Anda di halaman 1dari 3

Kelompok PPKn 2

1) Tjipto Mangoenkoesoemo
 Biografi
- Asal : Pecangaan, Jepara, Karesidenan Semarang, Hindia Belanda
- Lahir : 4 Maret 1886
- Meninggal : 8 Maret 1943 (umur 57) & dimakamkan di TMP
Ambarawa Jakarta (Masa Kependudukan Jepang)
- Dikenal sebagai : 3 serangkai
- Tokoh dalam : Indische Partij
- Kebangsaan : Jawa, Indonesia
- Pekerjaan : Politikus, Aktivis, Penulis, dan Priyayi
 Bentuk perjuangan
- Selain mendalami ilmu kedokteran, dr. Cipto Mangunkusumo juga kritis
dalam memperjuangkan bangsa Indonesia agar bebas dari kungkungan
penjajah. Beliau melakukan perlawanan melawan penjajah dengan
membuat tulisan yang diterbitkan di koran. Tidak hanya itu, dr. Cipto
Mangunkusumo bergabung dengan sebuah organisasi pemuda Budi
Utomo, pada 1908. Organisasi Budi Utomo merupakan salah satu titik
awal perjuangan melawan penjajah. Di organisasi Budi Utomo, dr. Cipto
Mangunkusumo bertemu sosok-sosok pemuda yang ingin memperbaiki
nasib bangsa melalui pendidikan. Namun, pada suatu dr. Cipto
Mangunkusumo memiliki perbedaan pendapat dan tujuan anggota Budi
Utomo. Sehingga beliau memilih untuk mundur dari organisasi itu. Saat
itu, dr. Cipto Mangunkusumo bersama sahabatnya Ernest Douwes Dekker
memiliki pemikiran yang sama. Kemudian, Ernest Douwes Dekker, dr.
Cipto Mangunkusumo, dan sahabatnya Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara) membentuk partai Indische Partij yang memperjuangkan
kesetaraan ras dan melawan kolonialisme.

2) H.O.S. Tjokroaminoto
 Biografi
- Asal : Ponorogo, Karesidenan Madiun, Hindia Belanda
- Lahir : 16 Agustus 1882
- Meninggal : 17 Desember 1934 (umur 51) di Yogyakarta, Hindia
Belanda
- Dikenal sebagai : Salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia,
yaitu Sarekat Islam (SI)
- Kebangsaan : Indonesia
- Pekerjaan : Pendiri sekaligus ketua pertama organisasi Sarekat Islam,
guru Soekarno, Semaoen, Sekarmadji, Maridjan Kartosoewirjo, Alimin,
Musso, dan Tan Malaka
 Bentuk Perjuangan
- Perjuangan yang Tjokroaminoto kerahkan untuk Indonesia adalah:
1. Mengecam pengambilan tanah untuk dijadikan perkebunan milik
orang-orang Eropa.
2. Mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah
rakyat di Gunung Seminung, Sumatera Selatan.
3. Menuntut supaya kedudukan dokter-dokter pribumi disamakan dengan
dokter-dokter Belanda.

Selain melawan pemerintah Hindia Belanda, Tjokroaminoto juga menjadi


salah satu pelopor gerakan serikat buruh di Indonesia. Ia juga turut
mencetus ide politik yang kemudian melahirkan berbagai ideologi bangsa
Indonesia saat itu.

3) Ki Hadjar Dewantara
 Biografi
- Asal : Pakualaman, Hindia Belanda
- Lahir : 2 Mei 1889
- Meninggal : 29 April 1959 (umur 59) di Taman Wijaya Brata,
Yogyakarta
- Dikenal sebagai : Bapak Pendidikan Nasional, Pahlawan Revolusi
Kemerdekaan, Menteri Pengajaran Indonesia, Aktivis Pergerakan
Kemerdekaan Indonesia, Pendiri Taman Siswa, Pelopor Pendidikan
bagi Kaum Bumiputra.
- Tokoh dalam : Insulinde, Boedi Oetomo
- Kebangsaan : Indonesia
- Pekerjaan : Aktivis, Politisi, Kolumnis, Wartawan
 Bentuk Perjungan
- Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam
organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun
1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu
itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan
bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.

Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu


organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan
pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes
Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi
diajaknya pula.

4) Soeradji Tirtonegoro
 Biografi
- Asal : Desa Uteran, Kabupaten Ponorogo
- Lahir : Tahun 1887
- Meninggal : 13 Desember1959 & dimakamkan diMlati, Yogyakarta
- Dikenal sebagai : Salah satu pelajar STOVIA yang pandai dalam
berbahasa Jawa
- Tokoh dalam : Boedi Oetomo
- Kebangsaan : Indonesia
- Pekerjaan : Perantara antara para pelajar di perkumpulan Boedi
Oetomo dengan masyarakat Bumi Putera, Dokter, Kepala Dinas
Kesehatan
 Bentuk Perjuangan
- Selain aktif sebagai dokter, Soeradji juga ikut dalam perjuangan
kemerdekaan serta peduli terhadap kemanusiaan. Pada masa clash II
Soeradji bersama teman- temannya bergerilya. Saat megalami tekanan
tentara NICA, oleh seorang perwira Belanda Soeradji diminta pindah ke
kota Klaten dengan iming-iming gaji yang tinggi, perumahan yang layak
dengan kedudukan sebagai dokter. Dengan amat kecewa tentara Belanda
melakukan penembakan membabi buta, dan salah satu korbannya adalah
seekor kuda kesayangannya mati tertembak, padahal kuda tersebut
merupakan kendaraan sehari-hari Soeradji ke pelosok- pelosok untuk
memberikan pengobatan kepada masyarakat.
Soeradji memang gemar bekerja, membantu rakyat kecil, dan
menghindari publikasi, sehinga jarang keluarga menemukan foto atau
tulisan beliau. Pada hari Minggu, 13 Desember 1959, Dr. RT Soeradji
Tirtonegoro, meninggal dunia. Jiwa nasionalis dan rasa kemanusiaan yang
tinggi dalam diri Soeradji tidak perlu diragukan, meski sesungguhnya ia
dididik guna menjadi ambtenaar. Atas jasa jasa beliau, pada 20 Desember
1997, bersaamaan dengan hari ulang ahun ke-70 RSUP Tegalyoso, Klaten,
Soeradji diberi penghargaan.
Penghargaan itu berupa pemberian nama RSUP Tegalyoso menjadi "RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro"

Anda mungkin juga menyukai