Anda di halaman 1dari 73

GURU

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 3

1. DEI KRISTINA : 1713041415

2. INDRAWATI : 1713041421
3. JONI : 1713041425
4. MEGA OFINA : 1713041429
5. ROSITA AGUSTINA : 1713041439
6. SELVIANA DIYAH S.U : 1713041440
7. XAVERIUS IMAM S : 1713041445

PROGRAM STUDI:

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP)PERSADA KHATULISTIWA SINTANG

TAHUN AKADEMIK 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Pengertian Guru.............................................................................................3

B. Syarat Menjadi Guru......................................................................................5

C. Guru Sebagai Tenaga Pendidik......................................................................8

D. Kompetensi Guru...........................................................................................12

E. Kepribadian dan Profesionalisme Guru.........................................................13

BAB II PENUTUP....................................................................................................19

A. Kesimpulan....................................................................................................19

B. Rekomendasi..................................................................................................21

DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................22

LAMPIRAN..............................................................................................................23

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Guru”. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam
proses perkuliahan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan.Terakhir, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Sintang, 14 Oktober 2019

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban bangsa manapun di dunia ini tentunya menyadari bahwa suatu bangsa
turut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu dari sekian faktor yang menentukan
adalah kemajuan sektor pendidikan bangsa tersebut yaitu pendidikan. Kemajuan
pendidikan setiap bangsa menjadi parameter proses pembentukan sumber daya manusia
(SDM) yang unggul dan senantiasa memiliki mental untuk menghadapi tantangan
perubahan zaman yang semakin kompetitif. Namun, perlu disadari bahwa sektor
pendidikan harus ditunjang oleh seluruh komponen pendidikan, diantaranya keberadaan
tenaga pendidik yang lazimnya di sebut dengan “guru”. Keberadaan guru dalam proses
pengembangan pendidikan bukanlah suatu hal yang baru, sebab sepanjang sejarah
manusia, guru merupakan komponen pendidikan yang dinilai mempunyai adil dalam
menentukan kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa.

Seorang guru juga dituntut untuk membudayakan dirinya mengikuti tren


perkembangan mutakhir dunia pendidikan semakin kompleks, terutama dari segi
kemajuan bidang teknologi dan informasi.Hal tersebut menuntut mutu agar dapat
menyesuaikan diri serta memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk
menunjang kegiatan pembelajaran ditingkat satuan pendidikan.Disamping itu, seorang
guru harus memiliki kecakapan fungsional dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan tepat, guna meningkatkan paradigma pengetahuan peserta didiknya.Dari
penjelasan diatas penulis mencoba membahas materi tentang “guru”.

1
B. Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalahnya, sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah profesi seorang guru?
2. Apa sajakah syarat menjadi guru?
3. Bagaimanakah peran guru sebagai tenaga pendidik?
4. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi guru?
5. Bagaimanakah kepribadian dan profesionalisme guru?

C. Tujuan:
1. Mendeskrifsikan profesi seorang guru.
2. Mendeskrifsikan syarat menjadi guru.
3. Mendeskrifsikan peran guru sebagai tenaga pendidik.
4. Mendeskrifsikan kompetensi guru.
5.Mendeskrifsikan keperibadian dan profesionalisme guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru

Secara etimologi, dalam bahasa inggris ditemukan beberapa kata yang lazim
maknanya disebut guru, yaitu: teacher,tutor,instructor,educator. Berdasarkan penjelasan
kamus webster’s teacher diartikan sesorang yang mengajar; turordiartikan seseorang guru
yang memberikan pengajaran terhadap pesrta didik; instructor diartikan sesorang yang
mengajar; dan educator, diartikan dengan seorang yang mempunyai tanggung jawab
mendidik yang lain. Sedangkan kamus besar bahasa ndonesia, guru dipersepsikan
sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya/profesinya) mengajar (Ananda
dan Amiruddin, 2010:88).

Kata “Guru” terkadang ditengah-tengah masyarakat merupakan akronim dan


orang yang di “gugu dan di “tiru” yaitu orang yang selalu dapat ditaati dan diikuti. Yamin
dan Maisah (Umar, 2010: 55).

Wiyani (Ananda dan Amiruddin, 2015:27-28), mengumpulkan pendapat para ahli


terkait dengan pengertian guru sebagai berikut:

1. Ahmad Tafsir; guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap


berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi
peserta didik, baik potensi kognitif maupun potensi psikomotorik.
2. Imam Barnadid; guru adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi
orang lain untuk mencapai kedewasaan.
3. Ahmad D, Marimba; guru adalah oranng yang memikul tanggungjawab untuk
mendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibanya
bertanggungjawab terhadap si pendidik.

3
4. Handari Nawawi; guru adalah orang yang kerjaanya mengajar atau memberi
pelajaran di kelas atau di sekolah.
5. Ahmad Janan Asifuddi: guru adalah orang yang mengajar dan
mentransfortasikan ilmu serta menanamkan nilai-nilai terhadap peserta didik.
6. Sutari Imam Barnadid; guru adalah setiap orang yang sengaja mempengaruhi
orang lain untuk mencapai kedewasaan.
7. Zakariah Daradrat; guru secara implisit telah merelakan dirinya menerima dan
memikiul tanggungjawab pendidikan yang dipikulinya di pundak para orang
tua.

Penulis menyimpulkan bahwa pengertian guru sesungguhnya memuat beberapa hal


pokok yaitu:

1. Guru dilihat dari segi kebahasaan cenderung ditafsirkan untuk menyebutkan


seseorang yang pekerjaannya mengajar, mendidik, melatih orang lain dengan
keahlian dan penegetahuan yang dimilikinya sehingga menjadi sumber penghidupan
bagi dirinya.
2. Guru dari istilah menitik beratkan kepada pribadi seorang dengan segala kapasitas
dan tanggung jawabnya untuk mendidik orang lain dalam mengembangkan potensi
dalam dirinya, mulai potensi kognitif, psikomotorik, dan afektifnya sehingga
menjadikan orang tersebut lebih terarah dan bermanfaat dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
3. Guru umumnya didefiniskan sebagai figur manusia dewasa dengan ilmunya ia dapat
mengajar, mendidik, membimbing dan mengarahkan manusia lainnya yang
bermuara pada perbaikan aspek jasmani dan rohani.

Sehingga jabatan profesi guru sejatinya dapat dilaksanakan oleh setiap manusia yang
berilmu pengetahuan. Artinya manusia yangs memiliki ilmu pengetahuan mampu
mencerahkan, dan membebaskan manusia dari ketidak tahuan yangberhubungan dengan
aspek kehidupan dunia maupun akhiratnya. Dengan demikian, sejatinya guru dapat

4
diartikan sebagai manusia yang mempunyai integritas pengetahuan yang mencerdaskan,
dan menjadi suritauladan bagi setiap orang dalam kehidupan sosial maupun keagamaan.

B. Syarat Menjadi Guru


Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab XI
pendidik dan tenaga kependidikan pasal 41 pada ayat (1) dan (2), menyebutkan beberapa
syarat yang harus terpenuhi bagi seorang pendidik, meliputi: pertama, pendidik harus
memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kedua , pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi merupakan output
perguruan tinggi yang terakreditasi. Lebih lanjut, merujuk peraturan pemerintahan RI No
19 Tahun 2005 Bab 6 VI tentang standar pendidikan dan tenaga kependidikan seperti
yang tertuang pada pasal 28 menyatakan bahwa:
1. Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah dan /
atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undang yang
berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a), kompetensi pedagogik; (b) kompetensi
kpribadian; (c) kompetensi profesional; dan (d) kompetensi sosial.
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

5
Sedangkan menurut Sudirman A.M, (Umar) untuk menjadi guru ada 4 persyaratan yang
harus dimiliki, yaitu;

1. Persyaratan administratif, seorang yang ingin menjadi guru harus jelas status
kewarganegaraannya (warga negara Indonesia atau asing), termasuk ketentuan
umur, berkelakuan baik dan mengajukan permohonan untuk menjadi seorang
guru.
2. Persyaratan teknis. Seorang yang ingin menjadi guru harus secara formal
berijazah pendidikan guru. Hal ini mempunyai konotasi bahwa sesorang yang
memiliki ijazah pendidikan dinilai sudah mampu mengajar. Kemudian syarat
teknis lainnya adalah kemampuan menguasai cara dan teknik mengajar, terampil
mendesain program pngajaran, serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan
pendidikan.
3. Persyaratan psikis. Seorang yang ingin menjadi guru harus stabil aspek
kejiwaannya, seperti; sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengendalikan emosi, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan,
konsekuen, berani bertanggung jawab, dan berani bekorban. Disamping itu, guru
juga dituntut untuk bersifat pragmatis, realistis, dan memiliki pandangan yang
mendasar dan filosofis. Hal lain yang paling penting, yakni guru senantiasa
mematuhi norma dan nilai serta memiliki sikap semangat membangun terutama
dalam pengemangan pendidikan.
4. Persyaratan fisik. Seorang yang ingin menjadi guru harus sehat aspek jasmaninya
artinya berbadan sehat, tidak cacat tubuh yang menganggu pekerjaanya, tidak
memiliki gejala-gejala penyakit menular. Persyartan fisik ini termasuk unsur
kerapian dalam penampilan. Kondisi disebabkan posisi guru termasuk trendcenter
kegiatan pembelajar, sehingga memungkinkan untuk dilihat atau diamati bahkan
dinilai oleh peserta didiknya.

6
Untuk menjadi guru yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat yang telah di
tetepkan oleh pemerintah.Syarat utama untuk menjadi seorang guru.Selain berijazah dan
syarat-syarat mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah mempunyai syarat-syarat
yang perlu dipenuhi untuk dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran. Yaitu:

1. Guru harus berijazah


Yang dimaksud disini adalah ijazah yang dapat memberikan wewenang untuk
menjalankan tugas sebagai seorang guru disuatu sekolah tertentu.
2. Guru harus sehat jasmani dan Rohani
Kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap
pekerjaan. Karena, seorang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika
ia diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru syarat tersebut merupakan syarat
mutlak yang tidak dapat diabaikan. Misalnya, seorang yang sedang terkena penyakit
menular tentu saja akan membahayakan bagi peserta didiknya.
3. Guru harus bertawakal kepada tuhan yang Maha Esa dan berkelakuan baik
Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia susila yang bertakwa
kepada TYE maka sudah selayaknya guru sebagai pendidik harus dapat menjadi
contoh dalam melaksanakan ibadah dan berkelakukan baik.
4. Guru haruslah orang bertanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik, pembelajaran, dan
pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang telah
dipercayakan orang tua/wali kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Selain itu, guru masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
5. Guru di Indonesia berjiwa nasional
Bangsa di Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa dan
adat-istiadat berlainan.Untuk menamakan jiwa ke bangsaan merupakan tugas yang
utama bagi seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa nasional.

7
Syarat-syarat di atas adalah syarat umum yang berhubungan dengan jabatan sebagai
seorang guru. Selain itu ada pula syarat lain yang sangat erat hubungannya dengan
tugas guru disekolah, sebagai berikut:

1. Harus adil dan dapat dipercaya.


2. Sabar, rela berkorban dan menyayangi peserta didiknya.
3. Memiliki kewibawaan dan tanggung jawab akademis.
4. Bersikap baik pada rekan guru, staf di sekolah, dan masyarakat.
5. Harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan menguasai benar mata
pembelajaran yang dibinanya.
6. Harus selalu introspeksi diri dan siap menerima kritik dari siapapun.

Guru sering pula dikonotasikan sebagai kepanjangan dari kata “digugu dan
ditiru”. Digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan oleh guru senantiasa dipercaya,
didengar, diikuti, dan diyakini sebagai sebuah kebenaran oleh semua muridnya,
sedangkan ditiru artinya seorang guru menjadi suritauladan bagi semua muridnya, mulai
dari cara berpikir, berbicara, hingga berprilaku sehari-hari, dengan kata lain figur guru
harus menjadi contoh. Ungkapan lain tentang guru juga dikenal dengan sebuah pribahasa
yang berbunyi “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Pribahasa tersebut memiliki
makna bahwa semua prilaku guru menjadi panutaan anak didiknya.

C. Guru Sebagai Tenaga Pendidik


Pendidik adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia,
tidak ada manusia di dunia ini yang hidup tanpa pendidikan.Tugas guru sebagai profesi
menuntun kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas dari sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.Mendidik, mengajar dan melatih anak didik tugas
sebagai suatu profesi. Dengan demikian dalam sistem pengajaran manapun, guru selalu
menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya akan berbeda
sesuai dengan tuntunan sistem tersebut. Dalam proses belajar mengajar pun guru
memegang peran penting. Karena pada gurulah tugas dan tanggungjawab merencanakan

8
dan melaksanakan proses pembelajaran disekolah. Untuk itu guru juga memiliki hak
untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran agar dapat berhasil semaksimal mungkin.

Guru juga tidak hanya sebagai pendidik, melainkan sebagai tenaga kepindidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat , terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. ( UU No.20 Tahun 2003, Ps. 39 (2)).

Guru mempunyai peranan strategi dalam membentuk karekter dan kecerdasan


anak didik. Seiring dengan UU No 20/2003 dan ketentuan pasal 1 UU No 14/2005
tentang guru dan dosen secara tegas menentukan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan permendiknas No 16/2017,
agar profesional seorang guru dituntut untuk mempunyai empat kompetensi yaitu:
1. Kompetensi pendagogik
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi sosial
4. Kompetensi professional

Penjelasan mengenai keempat kompetensi tersebut penulis mengutip dari UU No.14


tahun 2005 pada pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi
dalam mengajar untuk menunjang pribadi guru agar menjadi guru yang profesional. Adapun
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah:

1. Kompetensi Pedagogik
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dimilikinya.

9
2. Kompetensi Kepribadian
Adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat.
4. Kompetensi Profesional
Adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi
yang ditetapkan.

Penulis menyimpulkan bahwa guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar


supaya tujuan dari pembelajran tercapai untuk menunjang pribadi guru agar menjadi guru
yang professional dalam mengajar dan mendidik.

Kompetensi utama yang perlu dimiliki guru dalam meningkatkan komptensi


pedagogik adalah menguasai pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk
mempraktikkan keterampilan dasar menegajar di kelas. Dalam ilmu kependidikan dikenal
adanya 8 keterampilan dasar mengajar, yaitu:

1. Keterampilan bertanya.
2. Keterampilan memberikan penguatan.
3. Keterampilan mengadakan variasi dalam cara mengajar.
4. Keterampilan menjelaskan.
5. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7. Keterampilan mengelola kelas.

10
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.Peran dan fungsi guru
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.Secara khusus dalam
pembelajran guru mempunyai peran dan fungsi untuk mendorong, membimbing dan
mempasilitasi siswa untuk belajar. Ki Hajar Dewantara menegaskan pentingnya peran
dan fungsi dalam pendidikan dengan ungkpan: Ing ngerasa sung tulada artinya guru
berada didepan memberi teladan., ing madya mangun karsa, berarti guru berada ditengah
menciptakan peluang untuk berprakarsa, dan tut wuri handayani berarti guru dari
belakang memberikan dorongan dan arahan. Konsep yang dikemukan oleh Ki Hajar
Dewantara ini menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajran di
Indonesia.

Merujuk kepada konsep yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka guru


merupakan faktor yang domain dan penting dalam pendidikan, karena bagi siswa, guru
dipersonifikasikan sebagai sosok teladan, sosok panutan dan sosok idola. Oleh karena itu
seyogyanya guru harus menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana konsep yang di
kemukakan Ki Hajar Dewantara tersebut.

Dalam perkembangannya, profesionalitas guru menghadapi tantangan untuk


mengembangkan kompetensi pedagogik dengan cara berlatih dan belajar mandiri.
Khususnya dalam bidang pembelajaran, seorang guru profesional juga harus dapat
menentukan dan memilih metode atau model pembelajaran yang tepat sehingga dapat
menarik minat siswa terhadap proses pembelajaran baik yang dilakukan di dalam maupun
di luar kelas. Keberanian seorang guru dalam berinovasi dan mempraktikan keterampilan
dasar mengajar akanmempengaruhi secara langsung terhadap prestasi belajar siswa, juga
akan membentuk karakter guru menjadi lebih kreatif, sehingga tidak hanya akan
berdampak pada pola komunikasi pembelajaran, tetapi juga akan membentuk suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Tidak sembarangan orang dapat melaksanakan tugas
profesional sebagai seorang guru.

11
Tujuan pendidikan guru adalah membentuk kemampuan untuk:

1. Melaksanakan tugas, yang mempunyai komponen mengenai apa yang harus


dikerjakan, menguasai cara bagaimana setiap aspek dan tahap tugas tersebut harus
dikerjakan, serta menghayati dengan rasional mengapa suatu bagian tugas
dilaksanakan dalam suatu cara.
2. Mengetahui batas-batas kemampuan sendiri, serta siap, dan mampu menemukan
sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasan itu.

D. Kompetensi Guru
Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni:
1. Mendidik
2. Mengajar
3. Melatih

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.Mengajar


berarti meneruskan dan mengembangkan ilmupengetahuan.Melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan siswa.Untuk dapat
melaksanakan tugas diatas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan
kompetensi tertentu sebagai bagian dari profesionalisme guru.

Sebagai pengajar, guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan


kualifikasinya sebagai tenaga pengajar.Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus
memiliki kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran. Dengan kemampuan
tersebut guru dapat melaksanakan perannya:

1. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi peserta didik


dalam proses belajar mengajar.
2. Sebagai pembimbing,yang membantu siswa, mengatasi kesulitan pada proses
belajar mengajar.

12
3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan belajar
yang menantang bagi sisiwa agar mereka melakukan kegiatan belajar dengan
bersemangat.
4. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik
agar berprilaku sesuai dengan norma yang ada dan berlaku di dunia pendidikan.
5. Sebagai Motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada
masyarakat khususnya kepada subjek didik, yaitu sisiwa.
6. Sebagai agen perkembangan kognitif,yang menyebarluaskan ilmu dan teknologi
kepada peserta didik dan masyarakat.
7. Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga
keberhasilan proses belajar mengajar tercapai.

Dengan pola rekrutmen dan pembinaan karir guru yang baik, akan tercipta guru yang
professional dan efektif. Untuk kepentingan sekolah, memiliki guru yang professional
dan efektif merupakan kunci keberhasilan bagi proses belajar mengajar disekolah itu.
Bahkan, John Goodlad, seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, Pernah melakukan
penelitian yang hasilnya menunjukan bahwa peran guru sangat signipikan bagi setiap
keberhasilan proses pembelajaran.Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul
“Behind the classroom doors”, “Behind the classroom doors”, yang didalamnya
dijelaskan bahwa ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas,
maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru.

Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar, seorang guru tidak
menutup kemungkinan akan tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan
tidak mampu menjadi idola bagi siswa.Bahkan, proses pembelajaran tersebut secara tidak
sadar dapat mematikan kreatifitas, menumpulkan daya nalar, dan mengabaikan aspek
efektif, seperti yang ditakutkan Paulo Fiere dalam Bangking Concept Of Education
ataupun Eric Fromm dalam Learning To Have.

13
E. Kepribadian dan Profesionalisme Guru
1. Kepribadian Guru
Untuk menjadi guru seseorangharusmemiliki kepribadian yang kuatdanterpuji.
Kepribadian yang harus ada pada diri guru yakni: kepribadian yang mantap, stabil
dewasa, arifdan berwibawa. Menjaditeladanbagipesertadidik,danberakhlakmulia.
Kepribadian yang mantapdanstabilmemilikiindikator ensensial:
bertindakdengannormahukum; bertindak dengannormasosial; banggasebagai guru;
danmemilikikonsistendalambertindakdanberperilaku. Kepribadi yang
dewasamemiliki indikator esensial:
menampilkankemandiriandalambertindaksebagaipendidikdanmemilikietoskerjasebag
ai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampiltindakan
yangdidasarkanpadakemanfaatanpesertadidik, sekolah, danmasyarakatserta menuju
keterbukaandalamberpikirdanbertindak. Kepribadian yang
berwibawamemilikiindicktor esensial: memilikiperilaku yang
berpengaruhpositifterhadap proses danhasilbelajarpesertadidikdanmemilikiperilaku
yang diseganiberakhlakmulia, bertindaksesuaidengannorma agama (imandantakwa,
jujur, ikhlas, dansukamenolong), danmemilikiperilaku yang ditelandanipesertadidik.

Kepribadian Guru Yang Konstruktif.Guru yang konstruktifadalah guru yang


memilikitujuanuntukmelakukanperubahandaridalamdiripesertadidiknya.Perubahanterseb
utbisadicapaijika guru
mampumenepatkandirinyasebagaisumberkreativitasdaninspirasibagipesertadidik.Sebagai
sumbergetaranenergibagipesertadidik, matabatin guru yang terlatihdenganbaik,
dipastikanakanmampumenyentuhdanmenggetarkanjiwapesertadidiknya. Terlebih,
jikaitudilakukansuasanakelas yang kondusif,
makapesertadidikakanlebihmudahmenyerapmateri yang diberikan. Dengan kata lain,
ketikaseseorang guru berbicarasesuatu,
makaseluruhpesertadidikakanmenyimakmakaakanmeniru setiap kata yang diucapkan
sang guru untukdijadikanpedomandalampembelajaranmaupundalamperilakukeseharian.

14
2. Profesionalisme Guru
a. Memaknai Profesional Guru
Makna professional mengacu pada orang yang menyandang suatu profesi atau
sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai
dengan profesinya.Penyandang dan penampilan professional ini telah mendapat
pengakuan, baik secara formal maupun informal.Pengakuan secara formal
diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi.Sebagai
contoh sebutan guru professional adalah guru yang telah mendapat pengakuan
secara formal berdasarkan kekuatan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan
jabaan ataupun latar belakang pendidikan formalnya. Pengakuan ini dinyatakan
dalam bentuk surat keputusan, ijasah, akta, sertifikat, dan sebagainya, baik yang
menyangkut kualifikasi maupun kompetensi. Sebutan guru professional juga
dapat mengacu kepada pengakuan terhadap kompetensi penampian unjuk kerja
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga
pengajar.Dengan demikian sebutan professional didasarkan pada pengakuan
formal terhadap kualifikasi dan kompetensi penampilan unjuk kerja suatu
pekerjaan atau jabatan tertentu.

b. Profesi Guru
Profesi harus mengakui kewajibannya dalam masyarakat dengan meminta
anggotanya memenuhi kode etik yang diterima dan dibangunnya. Prasyarat
profesi akan terpenuhi jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Profesi menuntut suatu latihan profesional yang memadai dan membudaya.
2) Profesi mencerminkan tentang keterampilan yang canggih dimana
masyarakat pada umumnya tidak memilikinya.
3) Profesi harus mampu mengembangkan suatu hasil dan pengalaman yang
sudah teruji kemanfaatannya.
4) Profesi memerlukan pelatihan spesifik.

15
5) Profesi merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat.
6) Profesi mempunyai kesadaran ikatan kelompok sebagai kekuatan yang
mampu mendorong dan membina anggotanya.
7) Profesi tidak dijadikan batu loncatan mencari pekerjaan lain.
8) Profesi harus mengakui kewajibannya di masyarakat dengan meminta
anggotanya memenuhi kode etik yang diterima dan disepakati.

Untuk lebih memahami apa itu profesi, ada baiknay kita mengetahui ciri-ciri
profesi. Adapun ciri pokok profesi yaitu:

pertama, pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikansi sosial karena


diperlukan untuk mengabdi kepada masyarakat. Di pihak lain, pengakuan masyarakat
merupakan syarat mutlak bagi suatu profesi, bahkan jauh lebih penting dari pengakuan
pemerintah.

Kedua,profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan


dan latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara
sosial dapat dipertanggungjawabkan. Proses pemerolehan keterampilan itu bukan hanya
rutin, melainkan bersifat produktif terhadap suatu masalah.

Ketiga, profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu, bukan sekedar serpihan atau
hanya berdasarkan akal sehar semata.

Keempat, ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta
sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik. Pengawasan terhadap
ditegakkannya kode etik dilakukan oleh organisasi profesi.

Kelima, sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada masyarakat,


anggota profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial.

16
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 7J ayat (1) dikatakan, bahwa
profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-
prinsip profesional sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.


2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugasnya.
3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugasnya.
4. Mematuhi kode etik profesi.
5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.
8. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Pada prinsipnya profesionalisme guru dapat diartikan sebagai guru yang dapat
menjalankan tugasnya secara profesional. Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan
profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat
pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat bekerja
menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses
pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain.

17
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan materi diatas dapat ditarik kesimpulannya adalah:
1. Guru
Guru dapat diartikan sebagai manusia yang mempunyai integritas pengetahuan yang
mencerdaskan dan menjadi suriteladan bagi setiap orang dalam kehidupan sosial
maupun keagamaan.
2. Syarat menjadi guru
Pemerintahan RI No 19 Tahun 2005 Bab 6 VI tentang standar pendidikan dan tenaga
kependidikan seperti yang tertuang pada pasal 28 menyatakan bahwa:
a. Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,sertamemiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah
atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undang yang
berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (1), kompetensi pedagogik;
(2) kompetensi kpribadian; (3)kompetensi profesional; dan (4) kompetensi
sosial.
d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan

18
diperlukan dapat diangkat menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan.

3. Guru sebagai tenaga pendidik


Tugas guru sebagai profesi menuntun kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas dari sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Mendidik,
mengajar dan melatih anak didik tugas sebagai suatu profesi. Dengan demikian
dalam sistem pengajaran manapun, guru selalu menjadi bagian yang tidak
terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya akan berbeda sesuai dengan tuntunan
sistem tersebut. Dalam proses belajar mengajar pun guru memegang peran penting.
Karena pada gurulah tugas dan tanggungjawab merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran disekolah. Untuk itu guru juga memiliki hak untuk menunjang
kegiatan proses pembelajaran agar dapat berhasil semaksimal mungkin.

4. Kompetensi guru
Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni:
a. Mendidik
b. Mengajar
c. Melatih

5. Kepribadian dan profesionalisme guru


a. Kepribadian Guru
Untuk menjadi guru seseorang harus memiliki kepribadian yang kuat dan
terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru yakni: kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. Menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
b. Profisionalisme Guru

19
Profesionalisme guru dapat diartikan sebagai guru yang dapat menjalankan
tugasnya secara profesional. Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan
profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari
tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang
sekolah tempat bekerja menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap
materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa,
melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain.

A. Rekomendasi:
Makalah ini direkomendasikan bagi pembaca, supaya dapat dijadikan motivasi untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang guru.Bagi penulis, bermanfaat untuk
menambah pengetahuan baru serta mengasah intelektualitas dan wawasan tentang guru.

20
DAFTAR RUJUKAN:

Suteja, Jaja. Etika Profesi Keguruan. 2013. Joyjakarta: CV BUDI UTAMA.


Anwar, Muhammad. Menjadi Guru Profesional.2018. Jakkarta: PRENADAMEDIA
GROUP.
Umar. Pengantar Profesi Keguruan. 2019. Depok: PT RAJA GRAFINDO PERSADA.
Ananda Rusysi dan Amiruddin.Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.2018.
Yogyakarta: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Musriadi, Profesi Kependidikan. 2018. Yogyakarta: Group Penerbitan CV BUDI
UTAMA.
Suhandani dan Julia. 2014. Identifikasi Kompetensi Guru Sebagai Cerminan
Profesionalisme Tenaga Pendidik di Kabupaten Semedang. Mimbar Sekolah
Dasar. Volume 1, No 2. (bit.ly/2MAkI80, diunduh tanggal 10 Oktober 2019).

21
LAMPIRAN 1

22
23
HALAM YANG DI KUTIP

24
25
26
27
28
29
30
LAMPIRAN 2

31
32
HALAMAN YANG DI KUTIP

33
34
35
36
37
38
39
40
LAMPIRAN 3

41
42
HALAMAN YANG DI KUTIP

43
44
45
46
47
48
49
50
LAMPIRAN 4

51
52
HALAMAN YANG DI KUTIP

53
54
55
56
57
58
59
60
61
LAMPIRAN 5

62
63
HALAMAN YANG DI KUTIP

64
65
66
LAMPIRAN 6

UU

67
68
69
70

Anda mungkin juga menyukai