Oleh :
1. Raka Aulia Mas
2. Muhammad Rifan Maulana
3. Yan Harun
4. Adib Internareza
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam senantias kami panjatkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Hadiyan, M.Ag. selaku dosen
pembimbing, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan dan
menerima kritik setra saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... 2
BAB I PEMBAHASAN............................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Pendidik................................................................................................. 5
B. Konsep Pendidik..................................................................................................... 5
C. Tujuan Pendidik...................................................................................................... 6
D. Kompetensi Pendidik.............................................................................................. 7
E. Kode Etik Pendidik................................................................................................ 8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
1. Ustadz adalah orang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya setiap
dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses dan hasil kerja, serta sikap continuous improvement.
2. Mu'allim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan
fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan fungsi teoritis praktisnya, sekaligus melakukan transfer
ilmu pengetahuan, internalisasi implementasi (amaliah).
3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta
mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi
dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya.
4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi
pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didik.
5. Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbarui
pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didik,
memberantas kebodohan, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan
kenampuannya.
6. Mu’addib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam
membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan.
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik
potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).[2]
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan
kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah Allah
SWT dan mampu melakulan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang
mandiri.[3]
B. Konsep Pendidik
Pendidik terbagi dua, yaitu :
1.Pendidik Kodrat
Orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap anak adalah orang tuanya.
Orang tua disebut pendidik kodrat karena mereka mempunyai hubungan darah dengan anak.
Orang tua harus menerima, mencintai, mendorong dan membantu anak aktif dalam kehidupan
bersama (kekerabatan) agar anak memiliki nilai hidup, jasmani, nilai keindahan, nilai kebenaran,
nilai moral, nilai keagamaan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut sebagai perwujudan
dan peran mereka sebagai pendidik.
Orang tua sebagai pendidik kodrat menerima amanah dan tugas mendidik langsung dari
Allah Maha Pendidik. Dalam surat At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya “Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
5
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Al-Maraghi mengemukakan bahwa memelihara dan menyelamatkan keluarga dari siksaan
neraka dapat dilakukan dengan cara menasehati, mengajar dan mendidik mereka. Dengan cara
demikian, mudah-mudahan mereka menaati Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya
dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.[4]
Berdasarkan penafsiran diatas dapat dikatakan bahwa setiap orang tua mukmin otomatis
menjadi pendidik. Orang tua yang beriman harus melakulan berbagai aktivitas dan upaya agar
anggota keluarganya selalu menaati Allah dan Rasul-Nya. Apabila orang tua tidak mendidik
anaknya atau melaksanakan pendidikan anak tidak dengan sungguh-sungguh, maka akibatnya
anak tidak akan berkembang sesuai dengan harapan.
2. Pendidik Jabatan
Pendidik di sekolah, seperti guru, konselor dan administrator disebut pendidik karena
jabatan. Mereka ditugaskan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran disekolah, yaitu
mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan peserta didik (siswa),
khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.[5]
Pendidik jabatan adalah orang lain (buka termasuk anggota keluarga) karena keahliannya
ditugaskan mendidik guna melanjutkan pendidikan yang telah dilaksanakan oleh orang tua.
Pendidik jabatan membantu orang tua dalam mendidik anak karena orang tua memiliki berbagai
keterbatasan.
C. Tugas Pendidik
Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
menyucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri ( taqarrub) kepada Allah
SWT. Tujuan pendidikan islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam paradigma jawa,[6] pendidik diidentikkan dengan guru (gu dan ru) yang
berarti digugu dan ditiru. Dikatakan digugu(dipercaya) karena guru memiliki seperangkat ilmu
yang memadai, karena memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan
ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh, segala tindak
tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta didik. Pendidik bertugas sebagai
motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar. Keaktifan sangat tergantung pada
peserta didiknya sendiri, sekalipun keaktifan itu akibat dari motivasi dan pemberian fasilitas dari
pendidiknya.
Fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan
melaksanakan program yang telah disusun serta melaksanakan penilaian setelah program
dilakukan.
2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peaerta didik pada tingkat kedewasaan dan
berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah yang menciptakan.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan yang
dilakukan.
Dalam tugas tersebut, seorang pendidik ditintut untuk mempunyai seperangkat prinsip
keguruan. Prinsip keguruan dapat berupa :
6
1. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memperhatikan kesediaan, kemampuan,
pertimbuhan dan perbedaan peserta didik.
2. Membangkitkan gairah peserta didik.
3. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik.
4. Mengatur proses belajar mengajar yang baik.
5. Mempeehatikan perubahan-perubahan kecenderungan yang mempengaruhi proses mengajar.
6. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar.
D. Kompetensi Pendidik
7
Kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya secara profesional, dalam arti
mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu bertanggung jawab
berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif islam.
Dalam versi yang berbeda, kompetensi pendidik dapat dijabarkan dalam beberapa
komperetensi sebagai berikut:
1. Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga ia harus belajar dan mencari informasi
tentang materi yang diajarkan.
2. Menguasai keseluruhan materi yang akan disampaikan pada peserta didiknya.
3. Mempunyai kemampuan menganalisis materi yang diajarkan dan menghubungkannya dengan
komponen lain.
4. Mengamalkan terlebih dahulu informasi yang telah didapat sebelum disajikan kepada peserta
didik. (QS. Ash-Shaf : 2-3).
5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang segang dan sudah dilaksanakan. (QS. Al-
baqarah :31)
6. Memberi hafiah (tabsyir/reward) dan hukuman (tandzir/punishment) sesuai dengan usaha dan
upaya yang dicapai peserta didik dalam rangka memberikan persuasi dan motivasi dalan proses
belajar. (QS.Al-Baqarah : 119)
Di Indonesia, masalah kompetensi pendidikan terutama guru selalu dikembangkan. Dalam
kebijakan terakhir yaiti peraturan pemerintah no. 74/2008 tentang guru, bab II, pasal 2
ditegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.[9]
8
a. Sebelum berangkat untuk mengajar, guru suci dari hadats sab kotoran serta mengenakan pakaian
yang baik.
b. Ketika keluar rumah, guru hendaknya berdoa untuk menguatkan niatnya dalan mengajar.
c. Hendaknya pada saat mengajar guru mengambil tempat pada posisi yang membuatnya dapat
dilihat oleh semua peserta didiknya. Artinya guru harus berusaha agar apa yang akan
disampaikan dapat dinikmati dan dipahami oleh seluruh peserta didiknya dengan baik.
d. Sebelum mulai mengajar, guru hendaknya membaca sebagian dari ayat al-qur'an agar
memperoleh berkah dalam mengajar.
e. Guru hendaknya mengajar bidang studi sesuai dengan bidangnya.
f. Hendaknya guru selalu mengatur volume suara agar tidak terlalu keras sehingga membisingkan
ruangan, dan tidak terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik.
g. Hendaknya guru menjaga ketertiban kelas dengan mengarahkan pembahasan pada objek yang
telah ditentukan.
h. Guru hendaknya menegur peserta didik yang tidak menjaga sopan santun didalam kelas.
i. Guru hendaknya bersikap bijak dalam menyampaikan pelajaran dan menjawab pertanyaan.
9
13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu
datangnya dari peserta didik.
14. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang membahayakan. (QS. Al-
Baqarah : 195)
15. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, secara terus menerus mencari informasi guna
disampaikan pada peserta didik.(QS. Al-Bayyinah :5)
16. Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardlu kifayah (kewajiban kolektif, seperti ilmu
kedokteran, psikologi, ekonomi dan sebagainya) sebelum mempelajari ilmu fardlu'ain
(kewajiban indifidual, seperti akidah, syariah dan akhlak).
17. Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.(QS. Al-Baqarah : 44, as-Shaf :
2-3)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau pendidik adalah
orang yang mempunyai banyak ilmu dalam bidangnya, mau mengamalkan ilmunya dengan
sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan menjadikan peserta didik menjadi lebih baik sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya.
B. Saran
Mengajar merupakan bagian dari tugas keagamaan disamping juga tugas kemanusiaan
yang harus diemban oleh siapapun, setiap muslim diberi tugas untuk menyampaikan ilmu
walaupun hanya satu disiplin ilmu saja. Menjadi seorang guru atau pendidik yang profesional
seharusnya mentaati semua kode etik yang ada dan mempunyai kompetensi yang dapat di
terapkan dalam standar nasional pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Mujib,Abdul & Jusuf Mudzakir.2006. Ilmu Penndidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Wijaya,Novan Ardy & Barnawi.2012. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep
Pendidikan Monokotomik-Holistik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
12