Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG HAKIKAT PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN

ISLAM

Disusun oleh :
Kelompok 6/ Semester 3

1.Ranata Viky 2211080180


2.Vivin Apriana 2211080198

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Hakikat
peserta didik dalam Pendidikan islam ” tepat pada waktunya. Tak lupa juga sholawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Yang kita
nanti nantikan syafaatnya di akhir kelak. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Ibu Asmadewin,M.pd.I pada mata
kulia Filasafat Pendidikan islam .

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
materi Hakikat peserta didik dalam islam bagi para pembaca dan juga penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asmadewin,M.pd.I selaku dosen mata kuliah
filsafat Pendidikan islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, 27 September 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar belakang .......................................................................................................1


B. Rumusan masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3

A. Pendidik ................................................................................................................3
B. Peserta Didik ........................................................................................................7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................13

A. Kesimpulan .........................................................................................................13
B. Saran .................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan bimbingan terhadap peserta didik sehinggamampu memenuhi
kewajibanny baik sebagai khalifah bumi, makhluk sosialmaupun sebagai individu yang
mampu berdiri sendiri.

Pekerjaan pendidik berlangsung dalam masyarakat modern ini tidak


hanyadilingkungan keluarga, namun juga di sekolah pun pendidikan juga diberikan
olehguru-guru. Sehingga didalam kelas terjadilah komunikasi yang bersifat pendagogis
antara seorang murid dan guru atau peserta didik dengan pendidik.

Dalam pasal 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikannasiona,


peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkandirinya melalui
proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Peserta didik merupakan sasaran (obyek) dan sekaligus sebagai subyek


pendidikan. Oleh sebab itu, dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu
dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta didik.

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Hasan Basri,dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat peserta pendidik salah satunyaadalah
peserta didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-
anaknya maka semua keturuannya menjadi anak didiknya di dalam keluarga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidik?

2. Apa hakikat pendidik menurut Filsafat Pendidikan Islam?

3. Bagaimana tanggung jawab sebagai seorang pendidik?

1
4. Bagaimanakah kompetensi menjadi pendidik?

5. Apa sajakah hak-hak dan kode etik pendidik?

6. Apa pengertian peserta didik?

7.Apakah hakikat peserta didik menurut Filsafat Pendidikan Islam?

8. Bagaimana tugas dan tanggung jawab sebagai peserta didik?

9.Apa sajakah kode etik peserta didik?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian pendidik.

2. Untuk mengetahui hakikat pendidik menurut Filsafat Pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui tanggung jawab sebagai seorang pendidik.

4.Untuk mengetahui kompetensi menjadi pendidik.

5. Untuk mengetahui hak-hak dan kode etik pendidik.

6. Untuk mengetahui pengertian peserta didik.

7. Untuk mengetahui hakikat peserta didik menurut Filsafat Pendidikan Islam.

8. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab sebagai peserta didik.

9. Untuk mengetahui kode etik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pendidik
1. Pengertian Pendidik

Dari segi bahasa, pendidik adalah orang yang mendidik, atau orang
yangmelakukan kegiatan pembelajaran. Di dalam bahasa Inggris ditemui kata teacher
yang berarti guru yang juga sepadan dengan arti tutor.Sementara dalam bahasaArab
terdapat kata ustadz, mudarris, mu‟allim dan muaddib yang berarti guru atau teacher.

Kata-kata tersebut secara keseluruhan terhimpun dalam pengertian pendidik,


karena pada dasarnya semua mengacu pada seseorang yang memberikan pengetahuan,
keterampilan, atau pengalaman kepada orang lain.Sementara secara istilah menurut
Ahmad D. Amrimba pendidik ialahorang yang memikul tanggung jawab untuk
mendidik. Yang dimaksud disini ialahorang dewasa, yang karena hak dan kewajibannya
bertanggung jawab atas pendidikan dari peserta didik. Sejalan dengan beliau, Ahmad
Tafsirmendefinisikan pendidik sebagai siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik, dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensianak
didik, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik.1

Dapat disimpulkan bahwa pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung


jawab memberikan bimbingan terhadap peserta didik sehinggamampu memenuhi
kewajibannya baik sebagai khalifah di bumi, makhuk sosialmaupun sebagai seorang
individu yang mampu berdiri sendiri.

2.Hakikat Pendidik

Pekerjaan mendidik berlangsung dalam masyarakat modern ini tidakhanya di


lingkungan keluarga, namun juga disekolah pun pendidikan jugadiberikan oleh guru-
guru. Sehingga didalam kelas terjadilah komunikasi yang 4 bersifat pendagogis antara

1
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media
,2012 ) hlm. 135.

3
seorang murid dan guru atau perserta didik dengan pendidik. bersifat pendagogis antara
seorang murid dan guru atau perserta didik dengan pendidik.2

a. Tanggung Jawab Pendidik

Tanggung jawab bisa diartikan sebagai kesediaan untukmelaksanakan tugas


dengan sebaik-baiknya dan menerima segalakonsekuesi yang ada. Jika orang tua adalah
penanggung jawab utamaterhadap seorang anak di lingkungan keluarga, maka guru
adalah penanggung jawab atas terlaksananya pendidikan yang baik bagi seorang peserta
didik, yang mana bisa diartikan guru atau pendidik meruakan orangtua kedua bagi
peserta didik.Guru diberi amanat oleh orang tua atas pendidikan anaknya dansebagai
pemegang amanat guru bertanggung jawab untuk mendidik peserta didik dengan adil
dan tuntas termasuk didalamnya dengan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan.

b. Kompetensi Guru
 Kompentensi Profesional. Kompetensi profesional merupakan kemampuan
penguasaan materi secara luas dan mendalam sehinggameungkinkan
terlaksananya bimbingan tehada peserta didikmemenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan pemerintah sebagaistandar kompetensi nasional3
 Kompetensi Pedagogik. Kompetensi ini merupakan kemampuan guru
dalammengelola kelas. Sekurang-kurangnya meliputi pemahamanwawasan atau
landasan pendidikan, pemahaman terhadap pesertadidik, pengembangan
kurikulum dan silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dandialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil
belajar serta pengembangan peserta didik untuk megaktualisasi berbagai potensi
yang dimiliki peserta didik.
 Kompetensi Sosial. Kompetensi ini adalah salah satu bagian dari
pendidiksebagai bagan dari masyarakat. Sekurang-kurangnya meliputi
berkomunikasi secara lisan, tulisan maupun isyarat, menggunakanteknologi
secara fungsional, bergaul secara efektif dan efisiendengan peserta didik, sesama

2
Wiyani, Nova Ardy dan Baenawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012) hlm. 97
3
Ibid, hlm. 105

4
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali
peserta didik, danmasyarakat, bergaul secara santun dengan mengindahkan
normadan sistem nilai yang berlaku dengan masyarakat, sertamenerapkan
prinsip persaudaraan sejati dan semangatkebersamaan.
 Kompetensi Kepribadian. Kompetensi Kepribadian merupakan
kemampuankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
berakhlakul karimah. Athiyah Al-Abrasyi mengemukakan pendapat syarat
kepribadian seorang didik yaitu zuhud dan ikhlas, bersih lahir batin, pemaaf,
sabar, dan mampu megendalikan diri, bersikap kebapaan atau keibuan serta
mengenal dan memahami peserta didik dengan baik.

3. Hak Pendidik

1. Penghormatan

Bangsa yang maju peradabannya adalah bangsa yangmampu menghargai guru


karena peran dari guru itu signifikan. Hak penghormatan bagi guru itu sendiri dapat
dirincikan sebagi berikut:

 Hak mendapatkan penghidupan yang layak


 Hak mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam menjalankan tugas maupun
kehidupan sehari hari
 Hak untuk bermasyarakat
 Hak untuk mengembangkan kemampuannya
 Hak untuk mengemukakan pendapat
 Hak berkeluarga secara bebas berdasarkan nlai-nilai agamag
 Hak memperoleh kebutuhanh
 Hak mendapatkan kebutuhan rohani dan jasmani.

2. Menerima Gaji

Hak guru dalam memperoleh gaji sebenarnya masih kontradiktif bagi para
ulama. Al-Ghazali berpendapat bahwa tidak boleh mene berkembang menjadi profesi

5
dan para pendidik itu sendiri membutuhkan penghasilan yang layak untuk dapat
bertahan hidup.

4. Kode Etik Pendidik

Menurut Dirto Hadisusanto, syarat pokok bagi seorang guru adalahmerasa


terpanggil sebagai tugas suci, mencintai dan mengasih sayangi peserta didik dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang oenuh atastugasnya. Sementara menurut Noeng
Amuhadjir, syarat pokok yang harus dimiliki seorang guru adalah memiliki pengetahuan
yang lebih mengimplisitkan nilai dan pengetahuannya dan bersedia
menularkanoengetahuan dan kemampuannya kepada orang lain.

5. Kewibawaan Pendidik

Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang berarti kekuasaan.Secara istilah


wibawa berarti pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi dihormati rang
lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya
tarik. Kewibawaan seorangguru yang berasal dari jabatannya memiliki dua sifat yaitu
yang pertama adalah kewibawaan pendidikan. Seorang guru telah menerima amanat
dari orang tua untuk pendidikan anaknya. Kewibawaan yang dimiliki oleh seorang guru
terbatas oleh banyaknya peserta didik yang diserahkan. Yang kedua adalah kewibawaan
memerintah maksudnya sebagai seorang pendidik guru berhak untuk memimpin anak
didiknya dalam proses pembelajaran.4

1. Macam-macam kewibawaan.

 Kewibawaan lahir. Kewibawaan ini merupakan kewibawaan yang timbul karena


kesan-kesan lahir seseorang. Misalkan bentuk tubuh, pakaian yang lengkap dan
rapi, tulisan yang bagus dll.
 Kewibawaan bathin. Meliputi adanya rasa cinta kepada orang lain, adanya
rasademi kamu/ you attitude. Maksudnya adalah sikap yangdapat dilukiskan
sebagai tindakan baik peritah atau anjurandemi kepentingan orang yang
diperintah. Misalkan seorangguru memerintah anak didiknya untuk rajin belajar.

4
Ibid, hlm. 116

6
Lalu adanya kelebihan batin, merupakan seorang guru yang menguasai suatu
bidang studi bertanggung jawab atas sikapadil dan objektif seorang guru dan
yang terakhir adanya ketaatan pada norma yang berlaku.

2) Fungsi kewibawaan.

Sikap seorang peserta didik terhadap guru yang berwibaw aadalah sikap
menurut atau mengkuti yaitu mengakui kekuasaanorang lain yang lebih besar darinya
serta sikap tunduk dan patuhyaitu sadarnya hak orang lain untuk memerintah dirinya
dan diamerasa terikat dengan perintah tersebut.

B. Peserta Didik

1.Pengertian Peserta Didik

Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz
jamaknya Talamid ,yang artinya adalah”murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang
mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah“Thalib”,
jamaknya adala Thallab yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-
orang yang mencari ilmu.5

Menurut pasal 1 ayat UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan


nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.6

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud dengan peserta didikadalah


anggota masyarakat yang belum dewasa yang memiliki fitrah (potensi), baik secara fisik
maupun psikis, yang memerlukan usaha, bantuan dan bimbingan orang lain yang lebih
dewasa, untuk mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.

Peserta didik merupakan sasaran (obyek) dan sekaligus sebagai subyek


pendidikan. Oleh sebab itu, dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu

5
M.Indra Saputra,”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam”, Al Tadzkiyyah, Vol. 6,
2015, hlm 242
6
Dini Fauziyati,”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Sejarah Islam dan AlQur’an”, hlm 8.

7
dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta didik. Setidaknya secara umum
peserta didik memiliki empat ciri, yaitu:

a. Peserta didik dalam keadaan sedang berdaya, maksudnya ia dalam keadaan


berdaya untuk menggunakan kemampuan, kemauan dan sebagainya.
b. Mempunyai keinginan untuk berkembang kearah dewasa.
c. Peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda.

Peserta didik melakukan penjajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-


potensi dasar yang dimiliki secara individu.7

2. Hakikat Peserta Didik

Dalam pandangan pendidikan islam, untuk mengetahui hakikat peserta didik,


tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan pembahasan tentang hakikat manusia,
karena manusia hasil dari suatu proses pendidikan.

Menurut konsep ajaran slam manusia pada hakikatnya, adalah makhluk ciptaan
Allah yang secara biologis diciptakan melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
yang berlangsung secara evolutif, yang melalui proses yang bertahap. Sebagai makhluk
ciptaan, manusia memiliki bentuk yang lebih baik,lebih indah dan lebih sempurna
dibandingkan makhluk lain ciptaan Allah, hingga manusia dinilai sebagai makhluk lebih
mulia, sisi lain manusia merupakan makhluk yang mampu mendidik, dapat dididik,
karena manusia dianugerahi sejumlah potensi yang dapat dikembangkan.

.Dalam perspektif falsafah pendidikan Islam, semua makhluk padadasarnya


adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam, sebagai murabbi, mu‟allim,atau muaddib,
Allah Swt. pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dialah
yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk.Pemeliharaan Allah Swt mencakup
sekaligus kependidikan-Nya, baik dalam arti tarbiyah, ta‟alim, maupun ta‟adib

7
M.Indra Saputra,”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam”, AlTadzkiyyah, Vol. 6,
2015, hlm 242-243

8
Karenanya, dalam perspektif falsafah islam, peserta didik itu mencakup seluruh
makhluk Allah Swt, seperti malaikat, jin,manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Hasan Basri,dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat peserta didik terdiri dari beberapa macam:

a. Peserta didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-
anaknya maka semua. menjadi anak didiknya didalamkeluarga.
b. Peserta didik adalah semua anak yang berada dibawah bimbingan pendidikdi
lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti disekolah, pondok
pesantren, tempat pelatihan, sekolah keterampilan, tempat pengajian anak-anak
seperti TPA, mejelis taklim, dan sejenis, bahwa peserta pengajian di masyarakat
yang dilaksanakan seminggu sekali atau sebulan sekali, semuanya oramgorang
yang menimba ilmu yang dapat dipandang sebagai anak didik.
c. Peserta didik secara khusus adalah orang-orang yang belajar di lembaga
pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat,
pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses
kependidikan.Beberapa hal yang terkait dengan hakekat peserta didik yaitu:

 Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri.


 Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai
poa perkembangan serta tempo dan iramanya, yang harus disesuaikan dalam
proses pendidikan.
 Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yanglain, baik
perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah) maupun eksogen
(lingkungan) yang meliputi segi jasmani, integensi, sosial, bakat,minat dan
lingkungan yang mempengaruhinya.
 Peserta didik memiliki kebutuhan diantaranya kebutuhan biologis, rasaaman,
rasa kasih sayang, rasa harga diri dan realisasi diri.
 Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia, walaupun terdiri dari
banyak segi tetapi merupakan satu kesatuan jiwa raga (cipta,rasa dan karsa).

9
 Peserta didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta
produktif. Anak didik bukanlah sebagai objek pasif yang biasanya hanya
menerima, mendengarkan saja.8

3. Tugas dan Tanggung jawab Peserta Didik.

Tujuan dari setiap proses pembelajaran adalah men ta‟lim, mentarbiyah, atau
menta‟dibkan Al-lm ke dalam diri setiap peserta didik. Al-„ ilm yang akan dita‟lim,
ditarbiyah, atau dita‟ dibkan tersebut adalah al-haqq , yaitu semua kebenaran yang
datang dan bersumber dari Allah Swt, baik yang didatangkan-Nyamelalui Nabi dan
Rasul (al-ayah al-quraniyah), maupun yang dihamparkan-Nya pada seluruh alam
semesta, termasuk diri manusia itu sendiri (al-ayah al-kauniyah).Al-„ ilm tersebut
merupakan penunjuk jalan bagi peserta didik untuk mengenali dan meneguhkan
kembali syahadah primordialnya terhadap Allah Swtsehingga ia mampu mengaktuali
sasikannya dalam kehidupan keseharian.Karenanya, dalam konteks ini, tugas utama
setiap peserta didik adalah mempelajari Al-„ ilm dan mempraktikkan atau
mengamalkannya sepanjang kehidupan.Sedangkan kewajiban-kewajiban yang harus
senantiasa dilakukan pesertadidik adalah, menurut Athiyah al-Abrasyi adalah:

a. Sebelum memulai aktivitas pembelajaran, peserta didik harus terlebihdahulu


membersihkan hatinya dari sifat yang buruk, karena belajar mengajar itu
merupakan ibadah dan ibadah harus dilakukan dengan hatiyang bersih.
b. Peserta didik belajar harus dengan maksud mengisi jiwanya dengan berbagai
keutamaan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
c. Bersedia mencari ilmu ke berbagai tempat yang jauh sekalipun, meskipunharus
meninggalkan keluarga dan tanah air
d. Tidak terlalu sering menukar guru, dan hendaklah berpikir Panjang sebelum
menukar guru
e. Hendaklah menghormati guru, memuliakan dan mengagungkannya karna Allah
serta berupaya menyenangkan hatinya dengan cara yang baik.

8
Ibid, hlm 245-246.

10
f. Jangan merepotkan guru, jangan berjalan dihadapannya, jangan duduk ditempat
duduknya, dan jangan mulai bicara sebelum diizinkan guru.
g. Jangan mebukakan rahasia kepada guru atau meminta guru membukakan
rahasia, dan jangan pula menipunya
h. Bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar
i. Saling bersaudara dan mencintai antara sesama peserta didik.9
j. Peserta didik harus terlebih dahulu memberi salam kepada guru dan mengurangi
percakapan dihadapan gurunya.
k. Peserta didik hendanya senantiasa mengulangi pelajaran, baik waktu senja
menjelang subuh atau diantaranya waktu Isya dan makan sahur.
l. Bertekad untuk belajar seumur hidup.

4. Kode Etik Peserta Didik

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan Islam pendidik hendaknya memahami


potensi, dimensi dan kebutuhan peserta didik. Demikian pula peserta didik dituntut
memiliki dan menanamkan sifat-sifat yang baik dalam diri dan kepribadiannya. Imam
al-Ghazali merumuskan sebelas kode etik yang harusdimiliki oleh peserta didik yaitu:10

a. Belajar dengan nilai ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.Sehingga
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dituntut untukmenyucikan jiwanya
dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela danmengisi dengan akhlak
terpuji.
b. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah
ukhrawi.Artinya belajar tak semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi
belajar ingin berjihad melawan kebodohan demi tercapainya derajatkemanusiaan
yang tinggi baik dihadapan manusia dan Allah SWT.
c. Bersikap tawaddhu (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan
pribadi untuk kepentingan pendidikannya sekalipun ia cerdas.

9
Ibid, hlm 248.
10
Ibid, hlm 249-250

11
d. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran,sehingga ia
terfokus dan dapat memperoleh satu kompetensi yang utuh dan men dalam
dalam belajar.
e. Mempelajari ilmu yang terpuji, baik ilmu umum maupun ilmu agama
f. Belajar dengan bertahap dan berjenjang.g. Belajar ilmu sampai tuntas untuk
kemudian beralih pada ilmu yanglainnya.
g. Memahami nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
h. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi
i. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmuyang
dapat membahagiakan serta memberi keselamatan dunia akhirat.
j. Harus tunduk dan patuh pada nasehat pendidik sebagimana tunduknyaorang
sakiti terhadap dokternya, mengikuti segala prosedur dan metode mazhab yang
dianjurkan pendidik pada umumnya.

Uraian kode etik peserta didik tersebut bertujuan sebagai standar tingkah laku
yang dapat dijadikan pedoman bagi peserta didik dalam belajar, disisi lain berkaitan
pula dengan etika peserta didik dalam hubungannya dengan sesama peserta didik.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi inovasi


pendidikanmerupakan rancangan-rancangan perencanaan dalam pembaharuan
pendidikan agartujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal. Strategi inovasi
pendidikan ada 4macam yaitu strategi fasilitatif, strategi pendidikan, strategi bujukan,
dan strategi paksaan. Dalam pembahasan diatas juga menjelaskan tentang hakikat
seorang pendidik,yaitu pekerjaan mendidik berlangsung dalam masyarakat modern ini
tidak hanya dilingkungan keluarga, namun juga disekolah pun pendidikan juga
diberikan oleh guru-guru. Sehingga didalam kelas terjadilah komunikasi yang bersifat
pendagogis antaraseorang murid dan guru atau perserta didik dengan pendidik. Selain
itu menjelaskan tentang hakikat peserta didik, pada hakikatnya penjelasan mengenai
hakikat peserta didik tidak terlepas dari falsafah Islam yangmengatakan bahwa
sebenarnya setiap manusia adalah peserta didik. Sedangkan secarak husus,dalam salah
satu penjelasan didalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Hasan Basri
menjelaskan bahwa peserta didik secara khusus adalah oran-orang yang belajar di
lembaga pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat,
pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proseskependidikan.

B. Saran

Dari pembahasan diatas telah dipaparkan mengenai Hakikat pendidik dan


peserta didik menurut filsafat pendidikan islam. Tentunya diharapkan pembaca bisa
memahami makalah ini. Pembaca sebagai calon inovator juga diharapkan dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Namun disadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena sumber pengetahuan yang masih
terbatas. Maka dari itu penulis senantiasa menerima masukan, saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan makalah-makalah berikutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyati, Dini. ”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Sejarah Islam dan
AlQur‟an” (hlm 8)
Indra, M. Saputra. 2015. “Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan
Islam ” dalam Al Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Volume 6 (hlm 242-250).
Lampung.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012.Studi Ilmu Pendidikan Islam
.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Wiyani, Nova Ardy dan Baenawi. 2012. lmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media

14

Anda mungkin juga menyukai