Anda di halaman 1dari 5

Nama : Destiana nelly

Kelas : VII SMP

Rangkuman Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

A. Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara


1. Pembentukan BPUPKI dan Usulan Dasar Negara oleh Tokoh Perumus Pancasila
Pada 8 Maret 1942, Indonesia menjadi wilayah pemdudukan jepang. Hal ini terjadi
setelah dilakukannya Perjanjian Kalijati. Perjanjian yang dilaksanakan di Kalijati,
Subang, Jawa Barat, tersebut menyatakan bahwa Belanda (Hindia Belanda) menyerah
kepada Jepang. Dengan semboyan “Tiga A”, yaitu Jepang Pelindung Asia, Jepang
Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia.
a. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)
BPUPKI melaksanakan sidang pertama di Gedung Chuo Sangi In, Jalan Pejambon 6,
Jakarta. Kini dikenal sebagai gedung Pancasila dan menjadi bagian dari kompleks
bangunan Kementerian Luar Negeri RI.
Muhammad Yamin 1945 dalam pidatonya yang berjudul “Asas dan Kebangsaan
Indonesia”. Menurutnya, dasar negara Indonesia yang akan merdeka terdiri dari lima
unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Perikebangsaan.
2. Perikemanusiaan.
3. Periketuhanan.
4. Perikerakyatan.
5. Kesejahteraan rakyat.
Rumusannya tersebut kemudian disampaikan secara tertulis dalam rancangan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Rumusannya sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya, pada 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan pidatonya tentang dasar negara.
Menurutnya, ada lima unsur yang menjadi dasar negara, yaitu sebagai berikut:
1. Persatuan.
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir dan batin.
4. Keadilan rakyat.
5. Musyawarah.
Konsep yang dikemukakan Soepomo tentang rumusan dasar negara adalah sebagai
berikut:
1. Teori perseorangan atau teori individualistik.
2. Teori Kolektivitas/Teori Golongan.
3. Teori integralistik.
Filosofi Pancasila yang menjunjung tinggi kesetaraan dalam keberagaman menjadi
landasan kemerdekaan. Pancasila terdiri dari lima asas, yaitu sebagai berikut:
1. Nasionalisme dan kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme dan perikemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Untuk mengenang pidato Soekarno tersebut, maka setiap tanggal 1 Juni itu diperingati
sebagai Hari Lahir Pancasila.
Ringkasan dari Pancasila disebut Trisila yang isinya, yaitu sebagai berikut:
1. Sosio-nasionalisme (gabungan kebangsaan dan perikemanusiaan). Artinya bangsa
yang hidup bersama dalam kekeluargaan bangsa-bangsa.
2. Sosio-demokrasi (gabungan demokrasi dan kesejahteraan). Artinya paham demokrasi
persamaan seluruh rakyatnya dalam bidang politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
agama.
3. Ketuhanan. Dimaksudkan untuk menjiwai dasar sosio-nasionalisme dan sosio-
demokrasi.
Menurut Soekarno, Trisila tersebut jika diperas lagi menjadi Ekasila, yaitu gotong
royong. Prinsip Ekasila adalah mendirikan negara gotong royong. Artinya, satu untuk
semua, semua untuk satu, dan semua untuk semua.
Susunan versi Pancasila kemudian diubah oleh tim kecil dari BPUPKI yang terdiri dari
sembilan orang. Hal ini berdasarkan tulisan Mohammad Hatta dalam “Wasiat Bung Hatta
kepada Guntur Soekarno Putra” (ditulis pada 16 Juni 1978). Urutannya kemudian menjadi
Pancasila yang kita kenal sekarang ini.
1. Ketuhana Yang Maha Esa.
2. Keadilan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Imdonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hokmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Piagam Jakarta
Ketua BPUPKI membentuk panitia kecil pada akhir persidangan pertama. Tugasnya
adalah mengumpulkan usulan para anggota. Soekarno diberi mandat untuk memimpin
panitia kecil tersebut. Ada beberapa usul dari anggota yang harus dibahas, yaitu
penentuan kapan Indonesia merdeka, dasar negara, unifikasi dan federasi, bentuk negara
dan kepala negara, warga negara, daerah, agama dan negara, pembelaan, dan keuangan.
Selanjutnya di kantor Besar Djawa Hokokai, panitia kecil mengadakan rapat dengan
tiga puluh delapan anggota BPUPKI. Hasilnya, panitia kecil akan membentuk lagi satu
panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang. Tugasnya adalah membahas berbagai
usulan para anggota tentang dasar negara. Panitia kecil ini beranggotakan sembilan orang
yang dikenal sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut:
1. Soekarno (Ketua)
2. Mohammad Hatta (Wakil Ketua)
3. Achmad Soebardjo (Anggota)
4. Muhammad Yamin (Anggota)
5. K.H Wahid Hasyim (Anggota)
6. Abdul Kahar Muzakkir (Anggota)
7. Anikoesno Tjokrosoejoso (Anggota)
8. H. Agus Salim (Anggota)
9. A. A. Maramis (Anggota)
Pada 22 Juni 1945 Malam, Panitia Sembilan langsung mengadakan rapat di kediaman
Ir. Soekarno, Jalam Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Rancangan tersebut oleh Soekarno
diberi nama “Mukadimah”, oleh Muhammad Yamin dinamakan “Piagam Jakarta”, dan
Oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s Agreement”. Adapun dalam Piagam
Jakarta, rumusan dasar negara adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Sidang II BPUPKI (10-17 Jul 1945)
Panitia Sembilan melaporkan hasil rumusan dasar negara pada saat sidang BPUPKI II
dilakukan.Selanjutnya, BPUPKI membentuk tiga kepanitiaan, yaitu panitia hukum dasar,
panitia ekonomi, dan panitia bela negara. Soekarno mengetuai panitia hukum dasar.
Tugasnya membahas rancangan undang-undang dasar negara. Soekarno kemudian
menyampaikan hasil kerja panitia hukum dasar pada 14 Juli 1945. Hasilnya berupa
rancangan undang-undang yang terdiri atas tiga bagian, yaitu pernyataan Indonesia
merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan batang tubuh undang-undang dasar.
2. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara
Pada 7 Agustus 1945, setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan dan
digantikan dengan PPKI atau Dokuritsu Junbi linkai. Pada 8 Agustus 1945, Soekarno,
Mohammad Hatta, dan K.R.T Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Marsekal
Terauchi, di Dalat, Vietnam. Tujuannya untuk keperluan membentuk PPKI. Hasil
pertemuan tersebut adalah Jepang berjanji akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia
pada 24 Agustus 1945. Jepang akhirnya menyatakan kekalahannya pada sekutu pada 14
Agustus 1945. Hal ini terjadi setelah dua kotanya dijatuhi bom atom. Kota Hiroshima
dijatuhi bom atom pada 6 Agustus 1945. Selanjutnya, pada 9 Agustus 1945, kota
Nagasaki dijatuhi bom atom.
Sang Tokoh
Soekarno
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901, Soekarno merupakan presiden pertama
Republik Indonesia. Ayahnhya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya
bernama Ida Ayu Nyoman Rai.
Pada saat menjelang kemerdekaan, Soekarno turut aktif dalam keanggotaan BPUPKI.
Bahkan, pada 1 Juni 1945, ia ikut serta mengemukakan gagasan tentang dasar negara.
Dasar negara yang ia kemukakan diberi nama Pancasila dan menjadi dasar negara
Indonesia. Oleh karena itu, setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian, ia terpilih secara aklamasi
dalam sidang PPKI kemudian ditetapkan sebagai Presiden Republi Indonesia.
PPKI kemudian menggelar sidang keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945.
Hasil sidang ini kemudian mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara. Rumusannya
tersebut ada dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat. Jadi, Pancasila yang
disahkan urutannya adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai