PROFESI PENDIDIKAN
tentang
“Keruntunan dan Ketepatan dalam Menjelaskan Tugas, Peran,
Oleh:
Kelompok 3
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis. Shalawat beriringan salam tidak lupa kita kirimkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Berkat ridho dan nikmat dari-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keruntunan dan Ketepatan
dalam Menjelaskan Tugas, Peran,dan Tanggung Jawab Guru” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Profesi Pendidikan.
Tulisan ini dapat kami selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada
manfaatnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih dan kami mohon kritik
dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun demi tercapainya makalah
yang sempurna nantinya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan
sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak
berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai,
menyiram, memberi pupuk, dan memberi obat pembasmi hama. Demikian juga
halnya dengan seorang guru, guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi "itu"
atau jadi "ini". Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga,
mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Dalam hal ini siswa dianggap sebagai suatu wadah yang memiliki tanah
lempung yang masih tak berbentuk, dengan demikian guru kemudian
mengolah bahan dasar tadi menjadi sesuatu yang bermakna dan berharga.
Untuk itu perkembangan siswa patut menjadi acuan didalam setiap
pembelajaran. Perkembangan siswa ini sangat penting karena, setiap siswa
memiliki perbedaankecepatan dalam berkembang sehingga membutuhkan
waktu lama untuk bereaksi maupun beradaptasi. Hal ini harus dipahami oleh
guru.
Tentu saja guru harus lah pandai dalam merencanakan pembelajaran yang
akan dilakukannya.Hal ini menjadi dasar seorang guru menjadi seorang
pengajar. Guru harus bisa menyusun Silabusmaupun RPP, yang akan menjadi
pedoman didalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas. Dengan
Silabus dan RPP para guru lain yang mengajarkan bidang studi yang sama
bisamengikuti kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru lain.
Demikian pentingnyarencana pembelajaran ini.
Agar setiap guru mampu memberikan layanan bimbingan ini dengan totalitas
dan penuh tanggung jawab, hendaklah guru tersebut mengetahui tugas-tugas apa
saja yang harus dilakukannya dalam rangka memberikan layanan bimbingan
kepada siswa di dalam kelas. Prof. Soetjipto dan Raflis Kosasi menerangkan
bahwa hal-hal yang menjadi tugas seorang guru dalam memberikan layanan
bimbingan di kelas antara lain :
a. Memperlakukan dengan sikap yang baik dan wajar bagi setiap siswa dengan
potensi yang ada dalam diri siswa itu.
e. Menerima siswa apa adanya, tidak membeda-bedakan antara siswa yang satu
dengan yang lainnya dalam memberikan pembelajaran
Jabatan guru belum selesai setelah ia keluar dari kelas, melainkan jabatan
sebagai guru tetap melekat pada diri guru dimana pun ia berada baik di kelas
maupun di luar kelas. Sehingga fungsi guru sebagai pemberi layanan bimbingan
juga tidak hanya di kelas saja melainkan juga di luar kelas. Tugas-tugas yang bisa
dilakukan oleh guru dalam rangka memberikan layanan bimbingan di luar kelas
antara lain:
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu
dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya.
Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa
lebih berkembang ke arah yang lebih optimal. Dengan demikian bimbingan menjadi
bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang
ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut, terutama oleh seorang
guru.Tugas guru sebagai konselor tidaklah mudah dan ringan, sebab yang dihadapi
dan ditangani setiap harinya adalah para siswa yang memiliki latar belakang
kemampuan, tingkat sosial ekonomi, dan permasalahan-permasalah lain yang
berbeda-beda. Masing-masing siswa mempunyai keunikan dalam aspek tingkah
laku, kepribadian, dan sikap.
Guru adalah seorang konselor bagi siswa dan kadang-kadang juga sebagai
orang tua bagi mereka. Sebagai seorang konselor, mungkin guru tidak memiliki
pelatihan secara khusus sebagai seorang konselor dan mungkin tidak ingin
berperan menjadi sebagai penasihat orang. Banyak guru percaya bahwa konseling
adalah sesuatu hal yang terlalu merepotkan dan menyulitkan seperti halnya
mencoba untuk mengatur hidup orang lain dan sehingga mereka merasa tidak
nyaman dalam situasi seperti ini. Semua guru di tingkat mana pun adalah
berperan untuk menjadi seorang konselor. Pelajar sering merasa kesulitan dalam
menghadapi masalah yang begitu memberatkan, dia akan pergi kepada gurunya
untuk meminta bantuan pemecahan persoalan tersebut. Memang situasi belajar
terkadang memang sangat sering menimbulkan pertanyaan dalam kehidupan.
Seorang guru tentu ingin memahami aspek konseling ini sebagai tugasnya dan
mencoba untuk melakukannya dengan baik. Ada banyak persoalan penting yang
ada untuk dapat tumbuh menuju dewasa. Kita mungkin berpikir bahwa
perjalanan dari anak menjadi dewasa terjadi dengan begitu mudah, tetapi ini
tidaklah benar. Menjadi orang dewasa dalam masyarakat modern tidak mudah.
Masalah perkembangan emosional yang terjadi di masa kanak-kanak adalah
sebuah bukti yang cukup sensitif terhadap masalah manusia. Pengalaman buruk
mereka tampaknya relatif tidak penting, namun sangat berdampak dan
berpengaruh jika dibandingkan dengan kesedihan potensi yang tidak terpenuhi.
Dalam upaya untuk menangani masalah yang terlalu banyak bagi kami, kami
mengembangkan cara-cara penanganan masalah mereka dan masalah lain yang
dapat menghambat kemajuan di hampir setiap aspek kehidupan.
Tugas guru sebagai penyedia bimbingan dan pelayanan kepada siswa sangat
berarti sekali bagi siswa dalam menjalani proses pendidikan dan pengajaran yang
dijalankannya sebagaimana seperti yang telah diuraikan pada pembahasan
sebelumnya, baik persoalan yang terkait di kelas maupun di luar kelas. Di antara
tugas-tugas tersebut adalah
Fungsi Evaluator bagi Guru Dalam proses pembelajaran seorang guru wajib
berperan sebagai evaluator guru bukan saja dapat mengumpulkan informasi terkait
beragam kelemahan dan proses pembelajaran namun guru juga bisa melihat
sejauhmana anak didiknya mampu mencapai suatu tujuan pembelajaran. Berbagai
hal yang sangat penting dilakukan dalam melakukan fungsi evaluator. Adapun
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan guru sejalan dengan peranannya sebagai
evaluator dalam interaksi belajar-mengajar ini sebagai berikut:
c. Merancang alat pengukur yang akan digunakan, baik dalam kaitannya dengan
penilaian rancangan program pengajaran, pelaksanaan pengajaran, terutama
yang bersangkutan dengan rancangan tes yang memiliki sasaran siswa sebagai
subjek belajar.
f. Menyusun bahan umpan-balik hasil tes terhadap siswa maupun guru itu sendiri
sebagai perancang maupun pelaksana program dalam interaksi belajar-
mengajar
Guru merupakan model atau teladan bagi siswa dan semua orang yang
menganggap dirinya guru. Dari sekian banyak pekerjaan yang dimiliki oleh guru,
salah satu yang paling mendasar adalah menjadi teladan atau model (contoh) bagi
siswanya dan kepada semua yang menganggapnya sebagai guru. Banyak guru
yang tidak nyaman dalam hal ini, mereka mungkin berpikir mereka tidak cukup
baik untuk menjadi seorang teladan; mereka mungkin ingin bebas dari tanggung
jawab tersebut. Reaksi ini dapat dipahami, akan tetapi hal tersebut menyangkal
aspek penting pengajaran dan pembelajaran. Pikiran utama dari pembahasan ini
adalah bahwa menjadi contoh adalah bagian pengajaran yang tidak bisa dihindari
oleh guru. Ketika seorang guru menolak menerima dan memenuhi aspek
pengajaran ini, maka dia telah mengurangi keefektifannya sebagai seorang guru.
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi contoh pada guru dalam
kesehariannya:
a. Sikap dasar, yaitu sikap secara psikologi terhadap masalah- masalah penting
seperti kesuksesan, kegagalan, mengajar, belajar, kemampuan manusia, cinta,
kebenaran, hubungan manusia, agama, pekerjaan, bermain dan diri sendiri.
b. Berbicara dan gaya bicara, yaitu penggunaan bahasa sebagai pemimpin dalam
mengungkapkan pikiran.
c. Kebiasaan bekerja, yaitu gaya yang dilakukan setiap orang dalam bekerja
sesuai bidangnya masing-masing.
e. Pakaian, yaitu aspek material yang sangat penting dari diri sendiri, hal tersebut
merupakan hal yang berkelanjutan dan menunjukkan ekspresi diri pribadi
secara keseluruhan.
g. Proses berpikir, yaitu proses berpikir dalam bekerja ketika ber- hadapan
dengan masalah.
h. Perilaku neurotis, suatu pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dan
juga bisa menyakiti orang lain.
i. Selera, pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki pribadi
yang bersangkutan.tol neo tatlico
l. Gaya hidup secara umum, yaitu apa yang dipercayai tentang semua aspek
kehidupan baik yang disadari sebagai perbuatan yang besar maupun kecil.
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.
Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek
dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh
seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
1. Guru sebagai Pendorong Kreativitas Guru yang baik adalah pencipta dan
menggairahkan kreativitas orang lain atau siswanya. Seorang guru mempunyai
kepribadian yang khas. Di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan
pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman. Akan
tetapi, di lain pihak, guru harus memberikan tugas, mendorong siswa kreatif
untuk mencapai tujuan. Yang harus selalu diterapkan adalah menjadi guru yang
kreatif, sebab guru adalah suri teladan bagi muridnya, agar dapat mendorong
muridnya untuk menjadi siswa yang pandai dan kreatif. Dalam memahami aspek
pengajaran, yang pertama harus dijelaskan adalah apa yang dimaksud dengan
kreativitas.
2. Guru sebagai Pemindah Kemah (Breaker of Camp) Tugas maupun fungsi guru
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi tugas dan
fungsi sering disejajarkan sebagai peran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 dan
UU No. 14 Tahun 2005, peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
Sebagai pendidik guru menjadi panutan bagi peserta didik dan lingkungan
masyarakat, sebagai pengajar guru membantu peserta didik yang sedang
berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk
kompetensi dan memahami standar yang dipelajarinya. Guru sebagai
pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan
ilmu pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggung jawab.
3. Guru Sebagai Seorang Pembaharu Menjadi guru memang tak mudah. Guru
merupakan sosok yang sangat dihormati oleh semua orang. Dianggap
multitalenta bisa sangat dih semua hal, tempat bertanya bagi orang yang tidak
tahu melajadi sosok yang digugu dan ditiru oleh para siswa, baik yang berada di
sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu, selayaknya seorang guru harus
bisa memaksimalkan potensi siswa. Tidak hanya di bidang akademik, tapi juga
kemampuan yang lainnya.
4. Guru Sebagai Seorang Peneliti Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas.
Di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan
kepercayaan dan menciptakan suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru
harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur,
menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru
seolah-olah terbagi menjadi dua bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak
lain bersifat kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang
guru yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak
kepada salah satu pribadi saja.
Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa memilah serta
memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis, kapan saatnya
menerima, dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru harus
mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat diwujudkan secara berlainan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Pembelajaran merupakan seni yang
dalam pelaksanaannya me- merlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
lingkungan. Untuk itu, diperlukan berbagai penelitian yang di dalamnya melibatkan
guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang penemu atau peneliti. Dia tidak tahu dan
dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subjek
pembelajaran.
G. Tanggung Jawab Guru
Tanggung jawab guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar
dalam hal mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya
bertugas, tetapi juga bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya
untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Guru adalah
orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. tidak ada
seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat.
Setiap hari guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. bila suatu ketika
ada anak didik yang tidak hadir di sekolah, guru menanyakan kepada anak-anak
yang hadir di sekolah, apa sebabnya ia tidak hadir ke sekolah. Anak didik yang
sakit, tidak bergairah belajar, terlambat masuk ke sekolah, belum menguasai bahan.
Pelajaran, berpakaian sembarangan, berbuat yang tidak baik, terlambat membayar
uang sekolah, tidak punya pakaian seragam, dan sebagainya,semuanya menjadi
perhatian guru. Karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya
hujan dan panas bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadir di
tengah-tengah anak didiknya.
Guru tidak pernah memusuhi anak didiknya meskipun suatu ketika ada anak
didiknya yang berbuat kurang sopan pada orang lain. Bahkan dengan sabar dan
bijaksana guru memberikan nasihat bagaimana cara bertingkah laku yang sopan
pada orang lain. Berdasarkan profesinya sebagai guru adalah berdasarkan panggilan
jiwa, maka bila guru melihat anak didiknya senang berkelahi, meminum minuman
keras, menghisap ganja, datang ke rumahrumah bordil, dan sebagainya, guru
merasa sakit hati. Siang atau malam selalu memikirkan bagaimana caranaya agar
anak didiknya itu dapat dicegah dari perbuatan yang kurang baik, asusila, dan
moral.Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di lembaga
pendidikan. Bukan guru yanghanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak
anak didik. sementara jiwa, dan wataknya tidak dibina. Memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk
membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang
dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak potensi yang perlu dipengaruhi
dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi falsafah dan bahkan agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran dan tugas guru yaitu sebagai manajer dengan tugas mengelola kelas,
sebagai pengajar dengan tugas menguasai dan mengajarkan materi pelajaran,
sebagai murid dengan tugas harus terus belajar, sebagai fasilitator dengan tugas
memberi bantuan seperlunya, sebagai motivator dengan memberi semangat dan
membangkitkan minat, sebagai inspirator dengan tugas memberi inspirasi, sebagai
pembimbing dan pelatih dengan tugas membangun kebiasaan positif dan
mengoreksi kesalahan serta sebagai pemimpin dengan tugas memberi teladan,
mengarahkan, memberdayakan, mengajak bekerja sama.
Adapun tanggung jawab guru dikategorikan dalam lima macam yaitu tanggung
jawab intelektual, tanggung jawab profesi, tanggung jawab sosial, tanggung jawab
moral spiritual dan tanggung jawab pribadi. Peranan guru sebagai seorang pengajar
diharapkan menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif sehingga dapat
mengembangkan kreativitas peserta didik karena belajar merupakan proses yang
melekat pada diri peserta didik dan juga sangat bermakna dalam kehidupan. Untuk
lebih meningkatkan makna belajar proses tersebut harus dilandasi oleh kesadaran
yang mendalam yang meliputi kesadaran emosional, intelektual, spiritual, sosial,
dan budaya. Proses belajar ditempatkan dalam situasi yang kondusif sehingga
mencapai sasaran dan tujuan.
B. Saran
Aji Setiawan, Ibnu . 2017. Menjadi Guru Inspiratif, Karena Guru adalah Inspirasi .
Diunduh di https://gurudigital.id/menjadi-guru-inspiratif-karenaguru-adalah-
inspirasi/ pada tanggal 3 November jam 12.24 WIB.
Moza,Alkaz.2012.PeranGuruDalamPengelolaanKelas.Diunduhdihttp://
moozaalkaz.blogspot.com/2012/11/peran -gurudalam-pengelolaan-kelas.html?
m=1pada tanggal 3 November 2019 jam 10.57 WIB.
Munawir, M., Salsabila, Z. P., & Nisa, N. R. (2022). Tugas, Fungsi dan Peran Guru
Profesional. Jurnal Ibniah Profesi Pendidikan, 7(1), 8-12.
Sanjani, M. A. (2020). Tugas dan peranan guru dalam proses peningkatan belajar
mengajar. Serunai: Jurnal Ilmiah limu Pendidikan, 6(1), 35-42.
Uno, H. B., & Nina Lamatenggo, S. E. (2022). Tugas Guru dalam pembelajaran:
Aspek yang memengaruhi. Bumi Aksara.