Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

DISUSUN OLEH:

NAMA : AULIA ZIKRI


KELAS : I/A
MATA KULIAH : PANCASILA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA

2023
A.Pengertian Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki pengertian yang
luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi
negara dan sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya, terdapat
berbagai macam terminologi yang harus kita deskripsikan secara obyektif. Oleh karena
itu untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun
peristilahannya maka pengertian Pancasila meliputi:
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad Yamin
dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, dasar, atau Syiila artinya peraturan tingkah
laku yang baik/senonoh.
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila yang memiliki arti
secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat
dalam kepustakaan Budha di India. Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk
mencapai nirwana dengan melalui samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban
moral yang berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral principle) yang harus
ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri, berzina, berdusta dan larangan minum-
minuman keras. Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan India masuk
ke Indonesia sehingga ajaran Pancasyiila masuk kepustakaan Jawa terutama jaman
Majapahit yaitu dalam buku syair pujian Negara Kertagama karangan Empu Prapanca
disebutkan raja menjalankan dengan setia ke lima pantangan (Pancasila). Setelah
Majapahit runtuh dan agama Islam tersebar, sisa-sisa pengaruh ajaran moral Budha
(Pancasila) masih dikenal masyarakat Jawa yaitu lima larangan (mo limo/M5) : mateni
(membunuh), maling (mencuri), madon (berzina), mabok (minuman keras/candu), main
(berjudi).

2. Pengertian Pancasila Secara Historis


Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang akan diterapkan.
Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan
Ir.Soekarno yang mengusulkan nama dasar negara Indonesia disebut Pancasila.
Tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk Pembukaannya yang
didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai dasar negara. Walaupun dalam
Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah/kata Pancasila, namun yang dimaksudkan
dasar negara Indonesia adalah disebut dengan Pancasila. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan rumusan dasar negara yang
secara spontan diterima oleh peserta sidang BPUPKI secara bulat.

B. Pengertian Dasar Negara


Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang negara, yakni negara adalah
sesuatu yang hidup, tumbuh,mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian dasar
negara meliputi arti sebagai berikut
1. Basis atau fundament Negara.
2. Tujuan yang menentukan arah Negara.
3. Pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan fungsi-
fungsinya dalam mencapai tujuan itu.
Istilah presiden soekarno ialah” dasar statis“ dan “ Leitsatar dinamis “ di kutip
sebagai berikut :
“Bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dalam
statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar, bintang pimpinan”.

C. Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Jepan secara resmi menguasai Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942 setelah
Jenderal Ter Poorten sebagai Panglima Tertinggi Angkatan darat Sekutu di Jawa
menyerah tanpa syarat di Kalijati. Setelah dua tahun menguasai Indonesia, secara pelan
tapi pasti Jepang mulai terdesak. Untuk menenangkan bangsa Indonesia agar tidak
melakukan pemberontakan, pada tanggal 7 September 1944 Perdana menteri Jepang
Koiso, mengumumkan janji pemerintah Jepang kepada Indonesia bahwa Hindia
Belanda akan diberi kemerdekaan kelak dikemudian hari.
Untuk mendapatkan dukungan dan simpati dari bangsa Indonesia, sebagai
realisasinya tanggal 1 Maret 1945 pada saat peringatan mulainya pembangunan Jawa
Baru dengan mendaratnya tentara Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 di pantai utara
Pulau Jawa, diumumkan antara lain dibentuk Dokuritsu Zyuunbi Tioosakai atau badan
untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan atau Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Badan penyelidik tersebut baru dibentuk tanggal 29 April 1945, yaitu pada saat
hari ulang tahun Tenno Heika, Maharaja Jepang. Tanggal 28 Mei 1945 diadakan
upacara pembukaan Badan Persiapan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Susunan badan penyelidik itu terdiri dari ketua Dr. radjiman Wediodiningrat, Ketua
Muda Ichibangse dari jepang, Ketua Muda R.P.Soeroso, dengan enam puluh orang
anggota. Hal-hal yang berkaitan dengan sidang perumusan Pancasila sebagai dasar
Negara :
1. SIDANG BPUPKI (Tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945)
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama 4 hari, berturut-turut yang tampil
untuk berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut :
a. Mr. muh. Yamin, tanggal 29 Mei 1945 mengusulkan rumusan dasar Negara
yaitu sebagai berikut :
1) Peri kebangsaan,
2) Peri kemanusiaan,
3) Peri ketuhanan,
4) Peri kerakyatan,
5) Kesejahteraan rakyat (kadilan sosial).
Selain usulan tersebut, pada akhir pidatonya Mr. Muh. Yamin menyerahkan
naskah sebagai lampiran yaitu suatu rancangan ususlan sementara berisi rumusan UUD
RI dan rancangan itu dimulai dengan pembukaan yang rumusan dasar negaranya adalah
sebagai berikut :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebangsaan dan persatuan Indonesia.
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Ir. Soekarno (Tanggal 1 Juni 1945)
Usulan dasar Negara dalam siding BPUPKI pertama berikutnya adalah dari Ir.
Soekarno. Beliau mengusulkan rumusan dasar Negara yang diberi nama Pancasila yaitu
sebagai berikut:
1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia).
2) Internasionalisme (peri kemanusiaan).
3) Mufakat (demokrasi).
4) Kesejahteraan sosial.
5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang Berkebudayaan).

c. Rumusan dasar Negara menurut Piagam Jakarta (Tanggal 22 Juni


1945)
Setelah sidang pertama selesai, dibentuk panitia perumus yang tugasnya adalah
menggolong-golongkan usulan-usulan pada rapat BPUPKI pertama. Jumlah tim
perumus tersebut adalah delapan orang. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemuan
antara panitia kecil (Tim Perumus) dengan sebagian anggota BPUPKI yang kebetulan
ada acara di Jakarta. Disepakati dibentuk panitia kecil yang jumlahnya Sembilan orang
yang terkenal dengan panitia Sembilan. Anggota panitia tersebut adalah Ir. Soekarno,
Wachid Hasyim, Mr. Muh. Yamin, Mr. Maramis, Drs. Moh. Hatta, Mr. Soebardjo, Kyai
Abdul Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Haji Agus Salim. Panitia
Sembilan ini setelah mengadakan pertemuan secara masak dan sempurna telah
mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan
islam dan golongan nasionalis. Modus atau persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu
rancangan Pembukaan Hukum Dasar, yang terkenal dengan Piagam Jakarta dengan
rumusan dasar Negara sebagai berikut :
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. SIDANG BPUPKI II (Tanggal 10 sampai 16 Juli 1945)
Dalam sidang ini salah satu kesepakatan adalah pembentukan panitia kecil yaitu,
a. Panitia perancang undang-undang dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
b. Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta.
c. Panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso.
Pada tanggal 14 Juli 1945 panitia perancang UUD berhasil melaporkan hasil
kerjanya. Susunan UUD yang diusulkan terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka yang berupa dakwaan di muka dunia atas
penjajahan Belanda.
b. Pembukaan yang merupakan hasil dari Panitia Sembilan (Piagam Jakarta)
yang di dalamnya terkandung dasar Negara Pancasila, dan
c. Pasal-pasal UUD yang berjumlah 42 pasal.

3. Pembentukan PPKI
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa
Indonesia. Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan akan dibentuk PPKI (Dokuritzu
Zyunbi Linkai). Untuk keperluan itu, tanggal 8 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Moh. Hatta,
dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas panggilan Jendral Besar Terauchi,
Saiko Sikikan untuk daerah selatan. Indonesia termasuk wilayah kekuasaan Jendral
Terauchi. Menurut Soekarno, Jendral Terauchi pada tanggal 9 Agustus 1945
memberikan kepadanya tiga cap yaitu :
a. Soekarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
Moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan Radjiman sebagai anggota.
b. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 1945.
c. Cepat atau lambat pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia
Jepang.
Sekembalinya dari Saigon (Vietnam Selatan) tanggal 14 Agustus 1945, di
Kemayoran Ir. Soekarno mengumumkan di muka orang banyak bahwa bangsa
Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga (secepat mungkin) dan kemerdekaan
Indonesia bukan hadiah dari Jepang melainkan merupakan hasil perjuangan bangsa
Indonesia sendiri. Oleh karena itulah, maka ketua PPKI kemudian menambah sejumlah
anggota atas tanggung jawab sendiri. Dengan demikian, sifat panitia persiapan itu
berubah menjadi badan pendahuluan bagi komite nasional. Anggota-anggota panitia ini
datang dari seluruh kepulauan Indonesia sebagai wakil daerah masing-masing,
kemudian ditambah enam orang lagi sebagai wakil golongan yang terpenting dalam
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) yang pada hakikatnya juga sebagai komite nasional memiliki sifat
representative, sifat perwakilan bagi seluruh bangsa Indonesia.

4. Proklamasi dan Sidang Pertama PPKI


Setelah Hirosima dan Nagasaki di Bom Atom Amerika Serikat, tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat tanpa sekutu. Dan kesempatan tersebut
digunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang bangsa Indonesia untuk menyatakan
kemerdekaan. Namun, dalam pelaksanaannya timbul perbedaan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda tentang kapan kemerdekaan di lakukan. Golongan
muda menghendaki kemerdekaan dilaksanakan saat itu juga sedang golongan tua
menghendaki adanya pertemuan dengan anggota PPKI yang lain. Puncak perselisihan
ini terjadi ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Diculik oleh golongan muda dan di
amankan do Rengasdengklok dengan harapan keduanya mau memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada saat itu juga. Namun akhirnya, setelah ada pembicaraan
kedua pihak sepakat tanggal 17 Agustus 1945 di Proklamasikan Kemerdekaan Bangsa
Indonesia.
Untuk mempersiapkan proklamasi tersebut pada tengah malam Bung Karno dan
Bung Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang
jl. Imam Bonjol No.1), dimana telah berkumpul beberapa orang golongan muda dan
golongan tua. Di rumah Laksamana Maeda ini, teks Proklamasi dirumuskan. Penulis
konsep ini adalah Bung Karno dan mendapatkan pasukan dari peserta yang hadir.
Kemudian pada pagi harinya, tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No.56,
Jakarta, tepatnya pada hari jum’at legi, jam 10 pagi waktu Indonesia bagian barat, Bung
Karno dengan di damping oleh Moh. Hatta atau nama Bangsa Indonesia
memproklamasikan Negara Indonesia. Satu hari setelah proklamasi, tepatnya tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama dengan hasil sebagai berikut :
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi,
1) Melakukan beberapa perubahan dan piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai pembukaan UUD 1945.
2) Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 11 Juli 1945, setelah mengalami perubahan
karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai UUD 1945.
b. Memilih presiden dan wakil presiden.
c. Menetapkan, sebelum MPR dan DPR terbentuk, presiden di bantu oleh
sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat.
Dengan disahkannya UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasila sebagai
dasar Negara, maka secara resmi Pancasila sebagai Dasar Negara Lahir.

D.Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara


1. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
yaitu Pancasila sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi
Negara Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan
apa yang tersurat dalam pembukaanUndang-Undang Dasar 1945 alenia 4 antara lain
menegaskan:
“Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan
Yang Maha esa. kemanusiaan yang adildan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dengan
kedudukan yang istimewa tersebut, selanjutnya dalam proses penyelenggaraan
kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat pula. Pasal-pasal Undang-Undang
Dasar 1945 menggariskan ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi pancasila
dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara. Untuk lebih rincinya kedudukan
pancasila sebagai dasar Negara, antara lain:
a. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segalasumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia
b. Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam
Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam empatpokok pikiran
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baikhukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis.
d. Pancasila mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah danpenyelenggara negara termasuk
penyelenggara partai.
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara tentu harus dipahami karena pancasila
merupakan salah satu elemen paling penting dalam negara kita ini. Pancasila adalah
suatu idoelogi yang dipegang erat bangsa Indonesia. istilah Pancasila diperkenalkan
oleh sosok Bung Karno saat sidang BPUPKI I . Pancasila kemudian menjadi sebuah
landasan berdirinya negara Indonesia.

2. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara


a. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang di dalamnya terkaandung
konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Pancasila haruslah menjadi
nilai-nilai yang hidup dan mengkristal dalam masyarakat Indonesia, sehingga
pandangan hidup itu haruslah dijunjung tinggi oleh masyarakat agar Pancasila mampu
menjadi sebuah Pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia.
Pancasila yang terdiri dari lima sila ini berisi rumusan yang dapat dijadikan
pedoman dalam kehidupan khususnya bagi rakyat Indonesia. Kelima sila tersebut
menggambarkan bagaimana seharusnya warga negara Indonesia berkelakuan dalam
kehidupan sehari-harinya. Pancasila yang disahkan pada 1 Juni 1945 ini juga tercantum
pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pada alinea keempat.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sudah jelas akan menjadikan
Pancasila sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
tersebut dapat dijadikan teladan atau acuan untuk dapat menjalankan hidup yang tertata
dan juga teratur, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara.
Di samping dijadikan sebagai pengatur dan pengarah kehidupan warga negara,
Pancasila juga dijadikan sebagai pandangan hidup. Seperti yang dilansir dalam situs
resmi Bpip.go.id yang diakses pada 17 Februari 2021 Pancasila sebagai pandangan
hidup berarti menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup pada setiap hal yang kita
lakukan dalam keseharian.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan nilai-nilai yang terkandung di
dalam kelima sila Pancasila. Misalnya dalam Sila pertama, kita sebagai warga negara
harus saling menghormati kepada sesama umat beragama dan juga menjalankan
perintah tuhan sesuai dengan agama yang dianut.
Pada sila lainnya juga kita dapat menerapkan nilai yang lainnya, contohnya
seperti menjunjung tinggi kepentingan umum daripada kepentingan peribadi, saling
tolong menolong kepada sesama manusia tanpa pandang bulu, saling menghormati satu
sama lain, mengutamakan musyawarah untuk muafakat dalam memutuskan suatu
keputusan yang melibatkan kepentingan umum. Pancasila sebagai pandangan hidup
tentu dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan Pancasila
dan juga menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup, tentu hidup kita akan jauh
lebih tertata dan juga menciptakan keamanan serta kenyamanan antara satu dengan
lainnya.
b. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara atau disebut sebagai ideology
Negara. Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
penyelanggaran Negara. Sebagai dasar Negara, pancasila merupakan suatu asas
kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum,sehinga merupakan
suatu sumber nilai, norma, serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan
menguasai hukum dasar, baik tertulis maupun tidak tertulis. Sebagai sumber dari segala
sumber hukum, pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD
1945 yang di lanjutkan dalam pokok-pokok pikiran UUD 1945 yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945 dan pada akhirnya di jabarkan pada pasal-pasal UUD 1945
serta hukum positif lainya.
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia sangat kuat dan tidak
dapat diganggu gugat. Berikut adalah penjelasan mengenai kedudukan Pancasila
sebagai Dasar Negara:
1. Tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
Pancasila secara resmi dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembukaan UUD 1945
menyatakan bahwa negara Indonesia didirikan atas dasar Pancasila. Hal ini menegaskan
kedudukan Pancasila sebagai pijakan utama dalam konstitusi Indonesia.
2. Konstitusi yang Tidak Dapat Diganggu Gugat
UUD 1945 merupakan konstitusi tertulis yang memiliki kedudukan dan
kekuatan hukum tertinggi di Indonesia. Dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, disebutkan
bahwa Pancasila merupakan asas tunggal negara dan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, tidak ada lembaga atau pihak manapun yang memiliki
kewenangan untuk mengubah atau menggantikan Pancasila sebagai Dasar Negara.
3. Keputusan Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi Indonesia (MK) telah menegaskan dan memperkuat
kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam putusan-putusannya. MK
menyatakan bahwa perubahan terhadap Pancasila hanya dapat dilakukan melalui
mekanisme amandemen UUD 1945 yang ditetapkan oleh MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat).
4. Keberadaan dan Pengamalan Sehari-hari
Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau dokumen formal, tetapi juga harus
tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi acuan
dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, politik, hukum, sosial, ekonomi, dan
budaya. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua warga negara
Indonesia.
5. Bendera dan Lambang Negara
Pancasila secara visual juga menjadi bagian yang penting dalam simbol-simbol
nasional Indonesia. Lambang negara Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih
menunjukkan keberadaan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dihormati dan dijunjung
tinggi.
c. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila diangkat dari pandangan hidup Bangsa Indonesia, yaitu berasal dari
nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai religious yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia merupakan kausa materialis (asal bahan) dari Pancasila.

d. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa


Nilai-nilai Pancasila merupakan corak khas terhadap bangsa Indonesia sehingga
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Semua perilaku, sikap, dan
pemikiran rakyatnya harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai dan ajaran moral
yang dikandung Pancasila pun hendaknya diimplementasikan dan dijalankan dalam
keseharian. Menurut Totok Sugiarto, dkk dalam buku Ensiklopedia Pancasila (2021),
arti dari Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah Pancasila lahir bersamaan dengan
bangsa Indonesia. Sebagai kepribadian bangsa berarti nilai-nilai Pancasila merupakan
ciri khas bangsa Indoensia, baik dalam berperilaku, bertindak maupun berpikir. Peranan
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Adapun salah satu fungsi Pancasila sebagai
kepribadian bangsa adalah menjadi cerminan dari jati diri bangsa Indonesia. Dikutip
dari buku Implementasi dan Prinsip Pancasila (2020) oleh Tim Penyusun, peranan
Pancasila sebagai kepribadian bangsa tecermin dari cita-cita bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa juga berarti bahwa Pancasila merupakan
ciri khas yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Misal, Indonesia memiliki
ideologi negara, berupa Pancasila. Sementara negara lain tidak memilikinya atau
mengusung ideologi lain. Selain itu, peranan Pancasila sebagai kepribadian bangsa,
yakni memotivasi perilaku, sikap, dan perbuatan masyarakat Indonesia dalam
keseharian. Motivasi ini, secara langsung maupun tidak, akan membantu masyarakat
Indonesia untuk mewujudkan cita-cita serta tujuan bangsa. Kesimpulannya, ada 3 fungsi
Pancasila sebagai kepribadian bangsa, yakni:
1. Menjadi cemrinan dari jati diri bangsa;
2. Ciri khas bangsa Indonesia;
3. Memotivasi perilaku, sikap, dan perbuatan masyarakat Indonesia dalam
keseharian.
e. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka sangat mungkin mampu menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideology
terbuka berarti mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai dalam Pancasila tidak
berubah namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan tantangan nyata yang
kita hadapi dalam setiap kurun waktu.
Pancasila sebagai ideologi terbuka senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan aspirasi, pemikiran, dan akselerasi dari masyarakat. Tujuannya adalah
mewujudkan cita-cita untuk hidup berbangsa dalam mencapai harkat dan martabat
kemanusiaan. Nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika
kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman. Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung nilai-nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.
f. Sebagai Perjanjian Luhur
Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sudah disepakati oleh para pendiri
bangsa. Pancasila sebagai perjanjian luhur memiliki beberapa fungsi, di antaranya
adalah:
1. Sebagai identitas bangsa, yaitu menunjukkan ciri khas dan kepribadian bangsa
Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain.
2. Sebagai cita-cita bangsa, yaitu menunjukkan tujuan dan arah perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai kesejahteraan, keadilan, dan kemajuan.
3. Sebagai sumber tertib hukum, yaitu menunjukkan landasan normatif dan
filosofis bagi penyelenggaraan negara dan hukum di Indonesia.
4. Sebagai filsafat pemersatu bangsa, yaitu menunjukkan pandangan hidup dan
nilai-nilai yang mampu menyatukan berbagai keragaman etnis, agama, budaya,
dan wilayah di Indonesia.
5. Sebagai pedoman untuk memecahkan berbagai masalah berbangsa dan
bernegara, mulai dari masalah politik, ekonomi, sosial-budaya, hingga
pertahanan keamanan4.

E. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara


Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara ialah Pancasila berperan sebagai
landasan dan dasar bagi pelaksanaan pemerintahan, membentukan peraturan, dan
mengatur penyelenggaraan negara.
Melihat dari makna pancasila sebagai dasar negara kita tentu dapat
menyimpulkan bahwa pancasila sangat berperan sebagai kacamata bagi bangsa
Indonesia dalam menilai kebijakan pemeritahan maupun segala fenomena yang terjadi
di masyarakat. Fungsi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ditetapkan dalam MPR
No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan P4 dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
Dalam ketetapan MPR itu menegaskan Pancasila harus dijalankan secara
konsekuen dan konsisten. Sebagai dasar negara, Pancasila juga berfungsi menjadi
kaidah negara yang bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapa pun termasuk
oleh DPR/MPR hasil pemilu. Makna Pancasila sebagai dasar negara adalah untuk:
1. Menata negara yang merdeka dan berdaulat,
2. Mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan berwibawa
untuk mencapai tujuan nasional, dan
3. Arah dan petunjuk aktivitas kehidupan bangsa Indonesia dalam keseharian.

F. Kelebihan Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia
adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-
citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan
karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa
Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan
dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga
negara dengan tanah airnya. Pandangan Soekarno yang demikian ini merupakan
pengulangan dari apa yang pernah ia ucapkan pada Pidato 1 Juni, Hari Lahirnya
Pancasila. Bukti bahwa ideologi pancasila lebih baik dari dua ideologi itu karena
Pancasila memuat pokok-pokok pikiran sedemikian rupa:
1. Pertama, sila Ketuhanan
Memuat pokok-pokok pikiran bahwa manusia Indonesia menganut berbagai
agama, dengan kata lain ada kebebasan untuk beragama dan tidak beragama, serta ada
kebebasan untuk berpindah agama (keyakinan)nya. Bahkan mereka yang tidak percaya
kepada Tuhan-pun, karena toleransinya yang sudah menjadi sifat bangsa Indonesia,
mengakui bahwa kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan
karakteristik dari bangsanya, sehingga mereka menerima sila Pertama ini.
2. Kedua, Nasionalisme Indonesia
Bangsa Indonesia tidak menganggap diri lebih unggul dari bangsa lain. Ia tidak
pula berusaha untuk memaksakan kehendaknya kepada bangsa-bangsa lain (bandingkan
dengan ideologi imperialisme dan kapitalisme). Di Barat, Nasionalisme berkembang
sebagai kekuatan agresif yang mencari daerah jajahan demi keuntungan ekonomi
nasionalnya. Di Asia, Afrika, dan Amerika Latin nasionalisme adalah gerakan
pembebasan, gerakan protes terhadap penjajah akibat penindasan Barat.
3. Ketiga, Internasionalisme
Menghendaki setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat, setiap
bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa.
4. Keempat, demokrasi
Telah ada sejak dahulu di bumi Indonesia meskipun bentuknya beda dengan
demokrasi yang ada di Barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip: mufakat,
perwakilan, dan musyawarah.
5. Kelima, Keadilan Sosial
Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan kemakmuran sosial, jadi
bukan keadilan dan kemakmuran individu. Hanya dalam suatu masyarakat yang
makmur berlangsung keadilan sosial.
Sebagai bukti bahwa (ideologi) Pancasila mendapat dukungan dari seluruh
rakyat Indonesia, Soekarno mengajak semua unsur (golongan) yang ada di Indonesia
dalam pidatonya itu. Mereka yang ikut di belakang Soekarno pada waktu itu adalah:
para pejabat tinggi dan para politisi. Mereka terdiri atas para panglima militer, ulama
besar dari berbagai agama yang ada di Indonesia. Ada pimpinan Partai Komunis
Indonesia, ada perwakilan dari golongan Katolik dan Protestan, dan ada pula sejumlah
pimpinan dari golongan nasionalis (PNI dan lain-lain). Diikutsertakan dalam delegasi ke
SU PBB itu adalah wakil buruh, tani, wakil golongan perempuan, dan wakil golongan
cendekiawan.
Mengingat Pancasila, terutama demokrasi yang menitikberatkan musyawarah-
mufakat, yang tidak ada dalam demokrasi Barat, maka Soekarno mengajak supaya
bangsa-bangsa di dunia mengikuti ideologi Pancasila. Demikianlah kata Soekarno
dalam sidang itu, ‘Cara musyawarah ini dapat dijalankan, karena wakil-wakil bangsa
kami berkeinginan agar cara-cara itu dapat berjalan. Semua menginginkannya, karena
semuanya menginginkannya tercapainya tujuan jelas dari Pancasila, dan tujuannya yang
jelas itu ialah masyarakat adil dan makmur.’
Dewasa ini, alih-alih Pancasila bisa diterima bangsa-bangsa di dunia, nasib
ideologi Pancasila pun di dalam negeri masih dalam pertaruhan. Penyelewengan
terhadap Pancasila mulai kentara di era Orde Baru. Pancasila telah dijadikan instrumen
politik untuk menjaga status quo. Pancasila telah dijadikan asas tunggal. Yaitu satu-
satunya asas yang menjadi dasar untuk hidup berbangsa, bernegara, bermasyarakat,
termasuk dalam asas Politik. Pancasila kemudian dijadikan tafsir yang bersifat
monolitik, direktif, kaku, dan berorientasi ‘menghukum’ lawan-lawan politik
pemerintah. Ada usaha, memang, untuk mengembalikan Pancasila berikut tafsirnya,
sesuai dengan semangat para pejuang kemerdekaan, Pancasila yang dikehendaki
Soekarno, Pancasila yang ditawarkan ke Sidang Umum PBB 30 September 1960.
Tetapi, kondisi sekarang sudah berbeda dengan kondisi ketika Soekarno masih
berkuasa. Indonesia sekarang, bahkan mulai Orba berkuasa, sudah dicengkram oleh
kekuatan Neoliberalisme (penjajah baru yang lebih masif dan canggih dibandingkan
dengan nenek moyangnya, Imperialisme dan Kapitalisme).

Anda mungkin juga menyukai