Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman yang lebih
baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan
informasi yang bermanfaat bagi orang lain dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan kita
semua.
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................16
B. Saran ......................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
3
semua diperlukan kerjasama oleh aspek sekolah, orang tua dan
masyarakat yang memiliki peranan masing-masing.
B.RUMUSAN MASALAH
4
2. Agar mengetahui keterampilan dasar mengajar guru
3. Agar mengetahui kompetensi guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan guru dalam proses pembelajaran
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membibing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru menjadi salah satu
kompenen penting dalam dunia pendidikan.
Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan
berperan untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru mempunyai tanggung
jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi didalam kelas dan
membantu proses perkembangan peserta didik. Menurut kajian islam,
Imam al-Ghazali guru adalah orang yang berusaha membimbing,
meningkatkan, menyempurnakan segala potensi yang ada pada peserta
didik serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan
berhubungan dengan Allah SWT.
Pembelajaran menurut sudjana dapat diartikan sebagai setiap
upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik
“warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan
membelajarkan.
Secara umum pengertian pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik/siswa dengan pendidik/guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling
bertukar informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
5
Jadi pembelajaran adalah upaya dalam melaksanakan proses
interaksi edukatif antara peserta didik dan guru yang saling bertukar
informasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan disana tejadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.
Ciri ciri pembelajaran :
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan
secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi
siswa dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang
menarik dan menantang bagi siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang
tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang
aman dan menyenangkan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima
pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap
berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat
penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi,
peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa
memudahkan manusia mencari, mendapatkan informasi, dan
pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang guru. Ada
beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Guru sebagai Demonstrator
Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuannya. Dengan terus belajar, diharapkan akan tercipta siswa
yang unggul.
6
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, yang dimaksud dengan peran
guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada
siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan
memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru
sebagai demonstrator, yaitu :
a. Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji.
Dalam setiap kehidupan, guru merupakan sosok yang ideal bagi
setiap siswa. Biasanya apa yang dilakukan guru akan menjadi
acuan bagi siswa. Dengan demikian, berarti dalam konteks ini guru
berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa.
b. Sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana
caranya agar setiap materi pelajaran bias lebih dipahami dan
dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebagai demonstrator
erat kaitannya dengan perencanaan strategi pembelajaran yang
lebih efektir.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar
agar mencapai hasil belajar yang baik. Sebagai pengelola, guru berperan
dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga
kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar siswa.
3. Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar. Sebagai mediator, guru menjadi perantara hubungan
antar manusia. Dalam konteks kepentingan ini, guru harus terampil
mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan
berkomunikasi.
4. Guru sebagai Evaluator
7
Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang
telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang
sudah diajarkan sudah cukup tepat. Dengan melakukan penilaian guru
akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran serta keefektifan metode mengajar. Dalam
peran ini, guru menyimpulkan data atau informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam
memerankan perannya sebagai evaluator, yaitu :
a. Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam
menyerap materi kurikulum.
b. Untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah dirancang dan diprogramkan.
5. Guru sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran. motivasi merupakan salah satu aspek
dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan disebabkan kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak
adanya motivasi untuk belajar. Dengan demikian, siswa yang berprestasi
rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula,
tetapi mungkin disebabkan tidak ada dorongan motivasi dalam dirinya.
Oleh sebab itu, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar
siswa, karena pada hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas yang
berhubungan dengan keadaan mental seseorang. Dengan demikian
apabila peserta didik belum siap (secara mental) menerima pelajaran
yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan tanpa
makna.
Ada beberapa cara untuk memotivasi siswa dalam belajar, antara
lain :
a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
b. Membangkitkan minat siswa
8
c. Sesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan
siswa
d. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
e. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
9
pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau
pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
4. Keterampilan memberikan Penguatan (reinforcement), adalah
segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal,
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya
sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri kegiatan pelajaran. Usaha menutup
pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat keberhasilan
guru dalam proses pembelajaran.
C. Kompetensi guru
Kemampuan guru dalam menyelenggarakan proses belajar
mengajar merupakan salah satu persyaratan utama seorang guru dalam
mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan.
Guru akan dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik dan dapat
bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif jika telah memenuhi
kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Seperti yang
tertera dalam UDD tentang Standar Pendidikan Nasional tahun 2007
pasal 8 ayat 3, bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni Paedos yang artinya
anak laki-laki, dan Agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi
pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno
yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke
sekolah. Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna
10
sebagai ilmu dan seni mengajar anak. Berdasarkan pengertian seperti
tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu
tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi
edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi
pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan
ilmu dan seni mengajar siswa. Rumusan kompetensi pedagogik di dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Tentang
Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi;
a. pemahaman terhadap peserta didik
b. perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
c. evaluasi hasil belajar
d. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Yang dimaksudkan dengan kompetensi pedagogik ialah
kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan, pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,perancangan
pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses,
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Pribadi
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri
pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru
dengan guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah satu masalah
yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara
berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah
keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam
makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu
gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar.
Perbuatan baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai
11
kepribadian baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang
melakukan sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut pandangan
masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak mempunyai kepribadian baik
atau tidak berakhlak mulia. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra
seorang guru ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi seorang guru,
masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap
keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Guru sering
dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Karena itu,
pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus
digugu dan ditiru). Sebagai seorang model, guru harus mempunyai
kompetensi yang berhubungan dengan perkembangan kepribadian.
Menurut Wina Sanjaya kompetensi Pribadi seorang guru meliputi :
a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran
agama sesuai dengan keyakinan yang dianutnya
b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar ummat
beragama;
c. Kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan norma, aturan, dan
system nilai yang berlaku dimasyarakat;
d. Mengembangkan sifat terpuji sebagai seorang guru, missal sopan
santun
e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.
3. Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi di sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan
profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.
Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang
harus dimiliki seseorang guru. Dengan kata lain pengertian guru
profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan
12
terlatih serta punya pengalaman bidang keguruan. Seorang guru
profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antara lain;
memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi
kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan
produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya
dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus
(continous improvement) melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan
semacamnya.
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruuan. Kompetensi
ini merupakan hal yang sangat penting, sebab langsung berhubungan
dengan kinerja yang ditampilkan. Sementara itu guru profesional
mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah;
a. bersikap adil
b. percaya dan suka kepada siswanya
c. sabar dan rela berkorban
d. memiliki wibawa di hadapan peserta didik
e. penggembira
f. bersikap baik terhadap guru-guru lainnya
g. bersikap baik terhadap masyaraka
h. benar-benar menguasai mata pelajarannya
i. suka dengan mata pelajaran yang diberikannya
j. berpengetahuan luas.
4. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar. Menurut Achmad Sanusi (1991) yang dikutip oleh
Sunardi Nur dan Sri Wahyuningsih mengungkapkan “kompetensi sosial
13
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja
dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru”.
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara
guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik
tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan
guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan
mendidik adalah tugas kemanusiaan manusia. Ada beberapa kompetensi
Sosial, antara lain :
a. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua
peserta didik.
b. Bersikap simpatik.
c. Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah.
d. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
e. Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, kempetensi kemasyarakatan meliputi :
a. Kemampuan untuk berintraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional
b. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan
c. Kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual
maupun secara kelompok.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja di lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam
masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang
diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan
terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah
tempat guru tinggal. Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru
antara lain; terampil berkomunikasi, bersikap simpatik, dapat bekerja
14
sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan
kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya
(lingkungan).
Keempat kompetensi guru tersebut mutlak diperlukan dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang tenaga pendidik,
pengajar, dan pembimbing. Sebab apabila guru memiliki kompetensi,
maka ia akan mampu menjadikan siswa-siswa cerdas, mandiri, dan
berkualitas baik bagi pembangunan bangsa maupun pembangunan
individu-individu siswa tersebut.
Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama
yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya
peran guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal.
Oleh karena itu dalam manajemen pendididikan perananan guru dalam
upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan guru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan agar
pembelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan yang berlaku.
Peranan guru dalam proses pembelajaran antara lain guru sebagai
demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai fasilitator, guru
sebagai evaluator dan guru sebagai motivator.
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti
sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik untuk
membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. di dalam
pembelajaran pendidik berperan penting dalam menfasilitasi
perkembangan peserta didik, dikarenakan pendidiklah yang
bersinggungan langsung dengan objek pembelajaran (peserta didik).
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik.
Dalam melaksanakan peranya guru harus memiliki keterampilan
dalam proses pembelajaran diantaranya Keterampilan membuka
pelajaran, Keterampilan menjelaskan, Keterampilan bertanya dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna, Keterampilan
memberikan Penguatan (reinforcement) segala bentuk respons dan
Keterampilan menutup pelajaran untuk mengakhiri kegiatan pelajaran.
Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari.
Untuk terlaksananya peranannya guru harus menguasai 4
kompetensi diantaranya, kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial masyarakat. Agar dalam
16
melaksanakan tugas profesinya dengan baik dan dapat bertindak sebagai
tenaga pengajar yang efektif jika telah memenuhi kompetensi yang
seharusnya dimiliki oleh seorang guru
B. Saran
1. Bagi guru
Dari makalah yang saya buat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umumnya saya pribadi. Yang baik datangnya
dari Allah, dan yang buruk datangnya dari saya sendiri. Dan saya sadar
bahwa makalah saya ini jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan dari berbagai sisi, jadi saya harapkan saran yang bersifat
membangun, untuk perbaikan makalah-makalah saya ini.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat membantu peran guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran untuk mencerdaskan peserta didik.
3. Bagi pembaca
Dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk
penulisan karya selajutnya.
17
18