Anda di halaman 1dari 3

Potret Buram Pendidikan di Pelosok Bogor

Oleh Achmad Sudarno pada Jumat, 30 September 2016, 19:50 WIB dan diunduh pada Jumat, 7
Oktober 2016, 20.50 WIB

Liputan6.com, Bogor - Potret buram pendidikan nasional masih menyisakan cerita pilu. Anak-
anak sekolah di pelosok pedesaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harus menghadapi kenyataan
pahit. Sudah bertahun-tahun mereka belajar di teras rumah milik warga.

Itulah yang dialami anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor. Anak-anak kelas SDN Cipinang 3 ini harus belajar tanpa sarana dan
prasarana memadai.

Berbekal semangat dan mimpi untuk meraih masa depan yang lebih cerah, anak-anak sekolah di
desa terpencil ini tetap semangat menimba ilmu.

"Kami mau bersekolah, kami semua mau pandai. Di sinilah kami sekolah, belajar menulis dan
membaca dari bapak ibu guru kami yang baik," tutur Wildan, siswa kelas jauh SD Negeri
Cipinang 3, saat berbincang beberapa waktu lalu.

Anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, ini terpaksa harus belajar dengan fasilitas dan infrastruktur seadanya
(Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Wildan dan teman-temannya merupakan potret buram dari ribuan anak-anak di negeri ini yang
harus belajar dengan fasilitas seadanya. Meskipun harus belajar tanpa sarana dan prasarana
memadai, namun tak membuat semangat mereka surut memperjuangkan masa depan. Bagi
mereka, sekolah menjadi hari-hari yang sangat menyenangkan.

Sekolah tersebut didirikan atas inisiatif warga Kampung Kebon Cau, pada 2008 silam. Sebab,
lokasi sekolah induk SDN Cipinang 3 sangat jauh.

Untuk menjangkau ke sekolah induk yang berlokasi di Kampung Joglo, siswa dari Kampung
Kebon Cau harus berjalan menempuh jarak sekitar 4 kilometer menyusuri jalan berbatu dan
berlumpur.

"Saya kasihan. Saya rela sediakan teras rumah supaya mereka tetap bersekolah," ujar Mista,
Ketua RT setempat, juga pemilik rumah yang dijadikan tempat sekolah.

Warga setempat sudah sering mengajukan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor agar dibangun
gedung sekolah kelas jauh. Akan tetapi, hingga saat ini belum juga direalisasikan.

"Harapan kami ada gedung sekolah supaya anak-anak bisa belajar dengan konsentrasi. Apalagi
musim hujan seperti sekarang, mereka kena cipratan air," harapnya.

Meskipun kondisi sekolah memperihatinkan, namun tiap tahun jumlah siswa yang menimba
ilmu di sekolah kelas jauh terus meningkat.

"Mungkin karena lokasi sekolah yang paling dekat cuma sekolah ini," ucapnya.

Siswa yang menimba ilmu di kelas jauh tersebut saat ini berjumlah sekitar 125 orang terdiri dari
kelas 1 hingga kelas 5, dengan diajar oleh tiga orang guru honorer. Mereka berasal dari warga
Kampung Kebon Cau dan Cibodas.

Anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, ini terpaksa harus belajar dengan fasilitas dan infrastruktur seadanya
(Liputan6.com/Achmad Sudarno)

"Untuk kelas 6 belajar di sekolah induk," kata Siti Kholipah, salah satu guru kelas jauh.

Minimnya fasilitas tak membuat anak-anak di wilayah ini putus asa. Bahkan, semangat anak-
anak mendorong para guru di sekolah kelas jauh itu untuk terus mengabdi.

"Anak-anak tak pernah mengeluh. Mereka tetap bersemangat belajar meski harus berimpitan di
teras. Ini yang membuat saya sangat tertegun," ujar dia.

Hidup Terisolir

Kampung Kebon Cau, sebuah kawasan pemukiman warga di Desa Cipinang, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor. Dusun ini dihuni oleh sekitar 67 KK dari Komunitas Adat Terpencil
yang hidupnya dalam lingkaran kemiskinan.
Rata-rata warga kampung ini hidup sebagai penggali batu. Belum terbangunnya akses jalan
lintas desa membuat warga hidup terisolir. Satu-satunya akses menuju Kampung Kebon Cau dan
Kampung Cibodas dengan menyusuri jalan yang hanya bisa dilalui roda dua. Itu pun kondisi
jalan berbatu dan licin.

Sumber : m.liputan6.com/news/read/2615025/potret-buram-pendidikan-di-pelosok-bogor

Anda mungkin juga menyukai