Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Richa
Oktafiani, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana seorang pendidik dalam
perspektif pendidikan islam, dan juga mengetahui bagaimana kedudukan guru,
ciri-ciri dan karakteristik pendidik, syarat menjadi pendidik dalam perspektif
pendidikan islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Heri Firnando
2211060068
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
1. apakah pengertian dan hakikat pendidik?
2. Bagaimana kedudukan pendidik dalam pendidikan islam?
3. Bagaimana peran pendidik dalam pembinann akhlaq?
4. Apakah tugas, tanggung jawab, dan hak pendidik dalam pendidikan islam?
5. Bagaimana kode etik pendidik dalam pendidikan islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu
tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, selain itu penulisan makalah ini juga
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dan hakikat pendidik
2. Untuk mengetahui kedudukan pendidik dalam pendidikan islam
3. Untuk mengetahui peran pendidik dalam pembinann akhlaq
4. Untuk mengetahui tugas, tanggung jawab, dan hak pendidik dalam
pendidikan islam
5. Untuk mengetahui kode etik pendidik dalam pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidik
Secara etimologi dalam konteks pendidikan islam, pendidik disebut juga
dengan murabbi, muallim, dan muaddib.
Kata atau istilah “murabbi” misalnya sering dijumpai dalam kalimat yang
orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau
rohani. Pemeliharaan seperti ini terlihat pada proses orang tua membesarkan
anaknya. Mereka tentu berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar
anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan keperibadian serta akhlak yang
terpuji.
d. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi
dari atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didik.
2. Hakikat Pendidik
Jika kita lihat dari hakikat pendidik diatas, jelas bahwa kehadiran seorang
pendidik itu sangat diharapkan untuk perkembangan peserta didik agar mencapai
tingkat kedewasaan yang diharapkan mampu untuk menjadi makhluk sosial
mampu untuk memenuhi berdiri sendiri memenuhi tingkat kedewasaan sehingga
menjadi hamba yang selalu bertaqwa kepada Allah SWT, dan memiliki akhlaktul
karimah.
Pendidik dalam islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Dalam islam, orang yang paling bertanggung jawab
tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu
disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama, karena kodrat, yaitu
karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan kerena itu ia di
takdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya; kedua, karena kepentingan
kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan
perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tuanya juga. Pada
awalnya tugas itu adalah murni tugas kedua orang tua ; jadi tidak perlu orang tua
mengirimkan anaknya ke sekolah. Akan tetapi, karena perkembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas,
dalam, dan rumit. Maka orang tua tidak mampu lagi melaksanakan sendiri tugas-
tugas mendidik anaknya. Coba bayangkan, seandainya orang tua mendidik
anaknya sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi dirumah, oleh dirinya
sendiri, sekalipun katakanlah orang tua mampu menyelenggarakan itu, apa yang
terjadi ? mahal, tidak efisien, dan mungkin juga tidak akan efektif. Pada zaman
yang telah maju ini semakin banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang
diserahkan kepada sekolah. Itu lebih murah lebih efisien, dan juga lebih efektif.
Jika kita lihat dari konteks pendidik diatas yang menyatakan bahwa memang
orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan anak, bisa juga dibilang
orang tua adalah yang paling berperan. Terdapat dua alasan mengapa orang tua
sangat berperan penting dalam pendidikan anak, yang pertama karena kodrat, dan
kedua adalah kepentingan orang tua terhadap anak. Walaupun demikian tidak bisa
sepenuhnya pendidikan anak itu dibebankan kepada orang tua, karena jika hal
pendidikan anak itu hanya dibebankan kepada orang tua maka tidak efisien dan
tidak efektif. Pada zaman sekarang ini banyak tugas mendidik dari orang tua itu
diserahkan kepada sekolah. Maka itu akan lebih efisien dan efektif.
Dalam islam orang yang beriman dan berilmu pengetahuan sangat luhur
kedudukannya di sisi Alloh SWT. sebab guru memiliki beberapa fungsi mulia,
diantaranya :
d. Sebagai pendidik ke empat adalah orang lain. Orang lain inilah yang nantinya
disebut guru.
Istilah pendidik dalam beberapa literatur kependidikan sering diwakili oleh istilah
guru. Guru sebagai orang yang kerjanya mengajar/memberikan pengajaran di
sekolah/kelas. Artinya, guru bekerja dalam pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak–anak mencapai kedewasaan masing–
masing. Guru tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan tertentu, tetapi ikut
aktif serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk
menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Dari sini, kita bisa pahami
bahwa kedudukan seorang guru sangat penting dalam proses pendidikan karena
dia bertanggungjawab dan menentukan arah pendidikan dalam rangka mencetak
generasi bangsa yang unggul disegala bidang.
Hasan Fahmi mengutip salah satu ucapan seorang penyair zaman modern, yang
berkenaan dengan kedudukan guru. Syair tersebut artinya “Berdirilah kamu
seorang guru dan hormatilah dia”. Seorang guru itu hampir mendekati kedudukan
seorang rasul, yaitu menempati urutan kedua sesudah martabat Rasul.
Jujun Suryasumantri berkata, “ kalau kita kaji lebih dalam maka sesungguhnya
pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika”. Pendidikan di
Negara kita belum memanfaatkan pendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana
pendidikan moral. Seperti sudah di singgung kedepan bahwa pendidikan akhlak
atau moral hanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formal
melalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama. Sikap-sikap ilmiah
yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia antara lain:
3. Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untuk terus-
menerus dengan segala ketelitian, ketekunan, keterbukaan, kerendahan hati, dan
kejujuran mau mencari jawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan
kenyataan.
4. Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih, sikap apriori,
dan kecondongn-kecondongan subjektif (bisa) yang mengakibatkan distorsi atas
hasil penelitian.
6. Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yang
berlaku dalam masyarakat, melainkan berusaha untuk mencari dan menemukan
dasar penalaran di balik anggapan tersebut, yang secara keseluruhan merupakan
sikap-sikap yang relevan bagi pembentukan pribadi yang beakhlak mulia.
1. Tugas Pendidik
Tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu:
3. Hak Pendidik
Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan
mendidi peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkan dalam rangka
mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan
nilai termasuk pembinaan akhlak mulia dalam kehidupan peserta didik.
a. Gaji, alasan guru menerima gaji karena pendidik telah menjadi jabatan
profesi, tentu mereka berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan
ekonomi, berupa gaji ataupun honorarium. Seperti dinegara kita, pendidik
merupakan bagian aparat Negara yang mengabdi untuk kepentingan Negara
melalui sector pendidikan, diangkat menjadi pegawai negeri sipil, diberi gaji
tunjangan tenaga kependidikan. Namun kalau dibandingkan dengan Negara maju,
penghasilannya belum memuaskan. Akan tetapi karena tugas itu mulia, tidak
menjadi halangan bagi pendidik dalam mendidik peserta didiknya. Bagi pendidik
yang statusnya non PNS maka mereka ada yang digaji oleh yayasan bahkan tidak
sedikit mereka tidak mendapatkannya akan tetapi mereka tetap mengabdi dalam
rangka mencari ridha Allah SWT.
Pengertian kode Etik menurut undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-
pokok kepegawaian dinyatakan bahwa kode etik adalah sebagai pedoman sikap
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.
Berdasarkan kode etik diatas jelas bahwa kode etik guru adalah norma yang
harus diindahkan guru dalam melaksanakan tugasnya didalam masyarakat.
Sebenarnya banyak sekali kode etik pendidik yang dikemukakan oleh pakar
pendidikan islam baik pakar pendidikan islam didunia islam maupun di
Indonesia. Dari sekian banyak pendapat tersebut penulis mengemukakan kode etik
yang paling lengkap yang pernah disusun oleh para pakar pendidikan islam, yaitu
seperti yang dikemukakan oleh Al-Kanani,
g) Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang disunatkan oleh agama, baik
dengan lisan maupun perbuatan,.
j) Guru hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima lmu
dari orang yang lebih rendah daripadanya, baik secara kedudukan ataupun
usianya. Artinya seorang
k) Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun, dan mengarang dengan
memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk itu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam Islam, pendidikan sangatlah dihargai baik itu pendidik, peserta didik,
dan orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Istilah pendidik
didalam islam disebut dengan istilah seperti mu’addid, murabbi, dan mu’allim.
Walaupun ketiga istilah itu masih terbedakan, karena masing-masing memiliki
konotasi dan penekanan makna yang agak berbeda, namun dalam sejarah
pendidikan islam ketiganya selalu digunakan secara bergantian. Pendidik dalam
islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pekembangan peserta
didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik. Yang paling ditekankan dalam Islam terhadap
pendidik adalah bagaimana seorang pendidik dalam mengarahkan peserta didik
munuju kepada akhlatul karimah.
Menurut pendidikan Islam, macam-macam pendidik yaitu diawali oleh
sang pencipta yang Maha mengetahui yaitu Allah SWT, kemudian Nabi
Muhammad SAW selaku utusan Allah dengan mukjizat terbesarnya yaitu Al-
Qur’an sebagai pedoman seluruh manusia untuk menjalani kehidupan agar
bahagia di dunia dan akhirat. Kemudian pendidik dalam lingkungan keluarga
yaitu orang tua, karena orang tua adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pendidikan anaknya dan itu memang sudah kewajiban bagi orang
tua yang diberikan oleh Allah. Pendidik berikutnya adalah Guru, orang yang
mengarahkan, mendidik, mengajar, dan memimpin peserta didik di lembaga
pendidikan seperti sekolah.
Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan
dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis
juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis
agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala
pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya selesaikan.
DAFTAR PUSTAKA