Anda di halaman 1dari 143

PENGANTAR TES WAWASAN KEBANGSAAN

• PANCASILA
• UUD 1945
• BHINNEKA TUNGGAL IKA
• WAWASAN NUSANTARA
• KAPITA SELEKTA

BAGUS SARWONO, MPA


FOUNDER SEKOLAH PEMILU
PANCASILA
PENGERTIAN PANCASILA
Secara Etimologis
• Istilah “Pancasila” berasal dari Bahasa Sanskerta yang terdiri atas kata “panca” yang artinya lima
serta kata “syila” (vokal "i" pendek) yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Sementara itu, “syiila”
vokal "i" panjang artinya peraturan atau tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh.

Secara Terminologis
• Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan negara Republik
Indonesia. Untuk melengkapi alat–alat perlengkapan negara seperti lazimnya negara–negara
merdeka, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang.
• Pada sidang tanggal 18 Agustus 1945, PPKI berhasil mengesahkan Undang–Undang Dasar Negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Undang–undang tersebut terdiri atas dua
bagian, yaitu Pembukaan UUD 1945 dan Pasal–pasal UUD 1945. Adapun, UUD 1945 berisi 37 pasal, 1
(satu) Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 (empat) pasal, serta 1 (satu) Aturan Tambahan yang terdiri
atas 2 (dua) ayat.
• Pada bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea, tercantum rumusan Pancasila
IDEOLOGI PANCASILA
• Secara Bahasa, ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea artinya pemikiran, konsep
atau gagasan. Logos artinya pengetahuan;
• Dalam istilah yang sederhana, ideologi berarti pengetahuan tentang ide, keyakinan, atau
gagasan. Atau dalam pengertian yang lebih luas, ideologi dapat dikatakan sebagai
seperangkat prinsip yang dijadikan dasar untuk memberikan arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam melangsungkan dan mengembangkan kehidupan nasional suatu bangsa dan
negara.
Dasar dan ldeologi Negara Republik Indonesia
▶ Pancasila sebagai dasar negara, tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
Pembukaan
(Preambule)

Pembukaan UUD 1945 alinea 1:


Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Pembukaan UUD 1945 alinea 2:


Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Pembukaan UUD 1945 alinea 3:


Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Pembukaan UUD 1945 alinea 4:


Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada KetuhananYang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
LEGALITAS RUMUSAN PANCASILA
Secara konstitusional, perumusan Pancasila yang benar
adalah rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Hal ini juga diperkuat dalam
Ketetapan MPR XX/MPRS/1966 dan INPRES Nomor 12
tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan,
penulisan, dan rumusan Pancasila yang sah dan benar adalah
PEMBUKAAN UUD 1945.
Sejarah Lahirnya Pancasila (1)
• Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha–
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritsu Zyunbi Tioosakai dengan
susunan, sebagai berikut.
Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda : IchibangaseYoshio (seorang anggota luar biasa)
Ketua Muda : R.P. Soeroso (Merangkap Kepala)
Beranggotakan 60 (enam puluh) orang.
Sejarah Lahirnya Pancasila (2)
• Pada SIDANG PERTAMA BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945): membahas tentang usulan dasar negara
Indonesia. Beberapa anggota BPUPKImenyodorkan usulan dasar negara, sebagai berikut.
✓ Pada tanggal 29 Mei 1945, Moh. Yamin mengemukakan dasar negara dalam isipidatonya, di
antaranya:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat

✓ Setelah berpidato, Moh. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis mengenai rancangan yaitu:
1) KetuhananYang Maha Esa
2) Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sejarah Lahirnya Pancasila (3)
✓ Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan
dasar negara, di antaranya:
1) Persatuan
2) Kekeluargaaan
3) Keseimbangan Lahir dan Batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
Sejarah Lahirnya Pancasila (4)
✓ Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan dasar dari kemerdekaan Indonesia adalah
dasar didirikannya suatu negara yang disebut philosophische grondslag, yaitu fundamen, filsafat,
jiwa, pikiran yang sedalam–dalamnya, yang di atasnya didirikan Indonesia yang merdeka.
Kemudian, Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negara Indonesia disebut dengan Pancasila, yaitu:
1) Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2) Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan

✓ Soekarno mengemukakan jika anggota sidang tidak setuju dengan rumusan Pancasila di atas, kelima
sila tersebut dapat diperas menjadi “Trisila”, yaitu:
1) Sosio nasionalisme
2) Sosio demokrasi
3) Ketuhanan

✓ Rumusan Trisila ini bisa diperas menjadi satu sila yang dapat disebut Ekasila, yaitu gotong royong.
Ideasil Indonesia menurut Ir. Soekarno adalah gotong royong.
Sejarah Lahirnya Pancasila (5)
✓ Panitia Delapan yang dibentuk oleh Ketua Sidang BPUPKI menggodok rumusan Soekarnotentang Pancasila.
✓ Panitia Delapan juga menampung usul–usul tiap anggota lain. Setiap anggota diberi kesempatan mengajukan
usul secara tertulis, paling lambat tanggal 20 Juni 1945.
✓ Setelah panitia delapan memeriksa usulan para anggota, disimpulkan ada perbedaan pendapat tentang
hubungan antara negara dan agama.
✓ Para anggota golongan Islam menginginkan negara berdasarkan syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis
menginginkan negara tidak beradasarkan hukum pada salah satu agama.
✓ Untuk mengatasi perbedaan itu, dibentuklah panitia kecil yang berjumlah sembilan orang (Panitia Sembilan)
yang anggotanya berasal dari golongan nasionalis dan agama.
✓ Anggota Panitia Sembilan, di antaranya sebagai berikut.
1) Ir. Soekarno
2) Ki Bagus Hadikusumo
3) K.H. Wachid Hasjim
4) Moh.Yamin
5) M. Sutardjo Kartohadikusumo
6) A.A. Maramis
7) R. Otto Iskandar Dinata
8) Drs. Moh. Hatta
9) H. Agus Salim
Sejarah Lahirnya Pancasila (6)
• Pada 22 Juni 1945 PANITIA SEMBILAN berhasil dirumuskan Mukadimah (Preambule) Hukum Dasar,
yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan“Piagam Jakarta”.
• Isi dari Piagam Jakarta, sebagai berikut.
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Pada SIDANG KEDUA BPUPKI (10–16 Juli 1945), Ir. Soekarno diminta untuk menjelaskan tentang
kesepakatan (Piagam Jakarta) tanggal 22 Juni 1945 sebagai dasar negara. Selanjutnya, dibentuk tiga
panitia kecil, yaitu:
1) Panita Perancang UUD
2) Panitia Perancang Ekonomi dan Keuangan
3) Panitia Perancang Pembela Tanah Air
Sejarah Lahirnya Pancasila (7)
• BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan
selanjutnya dibentuk DokuritsuJunbi Inkai (PPKI) dengan Ir.
Soekarno sebagai ketua.
• Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal
15 Agustus 1945.
• Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945
Sejarah Lahirnya Pancasila (8)
Setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan agenda,
sebagai berikut.

1) Mengesahkan Undang–Undang Dasar 1945


• Panitia mengubah Piagam Jakarta tujuh kata setelah kata ‘Ke-Tuhanan’, yang awalnya berbunyi “Ke-
Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya” diubah menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa. Klausul pasal pada batang tubuh Undang–Undang Dasar 1945 Pasal 6
ayat (1) mengenai syarat presiden juga diubah. Semula ayat ini mensyaratkan presiden harus orang
Islam, tetapi kemudian diubah menjadi “harus orang Indonesia asli.”

1) Memilih Presiden dan Wakil Presiden Pertama


• Atas usul anggota Otto Iskandardinata, pemilihan presiden dilakukan secara aklamasi. Kemudian,
ditunjuklah Ir. Soekarno menjadi presiden dan Moh. Hatta menjadi wakil presiden.

1) Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai Musyawarah Darurat.


Sejarah Lahirnya Pancasila (8)
Setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan agenda,
sebagai berikut.

1) Mengesahkan Undang–Undang Dasar 1945


• Panitia mengubah Piagam Jakarta tujuh kata setelah kata ‘Ke-Tuhanan’, yang awalnya berbunyi “Ke-
Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya” diubah menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa. Klausul pasal pada batang tubuh Undang–Undang Dasar 1945 Pasal 6
ayat (1) mengenai syarat presiden juga diubah. Semula ayat ini mensyaratkan presiden harus orang
Islam, tetapi kemudian diubah menjadi “harus orang Indonesia asli.”

1) Memilih Presiden dan Wakil Presiden Pertama


• Atas usul anggota Otto Iskandardinata, pemilihan presiden dilakukan secara aklamasi. Kemudian,
ditunjuklah Ir. Soekarno menjadi presiden dan Moh. Hatta menjadi wakil presiden.

1) Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai Musyawarah Darurat.


9 Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir
dan batin masyarakat yang beraneka ragam. Pancasila juga mengatur cara pandang bangsa
Indonesia sebagai petunjuk kehidupan sehari-hari.

2. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan kelahiran bangsa Indonesia. Kendati baru
disahkan saat kemerdekaan, nilai-nilai Pancasila dan butir-butir Pancasila sudah tertanam pada
rakyat sebelum kemerdekaan menjadi cerminan jiwa bangsa.

3. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila memberi ciri khas dan corak bangsa Indonesia dari bangsa lain. Baik dari sikap mental
maupun tingkah laku yang baik menjadi perwujudan nilai-nilai Pancasila. Karena itu, Pancasila juga
berfungsi sebagai identitas bangsa yang harus ditanamkan sebagai kepribadian pada individu
bangsa Indonesia.
9 Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara (2)

4. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur


Pendiri bangsa telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara yang harus terus dijaga.
Pancasila juga menjadi warisan intelektuall bangsa dan perjanjian luhur yang harus dipertahankan
bangsa Indonesia.
5. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Karena
itu, tiap hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Tiap sila Pancasila menjadi nilai dasar, sementara hukum dalam nilai instrumental atau
penjabaran dari sila Pancasila tersebut.
6. Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai cita-cita bangsa Indonesia ditandai dengan termuatnya isi Pancasila di
pembukaan UUD 1945. Dalam konteks ini, Pancasila menjadi tujuan bangsa, menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
9 Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara (3)

7. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila dianggap mencerminkan filosofi yang dianut bangsa Indonesia dalam kelima silanya
sehingga sesuai diterapkan sebagai ideologi negara. Isi dari pancasila mengandung nilai falsafah
dan kepribadian bangsa sesuai norma bangsa Indonesia yang diyakini paling benar, adil, bijaksana,
dan tepat untuk mempersatukan rakyat Indonesia.
8. Pancasila sebagai Dasar Negara
Ideologi dan nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman dan landasan mengatur dan menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi sumber kaidah
hukum yang mengatur RI, termasuk unsur-unsurnya, yakni pemerintah, wilayah, dan rakyatnya.
9. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Pancasila menjadi visi atau arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan
persatuan, berkerakyatan, dan menjunjung tinggi nilai keadilan. ideologi pancasila ditetapkan
sebagai ideologi nasional.
36 BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa


Menjabarkan Kelima Asas Dalam Pancasila Menjadi 36 butir
Pengamalan Sebagai Pedoman Praktis Bagi Pelaksanaan
Pancasila.

36 BUTIR-BUTIR PANCASILA = EKA PRASETIA PANCA KARSA


PENGAMALAN PANCASILA: SILA 1

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut- penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
PENGAMALAN PANCASILA: SILA 2

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2.Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4.Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
PENGAMALAN PANCASILA: SILA 3

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di


atas kepentingan pribadi atau golongan.
2.Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4.Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
PENGAMALAN PANCASILA: SILA 4

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5.Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai- nilai kebenaran
dan keadilan.
PENGAMALAN PANCASILA: SILA 5

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
UUD 1945
Pengantar UUD 1945
• Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar tertulis negara RI
yang bersifat mengikat seluruh warga negara, penduduk Indonesia,dan segala praktik penyelenggaraan
negara.
• Konstitusi N egara Republik Indonesia adalah UUD 1945
• Dalam arti sempit, konstitusi adalah hukum dasar yang memuat aturan pokok atau aturan aturan dasar
negara;
• Dalam arti luas, konstitusi adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur kehidupan
kenegaraan melalui system pemerintahan negara dan tata hubungan secara timbal balik antarlembaga
negara dan antara negara dengan warga negara;
Sejarah Penyusunan UUD 1945
✓ BPUPKI resmi dilantik pada tanggal 28 Mei 1945.
✓ Hasil sidang BPUPKI pertama (29 Mei–1 Juni 1945) adalah ditetapkannya dasar negara dan berhasil
dirumuskan Pancasila
✓ Hasil sidang BPUPKI kedua (10–17 Juli 1945) adalah perumusan UUD 1945. Pada 14 Juli 1945 mereka
melaporkan hasil kerja berupa rancangan pernyataan Indonesia merdeka atau Declaration of
Independence dan rancangan pembukaan UUD. Hasilnya, teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan
rancangan UUD NRI 1945 diterima oleh sidang. Teks ini adalah hasil kerja Panitia Perancang UUD 1945
yang diketuaioleh Prof. Soepomo.
✓ Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan rancangan UUD NRI 1945, setelah dihilangkannya
anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam Piagam
Jakarta.
✓ Pengesahan UUD NRI 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
UUD 1945 SEBEELUM AMANDEMEN
1) Pembukaan.
2) Batang Tubuh, antara lain:
•16 bab,
•37 pasal,
•65 ayat,
•4 pasal Aturan Peralihan, dan
•2 ayat Aturan Tambahan.
3) Penjelasan.
UUD 1945 PASCA AMANDEMEN
1) Pembukaan
2) Batang tubuh, antara lain:
• 20 bab,

• 73 pasal,

• 194 ayat,

• 3 pasal Aturan Peralihan, dan

• 2 pasal Aturan Tambahan

• Batang Tubuh dan Penjelasan sebagai isi materi UUD NRI 1945
dikelompokkan ke dalam empat hal, sebagai berikut.
3) Pengaturan tentang Sistem Pemerintahan Negara.
4) Ketentuan Fungsi dan Kedudukan Lembaga Negara.
5) Hubungan antara Negara dengan Warga Negara.
6) Ketentuan–Ketentuan Lain sebagai Pelengkap.
Konstitusi yang Pernah Berlaku

UUD 1945 UUD RIS 1949

▶ UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh PPKI pada ▪ UUD RIS 1949 berlaku pada 27
18 Agustus 1945.
Desember 1949 - 17 Agustus 1950.
▶ Pada saat ditetapkan, sistematika UUD 1945
terdiri dari: (a) Pembukaan, ada empat Alinea; (b) ▪ Bentuk negara Indonesia adalah serikat
Batang tubuh Terdiri dari 6 bab, 37 pasal, 4 ayat
aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan; (c) atau federasi.
Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan
penjelasan khusus (pasal demi pasal). ▪ Bentuk pemerintah Indonesia adalah
▶ Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
republik, berdasarkan Pasal 1 Ayat (2)
berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945; Konstitusi RIS.
▶ Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, ▪ Sistem pemerintahan adalah kabinet
berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945.
parlementer.
▶ Sistem pemerintahan adalah kabinet presidensial.
Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai ▪ Presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Dalam menjalankan perdana menteri sebagai kepala
tugasnya, presiden dibantu oleh wakil presiden
dan para menteri. pemerintahan.
Konstitusi yang Pernah Berlaku
UUDS 1950 UUD 1945 Pasca Dekrit Presiden

▶ UUDS 1950 berlaku pada 17 Agustus 1950 - ▶ Menyusul gagalnya Badan Konstituante
5 Juli 1959; dalam menetapkan RUUD yang
▶ Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, menyebabkan instabilitas politik, maka
berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UUDS 1950; tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno
▶ Bentuk pemerintahan Indonesia adalah
mengeluarkan Dekrit Presiden. Salah satu isi
republik berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) dan dekret tersebut memberlakukan kem- bali
Mukadimah aline ke-4 UUDS 1950. UUD 1945;
▶ Sistem pemerintahan adalah kabinet ▶ UUD 1945 hasil Dekret Presiden disebut
parlementer dengan demokrasi liberal juga UUD 1945 periode kedua, berlaku
yang masih bersifat semu. Berdasarkan pada 5 Juli 1959 sampai dengan tahun
sistem ini, DPR dapat membubarkan 2000;
kabinet, sedangkan presiden memiliki
kedudukan yang kuat dan dapat ▶ Ketentuan mengenai bentuk negara, bentuk
membubarkan DPR. pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan
sistem pemerintahan sama seperti yang
tercantum dalam UUD 1945.
TANGGAL AMANDEMEN

•PERTAMA : 19 – 10 – 1999
•KEDUA : 18 – 08 – 2000

By: @arifwicaksono92
•KETIGA : 09 – 11 – 2001
•KEEMPAT : 11 – 08 – 2002
SILA-SILA YANG DIAMANDEMEN
• PERTAMA : MAJULAN GAPATMAJU DUPUDUSAT
5,7,9,13,14,15,17,20,21

By: @arifwicaksono92
• KEDUA : PANLANLAS DUPU DUMANAMJUPAN TIPUTINAM
18,19,20,22,25,26,27,28,30,36
• KETIGA : SATGANAMJUPAN LASJULAS DUDADUGADUPAT
1,3,6,7,8,11,17,22,23,24
• KEEMPAT: DUNAMPAN LASNAMLAS GAPAT TUAGAPATJU
2,6,8,11,16,23,24,31,32,33,34,37
At. Peralihan, At. Tambahan, Bab IV dihapus

WIKIPEDIA
SILA-SILA YANG
TIDAK DIAMANDEMEN

By: @arifwicaksono92
4,10,12,29,35
TIGA GARIS BESAR BATANG
TUBUH/PASAL-PASAL UUD 1945
1. HAL BENTUK NEGARA
2. HAL LEMBAGA NEGARA
3. HAL WARGA NEGARA

DIJABARKAN DALAM BENTUK BAB-BAB

By: @arifwicaksono92
BAB I : BENTUK NEGARA BAB IX : KEKUASAAN KEHAKIMAN
BAB II : MPR BAB X : WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
BAB III : KEKUASAAN PEMERINTAHAN BAB XA: HAK ASASI MANUSIA
BAB V : KEMENTERIAN NEGARA BAB XI : AGAMA
BAB VI : PEMERINTAH DAERAH BAB XII: PERTAHANAN - KEAMANAN
BAB VII : DPR
BAB XIII: PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN
BAB VIIA: DPD
BAB XIV: PEREKONOMIAN-KESEJAHTERAAN
BAB VIIB: PEMILU
BAB VIII : HAL KEUANGAN BAB XV: BENDERA,BAHASA,LAMBANG,LAGU
BAB VIIIA: BPK BAB XVI: PERUBAHAN UUD
UUD 1945 Hasil Amandemen
▶ UUD 1945 hasil amandemen berlaku dari tahun 1999 sampai sekarang.
▶ Sistematika UUD 1945 Amandemen terdiri dari: (a) Pembukaan, empat
Alinea,
(b) Batang tubuh, terdiri dari 37 pasal, 16 bab;
▶ Beberapa perubahan mendasar dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia, antara lain:
» Kedudukan yang sejajar dan proporsional antara Presiden dan DPR.
» Masa jabatan presiden diatur dengan tegas, yaitu maksimal dapat dipilih untukdua kali
masajabatan.
» Dilaksanakannya otonomi daerah.
» Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri
UUD 1945 Hasil Amandemen

Bentuk Perbaikan
▶ UUD 1945 hasil amandemen berlaku dari tahun
2000 sampai sekarang.
▶ Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi
▶ Sistematika UUD 1945 Amandemen terdiri dari: (a) pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan
mandiri
Pembukaan, empat Alinea, (b) Batang tubuh,
terdiri dari 37 pasal, 16 bab; ▶ Adanya pembatasan-pem batasan atas kekuasaan
Presiden di Indonesia.
▶ Beberapa perubahan mendasar dalam sistem ▶ Memperkuat dan menegas kan kembali peran kekuasaan
legislatif di Indonesia.
ketatanegaraan Indonesia, antara lain:
▶ Mencantumkan Hak Asasi Manusia Indonesia.
» Kedudukan yang sejajar dan proporsional antara
▶ Menegaskan kembali hak dan kewajiban negara ataupun
Presiden dan DPR. warga negara.
» Masa jabatan presiden diatur dengan tegas, yaitu ▶ Otonomi daerah dan hak hak rakyat di daerah.
maksimal dapat dipilih untukdua kali masajabatan. ▶ Perbaruan lembaga-lem baga negara sehingga tidak ada
lagi istilah lembaga tertinggi negara dan lem baga
» Dilaksanakannya otonomi daerah. tinggi negara.
Amandemen Pertama

▶ Diputuskan dalam Sidang MPR pada 19 Oktober 1999.


▶ Menyangkut 5 persoalan: (1) Perubahan tentang lembaga
pemegang kekuasaan membuat UU; (2) Perubahan masa
jabatan presiden, (3) Perubahan tentang hak prerogatif
presiden, (4) Perubahan tentang fungsi Menteri, (5) Perubahan
redaksional.
▶ 9 pasal yang diamandemen adalah: Pasal 5, 7, 9, 13, 14, 15, 17,
20, dan 21.
Amandemen Kedua
▶ Diputuskan dalam Sidang MPR pada 18 Agustus 2000.
▶ Menyangkut 9 persoalan pengaturan mengenai: (1) Wilayah
negara, (2) Hak- hak asasi manusia, (3) DPR, (4) Pemerintahan
Daerah, (5) Pertahanan dan keamanan, (5) Lambang negara,
(6) Lagu kebangsaan;
▶ 5 bab dan 25 pasal yang diamandemen adalah:
▶ Bab IXA, X, XA, XII, dan XV;
▶ Pasal 18, 18A, 18B, 19, 20, 20A, 22A, 22B, 25E, 26, 27, 28A,
28B, 28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 281, 28J, 30, 36B, 36C, dan
36A.
Amandemen Ketiga
▶ Diputuskan dalam Sidang MPR pada 9 November 2001.
▶ Berkenaan dengan 16 persoalan pokok, meliputi: (1) Kedaulatan rakyat, (2)
Tugas MPR, (3) Syarat-syarat Presiden dan Wakil Presiden, (4) Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, (5) Pemberhentian Presiden,
(7) Presiden berhalangan tetap, (8) Kekosongan Wakil Presiden, (9)
Perjanjian internasional, (10) Kementerian Negara, (11) Pemilihan Umum,
(12) APBN, Pajak, dan Keuangan Negara, (13) Komisi Yudisial, (14)
Mahkamah Konstitusi, (15) 3 bab dan 22 pasal yang diamandemen adalah:
Bab VIIA, VIIB, dan VIIIA, (16) Pasal 1, 3, 6, 6A, 7A, 7B, 7C, 8, 11, 17, 22C,
22D, 22E, 23, 23A, 23C, 23E, 23F, 23G, 24, 24A, 24B, dan 24C.
Amandemen Keempat

▶ Diputuskandalam Sidang MPR » Bank sentral.


pada 10 Agustus 2002. » Badan-badan lain dalam
kekuasaan kehakiman.
▶ Berkenaan dengan » Pendidikan.
persoalan sebagai berikut: » Kebudayaan.

» Komposisi keanggotaan MPR 2 bab dan 13 pasal yang


» Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
diamandemen adalah: Bab XIII,
» Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat
dan XIV.
menjalankan kewajiban dalam masa jabatan Pasal 2, 6A, 8, 11, 16, 23B,
secara bersamaan.
• 23D, 24, 31, 32, 33, 34, dan
» Dewan Pertimbangan yang bertugas
memberi nasihat Presiden. • 37
» Mata uang.
Hubungan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 alinea IV pada kedudukan yang


amat penting dalam batang tubuh UUD 1945. Bahkan,
dapat dikatakan bahwa sebenarnya hanya alinea IV
Pembukaan UUD 1945 inilah yang menjadi inti sari
pembukaan dalam arti sebenarnya.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila

Pembukaan UUD 1945 secara formal yuridis Pancasila


ditetapkan sebagai dasar filsafat Indonesia. Oleh karena
itu, hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan
Pancasila bersifat timbal balik sebagai hubungan secara
formal dan hubungan secara material.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi

Proklamasi memiliki hubungan yang menunjukkan


kesatuan yang utuh dan apa yang terkandung dalam
pembukaan merupakan amanat dari seluruh rakyat
Indonesia saat mendirikan negara dan untuk
mewujudkan tujuan bersama.
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Latar Belakang Tujuan Perubahan


Perubahan
Menyempurnakan aturan
Antara lain: • Pembukaan • Kekuasaan tertinggi di dasar, mengenai:
• Amandemen UUD 1945 • Batang Tubuh tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat • Tatanan negara
• Penghapusan doktrin - 16 bab • Kedaulatan Rakyat
- 37 pasal besar pada Presiden
Dwi Fungsi ABRI • Pasal-pasal yang terlalu • HAM
- 49 ayat “luwes” sehingga dapat • Pembagian kekuasaan
• Penegakan hukum, HAM, - 4 pasal Aturan Peralihan • Kesejahteraan Sosial
menimbulkan multitafsir
dan pemberantasan KKN - 2 ayat Aturan Tambahan • Kewenangan pada • Eksistensi negara
• Otonomi Daerah • Penjelasan Presiden untuk mengatur demokrasi dan negara
hal-hal penting dengan hukum
• Kebebasan Pers undang-undang • Hal-hal lain sesuai dengan
• Mewujudkan kehidupan • Rumusan UUD 1945 perkembangan aspirasi dan
demokrasi tentang semangat
kebutuhan bangsa
penyelenggara negara
belum cukup didukung
ketentuan konstitusi

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis

• Pembukaan • Sidang Umum MPR 1999 • Tidak mengubah


Pembukaan UUD 1945 • Pasal 3 UUD 1945
• Pasal-pasal: Tanggal 14-21 Okt 1999 • Tetap mempertahankan • Pasal 37 UUD 1945
- 21 bab Negara Kesatuan Republik
• Sidang Tahunan MPR 2000 • TAP MPR No.IX/MPR/1999
- 73 pasal Indonesia
- 170 ayat Tanggal 7-18 Agt 2000 • Mempertegas sistem • TAP MPR No.IX/MPR/2000
- 3 pasal Aturan Peralihan • Sidang Tahunan MPR 2001 presidensiil
• TAP MPR No.XI/MPR/2001
- 2 pasal Aturan Tambahan • Penjelasan UUD 1945 yang
Tanggal 1-9 Nov 2001 memuat hal-hal normatif
• Sidang Tahunan MPR 2002 akan dimasukan ke dalam
pasal-pasal
Tanggal 1-11 Agt 2002 • Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
PENDAHULUAN
NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam
Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan
MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa
Ada Opini)
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN

Negara Indonesia ialah Negara


Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Kedaulatan berada di
Negara Indonesia tangan rakyat dan
adalah negara dilaksanakan
hukum menurut Undang-
Undang Dasar
[Pasal 1 (3)***]
[Pasal 1 (2)***]
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PUSAT
UUD 1945

BPK Presiden DPR MPR DPD MA MK


kpu bank kementerian badan-badan lain KY
sentral negara
yang fungsinya
dewan berkaitan dengan
pertimbangan
kekuasaan
TNI/POLRI kehakiman

Perwakilan Pemerintahan Daerah Lingkungan


BPK Provinsi Provinsi
Peradilan Umum
Gubernur DPRD
Lingkungan
Peradilan Agama
Lingkungan
Peradilan Militer
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota Lingkungan
Bupati/ Peradilan TUN
DPRD
Walikota

DAERAH
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

DPR Presiden MA MK

Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)* Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan
pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA ANGGOTA
DPR MPR DPD
dipilih Pasal 2 (1)**** dipilih
melalui melalui
pemilu pemilu

Wewenang
⚫ Mengubah dan menetapkan Undang-Undang ⚫ Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
⚫ Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
[Pasal 3 ayat (2)***/**** ]; ⚫ Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
⚫ Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
Presiden dalam masa jabatannya menurut diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
Undang-Undang Dasar politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya
sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden
dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya secara
bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden

Calon Presiden dan calon Presiden dan Wakil Presiden


Wakil Presiden harus seorang dipilih dalam satu pasangan
warga negara Indonesia sejak secara langsung oleh rakyat
kelahirannya dan tidak pernah [Pasal 6A (1)***]
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya Presiden/ Presiden dan Wakil Presiden
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta Wakil Presiden memegang jabatan selama
lima tahun, dan sesudahnya
mampu secara rohani dan dapat dipilih kembali dalam
jasmani untuk melaksanakan jabatan yang sama, hanya
tugas dan kewajiban sebagai untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan Wakil Presiden. (Pasal 7 *)
[Pasal 6 (1)***]

Wewenang, Kewajiban, dan Hak


Antara lain tentang:
⚫ memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
⚫ berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
⚫ menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
⚫ memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
⚫ memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
⚫ menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];
⚫ membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
⚫ menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
⚫ mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
⚫ menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
⚫ memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
⚫ memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
⚫ memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
⚫ membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
⚫ pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
⚫ pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
⚫ hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
⚫ pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
⚫ peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
⚫ penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
⚫ pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
⚫ pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu


pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]

diusulkan partai politik atau gabungan partai


politik peserta pemilu sebelum pemilu
[Pasal 6A (2) ***]

mendapatkan suara >50%


jumlah suara dalam pemilu Presiden
dengan sedikitnya 20% di
Pemilu setiap provinsi yang dan
tersebar di lebih dari 1/2 Wapres
jumlah provinsi
[Pasal 6A (3)***]

Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih

pasangan calon yang


memperoleh suara terbanyak
pertama dalam pemilu pasangan yang
Pemilu memperoleh
pasangan calon yang suara terbanyak
memperoleh suara terbanyak
kedua dalam pemilu [Pasal 6A (4)****]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR MPR Presiden


dan/atau Wakil
Presiden terus
Pendapat DPR bahwa Presiden DPR menjabat
wajib menyelenggarakan
dan/atau Wakil Presiden telah menyelenggarakan
sidang untuk memutuskan
melakukan pelanggaran hukum sidang paripurna
usul DPR paling lambat 30
ataupun telah tidak lagi untuk meneruskan
hari sejak usul diterima usul DPR
memenuhi syarat usul pemberhentian
[Pasal 7B (6)***] tidak diterima
[Pasal 7B (2)***] kepada MPR
[Pasal 7B (5)***]
Keputusan diambil dalam
Pengajuan permintaan DPR
sidang paripurna, dihadiri
kepada MK hanya dapat
sekurang-kurangnya 3/4
dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota, disetujui usul DPR
jumlah anggota yang hadir sekurang-kurangnya 2/3 diterima
dalam sidang paripurna yang jumlah yang hadir, setelah
dihadiri oleh sekurang- Presiden dan/atau wakil Presiden
kurangnya 2/3 dari jumlah presiden diberi kesempatan dan/atau Wakil
anggota menyampaikan penjelasan Presiden
[Pasal 7B (7)***]
[Pasal 7B (3)***] diberhentikan

MK terbukti

wajib memeriksa, mengadili,


dan memutus paling lama 90 tidak terbukti
hari setelah permintaan
diterima
[Pasal 7B (4)***]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 (2)***]

MPR

selambat-lambatnya
mengajukan dalam waktu 60 hari
Wapres
Presiden dua calon menyelenggarakan
terpilih
Wapres sidang MPR untuk
memilih Wapres
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap
Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]

Presiden
dan
Wapres
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
mengusulkan
calon Presiden dan
pasangan
Wapresnya meraih
calon Presiden
MPR
suara terbanyak
dan Wapres
pertama dalam pemilu selambat-lambatnya
sebelumnya dalam waktu 30 hari
menyelenggarakan
parpol atau gabungan sidang MPR untuk
parpol yang pasangan memilih
mengusulkan
calon Presiden dan
pasangan
Wapresnya meraih
calon Presiden
suara terbanyak
dan Wapres
kedua dalam pemilu
sebelumnya
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

DPR Presiden MA

dengan menyatakan perang, membuat perdamaian


persetujuan dan perjanjian dengan negara lain dan
internasional lainnya
[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]

menyatakan keadaan bahaya


(Pasal 12)
dengan
pertimbangan mengangkat dan menerima Duta
[Pasal 13 (2)* dan (3)*]
dengan
memberi grasi dan rehabilitasi pertimbangan
[Pasal 14 (1)*]
dengan
pertimbangan memberi amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)*]

memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda


kehormatan yang diatur dengan
undang-undang
(Pasal 15 *)
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Presiden

dibantu
menteri-menteri negara
Pembentukan,
membentuk suatu [Pasal 17 (1)]
dewan pertimbangan pengubahan, dan
yang bertugas yang diangkat dan pembubaran
diberhentikan oleh Presiden kementerian negara
memberikan nasihat
[Pasal 17 (2)*] diatur dalam undang-
dan pertimbangan
kepada Presiden membidangi urusan tertentu undang
(Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***]
[Pasal 17 (3)*]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang
[Pasal 18 (1)**]

Gubernur,
Bupati, PEMERINTAHAN DAERAH anggota
DPRD dipilih
Walikota KEPALA PEMERINTAH
DPRD melalui
dipilih secara DAERAH
pemilu
demokratis mengatur dan mengurus sendiri urusan [Pasal 18 (3) **]
[Pasal 18 (4)**] pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh
UU ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah
dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan


daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
[Pasal 18 A (1)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam


dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang
[Pasal 18 A (2)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan


daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang
[Pasal 18 B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat


hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18 B (2)**]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 18
anggota DPR
dapat
anggota DPR DPR diberhentikan
dari jabatannya,
dipilih melalui yang syarat-
memegang
pemilihan umum kekuasaan syarat dan tata
[Pasal 19 (1)**] membentuk UU caranya
[Pasal 20 (1)*] diatur dalam
undang-undang
(Pasal 22B**)

Fungsi, Wewenang, dan Hak


Antara lain tentang:
⚫ memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan ⚫ pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam
fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;
⚫ mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak ⚫ persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;
⚫ pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang
⚫ pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau
diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;
Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
⚫ pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan
⚫ persetujuan dalam menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
[Pasal 11 (1) dan (2)****] ; ⚫ persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY
⚫ pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam [Pasal 24A (3)***] ;
pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;
⚫ persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota
⚫ pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam KY [Pasal 24B (3)***] ;
menerima penempatan duta negara lain
[Pasal 13 (3)*] ; ⚫ pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***] ;
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan Undang-Undang

Dalam hal RUU


tidak disahkan
dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
mendapat diundangkan
persetujuan bersama [Pasal 20 (5)**]

DPR
RUU dibahas
memegang Presiden
kekuasaan oleh DPR dan
mengesahkan UU
Presiden untuk
membentuk UU
mendapat
berhak [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 20 (1)*] mengajukan
persetujuan
RUU
bersama
Anggota berhak [Pasal 5 (1)*]
mengajukan usul [Pasal 20 (2)*]
RUU tidak boleh
(Pasal 21*) tidak mendapat diajukan lagi
persetujuan bersama dalam
persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD

Dalam hal RUU


tidak disahkan
dalam waktu
30 hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU
mendapat dan wajib
DPD DPR persetujuan bersama diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
dapat memegang
mengajukan RUU kekuasaan RUU dibahas
yang sesuai oleh DPR dan
Presiden
membentuk mengesahkan
dengan Presiden untuk
UU UU
kewenangannya berhak
[Pasal 22D (1)***] [Pasal 20 (1)*] mendapat
mengajukan [Pasal 20 (4)*]
persetujuan
RUU
bersama
ikut membahas Anggota [Pasal 5 (1)*]
dan memberikan berhak [Pasal 20 (2)*]
pertimbangan mengajukan
atas RUU yang
tidak boleh
usul RUU tidak mendapat diajukan lagi
sesuai dengan (Pasal 21*)
kewenangannya persetujuan bersama dalam
[Pasal 22D (2)***] persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Kewenangan DPD

KEWENANGAN DPD
dapat
I. RUU yang berkaitan dapat ikut memberi
melakukan
dengan: mengajukan membahas pertimbangan
pengawasan
• Otonomi daerah ● ● ●
• Hubungan pusat dan daerah ● ● ●
• Pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah ● ● ●
• Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ● ● ●
ekonomi lainnya
• Perimbangan keuangan pusat
dan daerah ● ● ●
• RAPBN ● ●
• Pajak ● ●
• Pendidikan ● ●
• Agama ● ●
II. Pemilihan anggota BPK ●
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)

setuju menjadi UU

Presiden
Perpu itu
Dalam hal ihwal harus
kegentingan yang
memaksa, berhak
mendapat
persetujuan DPR
menetapkan DPR
Perpu [Pasal 22 (2)]
[Pasal 22 (1)]
tidak
harus dicabut
setuju [Pasal 22 (3)]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Anggota DPD dipilih dari


setiap provinsi melalui pemilu Anggota DPD dapat
[Pasal 22C (1)***] diberhentikan dari

Anggota DPD dari setiap


provinsi jumlahnya sama dan
DPD jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya
diatur dalam
jumlah seluruh anggota DPD itu undang-undang
tidak lebih 1/3 jumlah
[Pasal 22D (4)***]
anggota DPR
[Pasal 22C (2)***]
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM

Parpol/
Gabungan Partai Politik Perseorangan
Parpol

PEMILIHAN UMUM kpu


“luber jurdil” setiap lima tahun

Presiden dan anggota anggota anggota


Wapres DPR DPRD DPD
BAB VIII. HAL KEUANGAN
Penyusunan APBN

mengajukan
[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

memberi
Presiden DPR pertimbangan DPD
[Pasal 23 (2)***]

TIDAK

membahas Pemerintah Pemerintah


bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 23 (2)***]
persetujuan YA
RAPBN APBN APBN

tahun lalu
[Pasal 23 (3)***]
BAB VIII. HAL KEUANGAN
Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain
Mengenai Keuangan Negara

Pajak dan pungutan lain yang


bersifat memaksa untuk keperluan
negara
(Pasal 23A***)

diatur dengan

Undang-
Undang
diatur dengan ditetapkan dengan

Hal-hal lain
Macam dan harga
mengenai keuangan
mata uang
negara
(Pasal 23B****)
(Pasal 23C***)
BAB VIII. HAL KEUANGAN
bank sentral

bank sentral
Pasal 23D ****

Susunan Kedudukan Kewenangan Tanggungjawab Independensi

diatur dengan undang-undang


BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang

Anggota BPK dipilih Hasil pemeriksaan


oleh DPR dengan keuangan negara
memperhatikan diserahkan kepada
pertimbangan DPD
dan diresmikan
BPK DPR, DPD, dan
DPRD, sesuai
oleh Presiden dengan
[Pasal 23F (1)***] kewenangannya
[Pasal 23E (2)***]

Untuk memeriksa pengelolaan


dan tanggung jawab keuangan
negara diadakan satu Badan Hasil pemeriksaan tersebut
Pemeriksa Keuangan yang ditindaklanjuti oleh lembaga
bebas dan mandiri perwakilan dan/atau badan
[Pasal 23E (1)***] sesuai dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)***]
BPK berkedudukan di ibu kota
negara, dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi
[Pasal 23G (1)***]
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]

Presiden

calon anggot
memilih
Anggota DPR calon
a BPK diresmikan
BPK terpilih

pertimbangan

DPD
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung

Calon hakim agung


Hakim agung harus
diusulkan oleh Komisi
memiliki integritas
Yudisial kepada DPR
dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, MA untuk mendapat
persetujuan dan
profesional, dan
ditetapkan sebagai
berpengalaman di Pasal 24A *** hakim agung oleh
bidang hukum
Presiden
[Pasal 24A (2)***] Umum
Agama [Pasal 24A (3)***]
Militer
TUN

Kewajiban dan Wewenang


1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang [Pasal 24A (1)***];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***]

KY calon yang
diusulkan DPR calon yang
disetujui Presiden

hakim
agung
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial

Anggota Komisi
Yudisial harus
mempunyai Anggota Komisi
pengetahuan dan Yudisial diangkat dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
KY diberhentikan oleh
Presiden dengan
integritas dan Pasal 24B *** persetujuan DPR
kepribadian yang [Pasal 24B (3)***]
tidak tercela
[Pasal 24B (2)***]

Wewenang

1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];


2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi
mempunyai
harus memiliki integritas
sembilan orang anggota
dan kepribadian yang
hakim konstitusi yang
tidak tercela, adil,
ditetapkan oleh Presiden,
negarawan yang menguasai
konstitusi dan MK yang diajukan masing-
masing tiga orang oleh MA,
ketatanegaraan, serta tidak
tiga orang oleh DPR dan tiga
merangkap sebagai pejabat
orang oleh Presiden
negara
[Pasal 24C (3)***]
[Pasal 24C (5)***]

Wewenang dan Kewajiban


⚫ berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
⚫ wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]

MA DPR Presiden
menetapkan

mengajukan mengajukan mengajukan


9 (sembilan)
3 (tiga) orang 3 (tiga) orang 3 (tiga) orang orang anggota
hakim hakim hakim
hakim konstitusi
konstitusi konstitusi konstitusi
BAB IXA. WILAYAH NEGARA

BATAS WILAYAH

BATAS ZEE

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara


kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang
(Pasal 25A) **
BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 36

warga negara
ialah orang-orang Penduduk ialah
bangsa Indonesia warga negara
asli dan orang- WARGA Indonesia dan
orang bangsa lain NEGARA DAN orang asing yang
yang disahkan
bertempat tinggal
dengan undang- PENDUDUK di Indonesia
undang sebagai
warga negara [Pasal 26 (2)**]
[Pasal 26 (1)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan


dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA

berkewajiban menghargai hak untuk hidup serta membentuk keluarga dan


orang dan pihak lain serta tunduk mempertahankan hidup melanjutkan keturunan, hak anak atas
kepada pembatasan yang dan kehidupan kelangsungan hidup, tumbuh, dan
ditetapkan UU (Pasal 28A) ** berkembang serta perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi
(Pasal 28J) **
(Pasal 28B) **

perlindungan, pemajuan, mengembangkan diri, mendapat


penegakan, dan pemenuhan pendidikan, memperoleh manfaat
HAM adalah tanggung jawab dari IPTEK, seni dan budaya,
negara, terutama pemerintah memajukan diri secara kolektif
(Pasal 28I) ** HAK (Pasal 28C) **
ASASI
hidup sejahtera lahir dan batin, MANUSIA pengakuan yang sama di
memperoleh pelayanan kesehatan, hadapan hukum, hak untuk
mendapat kemudahan dan bekerja dan kesempatan yg sama
perlakuan khusus untuk dalam pemerintahan, berhak atas
memperoleh kesempatan dan status kewarganegaraan
manfaat guna mencapai persamaan (Pasal 28D) **
dan keadilan
(Pasal 28H) **
kebebasan memeluk agama,
berkomunikasi,
meyakini kepercayaan, memilih
perlindungan diri pribadi, memperoleh, mencari,
kewarganegaraan, memilih tempat
keluarga, kehormatan, martabat, memiliki, menyimpan,
tinggal, kebebasan berserikat,
harta benda, dan rasa aman serta mengolah dan menyampaikan
berkumpul dan berpendapat
untuk bebas dari penyiksaan informasi,
(Pasal 28E) **
(Pasal 28G) ** (Pasal 28F) **
BAB XI. AGAMA

AGAMA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
[Pasal 29 (1)]

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap


penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu
[Pasal 29 (2)]
BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

Pertahanan dan Usaha pertahanan dan


Keamanan Negara keamanan negara
dilaksanakan melalui
Tiap-tiap warga negara sistem pertahanan dan
berhak dan wajib ikut TNI (AD, AL, AU) POLRI keamanan rakyat
serta dalam usaha semesta oleh TNI dan
pertahanan dan sebagai alat negara sebagai alat negara POLRI, sebagai
keamanan negara bertugas yang menjaga kekuatan utama, dan
[Pasal 30 (1)**] mempertahankan, keamanan dan rakyat, sebagai
ketertiban
melindungi, dan masyarakat bertugas
kekuatan pendukung
memelihara keutuhan [Pasal 30 (2)**]
melindungi,
dan kedaulatan mengayomi, melayani
negara masyarakat, serta
[Pasal 30 (3)**] menegakkan hukum
[Pasal 30 (4)**]

Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,


hubungan kewenangan TNI dan POLRI,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang
[Pasal 30 (5)**]
BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang [Pasal 31 (3)****]

Setiap warga negara Negara memprioritaskan anggaran


wajib mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya
pendidikan dasar dan 20% dari APBN dan APBD untuk
pemerintah wajib memenuhi kebutuhan
membiayainya penyelenggaraan pendidikan
[Pasal 31 (2)****] nasional [Pasal 31 (4)****]
PENDIDIKAN
DAN
Pemerintah memajukan ilmu
KEBUDAYAAN pengetahuan dan teknologi dengan
Setiap warga menjunjung tinggi nilai-nilai agama
negara berhak dan persatuan bangsa untuk
mendapatkan pendidikan kemajuan peradaban serta
[Pasal 31 (1)****] kesejahteraan umat manusia
[Pasal 31 (5)****]

Negara memajukan kebudayaan


nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin Negara menghormati dan memelihara
kebebasan masyarakat dalam bahasa daerah sebagai kekayaan
memelihara dan mengembangkan budaya nasional
nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (2)****]
[Pasal 32 (1)****]
BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Bumi dan air dan kekayaan alam


Cabang-cabang produksi yang
yang terkandung di dalamnya
penting bagi negara dan
dikuasai oleh negara dan
menguasai hajat hidup orang
dipergunakan untuk sebesar-besar
banyak dikuasai oleh negara
kemakmuran rakyat
[Pasal 33 (2)]
[Pasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas


demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
disusun sebagai usaha bersama PEREKONOMIAN berkelanjutan, berwawasan
berdasar atas asas kekeluargaan NASIONAL lingkungan, kemandirian, serta
[Pasal 33 (1)]
DAN dengan menjaga keseimbangan
KESEJAHTERAAN kemajuan dan kesatuan ekonomi
SOSIAL nasional [Pasal 33 (4)****]

Negara bertanggung jawab


Fakir miskin dan anak-anak atas penyediaan fasilitas
yang terlantar dipelihara Negara mengembangkan sistem jaminan pelayanan kesehatan dan
oleh negara sosial bagi seluruh rakyat dan fasilitas pelayanan umum
[Pasal 34 (1)****] yang layak
memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat [Pasal 34 (3)****]
kemanusiaan
[Pasal 34 (2)****]
BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

⚫ Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih


(Pasal 35)
⚫ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)

⚫ Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan


semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **
⚫ Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) **
BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
Perubahan Pasal-Pasal

Usul perubahan diajukan diajukan secara tertulis dan


oleh sekurang-kurangnya ditunjukkan dengan jelas
1/3 dari jumlah bagian yang diusulkan untuk
anggota MPR diubah beserta alasannya
[Pasal 37 (1)****] [Pasal 37 (2)****]

MPR
sidang MPR dihadiri
oleh sekurang-
Khusus mengenai kurangnya 2/3 dari
bentuk Negara Kesatuan jumlah anggota MPR
Republik Indonesia tidak [Pasal 37 (3)****]
dapat dilakukan
Putusan dilakukan
perubahan dengan persetujuan
[Pasal 37 (5)****] sekurang-kurangnya
50% + 1 anggota dari
seluruh anggota MPR
[Pasal 37 (4)****]
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan


daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang.
[ Pasal 18 (1)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang


bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang
[Pasal 18B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat


beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18B (2)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.
(Pasal 25A**)

Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat


dilakukan perubahan.
[Pasal 37 (5)****]
ATURAN PERALIHAN

ATURAN PERALIHAN

Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini ****)

Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-
Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini ****)

Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya
pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala
kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan
pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003
****)

Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar
ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-
pasal ****)
KERANGKA HUKUM
PEMILU DI UUD 1945
KERANGKA HUKUM PEMILU DAN PILKADA

UUD 1945

Perppu 1 Tahun 2022


LANDASAN KONSTITUSIONAL
(DASAR HUKUM DAN PRINSIP YANG BERLAKU )

Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat Suara Tuhan) &


Salus Populi Suprema Lex Esto
NORMAL (Keselamatan Rakyat Merupakan Hukum Tertinggi) DARURAT

PANDEMI
PILKADA COVID-19

1. PASAL 22 AYAT (1) UUD 1945


1. PASAL 18 AYAT (4) UUD 1945 2. PERPPU 1/2020
2. UU 1/2015 3. UU 4/ 1984→ Wabah Penyakit
3. UU 8/2015 PILKADA DI TENGAH
PANDEMI COVID-19 Menular
4. UU 10/2016 4. UU 6/2018 → Karantina Kesehatan
5. PUTUSAN MK No. 48/PUU-XVII/2019 5. PP 21/2020 → PSBB
1. PASAL 18 AYAT (4) UUD 1945 6. KEPPRES 11/2020 → Penetapan
2. PASAL 22 AYAT (1) UUD 1945 Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
3. UU 6 TAHUN 2020 Covid-19
4. PKPU 5/2020 7. INPRES 6/2o2o → Peningkatan
5. PKPU 11/2020 Disiplin & Penegakan Hukum Protokol
6. PKPU 13/2020 Kesehatan Pencegahan Cobiv-19
7. Perbawaslu 4/2020 8. PERMENKES 9/2020 → Pedoman
PSBB
Dasar Hukum Pemilu 2024 dalam UUD 1945 (1)
Pasal 1 ayat (2) “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”

Pasal 5 ayat (1) “Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada


Dewan Perwakilan Rakyat”

Pasal 6 ayat
(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia
sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena
kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara
rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan
Wakil Presiden.
(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang-undang.
Dasar Hukum Pemilu 2024 dalam UUD 1945 (2)

Pasal 6A ayat
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan

partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.


(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima

puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh
persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan

calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum
dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak
dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam

undang-undang.
Dasar Hukum Pemilu 2024 dalam UUD 1945 (3)
Pasal 18 ayat (3) “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.”

Pasal 19 ayat (1) “Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.”

Pasal 20 ayat (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk

mendapat persetujuan bersama.


(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-

undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi

undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh

Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui,
rancangan undangundang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

Pasal 22C ayat (1) “Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum.”
Dasar Hukum Pemilu 2024 dalam UUD 1945 (4)

PASAL 22E UUD 1945


01
(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
(2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah adalah partai politik.
02 (4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan.
(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan
mandiri.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.

UU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU

Menggabungkan dan Menyempurnakan 3 UU sebelumnya, UU Penyelenggara Pemilu, UU


Pileg, dan UU Pilpres
DASAR HUKUM PILKADA
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 menyatakan bahwa
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing masing
sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
UU 7/2017
Undang-Undang Tentang Pemilihan Umum

UU 42/2008
573 PASAL
Tentang Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden. BUKU 1:
Ketentuan Umum
BUKU 2:
UU 15/2011 Penyelenggara Pemilu
BUKU 3:
Pelaksanaan Pemilu
Tentang Penyelenggara UU 7/2017 BUKU 4:
Pemilihan Umum Pelanggaran Pemilu,
Sengketa Proses Pemilu,
& Perselisihan Hasil Pemilu
UU 8/2012 BUKU 5:
Tindak Pidana Pemilu
BUKU 6:
Tentang Pemilu Anggota .
DPR, DPD dan DPRD
BHINNEKA
TUNGGAL IKA
Bhinneka Tunggal Ika
• Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan
majapahit di sekitar abad ke-14 M.
• Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari
bahasa Jawa Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki
makna ragam atau beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah
itu.
• Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu
jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangsa Indonesia
mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama,
ras, golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.
WAWASAN
NUSANTARA
PENGERTIAN
WAWASAN NUSANTARA
✓ Wawasan nusantara adalah Wawasan nusantara adalah cara pandang, memahami, menghayati,
bersikap, bertindak, berpikir, dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil dari interaksi
proses psikologis dan sosiokultural dengan aspek Astagatra.
✓ Astagatra atau delapan gatra ketahanan nasional Indonesia adalah gabungan dari trigatra dan
pancagatra yang mempunyai hubungan erat dan timbal balik. Trigatra adalah aspek alamiah yang
meliputi wilayah, sumber daya alam, dan penduduk. Sementara itu, pancagatra adalah aspek sosial yang
meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial–budaya, serta pertahanan dan keamanan.
✓ Wawasan nusantara yang dinyatakan sebagai wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional
adalah wawasan nusantara yang meliputi, sebagai berikut.
1) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
2) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.
3) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
Tujuan Wawasan Nusantara
• Wawasan nusantara memiliki dua tujuan utama, diantaranya: Tujuan
Keluar dan Tujuan Kedalam
• Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin
kepentingan nasional dalam era globalisasi yang kian
mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut
serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial, dengan
sikap saling menghormati.
• Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan
nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Fungsi Wawasan Nusantara
• Fungsi Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala
aspek kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah.
• Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:
(1) Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan
geopolitik Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas
wilayah Indonesia agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
(3) Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial
politik, kesatuan politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial
ekonomi.
(4) Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan
penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan
keamanan nasional.
Asas Wawasan Nusantara
1. Asas Solidaritas: adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan
antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-
cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.
2. Asas Kejujuran : Kejujuran dalam berpikir serta bertindak menjadi sebuah asas wawasan
nusantara yang sangat penting. Berani berpikir dan bertindak hanya yang sesuai dengan
fakta serta kenyataan, wajib dilakukan demi tercapainya kemajuan.
3. Asas Kesamaan Tujuan: Mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama. Sebagai contoh, di
masa kemerdekaan saat semua rakyat Indonesia melakukan berjuang bersama-sama
mengusir para penjajah.
4. Asas Keadilan: Seluruh elemen masyarakat mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan
keadilan dan mewujudkan tujuan serta cita-cita nasional tidak boleh merugikan pihak
tertentu maupun mengutamakan kepentingan kelompok atau golongan sendiri. Hal ini
berlaku dalam segala aspek kehidupan bernegara, baik keadilan secara hukum, ekonomi,
politik, serta sosial.
5. Asas Kerja Sama: Dengan adanya kesadaran pada tujuan serta kepentingan yang sama akan
menciptakan kerjasama antar elemen masyarakat. Kerjasama serta koordinasi tersebut
dapat dilaksanakan atas dasar kesetaraan agar terciptanya efektivitas dalam mencapai
tujuan bersama.
Deklarasi Juanda
Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah RI mengeluarkan Deklarasi Juanda. Deklarasi
tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 4/PRP Tahun 1960, yang isinya sebagai
berikut.
1) Perairan Indonesia adalah lautan wilayah beserta pedalaman (perairan nusantara).
2) Laut wilayah Indonesia adalah jalur melebar 12 mil laut dari pulau-pulau yang terluar, yang
dihubungkan garis lurus antara satu dan yang lainnya.
3) Apabila ada selat yang lebarnya kurang dari 24 mil laut dan RI bukan merupakan satu–
satunya negara tepi (ada negara tetangga), garis batas laut wilayah ditarik pada garis
tengah.
4) Perairan pedalaman (perairan nusantara) adalah semua perairan yang terletak pada sisi
dalam garis dasar.
5) Hak lintas laut damai kapal perang asing diakui dan dijamin, sepanjang tidak mengganggu
keamanan dan keselamatan negara dan bangsa.
✓ Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1) Wadah: Wadah memiliki tiga komponen, sebagai berikut.
a) Wujud Wilayah
• Batas ruang lingkup wilayah Indonesia ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang
saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Perwujudan wilayah Indonesia ini menyatu dalam kesatuan politik,
ekonomi, sosial–budaya, dan pertahanan keamanan.
b) Tata Inti Organisasi
• Tata inti organisasi negara Indonesia didasarkan pada UUD NRI 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan
negara, kekuasaan pemerintahan, serta sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan berdasarkan undang-
undang.
c) Tata Kelengkapan Organisasi
• Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh
rakyat Indonesia, yang meliputi partai politik, golongan, dan organisasi masyarakat kalangan pers serta seluruh
aparatur negara.

1) Isi: Isi wawasan nusantara meliputi, sebagai berikut.


a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD NRI 1945.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri menunggal dan utuhmenyeluruh.

2) Tata Laku
• Tata laku wawasan nusantara mencakup dua segi, yaitu batiniah dan lahiriah.
a. Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk sikap mentalbangsa yang mempunyai kekuatan
batin.
b. Tata laku lahiriah adalah kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan kata dankarya serta keterpaduan pembicaraan
dan perbuatan.
KAPITA SELEKTA
SEJARAH KERAJAAN NUSANTARA
KERAJAAN KUTAI

• Terletak di hulu Sungai Mahakam,


Kalimantan Timur.
• Terdapat prasasti peninggalan berupa 7
buah yupa menggunakan huruf Pallawa
dan bahasan Sanskerta, digunakan
untuk mengikat korban.
• Kerajaan bercorak Hindu.
Raja-raja:
1) Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk.
2) Asmawarman, anak raja Kudungga,
pengaruh Hindu sudah berkembang.
3) Mulawarman, salah satu dari tifa anak
Asmawarman, kerajaan Kutai mencapai
masa keemasan.
Pada salah satu yupa, Raja Mulawarman
pernah memberikan 20000 ekor sapi kepada
para Brahmana sebagai hadiah.
KERAJAAN TARUMANEGARA
• Wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara
hampir meliputi seluruh wilayah Jawa Barat,
dengan pusat kerajaan yang terletak di daerah
Bogor.
• Merupakan kerajaan dengan pengaruh Hindu.
• Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang
diketahui dengan jelas ada 7 prasasti, 5 buah di
daerah Bogor, 1 buah di Tugu, dan 1 buah di
Lebak.
• Prasasti tersebut hanya menunjukkan satu orang
raja yang pernah berkuasa di Tarumanegara, yaitu
raja Purnawarman.
1) Prasasti Ciaruteun, ditemukan di muara Cisadane
yang dilengkapi sepasang cap telapak kaki raja
Purnawarman.
2) Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di Cibungbulang,
terdapat gambar dua telapak gajah yang sama
dengan telapak gajah Airawata.
3) Prasasti Jambu, ditemukan di bukit Koleangkak
yang merupakan perkebunan jambu, 30 km
sebelah barat Bogor. Isinya merupakan sanjungan
kebesaran, kegagahan, dan keberanian Raja
Purnawarman.
4) Prasasti Tugu, ditemukan di desa Tugu.
Isinya tentang penggalian saluran Gomati
sepanjang 6112 tumbak (11 km).
Penggalian dilakukan pada tahun ke-22
pemerintahan Purnawarman dan selesai
dalam 21 hari. Setelah selesai, raja
memberihadiah 1000 ekor sapi pada para
Brahmana. Prasasti ini juga membicarakan
penggalian sungai Candraboga.
5) Prasasti Pasir Awi ditemukan di perbukitan
Pasir Awi.
6) Prasasti Muara Cianten ditemukan di daerah
Bogor.
Kedua prasasti ditulis dengan huruf ikal dan
belum dapat dibaca. Pada keduanya terdapat
sepasang cap telapak kaki.
7) Prasasti Lebak, ditemukan di kampung Lebak di
tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul.
Prasasti ini ditemukan tahun 1947, berisi 2
baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta yang
mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
KERAJAAN MATARAM LAMA

• Terletak di Jawa Tengah, muncul setelah


kerajaan Holing.
• Ibu kotanya bernama Medang Kamulan.
• Kerajaan ini terpengaruh oleh Hindu.
Prasasti peninggalan:
1) Prasasti Canggal, bagian dari bangunan
lingga yoni tempat pemujaan umat Hindu.
2) Prasasti Kalasan, menginformasikan
terdesaknya Dinasti Sanjaya oleh Dinasti
Syailendra.
3) Prasasti Karang Tengah, mengisahkan
Samaratungga dan Pramodawardhani dari
Dinastri Syailendra.
4) Prasasti Argapura, menginformasikan
tentang permintahan Dyah Lokapala dari
Dinasti Sanjaya.
5) Prasasti Mantyasih, memuat silsilah raja
dari Dinasti Sanjaya sampai masa
pemerintahan Dyah Balitung.
Kekuasaan:
1) Dinasti Sanjaya, 6) Dyah Balitung,
melanjutkan kekuasaan raja memperkuat kembali
Sanna yang hampir runtuh. kerajaan Mataram Lama
2) Raka I Panangkaran, pada 7) Daksa
pemerintahannya Mataram 8) Tulodhong
Lama berada dibawah
kekuasaan Dinasti 9) Wawa
Syailendra. 10) Mpu Sindok
3) Warak/Kayuwangi
4) Garung/Watuhamalang
5) Raka I Pikatan, melawan
Dinasti Syailendra dengan
melakukan perkawinan
dengan Pramowardhani
(Syailendra).
KERAJAAN MEDANG KAMULAN
• Muncul setelah runtuhnya Kerajaan
Mataram Lama.
• Terletak di Jawa Tengah.
• Bercorak Hindu dan Budha.
• Prasasti:
1) Prasasti Mpu Sindok, memuat daftar
tindakan Mpu Sindok selama
pemerintahannya
2) Prasasti Calcutta, memuat silsilah Dinasti
Isana sampai Airlangga
Kekuasaan:
1) Dinasti Isana (Mpu Sindok)
2) Dharmawangsa Teguh (cucu Mpu Sindok),
terjadi peristiwa Pralaya Medang, yaitu
gugurnya Dharmawangsa karena serangan
kerajaan Wurawari dibawah kekuasaan
Sriwijaya.
3) Airlangga (putra saudari Dharmawangsa),
memindahkan pusat pemerintahan ke
Kahuripan.
Pembangunan yang dilakukan:
• Perbaikan pelabuhan Hujung Galuh di muara Kali
Brantas.
• Membangun waduk Waringin Sapta.
• Membangun jalan.
3) Airlangga (putera saudari
Dharmawangsa), memindahkan
pusat pemerintahan ke Kahuripan.
Pembangunan yang dilakukan:
• Perbaikan pelabuhan Hujung Galuh di
muara Kali Brantas.
• Membangun waduk Waringin Sapta.
• Membangun jalan.
KERAJAAN KEDIRI
• Kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur.
• Berasal dari pemecahan Kerajaan Medang dengan
ibukota Daha.
• Prasasti-prasasti:
1) Prasasti Sirah Keting, memuat pemberian hadiah
tanah oleh raja Jayawarsa.
2) Prasasti Ngantang, memuat pemberian hadiah
tanah oleh raja Jayabaya.
3) Prasasti Jaring, dari Raja Gandra, memuat nama-
nama hewan.
4) Prasasti Kamulan, isinya tentang keberhasilan
melawan musuh pada pemerintahan raja
Kertajaya.
Kekuasaan:
1) Raja Jayawarsa
2) Raja Bameswara
3) Raja Jayabaya
4) Raja Saweswara
5) Raja Aryeswara
6) Raja Gandra
7) Raja Kameswara
8) Raja Kertajaya
KERAJAAN SRIWIJAYA
• Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim
yang pernah berdiri di Kepulauan
Nusantara bagian barat dari abad ke-7
hingga abad ke-12.
• Pusat pemerintahannya kemungkinan besar
di sekitar Palembang, Sumatera.
• Merupakan pusat pengajaran agama
Buddha di Asia Tenggara dan Timur, rahib-
rahibnya dibimbing oleh seorang guru
bernama Sakyakitri.
Prasasti-prasasti:
1) Kedudukan Bukit, menyatakan bahwa Dapunta Hyang
mengadakan perjalanan suci dengan perahu membawa 2000
orang.
2) Talang Tuwo, menyatakan pembuatan taman bernama Sriksetra.
3) Telaga Batu, berisi kutukan bagi rakyat yang melakukan
kejahatan.
4) Kota Kapur, menyatakan usaha Kerajaan Sriwijaya untuk
menaklukan Jawa.
5) Karang Berahi, menyatakan permintaan dewa agar menjaga
Kerajaan Sriwijaya.
Candi-candi:
1) Muara Takus
2) Koto
3) Mahligai Kedaton
4) Gumpang
5) Gedong
Kekuasaan:
• Dapunta Hyang Sri Yayanaga
• Sri Indrawarman
• Rudrawikrama
• Wishnu
• Maharaja
• Balaputradewa
• Sri Udayadityawarman
• Sri Udayaditya
• Sri Cudamaniwarmadewa
• Maraviyayatunggawarman
• Sri Sanggaramawijayatunggawarman
Tiga syarat utama raja Sriwijaya:
1. Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya
2. Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra
yang selalu memberikan kesejahteraan bagi
rakyatnya
3. Ekachattra, artinya mampu memayungi
(melindungi) seluruh rakyatnya.
Masa kejayaan dicapai pada pemerintahan Raja
Balaputeradewa dari Dinasti Syailendra. Ia banyak
mengirim rahib muda untuk belajar di India, terutama di
Nalanda dan menyediakan asrama bagi para rahib
muda. Hal ini dimuat dalam prasasti Nalanda.
Faktor penyebab kerajaan Sriwijaya berkembang dan
mengalami kejayaan:
1) Letak strategis
2) Runtuhnya Kerajaan Funan di Kampuchea
3) Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan India
dan China
4) Armada laut yang kuat
5) Melayani distribusi ke berbagai wilayah di
Nusantara sehingga dapat mendatangkan
keuntungan yang besar
• Kejayaan Sriwijaya mulai surut pada abad ke-11.
• Kemunduran mulai tampak ketika armada militer
Sriwijaya mulai memaksa kapal dagang asing di banda-
banda wilayah kekuasannya.
• Penyebab kemunduran:
✓ Serangan Kerajaan Cholamandala di India yang
menawan raja Sri Sanggramawijaya
✓ Kekuatan armada laut yang makin lemah
✓ Merosotnya aktivitas perdagangan karena
kekacauan
✓ Berdirinya Kerajaan Majapahit.
KERAJAAN SINGOSARI
• Berdiri tahun 1222 M, berawal dari keberhasilan Ken Arok
menggulingkan Kerajaan Tumapel yang dipimpin oleh
Tunggul Ametung (bupati) dari Kerajaan Kediri.
• Selain itu, Ken Arok mendapat dukungan dari para
brahmana Kerajaan Kediri yang sedang dipimpin Raja
Kertanegara.
• Sumber sejarah:
✓ Kitab Pararaton, tentang raja-raja Singosari.
✓ Kitab Negarakertagama, tentang silsilah raja Majapahit
yang berhubungan dengan raja Singosari.
✓ Berita Cina (Kubilai Khan)
✓ Candi, yaitu Candi Kidal, Candi Jago dan Candi Singosari.
Kekuasaan:
1) Ken Arok, mendirikan dinasti Girindrawangsa, untuk
membersihkan nama buruknya dari berbagai skandal,
diantaranya:
• Membunuh Mpu Gandring
• Membunuh Tunggul Ametung dan mengawini istri
Tunggul Ametung (Ken Dedes)
• Memberontak terhadap Kerajaan Kediri
2) Anusapati, anak dan raja setelah Ken Arok. Anusapati
memiliki kebiasaan buruk, yaitu suka menyabung ayam. Ia
membunuh Ken Arok menggunakan keris yang digunakan
ayahnya untuk membunuh Tunggul Ametung.
3) Tohjaya, anak Ken Arok dan raja setelah Anusapati. Ia
membunuh Anusapati dengan keris yang digunakannya
untuk membunuh Ken Arok.
4) Wisnuwardhana/Ranggawuni, anak dari
Anusapati dan raja setelah Tohjaya. Ia
menggulingkan kekuasaan Tohjaya karena
menuntut atas hak kekuasaan bersama Mahisa
Campaka.
Mereka berdua bersama-sama memimpin
kerajaan. Kemudian, ia mengangkat puteranya,
Kertanegara menjadi raja muda.
5) Kertanegara, negarawan yang ulung namun
totaliter. Beberapa kebijakannya yang
bertujuan untuk pembaharuan didukung
rakyatnya sekaligus menimbulkan kebencian.
Kebijakan Kertanegara:
• Mengadakan pergeseran pembantunya seperti
Mahapatih Raganata digantikan Aragani.
• Berbuat baik terhadap lawan, seperti mengangkat
putra Jayakatwang (Kerajaa Kediri) yang bernama
Ardharaja menjadi menantunya.
•Memperkuat angkatan perang.
Kebijakan luar negeri:
• Ekspedisi Pamalayu
• Menguasai Bali
• Menguasai Jawa Barat
• Menguasai Pahan (Malaya) dan Tanjung Pura
(Kalimantan)
• Keruntuhan Singosari disebabkan
pemberontakan Jayakatwang.
• Dalam pemberontakan, Jayakatwang
bersekongkol dengan Arya Wiraraja. Pada saat
itu juga, Ardaraja melakukan pengkhianatan
sehingga penyerangan Singosari semakin
lancar.
• Raja Kertanegara gugur dalam perang dan
Raden Wijaya seorang panglima Singosari
berhasil selamat bersama tiga serangkai:
Ranggalawe Sora dan Nambi.
KERAJAAN PAJAJARAN
• Terletak di Jawa Barat, wilayah kekuasaanya
berada di sekitar Banten dan Sunda Kelapa
(Jakarta).
• Bercorak Hindu.
• Sumber sejarah:
✓ Prasasti Rakryan Juru Pengambat
✓ Prasasti Horen
✓ Prasasti Citasih
✓ Prasasti Astanagede
✓ Kitab Carita Kidung Sundayana
✓ Kitab Cerita Prahyangan
Kekuasaan:
• Maharaja Jayabhupati
• Rahyang Niskala Wastu Kencana
• Rahyang Dewa Niskala
• Sri Baduga Maharaja
• Hyang Wuni Sora
• Prabu Niskala Wastu Kencana
• Tohaan
• Ratu Jaya Dewata
• Prabu Surawisesa
• Prabu Ratu Dewata
• Pada masa pemerintahan Sri Baduga
Maharaja, terjadi Perang Bubat yang
disebut dalam kitab Pararaton. Ia gugur
dalam perang ini.
• Keruntuhan Kerajaan Pajajaran terjadi
ketika kerajaan Islam Banten menyerang
Pajajaran tahun 1579 dibawah pimpinan
Maulana Hasanudin.
KERAJAAN MAJAPAHIT
• Berdiri tahun 1293, ibukotanya adalah Trowulan.
• Didirikan oleh Raden Wijaya setelah runtuhnya Singosari dan
Kediri.
• Bercorak Hindu-Syiwa dan Buddha.
• Sumber sejarah:
✓ Prasasti Butak, memuat peristiwa-peristiwa keruntuhan
Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk
mendirikan kerajaan.
✓ Kidung Harsawijaya
✓ Kidung Panji Wijayakrama
✓ Kitab Pararaton
✓ Kitab Negarakartagama
Kekuasaan:
1) Raden Wijaya, bergelar Sri Kertarajasa
Jayawardhana
2) Sri Jayanegara, terjadi pemberontakan Juru
Demung, Gajah Biru, Nambi, Semi dan Kuti.
3) Tribhuwanotunggadewi, adalah putri dari putri
Kertanegara, yaitu Gayatri. Pada masanya terjadi
pemberontakan Sadeng, namun dipatahkan oleh
Gajah Mada yang menjadi Patih Daha.
Atas usul Patih Amang, Gajah Mada dilantik
menjadi patih amangkubhumi.
Setelah dilantik, ia mengucap Sumpah Palapa yaitu
bertekad untuk mempersatukan Nusantara di
bawah panji Majapahit.
4) Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanegara.
Pada masa ini, kerajaan Majapahit
mengalami kejayaan.
Majapahit mulai runtuh ketika Gajah Mada
wafat tahun 1364.
Penyebab keruntuhan:
• Tidak ada lagi raja yang cakap, seperti
Wikramawardhana dan Suhita.
• Meletusnya perang saudara yang disebut
Perang Paregreg selama 5 tahun.
• Terjadinya kekosongan kekuasaan.
• Munculnya kerajaan Islam Demak dan Malaka.
YANG MUNGKIN KELUAR JUGA:
1. TARI-TARIAN DAERAH
2. LAGU DAERAH
3. PENCIPTA LAGU
4. CANDI
5. BATAS WILAYAH
Tari-Tarian Daerah
1. Tari Cokek (Betawi, DKI Jakarta) 17. Tari Gambyong (Solo)
2. Tari Remo (Jombang, Jawa Timur) 18. Tari Reog (Ponorogo)
19. Tari Jaran Kepang (Ponorogo)
3. Tari Indang (Sumatera Barat)
20. Tari Kecak (Bali)
4. Tari Legong (Bali)
21. Tari Pendet (Bali)
5. Tari Bungong Jeumpa (Aceh) 22. Tari Kancet Ledo/Tari Gong (Kutai Kertanegara)
6. Saman (Aceh) 23. Tari Tempurung (Sulawesi Utara)
7. Tor Tor (Tapanuli Utara) 24. Tari Kipas Pakarena (Sulawesi Selatan)
8. Tari Piring (Minangkabau) 25. Tari Paduppa Bosara (Sulawesi Selatan)
26. Tari Gandrung Lombok (Nusa Tenggara Barat)
9. Turuk Langgai (Mentawai)
27. Tari Caci (Nusa Tenggara Timur)
10. Tari Sekapur Sirih (Jambi)
28. Tari Lego Lego (Nusa Tenggara Timur)
11. Tari Lilin (Minangkabau)
29. Tari Tide Tide (Maluku Utara)
12. Tari Ronggeng Blantek (Betawi) 30. Tari Saureka Reka (Maluku)
13. Tari Jaipong (Karawang) 31. Tari Awaijale Rilejale (Papua)
14. Tari Topeng (Cirebon) 32. Tari Selamat Datang (Papua Timur)
15. Tari Bedhaya (Yogyakarta) 33. Tari Sajojo (Papua)
34. Tari Yospan (Papua)
16. Tari Serimpi (Yogyakarta)
35. Tari Ranup Lampuan (Aceh)
Terimakasih
BAGUS SARWONO (081328808869)
FOUNDER SEKOLAH PEMILU

Sekolah Pemilu

Anda mungkin juga menyukai