama dengan metode yang digunakan pada Pemilu 1971.

Dari total 500 anggota DPR yang dipilih, sebanyak 460 orang berjenis kelamin laki-laki dan hanya 40
orang yang berjenis kelamin perempuan. Sebab itu, persentase anggota DPR yang berjenis kelamin
perempuan hanya meliputi 8% dari total.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 2004


Pemilihan Umun Indonesia 2004 adalah Pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih
Presiden secara langsung, dan cara pemilihannya benar – benar berbeda dari Pemilu sebelumnya.
Pemilu 2004 sekaligus membuktikan upaya serius mewujudkan sistem pemerintahan Presidensil yang
dipakai oleh pemerintah Indonesia. Pada Pemilu ini, rakyat dapat memilih langsung Presiden dan Wakil
Presiden (sebelumnya Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR yang anggota - anggotanya dipilih
melalui Presiden).

Selain itu, pada pemilu ini pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tidak dilakukan secara terpisah
(seperti Pemilu 1999). Pada Pemilu ini, yang dipilih adalah pasangan calon (pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden), bukan calon Presiden dan calon Wakil Presiden secara terpisah. Landasan
operasional Pemilu 2004 adalah:

• Undang - Undang RI Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden.

• Undang - Undang RI Nomor 22 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan


Rakyat Daerah.

• Undang - Undang RI Nomor 12 tahun 2003 tantang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Sistem pemilu yang digunakan adalah Proporsional dengan Daftar Calon Terbuka. Proporsional Daftar
adalah sistem pemilihan mengikuti jatah kursi di tiap daerah pemilihan. Jadi, suara yang diperoleh
partai-partai politik di tiap daerah selaras dengan kursi yang mereka peroleh di parlemen.

216
Pelaksanaan Pemilu tahun 2004 dilakukan dalam tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Pemilu Legislatif

Pemilu Legislatif adalah tahap pertama dari rangkaian tahapan Pemilu 2004. Pemilu legislatif ini diikuti
24 Partai Politik, dan dilaksanakan pada tanggal 5 April 2004. Pemilu ini bertujuan untuk memilih
partai politik (sebagai persyaratan Pemilu Preside) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota
DPR dan DPRD. Pemilu tahap pertama juga ditujukan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Partai – Partai Politik yang memperoleh suara lebih besar atau sama dengan tiga persen
dapat mencalonkan pasangan calonnya untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu pada Pemilu Presiden
putaran pertama. Pemilu Legislatif tahun 2004 menempatkan kembali Golkar sebagai peraih suara
terbanyak disusul PDIP, PPP, Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PKS.

2. Pemilu Presiden Putaran Pertama

Setelah Pemilu Legislatif selesai, partai yang memiliki suara lebih besar atau sama dengan tiga persen
dapat mencalonkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya untuk maju ke Pemilu Presiden
Putaran Pertama. Apabila dalam Pemilu ini ternyata ada pasangan calon yang memperoleh suara lebih
dari 50 persen, maka pasangan calon itu langsung diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Selebihnya, Pemilu Presiden putaran kedua akan diselenggarakan dengan ua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak. Pemilu prresiden putaran pertama 2004 ini diikuti oleh 5 pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden, dan diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004.

Ada lima pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang dicalonkan di Pemilu Presiden
putaran pertama, yaitu :

1. H. Wiranto, SH. Dan Ir.H. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya).

2. Hj. Megawati Soekarno Putri dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan dari Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan).

3. Prof. Dr.H.M. Amien Rais dan Dr.Ir.H. Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat
Nasional).

4. DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai
Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Persatuan dan Kesatuan Indonesia).

5. Dr.H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (dicalonkan oleh Partai Persatuan
Pembangunan).

217
Hasil Pemilu ini diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dengan hasil ini masih perlu diadakan Pemilu
Presiden putaran kedua karena belum adanya pasangan calon yang mendapatkan suara paling tidak 50
persen.
3. Pemilu Presiden Putaran Kedua

Sesuai hasil Pemilu Presiden putaran pertama di atas, yaitu belum ada pasangan calon yang
memperolehan suara lebih dari 50 persen, maka diadakanlah Pemilu Presiden putaran kedua. Pasangan
– pasangan calon yang mengikuti Pemilu Presiden putaran kedua ini adalah dua pasangan calon dengan
yang memperoleh suara terbanyak pada Pemilu Presiden putaran pertama 2004 yang lalu. Pemilu ini
diadakan pada tanggal 20 September 2004.

Ada dua Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh suara terbanyak pada Pemilu
Presiden putaran pertama yang dicalonkan di Pemilu Presiden Putaran kedua, yaitu :

1. Hj. Megawati Soekarno Putri dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan).

2. DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai
Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Persatuan dan Kesatuan Indonesia).

Hasil Pemilu Presiden putaran kedua telah dihitung dan diumumkan oleh KPU pada tanggal 4 Oktober
2004 melalui Keputusan KPU Nomor 98/SK/KPU/2004. Pada putaran kedua ini, pasangan DR.H.
Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla berhasil memperoleh suara terbanyak
mengalahkan pasangan Hj. Megawati Soekarno Putri dan KH.Ahmad Hasyim Muzadi. Dengan
demikian pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan menjadi
Presiden dan Wakil Presiden RI menggantikan Presiden dan Wakil Presiden Hj. Megawati Soekarno
Putri dan Dr.H. Hamzah Haz. Pelantikannya sendiri dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2004 oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 2009


Pemilu 2009 dilaksanakan menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 2008. Jumlah kursi DPR
ditetapkan sebesar 560 di mana daerah dapil anggota DPR adalah provinsi atau bagian provinsi. Jumlah
kursi di tiap dapil yang diperebutkan minimal tiga dan maksimal sepuluh kursi. Ketentuan ini berbeda
dengan Pemilu 2004.

Pemilihan Presiden
Pemilu Presiden tahun 2009 menggunakan Two Round System. Artinya, jika pada putaran pertama
tidak terdapat pasangan yang menang 50 plus 1 atau merata persebaran suara di lebih dari setengah
daerah pemilihan maka konsekuensinya harus diadakan putaran kedua. Untungnya, dana negara tidak

218
terbuang sia-sia karena pemilu Presiden 2009 ini cuma berlangsung satu putaran saja. Pilpres yang
direkapitulasi oleh KPU pada 22 - 4 Juli 2009 ini diikuti oleh tiga pasang calon yaitu: Megawati-
Prabowo, SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Hasil Pilpres resmi KPU menghasilkan data
berikut:

1. SBY-Boediono (73.874.562 atau 60,80%)

2. Megawati-Prabowo (32.548.105 atau 26,79%)

3. JK-Wiranto (15.081.814 atau 12.41%)

Dengan demikian, pasangan SBY-Boediono keluar sebagai pemenang Pemilihan Presiden tahun 2009
dan sah untuk mengatur administrasi negara kesatuan Republik Indonesia dari 2009 hingga 2014.

Pemilihan Legislatif

Menurut Pasal 23 Undang-undang Nomor 10 tahun 2008, jumlah kursi untuk anggota DPRD Provinsi
minimal tiga puluh lima dan maksimal seratus kursi. Jumlah ini ditentukan melalui perhitungan jumlah
penduduk wilayah provinsi masing-masing dimana:

1. provinsi berpenduduk minimal 1.000.000 mendapat alokasi 35 kursi.

2. provinsi berpenduduk 1.000.000–3.000.000 mendapat alokasi 45 kursi.

3. provinsi berpenduduk 3.000.000–5.000.000 mendapat alokasi 55 kursi.

4. provinsi berpenduduk 5.000.000–7.000.000 mendapat alokasi 65 kursi.

5. provinsi berpenduduk 7.000.000–9.000.000 mendapat alokasi 75 kursi.

6. provinsi berpenduduk 9.000.000–11.000.000 mendapat alokasi 85 kursi.

7. provinsi berpenduduk di atas 11.000.000 mendapat alokasi 100 kursi.

Selanjutnya pasal 24 undang-undang ini menyebutkan bahwa daerah pemilihan anggota DPRD Provinsi
adalah kabupaten atau kota atau gabungan kabupaten atau kota di mana jumlah kursi setiap daerah
pemilihan anggota DPRD provinsi sama dengan pemilu 2004.
Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten atau kota adalah kecamatan atau gabungan kecamatan
yang jumlahnya sama seperti pemilu 2004. Jumlah kursi DPRD kabupaten atau kota paling sedikit 20
dan paling banyak 50 kursi, yang besaran kursinya ditentukan oleh:

1. wilayah berpenduduk hingga 100.000 mendapat alokasi 20 kursi.

2. wilayah berpenduduk 100.000–200.000 mendapat alokasi 25 kursi.

3. wilayah berpenduduk 200.000–300.000 mendapat alokasi 30 kursi.

219
4. wilayah berpenduduk 300.000–400.000 mendapat alokasi 35 kursi.

5. wilayah berpenduduk 400.00–500.000 mendapat alokasi 40 kursi.

6. wilayah berpenduduk 500.000–1.000.000 mendapat alokasi 45 kursi.

7. wilayah berpenduduk > 1.000.000 mendapat alokasi 50 kursi.

Pemilihan DPD

Untuk pemilihan anggota DPD ditetapkan 4 kursi bagi setiap provinsi. Provinsi adalah daerah pemilihan
untuk anggota DPD. Dan dengan demikian dengan total provinsi sejumlah 33, jumlah anggota DPD
Indonesia adalah 132 orang.

Pemilu 2009 masih menggunakan sistem yang mirip dengan Pemilu 2004. Namun, electoral threshold
dinaikkan menjadi 2,5%. Artinya, partai-partai politik tatkala masuk ke perhitungan kursi caleg hanya
dibatasi bagi yang berhasil mengumpulkan komposisi suara di atas 2,5%. Pemilu ini pun mirip dengan
Pemilu 1999 di mana 48 partai ikut berlaga dalam kompetisi dagang janji ini.

Sejarah Pelaksanaan Pemilu 2014


Pelaksanaan pemilu tahun 2014 terdiri dari pemilihan legislatif yang bertujuan untuk memilih anggota
DPR, DPRD, dan DPD, serta pemilihan presiden. Pemilihan Legislatif dilakukan pada tanggal 9 April
2014 sedangkan Pemilihan Presiden dilakukan pada tanggal 9 Juli 2014, bila hasilnya mengharuskan
dua putaran, maka akan dilakukan di bulan september 2014.

Pemilu tahun 2014 diselenggarakan berdasarkan:

1. Undang-Undang 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (mencakup pemilu kepala daerah

2. Undang-Undang 42/2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

3. Undang-Undang 27/2009 tentang Majelis Permusyarawatan Rakyat, Dewan Perwakilan


Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

4. Undang-Undang 2/2011 tentang Partai Politik

5. Undang-Undang 15/2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

6. Undang-Undang 8/2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPR terdiri dari 560 anggota yang berasal dari 77 daerah pemilihan berwakil majemuk (multi-member
electoral districts) yang memiliki tiga sampai sepuluh kursi per daerah pemilihan (tergantung populasi
penduduk dapil terkait) yang dipilih melalui sistem proporsional terbuka. Ambang batas parlemen
sebesar 3,5 persen berlaku hanya untuk DPR dan tidak berlaku untuk DPRD. Sedangkan DPD memiliki

220
132 perwakilan, yang terdiri dari empat orang dari masing-masing provinsi (dengan jumlah provinsi
33), yang dipilih melalui sistem mayoritarian dengan varian distrik berwakil banyak (single non-
transferable vote, SNTV).

Untuk Pemilu 2014, UU 8/2012 mempertahankan diwajibkannya kuota minimal 30 persen calon
perempuan untuk daftar calon yang diajukan dan satu calon perempuan dalam setiap tiga calon secara
berurutan dari awal daftar calon. Kedua ketentuan ini sekarang memiliki ancaman sanksi jika gagal
dipenuhi partai politik yang gagal memenuhi kuota tersebut akan dicabut haknya sebagai peserta pemilu
di daerah pemilihan di mana kuota tersebut gagal dipenuhi.

Penyelenggara pemilihan umum yang berdasarkan undang-undang dilaksanakan oleh KPU dan
Bawaslu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merupakan lembaga yang bertanggung jawab mengawasi
agar gugatan terkait pemilu ditujukan kepada badan yang tepat dan diselesaikan secara benar, secara
umum, pelanggaran bersifat kriminal dirujuk kepada polisi dan pengadilan biasa, dan pelanggaran
administrasi kepada KPU. UU 8/2012 tentang Pemilihan Umum Legislatif memberikan Bawaslu
wewenang pemutusan perkara dalam sengketa antara KPU dan peserta Pemilu.Putusan Bawaslu bersifat
final terkecuali untuk hal-hal terkait pendaftaran partai politik dan calon legislatif peserta pemilu.

Sedangkan pelanggaran serius yang mempengaruhi hasil pemilu diajukan secara langsung kepada
Mahkamah Konstitusi. Ketentuan dalam UU 15/2011 mengatur bahwa Bawaslu dan KPU adalah
lembaga yang setara dan terpisah. Anggota Bawaslu dipilih oleh komite seleksi yang sama dengan
komite yang memilih anggota KPU. UU 15/2011 juga menetapkan Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu (DKPP). DKPP adalah dewan etika tingkat nasional yang ditetapkan untuk memeriksa dan
memutuskan gugatan dan/atau laporan terkait tuduhan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
anggota KPU atau Bawaslu.

221
Politik Indonesia

Bangsa Indonesia sudah mengalami beberapa rezim pemerintahan dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Dimulai dari era setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga saat ini
bangsa Indonesia mengalami beberapa pergantian rezim dan pasang surut terutama dalam bidang politik
dan ekonomi. Era pasca kemerdekaan dinamakan dengan era Orde Lama, kemudian dilanjutkan oleh
era Orde Baru dan berlanjut ke era Reformasi. Dari sudut pandang politik, terdapat berbagai perbedaan
keadaan dan perkembangan pada ketiga era tadi. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai
Perkembangan Politik Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi:

Perkembangan politik di masa pemerintahan orde lama


Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama
berlangsung sejak tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan dua
sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Orde lama dapat dikatakan resmi dimulai sejak 18 Agustus 1945 saat Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) melantik Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya.
Setelah pelantikan Soekarno dan Mohammad Hatta kemudian dibentuklah Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan.
KNIP kemudian mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik
Indonesia yang terdiri atas 8 provinsi yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra,
Kalimantan (tidak termasuk wilayah Brunei, Sarawak dan Sabah), Sulawesi, Nusa Tenggara serta
Maluku (termasuk Papua).
Pada masa sesudah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai dengan
hadirnya 25 partai politik. Hal ini ditandai dengan Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober
1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Menjelang Pemilihan Umum 1955 yang
berdasarkan demokrasi liberal bahwa jumlah parpol meningkat hingga 29 parpol dan juga terdapat
peserta perorangan.

Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem kepartaian Indonesia dilakukan
penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. 13 Tahun 1960 yang mengatur
tentang pengakuan, pengawasan dan pembubaran partai-partai. Kemudian pada tanggal 14 April 1961
diumumkan hanya 10 partai yang mendapat pengakuan dari pemerintah, antara lain adalah sebagai
berikut: PNI, NU, PKI, PSII, PARKINDO, Partai Katholik, PERTI MURBA dan PARTINDO. Namun,
setahun sebelumnya pada tanggal 17 Agustus 1960, PSI dan Masyumi dibubarkan.
Dengan berkurangnya jumlah parpol dari 29 parpol menjadi 10 parpol tersebut, hal ini tidak berarti
bahwa konflik ideologi dalam masyarakat umum dan dalam kehidupan politik dapat terkurangi. Untuk
mengatasi hal ini maka diselenggarakan pertemuan parpol di Bogor pada tanggal 12 Desember 1964
yang menghasilkan "Deklarasi Bogor".
Moh. Mahfudz, (1998:373-375) dalam Politik Hukum di Indonesia, secara lebih spesifik menguraikan
perkembangan konfigurasi politik Indonesia ketika itu sebagai berikut:

• Pertama, setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, terjadi pembalikan arah dalam
penampilan konfigurasi politik. Pada periode ini konfigurasi politik menjadi cenderung
demokratis dan dapat diidentifikasi sebagai demokrasi liberal. Keadaan ini berlangsung sampai
tahun 1959, dimana Presiden Soekarno menghentikannya melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

222
Pada periode ini pernah berlaku tiga konstitusi, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan
UUDS 1950.

• Kedua, konfigurasi politik yang demokratis pada periode 1945-1959, mulai ditarik lagi ke arah
yang berlawanan menjadi otoriter sejak tanggal 21 Februari 1957, ketika Presiden Soekarno
mengutarakan konsepnya tentang demokrasi terpimpin. Demokrasi Terpimpin merupakan
pembalikan total terhadap sistem demokrasi liberal yang sangat ditentukan oleh partai-partai
politik melalui free fight.

Pada masa pemerintahan orde lama, indonesia mengalami beragam gejolak politik yang sangat
mempengaruhi jalannya pemerintahan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah merdeka Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem
parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada MPR atau parlemen.
MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955,
sehingga koalisi pemerintah yang stabil sulit dicapai.

Peran Islam di Indonesia juga menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih condong ke negara sekuler yang
berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih mengharapkan negara Islam atau
undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.
Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Jawa Barat, Sumatera, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya yang dimulai
sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, serta melemahkan sistem
parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan
kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label
"Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, dan
kebijakan tersebut didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi
resmi dengan Blok Uni Timur / Soviet maupun Blok Barat / Eropa dan Amerika. Selain menyatakan
dukungannya terhadap Soekarno, Para pemimpin tersebut juga berkumpul di Bandung pada tahun 1955
dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Nasib Irian Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau
Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian
kemerdekaan pada 1 Desember 1961. Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah
tersebut dengan Indonesia gagal, sehingga indonesia harus mengambil Irian Barat lewat jalur militer,
Pada 18 Desember pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian Barat yang kemudian terjadi
kontak senjata antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat
menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan
Perjanjian New York pada Agustus 1962, Sehingga Indonesia dapat mengambil alih kekuasaan
terhadap Irian Barat pada 1 Mei 1963.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah
"Rencana Neo-Kolonial" untuk memuluskan rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu

223
dengan dibentuknya Federasi Malaysia dianggap soekarno akan memperluas pengaruh imperialisme
negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Australia dan Inggris untuk
mempengaruhi perpolitikan regional Asia.
Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan mengijinkan Malaysia menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri
Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan
Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu
juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia
(yang didukung penuh oleh Inggris).
Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk
memperkuat dukungan terhadap rezimnya dan, dengan restu dari Soekarno, memulai kampanye untuk
membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Akan tetapi para petinggi
militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta
yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi
Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu
menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Kemudian lebih dari puluhan ribu orang
yang dituduh PKI kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 diprediksi mencapai 500.000.

Perkembangan politik di masa pemerintahan orde baru


Orde Baru dikukuhkan dalam sebuah sidang MPRS yang berlangsung pada Juni-Juli 1966. diantara
ketetapan yang dihasilkan sidang tersebut ialah melarang PKI berikut ideologinya untuk tubuh dan
berkembang di Indonesia dan mengukuhkan Supersemar. Dari ketetapan tersebut, berakibat pada setiap
orang yang pernah terlibat dalam aktivitas PKI ditahan, diadili, diasingkan atau dieksekusi. Pada masa
Orde Baru pula pemerintahan menekankan stabilitas nasional dalam program politiknya dan untuk
mencapai stabilitas nasional terlebih dahulu diawali dengan apa yang disebut dengan konsensus
nasional. Ada dua macam konsensus nasional, yaitu :
1. Pertama berwujud kebulatan tekad pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Konsensus pertama ini disebut juga dengan
konsensus utama.
2. Sedangkan konsensus kedua adalah konsensus mengenai cara-cara melaksanakan konsensus
utama. Artinya, konsensus kedua lahir sebagai lanjutan dari konsensus utama dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan. Konsensus kedua lahir antara pemerintah dan partai-partai
politik dan masyarakat.

Mengawali masa orde baru, setelah Kabinet Ampera terbentuk (25 Juli 1966). Selanjutnya dicanangkan
UU Penanaman Modal Asing (10 Januari 1967), kemudian Penyerahan Kekuasaan Pemerintah RI dari
Soekarno kepada Mandataris MPRS (12 Februari 1967), lalu disusul pelantikan Soeharto (12 Maret
1967) sebagai Pejabat Presiden.
Visi utama dari pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk dapat menjalankan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan dapat konsekuen didalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Dengan kehadiran visi tersebut, Orde Baru dapat memberikan sebuah harapan bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama yang telah berkaitan dengan suatu perubahan politik, dari yang mempunyai sifat
otoriter yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno agar
menjadi lebih demokratis.

224
Harapan dari rakyat tersebut tentu saja memiliki dasar. Presiden Soeharto yang dianggap sebagai tokoh
utama masa Orde Baru ini dipandang rakyat sebagai sesosok pahlawan yang mampu mengeluarkan
sebuah bangsa ini agar dapat keluar dari keterpurukan. Hal ini dapat dianggap demikian karena beliau
berhasil membubarkan kelompok komunis yaitu PKI, yang pada waktu itu telah dijadikan musuh utama
di negeri ini. Selain itu, beliau juga telah berhasil menciptakan keadaan stabilitas keamanan di negeri
ini pasca pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan waktu yang relatif singkat. Itulah
yang menyebabkan beberapa anggapan yang mendasari kepercayaan rakyat Indonesia terhadap
pemerintahan Orde Baru ini di bawah kepimpinan Presiden Soeharto.

Tetapi kemudian harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya dapat terwujud. Karena apabila dilihat dan
dirasakan sejatinya di dalam negeri ini tidak ada perubahan yang substantif dari suatu kehidupan politik
di Indonesia. Antara masa Orde Baru maupun masa Orde Lama sejatinya sama-sama otoriter. Di dalam
perjalanan politik dari pemerintahan Orde Baru, kekuasaan dari Presiden merupakan semua pusat dari
seluruh proses perpolitikan di Indonesia.

Lembaga Kepresidenan juga merupakan pengontrol yang utama dari lembaga negara lainnya baik itu
yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, MA, BPK dan DPA) maupun yang bersifat infrastruktur (LSM,
Partai Politik, dan sebagainya). Selain itu, Presiden Soeharto juga memiliki sejumlah legalitas yang
tidak dapat dimiliki oleh siapapun seperti Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak
Pembangunan, maupun Panglima Tertinggi dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Perkembangan politik di masa Reformasi

Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde
Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi". Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde
Baru di jajaran pemerintahan di masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa
Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut
sebagai "Era Pasca Orde Baru".
Berakhirnya rezim Orde Baru, telah membuka kemungkinan guna menata kehidupan demokrasi.
Reformasi politik, ekonomi dan hukum merupakan agenda yang tidak dapat ditunda. Demokrasi
menuntut lebih dari sekedar pemilu. Demokrasi yang mumpuni harus dibangun melalui struktur politik
dan kelembagaan demokrasi yang sehat. Namun nampaknya tuntutan reformasi politik, telah
menempatkan pelaksanan pemilu menjadi agenda pertama.

Pemilu pertama di masa reformasi hampir sama dengan pemilu pertama tahun 1955 diwarnai dengan
keprihatinan dan kejutan.

• Pertama, menurunnya perolehan suara Golkar.

• Kedua, kenaikan perolehan suara PDI P.

• Ketiga, kegagalan partai-partai Islam meraih suara siginifikan.

• Keempat, kegagalan PAN, yang awalnya dinilai paling reformis, ternyata hanya menempati
urutan kelima.

Kekalahan PAN, mengingatkan pada kekalahan yang dialami Partai Sosialis, pada pemilu 1955,
diprediksi akan memperoleh suara signifikan namun lain nyatanya.

Perkembangan politik di masa Reformasi berlangsung setelah mundurnya Soeharto hingga sekarang,
dimana pada rentang waktu tersebut telah terjadi beberapa kali pergantian pemerintahan, pada

225
kesempatan kali ini kita hanya akan menjelasakan Perkembangan politik di masa Reformasi pada saat
pemerintahan B.J Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati soekarno putri dan Susilo Bambang
Yudoyono.

Pemerintahan B.J Habibie


Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai Presiden, ditentang oleh gelombang
demonstrasi dari puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang
demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang menelan 18 korban jiwa. Masa
pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk
membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan pengawasan
terhadap kebebasan berekspresi dan media massa.
Presiden BJ Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan politik
dilepaskan secara bergelombang, seperti Muchtar Pakpahan dan Sri Bintang Pamungkas. Namun
setelah Habibie membebaskan banyak tahanan politik, tahanan politik baru muncul. Sejumlah aktivis
mahasiswa diadili atas tuduhan menghina pemerintah atau menghina kepala negara.
Beberapa langkah perubahan diambil oleh Habibie, seperti liberalisasi parpol, kebebasan berpendapat,
pemberian kebebasan pers, dan pencabutan UU Subversi. Walaupun begitu Habibie juga sempat
tergoda meloloskan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya, namun urung dilakukan karena besarnya
tekanan politik dan kejadian Tragedi Semanggi II yang menewaskan mahasiswa UI, Yun Hap.

Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya yang memperbolehkan
Timor Timur untuk menggelar referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari
pangkuan Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak populer di mata masyarakat
sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam
dalam sejarah Indonesia.
Namun di akhir pemerintahan habibie, pemilu tahun 1999 dapat terlaksana dengan baik meskipun
pengesahan hasil Pemilu sempat tertunda, secara umum proses pemilu multi partai pertama di era
reformasi jauh lebih Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber) serta adil dan jujur dibanding masa
Orde Baru. Hampir tidak ada indikator siginifikan yang menunjukkan bahwa rakyat menolak hasil
pemilu yang berlangsung dengan aman.
Pemeintahan Abdurahman Wahid
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan Megawati
Sukarnoputri keluar sebagai pemenang pada pemilu parlemen dengan memperoleh 34% dari seluruh
suara, Golkar (partai Soeharto - yang selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) mendapat
22% suara, Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%, Partai Kebangkitan Bangsa
pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%.

Kemudian pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid / Gus Dur sebagai presiden dan
Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Gus Dur membentuk kabinet pertamanya,
Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada
Agustus 2000.
Pemerintahan Presiden Wahid melanjutkan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah
situasi yang mengkhawatirkan. Selain ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya
juga menghadapi konflik antar agama dan antar etnis, terutama di Papua, Maluku, dan Aceh.

Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal

226
dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia menyebabkan masalah-masalah
kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-
kebijakan Gus Dur sehingga menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.
Pemerintahan Megawati soekarno putri
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan
pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta
Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah
tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia
mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil
presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.
Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono
Pemilu 2004, merupakan pemilu kedua dengan dua agenda: pertama memilih anggota legislatif dan
kedua memilih presiden. Untuk agenda pertama terjadi kejutan, yakni naiknya kembali suara Golkar,
turunan perolehan suara PDI-P, tidak beranjaknya perolehan yang signifikan dari partai Islam dan
munculnya Partai Demokrat yang melewati PAN.

Dalam pemilihan presiden yang diikuti lima kandidat (Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati
Soekarno Putri, Wiranto, Amin Rais dan Hamzah Haz), berlangsung dalam dua putaran, yang
menempatkan pasangan SBY dan JK, dengan meraih 60,95 persen suara sebagai pemenang. Susilo
Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa
kerjanya telah menerima berbagai hambatan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh
dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada
awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan
Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan menyudahi konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah
Aceh. Atas prestasi SBY yang di tanam sejak tahun 2004 telah mengantar beliau naik kembali duduk
di kursi presiden dengan pasanganya pak Budiono pada pemilu tahun 2009.

227
Demokrasi di Indonesia

Perkembangan Demokrasi Orde Lama

Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan setelah kemerdekaan baru terbatas pada interaksi
politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan. Walaupun tidak
banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada masa setelah kemerdekaan,
akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik
secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi
dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka ada kesempatan terbentuknya sejumlah partai
politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-masa
selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik indonesia.
Semenjak dikeluarkannya maklumat wakil presiden No. X 3 november 1945, yang menyerukan
pembentukan partai-partai politik, Partai politik memainkan peranan sentral dalam kehidupan politik
dan proses pemerintahan. Persaingan antar kepentingan dan kekuatan politik mengalami perkembangan
dan semakin nampak jelas. Pergulatan politik ditandai oleh tarik menarik antara partai politik di dalam
lingkaran kekuasaan dengan kekuatan politik / partai politik di luar lingkungan kekuasaan.
Kegiatan partisipasi politik di masa orde lama atau atau saat diberlakukannya demokrasi parlementer
(1945-1959) berjalan dengan hingar bingar, terutama melalui saluran partai politik yang
mengakomodasikan ideologi dan nilai primordialisme (paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil) yang tumbuh di tengah masyarakat.
Saat diterapkannya demokrasi parlementer juga sering disebut masa kejayaan demokrasi di Indonesia,
sebab hampir seluruh elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di
Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat vital dalam
proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah
mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya.
Sejumlah kasus jatuhnya kabinet dalam periode ini merupakan contoh nyata dari tingginya akuntabilitas
pemegang jabatan dan politisi. Terdapat sekitar 40 partai yang terbentuk dengan tingkat otonomi yang
tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan partainya maupun para simpatisannya.
Dalam perkembangan demokrasi di era orde lama atau saat diberlakukannya demokrasi parlementer
(1945-1959) salah satu hal yang dikecewakan adalah masalah presiden (soekarno) yang hanya sebagai
simbolik semata begitu juga peran militer.
Akhirnya massa ini mengalami kehancuran setelah terjadinya perpecahan antar elit dan antar partai
politik. Perpecahan antar elit politik ini diperparah dengan konflik tersembunyi antar kekuatan parpol
dengan Soekarno dan militer, serta adanya ketidakmampuan setiap kabinet dalam merealisasikan
programnya dan mengatasi potensi perpecahan regional. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Soekarno
untuk merealisasikan nasionalis ekonomi, dan diberlakukanya UU Darurat pada tahun 1957, maka
sebuah masa demokrasi parlementer (1945-1959) telah usai dan demokrasi terpimpin kini telah dimulai.
Secara umum, terdapat 3 poin penting yang menjadi penyabab gagalnya pelaksanaan demokrasi
parlementer (1945-1959) di indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang
sama-sama tidak suka dengan proses dan kondisi politik yang berjalan.
2. Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik
3. Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah

228
Setelah gagalnya demokrasi parlementer dan diteruskan oleh demokrasi terpimpin maka periode
demokrasi terpimpin ini secara dini dimulai dengan terbentuknya Zaken Kabinet pimpinan Ir. Juanda
pada 9 April 1957, dan menjadi tegas setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin ialah: menggabungkan sistem kepartaian, dengan
terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi sedemikian
lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari
semangat anti kebebasan pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Akibat dari demokrasi terpimpin adalah kekuasaan menjadi tersentral di tangan presiden, dan secara
signifikan diimbangi dengan peran PKI dan Angkatan Darat. Kekuatan-kekuatan Suprastruktur dan
infrastruktur politik dikendalikan secara hampir penuh oleh presiden. Dengan ambisi yang besar PKI
mulai memperluas kekuatannya sehingga terjadi kudeta oleh PKI yang akhirnya gagal di penghujung
September 1965.
Dari uraian diatas dapat di simpulkan menjadi beberapa poin penting dalam perkembangan demokrasi
Orde Lama, antara lain:

• Stabilitas politik secara umum memprihatinkan. Ditandai dengan kuantitas konflik politik yang
amat tinggi. Konflik kebanyakan bersifat ideologis dan primordial dalam masa 20 tahun pasca
merdeka.

• Stabilitas pemerintah dalam 20 tahun bereda dalam kedaan memprihatinkan. Mengalami 25


pergantian kabinet, 20 kali pergantian kekuasaan eksekutif dengan rata-rata satu kali pergantian
setiap tahun.

• Perangkat kelembagaan yang memprihatinkan. Ketidaksiapan aparatur pemerintah dalam


proses politik menjadikan birokrasi tidak terurus.

• Krisis ekonomi. Pada masa demokrasi parlementer krisis dikarenakan kabinet tidak sempat
untuk merealisasika program ekonomi karena pergantian kekuasaan yang kerap terjadi. Masa
demokrasi terpimpin mengalami krisis ekonomi karena kegandrungannya terhadap revolusi
serta urusan internasional sehingga kurang diperhatikannya sektor ekonomi dalam negeri.

Perkembangan Demokrasi Orde Baru

Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi, poltik dan,
ideologi. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru ditandai oleh adanya kebebasan politik yang besar.
Presiden Soeharto yang menggantikan Presiden Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI, menerapkan model
Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu disebut Demokrasi Pancasila (Orde baru), penamaan Demokrasi
Pancasila juga bertujuan untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sejatinya
tepat dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga tahun ini, kekuasaan
seolah-olah akan didistribusikan kepada rakyat. Oleh karena itu kalangan elit politik, aktivis dan
organisasi sosial politik yang siap menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi
mendukung program-program pembaruan pemerintahan baru.
Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat terutama dalam pembangunan disegala bidang
melalui Pelita I, II, III, IV, V. Namun lama kelamaan perkembangan yang terlihat adalah semakin
lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara dengan masyarakat. Orde Baru mewujudkan dirinya

229
sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, sementara masyarakat semakin terasingkan dari
lingkungan kekuasaan dan proses pembuatan kebijakan. Kedaan ini tidak lain adalah akibat dari:
1. Intervensi negara secara berlebihan terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan
keleluasaan lebih kepada negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi.
2. Kemenangan mutlak Partai Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yang kuat
kepada negara.
3. Dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi.
4. Dipakai pendekatan keamanan
5. Tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari
bantuan luar negeri, dan akhirnya sukses menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok
rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab
struktural.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan
sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan
pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi
lembaga nonpemerintah.
Berakhirnya masa Orde Baru, melahirkan era baru yang disebut masa reformasi. OrdeBaru berakhir
pada saat Presiden Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J.Habibie pada tanggal
21 Mei 1998.

Perkembangan Demokrasi Masa Reformasi (1998 Sampai Sekarang)

Sejak berakhirnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi
yang dijalankan terhadap hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini diawali dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) sebab dinilai sebagai sumber utama kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di masa
Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya perubahan
terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negara, akibat
amandemen tersebut sehingga dengan sendirinya terjadi perubahan terhadap model demokrasi yang
dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru. Saat masa
pemerintahan Habibie mulai nampak beberapa indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama,
diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan
kenegaraan. Kedua, diberlakunya system multi partai dalam pemilu tahun 1999.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah Demokresi Pancasila, tentu saja
dengan karakteristik yang berbeda dengan Demokresi Pancasila yang diterapkan pada masa orde baru
dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959.
Perbaikan ke arah positif Perkembangan Demokrasi pada masa Reformasi ini dapat tercermin dalam
beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pemilu yang dilaksanakan tahun 1999 jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya serta
pelaksanaan pemilu setelah tahun 1999 juga berjalan demokratis dan lebih baik daripada
pelaksanaan pemilu sebelum 1999.

230
2. Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.
3. Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
4. Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.

Perkembangan demokrasi masa reformasi yang menuju ke arah positif dapat terlihat dari pengakuan
Freedom House pada Tahun 2006 yang memasukkan negara Republik Indonesia sebagai negara
demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India. Pujian-pujian atas perkembangan demokrasi juga
terus mengalir dari berbagai kalangan.
Namun dibalik perkembangan demokrasi yang menuju ke arah positif, penerapan demokrasi oleh
sebagian kalangan dianggap tidak memberikan kesejahteraan tetapi justru melahirkan pertikaian dan
pemiskinan. Rakyat yang seharusnya diposisikan sebagai penguasa tertinggi, ironisnya justru sering
dipinggirkan. Kondisi buruk diperparah oleh elite politik dan aparat penegak hukum yang menunjukkan
aksi-aksi blunder. Banyak perilaku wakil rakyat yang tidak mencerminkan aspirasi pemilihnya, bahkan
opini publik sengaja disingkirkan guna mencapai aneka kepentingan sesaat. Banyak kasus-kasus yang
amat mencederai perasaan rakyat mudah ditampilkan dan mengundang kemarahan publik.
Kondisi ini dikuatkan dengan pernyataan Jusuf Kalla (mantan Wapres) yang mengatakan bahwa
demokrasi cuma cara, alat atau proses, dan bukan tujuan. Demokrasi boleh di nomor duakan di bawah
tujuan utama peningkatan dan pencapaian kesejahteraan rakyat.

Oleh karenanya di tengah eforia demokrasi, kita semua harus berhati-hati akan kepentingan sempit yang
sangat mungkin menjadi penumpang gelap. selain itu sinkronisasi antara demokrasi dengan
pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya
untuk pemenuhan kepentingan partai dan kelompok tertentu saja. Jadi, demokrasi yang kita terapkan
sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu
Pancasila dan UUD 1945 serta bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa indonesia secara
umum.

231
Bela Negara

Bela Negara adalah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan secara menyeluruh, teratur
dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan (eksistensi) hidup Bangsa dan Negara.
Bela Negara juga dapat diartikan sebagai suatu konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi sebuah negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari
suatu negara dalam kepentingan menjaga dan mempertahankan keberlangsungan negara
tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau
agresi dari pihak yang mengancam eksistensi negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini
diterjemahkan sebagai upaya untuk turut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
lewat moral, sosial, pendidikan, maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun
bangsa tersebut.
Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam Undang-undang.
Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945, khususnya pasal
30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa membela bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat
Indonesia tanpa terkecuali. Untuk penjabaran lebih lengkap mengenai dasar hukum undang-undang
tentang upaya bela negara adalah sebagai berikut:
1. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
2. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.

Unsur Dasar Bela Negara


Didalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, diantaranya adalah:
1. Cinta Tanah Air
2. Rela berkorban untuk bangsa & Negara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
4. Kesadaran Berbangsa & bernegara
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

Fungsi dan Tujuan Bela Negara


Terdapat beragam Fungsi bela negara, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menjaga keutuhan wilayah negara.
2. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman.
3. Merupakan panggilan sejarah.
4. Merupakan kewajiban setiap warga negara.

Terdapat beragam Tujuan bela negara, diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
2. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara.

232
3. Melaksanakan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
4. Melestarikan budaya.
5. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Manfaat Bela Negara


Berikut ini berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari bela negara:
1. Membentuk perilaku jujur, adil, tegas, tepat, dan kepedulian antar sesama.
2. Menghilangkan sikap negatif seperti tidak disiplin, egois, malas, boros dan apatis.
3. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
4. Berbakti pada agama, orang tua dan bangsa.
5. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
6. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
7. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
8. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
9. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
10. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.

Contoh Bela Negara dalam Kehidupan Sehari-hari


Contoh beberapa bentuk bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
2. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
3. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
4. Melestarikan budaya yang ada (lingkungan masyarakat)
5. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat)
6. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
7. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)
8. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
9. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga)

Dasar Hukum Bela Negara


Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara adalah sebagai berikut:
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
3. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

233
6. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

Dalam upaya menjaga kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen untuk memperingatinya. Hari
yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara dipilih tanggal 19 Desember. Penetapan ini dimulai
tahun 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dituangkan melalui Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006.
Selain itu, Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep bela negara di tengah masyarakat,
salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela Negara. Mars ini digubah oleh salah seorang
musisi Indonesia yang mempunyai nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.

234

Anda mungkin juga menyukai