ISLAM
Disusun oleh :
Kelompok 6/ Semester 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Hakikat
peserta didik dalam Pendidikan islam ” tepat pada waktunya. Tak lupa juga sholawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Yang kita
nanti nantikan syafaatnya di akhir kelak. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Ibu Asmadewin,M.pd.I pada mata
kulia Filasafat Pendidikan islam .
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
materi Hakikat peserta didik dalam islam bagi para pembaca dan juga penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asmadewin,M.pd.I selaku dosen mata kuliah
filsafat Pendidikan islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
A. Pendidik ................................................................................................................3
B. Peserta Didik ........................................................................................................7
A. Kesimpulan .........................................................................................................13
B. Saran .................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan bimbingan terhadap peserta didik sehinggamampu memenuhi
kewajibanny baik sebagai khalifah bumi, makhluk sosialmaupun sebagai individu yang
mampu berdiri sendiri.
Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Hasan Basri,dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat peserta pendidik salah satunyaadalah
peserta didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-
anaknya maka semua keturuannya menjadi anak didiknya di dalam keluarga.
B. Rumusan Masalah
1
4. Bagaimanakah kompetensi menjadi pendidik?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pendidik
1. Pengertian Pendidik
Dari segi bahasa, pendidik adalah orang yang mendidik, atau orang
yangmelakukan kegiatan pembelajaran. Di dalam bahasa Inggris ditemui kata teacher
yang berarti guru yang juga sepadan dengan arti tutor.Sementara dalam bahasaArab
terdapat kata ustadz, mudarris, mu‟allim dan muaddib yang berarti guru atau teacher.
2.Hakikat Pendidik
1
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media
,2012 ) hlm. 135.
3
seorang murid dan guru atau perserta didik dengan pendidik. bersifat pendagogis antara
seorang murid dan guru atau perserta didik dengan pendidik.2
b. Kompetensi Guru
Kompentensi Profesional. Kompetensi profesional merupakan kemampuan
penguasaan materi secara luas dan mendalam sehinggameungkinkan
terlaksananya bimbingan tehada peserta didikmemenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan pemerintah sebagaistandar kompetensi nasional3
Kompetensi Pedagogik. Kompetensi ini merupakan kemampuan guru
dalammengelola kelas. Sekurang-kurangnya meliputi pemahamanwawasan atau
landasan pendidikan, pemahaman terhadap pesertadidik, pengembangan
kurikulum dan silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dandialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil
belajar serta pengembangan peserta didik untuk megaktualisasi berbagai potensi
yang dimiliki peserta didik.
Kompetensi Sosial. Kompetensi ini adalah salah satu bagian dari
pendidiksebagai bagan dari masyarakat. Sekurang-kurangnya meliputi
berkomunikasi secara lisan, tulisan maupun isyarat, menggunakanteknologi
secara fungsional, bergaul secara efektif dan efisiendengan peserta didik, sesama
2
Wiyani, Nova Ardy dan Baenawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012) hlm. 97
3
Ibid, hlm. 105
4
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali
peserta didik, danmasyarakat, bergaul secara santun dengan mengindahkan
normadan sistem nilai yang berlaku dengan masyarakat, sertamenerapkan
prinsip persaudaraan sejati dan semangatkebersamaan.
Kompetensi Kepribadian. Kompetensi Kepribadian merupakan
kemampuankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
berakhlakul karimah. Athiyah Al-Abrasyi mengemukakan pendapat syarat
kepribadian seorang didik yaitu zuhud dan ikhlas, bersih lahir batin, pemaaf,
sabar, dan mampu megendalikan diri, bersikap kebapaan atau keibuan serta
mengenal dan memahami peserta didik dengan baik.
3. Hak Pendidik
1. Penghormatan
2. Menerima Gaji
Hak guru dalam memperoleh gaji sebenarnya masih kontradiktif bagi para
ulama. Al-Ghazali berpendapat bahwa tidak boleh mene berkembang menjadi profesi
5
dan para pendidik itu sendiri membutuhkan penghasilan yang layak untuk dapat
bertahan hidup.
5. Kewibawaan Pendidik
1. Macam-macam kewibawaan.
4
Ibid, hlm. 116
6
Lalu adanya kelebihan batin, merupakan seorang guru yang menguasai suatu
bidang studi bertanggung jawab atas sikapadil dan objektif seorang guru dan
yang terakhir adanya ketaatan pada norma yang berlaku.
2) Fungsi kewibawaan.
Sikap seorang peserta didik terhadap guru yang berwibaw aadalah sikap
menurut atau mengkuti yaitu mengakui kekuasaanorang lain yang lebih besar darinya
serta sikap tunduk dan patuhyaitu sadarnya hak orang lain untuk memerintah dirinya
dan diamerasa terikat dengan perintah tersebut.
B. Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz
jamaknya Talamid ,yang artinya adalah”murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang
mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah“Thalib”,
jamaknya adala Thallab yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-
orang yang mencari ilmu.5
5
M.Indra Saputra,”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam”, Al Tadzkiyyah, Vol. 6,
2015, hlm 242
6
Dini Fauziyati,”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Sejarah Islam dan AlQur’an”, hlm 8.
7
dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta didik. Setidaknya secara umum
peserta didik memiliki empat ciri, yaitu:
Menurut konsep ajaran slam manusia pada hakikatnya, adalah makhluk ciptaan
Allah yang secara biologis diciptakan melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
yang berlangsung secara evolutif, yang melalui proses yang bertahap. Sebagai makhluk
ciptaan, manusia memiliki bentuk yang lebih baik,lebih indah dan lebih sempurna
dibandingkan makhluk lain ciptaan Allah, hingga manusia dinilai sebagai makhluk lebih
mulia, sisi lain manusia merupakan makhluk yang mampu mendidik, dapat dididik,
karena manusia dianugerahi sejumlah potensi yang dapat dikembangkan.
7
M.Indra Saputra,”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam”, AlTadzkiyyah, Vol. 6,
2015, hlm 242-243
8
Karenanya, dalam perspektif falsafah islam, peserta didik itu mencakup seluruh
makhluk Allah Swt, seperti malaikat, jin,manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Hasan Basri,dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat peserta didik terdiri dari beberapa macam:
a. Peserta didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-
anaknya maka semua. menjadi anak didiknya didalamkeluarga.
b. Peserta didik adalah semua anak yang berada dibawah bimbingan pendidikdi
lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti disekolah, pondok
pesantren, tempat pelatihan, sekolah keterampilan, tempat pengajian anak-anak
seperti TPA, mejelis taklim, dan sejenis, bahwa peserta pengajian di masyarakat
yang dilaksanakan seminggu sekali atau sebulan sekali, semuanya oramgorang
yang menimba ilmu yang dapat dipandang sebagai anak didik.
c. Peserta didik secara khusus adalah orang-orang yang belajar di lembaga
pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat,
pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses
kependidikan.Beberapa hal yang terkait dengan hakekat peserta didik yaitu:
9
Peserta didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta
produktif. Anak didik bukanlah sebagai objek pasif yang biasanya hanya
menerima, mendengarkan saja.8
Tujuan dari setiap proses pembelajaran adalah men ta‟lim, mentarbiyah, atau
menta‟dibkan Al-lm ke dalam diri setiap peserta didik. Al-„ ilm yang akan dita‟lim,
ditarbiyah, atau dita‟ dibkan tersebut adalah al-haqq , yaitu semua kebenaran yang
datang dan bersumber dari Allah Swt, baik yang didatangkan-Nyamelalui Nabi dan
Rasul (al-ayah al-quraniyah), maupun yang dihamparkan-Nya pada seluruh alam
semesta, termasuk diri manusia itu sendiri (al-ayah al-kauniyah).Al-„ ilm tersebut
merupakan penunjuk jalan bagi peserta didik untuk mengenali dan meneguhkan
kembali syahadah primordialnya terhadap Allah Swtsehingga ia mampu mengaktuali
sasikannya dalam kehidupan keseharian.Karenanya, dalam konteks ini, tugas utama
setiap peserta didik adalah mempelajari Al-„ ilm dan mempraktikkan atau
mengamalkannya sepanjang kehidupan.Sedangkan kewajiban-kewajiban yang harus
senantiasa dilakukan pesertadidik adalah, menurut Athiyah al-Abrasyi adalah:
8
Ibid, hlm 245-246.
10
f. Jangan merepotkan guru, jangan berjalan dihadapannya, jangan duduk ditempat
duduknya, dan jangan mulai bicara sebelum diizinkan guru.
g. Jangan mebukakan rahasia kepada guru atau meminta guru membukakan
rahasia, dan jangan pula menipunya
h. Bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar
i. Saling bersaudara dan mencintai antara sesama peserta didik.9
j. Peserta didik harus terlebih dahulu memberi salam kepada guru dan mengurangi
percakapan dihadapan gurunya.
k. Peserta didik hendanya senantiasa mengulangi pelajaran, baik waktu senja
menjelang subuh atau diantaranya waktu Isya dan makan sahur.
l. Bertekad untuk belajar seumur hidup.
a. Belajar dengan nilai ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.Sehingga
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dituntut untukmenyucikan jiwanya
dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela danmengisi dengan akhlak
terpuji.
b. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah
ukhrawi.Artinya belajar tak semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi
belajar ingin berjihad melawan kebodohan demi tercapainya derajatkemanusiaan
yang tinggi baik dihadapan manusia dan Allah SWT.
c. Bersikap tawaddhu (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan
pribadi untuk kepentingan pendidikannya sekalipun ia cerdas.
9
Ibid, hlm 248.
10
Ibid, hlm 249-250
11
d. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran,sehingga ia
terfokus dan dapat memperoleh satu kompetensi yang utuh dan men dalam
dalam belajar.
e. Mempelajari ilmu yang terpuji, baik ilmu umum maupun ilmu agama
f. Belajar dengan bertahap dan berjenjang.g. Belajar ilmu sampai tuntas untuk
kemudian beralih pada ilmu yanglainnya.
g. Memahami nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
h. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi
i. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmuyang
dapat membahagiakan serta memberi keselamatan dunia akhirat.
j. Harus tunduk dan patuh pada nasehat pendidik sebagimana tunduknyaorang
sakiti terhadap dokternya, mengikuti segala prosedur dan metode mazhab yang
dianjurkan pendidik pada umumnya.
Uraian kode etik peserta didik tersebut bertujuan sebagai standar tingkah laku
yang dapat dijadikan pedoman bagi peserta didik dalam belajar, disisi lain berkaitan
pula dengan etika peserta didik dalam hubungannya dengan sesama peserta didik.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyati, Dini. ”Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Sejarah Islam dan
AlQur‟an” (hlm 8)
Indra, M. Saputra. 2015. “Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan
Islam ” dalam Al Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Volume 6 (hlm 242-250).
Lampung.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012.Studi Ilmu Pendidikan Islam
.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Wiyani, Nova Ardy dan Baenawi. 2012. lmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
14