Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM.c

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu: Raicha Oktafiani, M.Pd.

Disusun Oleh:

Ahirul Umah 2211060006

Heri Firnando 2211060068

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH


DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Richa
Oktafiani, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana seorang pendidik dalam
perspektif pendidikan islam, dan juga mengetahui bagaimana kedudukan guru,
ciri-ciri dan karakteristik pendidik, syarat menjadi pendidik dalam perspektif
pendidikan islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandar Lampung, 9 September 2022

Heri Firnando
2211060068
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. Latar Belakang …………………………………………………....…… 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 5
BAB II : ISI ...................................................................................................... 6
A. Pengertian dan Hakikat Pendidik ............................................................. 6
B. Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Islam ........................................ 9
C. Peran Pendidik dalam Pembinann Akhlaq ............................................ 11
D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Hak Pendidik ……………………......... 14
BAB III : PENUTUP ...................................................................................... 17
A. Kesimpulan …………………………………………………………... 17
B. Kritik dan Saran ……………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam mempunyai tujuan akhir yaitu agar terciptanya insan


kamil, dan untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut dalam pendidikan Islam,
seorang pendidik mempunyai tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didik
ke arah yang dimaksud, sehingga keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan
sangatlah penting, sebab kewajibannya tidak hanya memberikan atau
memasukkan ilmu pengetahuan tetapi juga dituntut untuk menginternalisasikan
nilai-nilai pada peserta didik, dan sebagai pendidik juga bertanggung jawab
terhadap dan perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan
seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik, ataupun
sering disebut potensi rasa, cipta, dan karsa. Nah, maka dari itu, pembahasan
yang terdapat dalam makalah ini, akan memberkan informasi atau gambaran
tentang hakikat pendidik dalam perspektif pendidikan Islam, siapa sajakah
pendidik dalam pendidikan Islam, Peran pendidik dalam pembinaan akhlak,
Sifat guru dalam pendidikan Islam, dan yang terakhir tugas pendidik dalam
pendidikan Islam.

Makalah ini bertujuan agar setelah mengetahui bagaimana pendidik


dalam perspektif pendidikan Islam, akan membantu pembaca dalam
mengaktualisasikan perannya terhadap perkembangan generasi agar menjadi
manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan agama. Khususnya mahasiswa dan
mahasiswi UIN Raden Intan Lampung yang memang berada dalam instansi
pendidikan yaitu Fakultas Tarbiayah Dan Keguruan.

B. Rumusan Masalah
1. apakah pengertian dan hakikat pendidik?
2. Bagaimana kedudukan pendidik dalam pendidikan islam?
3. Bagaimana peran pendidik dalam pembinann akhlaq?
4. Apakah tugas, tanggung jawab, dan hak pendidik dalam pendidikan islam?
5. Bagaimana kode etik pendidik dalam pendidikan islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu
tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, selain itu penulisan makalah ini juga
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dan hakikat pendidik
2. Untuk mengetahui kedudukan pendidik dalam pendidikan islam
3. Untuk mengetahui peran pendidik dalam pembinann akhlaq
4. Untuk mengetahui tugas, tanggung jawab, dan hak pendidik dalam
pendidikan islam
5. Untuk mengetahui kode etik pendidik dalam pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Pendidik

1. Pengertian Pendidik
Secara etimologi dalam konteks pendidikan islam, pendidik disebut juga
dengan murabbi, muallim, dan muaddib.

Kata atau istilah “murabbi” misalnya sering dijumpai dalam kalimat yang
orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau
rohani. Pemeliharaan seperti ini terlihat pada proses orang tua membesarkan
anaknya. Mereka tentu berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar
anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan keperibadian serta akhlak yang
terpuji.

Sedangkan untuk istilah “mu’allim”, pada umumnya dipakai dalam


membicarakan aktivitas yang lebih berfokus pada pemberian atau pemindahan
ilmu pengetahuan dari seorang yang tahu kepada seorang yang tidak tahu.
Adapun istilah “muaddib” menurut al-Attas, lebih luas dari istilah muallim dan
lebih relevan dengan konsep pendidikan islam.

Secara terminologi Muhaimin menggunakan istilah-istilah di bawah ini, untuk


lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Ustadz adalah orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang


melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu prosese hasil kerja,
serta sikap continous improvement.

b. Mua’llim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkan


srta menjalankan fungsinya dalam kehidupan, menjalankan dimensi teoritis
praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta
implementasi.

c. Muraddib adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta agar


mampu berkreasi seta maampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk
tidak menimbulkan mala petaka bagi dirinya, masyarakat dan alalm sekitar.

d. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi
dari atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didik.

e. Mudarris adalah orang yang memilki kepekaan intelektual dan informasi


serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan
berusaha mencerdaskan peserta didik, memberantas kebodohan mereka, serta
meletih keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.
f. Muaddib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk
tanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitras di masa depan.

2. Hakikat Pendidik

Hakekat pendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab


terhadap pekembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak
didik baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Pendidik berarti juga
orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan,
maupun berdiri sendiri memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri
memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu sebagai
makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu yang mandiri. Marimba
mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul pertanggung jawaban
sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya
bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik. Pendidik juga diartikan
sebagai orang yang betanggung jawab dalam menginternalisasikan nilai -nilai
religious dan berupaya menciptakan individu yang memiliki pola pikir ilmiah dan
pribadi yang sempurna.

Jika kita lihat dari hakikat pendidik diatas, jelas bahwa kehadiran seorang
pendidik itu sangat diharapkan untuk perkembangan peserta didik agar mencapai
tingkat kedewasaan yang diharapkan mampu untuk menjadi makhluk sosial
mampu untuk memenuhi berdiri sendiri memenuhi tingkat kedewasaan sehingga
menjadi hamba yang selalu bertaqwa kepada Allah SWT, dan memiliki akhlaktul
karimah.

Pendidik dalam islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Dalam islam, orang yang paling bertanggung jawab
tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu
disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama, karena kodrat, yaitu
karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan kerena itu ia di
takdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya; kedua, karena kepentingan
kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan
perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tuanya juga. Pada
awalnya tugas itu adalah murni tugas kedua orang tua ; jadi tidak perlu orang tua
mengirimkan anaknya ke sekolah. Akan tetapi, karena perkembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas,
dalam, dan rumit. Maka orang tua tidak mampu lagi melaksanakan sendiri tugas-
tugas mendidik anaknya. Coba bayangkan, seandainya orang tua mendidik
anaknya sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi dirumah, oleh dirinya
sendiri, sekalipun katakanlah orang tua mampu menyelenggarakan itu, apa yang
terjadi ? mahal, tidak efisien, dan mungkin juga tidak akan efektif. Pada zaman
yang telah maju ini semakin banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang
diserahkan kepada sekolah. Itu lebih murah lebih efisien, dan juga lebih efektif.

Jika kita lihat dari konteks pendidik diatas yang menyatakan bahwa memang
orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan anak, bisa juga dibilang
orang tua adalah yang paling berperan. Terdapat dua alasan mengapa orang tua
sangat berperan penting dalam pendidikan anak, yang pertama karena kodrat, dan
kedua adalah kepentingan orang tua terhadap anak. Walaupun demikian tidak bisa
sepenuhnya pendidikan anak itu dibebankan kepada orang tua, karena jika hal
pendidikan anak itu hanya dibebankan kepada orang tua maka tidak efisien dan
tidak efektif. Pada zaman sekarang ini banyak tugas mendidik dari orang tua itu
diserahkan kepada sekolah. Maka itu akan lebih efisien dan efektif.

B. Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Islam

Dalam islam orang yang beriman dan berilmu pengetahuan sangat luhur
kedudukannya di sisi Alloh SWT. sebab guru memiliki beberapa fungsi mulia,
diantaranya :

1. Fungsi penyucian : sebagai pemelihara diri, pengembang serta pemelihara


fitroh manusia.

2. Fungsi pengajaran : sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai


keyakinan.

Selanjutnya, jika kita mencoba mengikuti petunjuk Al-Qur’an, akan dijumpai


informasi bahwa yang menjadi pendidik itu secara garis besar ada 4, yaitu :

a. Sebagai pendidik pertama adalah Allah


b. Sebagai pendidik kedua adalah Nabi Muhammad SAW

c. Sebagai pendidik ketiga adalah orang tua

d. Sebagai pendidik ke empat adalah orang lain. Orang lain inilah yang nantinya
disebut guru.

Seorang pendidik yang melakukan kegiatan dan memberikan pengetahuan,


ketrampilan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Orang yang melakukan
kegiatan ini bisa siapa saja dan dimana saja. Di rumah, orang yang melakukan
tugas tersebut adalah kedua orang tua, karena secara moral dan teologis merekalah
yang diserahi tanggungjawab mendidik anaknya. Selanjutnya disekolah tugas
tersebut dilakukan oleh guru, dan di masyarakat dilakukan oleh organissasi-
organisasi kependidikan dan sebagainya. Atas dasar ini, maka yang termasuk
dalam pendidikan itu bisa kedua orang tua, guru, tokoh masyarakat dan
sebagainya.

Istilah pendidik dalam beberapa literatur kependidikan sering diwakili oleh istilah
guru. Guru sebagai orang yang kerjanya mengajar/memberikan pengajaran di
sekolah/kelas. Artinya, guru bekerja dalam pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak–anak mencapai kedewasaan masing–
masing. Guru tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan tertentu, tetapi ikut
aktif serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk
menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Dari sini, kita bisa pahami
bahwa kedudukan seorang guru sangat penting dalam proses pendidikan karena
dia bertanggungjawab dan menentukan arah pendidikan dalam rangka mencetak
generasi bangsa yang unggul disegala bidang.

Hasan Fahmi mengutip salah satu ucapan seorang penyair zaman modern, yang
berkenaan dengan kedudukan guru. Syair tersebut artinya “Berdirilah kamu
seorang guru dan hormatilah dia”. Seorang guru itu hampir mendekati kedudukan
seorang rasul, yaitu menempati urutan kedua sesudah martabat Rasul.

Sejalan dengan itu, Athiyah Al Abrasy mengatakan, seseorang yang berilmu


kemudian mengamalkan ilmunya maka orang itulah yang berjasa besar di kolong
langit ini.
Penghormatan terhadap guru yang demikian tinggi dapat dilihat dari jasanya yang
demikian besar dalam mempersiapkan kehidupan bangsa di masa yang akan
datang.

C. Peran Pendidik dalam Pembinann Akhlaq

Jujun Suryasumantri berkata, “ kalau kita kaji lebih dalam maka sesungguhnya
pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika”. Pendidikan di
Negara kita belum memanfaatkan pendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana
pendidikan moral. Seperti sudah di singgung kedepan bahwa pendidikan akhlak
atau moral hanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formal
melalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama. Sikap-sikap ilmiah
yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia antara lain:

3. Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untuk terus-
menerus dengan segala ketelitian, ketekunan, keterbukaan, kerendahan hati, dan
kejujuran mau mencari jawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan
kenyataan.

4. Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih, sikap apriori,
dan kecondongn-kecondongan subjektif (bisa) yang mengakibatkan distorsi atas
hasil penelitian.

5. Sikap bertanggung jawab atas ilmunya baik pada komunitas ilmuwan


maupun pada masyarakat luas yang langsung atau tidak langsung cepat atau
lambat, akan terkena oleh buah pemikiran dan penelitiannya.

6. Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yang
berlaku dalam masyarakat, melainkan berusaha untuk mencari dan menemukan
dasar penalaran di balik anggapan tersebut, yang secara keseluruhan merupakan
sikap-sikap yang relevan bagi pembentukan pribadi yang beakhlak mulia.

Didalam pembinaan terhadap akhlak, seorang pendidik harus memiliki sikap


ilmiah yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, seperti
sikap cinta, objektif, bertanggung jawab, logis dan kritis. Keempat sifat ini sangat
penting dimiliki. Karena sudah jelas jika membuat peserta didik senang dengan
pendidik harus dengan sikap cinta, seorang pendidik harus memiliki sikap objektif
dalam arti harus mendidik dengan menghilangkan rasa keinginan mendapat
imbalan atau pamrih, sikap bertanggung jawab juga harus dimiliki seorang
pendidik baik itu kepada ilmu yang dimiliki, kepada sesama ilmuan, kepada
masyarakat dan kepada peserta didiknya, sikap kritis dan logis juga sangat
berperan penting bagaimana seorang pendidik tidak boleh begitu saja menerima
anggapan dari masyarakat, namun harus melalui pikirian yang kritis dan logis.

D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Hak Pendidik dalam Pendidikan Islam

1. Tugas Pendidik

Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan,


membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan
diri (taqarrub) kepada ALLAH SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan
islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika
pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta
didiknya, maka ia mengalami kegagalan dan tugasnya, sekalipun peserta didiknya
memiliki prestasi akademis yang luar biasa.

Tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program


pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhir
dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan

b. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat


kedewasaan dan berkepribadian kami seiring dengan tujuan Allah SWT
menciptakannya.

c. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan kepada


diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah
yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidik yang dilakukan.

2. Tanggung Jawab Pendidik


Tangung jawab pendidik yaitu:

a. Mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan


syariatnya.

b. Mendidik diri supaya beramal saleh.

c. Mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksan akan


kebenaran.

d. Saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan beribadah


kepada Allah serta menegakkan kebenaran.

3. Hak Pendidik

Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan
mendidi peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkan dalam rangka
mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan
nilai termasuk pembinaan akhlak mulia dalam kehidupan peserta didik.

Pendidik berhak untuk mendapatkan:

a. Gaji, alasan guru menerima gaji karena pendidik telah menjadi jabatan
profesi, tentu mereka berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan
ekonomi, berupa gaji ataupun honorarium. Seperti dinegara kita, pendidik
merupakan bagian aparat Negara yang mengabdi untuk kepentingan Negara
melalui sector pendidikan, diangkat menjadi pegawai negeri sipil, diberi gaji
tunjangan tenaga kependidikan. Namun kalau dibandingkan dengan Negara maju,
penghasilannya belum memuaskan. Akan tetapi karena tugas itu mulia, tidak
menjadi halangan bagi pendidik dalam mendidik peserta didiknya. Bagi pendidik
yang statusnya non PNS maka mereka ada yang digaji oleh yayasan bahkan tidak
sedikit mereka tidak mendapatkannya akan tetapi mereka tetap mengabdi dalam
rangka mencari ridha Allah SWT.

b. Mendapatkan penghargaan, menghormati guru berarti penghormatan


terhadap anak-anak kita. Bangsa yang ingin maju peradabannya adalah bangsa
yang mampu memberikan penghargaan dan penghormatan kepada para pendidik.
Inilah salah satu rahasia keberasilan bangsa Jepang yang mengutamakan dan
memproritaskan guru. Setelah hancurnya Hiroshima dan Nagasaki, pertama sekali
yang dicari Kaisar Hirohito adalah para guru. Dalam waktu yang relative singkat
bangsa Jepang kembali bangkit dari kehancuran sehingga menjadi Negara modern
pada masa sekarang.

E. Kode Etik Pendidik dalam Pendidikan Islam

Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan


(hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik., orang tua peserta
didik. Bentuk kode etik suatu lembaga pendidikan tidak harus sama, tetapi secara
intrinsik mempunyai kesamaan konten yamg berlaku umum. Pelanggaran
terhadap kode etik akan mengurangi nilai dan kewibawaan identitas pendidik.

1. Kode etik pendidik di Indonesia

Pengertian kode Etik menurut undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-
pokok kepegawaian dinyatakan bahwa kode etik adalah sebagai pedoman sikap
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.

Berdasarkan kode etik diatas jelas bahwa kode etik guru adalah norma yang
harus diindahkan guru dalam melaksanakan tugasnya didalam masyarakat.

Dengan sikap seperti itu, maka implikasi paedagogisnya menghendaki agar


seluruh situasi pendidikan yang terselenggara di rumah tangga, di sekolah,
dirumah-rumah ibadah di dalam pergaulan hidup di tengah tengah masyarakat
atau lembaga manapun, seogianya dapat memberikan jaminan bagi terciptanya
interaksi positif yang dapat memprasarani pertumbuhan seluruh potensi peserta
didik menjadi actual, yang secara normatif lebih baik dari semula.

2. Kode etik pendidik dalam pendidikan islam

Sebenarnya banyak sekali kode etik pendidik yang dikemukakan oleh pakar
pendidikan islam baik pakar pendidikan islam didunia islam maupun di
Indonesia. Dari sekian banyak pendapat tersebut penulis mengemukakan kode etik
yang paling lengkap yang pernah disusun oleh para pakar pendidikan islam, yaitu
seperti yang dikemukakan oleh Al-Kanani,

Syarat-syarat guru berhubungan dengan dirinya, yaitu:

a) Hendaknya guru senantiasa insyaf akan pengawasan Allah terhadapnya dalam


segala perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang amanat ilmiah yang
diberikan Allah kepadanya.

b) Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu. Salah satu bentuk


pemeliharaannya ialah tidak mengajarkannya kepada orang yang tidak berhak
menermanya, yaitu orang-orang yang menuntut ilmu untuk kepentingan dunia
semata.

c) Hendaknya guru bersifat zuhud

d) Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan ilmunya


sebagai alat untuk mencapai kedudukan, harta, prestise, atau kebanggaan atas
orang lain.

e) Hendaknya guru menjauhi mata pencaharian yang hina dalam pandangan


syara’, dan menjauhi situasi yang bisa mendatangkan fitnah dan tidak melakukan
sesuatu yang dapat menjatukan harga dirinya dimata orang banyak.

f) Hendaknya guru memelihara syiar-syiar islam, seperti melaksanakan salat


berjamaah di masjid, mengucapkan salam, serta menjalankan amar ma’ruf nahi
munkar.

g) Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang disunatkan oleh agama, baik
dengan lisan maupun perbuatan,.

h) Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia dalam pergaulannya dengan


orang yang banyak dan menghindarkan diri dari akhlak yang buruk

i) Guru hendaknya selalu mengisi waktu-waktu luangnya dengan hal-hal yang


bermanfaat, seperti beribadah, membaca dan mengarang.

j) Guru hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima lmu
dari orang yang lebih rendah daripadanya, baik secara kedudukan ataupun
usianya. Artinya seorang
k) Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun, dan mengarang dengan
memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk itu.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam Islam, pendidikan sangatlah dihargai baik itu pendidik, peserta didik,
dan orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Istilah pendidik
didalam islam disebut dengan istilah seperti mu’addid, murabbi, dan mu’allim.
Walaupun ketiga istilah itu masih terbedakan, karena masing-masing memiliki
konotasi dan penekanan makna yang agak berbeda, namun dalam sejarah
pendidikan islam ketiganya selalu digunakan secara bergantian. Pendidik dalam
islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pekembangan peserta
didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik. Yang paling ditekankan dalam Islam terhadap
pendidik adalah bagaimana seorang pendidik dalam mengarahkan peserta didik
munuju kepada akhlatul karimah.
Menurut pendidikan Islam, macam-macam pendidik yaitu diawali oleh
sang pencipta yang Maha mengetahui yaitu Allah SWT, kemudian Nabi
Muhammad SAW selaku utusan Allah dengan mukjizat terbesarnya yaitu Al-
Qur’an sebagai pedoman seluruh manusia untuk menjalani kehidupan agar
bahagia di dunia dan akhirat. Kemudian pendidik dalam lingkungan keluarga
yaitu orang tua, karena orang tua adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pendidikan anaknya dan itu memang sudah kewajiban bagi orang
tua yang diberikan oleh Allah. Pendidik berikutnya adalah Guru, orang yang
mengarahkan, mendidik, mengajar, dan memimpin peserta didik di lembaga
pendidikan seperti sekolah.

Didalam pembinaan terhadap akhlak, seorang pendidik harus memiliki sikap


ilmiah yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, seperti
sikap cinta, objektif, bertanggung jawab, logis dan kritis. Seorang pendidik juga
harus memiliki sifat-sifat yang mendukung keprofesionalannya dalam mendidik,
karena kedudukan pendidik dalam Islam sangat penting dan tugas yang harus
diemban sebagai seorang pendidik adalah sebagai pengajar, pendidik, dan
pemimpin, pendidikan akan lebih berkembang jika dilakukan dalam s= instansi
atau lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi.

B. Kritik dan Saran

Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan
dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis
juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis
agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala
pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya selesaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara. 2004. Jakarta


Bukhori Umar. Ilmu Pendidikan Islam. Amzah. 2010. Jakarta
Syafaruddin dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Hijri Pustaka Utama. 2009. Jakarta
Abudin Nata. filsafat pendidikan islam. Logos Wacan Ilmu. 1997. Jakarta
Asma Hasan Fahmi. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bulan Bintang. 1979.
Jakarta
Siddik Dja’far. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Cita Pustaka Media
Perintis. 2011. Bandung
Roestiyah NK. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Bina Aksara. 2010 Jakarta
Tafsir Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Remaja Rosdakarya.
2000. Bandung
http://gustriani36.blogspot.com/2013/06/makalah-konsep-pendidik-dalam.html
file:///I:/makalah%20IPI/Nisha%20Qurratu%27aini%20%20Pengertian%20dan%
20Hakekat%20Guru%20serta%20Murid.htm

Anda mungkin juga menyukai