Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan islam
Dosen Pengampu: Subakir Asy’ari M. Pd

Oleh:
MOCH. SYAHID A.A
SAFADI ACHMAD
NIZAM AL-MULUK

Institut Agama Islam Faqih Asy’ari (IAIFA)


Sumbersari Kencong Kepung Kediri
2023 M.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan limpahan
Rahmat serta Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Ungkapan rasa terimakasih yang tak terhingga kami haturkan kepada Bapak
Subakir Asy’ari M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah ilmu pendidikan islam
yang telah membimbing kami dalam memahami seluk beluk materi selama satu
semester ini.
Dan tak lupa ucapan terimakasih kami haturkan kepada beberapa pihak yang
ikut andil dalam mensukseskan penyusunan makalah ini, selanjutnya makalah yang
kami beri judul “Pendidik Dalam Pendidikan Islam” ini semoga bisa memeberikan
sedikit informasi kepada pembaca.
Makalah yang kami susun ini tentulah sangat jauh dari kata sempurna, maka
dari itu, kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan semi mencapai
kemajuan di bidang keilmuan.

Sumbersari, 5 juni 2023 M.

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian pendidik dalam pendidikan islam ................................ 3
B. Konsep pendidik dalam pendidikan islam ..................................... 4
C. Tugas pendidik dalam pendidikan islam ....................................... 5
D. kompetensi pendidik dalam pendidikan islam............................... 6
E. kode etik yang harus dimiliki seorang pendidik dalam Pendidikan
islam................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan.Prinsip mempertahankan hidup terletak pada tiga orientasi dasar yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan.
2. Hubungan dengan sesama manusia.
3. Hubungan dengan alam semesta, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang.
Proses inilah yang mendorong manusia kearah kemajuan hidup sejalan
dengan tuntutan zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan suatu
pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya
cipta, rasa dan karsa masyarakat serta anggota-anggotanya.
Pendidikan berkembang dari sederhana, yang berlangsung ketika manusia
masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep
tujuan yang amat terbatas, sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan
metode, tujuan, serta model pendidikan yang sesuai dengan masyarakat saat ini.
Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus berkompetisi untuk
maju. Khusus masyarakat islam yang berkembang sejak Nabi Muhammad,
pendidikan merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran islam yang
berupa al-qur'an dan hadits, mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola hidup
maju, sehingga kesejahteraan berhasil diciptakan.
Pendidikan islam berusaha merealisasikan misi agama islam dalam tiap
pribadi manusia, yaitu menjadikan manusia sejahtera dan bahagia dalam cita islam.
Cita-cita islam mencerminkan nilai-nilai normatif dari Tuhan yang bersifat abadi
dan absolut. Nilai-nilai inilah yang seharusnya ditumbuh kembangkan dalam diri
manusia melalui proses pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Pembahasan diatas, maka muncul beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pendidik dalam pendidikan islam?
2. Bagaimana konsep pendidik dalam pendidikan islam ?
3. Apa saja tugas pendidik dalam pendidikan islam?
4. Apa saja kompetensi pendidik dalam pendidikan islam?
5. Apa saja kode etik yang harus dimiliki seorang pendidik dalam pendidikan
islam?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidik dalam pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui konsep pendidik dalam pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan islam.
4. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik dalam
pendidikan islam.
5. Untuk mengetahui kode etik seorang pendidik dalam pendidikan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik
Muhaimin secara utuh mengemukakan karakteristik tugas-tugas pendidik
dalam Pendidikan islam. Dalam rumusannya Muhaimin menggunakan istilah-
istilah ustadz, mu'alim, murabbi, mursyid, mudarris dan mu'addib.1 Untuk lebih
jelasnya, diuraikan sebagai berikut:
1. Ustadz adalah orang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat
pada dirinya setiap dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses dan hasil
kerja, serta sikap continuous improvement.
2. Mu'allim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu
mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,
menjelaskan fungsi teoritis praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu
pengetahuan, internalisasi implementasi (amaliah).
3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya
untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam
sekitarnya.
4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi
diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didik.
5. Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi
serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan
berusaha mencerdaskan peserta didik, memberantas kebodohan, serta
melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kenampuannya.
6. Mu’addib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk
bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas dimasa
depan.

1 Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.89

3
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun
psikomotorik (karsa).2
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar
mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
hamba Allah dan mampu melakulan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.3

B. Konsep Pendidik
Pendidik terbagi dua, yaitu:
1. Pendidik Kodrat
Orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap anak
adalah orang tuanya. Orang tua disebut pendidik kodrat karena mereka
mempunyai hubungan darah dengan anak. Orang tua harus menerima,
mencintai, mendorong dan membantu anak aktif dalam kehidupan bersama
(kekerabatan) agar anak memiliki nilai hidup, jasmani, nilai keindahan, nilai
kebenaran, nilai moral, nilai keagamaan dan bertindak sesuai dengan nilai-
nilai tersebut sebagai perwujudan dan peran mereka sebagai pendidik.
Al-Maraghi mengemukakan bahwa memelihara dan menyelamatkan
keluarga dari siksaanneraka dapat dilakukan dengan cara menasehati,
mengajar dan mendidik mereka. Dengancara demikian, mudah-mudahan
mereka menaati Allah dengan melaksanakan segala perintah- Nya dan
meninggalkan segala yang dilarang-Nya.4
Berdasarkan penafsiran diatas dapat dikatakan bahwa setiap orang tua
mukmin otomatismenjadi pendidik. Orang tua yang beriman harus

2 Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana Prenada Media,2006)
hlm.87
3 Ibid.hlm.98
4 ovan Ardy Wijaya & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam....(yogyakarta:ar RuzzMedia,2012)hlm.110

4
melakulan berbagai aktivitas dan upayaagar anggota keluarganya selalu
menaati Allah dan Rasul-Nya. Apabila orang tua tidakmendidik anaknya
atau melaksanakan pendidikan anak tidak dengan sungguh-sungguh,
makaakibatnya anak tidak akan berkembang sesuai dengan harapan.
2. Pendidik Jabatan
Pendidik di sekolah, seperti guru, konselor dan administrator disebut
pendidik karena jabatan. Mereka ditugaskan untuk memberikan pendidikan
dan pengajaran disekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara
terorganisasi demi perkembangan peserta didik(siswa), khususnya dibidang
ilmu pengetahuan.
Pendidik jabatan adalah orang lain (bukan termasuk anggota
keluarga) karena keahliannya ditugaskan mendidik guna melanjutkan
pendidikan yang telah dilaksanakan oleh orang tua.Pendidik jabatan
membantu orang tua dalam mendidik anak karena orang tua memiliki
berbagai keterbatasan.

C. Tugas Pendidik
Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan serta membimbing hati manusia
untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan islam
yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam paradigma jawa.5 Pendidik diidentikkan dengan guru (gu dan ru)
yang berarti digugu dan ditiru. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru memiliki
seperangkat ilmu yang memadai, karena memiliki wawasan dan pandangan yang
luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki
kepribadian yang utuh, segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri
teladan oleh peserta didik. Pendidik bertugas sebagai motivator dan fasilitator
dalam proses belajar mengajar. Keaktifan sangat

5 Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.84

5
tergantung pada peserta didiknya sendiri, sekalipun keaktifan itu akibat dari motiv
asi dan pemberian fasilitas dari pendidiknya.

D. Kompentensi Pendidik
W. Robert Houston mendefinisikan kompetensi dengan “competence
ordinarily islamdefined as adequacy for a task or as possessi on of require
knowledge, skill, and abilities” (suatu tugas yang memadai atau pemikiran
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yangdituntut oleh jabatan seseorang).
Devinisi ini mengandung arti bahwa calon pendidik perlu mempersiapkan diri
untuk menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan khusus yang
terkait dengan profesi keguruan. Agar dapat mrnjalankan tugasnya dengan
baikserta dapat memenuhi keinginan dan hapapan peserta didik.6
Seorang pendidik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang
diajarkan, sebagai penganut islam yang patut dicontoh dalam ajaran islam dan
bersedia menularkan pengetahuan dan nlai islam pada pihak lain.
Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap,
meliputi:7
1. Penguasaan materi al-islam yang komperehensif serta wawasan dan bahan
pengayaan,terutama pada bidang yang menjadi tugasnya.
2. Penguasaan strategi (memcakup pendekatan metode dan teknik) pendidikan
islam, terutama kemampuan evaluasinya.
3. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
4. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan,
guna keperluan pengembangan pendidikan islam dimasa depan.
5. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung
yang mendukungkepentingan tugasnya.

6 Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.92


7 Ibid.hlm.135

6
E. Kode Etik Pendidik
Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua
peserta didik, koleganyaserta dengan atasannya.
Menurut imam Al Ghazali kode etik pendidik sebagai berikut :8
1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka
dan tabah.
2. Bersikap penyantun dan penyayang. (QS.Ali Imron : 159)
3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
4. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama.
5. Bersidat rendah hati ketika menyatu dengan masyarakat. (QS. Al- Hijr : 88)
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.
7. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ nya
rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
8. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didik.
9. Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan bersikap lemah lembut terhadap
peserta didik yangkurang lancar bicaranya.
10. Meninggalkan sifat yang menakutkan pada peserta didik, terutama pada
peserta didik yang belum mengerti atau mengetahui.
11. Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun
pertanyaan itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah
yang diajarkan.
12. Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta didiknya.
13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun
kebenaran itudatangnya dari peserta didik.
14. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang
membahayakan.

8 Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana
PrenadaMedia,2006)hlm.99

7
15. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, secara terus menerus mencari
informasi gunadisampaikan pada peserta didik.
16. Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardlu kifayah (kewajiban
kolektif, seperti ilmukedokteran, psikologi, ekonomi dan sebagainya)
sebelum mempelajari ilmu fardlu'ain(kewajiban indifidual, seperti akidah,
syariah dan akhlak).
17. Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.(QS. Al-
Baqarah : 44, as-Shaf : 2-3)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau
pendidik adalahorang yang mempunyai banyak ilmu dalam bidangnya, mau
mengamalkan ilmunya dengansungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan
menjadikan peserta didik menjadi lebih baik sesuaidengan kompetensi yang
dimilikinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin.M.H.1995. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Praktis Dan


Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdidipliner. Jakarta: Bumi Aksara

Mujib,Abdul & Jusuf Mudzakir.2006. Ilmu Penndidikan Islam. Jakarta:


KencanaPrenada Media.

Umar,Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

Wijaya,Novan Ardy & Barnawi.2012. Ilmu Pendidikan Islam:


Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai