Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 10

• RAKA AULIA MAS


• MUHAMMAD SULTHON
•M U H A M M A D R I F ’ A N M A U L A N A
MAKNA PILAR

 Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar


memiliki peran yang sangat sentral dan menentukan,
karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat
robohnya bangunan yang disangganya. Dalam bahasa Jawa
tiang penyangga bangunan atau rumah ini disebut ”soko”,
bahkan bagi rumah jenis joglo, yakni rumah yang atapnya
menjulang tinggi terdapat empat soko di tengah bangunan
yang disebut soko guru. Soko guru ini sangat menentukan
kokoh dan kuatnya bangunan, terdiri atas batang kayu yang
besar dan dari jenis kayu yang dapat dipertanggung
jawabkan
Pilar bagi suatu negara-bangsa berupa sistem
keyakinan atau belief system, atau philosophische
grondslag, yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang
dianut oleh rakyat negara-bangsa yang bersangkutan
yang diyakini memiliki kekuatan untuk
dipergunakan sebagai landasan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan
perjuangan dalam menyusun module kerja dan
dalam melaksanakan kegiatannya.
Empat pilar tersebut adalah:
(1) Pancasila,
(2) Undang-Undang Dasar 1945,
(3) Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
(4) Bhinneka Tunggal Ika
PANCASILA

Taufik menyatakan “Pancasila adalah terjemahan


dorongan hati manusia Indonesia ke dalam dimensi
sosial-politik. Dalam Pancasila, bangsa Indonesia
melihat wajahnya sebagaimana ia mencita-
citakannya.” Selain itu Ia berpendapat pancasila
dapat pula berfungsi sebagai pedoman untuk melihat
peristiwa sosial-politik, ekonomi dan kebudayaan
yang terjadi di tengah masyarakat dari berbagai
dimensi.
UUD 1945

landasan kedua yang harus menjadi acuan dalam


pembangunan karakter bangsa adalah norma
konstitusional UUD 1945. Nilai-nilai universal yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus
dipertahankan menjadi norma konstitusional bagi
negara Republik Indonesia.
NKRI

landasan ketiga yang harus menjadi pijakan dalam


pembangunan karakter bangsa adalah komitmen
terhadap NKRI. Selain itu ada pula alasan lain yaitu
di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat norma
yang terkait dengan tujuan negara atau tujuan
nasional yang merupakan cita-cita pendiri bangsa
atas berdirinya NKRI.
BHINEKA TUNGGAL IKA

Landasan selanjutnya yang mesti menjadi perhatian semua


pihak dalam pembangunan karakter bangsa adalah
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu bertujuan
menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu
dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang
memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran”
dan “makmur dalam keadilan” dengan dasar negara
Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945.
SEJARAH
LAHIRNYA PANCASILA
Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa
 Zaman Kuno
Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan
masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur
Pancasila sudah ada di masyarakat, yaitu terkait
dengan sistem kepercayaan.
 Zaman Kolonial
- Masuknya Belanda: VOC (1602), perlawanan rakyat abad
XVII-XIX bersifat kedaerahan dan lokal, sehingga
mudah dipatahkan.
- Perlawanan rakyat abad XX, ditandai :
1. Munculnya paham nasionalisme, liberalisme, dan
demokrasi.
2. Pengaruh kemenangan bangsa Asia terhadap
Eropa.
3. Munculnya Pergerakan nasional Indonesia.
4. Tumbuhnya organisasi Modern.
5. Sumpah Pemuda.
6. Penjajahan Jepang (sidang BPUPKI I dan II
dan pembentukan PPKI).

 Proklamasi 17 Agustus 1945


Penetapan Pancasila dalam UUD 1945 (sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945).
Sejarah Perumusan Pancasila
 Pembentukan BPUPKI
Jepang memberi janji kepada Indonesia bahwa
akan diberi merdeka pada tanggl 24 Agustus 1945,
sehingga untuk mewujudkan janji tersebut
berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai).
Badan ini beranggota 60 orang, diketuai dr.
Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil ketua Raden
Panji Soeroso serta Ichubangasa (Jepang).
A. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Agenda sidang dalam pertemuan ini adalah
membicarakan tentang landasan-landasan
bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka.
Dalam kesempatan ini:
 Moh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar
Indonesia merdeka, yaitu:
- Peri kebangsaan;
- Peri Kemanusiaan;
- Peri Ketuhanan;
- Peri kerakyatan;
- Kesejahteraan rakyat.
 Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3
teori, yaitu
- Negara individualistik, atau negara yang disusun
atas dasar kontrak sosial dari warganya dengan
mengutamakan kepentingan individu sebagaimana
diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean
Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H.J Laski.
- Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx,
Engels, dan Lenin.
- Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh
memihak pada salah satu golongan, tetapi berdiri di
atas semua kepentingan (Spinoza, Adam Muller, dan
Hegel).
Dalam hal ini Soepomo menolak negara individualistik
dan negara golongan, namun mengusulkan negara
integralistik (negara persatuan), yaitu negara satu
untuk semua orang.
 Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa
dasar Indonesia yang dimaksud adalah philosophishe
gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran yang
sedalam-dalamnya yang di atasnya didirikan gedung
Indonesia merdeka). Dasar yang diusulkan yaitu:
- Kebangsaan atau Nasionalisme;
- Kemanusiaan (internasionalisme);
- Musyawarah, mufakat, perwakilan;
- Kesejahteraan sosial;
- Ketuhanan yang berkebudayaan.
Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila.
Menurut Soekarno, jika yang lima tidak
disetujui, dapat diperas menjadi Trisila (Sosio
Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan Ketuhanan).
Selanjutnya, jika yang tiga juga tidak disenangi,
dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu Gotong-
royong, dan inilah dasar asli bangsa Indonesia.
 Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk
panitia Kecil yang beranggotakan 8 orang.
- Anggota 8 meliputi: Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki
Bagus
Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh.

Yamin, dan Mr. A.A. Maramis.


- Tugas panitia 8 ini adalah menampung dan
mengidentifikasi usulan anggota BPUPKI.

- Berdasarkan usulan yang masuk


diketahui, ada perbedaan usulan tentang
dasar negara. Golongan Islam menghendaki
negara berdasar syariat Islam, sedang
 Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia Kecil 9
orang, yang anggotanya berasal dari golongan Islam dan
golongan Nasionalis, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,
Mr. Moh. Yamin, Mr. A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo,
Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid
Hasyim, dan H. Agus Salim.
 Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945,
menghasilkan kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam
alinea keempat rancangan Preambule, yaitu “Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya; Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan
Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Isi
selengkapnya kesepakatan itu disebut Rancangan Preambule
Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan
tersebut dengan nama “Piagam Jakarta”.
B. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli)
1945, menghasilkan:
1. Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti
dalam Piagam Jakarta.
2. Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55
suara dari 64 yang hadir).
3. Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia
Belanda + Timor Timur + Malaka (39 suara).
4. Dibentuk tiga panitia kecil:
a. Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno.
b. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh.
Hatta.
c. Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno
Tjokrosoejoso.
Pembentukan PPKI
(Dokuritsu Zyubbii Inkai)
► Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam
rangka mempersiapkan Indonesia Merdeka dan
intinya mengesahkan dasar negara dan UUD 45,
dengan ketua Ir. Soekarno, wakil ketua Moh. Hatta,
jumlah anggota 21 orang.
► Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6 orang
anggota wakil golongan, yaitu: Wiranatakusuma, Ki
Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sajuti
Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad
Soebardjo.
► Jadi PPKI berfungsi sebagai komite nasional
pembentuk negara.
 Proklamasi kemerdekaan
1.Jepang menyerah pada sekutu
2.Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik,
Kusnaini, Sutan Sjahrir, Soedarsono,
Soepomo, dan kawan-kawan meminta

Sukarno untuk segera mengumumkan


kemerdekaan RI. Sebaliknya, golongan
tua masih banyak berpikir dan

pertimbangan.

3.Terjadilah kesepakatan di Rengesdengklok


dan Proklamasi dilaksanakan hari Jumat,
 Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)
1. Sore hari setelah proklamasi datang opsir
Jepang ke rumah Bung Hatta menyampaikan
keberatan wakil Indonesia bagian timur
terhadap tujuh kata dalam sila pertama Piagam
Jakarta.
2. Sebelum sidang, Bung Hatta menemui wakil-
wakil Islam, akhirnya disepakati untuk
menghilangkan tujuh kata tersebut.
3. Mengesahkan UUD 1945.
4. Menetapkan Ir. Soekarno menjadi Presiden dan
Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.
5. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang bertugas mendampingi presiden
dan wakil presiden sampai terbentuk MPR dan
DPR.

Anda mungkin juga menyukai