Oleh:
Kelas: 2B
Kelompok 9
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Peranan Guru Sebagai Insan Multidimensi 2
2.2 Karakteristik Guru yang Unggul 4
1.) Guru Sebagai Guru 5
2.) Guru sebagai Teladan 6
3.) Guru sebagai Penasehat 8
4.) Guru sebagai Pemegang Otoritas 8
5.) Guru sebagai Pembaharu 9
6.) Guru sebagai Pemandu 10
7.) Guru sebagai Pelaksana Tuas Rutin 11
8.) Guru sebagai Insan Visioner 12
9.) Guru sebagai pencipta 13
10.) Guru sebagai Orang yang Realistis 14
11.) Guru sebagai Penutur Cerita dan Seorang Aktor 15
12.) Guru sebagai Pembongkar Kemah 16
13.) Guru sebagai Peneliti 17
14.) Guru sebagai Penilai 18
DAFTAR PUSTAKA 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam pembelajaran, apakah pembelajaran itu pembelajaran konvensional
yang berorientasi teacher-centered maupun dalam pembelajaran yang berorientasi
student-centered, sesungguhnya peran guru yaitu unik dan boleh dikatakan tidak
tergantikan. Jika diingat teori ZPD dari Vygotsky, walaupun model pembelajaran
kontruktivis lebih berorientasi student-centered, guru yang bersandang fasilitator
dalam membantu siswa, toh tetap dituntut perannya sebagai guru, sebagai orang
dewasa yang karena kompetensinya siap membantu siswa beranjak menuju struktur
kognitif yang lebih kompleks dalam zona perkembangan terdekatnya.
Terkait dengan sejumlah sandangan yang mau tidak mau harus diterima guru,
sebagai guru professional yang efektif dan guru yang unggul (the excellent teacher)
banyak teori yang telah dipaparkan oleh para pakar pendidikan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah peran guru sebagai multidimensi adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui peran guru sebagai insan multidimensi.
2. Menegetahui apa saja karakteristik dan peran guru yang unggul.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
batasan-batasan yang harus dilakukan.Perkembangan hidup yang semakin lama
semakin penuh dengan tantangan menuntut guru untuk bekerja lebih maksimal dalam
mempersiapkan anak didiknya untuk menghadapi perubahan zaman yang terus
berubah dan berkembang.
Oleh sebab itu, guru harus dapat bekerja secara profesional dengan
mengembangkan beberapa potensi yang harus dimiliki oleh guru.Komponen
profesional guru merupakan kemampuan dan kewenangan tugas yang hars dilakukan
oleh guru dalam menjalankan profesi sebagai guru.Di samping kompetensi-
kompetensi tersebut, terdapat juga kompetensi yang tidak kalah pentingnya, yaitu
psikomotorik seorang guru berkaitan dengan keterampilan jasmaniah seorang guru
dalam bentuk keterampilan berperilaku tertentu secara uum dan khusus.Oleh sebab
itu, guru sering disebut dengan insan multidimensi.Artinya, banyak sisi dan sudut
pandang dalam melihat dan menerjemahkan peran-peran seorang guru.Terdapat
beberapa peran atau tugas seorang guru dalam pembelajaran.
Guru sebagai korektor; berperan dalam menilai dan mengoreksi hasil kerja
peserta didik, seperti sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak, baik di dalam
maupun di luar sekolah. Guru juga diharapkan untuk bisa menilai produk dan
proses pembelajaran sehingga diperoleh umpan balik untuk diperbaiki.
Guru sebagai inspirator; memberikan inspirasi atau gambaran kepada peserta
didik, memberikan ide-ide yang baru untuk memecahkan persoalan.
Guru sebagai informatory; mampu untuk menginformasikan tentang ilmu
pengetahuan yang sedang berkembang saat ini.
Guru sebagai organisator; diharapkan mampu untuk mengelola berbagai kegiatan
akademik peserta didik agar tercipta dan tercapai efektivitas efisien proses belajar
dan pembelajaran.
Guru sebagai motivator; memberikan energi kepada peserta didik agar mereka
semangat dalam proses pembelajaran.
Guru sebagai pembimbing; mampu memberikan bimbingan atau bantuan pada
anak yang mendapatkan kesulitan ketika dalam proses pembelajaran.
3
Guru sebagai demonstrator; mampu memperagakan apa yang disampaikan secara
didaktis sehingga peserta didik akan mudah untuk memahaminya.
Guru sebagai pengelola kelas; hal ini guru dituntut untuk mengelola kelas dengan
baik dan benar agar lancar dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dari peran-peran tersebut dapat diambil intinya bahwa guru harus siap dalam
segi dan sudut pandang apapun. Guru pun juga harus bisa menempatkan diri di mana
peserta didik akan membutuhkan seorang guru dalam proses pembelajaran
(Nurcahyo, kompasiana.com).
Dalam gambaran kelas masa depan, Gary Flewelling dan William Hingginson
(2003) (dalam Suyono dan Hariyanto,2011:188-189) menggambarkan peran guru
sebagai berikut.
1. Memberikan stimulasi kepada peserta didik dengan menyediakan tugas-tugas
pembelajaran yang kaya (rich learning tasks) dan terancang baik untuk
meningkatkan perkembangan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial.
2. Berinteraksi dengan peserta didik untuk mendorong keberanian, mengilhami,
menantang, berdiskusi, berbagi, menjelaskan, menegaskan, merefleksi, menilai,
dan merayakan perkembangan, pertumbuhan, dan keberhasilan.
3. Menunjukkan manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu pokok bahasan.
4. Berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang mengerahkan dan
member penegasan, seseorang yang memberi jiwa dan mengilhami peserta didik
dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias, gairah dari seorang
pembelajar yang berani mengambil resiko (risk tasking learning), dengan
demikian guru berperan sebagai pemberi informasi (informer), fasilitator, dan
seorang artis.
4
hakikatnya merupakan menusia multidimensional.Pullias dan Young mengutarakan
ada empat belas karakteristik yang melekat pada seorang guru yang unggul. Keempat
belas karakteristik guru yang unggul itu adalah sebagai berikut (Suyono dan
Hariyanto,2011:187-206).
1.) Guru sebagai guru
Tugas pokok seorang guru ialah mendidik dan mengajar. Mendidik bukanlah
hal yang sederhana, pendidik yang sesungguhnya harus mampu membawa orang lain
beranjak dari kegelapan menuju suatu pencerahan yang terang benderang. Istilah guru
dengan demikian memiliki konotasi yang agung.Dalam agama, salah satu fungsi
Rabb, Tuhan adalah guru. Sehingga guru sebagai guru merupakan insan- kamil,
manusia unggul yang mampu beradaptasi dan melakukan transformasi diri dan
senantiasa bergelut dari suatu perbaikan ke perbaikan yang lain.
Sebagai pengajar sebenarnya rumusnya sangat sederhana, ia membantu dan
membimbing peserta didik yang sedang berkembang untuk belajar, belajar tentang
sesuatu yang belum diketahuinya. Pengajar yang unggul sesungguhnya akan selalu
dikenang oleh peserta didiknya, karena terampil menyederhanakan suatu masalah
yang pelik dan rumit, kemudian menjelaskan prinsip-prinsip yang terkait dengan
penyelesaian masalah tersebut.
Guru sebagai pengajar yang unggul membantu para peserta didik untuk
mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri. Pada kenyataannya dengan pilihan
model pembelajaran apa pun, selalu ada ruang bagi guru untuk menyelesaikan tugas
konvensionalnya, menerangkan, member informasi, bertanya, menunjukkan, memberi
tugas-tugas dan menilai hasilnya. Hal yang penting di sini, guru sebagai seseorang
yang menerangkan harus selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan dan
kompetensinya sehingga sesuatu yang tampaknya sukar dan kompleks menjadi lebih
bermakna bagi peserta didik karena telah memperoleh pemahaman.
Ada beberapa tips yang perlu dilakukan seorang guru sebagai guru, antara lain
sebagai berikut.
a. Berilah contoh, kontektualkan pembelajaran.
b. Nyatakan sesuatu yang dipelajari dalam istilah-istilah yang sederhana.
5
c. Uraikan masalah menjadi bagian-bagian yang sederhana.
d. Letakkanlah bagian-bagian persoalan bersama-sama sehingga seluruh masalah
dapat dipahami dengan mudah.
e. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang bermakna.
f. Bereaksilah, tunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap pertanyaan yang
diajukan siswa.
g. Dengarkan dan simak, biarkan peserta didik menjelaskan kesulitan-kesulitan
belajarnya, ciptakan suatu kondisi sehingga terjadi diskusi yang hidup.
h. Beri inspirasi untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Rasa percaya
diri merupakan sejenis keterampilan hidup yang penting bagi peserta didik,
sehingga muncul kesadaran diri sebagai seseorang yang bermakna.
i. Sediakan fasilitas bagi kemungkinan munculnya berbagai cara pandang, lihat dan
simak bahan ajar dari berbagai aspek.
j. Beri peluang bagi munculnya berbagai pengalaman belajar dari sesuatu yang
sedang dipelajari, artinya gunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
k. Ubah cara peserta didik dalam menjelaskan sesuatu agar sesuai dengan
kemampuan dan derajat perkembangan kognitifnya, kemudian biarkan dia
mengaitkan situasi belajar baru dengan sesuatu yang pernah dipelajarinya agar
pengetahuan terkonstruk dalam pikirannya.
l. Sajikan pembelajaran yang menyenangkan dan dinamis.
6
Kualitas dan kekuatan dari seorang guru berkaitan erat dengan karakter dan
efektivitas guru.Makin efektif seorang guru maka makin tinggi pula potensi dan
kekuatannya sebagai teladan. Kualitas semacam ini akan membuatnya terampil di
dalam pembelajaran, sehingga mampu memberi imajinasi, kegairahan, makna bagi
pembelajaran dan pada gilirannya memberikan satu energi kepada guru sebagai
teladan. Teladan yang efektif akan mampu memberi semangat dan keberanian kepada
para peserta didik untuk belajar.
Agar efektif sebagai teladan, ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan oleh
guru.
a. Sikap dasar, yaitu sikap psikologis guru dalam menyelesaikan masalah yang
penting dan berdampak kepada kesuksesan, kegagalan, pembelajaran, kecakapan
manusiawi, cinta, kebenaran, hubungan antarinsan dan sebagainya.
b. Kecakapan berbicara, termasuk penggunaan intonasi dan pemilihan kata yang
tepat.
c. Kebiasaan kerja (work habbit), termasuk konsistensinya, kerapian, dan
kedisiplinannya.
d. Sikap terhadap pengalaman dan kesalahan, baik yang dilakukan diri sendiri
maupun oleh orang lain.
e. Pakaian, menampilkan ciri kepribadian.
f. Hubungan antarmanusia, terutama terkait cara menangani emosi.
g. Model berpikir (paradigma), terkait dengan cara pikiran bekerja bila menghadapi
masalah.
h. Kebiasaan emosional.
i. Sistem penilaian suka dan tidak suka, terkait dengan pembuatan keputusan dan
penilaian yang adil.
j. Pertimbangan, keterampilan yang digunakan di dalam menilai berbagai jenis
situasi.
k. Kesehatan, guru yang kompeten, tetapi sering terganggu kesehatannya akan
membuat penilaian siswa terhadapnya menjadi surut.
7
l. Gaya hidup, guru yang baik bukan guru yang suka pamer kekayaan, pamer
kesuksesan, dan terkesan konsumeristik.
8
tentang sesuatu itu. Dengan otoritas kelimuan ini maka tidak mustahil akan mncul
berbagai pertanyaan dari para peserta didiknya. Oleh sebab itu sebagai pengajar ia
harus selalu dengan rendah hati melakukan pencarian kebenaran secara terus
menerus, sehingga ia siap menggunakan otoritas keilmuannya dengan penuh rasa
percaya diri jika ada pertanyaan atau keluhan dari siswanya. Guru sebagai pemegang
otoritas menuasai sepenuhnya materi bahasan yang menjadi tanggung jawabnya dan
tidak segan-segan untuk selalu belajar menambah dan meningkatkan pengetahuannya.
Guru yang memiliki otoritas keilmuan semacam ini memberikan tiga manfaat
kepada siswa, yaitu :
Akan timbul rasa yakin dan aman dari pembelajaran karena ia dipandu oleh orang
yang kompeten,
Member motivasi yang kuat kepada pembelajar untuk tahu lebih banyak, dan
Guru menjadi teladan tentang apa manfaat yang diraih dari belajar.
9
dengan pilihan metode dan strategi pembelajaran oleh guru. Dengan demikian, guru
agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan, serta tidak jauh dari realitas
kehidupan siswa, harus selalu modernisasi, memperbaharui gaya serta cara
berpikirnya, memperbaharui gaya mengajarnya. Tugas guru yang berat adalah
mencoba memahami cara dan semangat belajar masa lalu, cara pandang dan berpikir
saat ini, maupun gambaran kehidupan di masa yang akan datang. Guru wajib
merangkumnya, menerapkannya, dan mengomunikasikan hal tersebut kepada peserta
didiknya, sehingga baik guru maupun siswa tidak terkukung dalam pola pikir yang
sempit dan picik.
10
untuk secara langsung mengaitkan proses pembelajaran kepada pengalaman
dinamis kehidupan.
d. Penilaian harus bersifat autentik. Guru yang efektif akan mencoba memasukkan
penilaian sebagai bantuan dari proses belajar, tidak hanya ada akhir pembelajaran.
Penilaian autentik akan menjelaskan capaian pada setiap tahap penguasaan
pengetahuan serta gambaran akhir tentang tercapainya tujuan pembelajaran.
11
itu.Jadi, agar pembelajaran berlangsung dan berhasil maka berbagai tugas rutin
melekat itu memang tidak boleh dielakkan, harus dilaksanakan dengan seksama.
Satu hal yang penting dicamkan, iklim belajar yang sangat diperlukan bagi
tercapainya situasi pembelajaran produktif dan efektif sangat ditentukan oleh
hadirnya rasa tentram dan ketenangan, konsistensi untuk mengerjakan tugas-tugas
rutin semacam itu. Tugas rutin yang dikerjakan dan diselesaikan dengan baik akan
menghasilkan suatu tatanan dan keyakinan yang pentung bagi timbulnya karya
kreatif. Tugas rutin justru menantang timbulnya kreativitas.Bila tugas rutin dikerjakan
dengan serampangan dan asal-asalan tidak mustahil dapat menyurutkan minat siswa
untuk belajar serta menghalangi munculnya suatu gagasan kreatif.
12
mengajar atau membelajarkan dapat diyakini sebagai suatu cara untuk memandu
siswa agar memperoleh sejumlah pengalaman dengan kualitas tertentu yang unggul,
yang dapat membantu mereka mengembangkan potensi terbaiknya sebagai makhluk
manusia. Dalam kaitan ini Philip H. Phenix dalam bukunya Realms of Meaning
(1964) dalam mempersiapkan anak-anak agar mampu menjalani kehidupan, maka
ada tiga tahap pendidikan yang diperlukan untuk mengarungi kehidupan, yaitu:
a. Kemampuan mencari nafkah, “to make a living”
b. Kemampuan mengembangkan kehidupan yang bermakna, “to lead a meaningful
life”
c. Kemampuan untuk memuliakan kehidupan, “to ennoble life”
Guru yang visioner seharusnya mampu mempersiapkan anak didiknya untuk
meraih tahap yang terakhir ini, memuliakan kehidupan para siswa di masa
mendatang.
13
b. Bahasa adalah karya agung hasil kreativitas manusia yang memungkinkan
bergulirnya berbagai jenis kreativitas yang lain.
c. Agar tumbuh kreativitas, maka manusia harus saling berbagi dalam hal cinta,
kepercayaan, keyakinan, kebenaran, keindahan, kecantikan, kebaikan, imajinasi,
dan tujuan hidup.
d. Seluruh aktivitas guru hendaknya dipandu oleh motivasi yang kuat untuk
mewujudkan potensi kreatif dari seluruh pembelajar.
e. Guru harus selalu membongkar dan menata ulang paradigma pembelajaran
kreatif, sehingga kreativitas tidak pernah padam.
f. Situasi belajar harus diupayakan sebagai wahana pencarian kreatif.
g. Walaupun kreatifitas merupakan fitrah manusia, ia selalu tetap harus selalu
dilatih, dipertajam, dan dikembangkan dalam situasi pembelajaran yang
terkontrol.
14
keadaan pembelajaran apa adanya sambil selalu mencari jalan kea rah perbaikan-
perbaikan. Sebagai seorang yang realistis guru harus menyadari kenyataan bahwa:
a. Sebagian siswa tidak menaruh minat terhadap pembelajaran.
b. Kecakapan siswa dalam belajar sangat bervariasi.
c. Hanya sedikit siswa yang mampu memandan secara objektif kemampuannya
sendiri.
d. Sering pandangan siswa terhadap gurunya tidak objektif, cenderung hitam-putih,
suka dan tidak suka.
e. Banyak siswa yang tidak memiliki tujuan serta tidak memiliki gagasan mengapa
mereka harus berada dalam situasi belajar tertentu, sehingga mereka kurang
perhatian.
Dalam hal semacam itu, guru harus objektif terhadap seluruh siswanya,
jangan kemudian memojokkan dan menganaktirikan mereka yang tidak
berpandangan positif terhadap dirinya. Atau jika ia memilih bersikap subjektif dan
memihak, maka suasana pembelajaran yang kondusif tidak akan pernah terbentuk.
Untuk menimbulkan sikap objektif itu, bisa dicoba dengan menghadapi setiap
suasana pembelajaran dengan penuh keceriaan dan semangat kegembiraan.Guru yang
bijak harus mampu mengingat-ingat berbagai pengalaman pembelajaran yang terkait
dengan kegagalannya dalam upaya untuk menghadirkan pembelajaran PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam situasi kelas.
Mengingat-ingat, kapan ia gagal, bagaimana ia dapat gagal, dan menganalisis
mengapa ia gagal, dan selanjutnya merencanakan situasi pembelajaran baru untuk
mengatasi kegagalan tersebut.
15
yang terkait humaniora akan serasa hidup kembali jika guru sebagai penutur cerita
terampil membawakannya sehingga akan berbekas dalam benak para siswanya.
Sebagai seorang penutur cerita bukan berarti bahwa guru harus bersikap
sebagai orang dewasa yang otoriter dan suasana pembelajaran menjadi kaku dan
mencekam. Guru tetap saja dapat mengembangkan suasana pembelajaran yang
demokratis dengan merancang sejumlah pertanyaan yang bermakna kepada sejumlah
siswa, atau mendiskusikan bersama nilai-nilai luhur apa yang diperoleh sebagai
hikmah pembelajaran dari sebuah epos ataupun cerita kepahlawanan. Dalam situasi
pembelajaran apapun model pembelajaran kolaboratif dan kooperatif tetap dapat
dipraktekkan.
Guru sebagai penutur kisah pada kenyataannya juga seorang aktor. Sebagai
manusia ia memang Homo ludens, baik seorang pemain maupun seorang aktor dalam
panggung sandiwara kehidupan. Guru yang baik harus mampu meyakinkan siswanya
bahwa tidak ada atau jarang ada pembelajaran tentang subjek tertent sebaik yang
diajarkannya.Sebagai seorang aktor, guru harus mampu menyembunyikan perasaan
dirinya yang sesungguhnya, walau di dalam kehidupan pribadinya sedang dirundung
masalah, dirundung kesedihan dan sebagainya.
Guru dituntut untuk total menghayati perannya, sehingga tidak selayaknya
membawa persoalan dirinya ke dalam situasi pembelajaran. Guru harus menguasai
scenario, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebaik-baiknya. Memahami
skenario di sini bermaksud menguasai pokok bahasannya dengan baik, beraktik
prima, artinya dapat menerapkan berbagai variasi metode mengajar dalam berbagai
situasi pembelajaran.
16
Dalam hal ini tugas berat guru adalah harus selalu memahami berbagai sikap
pandang siswa yang ternyata menghambatnya untuk mencapai kemajuan, di sisi lain
juga harus mengetahui berbagai kekuatan siswa yang harus dikembangkan, sesuai
dengan derajat perkembangan mental, sosial, dan moral siswa. Pendidikan dan
pembelajaran yang baik harus mampu membantu pembelajar menyelesaikan berbagai
masalahnya saat ini, dengan membongkar berbagai cara pandang yang lama yang
menjadi hambatan, kemudian menggunakan pengalaman belajar yang diperolehnya
untuk mengantisipasi berbagai masalah yang akan dijumpainya di masa depan. Hal
terbaik yang patut dilakukan di dalam pembelajaran adalah memenuhi peran nilai-
nilai lama yang sudah mapan dan terbukti efektif bagi penyelesaian masalah yang lalu
itu, kemudian mencari cara terbaik bagi diterimanya pola pikir yang baru.
17
Dalam hal ini, hal yang patut dicamkan ialah jangan sampai guru menganggap
bahwa yang diketahuinya sudah cukup, atau bahkan lebih fatal lagi jika guru
berpandangan bahwa sudah tahu segala-galanya. Ia akan berhenti walau ternyata
tujuan masih jauh, hal itu akan membawanya kepada sikap kepura-puraan, seolah ia
sudah tahu walau sebenarnya belum tahu, atau sikap sinis yang menganggap
pencarian tahu semacam itu tidak diperlukannya dan tidak ada gunanya.
18
masing-masing, mereka ingin tahu seberapa jauh mereka mampu menyelesaikan
tugas dengan baik. Jadi, pada hakikatnya proses penilaian adalah proses yang
berlangsung timbale balik yang berlangsung dari guru ke murid, dan sebaliknya. Oleh
sebab itu, dinamika penilaian merupakan dinamika proses. Bahkan jika penilaian itu
menyangkut suatu produk, karena hal itupun menyangkut penyiapan atau untuk
membangun landasan bagi proses berikutnya. Guru dan murid memakai hasil
penilaian sebagai landasan perkembangannya dalam proses pembelajaran.
Banyak para guru dan praktisi pendidikan yang lupa bahwa penilaian
sesungguhnya, yang adil, yang komprehensif adalah penilaian yang dilakukan
terhadap proses sekaligus produk hasil belajar. Suatu hal yang patut dicamkan,
kegiatan pembelajaran
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada banyak sisi dan sudut pandang dalam melihat dan menerjemahkan peran-
peran seorang guru. Terdapat beberapa peran atau tugas seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Guru sebagai korektor, guru sebagai inspiratori, guru sebagai
informatori, guru sebagai organisator, guru sebagai motivator, guru sebagai
pembimbing, guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas.
Guru yang memiliki otoritas keilmuan semacam ini memberikan tiga manfaat
kepada siswa, yaitu :
Akan timbul rasa yakin dan aman dari pembelajar karena ia dipandu oleh orang
yang kompeten,
Member motivasi yang kuat kepada pembelajar untuk tahu lebih banyak, dan
Guru menjadi teladan tentang apa manfaat yang diraih dari belajar.
Untuk menjadi guru yang unggul, ada empat belas kriteria yang harus
dipenuhi, antara lain: sebagai guru, sebagai teladan, sebagai penasehat, sebagai
pemegang otoritas, sebagai pembaharu, sebagai pemandu, sebagai pelaksana tugas
rutin, sebagai insan visioner, sebagai pencipta, sebagai orang yang realistis, sebagai
penutur cerita dan seorang aktor, sebagai pembongkar kemah, sebagai peneliti, dan
sebagai penilai.
3.2 Saran
Dalam proses belajar dan pembelajaran yang setiap tahun berkembang terus-
menerus, guru dituntut untuk memiliki pemahaman atas kompetensi dan peran-peran
yang harus dilakukannya. Kompetensi professional seorang guru berhubungan
dengan kompetensi-kompetensi guru yang akan menunjang, dan memperlancar
proses pembelajaran dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Peran seorang guru adalah bagaimana seorang guru mampu untuk menentukan
batasan-batasan yang harus dilakukan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21