Dosen Pengampu:
Rusman, S. Pd. I., M. A
Kelompok V
Disusun Oleh:
Jumiati
Jusfika
Karmila
Khusnul Fatimah
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peran Guru dalam Pembelajaran.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................7
C. Tujuan Penulisan........................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN 8
A. Pengertian Guru..........................................................................................8
BAB IIIPENUTUP 29
A. Kesimpulan................................................................................................29
B. Saran..........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Guru
2. Untuk Mengetahui Peran Guru Dalam Pembelajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Salah satu actor penting dalam pendidikan adalah guru. Karena guru
adalah orang yang lansung berinteraksi dengan anak didik, memberikan
keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar,
berkarya, dan berprestasi.1
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik.2
Guru adalah tenaga pendidik yang kerjaan utamanya mengajar yang
tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan yang berdimensi rana
cipta saja, tetapi juga berdimensi rana rasa dan karsa. Sebagai guru
seseorang harus memiliki ilmu yang akan diajarkan harus dikuasai oleh
pendidik terlebi dahulu, kemudian baru diajarkan kepada orang lain.3
Istilah pendidikan dalam konteks pendidikan islam sering disebut
dengan istila murabbi, mu’alli, atau muaddib. Menurut ahli bahasa, kata
murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi yang berarti membimbing,
mengurus, mengasuh dan mendidik. Kata mu’allim merupakan bentuk isim
fa’il dari ‘ allama, yu’allimu yang biasa diterjemahkan “mengajar”.
Sementara istila muaddib berasal dari akar kata addaba, yuaddibu, yang
biasa diartikan mendidik.
Hakikat pendidikan dalam islam Menurut Ramayulis dan Zayadi
sebagaimana dikutip Heri Gunawan adalah orang-oarang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh
potensi mereka, baik efektif, kognitif, maupun psikomotorik. Selain
1 ?
Jamal Ma’ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan Dan Kepemimpinan Pendidikan
Professional, (Diva Press, Jokjakarta, 2009), H.58
2 ?
Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 14 Tahun 5005 Tentang Guru Dan Dosen
Pasal 1 Ayat 1.
3 ?
Kompri, ,motivasi pembelajaran perspektif guru dan siswa, (pt. remaja rosdakarya,
bandung, 2016), h. 30
2
mengupayakan potensi peserta didik, pendidik juga bertanggung jawab
untuk member pertolongan pada peserta didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan sebagai pribadi yang
memenuhi tugasnya sebagai ‘abdullah dan khalifatullah .4
Tanpa guru, pendidikan akan berjalan timpang, karena guru merupakan
juru kunci (key person) dalam proses pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh peranan guru dalam proses pelaksanaan
pendidikan. Oleh sebab itu, gugru harus selalu berkembang dan
dikembangkan, agar peroleh subjek didik terhadap pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai dapat maksimal. Tujuan akhir dalam
pendidikan adalah terbebtuknya kepribadian subjek secara utuh lahir dan
batin, fisik dan mental, jasmani dan rohani. Tujuan ini hanya bisa tercapai
jika subjek didik di tempa kepribadiannya melalui pendidikan yang
terprogram, terencana, tersusun, sistematis dan dinamis oleh lembaga
pendidikan. Tentu lembaga pendidikan membutuhkan guru yang
berkompetensi agar bisa menyusun perencanaaan yang demikian sehingga
bisa bermuara pada kualitas pribadi subjek didik yang sesuai dengan cita-
citaa pendidikan.5
B. Peran Guru dalam Pembelajaran
a. Guru Sebagai Pendidik
Guru merupakan pendidik, tokoh, panutan serta identifikasi bagi
para murid yang didiknya serta lingkungannya. Oleh sebab itu,
tentunya menjadi seseorang guru harus memiliki standar serta kualitas
tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai seorang guru, wajib memiliki
rasa tanggung jawab, mandiri, wibawa, serta kedisiplinan yang dapat
dijadikan contoh bagi peserta didik..
b. Guru Sebagai Pengajar
4 ?
Heri Gunawan, Pendidikan Islam: Kajian Teoritis Dan Pemikiran Tokoh, ( PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2014), H. 163
5 ?
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa, ( PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung), H. 31
3
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam faktor
di dalamnya, mulai dari kematangan , motivasi, hubungan antara
murid dan guru, tingkat kebebasan, kemampuan verbal, ketrampilan
guru di dalam berkomunikasi, serta rasa aman. Jika faktor faktor
tersebut dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Guru harus dapat membuat sesuatu hal
menjadi jelas bagi murid, bahkan terampil untuk memecahkan
beragam masalah.
c. Guru Sebagai Pembimbing
4
kepercayaan yang lebih dalam maka sudah seharunya guru mendalami
mengenai psikologi kepribadian.
f. Guru Sebagai Innovator
Guru menerjemahkan pengalaman yang didapatkannya di masa
lalu ke dalam kehidupan yang lebih bermakna untuk murid-murid
didikannya. Karena usia Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 43 Dea Kiki
Yestiani & Nabila Zahwa guru dan murid yang mungkin terlampau jauh,
maka tentu saja guru lebih memiliki banyak pengalaman dibandingkan
murid. Tugas guru adalah untuk menerjemahkan pengalaman serta
kebijakan yang berharga ke dalam bahasa yang lebih modern yang
mana dapat diterima oleh murid-murid.
g. Guru Sebagai Model Dan Teladan
Keberadaan guru dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
salah satu figure yang akan menjadi teladan untuk semua peserta didik
dan akan menjadi teladan bagi semua elemen masyarakat yang
berinteraksi dengannya. Oleh kerena itu apapun yang ada pada diri
guru akan tercermin kerendahan diri tindakan dan kepribadiannya..
guru yang menjadi model dan teladan adalah merupakan salah satu
sifat yangharus menjadi prinsip dalam kegiatan belajar mengajar,
ketika seorang guru sudah tidak memperhatikan perannya sebagai
teladan bagi peserta didiknya maka hal ini akan mengurangi
keseriusan dan keefektipan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak perlu menjadi beban dan tanggung jawab yang berat
bagi guru didalam memahami peran dan fungsinya, dengan
kerendahan, keterampilan dan keteladanannya akan membuat kegiatan
belajar mengajar semakin kondusif dan meningkatnya hasil belajar
peserta didik.6
h. Guru Sebagai Motivator
6 ?
5
Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di
dalam nya memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang
penting untuk
i. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan
menanyakannya serta bagai mana hubungan keberadaannyaa itu.
Tidak mungkin manusia hanya muncul dalam lingkungannya, dan
berhubungan dengan lingkungan, tampa mengetahui asal usulnya.
Semua itu diperoleh dari cerita.
Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita
tentang kehidupan karena iya tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat
bermanfaat bagi manusia. Cerita adaalaah cermin yang bagus dan
merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati
bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang
dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang Nampak
diperlukan oleh manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan
mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan
kehidupan di masa mendatang.
j. Guru Sebagai Emansivator
Peran guru dalam pembelajaran adalah dengan kecerdikannya,
guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap
insane dan menyadari bahwa kebanyakan insane merupakan “budak”
stagnasi kebudayaan.
Guru mengetahui bahwa pengelaman pengakuan dan dorongan
sering kali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak
menyenangkan
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku
tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali
melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. 7Seseorang
dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh
motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan
pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga
terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut
dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
2) Akhlakbertujuanmembentukpribadimuslim yang luhur dan mulia.
Seseorangmuslim yang berakhlakmuliasenantiasa bertingkahlakuterpuji,
baikketikaberhubungandengan Allah SWT, dengansesamamanusia,
makhluklainnyasertadenganalam lingkungan.
3) Ruang lingkup akhlak yaitu, akhlak pribadi, akhlak keluarga,akhlak
masyarakat, akhlak bernegara, akhlak beragama, Sumber dan Ciri-Ciri
Akhlak Islami.
4) perbedaan
Terdapat pada tolak ukurnya masing-masing, dimana ilmu akhlak
dimana dalam menilai perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran
alquran dan sunnah.
Akhlak membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia yang
belum diketahui kebaikan dan keburukannya
Persamaan
7
Pembahasaanya saling menguatkan dalam arti terdapat hubungan
simbiotik di antara akhlak, etika, moral, norma itu sendiri.
5) Hubungan akhlak dengan ilmu- ilmu lain
a. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmu Tauhid
b. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmuTasawuf
c. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmuFilsafat
d. HubunganantaraIlmuAkhlakdenganIlmu Hukum Islam
e. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa/psikologi
f. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
g. Hubungan Antara Akhlak dengan Ilmu Sains Modern
h. Hubungan Antara IlmuAkhlakdenganIlmuEkonomi
i. Hubungan Antara IlmuAkhlakdenganIlmuSosiologi
j. Hubungan Antara IlmuAkhlakdengan Iman
B. SARAN
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
bagi pembaca semuanya, serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah
ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan
sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun
sesempurna Nabi Muhammad SAW.,setidaknya kita termasuk kedalam
golongan kaumnya Aamiin ya Rabbal Alamin.
8
DAFTAR PUSTAKA
6Ibid., hlm. 6.
A. Mustofa, Op. Cit., hal. 26-27.
A. Mustofa, Op. Cit., hal. 26.
Abdullah, Yatimin. 2007. StudiAkhlakdalamPerspektif Al Qur’an
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 17-
32 H.A. Mustofa, AkhlakTasawuf, (Pustaka Setia : Bandung,1999)
Abuddin Nata, AkhlakTasawuf, (PT Raja Grafindo : Jakarta, 2006).
Abuddin Nata, Op. Cit., hal.15.
Ahmad Amin, Kitab Al-Akhlak, (Kairo: DarulKutubAlMishriyah, tt),
hlm. 15
9
http://abiturohmansyah.blogspot.com (diakses pada tanggal, 16 November 2020,
pukul 11:27)
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak#cite_note-3 (diakases tanggal 16
November 2020, pukul 12 : 01)
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak#cite_note-ahmad-0 (diakases tanggal
16 November 2020, pukul 11:45)
Ibid.,hlm. 388.
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, (Kairo: Maktabah al-Iman,
1996), vol. 1, hlm.
Ibrahim Anis, Al Mu‟jam Al Wasith, (Mesir: DarulMa‟arif, 1972), hlm.
202
Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Juz III (Mesir : Isa Bab al-Halaby,
tt.) h. 53.
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar
al-Hadist, 1998), vol. 1, hlm. 183-184
10
Examedia Arkanleema, 2009), hlm. 6
Had__, 1973), hlm. 386.
Laksana, 2011), hlm. 9.
Press, 2007), hlm. 40-41.
Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, (Bandung :Mizan, 2000), hlm. 261-
270.
11