Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI

DASAR NEGARA
MATERI KE LIMA
Perumusan dan
Pengesahan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
• Tanggal 29 April 1945, saat ulang tahun Kaisar Jepang,
Pemerintah Jepang menjanjikan “hadiah” bagi Indonesia,
yaitu kemerdekaan tanpa syarat.
• Untuk mendapatkan simpati Indonesia, Jepang
membentuk badan yang bertugas menyelidiki usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Ketua Dr.Radjiman Wedyodiningrat
• Anggotanya terdiri dari para tokoh Indonesia dan Jepang,
termasuk etnis Cina, Arab maupun Eropa lainnya yang
tinggal di Pulau Jawa.
Sidang BPUPKI Pertama
• Sidang BPUPKI pertama :
tanggal 29 Mei 1945 sd 1 Juni 1945.
• Dalam persidangan pertama ada tiga
Pembicara : Mr. Mohammad Yamin, Dr.
Soepomo, Ir. Soekarno.
• Mereka diminta oleh Ketua Sidang untuk
menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang
landasan dasar negara Indonesia Merdeka.
Sidang Pleno pertama 29 Mei 1945, Mr. Mohammad Yamin
mengajukan usulan secara lisan mengenai dasar negara
kebangsaan sebagai berikut :

• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan.
• Peri Ke-Tuhan-an.
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat.

Disusul usulan tertulis dengan rumusan :

*Ketuhanan Yang Maha Esa.


• Kebangsaan Persatuan Indonesia.
• Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
• Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.
Pancasila  Trisila
Ekasila
Kelima prinsip sebagai dasar negara Indonesia merdeka itu
diusulkan dan diberi nama Pancasila. Kata itu disarankan oleh
salah seorang teman beliau yang ahli bahasa. Menurut Ir.
Soekarno bahwa kelima dasar (sila) tersebut dapat diperas
menjadi Tri Sila yaitu:
1. Sosio Nasionalisme yang merupakan sintesis dari Kebangsaan
(nasionalisme) dengan Peri Kemanusiaan (internasionalisme).
2. Sosio Demokrasi yang merupakan sintesis dari Mufakat
(demokrasi) dengan Kesejahteraan sosial.
3. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Tri Sila ini masih bisa diperas lagi dengan inti Gotong Royong
yang merupakan ciri kehidupan bangsa Indonesia.
Ketua BPUPKI membentuk “Panitia Kecil” , terdiri delapan
orang dengan Ketua Ir.Soekarno dengan tugas
menampung konsep-konsep dan usul-usul dari para
anggota BPUPKI.
Setelah konsep diteliti, ada 9 (sembilan) pokok masalah,
yaitu :
1.Permintaan Indonesia merdeka dengan selekas-
lekasnya.
2.Tentang Dasar Negara
3.Masalah Unifikasi dan Federasi ( bentuk negara )
4.Bentuk Pemerintahan dan Kepala Negara
5.Tentang Warga Negara
6.Masalah Pemerintahan Daerah
7.Masalah Agama dan hubungannya dengan
Negara
8.Masalah Pembelaan negara
9.Masalah Keuangan.
Sebelum sidang ke II BPUPKI, Panitia Kecil
mengadakan pertemuan tanggal 22 Juni 1945
dan usulan untuk diputuskan dalam sidang ke II
BPUPKI :

1.Pertama : Penetapan Bentuk Negara dan


Penyusunan Hukum Dasar Negara.
2.Kedua : Permintaan kepada Pemerintah
Jepang untuk selekasnya mengesahkan
Hukum Dasar.
3.Ketiga: Meminta kepada Pemerintah Jepang
agar diadakan Badan Persiapan selekas
mungkin yang tugasnya mempersiapkan
Negara Indonesia Merdeka di atas Hukum
Dasar yang telah disusun.
4.Keempat : Pembentukan Tentara
Kebangsaan dan Keuangan.
Masa Persidangan BPUPKI ke II
Dibentuk 3 Panitia :
1.Panitia Perancang UUD, Ketua Ir.Soekarno
2.Panitia Pembelaan Tanah Air, Ketua Abikoesno
Tjokrosoejoso
3.Panitia Keuangan dan Perekonomian Ketua Drs.
Moh.Hatta.

Pada sidang tanggal 14 Juli 1945 Panitia Kecil


Perancang UUD menyerahkan hasil kepada Ketua
Sidang BPUPKI untuk dibahas bersama, terdiri dari 15
Bab dan 42 Pasal.
Tanggal 16 Juli 1945 materi UUD diterima oleh
Sidang BPUPKI. Namun setelah sidang ke II ini BPUPKI
dibubarkan karena dianggap tugasnya telah selesai.
• 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Pemerintah
Jepang tidak berkuasa lagi di Indonesia. Keadaan ini dimanfaatkan
Pemuda Pejuang Bangsa untuk memerdekakan diri.
• 15 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta diculik
oleh para Pemuda Pejuang Bangsa, dibawa ke Rengasdengklok
dengan tuntutan agar segera memproklamasikan kemerdekaan.
• 16 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
dibebaskan oleh Mr. Achmad Soebardjo dengan jaminan SEGERA
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
1945.
• Tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 bertempat di Jl.Pegangsaan
Timur No.56 diproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia.
Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan Drs.
Moh.Hatta (atas nama bangsa Indonesia).
• Naskah Proklamasi disusun bersama oleh Ir.Soekarno, Drs.
Mohammad Hatta, Mr. Achmad Soebardjo, Sukarni dan Sajuti
Melik. Naskah diketik oleh Sajuti Melik. Saat pelaksanaan
Proklamasi Kemerdekaan hadir seluruh anggota PPKI, tokoh
pemuda, tokoh masyarakat dan lain-lain sekitar 1000 orang.
Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada saat Proklamasi dijahit
oleh Ibu Fatmawati Soekarno.
Konsep , Tujuan dan Urgensi Dasar Negara

Negara adalah organisasi kekuasaan yang


berdaulat yang dengan tata pemerintahan yang
melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu
daerah tertentu.

Ada 3 (tiga) unsur yang menjadi syarat mutlak


adanya negara, yaitu :

a.Unsur tempat atau daerah, wilayah.


b.Unsur manusia atau rakyat/bangsa.
c.Unsur organisasi atau tata kerjasama
atau tata pemerintahan.
Berbicara tentang negara dari perspektif tata negara ada
dua pendekatan, yaitu :

1. Negara dalam keadaan diam (statis) yang fokus


pengkajiannya pada bentuk dan struktur organisasi
negara.

2. Negara dalam keadaan bergerak (dinamis), fokus


pengkajiannya tentang mekanisme penyelenggaraan
Lembaga-lembaga negara baik di pusat maupun di
daerah. Pendekatan ini juga meliputi bentuk
pemerintahan seperti yang dianggap paling tepat
untuk sebuah negara.
Dinamika & Tantangan Pancasila
sbg Dasar Negara.
Pancasila sebagai paradigma kehidupan
berarti :
Pancasila merupakan dasar, kerangka
berpikir, fondasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Bangsa Indonesia memandang dunia
dalam kerangka Pancasila yang menjadi
Dasar Negara Republik Indonesia.
Demikian juga dalam melihat
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus selalu disesuaikan dengan
nilai-nilai Pancasila
• Pancasila harus dipertanggungjawabkan
secara yuridis konstitusional maupun secara
obyektif ilmiah

1.Secara yuridis konstitusional,


adalah Pancasila digunakan
sebagai dasar yang digunakan
untuk mengatur penyelenggaraan
pemerintahan negara.

2.Secara obyektif ilmiah, adalah


Pancasila sebagai paham filsafat
(suatu philosophical way of
Mengingat Pancasila adalah Dasar Negara maka
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai
Dasar Negara memiliki sifat mengikat dan memaksa.
Setiap WNI harus taat dan tunduk kepada Pancasila
sebagai sebuah proses dalam upaya mempertahankan
keberadaan/eksistensi NKRI
Hal ini disebut imperatif  Pancasila bersifat
memaksa dan atau mengikat seluruh warga NKRI agar
melaksanakan, mewariskan, mengembangkan dan
melestarikan Pancasila.
Yang pertama melaksanakan atau mengamalkan
nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya setiap warga negara
mewariskan atau meneruskan nilai-nilai tersebut
kepada generasi penerus. Berikutnya, dengan adanya
era global, era digital, era revolusi industri 4.0 maka
nilai-nilai Pancasila yang bersifat fleksibel dapat
dikembangkan sesuai modernisasi namun nilai-nilai
Pancasila tetap dilestarikan, harus dipedomani
namun tidak boleh diubah.

Anda mungkin juga menyukai