Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA DAN PROFESI GURU

Peran Guru Dalam Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Rusman, S. Pd. I., M. A

Kelompok V

Disusun Oleh:

Jumiati
Jusfika
Karmila
Khusnul Fatimah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL GAZALI BARRU


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita atas kehadiran Allah swt. Karena atas berkat dan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meski terdapat banyak kekurangan didalamnya. Shalawat
serta salam semoga senan tiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita,
Muhammad saw, yang telah menunjukkan kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh
alam semesta. Dan kami juga berterima kasih kepada bapak Rusman, S. Pd. I., M.
A, selaku dosen pengampuh mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan. Serta
terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalah ini berlansung sehingga dapat terselesaikan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peran Guru dalam Pembelajaran.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian makalah kami semoga makalah ini dapat di pahami bagi


siapapun yang membacanya.

Pekkae, 10 maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.......................................................................................7

C. Tujuan Penulisan........................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN 8

A. Pengertian Guru..........................................................................................8

B. Peraan Guru Dalam Pembelajaran...........................................................9

BAB IIIPENUTUP 29

A. Kesimpulan................................................................................................29

B. Saran..........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA 32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Guru adalah orang yang


pekerjaannya mengajar. Menurut Thoifuri Kata guru dalam bahasa arab
disebut mu’allim dan dalam bahasa inggris dikenal dengan teacher yang
dalam pengertian yang sederhana merupakan seseorang yang pekerjaannya
mengajar orang lain. Menurut Annisa Anita Dewi guru merupakan seorang
pendidik yang digugu dan ditiru, dalam hal ini guru menjadi teladan bagi
anak didiknya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumberbelajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada Dea Kiki Yestiani & Nabila
Zahwa setiap peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku
di manapun dan kapanpun. (Menurut Moh.Suardi) Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru memiliki peran yang cukup penting untuk membuat ilmu-ilmu
yang diajarkan dapat diterima oleh siswa-siswa yang ada. Tak hanya berperan
untuk mengajarkan ilmu-ilmu saja, banyak sekali peran guru dalam proses
pembelajaran. Nah kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Peran Guru
dalam Pembelajaran..
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Guru
2. Bagaimana Peran Guru Dalam Pembelajaran

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Guru
2. Untuk Mengetahui Peran Guru Dalam Pembelajaran

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Salah satu actor penting dalam pendidikan adalah guru. Karena guru
adalah orang yang lansung berinteraksi dengan anak didik, memberikan
keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar,
berkarya, dan berprestasi.1
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik.2
Guru adalah tenaga pendidik yang kerjaan utamanya mengajar yang
tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan yang berdimensi rana
cipta saja, tetapi juga berdimensi rana rasa dan karsa. Sebagai guru
seseorang harus memiliki ilmu yang akan diajarkan harus dikuasai oleh
pendidik terlebi dahulu, kemudian baru diajarkan kepada orang lain.3
Istilah pendidikan dalam konteks pendidikan islam sering disebut
dengan istila murabbi, mu’alli, atau muaddib. Menurut ahli bahasa, kata
murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi yang berarti membimbing,
mengurus, mengasuh dan mendidik. Kata mu’allim merupakan bentuk isim
fa’il dari ‘ allama, yu’allimu yang biasa diterjemahkan “mengajar”.
Sementara istila muaddib berasal dari akar kata addaba, yuaddibu, yang
biasa diartikan mendidik.
Hakikat pendidikan dalam islam Menurut Ramayulis dan Zayadi
sebagaimana dikutip Heri Gunawan adalah orang-oarang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh
potensi mereka, baik efektif, kognitif, maupun psikomotorik. Selain
1 ?
Jamal Ma’ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan Dan Kepemimpinan Pendidikan
Professional, (Diva Press, Jokjakarta, 2009), H.58
2 ?
Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 14 Tahun 5005 Tentang Guru Dan Dosen
Pasal 1 Ayat 1.
3 ?
Kompri, ,motivasi pembelajaran perspektif guru dan siswa, (pt. remaja rosdakarya,
bandung, 2016), h. 30

2
mengupayakan potensi peserta didik, pendidik juga bertanggung jawab
untuk member pertolongan pada peserta didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan sebagai pribadi yang
memenuhi tugasnya sebagai ‘abdullah dan khalifatullah .4
Tanpa guru, pendidikan akan berjalan timpang, karena guru merupakan
juru kunci (key person) dalam proses pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh peranan guru dalam proses pelaksanaan
pendidikan. Oleh sebab itu, gugru harus selalu berkembang dan
dikembangkan, agar peroleh subjek didik terhadap pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai dapat maksimal. Tujuan akhir dalam
pendidikan adalah terbebtuknya kepribadian subjek secara utuh lahir dan
batin, fisik dan mental, jasmani dan rohani. Tujuan ini hanya bisa tercapai
jika subjek didik di tempa kepribadiannya melalui pendidikan yang
terprogram, terencana, tersusun, sistematis dan dinamis oleh lembaga
pendidikan. Tentu lembaga pendidikan membutuhkan guru yang
berkompetensi agar bisa menyusun perencanaaan yang demikian sehingga
bisa bermuara pada kualitas pribadi subjek didik yang sesuai dengan cita-
citaa pendidikan.5
B. Peran Guru dalam Pembelajaran
a. Guru Sebagai Pendidik
Guru merupakan pendidik, tokoh, panutan serta identifikasi bagi
para murid yang didiknya serta lingkungannya. Oleh sebab itu,
tentunya menjadi seseorang guru harus memiliki standar serta kualitas
tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai seorang guru, wajib memiliki
rasa tanggung jawab, mandiri, wibawa, serta kedisiplinan yang dapat
dijadikan contoh bagi peserta didik..
b. Guru Sebagai Pengajar

4 ?
Heri Gunawan, Pendidikan Islam: Kajian Teoritis Dan Pemikiran Tokoh, ( PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2014), H. 163
5 ?
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa, ( PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung), H. 31

3
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam faktor
di dalamnya, mulai dari kematangan , motivasi, hubungan antara
murid dan guru, tingkat kebebasan, kemampuan verbal, ketrampilan
guru di dalam berkomunikasi, serta rasa aman. Jika faktor faktor
tersebut dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Guru harus dapat membuat sesuatu hal
menjadi jelas bagi murid, bahkan terampil untuk memecahkan
beragam masalah.
c. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat dikatakan sebagai pembimbing perjalanan, yang mana


berdasar pengetahuan serta pengalamannya dan memiliki rasa
tanggung jawab dalam kelancaran perjalanan tersebut. Perjalanan ini
tidak hanya sola fisik namun juga perjalanan mental, kreatifitas,
moral, emosional dan spritual yang lebih kompleks dan dalam.
d. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya membutuhkan
latihanketrampilan, entah itu dalam intelektual ataupun motorik.
Dalam hal ini guru akan bertindak sebagai pelatih untuk
mengembangkan ketrampilan tersebut. Hal ini lebih ditekankan dalam
kurikulum 2004 yang mana memiliki basis kompetensi. Tanpa adanya
latihan maka tentunya seorang guru tidak akan mampu dalam
menunjukkan penguasaan kompetensi dasar serta tidak mahir dalam
ketrampilan ketrampilan yang sesuai dengan materi standar.
e. Guru Sebagai Penasehat

Guru berperan menjadi penasehat bagi murid-muridnya juga bagi


para orang tua, meskipun guru tidak memiliki pelatihan khusus untuk
menjadi penasehat.Murid-murid akan senantiasa akan berhadapan
dengan kebutuhan dalam membuat sebuah keputusan dan dalam
prosesnya tersebut membutuhkan bantuan guru. Agar guru dapat
memahami dengan baik perannya sebagai penasehat serta orang

4
kepercayaan yang lebih dalam maka sudah seharunya guru mendalami
mengenai psikologi kepribadian.
f. Guru Sebagai Innovator
Guru menerjemahkan pengalaman yang didapatkannya di masa
lalu ke dalam kehidupan yang lebih bermakna untuk murid-murid
didikannya. Karena usia Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 43 Dea Kiki
Yestiani & Nabila Zahwa guru dan murid yang mungkin terlampau jauh,
maka tentu saja guru lebih memiliki banyak pengalaman dibandingkan
murid. Tugas guru adalah untuk menerjemahkan pengalaman serta
kebijakan yang berharga ke dalam bahasa yang lebih modern yang
mana dapat diterima oleh murid-murid.
g. Guru Sebagai Model Dan Teladan
Keberadaan guru dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
salah satu figure yang akan menjadi teladan untuk semua peserta didik
dan akan menjadi teladan bagi semua elemen masyarakat yang
berinteraksi dengannya. Oleh kerena itu apapun yang ada pada diri
guru akan tercermin kerendahan diri tindakan dan kepribadiannya..
guru yang menjadi model dan teladan adalah merupakan salah satu
sifat yangharus menjadi prinsip dalam kegiatan belajar mengajar,
ketika seorang guru sudah tidak memperhatikan perannya sebagai
teladan bagi peserta didiknya maka hal ini akan mengurangi
keseriusan dan keefektipan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak perlu menjadi beban dan tanggung jawab yang berat
bagi guru didalam memahami peran dan fungsinya, dengan
kerendahan, keterampilan dan keteladanannya akan membuat kegiatan
belajar mengajar semakin kondusif dan meningkatnya hasil belajar
peserta didik.6
h. Guru Sebagai Motivator

6 ?

5
Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di
dalam nya memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang
penting untuk
i. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan
menanyakannya serta bagai mana hubungan keberadaannyaa itu.
Tidak mungkin manusia hanya muncul dalam lingkungannya, dan
berhubungan dengan lingkungan, tampa mengetahui asal usulnya.
Semua itu diperoleh dari cerita.
Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita
tentang kehidupan karena iya tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat
bermanfaat bagi manusia. Cerita adaalaah cermin yang bagus dan
merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati
bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang
dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang Nampak
diperlukan oleh manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan
mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan
kehidupan di masa mendatang.
j. Guru Sebagai Emansivator
Peran guru dalam pembelajaran adalah dengan kecerdikannya,
guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap
insane dan menyadari bahwa kebanyakan insane merupakan “budak”
stagnasi kebudayaan.
Guru mengetahui bahwa pengelaman pengakuan dan dorongan
sering kali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak
menyenangkan

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku
tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali
melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. 7Seseorang
dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh
motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan
pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga
terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut
dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
2) Akhlakbertujuanmembentukpribadimuslim yang luhur dan mulia.
Seseorangmuslim yang berakhlakmuliasenantiasa bertingkahlakuterpuji,
baikketikaberhubungandengan Allah SWT, dengansesamamanusia,
makhluklainnyasertadenganalam lingkungan.
3) Ruang lingkup akhlak yaitu, akhlak pribadi, akhlak keluarga,akhlak
masyarakat, akhlak bernegara, akhlak beragama, Sumber dan Ciri-Ciri
Akhlak Islami.
4) perbedaan
 Terdapat pada tolak ukurnya masing-masing, dimana ilmu akhlak
dimana dalam menilai perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran
alquran dan sunnah.
 Akhlak membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia yang
belum diketahui kebaikan dan keburukannya

Persamaan

 Sama-sama menentukan hukum/ nilai dengan keputusan manusia


dengan keputusan baik dan buruk.
 Sama-sama mengkaji tentang tingkah laku dan perangai manusia
7
Ensiklopedia Britannica

7
Pembahasaanya saling menguatkan dalam arti terdapat hubungan
simbiotik di antara akhlak, etika, moral, norma itu sendiri.
5) Hubungan akhlak dengan ilmu- ilmu lain
a. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmu Tauhid
b. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmuTasawuf
c. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmuFilsafat
d. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmu Hukum Islam
e. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa/psikologi
f. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
g. Hubungan Antara Akhlak dengan Ilmu Sains Modern
h. Hubungan Antara IlmuAkhlakdenganIlmuEkonomi
i. Hubungan Antara IlmuAkhlakdenganIlmuSosiologi
j. Hubungan Antara IlmuAkhlakdengan Iman

B. SARAN
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
bagi pembaca semuanya, serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah
ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan
sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun
sesempurna Nabi Muhammad SAW.,setidaknya kita termasuk kedalam
golongan kaumnya Aamiin ya Rabbal Alamin.

8
DAFTAR PUSTAKA
6Ibid., hlm. 6.
A. Mustofa, Op. Cit., hal. 26-27.
A. Mustofa, Op. Cit., hal. 26.
Abdullah, Yatimin. 2007. StudiAkhlakdalamPerspektif Al Qur’an
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 17-
32 H.A. Mustofa, AkhlakTasawuf,  (Pustaka Setia : Bandung,1999)
Abuddin Nata, AkhlakTasawuf, (PT Raja Grafindo : Jakarta, 2006).
Abuddin Nata, Op. Cit., hal.15.
Ahmad Amin, Kitab Al-Akhlak, (Kairo: DarulKutubAlMishriyah, tt),
hlm. 15

Ahmad Amin, Etika (IlmuAkhlak), Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hal. 6


Ahmad Amin, Etika Dasar (Ilmu Akhlak), (Jakarta:Bulan Bintang, 1995),
hal. 8
Ahmad Amin, Op. Cit., hal. 7
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Kairo: D_r al-Ghad al-Jad_d, 2013), vol.
4, hlm. 378.
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Kairo: D_r al-Gad al Jad_d, 2005), cet. 1,
vol. 3, hlm.
Al-Qur’an Terjemahan Depag, hlm. 6.

Al-Qur’an terjemahan Departement Agama RI special for women,


(Bandung: PT Sygma
Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Ponorogo,
Stain po
DR.H.Yunahar.1999.Kuliah Akhlak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar offset.hal
Ensiklopedia Britannica
H.A. Mustofa, AkhlakTasawuf,  (Pustaka Setia : Bandung,1999
Harun Nasution ,IslamRasional, Gagasan dan pemikiran (Bandung:
Mizan,1995)…57

9
http://abiturohmansyah.blogspot.com (diakses pada tanggal, 16 November 2020,
pukul 11:27)
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak#cite_note-3 (diakases tanggal 16
November 2020, pukul 12 : 01)
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak#cite_note-ahmad-0 (diakases tanggal
16 November 2020, pukul 11:45)
Ibid.,hlm. 388.
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, (Kairo: Maktabah al-Iman,
1996), vol. 1, hlm.
Ibrahim Anis, Al Mu‟jam Al Wasith, (Mesir: DarulMa‟arif, 1972), hlm.
202
Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Juz III (Mesir : Isa Bab al-Halaby,
tt.) h. 53.
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar
al-Hadist, 1998), vol. 1, hlm. 183-184

Mana’ al-Qath_n, Mabahi_ F_ Ul_fil Qur;_n, (Bairut: Mansyur_t


al’Ashrul
Mubarak, Zakky, dkk. 2008. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Terintegrasi, Buku Ajar II, Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat.
Depok: Lembaga Penerbit FE UI.Hlm. 20-39
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah, (Jakarta:
QS. (98:5)
QS.Al-Tahrim 66:6
Zahruddin AR dan HasanuddinSinaga, PengantarStudiAkhlak,
RajaGrafindoPersada, Jakarta,
.8, vol. 1, hlm. 306
112.
63.
At-Thobary, Jami’ al-Bayan ‘anTa’wil ayial-Qur’an, (Kairo: Dar as-
Salam, 2008),cet.

10
Examedia Arkanleema, 2009), hlm. 6
Had__, 1973), hlm. 386.
Laksana, 2011), hlm. 9.
Press, 2007), hlm. 40-41.
Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, (Bandung :Mizan, 2000), hlm. 261-
270.

11

Anda mungkin juga menyukai