Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 4

▪ Siska Rofiqoh Faradilla (17020114002)


▪ Septia Dwi Adi Pratama (17020114006)
▪ Dinda Ayu Maulidiya (17020114021)
▪ Achmad Jarril Fitrah (17020114022)
Guru sebagai Profesi
Makna Guru

Kompetensi
Guru Guru Tanggung
Jawab Guru

sebagai
Profesi
Peran Guru Tugas Guru
Tanggung Jawab Guru

Guru adalah orang yang bertanggungjawab mencerdaskan


kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang
diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang guru
pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat.
Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha
membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang
menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Siang dan
malam selalu memikirkan bagaimana caranya agar anak didiknya
dapat di cegah dari perbuatan yang kurang baik, asusila, dan amoral.
Guru seperti itulah yang di harapkan untuk mengabdikan diri di
lembaga pendidikan, bukan guru yang hanya menuangkan ilmu
pengetahuan ke dalam otak, sementara jiwa dan wataknya tidak
dibina.
Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma
itu kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang baik dan mana
yang tidak baik. Pendidikan tidak semata-mata dengan lisan, tapi
dengan sikap, perilaku, dan perbuatan. Sebenarnya anak didik lebih
banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam kesehariannya atau di
sekolah, dari pada perkataan dari guru itu sendiri. Tapi meskipun
demikian, kedua aspek tersebut tetap menjadi penilaian anak didik
(lisan maupun perbuatan).
Tugas Guru
Jabatan guru mempunyai banyak tugas, baik yang terkait dengan dinas, maupun di luar
dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tapi juga sebagai
suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
1. Tugas guru sebagai profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas
diri sesuai perkembangan iptek.
2. Mendidik, mengajar, dan melatih merupakan tugas guru sebagai profesi.
3. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
kepada anak didik.
4. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek kepada anak
didik.
5. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerpakannya
dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
6. Tugas kemanusiaan yaitu harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik.
Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua. Bila dipahami maka tugas guru
tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga penghubung antara sekolah dengan masyarakat.
Menurut Roestiyah N.K., guru dalam mendidik anak, bertugas untuk :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik, berupa kepandaian, kecakapan, dan


pengalaman-pengalaman.

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita, Pancasila.

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai UU Pendidikan keputusan MPR.

4. Sebagai perantara dalam belajar.

5. Sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha
kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.

6. Sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

7. Sebagai penegak disiplin, sebagai contoh dalam segala hal.

8. Sebagai administrator dan manajer.

9. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi.

10. Sebagai perencana kurikulum.

11. Sebagai pemimpin (guidance worker).

12. Sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.


Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat
dalam kehidupan, yakni di depan memberi suri tauladan, di tengah membangun,
dan di belakang memberi dorongan/motivasi. “ Ing ngarsa sung tuladha, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Kedudukan guru yang demikian itu
senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapan pun diperlukan. Kedudukan
seperti itu bukan merupakan penghargaan kecil terhadap guru. Dengan meneliti
poin-poin berikut dapat diketahui bahwa tugas guru tidak ringan. Profesi guru
harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugasnya dengan
baik, dan jelas.
Peran Guru
Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh
Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein
(1997). Adapun peran-peran tersebut adalah :
1. Guru sebagai pendidik 9. Guru sebagai
peneliti
2. Guru sebagai pengajar 10. Guru sebagai
pendorong
3. Guru sebagai pembimbing kreativitas
4. Guru sebagai pelatih
11. Guru sebagai
pembangkit
5. Guru sebagai penasehat pandangan
6. Guru sebagai pembaharu (inovator) 12. Guru sebagai
pekerja rutin
7. Guru sebagai model dan teladan 13. Guru sebagai
Pedagogis

Kepribadian
Kompetensi Sosial
Guru

Akademis
Kompetensi Pedagogis Guru
Kompetensi pedagogis meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi
dijabarka nmenjadi indikator esensial sebagai berikut :
1. Memahami peserta didik secara mendalam, memiliki indikator esensial : memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran memiliki indikator esensial : memahami landasan kependidikan; menerapkan
teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan staretegi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran, memiliki indikator
esensial : menata latar (setting) pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran, memiliki indikator esensial : merancang
dan melaksanakan evaluasi (assement) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan berbagai
metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
(mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki
indikator esensial : memfasilitasi peserta didik untuk
pengembangan berbagai potensi akademik dan
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
berbagai potensi nonakademik.
Kompetensi Sosial Guru
Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir (d), dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi
sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk :
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan tehnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Kompetensi Akademis Guru
Kompetensi adalah keterampilan yang diperlukan seseorang yang
ditunjukkan oleh kemampuannya untuk konsisten memberikan tingkat kinerja
yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik.
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kompetensi guru akademik, setiap guru harus memiliki kompetensi
karena, dengan kompetensi guru dapat menjalankan tugas dengan baik untuk
mencerdaskan peserta didik. Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 42 ayat (1) “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”
Kompetensi Profesional Guru:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif.
Pertanyaan
Sesi 1
1. Bagaimana cara guru mengembangkan
kreativitasnya di dalam kelas? (Melvin
W./17020114010)
Adinnia Y. (17020114013) menambahkan
jawaban
2. Faktor apa yang menyebabkan guru tidak bisa
dijadikan teladan? (Waryan A. S./17020114019)
3. Bagaimana cara mengatasi guru yang sensitif ketika
mengajar? Terutama saat meninggalkan kewajiban
mengajar (Anggrika F. P./17020114009)
Virnanda S. S. (17020114027) menambahkan
jawaban
Sesi 2
1. Bagaimana pendapat anda tentang guru yang
cacat? (Lita M. U./17020114003)
Dias L. Y. (17020114029) menambahkan jawaban
2. Bagaimana jika guru bertindak keras kepada siswa
yang susah diatur? (Iffat I. U./17020114015)
Waryan D. A. (17020114019), Larasati M. F.
(17020114024), Elma W. S. (17020114020),
Mega D. A. (17020114023) menambahkan
jawaban
3. Bagaimana kita sebagai guru menghadapi siswa
yang mempunyai keterbelakangan mental? (Sri
W./17020114017)
Khuzaimatul I. (17020114028) & Tris T. D.
(17020114007) menambahkan jawaban

Anda mungkin juga menyukai