Anda di halaman 1dari 16

Afifah Rizki Yunitasari and other world..

Get The Information that You Need

 Home
 Kelas 4

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Senin, 24 Desember 2012


Makalah Guru Sebagai Pembentuk Manusia

GURU SEBAGAI PEMBENTUK MANUSIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kePGRIan
Dosen pengampu: Soepoyo Ristanto, S.Pd

Disusun oleh:
1.     Afifah Rizki Yunitasari      (11144600103)
2.     Indri Prasetyaningsih         (11144600111)
3.     Wakhid Subkhan K           (11144600116)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2011/2012
 

KATA PENGANTAR

                Syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“GURU SEBAGAI PEMBENTUK MANUSIA” ini untuk memenuhi tugas Ke-PGRIan.
              Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan
Makalah ini sehingga dapat selesai pada waktunya.
              Dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran
kami harapkan untuk membantu dalam perbaikan. Semoga Makalah ini berguna bagi pembaca.

Yogyakarta,      April  2011

                                                                                                  Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………
KATA PENGANTAR .............................................................................    
DAFTAR ISI ..........................................................................................      
BAB 1             PENDAHULUAN........................................................................
A.    Latar Belakang Masalah ................................................................         
B.      Rumusan Masalah ........................................................................          
C.     Tujuan ............................................................................................         
BAB II                        PEMBAHASAN ..........................................................................
A.    Pengertian Manusia……………………………………….
B.     Pengertian Guru …………………………………………….
C.     Peran Guru………………..
D.    Guru Sebagai Pembentuk Manusia…………………………..
BAB III          PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu hak dasar manusia sebagai insan yang dikaruniai akal
pikiran, manusia membutuhkan pendidikan dalam proses hidupnya. Dari mulai lahir hingga
dewasa akan selalu membutuhkan pendidikan. Seperti ketika manusia dapat berjalan pada masa
balita. Disana ada proses belajar yang dibimbing oleh orang tua sebagai pendidik manusia untuk
pertama kali. Lebih jauh, ketika harus berinteraksi dengan mayarakat, manusia memerlukan
pendidikan agar dapat bermanfaat dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
Pendidikan dapat dipahami sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah membentuk manusia yang berkarakter dengan intektual, moral, dan budaya
maka akan menarik jika ditelusuri perkembangan budaya Indonesia melalui sejarah
pendidikannya.
B.     Rumusan  Masalah
1.      Apa pengertian manusia?
2.      Apa pengertian guru?
3.      Apa peran guru?
4.      Bagaimana guru membentuk manusia?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian manusia.
2.      Mengetahui pengertian guru.
3.      Menjelaskan apa saja peran guru.
4.      Menjelaskan bagaimana guru membentuk manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manusia

  Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syibani


Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.

  Paula J.C & Janet W K


Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, tanggung jawab atas
keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

B.     Pengertian Guru

Dalam Bahasa Indonesia Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan , melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti
zaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas dan tidak mau
ternuka dengan kemajuan teknoloogi. Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan
karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut
memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak didiknya.
Dalam menjalankan fungsinya, guru bisa memiliki berbagai macam peran yang
merupakan serangkaian usaha yang dilakukan dan diupayakan oleh guru sebagai pendidik dan
pengajar. Kata mengajar seringkali dikaitkan dengan kegiatan menyampaikan dan memberikan
sesuatu berupa bahan dan materi tertentu yang mesti dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu,
ketika guru mengajar, guru mengajar sesuai dengan garis besar program pengajaran sebagaimana
terdapat dalam kurikulum. Dalam tindak mengajar terdapat proses transfer dari guru ke siswa.
Jadi, tindakan mengajar lebih berurusan dengan penyampaian materi pelajaran sehingga siwa
dapat memahami isi kurikulum yang mesti mereka pelajari. Hasil ajaran ini lantas diuji melalui
proses evaluasi untuk meihat apakah siswa itu dapat menguasai materi yang diajarkan atau
belum.Adapun kata mendidik memiliki konotasi yang lebih luas mengatasi sekadar penyampaian
materi pelajaran. Oleh karena itu, mendidik juga tidak sekadar berurusan dengan penyampaian
materi pelajaran. Guru mendidik dengan cara menghadirkan diri secara utuh di hadapan siswa
dan dengan itu siswa merasakan kehadiran guru sebagai sosok yang istimewa, sebagai pribadi
yang memberikan inspirasi dan rasa hormat. Guru menjadi teman, sahabat, pengajar, rekan kerja,
pendamping, orang tua, dan semua kemampuan individu yang memungkinkan proses belajar di
sekolah berjalan dengan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kegiatan mendidik berkaitan
dengan eksistensi keseluruhan individu dalam relasinya dengan orang lain dan lingkungannya.
Untuk itu, kegiatan mendidik tidak dapat dibatasi oleh kegiatan di dalam kelas. Mendidik bisa
terjadi dan bisa dilakukan dimana saja.
Guru sebagai pendidik karakter kiranya tepat menggambarkan bagaimana relasi
antarindividu dalam dunia pendidikan sebab menjadi guru itu pada hakikatnya menempatkan diri
sebagai teladan kehidupan para siswa. Sebagai guru kehidupan, guru berfungsi bukan hanya
membuat siswa menjadi pintar dan menguasai materi, namun membuat mereka bertumbuh secara
integral dan utuh sebagai manusia supaya mereka dapat semakin berkembang dalam perjumpaan
dengan orang lain yang mengukuhkan keberadaan dan keunikan dirinya. Ada perbedaan nuansa
antara konsep guru sebagai pengajar dan pendidik. Dalam kata pendidik, guru berperan lebih
sebagai model bagi pembentuk karakter. Kehadiran, sikap, pemikiran, nilai-nilai, keprihatinan,
komitmen, dan visi yang dimilikiya merupakan dimensi yang penting yang secara tidak langsung
mengajarkan nilai yang membentuk karakter siswa. Tindakan seperti ini memikiki cakupan yang
lebih luas dan lebih eksistensial. Ada pun fungsi dan jabatan guru di dalam sekolah, entah
sebagai pengampu mata pelajaran tertentu di dalam kelas, menjadi pendamping ekstrakurikuler,
bahkan menjadi staf, dan pendamping pendidikan, guru tidak dapat menanggalkan keberadaan
diri sebagai pendidik karakter. Saat ini menjadi seorang guru di sekolah bukan lagi profesi
memalukan sebagaimana dahulu, pandangan masyarakat terhadap guru sudah jauh lebih baik,
guru sudah lebih dihargai. Dulu orang malu menjadi guru sedang sekarang menjadi seorang guru
merupakan sesuatu yang membanggakan. Meningkatnya penghargaan terhadap profesi guru ini
sepantasnya membuat para guru kita senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan
profesionalnya, meningkatkan perannya sebagai seorang pengajar dan pendidik.

Sebagai seorang pengajar di kelas seorang guru hendaknya:


a.       Memiliki informasi dengan tepat.
b.      Mampu mengarahkan kegiatan pembelajaran.
c.       Mampu menilai keberhasilan pembelajaran.
d.      Mampu membantu siswa mengatasi masalah.
e.       Mampu mengatur pelaksanaan pembelajaran.
.

C.    Peran Guru

WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1) pendidik (nurturer), (2)
model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat
setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.
1.      Peran guru sebagai pendidik
Merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas   memberi bantuan dan
dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas
yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan
sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani,
bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan,
pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,
pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru
dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan
anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang
dengan norma-norma yang ada.

2.      Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak.


Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh
karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai
dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar
negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi
oleh nilai-nilai Pancasila.

3.      Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar
fungsi sekolah seperti persiapan kehidupan selanjutnya, hasil belajar yang berupa tingkah laku
pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas
sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan
negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan
pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya.

4.      Peran guru sebagai pelajar (leamer).


Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan supaya
pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
                                                                      
5.       Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
 Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang
yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang
dikuasainya.
6.      Guru sebagai administrator.
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai
administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut
bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar
perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat
rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga
bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

7.      Kesetiaan terhadap lembaga


Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang sedang memerlukan bantuan
dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-
pertemuan resmi maupun pertemuan incidental.

D.    Guru Sebagai Pembentuk Manusia

1.      Guru Membentuk Kepribadian Manusia


Guru dalam kapasitas sebagai pendidik profesional tidak hanya dituntut memiliki
kemampuan teknis edukatif, tapi juga harus memiliki kepribadian yang kokoh sehingga dapat
menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga, maupun masyarakat. Guru memegang peran dan
kedudukan strategis dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas. Olehnya itu guru harus
memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Untuk menjalankan tugasnya sebagai pembimbing, guru harus menjadikan dirinya


sebagai tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat, berkelu kesah. Melalui bimbingan yang
berlandaskan kasih sayang, siswa akan mendapatkan bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik
yang sedang dijalani saat ini, maupun bekal kehidupan di masa yang akan datang.

Seorang guru yang ramah, hangat dan selalu tersenyum, tidak memperlihatkan muka masam
atau kesal, merespon pembicaraan anak didik, akan menumbuhkan kondisi psikologis yang
menyenangkan bagi siswa. Siswa tidak takut berbicara, dapat mencurahkan isi hatinya  saat
menghadapi masalah dan akan senang melibatkan diri dalam kegiatan di sekolah. Perilaku ini
merupakan hasil dari mengikuti atau meneladani perilaku yang diperlihatkan pendidik dengan
penuh kasih sayang.Guru di sekolah bertanggung jawab membimbing anak didik menjadi pribadi
bermoral, berakhlak mulia, kasih sayang terhadap sesama, dan sebagainya, sehingga guru
menunjukkan sosok pribadi yang utuh, berpribadi stabil, tidak emosional, penuh kasih sayang
sehingga menjadi teladan bagi anak didiknya. Dengan demikian tugas guru sebagai pembentuk
kepribadian siswa di sekolah merupakan hal yang tidak mudah.

2.      Guru Pembentuk Karakter Peserta Didik


Dalam mendidik karakter sangat dibutuhkan sosok yang menjadi model. Model yang dapat
ditemukan oleh peserta didik di lingkungan sekitarnya. Semakin dekat model pada peserta didik
akan semakin mudah dan efektiflah pendidikan karakter tersebut. Peserta didik butuh contoh
nyata, bukan hanya contoh yang tertulis dalam buku apalagi contoh khayalan. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Berk yang dikutip oleh Sit, M (2010),  prilaku moral diperoleh dengan cara
yang sama dengan respon-respon lainnya, yaitu melalui modeling dan penguatan. Lewat
pembelajaran modeling akan terjadi internalisasi berbagai prilaku moral, pro sosial dan aturan-
aturan lainnya untuk tindakan yang baik.
Demikian pula menurut Teori Pembelajaran sosial dalam Bandura, perilaku manusia
diperoleh melalui cara pengamatan model, dari mengamati orang lain, membentuk ide dan
perilaku-perilaku baru, dan akhirnya digunakan sebagai arahan untuk beraksi. Sebab seseorang
dapat belajar dari contoh apa yang dikerjakan orang lain, sekurang-kurangnya mendekati bentuk
perilaku orang lain, dan terhindar dari kesalahan yang dilakukan orang lain.
Guru sebagai teladan harus benar-benar memahami prinsip-prinsip keteladanan. Mulailah
dari diri sendiri. Dengan demikian guru tidak hanya pandai  bicara dan mengkritik tanpa pernah
menilai dirinya sendiri. Bercermin pada filosofi ”gayung mandi”, dalam mendidik karakter guru
jangan seperti gayung mandi. Gayung digunakan untuk mandi bertujuan membersihkan, tapi ia
sendiri tidak pernah mandi atau membersihkan dirinya sendiri. Artinya guru harus
mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum mengajarkan karakter kepada peserta didiknya.
guru harus mengetahui tahapan mendidik karakter. Sekurang-kurangnya melalui tiga
tahapan pembelajaran yang penulis istilahkan dengan 3P yaitu: pemikiran, perasaan dan
perbuatan. Tahapan pertama pemikiran; merupakan tahap memberikan pengetahuan tentang
karakter. Pada tahapan ini guru berusaha mengisi akal, rasio dan logika siswa sehingga siswa
mampu membedakan karakter yang baik dengan karakter tidak baik.  Siswa mampu memahami
secara logis dan rasional pentingnya karakter positif dan bahaya yang ditimbulkan dari karakter
negatif.
Selanjutnya tahap kedua dalam mendidik karakter ini diistilahkan dengan perasaan;
merupakan tahap mencintai dan membutuhkan karakter positif. Pada tahapan ini guru berusaha
menyentuh hati dan jiwa siswa. Diharapkan pada tahapan ini akan muncul kesadaran dari hati
akan pentingnya karakter positif, yang pada akhirnya akan melahirkan keinginan yang kuat dari
dalam diri untuk mempraktikkan karakter tersebut dalam kesehariannya. Disinilah tahap ketiga
perbuatan berperan; pada tahapan ini dorongan/keinginan yang kuat pada diri siswa untuk
mempraktikkan karakter positif diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa menjadi
lebih santun, ramah, penyayang, rajin, jujur, dan semakin menyenangkan, menyejukkan
pandangan serta hati siapapun yang melihat dan berinteraksi dengannya. Guru juga harus
menyadari arti kehadirannya di tengah siswa, mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan
tanggungjawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran. Mengajar bukan
untuk sekadar melepaskan tugas, mengajar karena panggilan jiwa, mengajar dengan cinta,
merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dunia akhirat, dan mampu mengarahkan
siswa tentang arti hidup.
Dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkan cita-cita mulia ini. Guru harus mampu menjadi
modelnya. Kita tidak akan mampu membuat siswa rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan
lain sebagainya, jika kita tidak duluan mempraktikkannya. Negeri ini tidak hanya membutuhkan
pendidikan karakter, tapi negeri ini sangat membutuhkan teladan dari pendidik karakter dan
teladan dari semua komponen bangsa. Dengan demikian keinginan untuk membentuk generasi
Indonesia yang santun, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan memiliki kepenasaranan
intelektual sebagai modal dalam membangun kreatifitas dan daya inovasi dapat terwujud sesuai
harapan.

3.      Guru Mencerdaskan Anak Bangsa


Guru mempunyai peran dan fungsi dalam pembangunan di bidang pendidikan, termasuk
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam perkembangannya, guru selalu ditutut untuk
meningkatkan profesionalismenya sehingga menjadi guru yang unggul dan idaman masyarakat.
Peranan guru dapat dikatakan professional, karena untuk mencapainya dilakukan melalui proses
yang panjang, diantaranya: melalui pendidikan, pengalaman dan memerlukan keahlian khusus.
Guru yang professional dapat memberikan pengetahuannya dan mendidik peserta didiknya
bermoral baik, sehingga peserta didik nantimya mampu membangun dan memajukan bangsa
dikemudian harinya. Maka dari itu, guru professional merupakan kunci utama dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.  Peran
guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional amatlah besar dan berat. Dan untuk
merealisasikan diperlukan kompetensi seorang guru yang professional dalam mengelola kegiatan
belajar dan pembelajaran. Hal ini karena baik dan buruknya hasil pembelajaran tergantung pada
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran. Sehingga hal ini akan
memberikan pengaruh antara satu dengan yang lainnya. Di Indonesia sendiri sudah
dikembangkan system pendidikan guru berdasarkan kompetensinya, artinya program pendidikan
guru disusun dan dikembangka atas dasar analisis tugas yang disyaratkan bagi pelaksanaan
tugas-tugas keguruan staandar kompetensi guru. Guru harus berusaha dalam meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Guru yang professional dapat memberikan
perubahan bagi peserta didik kea rah yang lebih baik dari segala dimensi, ia juga mampu
mengembangkan beragam sisi kecerdasan dan akhlak sebagai pembentuk kepribadian peserta
didik.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

            Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir yang
memiliki badan, akal dan ruh.

            Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
dituntut untuk memiliki pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti zaman.
Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran, diantaranya adalah guru sebagai
pendidik ,peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. peranan guru sebagai pengajar dan
pembimbing dalam pengalaman belajar, peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan
dan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Dalam menjalankan profesinya sebagai guru, guru juga sangat penting dalam dunia
pendidikan. Guru dapat membentuk manusia. Mulai dari membentuk kepribadian manusia, guru
sebagai pembentuk peserta didik, dan guru dapat mencerdaskan anak bangsa.

.
.

DAFTAR PUSTAKA

-          http://www.dimasprasetyo.net/pendidikan-pembentuk-manusia-indonesia-yang-seutuhnya-1632
-          http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_154.html

-          http://www.tuanguru.net/2011/07/guru-sebagai-pembentuk-kepribadian.html

-          http://subadi70.wordpress.com/2009/07/10/guru-sebagai-pengajar-dan-pendidik/
Diposkan oleh Afifah Yunitasari di 04.39
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Afifah on Facebook
Afifah Rizki Yunitasari

Buat Lencana Anda

About Me

Afifah Yunitasari
Lihat profil lengkapku

Pengikut
Ikan-ikanku
Digital clock
Total Pengunjung

80,549

Arsip Blog
 ►  2014 (1)

 ►  2013 (53)

 ▼  2012 (47)
o ▼  Desember (47)
 Mau nonton Fim apa di Tahun 2013 ?
 Autobiografiku
 Sinopsis Film Habibie dan Ainun
 Kursus Komputer tanggal 28
 10 Makanan Terlezat di Dunia
 Liburan Tahun Baru ke Karimun Jawa
 Shinee ? Siapa itu ?
 Teori Freud Mengenai Kepribadian
 Fakta tentang Cokelat
 Tips Membuat dan Menggunakan Masker Coklat
 Masalah SDA di Indonesia
 KUMPULAN METODE PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN
 Mau tahu dahsyatnya Angin Bahorok ?
 RESEP DASAR CAKE COKELAT
 Makalah "MANUSIA MENURUT TINJAUAN ISLAM"
 Cerpen karyaku "Your Love is My Drug"
 My Pictures
 Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik...
 Makalah Paper "Kebutuhan dan Tugas Perkembangan Re...
 Contoh Makalah Pengaruh Narkoba Terhadap Sistem Sa...
 Contoh Analisis Karya Sastra
 Kontribusi Sastra Anak "Biografi Thomas Alfa Ediso...
 Makalah Guru Sebagai Pembentuk Manusia
 Hubungan Manusia dan Agama
 Kode Etik Profesi Guru
 Peran Guru
 Hakikat Profesi Keguruan
 Puisi LDR
 Masker Menggunakan Putih Telur
 synonyms
 Puisi Prosais
 Prinsip Penilaian
 Makalah "Upaya Menjadi Guru yang Profesional"
 Contoh Makalah Supervisi Pendidikan
 Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik...
 The Ing Form Verb
 Kumpulan Puisi WS Rendra
 Sengketa Batas Maritim di Teluk Bengal
 RESEP BLACK FOREST
 RESEP PUDING TIRAMISU
 Awas, Pingsan Mungkin Jadi Pertanda Awal Masalah J...
 Kegemukan Membunuh 3 Kali Lipat Lebih Banyak Ketim...
 Makanan yang Terbaik dan yang Terburuk untuk Nyeri...
 Makalah Masalah-masalah Lingkungan Hidup
 Makalah Essay Urgensi Pancasila Dalam Membentuk Pe...
 Contoh Rancangan Media Pembelajaran
 Menitih Kehidupan di Kota Orang

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai