DI SUSUN OLEH:
Kelompok 3
2. INDRAWATI : 1713041421
3. JONI : 1713041425
4. MEGA OFINA : 1713041429
5. ROSITA AGUSTINA : 1713041439
6. SELVIANA DIYAH S.U : 1713041440
7. XAVERIUS IMAM S : 1713041445
PROGRAM STUDI:
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Guru.............................................................................................3
D. Kompetensi Guru...........................................................................................12
BAB II PENUTUP....................................................................................................19
A. Kesimpulan....................................................................................................19
B. Rekomendasi..................................................................................................21
DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................22
LAMPIRAN..............................................................................................................23
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Guru”. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam
proses perkuliahan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan.Terakhir, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban bangsa manapun di dunia ini tentunya menyadari bahwa suatu bangsa
turut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu dari sekian faktor yang menentukan
adalah kemajuan sektor pendidikan bangsa tersebut yaitu pendidikan. Kemajuan
pendidikan setiap bangsa menjadi parameter proses pembentukan sumber daya manusia
(SDM) yang unggul dan senantiasa memiliki mental untuk menghadapi tantangan
perubahan zaman yang semakin kompetitif. Namun, perlu disadari bahwa sektor
pendidikan harus ditunjang oleh seluruh komponen pendidikan, diantaranya keberadaan
tenaga pendidik yang lazimnya di sebut dengan “guru”. Keberadaan guru dalam proses
pengembangan pendidikan bukanlah suatu hal yang baru, sebab sepanjang sejarah
manusia, guru merupakan komponen pendidikan yang dinilai mempunyai adil dalam
menentukan kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa.
1
B. Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalahnya, sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah profesi seorang guru?
2. Apa sajakah syarat menjadi guru?
3. Bagaimanakah peran guru sebagai tenaga pendidik?
4. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi guru?
5. Bagaimanakah kepribadian dan profesionalisme guru?
C. Tujuan:
1. Mendeskrifsikan profesi seorang guru.
2. Mendeskrifsikan syarat menjadi guru.
3. Mendeskrifsikan peran guru sebagai tenaga pendidik.
4. Mendeskrifsikan kompetensi guru.
5.Mendeskrifsikan keperibadian dan profesionalisme guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Secara etimologi, dalam bahasa inggris ditemukan beberapa kata yang lazim
maknanya disebut guru, yaitu: teacher,tutor,instructor,educator. Berdasarkan penjelasan
kamus webster’s teacher diartikan sesorang yang mengajar; turordiartikan seseorang guru
yang memberikan pengajaran terhadap pesrta didik; instructor diartikan sesorang yang
mengajar; dan educator, diartikan dengan seorang yang mempunyai tanggung jawab
mendidik yang lain. Sedangkan kamus besar bahasa ndonesia, guru dipersepsikan
sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya/profesinya) mengajar (Ananda
dan Amiruddin, 2010:88).
3
4. Handari Nawawi; guru adalah orang yang kerjaanya mengajar atau memberi
pelajaran di kelas atau di sekolah.
5. Ahmad Janan Asifuddi: guru adalah orang yang mengajar dan
mentransfortasikan ilmu serta menanamkan nilai-nilai terhadap peserta didik.
6. Sutari Imam Barnadid; guru adalah setiap orang yang sengaja mempengaruhi
orang lain untuk mencapai kedewasaan.
7. Zakariah Daradrat; guru secara implisit telah merelakan dirinya menerima dan
memikiul tanggungjawab pendidikan yang dipikulinya di pundak para orang
tua.
Sehingga jabatan profesi guru sejatinya dapat dilaksanakan oleh setiap manusia yang
berilmu pengetahuan. Artinya manusia yangs memiliki ilmu pengetahuan mampu
mencerahkan, dan membebaskan manusia dari ketidak tahuan yangberhubungan dengan
aspek kehidupan dunia maupun akhiratnya. Dengan demikian, sejatinya guru dapat
4
diartikan sebagai manusia yang mempunyai integritas pengetahuan yang mencerdaskan,
dan menjadi suritauladan bagi setiap orang dalam kehidupan sosial maupun keagamaan.
5
Sedangkan menurut Sudirman A.M, (Umar) untuk menjadi guru ada 4 persyaratan yang
harus dimiliki, yaitu;
1. Persyaratan administratif, seorang yang ingin menjadi guru harus jelas status
kewarganegaraannya (warga negara Indonesia atau asing), termasuk ketentuan
umur, berkelakuan baik dan mengajukan permohonan untuk menjadi seorang
guru.
2. Persyaratan teknis. Seorang yang ingin menjadi guru harus secara formal
berijazah pendidikan guru. Hal ini mempunyai konotasi bahwa sesorang yang
memiliki ijazah pendidikan dinilai sudah mampu mengajar. Kemudian syarat
teknis lainnya adalah kemampuan menguasai cara dan teknik mengajar, terampil
mendesain program pngajaran, serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan
pendidikan.
3. Persyaratan psikis. Seorang yang ingin menjadi guru harus stabil aspek
kejiwaannya, seperti; sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengendalikan emosi, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan,
konsekuen, berani bertanggung jawab, dan berani bekorban. Disamping itu, guru
juga dituntut untuk bersifat pragmatis, realistis, dan memiliki pandangan yang
mendasar dan filosofis. Hal lain yang paling penting, yakni guru senantiasa
mematuhi norma dan nilai serta memiliki sikap semangat membangun terutama
dalam pengemangan pendidikan.
4. Persyaratan fisik. Seorang yang ingin menjadi guru harus sehat aspek jasmaninya
artinya berbadan sehat, tidak cacat tubuh yang menganggu pekerjaanya, tidak
memiliki gejala-gejala penyakit menular. Persyartan fisik ini termasuk unsur
kerapian dalam penampilan. Kondisi disebabkan posisi guru termasuk trendcenter
kegiatan pembelajar, sehingga memungkinkan untuk dilihat atau diamati bahkan
dinilai oleh peserta didiknya.
6
Untuk menjadi guru yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat yang telah di
tetepkan oleh pemerintah.Syarat utama untuk menjadi seorang guru.Selain berijazah dan
syarat-syarat mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah mempunyai syarat-syarat
yang perlu dipenuhi untuk dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran. Yaitu:
7
Syarat-syarat di atas adalah syarat umum yang berhubungan dengan jabatan sebagai
seorang guru. Selain itu ada pula syarat lain yang sangat erat hubungannya dengan
tugas guru disekolah, sebagai berikut:
Guru sering pula dikonotasikan sebagai kepanjangan dari kata “digugu dan
ditiru”. Digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan oleh guru senantiasa dipercaya,
didengar, diikuti, dan diyakini sebagai sebuah kebenaran oleh semua muridnya,
sedangkan ditiru artinya seorang guru menjadi suritauladan bagi semua muridnya, mulai
dari cara berpikir, berbicara, hingga berprilaku sehari-hari, dengan kata lain figur guru
harus menjadi contoh. Ungkapan lain tentang guru juga dikenal dengan sebuah pribahasa
yang berbunyi “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Pribahasa tersebut memiliki
makna bahwa semua prilaku guru menjadi panutaan anak didiknya.
8
dan melaksanakan proses pembelajaran disekolah. Untuk itu guru juga memiliki hak
untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran agar dapat berhasil semaksimal mungkin.
Guru juga tidak hanya sebagai pendidik, melainkan sebagai tenaga kepindidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat , terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. ( UU No.20 Tahun 2003, Ps. 39 (2)).
1. Kompetensi Pedagogik
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dimilikinya.
9
2. Kompetensi Kepribadian
Adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat.
4. Kompetensi Profesional
Adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi
yang ditetapkan.
1. Keterampilan bertanya.
2. Keterampilan memberikan penguatan.
3. Keterampilan mengadakan variasi dalam cara mengajar.
4. Keterampilan menjelaskan.
5. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7. Keterampilan mengelola kelas.
10
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.Peran dan fungsi guru
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.Secara khusus dalam
pembelajran guru mempunyai peran dan fungsi untuk mendorong, membimbing dan
mempasilitasi siswa untuk belajar. Ki Hajar Dewantara menegaskan pentingnya peran
dan fungsi dalam pendidikan dengan ungkpan: Ing ngerasa sung tulada artinya guru
berada didepan memberi teladan., ing madya mangun karsa, berarti guru berada ditengah
menciptakan peluang untuk berprakarsa, dan tut wuri handayani berarti guru dari
belakang memberikan dorongan dan arahan. Konsep yang dikemukan oleh Ki Hajar
Dewantara ini menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajran di
Indonesia.
11
Tujuan pendidikan guru adalah membentuk kemampuan untuk:
D. Kompetensi Guru
Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni:
1. Mendidik
2. Mengajar
3. Melatih
12
3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan belajar
yang menantang bagi sisiwa agar mereka melakukan kegiatan belajar dengan
bersemangat.
4. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik
agar berprilaku sesuai dengan norma yang ada dan berlaku di dunia pendidikan.
5. Sebagai Motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada
masyarakat khususnya kepada subjek didik, yaitu sisiwa.
6. Sebagai agen perkembangan kognitif,yang menyebarluaskan ilmu dan teknologi
kepada peserta didik dan masyarakat.
7. Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga
keberhasilan proses belajar mengajar tercapai.
Dengan pola rekrutmen dan pembinaan karir guru yang baik, akan tercipta guru yang
professional dan efektif. Untuk kepentingan sekolah, memiliki guru yang professional
dan efektif merupakan kunci keberhasilan bagi proses belajar mengajar disekolah itu.
Bahkan, John Goodlad, seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, Pernah melakukan
penelitian yang hasilnya menunjukan bahwa peran guru sangat signipikan bagi setiap
keberhasilan proses pembelajaran.Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul
“Behind the classroom doors”, “Behind the classroom doors”, yang didalamnya
dijelaskan bahwa ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas,
maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru.
Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar, seorang guru tidak
menutup kemungkinan akan tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan
tidak mampu menjadi idola bagi siswa.Bahkan, proses pembelajaran tersebut secara tidak
sadar dapat mematikan kreatifitas, menumpulkan daya nalar, dan mengabaikan aspek
efektif, seperti yang ditakutkan Paulo Fiere dalam Bangking Concept Of Education
ataupun Eric Fromm dalam Learning To Have.
13
E. Kepribadian dan Profesionalisme Guru
1. Kepribadian Guru
Untuk menjadi guru seseorangharusmemiliki kepribadian yang kuatdanterpuji.
Kepribadian yang harus ada pada diri guru yakni: kepribadian yang mantap, stabil
dewasa, arifdan berwibawa. Menjaditeladanbagipesertadidik,danberakhlakmulia.
Kepribadian yang mantapdanstabilmemilikiindikator ensensial:
bertindakdengannormahukum; bertindak dengannormasosial; banggasebagai guru;
danmemilikikonsistendalambertindakdanberperilaku. Kepribadi yang
dewasamemiliki indikator esensial:
menampilkankemandiriandalambertindaksebagaipendidikdanmemilikietoskerjasebag
ai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampiltindakan
yangdidasarkanpadakemanfaatanpesertadidik, sekolah, danmasyarakatserta menuju
keterbukaandalamberpikirdanbertindak. Kepribadian yang
berwibawamemilikiindicktor esensial: memilikiperilaku yang
berpengaruhpositifterhadap proses danhasilbelajarpesertadidikdanmemilikiperilaku
yang diseganiberakhlakmulia, bertindaksesuaidengannorma agama (imandantakwa,
jujur, ikhlas, dansukamenolong), danmemilikiperilaku yang ditelandanipesertadidik.
14
2. Profesionalisme Guru
a. Memaknai Profesional Guru
Makna professional mengacu pada orang yang menyandang suatu profesi atau
sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai
dengan profesinya.Penyandang dan penampilan professional ini telah mendapat
pengakuan, baik secara formal maupun informal.Pengakuan secara formal
diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi.Sebagai
contoh sebutan guru professional adalah guru yang telah mendapat pengakuan
secara formal berdasarkan kekuatan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan
jabaan ataupun latar belakang pendidikan formalnya. Pengakuan ini dinyatakan
dalam bentuk surat keputusan, ijasah, akta, sertifikat, dan sebagainya, baik yang
menyangkut kualifikasi maupun kompetensi. Sebutan guru professional juga
dapat mengacu kepada pengakuan terhadap kompetensi penampian unjuk kerja
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga
pengajar.Dengan demikian sebutan professional didasarkan pada pengakuan
formal terhadap kualifikasi dan kompetensi penampilan unjuk kerja suatu
pekerjaan atau jabatan tertentu.
b. Profesi Guru
Profesi harus mengakui kewajibannya dalam masyarakat dengan meminta
anggotanya memenuhi kode etik yang diterima dan dibangunnya. Prasyarat
profesi akan terpenuhi jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Profesi menuntut suatu latihan profesional yang memadai dan membudaya.
2) Profesi mencerminkan tentang keterampilan yang canggih dimana
masyarakat pada umumnya tidak memilikinya.
3) Profesi harus mampu mengembangkan suatu hasil dan pengalaman yang
sudah teruji kemanfaatannya.
4) Profesi memerlukan pelatihan spesifik.
15
5) Profesi merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat.
6) Profesi mempunyai kesadaran ikatan kelompok sebagai kekuatan yang
mampu mendorong dan membina anggotanya.
7) Profesi tidak dijadikan batu loncatan mencari pekerjaan lain.
8) Profesi harus mengakui kewajibannya di masyarakat dengan meminta
anggotanya memenuhi kode etik yang diterima dan disepakati.
Untuk lebih memahami apa itu profesi, ada baiknay kita mengetahui ciri-ciri
profesi. Adapun ciri pokok profesi yaitu:
Ketiga, profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu, bukan sekedar serpihan atau
hanya berdasarkan akal sehar semata.
Keempat, ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta
sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik. Pengawasan terhadap
ditegakkannya kode etik dilakukan oleh organisasi profesi.
16
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 7J ayat (1) dikatakan, bahwa
profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-
prinsip profesional sebagai berikut:
Pada prinsipnya profesionalisme guru dapat diartikan sebagai guru yang dapat
menjalankan tugasnya secara profesional. Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan
profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat
pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat bekerja
menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses
pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan materi diatas dapat ditarik kesimpulannya adalah:
1. Guru
Guru dapat diartikan sebagai manusia yang mempunyai integritas pengetahuan yang
mencerdaskan dan menjadi suriteladan bagi setiap orang dalam kehidupan sosial
maupun keagamaan.
2. Syarat menjadi guru
Pemerintahan RI No 19 Tahun 2005 Bab 6 VI tentang standar pendidikan dan tenaga
kependidikan seperti yang tertuang pada pasal 28 menyatakan bahwa:
a. Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,sertamemiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah
atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undang yang
berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (1), kompetensi pedagogik;
(2) kompetensi kpribadian; (3)kompetensi profesional; dan (4) kompetensi
sosial.
d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
18
diperlukan dapat diangkat menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan.
4. Kompetensi guru
Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni:
a. Mendidik
b. Mengajar
c. Melatih
19
Profesionalisme guru dapat diartikan sebagai guru yang dapat menjalankan
tugasnya secara profesional. Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan
profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari
tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang
sekolah tempat bekerja menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap
materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa,
melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain.
A. Rekomendasi:
Makalah ini direkomendasikan bagi pembaca, supaya dapat dijadikan motivasi untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang guru.Bagi penulis, bermanfaat untuk
menambah pengetahuan baru serta mengasah intelektualitas dan wawasan tentang guru.
20
DAFTAR RUJUKAN:
21
LAMPIRAN 1
22
23
HALAM YANG DI KUTIP
24
25
26
27
28
29
30
LAMPIRAN 2
31
32
HALAMAN YANG DI KUTIP
33
34
35
36
37
38
39
40
LAMPIRAN 3
41
42
HALAMAN YANG DI KUTIP
43
44
45
46
47
48
49
50
LAMPIRAN 4
51
52
HALAMAN YANG DI KUTIP
53
54
55
56
57
58
59
60
61
LAMPIRAN 5
62
63
HALAMAN YANG DI KUTIP
64
65
66
LAMPIRAN 6
UU
67
68
69
70